Bab 1 membahas tentang pendahuluan kepemimpinan menurut Islam dan definisi kepemimpinan. Bab 2 membahas nilai dasar perilaku pemimpin menurut Islam seperti kejujuran, tanggung jawab, komunikatif, dan konsep perilaku kepemimpinan. Bab ini juga membahas tentang perilaku kepemimpinan kepala madrasah untuk mencapai kepemimpinan yang efektif.
1. BAB I
PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing sesuatu kelompok sedemikian
rupa, sehingga tercapailah tujuan dari kelompok itu. Sudarwan Danim sendiri mendefinisikan
kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam
wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya1.
Islam memandang bahwa kepemimpinan harus dipegang oleh sosok yang mampu dan
dapat menempatkan diri sebagai pembawa obor kebenaran dengan memberi contoh teladan yang
baik, karena dia uswatun hasanah.2 Dalam asas dan prinsip ajaran Islam; pemimpin adalah
hamba Allah, membebaskan manusia dari ketergantungan kepada siapa pun, melahirkan konsep
kebersamaan antar manusia, menyentuh aspek hubungan manusia dengan manusia dengan
manusia dan alam sekitar, membenarkan seseorang taat kepada pemimpin selama tidak
bermaksiat dan melanggar aturan Allah, mengajarkan bahwa kehidupan dunia adalah bagian dari
perjalanan akhirat, memandang kekuasaan dan kepemimpinan adalah bagian integral ibadah.
Kepemimpinan merupakan tanggung beban dan tanggung jawab, bukan kemuliaan.
Kepemimpinan membutuhkan keteladanan dan wujud, bukan kata dan retorika, serta senantiasa
bertutur santun, sekalipun itu perkataan Nabi Musa kepada Fir’aun yang jahat. 3 Dari situ, maka
dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin itu dilihat dari perilakunya sehari-hari. Bagaimana
cara seorang pemimpin itu memimpin bawahannya dan bagaimana seorang pemimpin
memerintah dan menjalankan perannya.
Maka dari itu, untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai perilaku seorang pemimpin,
penulis akan menyusun sebuah makalah yang berjudul " Nilai dasar analisis Kepemimpinan
Berdasarkan Perilaku" yang penulis kumpulkan dari berbagai referensi yang ada dan penulis
padukan dengan wahyu juga perkataan cendekiawan muslim juga pengamatan terhadap kultur
lembaga pendidikan Islam.
1
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivasional, dan
Mitos,(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 6
2
Khatib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam dan Da'wah, (Jakarta: Amzah, 2005), h. 74
3
Multitama Comunication, The Power of Leader: Potret Kepemimpinan Islam yang Diteladani dan Dinantikan, (Akbar
Media Eka Sarana, Mei 2007), h. 100
1
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Dasar Perilaku Pemimpin.
Islam sebagai agama universal sebagai agama universal sangat kaya akan pesan menjadi
umat yang terbaik, untuk menjadi kholifah, yang mengatur dengan baik bumi dan isinya. Pesan
pesan itu sangat mendorong kepada sitiap orang muslim untuk berbuat dan bekerja secara
profisional. Nabi Muhamad SAW telah mengajarkan akhlak islam kepada semua umatnya untuk
dijadikan landasan bagi pengembangan profisionalisme seorang pemimpin dalam melaksanakan
kepemimpinannya. Dan hal ini dapat dilihat pada pengertian sifat sifat akhklah nabi:
a.
Sifat kejujuran
Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting untuk membangun
seorang pemimpin yang baik. Hampir semua usaha yang dikerjakan bersama menjadi lancar,
karena adanya kejujuran. Oleh karena itu kejujuran menjadi sifat wajib bagi Rasulullah
SAW. Dan sifat ini pula yang selalu diajarkan oleh islam melalui Al-quran dan sunnah Nabi.
Kegiatan yang dikembangkan didunia organisasi , perusahaan dan lembaga moderen saat ini
sangat ditentukan oleh kejujuran. Begitu juga tegaknya negara sangat ditentukan oleh sifat
jujur para pemimpinnya. Ketika para pemimpinnya tidak jujur dan korup maka negara itu
menghadapi problem nasional yang berat, dan sangat sulit untuk membangkitkannya
kembali.
b.
Sifat tangung jawab
Sikap tanggung jawab juga merupakan sifat ahklaq yang sangat diperlukan untuk
membangun profesionalisme. Suatu perusahaan /organisasi/lembaga apapun pasti akan
hancur bila orang orang yang terlibat didalamnya tidak amanah.
c.
Sifat komunikatif
Salah satu ciri komunikatif dan transparan. Dengan sikap komunikatif, seorang
penaggung jawab suatu pekerjaan akan dapat terjalin kerjasama dengan orang lain akan
lebih lancar. Ia dapat juga meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerjasama atau
melakukan visi dan misi yang dasampaikan. Sementara dengan sikap transparan.
Kepemimpinan diakses semua pihak tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat
2
3. anggotanya dan rekan kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada
kepemimpinannya. Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan lebih lancar,
serta mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
d.
Sikap cerdas
Dengan kecerdasan seorang professional akan dapat melihat dan menangkap peluang
dengan tepat dan cepat. Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan yang cerdas akan cepat
dan tepat dalam memahami problematika yang ada di lembaganya. Ia akan cepat memahami
aspirasi anggotanya, sehingga setip peluang dapat segera dimanfaatkan secara optimal dan
problem dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat sasaran.
e.
Berfikir positif dan bersikap positip
Berfikir positif akan mendorong setiap orang melaksanakan tugas tugasnya lebih
baik. Hal ini disebabkan dengan bersikap dan berfikir positif mendorong seseorang untuk
berfikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. Khusnudzon tersebut, tidak saja ditujukan
kepada sesama kawan dalam bekerja, tetapi yang paling utama adalah bersikap dan bersikap
positif
kepada Allah SWT. Dengan pemikiran tersebut,seseorang akan lebih bersikap
objektif dan optimistic. Apabila ia berhasil dalam usahanya tidak menjadi sombong dan lupa
diri, dan apabila gagal tidak mudah putus asa, dan menyalahkan orang lain. Sukses dan
gagal merupakan pelajaran yang harus diambil untuk menghadapi masa depan yang lebih
baik, dengan selalu bertawakal kepada Allah SWT.
f.
Memperbanyak silaturahmi
Dalam islam kebiasaan silaturrahim merupakan bagian dari tanda tanda keimanan.
Namun dalam dunia profesi, silaturahim sering dijupai dalam bentuk tradisi lobi. Dalam
tradisi ini akan terjadi saling belajar.
g.
Disiplin waktu dan menepati janji
Begitu pentingnya disiplin waktu, al-quran menegaskan
makna waktu bagi
kehidupan manusia yang telah menjadi seorang pemimpin wajib menghargai dan
menggunakan waktunya dengan sebaik mungkin.
h.
Bertindak efektif dan efisien
Bertindak efektif artinya merencanakan, mengerjakan dan mengevaluasi sebuah
kegiatan dengan tepat sasaran. Sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan
3
4. cukup, tidak boros dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang
diperlukan dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan efisien.
i.
Memeberikan upah secara cepat dan tepat
Ini sesuai dengan hadits nabi, yang mengatakan berikan upah kadarnya, akan
mendorong seseorang pekerja atau pegawai dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya
secara tepat pula. Sementara apabila upah ditunda, seorang pegawai akan bermalas malas
karena ia harus memikirkan beban kebutuhannya dan merasa karya karyanya tidak dihargai
secara memadai.
B. Konsep Perilaku Kepemimpinan
Dalam penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada
sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama
periode tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas
dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana
perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti
kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen laboratorium
atau lapangan untuk menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan
kinerja bawahan.
Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership) ini
didasari pada
keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan atau dapat dibentuk, bukan
dilahirkan (leader aremade, nor born). Berakar pada teori behaviorisme, teori kepemimpinan ini
berfokus pada tindakan pemimpin, bukan pada kualitas mental atau internal. Menurut teori ini,
orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin, misalnya, melalui pelatihan atau observasi.4
Dalam pendekatan perilaku ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola
tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin. Alasannya sifat seseorang sukar untuk
diidentifikasi. Beberapa ahli berkeyakinan bahwa perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti orang
yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif. 5
Namun demikian, keefektifan perilaku kepemimpinan ini dipengaruhi oleh beberapa variabel.
Jadi perilaku tidak mutlak menentukan keberhasilan suatu kepemimpinan.
4
5
Sudarwan Danim, Op.Cit, h. 8.
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 91
4
5. Konsep perilaku kepemimpinan ini muncul karena menganggap bahwa konsep sifat
kepemimpinan tidak mampu menghasilkan kepemimpinan yang efektif, karena sifat sulit untuk
diidentifikasi. Yulk sebagaimana yang dikutip Marno dkk, menjelaskan bahwa perilaku
pemimpin terhadap bawahan ada 4 bentuk perilaku, yakni
1) Ada yang lebih menekankan pada tugas;
2) Ada yang lebih mementingkan pada hubungan;
3) Ada yang mementingkan kedua-duanya;
4) Ada yang mengabaikan kedua-duanya.6
Ada juga peneliti yang mengatakan bahwa perwujudan perilaku pemimpin dengan
orientasi bawahan ialah:
1. Penekanan pada hubungan atasan-bawahan,
2. Perhatian pribadi pimpinan pada pemuasan kebutuhan para bawahannya,
3. Menerima perbedaan-perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku yang terdapat
dalam diri dari para bawahan.7
Dalam penjabaran lebih lanjut, analisis perilaku kepemimpinan ini menghasilkan
beberapa teori kepemimpinan sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini secara lebih detail.
C. Perilaku Kepemimpinan Kepala Madrasah Menuju Kepemimpinan Efektif
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menggunakan gaya yang dapat
mewujudkan sasarannya, misalnya dengan mendelegasikan tugas, mengadakan komunikasi yang
efektif, memotivasi bawahannya, melaksanakan kontrol dan seterusnya.8 Kepemimpinan yang
efektif merupakan kepemimpinan yang mampu menggerakkan pengikutnya untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan bersama. Hasil kajian terhadap beberapa referensi menemukan 6
karakteristik kepemimpinan yang baik. Keenam karakter tersebut antara lain:
1. Pemahaman otentitas sejarah keberadaan organisasi.
2. Memahami otentitas sumber-sumber organisasi.
3. Memahami otentitas struktur organisasi.
6
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Abditama, 2008),
7
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 293
Ibid, h. 293
h. 39
8
5
6. 4. Memahami otentitas kekuatan organisasi.
5. Memahami otentitas misi organisasi.
6. Memahami otentitas makna organisasi.9
Hodge mengatakan, sebagaimana yang dikutip Danim, ciri atau karakteristik seorang
pemimpin yang efektif dikelompokkan menjadi dua sifat penting, yaitu mempunyai visi dan
bekerja dari sudut efektifitas mereka.10 Berikut ini adalah perincian pendapat Hodge tentang
sepuluh karakteristik pemimpin yang efektif.
1. Memiliki misi.
2. Pemimpin yang efektif memiliki fokus untuk mencapai tujuan-tujuan yang akan membuat
misi menjadi kenyataan.
3. Pemimpin yang efektif memenangi dukungan untuk visinya dengan memanfaatkan gaya
dan aktivitas yang paling cocok untuk mereka sebagai individu.
4. Pemimpin yang efektif secara alami lebih terfokus untuk menjadi daripada
melakukannya.
5. Pemimpin yang efektif secara alami tahu bagaimana mereka bekerja paling efisien dan
efektif.
6. Pemimpin yang efektif secara alami tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan mereka
untuk mencapai tujuan.
7. Pemimpin yang efektif tidak mencoba menjadi orang lain.
8. Pemimpin yang efektif secara alami mencari orang-orang dengan berbagai ciri efektifitas
alam.
9. Pemimpin yang efektif menarik orang lain.
10. Pemimpin yang efektif terus mengembangkan kekuatan dalam rangka memenuhi
kebutuhan baru dan mencapai tujuan yang baru.11
Dalam upaya menuju kepemimpinan pendidikan Islam yang efektif, setidaknya para
pemimpin harus dilatih sesuai dengan corak pendekatan perilaku. Latihan-latihan itu dapat
diwujudkan melalui:12
9
Sudarwan Danim, Op.Cit, h. 19-20.
h. 19-20.
10
Ibid., h. 21.
11
Ibid., h. 21-23.
6
7. 1.
Meneladani Seorang Tokoh (Al-Qudwah)
Yaitu melalui magang dengan seorang pemimpin yang berpengaruh, melihat sikap
dan perilakunya. Tetapi dengan metode seperti itu akan timbul dua catatan, pertama, bahwa
kesalahan dapat berpindah secara terselubung yang kadang dapat membunuh atau
menghancurkan, karena ketidak mampuan sosok yang dilatih ini merupakan tanggung jawab
sang tokoh. Kedua, merealisir apa yang dinamakan personifikasi, yang merupakan
penjelmaan potret pemimpinnya. Oleh karena itu, kita tidak dikatakan telah mendidik
seorang pemimpin baru, tetapi itu seperti seseorang yang berhenti berjalan untuk beberapa
saat dan tidak dapat melangkah walau satu langkah serta tidak tahu penyebabnya. Karena kita
hanya menjiplak seorang pemimpin teladan secara bulat dengan seluruh aspek positif dan
negatifnya.
2.
Latihan Bersikap.
Yaitu melalui pemberian tanggung jawab pada sesorang yang dilatih untuk
memimpin sebuah diskusi, mengurus kepanitiaan, mengelola pekerjaan atau melaksanakan
sebuah tugas penting. Ia dipantau oleh panitia khusus yang akan mengevaluasi, memperbaiki
atau memepersiapkan kader pemimpin tersebut untuk mengikuti kursus kepemimpinan.
Sehingga dari upaya itu setidaknya ia akan dijamin dapat merealisasikan dua hal:
a.
Memiliki kemahiran memimpin.
b.
Mampu mentransfer informasi.
Dari Ath-Thabrani, seseorang berkata: Rasulullah SAW menugaskan seorang
sahabat untuk memimpin sebuah pasukan kavaleri. Setelah selesai ia kembali dan Rasulullah
SAW bertanya kepadanya: “Bagaimana engkau mendapatkan kepemimpinan itu? Ia berkata:
“Aku seperti bagian kaum. Jika aku menaiki kendaraanku, mereka ikut naik, dan jika aku
turun mereka iktut turun”. Maka Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya kekuasaan itu berada
diambang kesulitan, kecuali orang yang dipelihara Allah”. Dan lelaki itu berkata: “Demi
Allah, aku tidak akan mau lagi bekerja (sebagai pemimpin) untukmu atau orang lain”. Lalu
tersenyumlah Rasulullah SAW hingga terlihat gerahamnya. Dalam riwayat lain lelaki itu
adalah Miqdad bin Al-Aswad r.a. (Al-Haitsami: 5/201).
12
Jamal Madhi, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh Tinjauan Manajemen Kepemimpinan Islam, terj.
Anang Syafruddin dan Ahmad Fauzan, (Bandung : PT. Syaamil Cipta Media, 2004), h. 12
7
8. Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW selalu memotivasi para sahabatnya
untuk memimpin melalui sikap dan beliau terus mengontrol perkembangannya.
Kepemimpinan harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan dimulai dari diri sendiri, mulai
dari hal yang terkecil dan mulai saat ini. Pemimpin hendaknya jangan menunda suatu
pekerjaan karena hal itu akan mengakibatkan terbengkalainya suatu pekerjaan
3.
Latihan Memilih.
Dalam konsepsi kepemimpinan, seorang pemimpin terpilih melalui beberapa cara:
a. Pemimpin yang memenangkan dengan jumlah suara terbanyak.
b. Pemimpin yang terpilih secara langsung.
c. Pemimpin yang diangkat, dan
d. Pemimpin tanpa menggunakan cara-cara di atas dikarenakan tidak ada pemimpin yang
definitif.
Hasil studi menyatakan bahwa yang terbik dalam pelaksanaan tugas adalah
pemimpin yang dipilih secara langsung, selanjutnya pemimpin yang memegang suara
terbanyak, lalu selanjutnya pemimpin yang diangkat.Oleh karena itu, pelatihan adalah cara
yang terbaik dalam penggemblengan sosok pemimpin. Sosok yang terbaik adalah sosok
yang dipilih, karena bawahan akan menerima sang pemimpin jika mereka memilihnya
sebagai orang yang layak di posisi tersebut karena kemampuannya. Ia terpilih secara
spontanitas tanpa harus berambisi besar dan berkopetensi dengan yang lain untuk meraih
tampuk kepemimpinan. Karenanya seluruh sarana pengaruh efektif lebih bermanfaat
baginya. Atas dasar itulah ia sangat peduli dengan watak dan perilakunya.
D. Struktur Tugas Seorang Pemimpin
Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara umum setidaknya mengacu kepada empat
hal pokok,yaitu : (a) sifat dan ketrampilan kepemimpinan ; (b) kemampuan pemecahan masalah;
(c) ketrampilan social;dan (d) pengetahuan dan kompetensi professional.
Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinila dari kinerjanya
dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah sekaligus merupakan
tugas seorang pemimpin yaitu meliputi:13
13
Marno, Triyo Suppriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditma, 2008), h.
37-39
8
9. 1. Sebagai Pendidik (educator)
a. Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas
b. Mampu memberikan alternative pembelajaran yang efektif
c. Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan
2. Sebagai Manajer
a. Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai dengan standar
yang ada
b. Kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada serta lebih lanjtu
memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan temporer
c. Kemampuan menyusun program secara sistematis
3. Sebagai Administrator
a. Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti berupa data
administrasi yang akurat
b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan , ketenagaan, keuangan, sarana dan
prasarana, dan administrasi persuratan dengan ketentuan yang berlaku
4. Sebagai Supervisor
Kegiatan utama pendidikan disekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan
pembelajaran sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian
efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh Karena itu salah atu tgas kepala sekolah adalah
sebagai supervisor, yaitu memsupervisi perkerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
a. Kemampuan menyusun program supervise pendidikan dilembaganya yang dapat
melaksanakan dengan baik
b. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja guru dan karyawan
c. Kemampuan memanfaatkan kinerja guru atau karyawan untuk pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan
5. Sebagai Pemimpin
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pegawasan,
meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan
mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader
dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi
sekolah, kemempuan mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi. kepribadian
9
10. kepala sekolah sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggungjawab,
beranimengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, teladan.
a. Memiliki kepribadian yang kuat
b. Memahami semua personalnya yang memiliki kondisi yang berbeda, begitu juga kondisi
siswanya berbeda dengan yang lainnya
c. Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan karyawannya
6. Sabagai Inovator
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan perkerjaannya
secara kostruktif, kreatif, delegatif, integrative,rasonal dan obyektif, pragmatis, keteladanan,
disiplin, serta adatabel dan fleksibel.
a. Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan perkembangan sekolah, memilih yang
relevan untuk kebutuhan lembaganya
b. Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru dengan baik
c. Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif
Secara sederhana struktur tugas seorang pemimpin dapat digambarkan sebagai berikut:
10
11. Membimbing guru
Pendidik
Memberi alternative pembelajaran yang efektif
Membimbing kegiatan kesiswaan
Menyusun uraian tugas organisasi personal
Manajer
Menggerakkan stafnya memberi acuan yang
dinamis
Menyusun program secara sistematis
Mengelola semua perangkat KBM
Administrator
Mengelola administrasi kesiswaan, ketenagaan,
keuangan, sarana dan prasarana, dan administrasi
persuratan.
Tugas
PEMIMPIN
Menyusun program supervise pendidikan
Supervisor
Memanfaatkan hasil supervisi
Memanfaatkan kinerja guru atau karyawan
Tegas dalam memimpin
Pemimpin
Memahami semua personalnya dan siswanya
Berupaya untuk peningkatan kesejahteraan guru
dan karyawannya
Proaktif
Inovator
untuk
inovasi
dan
perkembangan
sekolah
Mengimplementasikan ide dengan baik
Mengatur lingkungan kerja agar kondusif
11
12. BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership) didasari pada keyakinan
bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan atau dapat dibentuk, bukan
dilahirkan (leader aremade, nor born). Berakar pada teori behaviorisme, teori kepemimpinan
ini berfokus pada tindakan pemimpin, bukan pada kualitas mental atau internal. Menurut
teori ini, orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin, misalnya, melalui pelatihan atau
observasi.
2.
Terdapat beberapa teori kepemimpinan yang muncul dengan analisis pendekatan perilaku.
3.
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menggunakan gaya yang dapat mewujudkan
sasarannya, misalnya dengan mendelegasikan tugas, mengadakan komunikasi yang efektif,
memotivasi bawahannya, melaksanakan kontrol dan seterusnya
12
13. DAFTAR PUSTAKA
Comunication, Multitama, 2007, The Power of Leader: Potret Kepemimpinan Islam yang
Diteladani dan Dinantikan, Akbar Media Eka Sarana.
Danim, Sudarwan, 2010, Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika,
Perilaku Motivasional, dan Mitos, Bandung: Alfabeta.
Fattah, Nanang, 2004, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Madhi, Jamal, 2004, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh Tinjauan Manajemen
Kepemimpinan Islam, terj. Anang Syafruddin dan Ahmad Fauzan, Bandung : PT.
Syaamil Cipta Media.
Marno dan Supriyatno, Triyo, 2008, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
Bandung: Refika Abditama.
Pahlawan Kayo, Khatib, 2005, Kepemimpinan Islam dan Da'wah, Jakarta: Amzah.
Usman, Husaini, 2009, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
13