Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan dan pendidikan agama Islam. Pertama, dijelaskan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kedua, pendidikan agama Islam adalah usaha membimbing peserta didik agar memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidup. Ketiga, fungsi kepemimpinan kepala madrasah terk
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang berat. Mengingat
perannya yang sangat besar, keuletannya serta kewibawaannya dalam membuat
langkah-langkah baru sebagai jawaban dari kebutuhan masyarakat. Hal ini
sebagaimana ditulis oleh Bernard Kutner, yang dikutip oleh Evendy M. Siregar
tentang kepemimpinan:
Dalam kepemimpinan tidak ada asas yang universal, yang nampak ialah
proses kepemimpinan dan pola hubungan antar pemimpinnya. Fungsi utama
kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari perwakilan (group representation).
Seorang pemimpin harus mewakili kelompoknya sendiri. Mewakili kelompoknya
mengandung arti bahwa si pemimpin mewakili fungsi administrasi secara
eksekutif. Ini meliputi koordinasi dan integrasi berbagai aktivitas, kristalisasi
kebijaksanaan kelompok dan penilaian terhadap macam peristiwa yang baru
terjadi dan membawakan fungsi kelompok. Selain itu seorang pemimpin juga
merupakan perantara dari orang dalam kelompoknya di luar kelompoknya.1
Dari kutipan tersebut dapat diambil suatu pengertian, bahwa untuk
mewujudkan program pelaksanaan pendidikan yang direncanakan, maka dalam
pelaksanaannya diperlukan seseorang yang dapat mempengaruhi, mendorong
serta menggerakkan komponen-komponen yang ada dalam lembaga pendidikan
yang dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan pada suatu lembaga
pendidikan.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis terdorong untuk mengambil judul
Makalah “Fungsi kepemimpinan kepala madrasah dalam pengelolaan
pembmelajran PAI.
1 Bernard Kurtner (yang dikutip oleh Evendy M. Siregar). Bagaimana Menjadi Pemimpin
Yang Berhasil, PD. Mari Belajar, Jakarta 1989, Hal 152.
2. 2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Tentang Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai konsep
dasar atau pengertian kepemimpinan, dan semua itu tergantung dari sudut
mana mereka memandangnya. Menurut Marno, M.Ag. & Triyo Supriyanto,
S.Pd., M.Ag, tentang arti kepemimpinan (leadership), yaitu dapat juga berarti
to influence (mempengaruhi). Jadi leadership adalah suatu proses
mempengaruhi orang lain atau kelompok bawahan guna mencapai tujuan
secara efektif dan efisien2.
Veithzal Rivai mendefinisikan kepemimpinan secara luas meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi
mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan
aktifitas-aktifitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerjasama
dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerjasama dari orang lain diluar
kelompok atau organisasi3.
Disebutkan juga menurut E Mulyasa bahwa kepemimpinan dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang lain yang
diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan Sutisna dalam
Mulyasa merumuskan "kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi
kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan
dalam situasi tertentu". Sementara Soepardi dalam Mulyasa juga
mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengerahkan, menasehati,
2Marno, M.Ag. & Triyo Supriyanto, S.Pd., M.Ag, Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan Islam (Bandung; PT Refika Aditama)hlm 23
3Veithzal Rivai, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT Remaja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 2
3. 3
membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum
(kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media
menejemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara
efektif dan efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya
pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi
kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi4.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kepmimpinan itu hanya terdapat dalam situasi hubungan antara individu
dengan kelompok lain yang terjadi atau berlangsung dalam interaksi tiap
individu yang terorganisir yaitu untuk mencapai tujuan bersama yang dicita-
citakan atau diharapkan. Jedi kepemimpinan merupakan bentuk suatu
kelompok atau group yang memiliki tanggung jawab kepada pemimpinnya.
Maka tanpa adanya kelompok atau group bukan disebut kepemimpinan dan
semua itu saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.
Dari Al-Qur'an terjemah diterangkan bahwa kewajiban umat untuk
memilih seorang pemimpin yang juga disebut sebagai "Imam" atau
"Imamah" sebagai pemegang fungsi kepemimpinan. Sebagaimana telah
disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 30 yaitu:
4E, Mulyasa, Manajemen Berasis Sekolah ( Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2004),
hlm. 107-108
4. 4
Artinya“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (Al-Baqarah : 30)5”
Dari ayat tersebut telah jelas disebutkan bahwa memilih seorang
pemimpin sangat diwajibkan untuk mengatur, dan membimbing umat
manusia agar tidak terjerumus dalam jalan yang salah, serta untuk
mengarahkan umat manusia pada keridhoan Allah SWT
Dalam Al-Qur'an juga disebutkan juga surat lain yang menerangkan
tentang pemimpin yang baik yaitu orang yang beriman, karena memiliki dasar
moral yang baik dan akhlak yang terpelihara dari perbuatan yang dilarang,
maka dari itu dengan dasar taqwa kepada Allah SWT mereka dapat mengatur
roda organisasi yang dipimpinnya dan memegang kendali kepengurusan
dengan baik dan bertanggung jawab. Dalam hal ini sebagaimana telah
disebutkan dalam surat Al-Anbiyaa' ayat 105 yaitu:
Artinya :Dan sungguh Telah kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini dipusakai hamba-
hambaKu yang saleh.6
5Depag RI, Al-Qur'an Dan Terjemah (Jakarta: CV Toha Putra, 1989), hlm. 13
6Ibid., hlm. 508
5. 5
Bahwasanya ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa pemimpin
yang sholeh dan beriman dapat diandalkan untuk memimpin muka bumi ini
dengan baik. Dan sebaliknya orang yang kafir tidaklah dapat diharapkan
kepemimpinannya dengan baik, malah akan menimbulkan kerusakan dan
kehancuran dalam kehidupan. Oleh karena itu sebagai orang yang beriman
kita harus memilih pemimpin dari golongan kita sendiri, supaya terwujud
kemakmuran dan kesejahteraan dimuka bumi ini.
Pemimpin didalam suatu umat manusia ini merupakan keharusan
Sunnatullah yang perlu dilakukan di muka bumi ini. Dari sini sudah jelas
bahwa sanya memilih seorang pemimpin itu merupakan suatu kewajiban baik
anjuran agama atau dalam dunia umum.
2. Pengertian Pendidikan Agam Islam
Prof. Dr. Zakiah derajat menjelaskan pengertian pedidikan agama
Islam sebagai berikut;
1) Pendidikan agama Islam adalah usaha b erupa bimbingn an asuhan
terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikanya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikanya
sebagai pandangan hidup ( wai of life).
2) Pendidikan agam Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan
berdasarkan ajaran Islam.
3) Pendidikan agama Islam adalah pendidikan melaluai ajaran- ajaran
Islam, yaitu berupa bimbingan asuhan terhadap peserta didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkanajaran-ajaran agama Islam yang telah
diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaan agama Islam itu
sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamaan hidup di dunia
maupun di akhirat nanti.7
7 AbdulRachman Shaleh, pendidikan agama & pembangunan watak bangsa (Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada, 2005) Hal 6
6. 6
Menurut Muhaimin "Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar,
yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan
secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai8
Menurut Abdul Majid menyatakan "Pendidikan Agama Islam adalah
uapaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi
dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antara umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa".
Dapat disimpulkan dari beberapa teori diatas, bahwa Pendidikan
Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan pendidik
dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah disiapkan,
dan menghasilkan out put sumber daya manusia yang handal berpengetahuan
dan jauh dari kebodohan.
B. Fungsi Kepemimpinan Kepala Marasah dalam pembelajaran PAI
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial
dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing, yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan di luar
situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus
diwujudkan dalam interaksi antar individu didalam situasi sosial suatu
kelompok atau organisasi. Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan
atau kegunaan suatu hal atau kerja suatu bagian tubuh.
Menurut Wahjosumidjo menyatakan bahwa "fungsi kepemimpinan
adalah memudahkan pencapaian tujuan secara koperatif diantara para
pengikut dan para saat yang sama menyediakan kesempatan bagi
pertumbuhan dan perkembangan pribadi mereka"9
8Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam(Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2002), hlm. 76
9Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: Allfa Beta, 2005), hlm. 150
7. 7
1. Kepala Madrasah Sebagai Manager
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota sependayagunanaan
seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari definisi
tersebut:
a. Proses adalah sutatu cara yang sistematis dalam mengerjakan
sesuatu.
b. Sumber daya suatu sekolah
c. Mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan
Menurut Stones ada delappan macam fungsi seorang manager yang
perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi yaitu bahwa manager:
1) Belajar dengan dan melalui orang lain
2) Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
3) Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai
persoalan
4) Berfikir secara sealistik dan konseptual
5) Adalah juru penenggah
6) Adalah seorang politisi
7) Adalah seorang diplomat
8) Pengambilan keputusan yang sulit
Peran kepala madarasah sebagai manager sangat memerlukan
ketiga macam keterampilan
1) Tecnikal skills. Menguasai pengetahuan tentang metode proses
prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus.
Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayaguakan sarana
peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat
khusus tersebut.
2) Human skills. Kemampuan untuk memahami prilaku manusia dan
proses kerja sama. Kemampuan untuk memahami isi hati sikap dan
motif orang lain, mengapa mereka berkata dan berprilaku.
8. 8
Kemampuan untuk berkomonikasi secara jelas dan efektif.
Kemampuan untuk menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif
praktis dan diplomatis.
3) Conceptual skills. Kemampuan analisis. Kemampuan berfikir rasional.
Ahli dan cakap dalam berbagai macam konsepsi.10
2. Kepala Madrasah Sebagai Pemimpin
Kepala madrasah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai
peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di
sekolah atau madrasah. Bekembangnya semnagta kerja, kerja yang
harmonis, miat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang
sangat menyenangkan dan perkembangan mutu profesionalisme di antara
gur banyak ditemukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Sebagai peimpin penddikan kepala madrasah harus mampu menolong
stafnya untuk memahami tujuan bersama yang akan di capai. Ia harus
memberikan kesempatan kepada stafnya untuk saling tukar pendapat dan
gagasan sebelum menetapkan tujuan.11
Kepala madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah
kebijakan sekolah yang akan menentukan bagai mana tujuan-tujuan
sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan sehubungan dengan
MBS, kepala madrasah dalam kaitanya dengan MBS adalah segala upaya
yang dilakukan dan hasil yang dapay dicapai oleh kepala madrasah dalam
mengimplementasikan MBS disekolahnya untuk mewujudkan tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut,
kepemimpia kepala madrasah yang efektif dalam MBS dapat dilihat
berdarkan kriteria berikut:
1) Mampu memberdayagunakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajran dengan baik lancar dan produktif
2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan.
10 Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Grafindo Persada 2002), Hal 84-101
11 Soewarji lazaruth, Kepala Sekolah dan tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: PT. Kanus,1992)
hal 60
9. 9
3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat
sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka
mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan guru dan pegawai sekolah.
5) Bekerja dengan tim manajemen.
6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.12
3. Kepala Madrasah Sebagai Administrasi
Kepala madrasah sebagai administrator memiliki hubungan yang
sangat erat sekali dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang
bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokomumenan seluruh program
kerja madrasah. Secara spesifikasi, kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurukulum, mengelola administrasi sarana
prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi
keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilaksanakn secara afektif dan efisien
agar dapat menunjang produktifitas madrasah.13
Tugas kepala madrasah dalam bidang administrasi. Tugas ini
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan menyediakan, mengatur,
memelihara dan melengkapi fasilitas material dan tenaga-tenaga personil
sekolah. Tugas kepala madrasah dalam bidang administrasi antara lain:
pengelolaan pengajaran, pengelolaan kepegawaian, pengelolaan gedung
dan halaman, pengelolaan keuangan, pengelolaan hubungan sekolah dan
masyarakat, dan pengelolaan kesiswaan.
Selanjutnya untuk memperlancar kerja dan membina tanggung
jawab bersama dikalangan staf sekolah, maka tugas-tugas kepala sekolah
dalam bidang administrasi sebagia dipancarkan dan delegasikan
penyelengaraan dan penanggung jawab peraturannya kepada guru-guru,
staf tata usaha sekolah dan petugas-petugas sekolah lainya, sebagian lagi
12 Eco Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 23
13 E. Mulyasa, menjadi Kepala Seolah Yang Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003) hal, 110
10. 10
diselengarakan dengan mengikut sertakan wakil-wakil murid, wakil-wakil
orang tua atau masyarakat dan pejabat setempat dan wakil kepala sekolah
sendiri. Jadi partisipasi pengikut sertakan administrasi sekolah dalam arti
luas secara keseluruhan.
Kepala madrasah sebagai yang bertanggung jawab di sekolah
mempunyai kewajiban-kewajiban menjalankan sekolahnya. Ia selalu
berusaha agar segala sesuatu di sekolahnya berjalan dengan lancar,
misalnya murid-murid dapat belajar dengan tepat waktu, guru-gurunya
siap untuk memberikan pelajaran, waktu untuk mengajarkan dan belajar
agar teratur. Dengan singkat dapat dirumuskan kepala madrasah harus
berusaha agar semua potensi yang ada di sekolahnya baik potensi yang ada
pada unsur manusia maupun yang ada pada alat, perlengkapan keuangan
dan sebagainya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, agar tujuan sekolah
dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.14
4. Kepala Madrasah Sebagai Supervisior
Super visi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat
yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Melihat definisi tersebut kepala madrasah sebagai supervisor berarti
bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, menentukan syarat-syarat
mana saja yang diperlukan bagi kemajuan madrasah sehingga tujuan
pendidikan disekolah dapat tercapai.
Sedangkan menurut Jhon Minor Gwyn yang dikutib oleh Piet A
Sahartian, ada tiga tanggung jawab utama yang harus dilaksanakan oleh
seorang kepala madrasah sebagai supervisor yaitu:
1) Bertanggung jawab untuk menolong guru-guru secara individual
2) Bertanggung jawab dalam mengkoordinir dan lebih memperbaiki
seluruh staf sekolah dalam melakukan tugas pelayanan pendidikan
dan pengajaran disekolah.
14 H.M Daryanto, administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) ,hal. 91-92
11. 11
3) Bertanggung jawab dalam mendayagunakan berbagai sumber daya
manusia sebagai sumber yang membantu pertumbuhan guru dan
sekaligus penerjemahan, baik program-program sekolah kepada
sekolah-sekolah lain maupun kepada masyarakat.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa fungsi dan atau tugas
supervisi ialah sebagai berikut:
1) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi
pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan disekolah dalam segala
bidang.
2) Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi
pendidikan di sekolah.
3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk
menghilangkan hambatan-hambatan.
4) Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari supervisor adalah
ditujukan kepada perbaikan pengajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka sering memberikan
delapan fungsi supervisor sebagai mana berikut:
1) Mengkordinir semua usaha sekolah
2) Memperlengkapi kepemimpinan kepala sekolah
3) Memperluas pengalaman guru-guru
4) Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
5) Memberikan fasilatas dan penilaian yang terus menerus
6) Menganalisii situasi belajar mengajar
7) Memberikan pengetahuan skill kepada setiap anggota staf.
8) Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.15
5. Kepala Madrasah Sebagai Pendidik
Pendidik adalah orang yang mendidik, sedangkan mendidik
diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhak dan
kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses perubahan
15 H.M Daryanto,op cit, hal. 179-180
12. 12
sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Betapa berat dan mulia peranan seorang kepala sekolah sebagai
pendidik apabila dikaitkan denga berbagai sumber di atas. Sebagai seorang
pendidik dia harus mampu mananamkan, memajukan dan meningkatkan
paling tidak empat macam nilai, yaitu:
1) Mental, hal-ha yang berkaitan dengan sikap batin dan watak
manusia.
2) Moral, hal-hal yang berkaitan dengan baik buruk mengenai
perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai
ahklak, budi pekerti dan kesusilaan.
3) Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan,
kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah.
4) Artistik, hal-hal yang berkitan kepekaan manusia terhadap seni dan
keindahan.
Ada tiga kelompok sasaran utama, yaitu para guru atau fungsional
yang lain, tenaga admisnistrasi (staf) dan kelompok para siswa atau peserta
didik. Kepala madrasah sangat berperan dan menjadi sumber motivasi
yang kuat terhadap keberhasilan ketiga organisasi tersebut. Secara singkat
keberadaan ketiga organisasi tersebut dirasa penting dan diperlukan dalam
rangka pembinaan sekolah yaitu: organisasi orang tua siswa, organisasi
siswa dan organisasi guru.16
6. Kepala Madrasah Sebagai Staf
Sebagai bawahan, seorang kepala madarasah juga melakukan
tugas-tugas staf artinya seseorang yang bertugas membantu atasan dalam
roses pengelolaan organisasi.
Agar tugas-tugas kepala sekolah sebagai staf dalam mebantu
atasan, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka kepala madrasah
selalu:
1) Melihat memperhatikan dan mencari cara-cara baru untuk maju
16 Wahyosumidjo, op. Cit, hal, 122-132
13. 13
2) Memberikan informasi yang diperlukan tentang sebab-sebab dan
akibat-akibat suatu tindakan
3) Memiliki perasaan prioritas, cara berfikir tepat waktu, strategi,
perspektif dan pertimbangan-pertimbangan yang lain.
4) Menyadari kedudukan sebagai pemikir (brain trus) atau otak (brain
power), dari pemimpin bukan sebagai pengambil keputusan dan
pemberi perintah.
Memperhatikan tugas-tugas staf tersebut, memberikan indikasi
bahwa hakikat pekerjaan staf adalah:
1) merupakan bagian integral dari pada kegiatan yang harus
terselenggarakan dilingkungan organisasi
2) mendukung kegiatan manajemen dan berperan membantu atasan
atau pemimpin untuk menjadi lebih efektif
3) menungkatkan kemampuan kerja dan mewujudkan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan.
4) Meningkatkan produktivitas organisasi sebagai satu keseluruhan.
Tugas-tugas sebagai staf kepala madrasah hanya dapat berhasil
afektif, apabila semua kepala sekolah menyadari dan memahami
perananya sebagai staf, serta mampu mewujudkan dalam perilaku
dan perbuatan.17
17 Wahyosumidjo, op cit, hal 105-106
14. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka akan kita dapatkan beberapa point penting yang
selanjutnya akan menjadi kesimpulan dari makalah ini.Beberapa point tersebut
adalah:
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat
mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau
melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut.
Fungsi kepemimpinan adalah memudahkan pencapaian tujuan secara
koperatif diantara para pengikut dan para saat yang sama menyediakan
kesempatan bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi mereka.
Adapun fungsi kepemimpinan kepala madrasai dalam pengelolaan
pemmbelajaran yaitu:
1. Kepala Madrasah Sebagai Manager
2. Kepala Madrasah Sebagai Pemimpin
3. Kepala Madrasah Sebagai Administrasi
4. Kepala Madrasah Sebagai Supervisior
5. Kepala Madrasah Sebagai Pendidik
6. Kepala Madrasah Sebagai Staf
15. 15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rachman Shaleh, pendidikan agama & pembangunan watak bangsa
(Jakarta. PT Raja Grafindo Persada, 2005)
E, Mulyasa, Manajemen Berasis Sekolah ( Bandung: PT Remaja RosdaKarya,
2004)
H.M Daryanto, administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) ,
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja RosdaKarya,
2002)
Marno, M.Ag. & Triyo Supriyanto, S.Pd., M.Ag, Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan Islam (Bandung; PT Refika Aditama)
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: Allfa Beta,
2005),
Soewarji lazaruth, Kepala Sekolah dan tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: PT.
Kanus, 1992)
Veithzal Rivai, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT Remaja
Grafindo Persada, 2004)
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Grafindo Persada
2002)
16. 16
Makalah
POTENSI MANUSIA YANG PERLU DIKEMBANGKAN
LEWAT PENDIDIKAN
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syekh Burhanuddin Pariaman
Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampuh: Novia Yanti, MA
Oleh :
1. DAHREL
2. RASIDATUL FATNI
3. RINA WARDILA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
17. 17
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
SYEKH BURHANUDDIN PARIAMAN
1438 H / 2017 M
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T , karena atas
limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas survei
lapangan sederhana ini, meskipun sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta
salam tak lupa pula kami haturkan kepada kehariban junjungan kita nabi besar
Muhammad S.A.W, keluarga, sahabatserta kita umat beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dalam pembuatan tugas survei lapangan ini untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Tafsir tarbawi selain itu juga untuk menambah wawasan
para pembaca tentang Potensi Manusia Yang Perlu Dikembangkan Lewat
Pendidikan
Akhirnya, penulis berharap semoga tugas sederhana ini dapat memenuhi
syarat tugas yang di berikan oleh dosen, salah dan khilaf mohon di maafkan
terimakasih perhatian dari Bapak Dosen Pengampu.
Wassalamualaikum wr wb
i