Dokumen tersebut membahas tentang pengertian food addictive atau bahan tambahan pangan menurut peraturan kementrian kesehatan dan WHO, pengelompokan, tujuan penggunaannya, serta beberapa jenis food addictive seperti pewarna, pemanis buatan, pengawet, dan antioksidan."
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Pengertian Food Addictive
1. Pengertian
Dalam Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
722/Menkes/Per/IX/88
Food addictive atau bahan tambahan pangan adalah bahan
yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan bukan
merupakan ingredient khas makanan, mempunyai atau tidak
mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas
dan meningkatkan mutu makanan tersebut.
Menutut WHO
Food addictive atau bahan tambahan pangan adalah bahan
yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan dalam
jumlah tertentu, dengan tujuan memperbaiki penampakan,
warna, bentuk, cita rasa, tekstur, flavour dan memperpanjang
daya simpan.
2. Kesimpulan :
Food addictive atau bahan tambahan pangan
adalah Bahan atau campuran bahan yang secara alami
BUKAN merupakan bagian dari bahan baku pangan,
tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan
3. Tujuan Penggunaan Food Addictive
atau Bahan Tambahan Pangan
Secara khusus tujuan dari penggunaan Food Addictive atau BTP dalam pangan
adalah untuk :
a. Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak
pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu
pangan.
b. Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan enak dimulut.
c. Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik.
d. Meningkatkan kualitas pangan.
e. Menghemat biaya.
4. PENGELOMPOKAN FOOD ADDICTIVE
Berdasarkan Cara Penambahan
Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai
berikut:
1. Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan, dengan mengetahui
komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa
dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna dan pengeras.
2. Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai
fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau
cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini
dapat pula merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan
produksi bahan mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa kedalam makanan yang
akan dikonsumsi. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini adalah residu pestisida
(termasuk insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida), antibiotik, dan hidrokarbon aromatic
polisiklis.
5. Pengelompokan Food Additive (BTP) yang diizinkan digunakan dalam
makanan menurut peraturan Mentri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88
adalah sebagai berikut :
a. Pewarna, yaitu BTM yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada
makanan. Contoh pewarna sintetik adalah amaranth, indigotine, dan
nafthol yellow.
b. Pemanis buatan, yaitu BTM yang dapat menyebabkan rasa manis pada
makanan yang tidak atau hamper tidak memiliki nilai gizi. Contohnya
adalah Sakarin, Siklamat dan Aspartam.
c. Pengawet yaitu BTM yang dapat mencegah atau menghambat terjadinya
fermentasi, pengasaman atau penguraian lain pada makanan yang
disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Contohnya: asam asetat, asam
propionat dan asam benzoat.
d. Antioksidan yaitu BTM yang dapat memghambat atau mencegah proses
oksidasi lemak sehingga mencegah terjadinya ketengikan. Contohnya
adalah TBHQ (tertiary butylhydroquinon).
e. Antikempal, yaitu BTM yang dapat mencegah menggumpalnya makanan
serbuk, tepung atau bubuk.contohnya adalah: kalium silikat.
6. f. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, yaitu BTP yang dapat memberikan,
menembah atau mempertegas rasa dan aroma. Contohnya Monosodium
Glutamate (MSG).
g. Pengatur keasaman (pengasam, penetral dan pendapar), yaitu BTM yang dapat
mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat asam makanan.
Contohnya agar, alginate, lesitin dan gum.
h. Pemutih dan pematang tepung, yaitu BTM yang dapat mempercepat proses
pemutihan atau pematangan tepung sehingga memperbaiki mutu
pemanggangan. Contohnya adalah asam askorbat dan kalium bromat.
i. Mengemulsi, pemantap dan pengental, yaitu BTP yang dapat membantu
terbentuknya dan memantapkan system disperse yang homogen pada makanan.
j. Pengeras yaitu BTP yang dapat memperkeras atau mencegah lunaknya makanan.
Contohnya adalah kalsium sulfat, kalsium klorida dan kalsium glukonat.
k. Sekuestan, yaitu BTP yang dapat mengikat ion logam yang terdapat dalam
makanan, sehingga memantapkan aroma, warna dan tekstur. Contohnya asam
fosfat dan EDTA (kalsium dinatrium edetat).
l. BTP lain yang termasuk bahan tambahan pangan tapi tidak termasuk golongan
diatas. Contohnya antara lain: enzim, penambah gizi dan humektan.
8. Pewarna
Tujuan :
• Memberi kesan menarik bagi konsumen
• Menyeragamkan warna makanan
• Menstabilkan warna
• Menutupi perubahan warna selama proses pengolahandan penyimpanan
Beberapa pewarna terlarang dan berbahaya yang sering ditemukan pada
makanan, terutama makanan jajanan, adalah Metannil Yellow (kuning
metanil) yang berwarna kuning, dan Rhodamin B yang berwarna merah.
Alternatif lain untuk menggantikan penggunaan pewarna sintetis adalah
dengan menggunakan pewarna alami seperti ekstrak daun pandan atau
daun suji, kunyit, dan ekstrak buah-buahan yang lebih aman.
9. Beberapa pewarna alami yang diizinkan digunakan dalam makanan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 diantaranya adalah :
• Karamel, yaitu pewarna alami berwarna coklat yang dapat digunakan untuk
mewarnai jem/jeli (200 mg/kg), acar ketimun dalam botol (300 mg/kg, dan yogurt
beraroma (I50 mg/kg).
• Beta-karoten, yaitu pewarna alami berwarna merah-oranye yang dapat digunakan
untuk mewarnai acar ketimun dalam botol (300 mg/kg), es krim (100 mg/kg), keju
(600 mg/kg), dan lemak dan minyak makan (secukupnya).
• Klorofil, yaitu pewarna alami berwarna hijau yang dapat digunakan untuk
mewarnai jem/jeli (200 mg/kg) atau keju (secukupnya).
• Kurkumin, yaitu pewarna alami berwarna kuning-oranye yang dapat digunakan
untuk mewarnai es krim dan sejenisnya (50 mg/kg), atau lemak dan minyak makan
(secukupnya
10. Beberapa pewarna makanan buatan (sintesis) yang di izinkan adalah :
-tartazine (kuning-jingga)
-sunset yellow (merah-jingga)
-carmoisine(merah)
-quinolone yellow
-ponceau 4R(meah terang)
-brilliant blue FCF, (untuk es cream)
-eritrosit (merah)
Zat pewarna tersebut mempunyai dampak negatif bila :
1. Dimakan dalam jumlah kecil namun berulang
2. Dimakan dalam jangka waktu lama
3. Daya tahan tubuh yang berbeda-beda
4. Pemakaian secara berlebihan
5. Penyimpanan yang tidak memenuhi syarat
11. Pemanis Buatan
Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minunan
sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
pemanis alami (gula), yaitu:
• Rasanya lebih manis
• Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
• Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih
rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes)
• Harganya lebih manis.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan sebenarnya siklamat dan sakarin
hanya boleh digunakan dalam makanan yang khusus ditujukan untuk orang
yang menderita diabetes atau sedang menjalani diet kalori. Amerika dan
Jepang bahkan sudah melarang sama sekali penggunaan kedua pemanis
tersebut karena terbukti berbahaya bagi kesehatan. Di Indonesia, siklamat
dan sakarin sangat mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah.
12. Beberapa bahan pemanis yang sering digunakan adalah :
1. Sukrosa 6. D-Fruktosa
2. Laktosa 7. Sorbitol
3. Maltosa 8. Manitol
4. Galaktosa 9. Gliserol
5. D-Glukosa 10. Glisina
Pemanis sintesis adalah bahan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis terhadap bahan pangan
tetapi tidak memiliki nilai gizi. Contohnya :
1. Sakarin (tingkat kemanisan 300-500x gula)
2. Siklamat (tingkat kemanisan 50x gula)
3. Aspartam (tingkat kemanisan 160x gula)
4. Accessulfame (tingkat kemanisan 200x gula)
5. neotam (tingkat kemanisan 8000-13000x gula)
6. Sorbitol sintesis
7. Nitro-propoksi anilin
13. Pengawet
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk memperpanjang masa simpan bahan
makanan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau
memperlambat proses degradasi bahan pangan terutama yang disebabkan oleh faktor
biologi.
Berikut ini adalah bahan pengawet alami :
a. Gula merah: Selain sebagai pemanis gula merah juga bersifat mengawetkan seperti
halnya gula tebu.
b. Garam: Garam merupakan pengawet alami yang banyak dihasilkan dari penguapan
air laut. Ikan asin dapat bertahan hingga berbulan-bulan karena pengaruh garam.
c. Kunyit: Kunyit, selain sebagai pewarna, juga berfungsi sebagai pengawet. Dengan
penggunaan kunyit, tahu atau nasi kuning menjadi tidak cepat basi.
d. Kulit kayu manis: Di beberapa tempat di belahan Kulit kayu manis merupakan kulit
kayu yang berfungsi sebagai pengawet karena banyak mengandung asam benzoat.
Selain itu, kayu manis juga berfungsi sebagai pemanis dan pemberi aroma.
e. Cengkih : Cengkih merupakan pengawet alami yang dihasilkan dari bunga tanaman
cengkih. Selain sebagai pengawet, cengkih juga berfungsi sebagai penambah aroma.
14. Zat pengawet dibedakan menjadi pengawet oganik dan anorganik.
1. Zat Pengawet Anorganik
Zat pengawet anorganik yang masih sering dipakai adalah sulfit, hidrogen peroksida,
2. Zat Pengawet Organik
a. Benzoat: Benzoat banyak ditemukan dalam bentuk asam benzoat maupun natrium
benzoat (garamnya). Berbagai jenis soft drink (minuman ringan), sari buah, nata de
coco, kecap, saus, selai, dan agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis
ini.
b. Sulfit: Bahan ini biasa dijumpai dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit.
Potongan kentang, sari nanas, dan udang beku biasa diawetkan dengan
menggunakan bahan ini.
c. Propil galat: Digunakan dalam produk makanan yang mengandung minyak atau
lemak dan permen karet serta untuk memperlambat ketengikan pada sosis. Propil
galat juga dapat digunakan sebagai antioksidan.
d. Garam nitrit: Garam nitrit biasanya dalam bentuk kalium atau natrium nitrit. Bahan
ini terutama sekali digunakan sebagai bahan pengawet keju, ikan, daging, dan juga
daging olahan seperti sosis, atau kornet, serta makanan kering seperti kue kering.
Perkembangan mikroba dapat dihambat dengan adanya nitrit ini. Misalnya,
pertumbuhan clostridia di dalam daging yang dapat membusukkan daging.
15. e. Asam asetat: Asam asetat dikenal di kalangan masyarakat sebagai asam cuka.
Bahan ini menghasilkan rasa masam dan jika jumlahnya terlalu banyak akan
mengganggu selera karena bahan ini sama dengan sebagian isi dari air keringat
kita. Asam asetat sering dipakai sebagai pelengkap ketika makan acar, mi ayam,
bakso, atau soto. Asam asetat mempunyai sifat antimikroba. Makanan yang
memakai pengawet asam cuka antara lain acar, saos tomat, dan saus cabai.
f. Propianat: Jenis bahan pengawet propianat yang sering digunakan adalah asam
propianat dan garam kalium atau natrium propianat. Propianat selain
menghambat kapang juga dapat menghambat pertumbuhan bacillus mesentericus
yang menyebabkan kerusakan bahan makanan. Bahan pengawetan produk roti
dan keju biasanya menggunakan bahan ini.
g. Sorbat: Sorbat yang terdapat di pasar ada dalam bentuk asam atau garam
sorbat.Sorbat sering digunakan dalam pengawetan margarin, sari buah, keju,
anggur, dan acar. Asam sorbat sangat efektif dalam menekan pertumbuhan kapang
dan tidak memengaruhi cita rasa makanan pada tingkat yang diperbolehkan.
16. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat oksidasi di dalam
bahan pangan. Penggunaan antioksidan yaitu pada lemak hewani, minyak nabati,
produk lemak tinggi, produk daging, produk ikan, dll. Antioksidan digunakan untuk
mencegah terjadinya ketengikan pada makanan akibat proses oksidasi lemak, atau
minyak yang terdapat di dalam makanan.
Jenis antioksidan :
1. Asam askorbat (digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kaleng)
2. Asam eritrobat
3. Askorbil palmitat
4. Askorbil stearat
5. Butil hidroksi Anisol (BHA) (digunakan untuk mencegah oksidasi dari udara pada
minyak dan lemak makanan)
6. Butil Hidroksil Toluena (BHT) (digunakan pada mentega, margarine, lemak dan
minyak makanan)
7. Butil hidroksitoluen
8. Dilauril tiodipropionat
9. Propilgalat
10. Alpatokofero
11. TBHQ (pada mie instan)
17. Antikempal
Antikempal adalah bahan tambahan pangan yang dapat
mencegah mengempalnya pangan berupa serbuk dan tepung.
Jenis antikempal :
1. Garam stearat
2. Kalsium fosfat
3. Ferosianida
4. Magnesium oksida
5. Garam-garam asam silikat
6. Alumunium silikat (untuk susu bubuk)
7. Kalsium alumunium silikat (untuk garam meja)
18. Penyedap dan Penguat Rasa Serta Aroma
Penyedap rasa dan aroma adalah bahan tambahan pangan yang dapat memberikan,
menambah atau mempertegas rasa dan aroma (menkes RI, 1988).
Tujuan penggunaan :
a. Merubah aroma hasil olahan
b. Modifikasi pelengkap atau penguat aroma
c. Menutupi atau menyembunyikan aroma yang tidak disukai
d. Membentuk aroma baru atau menetralisir bahan pangan
Jenis bahan penyedap
a. Penyedap alami
Penyedap alami berasal dari bumbu, herba dan daun.
bumbu : merica, kayu manis, pala, jahe dan cengkeh.
herba (sebangsa rumput) dan daun : sereh, daun pandan, daun salam, rosemari,
oregano, tarragon dan marjoran.
b. Minyak esensial dan turunannya
Minyak esensial dihasilkan dari bagian-bagian tanaman seperti bunga (minyak
neroli), tunas (cengkeh), biji (merica, ketumbar, adas), buah (limau), dsb.
c. Oleoresin
Dibuat dari proses perkolasi zat pelarut yang bersifat volatil terhadap bumbu atau
herba yang telah digiling
19. d. Isolat penyedap
Untuk mendapatkan penyedap alami dapat dilakukan isolasi komponen yang
terdapat dalam bahan yaitu dengan memisahkan masing-masing zat penyedap
aroma, contohnya isolasi minyak esensial tanaman dengan cara destilasi,
kristalisasi dan ekstraksi.
e. Eksrak tanaman dan hewan
Contoh : ekstrak kopi, coklat, vanili dan sebagainya
f. Penyedap sintesis
Beberapa komponen penyedap sintesis berperan sebagai penguat aroma pada
penyedap alami, contoh asetel dehida. Contoh penyedap sintesis yang memberikan
aroma etil butirat atau etil 3 hidroksi butirat dapat memberikan aroma anggur.
Sedangkan contoh bahan aromatik kimia sebagai penyedap yaitu eter, asam,
alkohol, keton, lakton, merkaptan, dll.
20. Pengatur Keasaman
Pengatur keasaman merupakan senyawa kima yang bersifat asam dan
merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan yang sengaja
ditambahkan ke dalam pangan dengan berbagai tujuan.
Fungsi pengatur keasaman pada makanan adalah untuk membuat
makanan menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan.
Pengatur keasaman mungkin ditambahkan langsung ke dalam makanan,
tetapi seringkali terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat makanan. Beberapa pengatur keasaman yang diizinkan untuk
digunakan dalam makanan, diantaranya adalah aluminium amonim
sulfat, kalium sulfat, natrium sulfat, asam laktat, asam sitrat, dan natrium
bikarbonat.
21. Pemutih Dan Pamatang Tepung
Pemutih dan pematang tepung adalah bahan yang dapat mempercepat
proses pemutihan dan sekaligus pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu hasil pemanggangan, misalnya dalam pembuatan roti,
kraker, biskuit, dan kue.
Jenis-Jenis Pemutih dan pematang tepung yang diizinkan untuk makanan
diantaranya adalah :
a. Asam askorbat (vit C)
b. Aseton peroksida
c. Azodikarbonamida
d. Kalsium steroil 2 laktilat, natrium stearil fumarat dan natrium stroil 2 laktilat
e. Asam Askorbat
f. Kalium Bromat
22. Pengemulsi
Pengemulsi adalah suatu bahan yang dapat mengurangi kecepatan tegangan permukaan
dan tegangan dua fase yang dalam keadaan normal tidak saling melarutkan, menjadi dapat
bercampur dan selanjutnya dapat membentuk emulsi.
Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan pengenatl dalam makanan adalah untuk
memantapkan emulsi dari lemak dan air sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak
terpisah antara bagian lemak dan air, serta mempunyai tekstur yang kompak. Bahan-bahan
pengemulsi, pemantap dan penstabil yang diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya
agar, alginate, dekstrin, gelatine, gum, karagenan, lesitin, CMC, dan pektin.
Nama Bahan Tambahan Pangan
Pengemulsi
Jenis Bahan Pangan
Agar Es krim, yoghurt, keju olahan, sardin, kaldu
Amonium alginat Es krim
Asam alginat Sardin, keju
Asetil dipati adipat Yoghurt, kaldu
Asetil dipati gliserol Es krim, sardin, sayur kalengan, pangan bayi
Dekstrin Es krim, yoghurt, keju, kaldu
Dikalsium fosfat Keju, susu evaporasi, SKM, krim, susu bubuk
Dinatrium bifosfat Keju
23. Pengeras
Pengeras ditambahkan ke dalam makanan untuk membuat makanan
menjadi lebih keras atau mencegah makanan menjadi lebih lunak
Beberapa Bahan pengeras yang diizinkan adalah sebagai berikut :
a. Aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol)
b. Kalium glukonat (pada buah kaleng)
b. Aluminium kalium sulfat
c. Kalsium karbonat
d. Kalsium klorida
e. Kalsium sitrat
f. Kalsium fosfat
g. Kalsium glukonat
h. Kalsium Sulfat, dll
24. Sekuestran adalah bahan yang dapat mengikat ion logam pada makanan
sehingga memantapkan warna dan tekstur makanan, atau mencegah perubahan
warna-warna makanan. Beberapa bahan sekuestrans yang diizinkan untuk makanan
di antaranya adalah asam fosfat, iso propil sitrat, kalsium dinatrium edetat (EDTA),
monokalium fosfat, dan natrium pirofosfat.
Sekuestran
25. Enzim, Penambah Gizi, dan Humektan
Enzim yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba, yang
dapat menguraikan komponen pangan tertentu secara enzimatis, sehingga
membuat makanan menjadi lebih empuk, lebih larut dll.
Penambahan gizi yaitu penambahan berupa asam amino, mineral dan
vitamin, baik tunggal maupun campuran yang dapat meningkatkan nilai gizi
makanan. Humektan yaitu BTM yang dapat menyerap uap air sehingga
mempertahankan kadar air bahan pangan.
Humektan, yaitu BTP yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga
mempertahankan kadar air dan makanan.
26. Syarat Food Addictive atau
Bahan Tambahan Pangan
Menurut Depkes RI (2004) pada dasarnya pesyaratan bahan tambahan
pangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Harus telah mengalami pengujian dan evaluasi toksikologi
2. Harus tidak membahayakan kesehatan konsumen pada kadar yang diperlukan
dalam penggunaanya.
3. Harus selalu dipantau terus-menerus dan dilakukan evaluasi kembali jika
perlu sesuai dengan perkembangan teknologi dan hasil evaluasi toksikologi.
4. Harus selalu memenuhi persyaratan spesifikasi dan kemurnian yang telah
ditetapkan.
5. Harus dibatasi penggunaannya hanya untuk tujuan tertentu dan hanya jika
maksud penggunaan tersebut tidak dapat dicapai dengan cara lain secara
ekonomis dan teknis.
6. Sedapat mungkin penggunaannya dibatasi agar makanan tertentu dengan
maksud tertentu dan kondisi tertentu serta dengan kadar serendah mungkin
tetapi masih berfungi seperti yang dikehendaki.
27. Dosisi Yang Di Izinkan untuk Beberapa Contoh
Food Addictive atau Bahan Tambahan Makanan
Jenis Food Addictive / BTP ada 2 yaitu GRAS (Generally Recognized as Safe),
zat ini aman dan tidak berefek toksik misalnya gula (glukosa). Sedangkan
jenis lainnya yaitu ADI(Acceptable Daily Intake), jenis ini selalu ditetapkan batas
penggunaan hariannya (daily intake) demi menjaga/ melindungi kesehatan
konsumen.
Pengawet Makanan
1. Asam Benzoat /Benzoic Acid : Dosis 1g/kg adonan
2. Sodium Benzoat/Pengawet : Dosis 1g/kg adonan
3. Asam Propionat(Propionic Acid : Dosis 2g/kg (untuk roti)
4. Belerang Dioksida Dosis : Dosis 500mg/kg
28. Pewarna Makanan
1. Ponceau 4R/Pewarna Saos
Sambal : Dosis300mg/kg(makanan) dan 70mg/kg(minuman)
2. Merah Allura/Allura Red : Dosis70mg/kg (makanan)300mg/kg (minuman)
3. Erytrosine : Dosis300mg/kg
Pemanis
1. Sakarin : Dosis2,5mg/kg berat badan/hari
2. Sodium Siklamat/Pemanis : Dosis 11mg/kg berat badan/hari
3. Aspartam : Dosis40mg/kg berat badan/hari
4. Siklamat : 0,5 mg/kg berat badan/hari
29. Penyedap Rasa Dan Aroma :
1. MSG (Mono Sodium Glutamate) Micin/Vetsin : Dosis 120mg /kg berat badan /hari
Pemutih & Pematang Tepung :
1. Asam Askorbat/Ascorbic Acid/Vitamin C : Dosis 200mg/kg berat badan/hari
Pengental :
1. Pectin : Dosis 10g/kg (ada 2 macam: Pectin Apple & Pectin Citrus)
2. Gelatin : Dosis 5g/kg
Pengeras :
1. Calplus FG : Dosis 260mg/kg
Anti Oksidan
1. Asam Ascorbat/Ascorbic Acid/Vitamin C : Dosis 500mg/kg produk daging
2. BHT : Dosis 200mg/kg (anti tengik untuk minyak goreng)
31. Beberapa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan menurut
PerMenkes RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88, sebagai berikut :
1. Natrium tetraborat (boraks)
2. Formalin (formaldehyd)
3. Minyak nabati yang dibrominasi (brominated vegetable oils)
4. Kloramfenikol (chlorampenicol)
5. Kalium klorat (pottasium clorate)
6. Dietilpirokarbonat (diethylpyrocarbonate, DEPC)
7. Nitrofuranzon (nitrofuranzone)
8. P-Phenetil Karbamida (p-Phenethycarbamide, dulcin, 4-ethoxyphenyl urea)
9. Asam salisilat dan garamnya (salicylic acid and its salt)
Sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI nomor 1168/Menkes/PER/X/1999, selain
bahan tambahan diatas masih ada tambahan kimia yang dilarang seperti Rhodamin B
(Pewarna merah), methanyl yellow (pewarna kuning), Dulsin (pemanis sintetis) dan
kalsium bromat (pengeras).
32. Pengaruh gizi terhadap Food Addictive
Food Addictive mempunyai 2 kandungan yaitu ada yang didalamnya
mengandung nilai gizi dan ada yang tidak. Food addictive yang mempunyai
kandungan gizi didalamnya akan membawa efek baik bagi kesehatan, seperti
penggunaan pewarna makanan yang berasal dari bahan alami sayur dan
buah, maka secara bersamaan selain efek warna, efek kesehatan juga akan
didapat dari zat gizi yang terkandungan didalam bahan alami yang
ditambahkan tersebtut. Untuk Food addictive yang tidak mempunyai
kandungan gizi, jika dikonsumsi terus menerus dalam jumlah yang banyak
maka akan berefek buruk pada kesehatan, namun jika dikonsumsi sesuai
ketentuan yang dianjurkan maka tidak akan berefek buruk untuk tubuh,
food addictive jenis ini biasanya terdapat pada food adjective sintesis/buatan
bukan alami.
33. Penanggulangan Food Addictive di bidang Gizi
Dalam penanggulangan food addictive dibidang gizi, tentunya harus dimulai
dari hal yang mendasar dahulu, yaitu dimulai dengan membiasakan untuk memakai
food addictive(BTP) yang berasal dari bahan alami terlebih dahulu, karena selain
tidak ada efek samping, food addictive alami akan memberikan efek positif tambahan
berupa zat gizi pada makanan yang ditambahkan dengan food addictive tersebut
sehingga akan menambah efek kesehatan bagi tubuh. Namun jika memang sangat
diperlukan untuk menggunakan food addictive yang sintesis (buatan), pilihlah food
addictive sintesis yang benar-benar aman dan tidak illegal (sudah terdaftar di
BPOM), agar ketika digubnakan tidak membawa efek kesehatan negative bagi tubuh.