DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
1. TEMA : Konflik dan Pengelolaan Keragaman di Indonesia
NAMA : Anissatul Mukhoiriyah
NIM : 135120100111065
KELAS : A-1
ANGKATAN : 2013
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Indonesia merupakan negara multikultural. Yang dimaksud dengan negara
multikultural adalah negara yang memiliki banyak sekali keanekaragaman, baik dari
segi suku, ras, agama, adat-istiadat, bahasa, dll. Keanekaragaman tersebut memiliki sisi
positif bagi bangsa indonesia seperti saling melengkapi satu sama lain, dan menciptakan
keindahan dari keanekaragaman tersebut. Namun keanekaragaman tersebut juga bisa
juga memiliki sisi negatif jika tidak diimbangi dengan masyarakat yang bermoral dan
beretika dalam pergaulan sehari-hari, seperti menimbukan konflik dan perpecahan.
Karena masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang memiliki keunikan dan
ciri khas tersendiri dalam kelompoknya, dan keunikan dan ciri khas tersebut
menimbulkan ketidaksepahaman dengan kelompok lain sehingga menyebabkan
ketimpangan sosial, yang lazim disebut dengan konflik multikultural.
Sebelum mengkaji lebih dalam tentang konflik multikultural yang terjadi di
Indonesia, sebenarnya apa sih yang dinamakan dengan konflik itu sendiri ?. Konflik
adalah suatu keadaan dimana terjadi pertentangan dan ketimpangan sosial dalam
masyarakat karena ada ketidaksepahaman dalam suatu masalah yang biasanya
menimbulkan perpecahan dan akhirnya berakibat pada kekerasan. Memang tidak selalu
konflik menimbulkan kekerasan, tetapi masyarakat yang kurang memahami etika dan
moral biasanya bersikap anarkis dan membuat kerusuhan dan kerusakan dimana-mana.
Mungkin kerusuhan tersebut dibuat untuk menunjukkan kelompok mana yang lebih kuat
dan untuk menakut-nakuti lawannya.
Adanya banyak hal yang bisa menyebabkan konflik, diantaranya adalah
perbedaan latar belakang kebudayaan dan kepentingan. Sebagai umat manusia yang
2. selalu membutuhkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya tentunya setiap individu
memiliki keinginan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan mereka, apa yang
mereka inginkan. Untuk mendapatkannya setiap individu harus bersaing. Persaingan
tidak hanya terjadi antara masyarakat yang berbeda kelompok, bahkan sesama anggota
kelompok pun terjadi persaingan. Jika salah satu dari mereka yang bersaing merasa tidak
puas dan merasa ada perlakuan yang tidak adil, maka mereka akan melawan dan
membawa kelompok mereka. Ini disebut dengan solidaritas kelompok. Latar belakang
kebudayaan menjadi faktor yang menentukan bagaimana mereka menjalani konflik dan
menyelesaikannya. Faktor lain yang bisa menyebabkan konflik adalah adanya perasaan
terasingkan dan sentimen pada identitas, etnik, dan agama lain. Faktor tersebut muncul
karena adanya ketidakadilan atau ketidaksamarataan dalam berbagai hal. Seperti adanya
kebijakan pemerintah atau program khusus yang dicanangkan untuk agama tertentu atau
untuk etnis atau ras tertentu.
Banyak sekali contoh kasus konflik yang terjadi di dunia, terutama di Indonesia
sendiri. Salah satunya adalah konflik Sampit. Konflik Sampit merupakan konflik yang
terjadi antara Suku Dayak di Kalimantan dengan Masyarakat Imigran dari Madura yang
terjadi pada bulan Februari tahun 2001 dan berlangsung sepanjang tahun. Konflik ini
diduga bermula dari suku Dayak Kalimantan yang merasa tidak puas dan tersaingi oleh
Masyarakat Madura yang berimigrasi ke Kalimantan. Sebenarnya konflik ini merupakan
lanjutan dari konflik sebelumnya yang pernah terjadi pada tahun 1996. Konflik ini
menimbulkan banyak korban jiwa dan banyak sekali masyarakat sekitar kejadian yang
kehilangan tempat tinggal akibat dari kerusuhan yang mengakibatkan kerusakan
dimana-mana. Kasus seperti Konflik Sampit tersebut kemungkinan masih bisa berlanjut
atau muncul di tempat lain jika pemerintah dan masyarakat tidak mengambil langkah-
langkah pencegahan.
Dari contoh kasus konflik Sampit di atas, kita dapat memahami bahwa memang
sebagian besar konflik yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh ketimpangan sosial
menyangkut ketidakadilan, kesenjangan sosial dalam etnisitas dan agama. Namun di
samping itu kita harus melihat bagaimana kondisi moral masyarakat yang berkonflik.
Jika ditelaah lebih jauh sebenarnya konflik dalam bentuk apa pun bisa diselesaikan
dengan banyak cara. Seperti mediasi, ajudifikasi, consiliasi, dll. Namun karena sifat
masyarakat yang terlalu fanatik dengan kelompok atau golongannya menjadikan mereka
membela kelompok atau golongannya dengan cara apa pun, bahnkan menempuh cara
3. kekerasan yang dampaknya tidak hanya merugikan mereka sendiri yang berkonflik, tapi
masyarakat lain yang tidak ikut campur tangan juga terkena dampaknya, seperti
kerusakan rumah dan fasilitas umum lainnya.
Lalu bagaimana cara kita menyelesaikan konflik agar tidak menimbulkan
masalah yang berkepanjangan dan berlanjut seperti Konflik Sampit ? Seperti yang telah
disebutkan ada banyak cara dalam meyelesaikan konflik. Diantaranya adalah mediasi,
ajudasi, konsiliasi, dll. Namun ada pepatah yang mengatakan, Mencegah lebih baik
daripada mengobati. Maksudnya adalah sebaiknya sebelum terjadi konflik, kita harus
melakukan pencegahan terlebih dahulu. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam
upaya untuk melakukan pencegahan terjadinya konflik. Pencegahan ini bisa dilakukan
oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah.
Kebijakan yang dapat ditempuh pemerintah adalah dengan mencanangkan
pendidikan khusus bagi generasi bangsa, yaitu pendidikan multikultural dan pendidikan
moral. Pendidikan multikultural diajarkan dengan tujuan agar generasi muda bangsa
memahami arti atau makna dari multikultural itu sendiri, dan tidak menganggapnya
sebagai persaingan untuk menunjukkan golongan mana yang lebih unggul dari lainnya,
melainkan untuk melihat sisi lain dari keanekaragaman tersebut, yakni saling
melengkapi satu sama lain sehingga tercipta keindahan dan kerukunan dalam
masyarakat. Sementara pendidikan moral diperlukan untuk memberikan bekal bagi
generasi muda agar apabila terjadi konflik tidak dilakukan dengan anarkis yang akhirnya
bukan hanya merugikan diri sendiri dan pihak lain yang berkonflik, tapi juga masyarakat
lain. Karena tindakan anarkis dapat mengakibatkan keruakan fasilitas-fasilitas umum
yang diperuntukkan untuk seluruh masyarakat.
Sementara pencegahan terjadinya konflik yang bisa dilakukan mulai dari diri kita
sendiri adalah dengan belajar untuk mengenali dan mengkaji lebih dalam mengenai
kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Kita bisa melihat betapa
kayanya Bangsa Indonesia akan keragaman budaya yang sebenarnya menyimpan
banyak sekali keindahan. Bukan melihatnya sebagai suatu kompetisi untuk
menunjukkan ras atau kelompok mana yang lebih baik, karena strata kelompok atau
golongan merupakan strata yang bersifat horizontal. Tidak ada yang lebih baik dan yang
lebih buruk, semuanya sama. Jika masyarakat bisa melihat dari segi itu, alangkah damai
dan indanya negeri ini.