Kelompok ini membahas toleransi beragama antara umat Islam dan Hindu di Malang Raya. Islam dan Hindu mengajarkan toleransi dan kerukunan antarpemeluk agama. Umat kedua agama ini hidup berdampingan dalam berbagai kegiatan sosial seperti desa, pemerintahan, keagamaan, dan pelestarian budaya.
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Harmoni relasi sosial umat muslim dan hindu
1. Nama Kelompok:
• Rosidah Kamilia
• Siti Munadhiroh
• Anissatul Mukhoiriyah
• Galih Prakoso
• M. Syahrun Nizam
• Adrian Bayu N.
2. Latar Belakang Masalah
• Salah satu problem yang dihadapi bangsa
indonesia adalah disintegrasi bangsa, dimana salah
satu faktor pemicunya adalah konflik bernuansa
agama
• Ajaran agama dijadikan sebagai alat pembenar
bagi pemeluknya untuk melakukan tindakan
permusuhan dan pembunuhan atas nama agama
3. Pandangan Islam dan Hindu
Tentang Toleransi Beragama
• Islam sebagai agama yang dianut mayoritas
bangsa Indonesia sejak awal penyebarannya telah
menunjukkan wataknya yang akomodatif terhadap
pluralitas agama.
• Agama Hindu melalui kitab Weda mengajarkan
umat Hindu untuk bisa hidup berdampingan
dengan pemeluk agama lainnya.
4. Bentuk-Bentuk Relasi Sosial Umat
Islam dan Hindu di Malang Raya
• Kegiatan Desa
• Kegiatan Kenegaraan
• Kegiatan Keagamaan
• Kegiatan Pelestarian Budaya Lokal
5. Kaitan Jurnal dengan Perspektif
Pragmatis
• “masing-masing agama memiliki tradisinya
masing-masing, namun dalam melaksanakannya
umat muslim dan hindu saling menghormati dan
menghargai. Sehingga membangun perilaku yang
harmonis diantara mereka”
• Berdasarkan kalimat di atas, kami menilai bahwa
perspektif yang sesuai dengan jurnal tersebut
adalah Perspektif Pragmatis
6. Perspektif Pragmatis
• Perspektif pragmatif adalah proses komunikasi subsistem
dari sistem yang besar sehingga perspektif ini melihat
komunikasi tidak murni dari individu ke individu.
• Pertukaran pesan yang komunikatif bukan pada
individu melainkan pada unsur-unsur yang menyeluruh
pada sistem komunikasi.
7. Asumsi Perspektif Pragmatis
• Pertukaran pesan yang komunikatif bukan pada individu
melainkan pada unsur-unsur yang menyeluruh pada system
komunikasi.
• Perilaku bukan hasil dari manusia yang berkomunikasi
(komunikator) melainkan hasil dari perilaku orang lain
(perilaku komunikator).
• Dalam memahami komunikasi secara system, kita harus
meneliti secara sekuen perilaku yang bermuara pada pola
perilaku tertentu yang istimewa, berkaitan satu sama
lain, dan merupakan karakteristik itu sendiri