SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENDIDIKAN MENENGAH
INTEGRAL
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kapita Selekta Matematika
Pendidikan Menengah
dosen pengampu: Prof. Dr. H. Darhim, M.Si.
disusun oleh:
NIM 1505155 Anggi Juliana
NIM 1503894 Dhanu Ibrahim
NIM 1405649 Nadya Nalijati
DEPARTEMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan penerapan
konsep-konsep matematika. Permasalahan tersebut, salah satunya muncul dari
keingintahuan kita mengenai suatu fenomena. Layaknya seperti konsep integral,
publikasi ilmiah konsep ini dapat diterapkan dalam menghitung jarak yang
ditempuh suatu benda (dari posisi diam) t detik dari kecepatan benda, misalkan v
= 6t2 m/det. Sebelum mengetahui kaitan hal tersebut, beberapa ilmuwan
melakukan pengamatan dan studi lebih dalam mengenai suatu fenomena sehingga
dihasilkan metode penyelesaian dengan integral.
Para ilmuwan menemukan dan mengembangkan konsep integral sejak
waktu yang sangat lampau. Integral ditemukan pertama kali pada abad kedua
sebelum masehi, atas gagasan Archimedes, berdasarkan idenya mengenai
penjumlahan untuk menentukan luas sebuah daerah tertutup atau volume benda
putar. Lalu apa saja sumbangan konsep integral terhadap metode menentukan
solusi permasalahan perhitungan matematika? Bagaimana kaitannya dengan
konsep-konsep matematika lainnya? Bagaimana ketentuan dan lingkup bahasan
materi integral untuk pemahaman anak SMA atau sederajat?
Kemampuan memahami, menggambarkan, menghitung integral dari
berbagai fungsi aljabar diharapkan dapat menjadi bekal ilmu untuk menempuh
jenjang pendidikan lanjut. Selain itu kopetensi di sekolah juga mengarahkan anak
agar mengetahui dan memahami dasar-dasar penyelesaian permasalahan.
Sehingga anak mampu bekarir dan memiliki budaya dalam kehidupannya di masa
datang.
B. Standar Kompetensi
Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah.
C. Kompetensi Dasar
1.1 Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu
1.2 Menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar
sederhana
1.3 Menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva.
D. Indikator Pencapaian
1.1.1 Merancang aturan integral tak tentu dari aturan turunan.
1.1.2 Menjelaskan integral tentu sebagai luas daerah di bidang datar.
Menghitung integral tak tentu dari fungsi aljabar.
1.1.3 Menghitung integral tentu dari fungsi aljabar
Menghitung integral tentu dari fungsi aljabar
Merumuskan integral tentu untuk luas suatu daerah, volume benda
putar dan menghitungnya.
E. Materi
1. Menentukan Integral tak tentu dari fungsi aljabar dan trigonometri.
2. Menjelaskan Integral tertentu sebagai luas daerah di bidang datar.
3. Menentukan Integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat (aturan)
integral
4. Menentukan Integral dengan cara substitusi aljabar.
5. Menentukan Integral dengan cara substitusi trigonometri.
6. Menentukan Integral dengan rumus integral parsial.
7. Menggambarkan suatu daerah yang dibatasi oleh beberapa kurva.
8. Menggunakan Integral tertentu untuk menghitung luas suatu daerah yang
dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu pada koordinat.
9. Menggunakan integral tertentu untuk menghitung volume benda putar dari
daerah yang diputar terhadap sumbu koordinat.
F. Peta Konsep
Integral
Pengertian
Integral
Integral Tak
Tentu
Integral Tak
TentuFungsi
Aljabar
Integral Tak
TentuFungsi
Trigonometri
Integral Tentu
Sifat-Sifat
(Aturan) Integral
TeknikIntegral
Integral dengan
Cara Substitusi
Integral dengan
Cara Integral
Parsia
Aplikasi Integral
Luas Daerah
Volume Beda
Putar
BAB II
URAIAN MATERI
A. Pengertian Integral
Misalkan f adalah fungsi turunan dari fungsi F yang kontinu pada suatu
domain. Untuk setiap xx terletak pada domain tersebut, berlaku Fβ€²(x) =
𝑑 𝐹(π‘₯)
𝑑π‘₯
=
𝑓(π‘₯), artinya turunan fungsi F(x) adalah f(x).
Perhatikan bentuk fungsi F(x) dan turunannya yaitu f(x) berikut :
Dari kenyataan tersebut, timbul pertanyaan bagaimanakah menentukan fungsi
F sedemikian rupa sehingga untuk setiap x anggota domain F, berlaku Fβ€²(x) = f(x).
Suatu operasi yang digunakan untuk menentukan fungsi F merupakan invers dari
operasi derivatif (diferensial). Invers dari operasi derivatif disebut integral. Integral
disebut juga antiderivatif (antidiferensial) atau antiturunan. Pada contoh di atas,
jika F(x) adalah integral dari f(x) = 2x, maka F(x)= π‘₯2
+ c, dengan c suatu
konstanta real.
Jika F(x) adalah fungsi umum yang bersifat Fβ€²(x) = f(x), maka F(x) merupakan
antiturunan atau integral dari f(x).
Pengintegralan fungsi f(x) terhadap x dinotasikan sebagai berikut.
∫ f(x) dx =F(x) + c
Keterangan :
∫ = notasi integral (yang diperkenalkan oleh Leibniz, seorang matematikawan
Jerman)
f(x) = fungsi integran (fungsi yang dicari antiturunannya/integralnya)
F(x) = fungsi integral umum yang bersifat Fβ€²(x) = f(x)
c = konstanta.
Contoh :
Coba turunkan fungsi – fungsi berikut.
a. F(x) = 2π‘₯2
b. F(x) = 2π‘₯2
+ 2
c. F(x) = 2π‘₯2
βˆ’ 1
Penyelesaian :
a. F(x) = 2π‘₯2
, F’(x) = 4x
b. F(x) = 2π‘₯2
+ 2 , F’(x) = 4x
c. F(x) = 2π‘₯2
βˆ’ 1, F’(x) = 4x
Jawab :
Jika F(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan, yaitu F’(x) maka antiturunan
dari F’(x) adalah F(x) + c dengan c adalah sembarang konstanta.
B. Integral Tak Tentu
Dari pengamatan pada tabel tersebut, kita melihat sebuah aturan integrasi atau pola
anti turunan dari turunannya yaitu :
Dengan menggunakan Rumus Dasar Integral Tak Tentu
Jawab :
1. Integral Tak Tentu Fungsi Aljabar
Teorema 1
Teorema 2
Teorema 3
Teorema 4
∫ π‘₯ 𝑛
𝑑π‘₯ =
1
𝑛+1
π‘₯ 𝑛+1
+ 𝐢, 𝑛 ∈ ℝ, 𝑛 β‰  1
∫ π‘Žπ‘₯ 𝑛
𝑑π‘₯ =
π‘Ž
𝑛+1
π‘₯ 𝑛+1
+ 𝐢, 𝑛 ∈ ℝ, 𝑛 β‰  1
∫ π‘˜π‘“(π‘₯)𝑑π‘₯ = π‘˜ ∫ 𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯
∫ 𝑓(π‘₯) Β± 𝑔(π‘₯)𝑑π‘₯ = ∫ 𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯ Β± ∫ 𝑔(π‘₯)𝑑π‘₯
2. Integral Tak tentu Fungsi Trigonometri
C. Integral Tertentu
D. Integral Tentu
Definisi :
1. Teorema Dasar Kalkulus
Misalkan f adalah fungsi yang kontinu pada interval π‘Ž ≀ π‘₯ ≀ 𝑏 atau [π‘Ž, 𝑏].
dan misalkan F adalah sebarang anti turunan dari f pada interval tersebut, maka
berlaku :
∫ 𝒇( 𝒙) 𝒅𝒙
𝒃
𝒂
= [ 𝑭( 𝒙)] =𝒂
𝒃
𝑭( 𝒃) βˆ’ 𝑭(𝒂)
E. Sifat-Sifat Integral Tertentu
Contoh :
 )()()()(.1 bFaFxFdxxf b
a
b
a

 ο€­ο€½
a
b
b
a
dxxfdxxf )()(.2
0)(.3
a
a
dxxf
)(.4 abckdx
b
a

riilbilanganadalahk
dxxfkdxxkf
b
a
b
a
 ο€½ )()(.5
  
b
a
b
a
b
a
dxxgdxxfdxxgxf )()()]()([.6
  ο€­ο€½ο€­
b
a
b
a
b
a
dxxgdxxfdxxgxf )()()]()([.7
  
b
a
c
b
c
a
dxxfdxxfdxxf )()()(.8



ο€­

ο€½ο€­
1007
1000
7
0
5
1
2
)20052(
,)5(..2
....)1(3.1
adalamdxxbentuknyatakanmaka
adxxdiketahuiJika
dxx
F. Teknik Pengintegralan
a. Integral Subtitusi
Digunakan jika pengintegralan tidak dapat diselesaikan dengan integrasi
langsung, maka kita substitusikan variabel baru sehingga pengintegralan dapat
diselesaikan.
Contoh :
b. Integral dengan substitusi Trigonometri
Teknik substitusi dapat dilakukan jika integrannya merupakan
perkalian antara dua fungsi, fungsi yang merupakan turunan dari fungsi
lainnya. Misal : f(x) . 𝑓′
(x) atau 𝑓′
(x) . cos f(x).
Contoh fungsi dalam integran yang dapat diselesaikan dengan teknik
substitusi.
1. Tentukanlah ∫ 2π‘₯ sin(π‘₯2
+1) dx
Perhatikan bahwa: dalam ∫ 2π‘₯ sin(π‘₯2
+1) dx ;
2x merupakan turunan dari (π‘₯2
+1)
Untuk memperoleh penyelesaian kita dapat memisalkan: U = π‘₯2
+ 1,
selanjutnya: dU = 2x dx
∫ 2π‘₯ sin(π‘₯2
+1) dx = ∫ sin π‘ˆ dU = -cos U + C = -cos (π‘₯2
+ 1) + C
Contoh soal
2. Tentukanlah ∫ cos π‘₯ 𝑠𝑖𝑛2
π‘₯ 𝑑π‘₯
  dx)32()539(x:Carilah 82
xx
c)53x(x
cuc
9
9u
du9u
menjadidx)32()539(xMaka
dx3)(2xdu
32x
dx
du
53xxuMisalkan:Jawab
92
9
9
8
82
2







 xx
Karena cos x adalah turunan dari sin x, maka untuk mnenyelesaikan
∫ cos π‘₯ 𝑠𝑖𝑛2
π‘₯ 𝑑π‘₯, kita dapat memisalkan U = sin x, selanjutnya dU = cos x
dx, dan ∫ cos π‘₯ 𝑠𝑖𝑛2
π‘₯ 𝑑π‘₯ = ∫ π‘ˆ2
π‘‘π‘ˆ =
1
3
π‘ˆ3
+ C =
1
3
𝑠𝑖𝑛3
x + C
Dari hasil diatas, maka penentuan hasil soal berikut ini (no 3) menjadi
lebih mudah
3. Tentukanlah ∫ π‘π‘œπ‘ 5
π‘₯ 𝑑π‘₯ = ∫ cos π‘₯ π‘π‘œπ‘ 4
π‘₯ 𝑑π‘₯ = ∫ cos π‘₯ (π‘π‘œπ‘ 2
π‘₯)2
dx
= ∫ cos π‘₯ (1βˆ’ 𝑠𝑖𝑛2
π‘₯)2
dx = ∫ cos π‘₯ (1 βˆ’
2 𝑠𝑖𝑛2
π‘₯ + 𝑠𝑖𝑛4
π‘₯) 𝑑π‘₯
= ∫(cos π‘₯ βˆ’ 2π‘π‘œπ‘  π‘₯ 𝑠𝑖𝑛2
π‘₯ + cos π‘₯ 𝑠𝑖𝑛4
π‘₯) 𝑑π‘₯
= sin x –
2
3
𝑠𝑖𝑛3
π‘₯ +
1
5
𝑠𝑖𝑛5
π‘₯ + 𝐢
4. ∫ tan π‘₯ dx = ∫
sin π‘₯
cos π‘₯
dx , u = cos x ; du = -sin x dx
= ∫ βˆ’ π‘’βˆ’1
du
= ∫ βˆ’
1
𝑒
du = - ln |cos x|
c. Integral dengan Rumus Integral Parsial
Di dalam pengintegralan, ada kemungkinan metode-metode
pengintegralan yang dibahas di awal tidak berhasil. Jika demikian, kita dapat
menerapkan metode yang disebut integral parsial. Metode ini didasarkan
kepada pengintegralan turunan hasil kali dua fungsi.
Perhatikan bahwa:
Jika y = U(x) . V(x) maka
𝑑𝑦
𝑑π‘₯
= π‘ˆβ€²
(x) . V(x) + 𝑉′( π‘₯). π‘ˆ( π‘₯), π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’
dy = V(x) . π‘ˆβ€²
(x) dx + π‘ˆ( π‘₯) . 𝑉′( π‘₯) dx ...............................(i)
Jika y kita ganti dengan UV maka (i) dapat ditulis menjadi:
d(UV) = V(x) . π‘ˆβ€²
(x) dx + π‘ˆ( π‘₯) . 𝑉′( π‘₯) dx .........................(ii)
Karena π‘ˆβ€²
(x) dx = dU dan 𝑉′( π‘₯) 𝑑π‘₯ = dV maka (ii) dapat ditulis menjadi:
d(UV) = V . dU + U . Dv ......................................................(iii)
Persamaan (iii) dapat ditulis menjadi: U. dV = d(UV) – V . dU .......(iv)
Dengan mengintegralkan ruas kiri dan ruas kanan persamaan (iv), kita akan
memperoleh rumus integral parsial seperti berikut.
∫ U. dV = ∫ d(UV) – ∫V .dU = UV βˆ’ ∫ 𝑉. π‘‘π‘ˆ
Contoh 1: Integral Parsial
Tentukanlah
Pembahasan Untuk menerapkan integral parsial, kita perlu untuk menuliskan
integral tersebut ke dalam
Terdapat beberapa cara untuk melakukan hal tersebut, yaitu
Panduan dalam pemilihan u dan dv sebelumnya menyarankan kita
untuk memilih pilihan pertama karena turunan dari u = x lebih sederhana
dari x, dan dv = ex merupakan bagian yang paling rumit dari integran yang
sesuai dengan aturan dasar integral.
Sekarang, dengan integral parsial akan dihasilkan
G. Menggambar Suatu Daerah
Grafik atau kurva yang biasa dihitung luasnya grafik fungsi linear (berupa
garis) dan grafik fungsi kuadrat (berupa parabola). Terkadang juga melibatkan grafik
dengan fungsi selain linear dan kuadrat dimana untuk menggambar kurvanya bisa
menggunakan turunan.
Menggambar Grafik Fungsi Linear
Langkah-langkah menggambar grafik fungsi linear:
1. Menentukan titik potong grafik di sumbu x dan y.
2. Menghubungkan kedua titik potong dengan sebuah garis.
3. Garis ini merupakan grafik fungsi linear yang diberikan.
Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat
Langkah-langkah menggambar grafik fungsi kuadrat:
1. Menentukan titik potong (tipot) pada sumbu x (jika ada) dengan cara
mensubstitusi y = 0. Sehingga diperoleh akar-akar dari ax2 + bx + c = 0
yaitu π‘₯1 dan π‘₯2. Artinya tipotnya (π‘₯1, 0) dan (π‘₯2, 0).
2. Menentukan titik potong (tipot) pada sumbu y dengan cara
mensubstitusikan x = 0 . Sehingga diperoleh y = c. Artinya tipotnya (0 ,
c).
3. Menentukan titik puncak (π‘₯ 𝑝, 𝑦 𝑝).
Rumus: π‘₯ 𝑝 =
βˆ’π‘
2π‘Ž
dan 𝑦 𝑝 =
𝐷
βˆ’4π‘Ž
atau 𝑦 𝑝 = f(π‘₯ 𝑝) = f(
βˆ’π‘
2π‘Ž
)
Sehingga titik puncak : (π‘₯ 𝑝, 𝑦 𝑝) = (
βˆ’π‘
2π‘Ž
,
𝐷
βˆ’4π‘Ž
) atau
(π‘₯ 𝑝, 𝑦 𝑝) = (
βˆ’π‘
2π‘Ž
, f(
βˆ’π‘
2π‘Ž
))
4. Menentukan sembarang titik bantuan lainnya agar menggambar lebih
mudah, dengan cara memilih beberapa nilai x dan disubstitusikan ke
fungki kuadrat.
Menggambar Grafik Fungsi Menggunakan Turunan
Langkah-langkah menggambar grafik fungsi menggunakan turunan:
1. Menggunakan titik potong (tipot) dengan sumbu-sumbu koordinat
(sumbu X dan sumbu Y).
Titik potong sumbu X, substitusi y =0.
Titik potong sumbu Y, substitusi x =0.
2. Menentukan titik-titik stasioner dan jenisnya (titik balik minimum, titik
balik maksimum, dan titik belok).
Teorema Kemonotonan
Misal f kontinu pada interval I dan terdiferensial pada setiap titik dalam dari I.
(i) Jika 𝑓′
(x) > 0 untuk semua titik-dalam I, maka f naik pada I.
(ii) Jika 𝑓′
(x) < 0 untuk semua titik-dalam I, maka f turun pada I.
Teorema Kecekungan
Misal f terdiferensialkan dua kali pada interval terbuka I.
(i) Jika 𝑓′′
(x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke atas pada I.
(ii) Jika 𝑓′′
(x) < 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke bawah pada I.
3. Menentukan titik bantuan lain agar grafiknya lebih mudah sketsa, atau
bisa juga secara umum menentukan nilai y untuk x besar positif dan
untuk x besar negatif.
Contoh grafik fungsi linear
Contoh grafik fungsi kuadrat
Contoh grafik fungsi digambarkan dengan cara turunan
Beberapa grafik fungsi diatas, jika kita ingin menunjukan suatu daerah
yang dibentuk dengan batas kurva terhadap sumbu x atau sumbu y, daerah
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
H. Luas Daerah dengan Integral Tertentu
Andaikan kurva y = f(x) dan kurva y = g(x) kontinu pada interval a ≀ x ≀ b, dan kurva
y = f(x) terletak di atas atau pada kurva y = g(x), maka luas daerah yang dibatasi kurva
y = f(x), kurva y = g(x), garis x = a, Dan x = b adalah sebagai berikut:
L = ∫ 𝑓( π‘₯) βˆ’ 𝑔( π‘₯) 𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
I. Volume Benda Putar
Secara umum menggunakan dua metode dalam perhitungannya yaitu metode
cakram dan metode kulit tabung. Untuk metode cakram memiliki ciri arah putaran
sesuai dengan batasan integralnya, misalkan jika daerah diputar terhadap sumbu X
maka batasannya juga ada pada sumbu X. Sedangkan metode kulit tabung dalam
volume benda putar memiliki ciri arah putaran berbeda dengan batasan integralnya,
misalkan daerah diputar terhadap sumbu Y tetapi batasnya ada di sumbu X. Seperti
luas suatu daerah, volume benda putar juga ada yang dibatasi satu kurva saja dan ada
dibatasi dua kurva.
Pengertian Benda Putar = Apabila suatu bidang datar yang diputar 360Β° terhadap
suatu garis, akan terbentuk bidang putar (3 dimensi)
X
y1
=f(x)
x = a x = b
Luasnya ?
y2
=g(x)
1. Metode Cakram
Dapat dianalogikan seperti menentukan volume mentimun dengan memotong-
motongnya sehingga tiap potongan berbentuk cakram.
a. Volume Benda Putar Mengelilingi Sumbu X
Volume benda putar yang terjadi dari daerah yang dibatasi oleh y=f(x), sumbu
X, garis x=a, dan garis x=b diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360∘,
volumenya adalah
b. Volume Benda Putar Mengelilingi Sumbu Y
Jika daerah yang dibatasi oleh x=f(y), sumbu Y, garis y=a, dan garis y=b
diputar mengelilingi sumbu Y sejauh 360∘, volume benda putarnya adalah
c. Volume Benda Putar dibatasi Dua Kurva
1) Diputar terhadap sumbu X
Dimisalkan T adalah daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva-kurva y1=f(x)
dan y2=g(x) dengan |f(x)|β‰₯|g(x)| pada interval a≀x≀b. Daerah yang terbentuk
diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360∘ sehingga terbentuk suatu benda
putar yang tengahnya kosong. Perhatikan gambar di bawah. Volume benda
dxxfdxy
b
a
b
a
 ο€½ο€½ 22
)]([v 
dyxfdyy
b
a
b
a
 ο€½ο€½ 22
)]([v 
yang terbentuk dari daerah yang dibatasi oleh kurva y1=f(x),y2=g(x), garis
x=a dan x=b adalah
2) Diputar terhadap sumbu Y
Dimisalkan U adalah daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva-kurva
x1=f(y) dan x2=g(y) dengan |f(y)|β‰₯|g(y)| pada interval a≀x≀b. Daerah yang
terbentuk diputar mengelilingi sumbu Y sejauh 360∘ sehingga terbentuk
suatu benda putar yang tengahnya kosong. Perhatikan gambar di bawah.
Volume benda yang terbentuk adalah
2. Metode Kulit Tabung
a. Volume Benda Putar Mengelilingi Sumbu X
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva y=f(x), x=a, x=b, dan
sumbu X diputar terhadap sumbu Y sejauh 360o adalah
dxxgxf
dxyy
b
a
b
a


ο€­ο€½
ο€­ο€½
22
2
2
2
1
)]([)]([
)()(v


dyygyf
dyxx
b
a
b
a


ο€­ο€½
ο€­ο€½
22
2
2
2
1
)]([)]([
)()(v


dxxfxdxxy
b
a
b
a
 ο€½ο€½ )(.22v 
b. Volume Benda Putar Mengelilingi Sumbu Y
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva x=f(y),y=a,y=b, dan
sumbu Y diputar terhadap sumbu X sejauh 360o adalah
c. Volume Benda Putar dibatasi dua kurva Metode Kulit Tabung
1) Mengelilingi sumbu Y dan batas di sumbu X
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva y=f(x), y=g(x), x=a, x=b,
dan sumbu X diputar terhadap sumbu Y sejauh 360∘ dengan |f(x)|β‰₯|g(x)|
adalah
2) Mengelilingi sumbu X dan batas di sumbu Y
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva x=f(y), x=g(y), y=a, y=b,
dan sumbu Y diputar terhadap sumbu X sejauh 360∘ dengan |f(y)|β‰₯|g(y)|
adalah
dyyyfdyxy
b
a
b
a
 ο€½ο€½ ).(22v 
dxxgxfxdxxy
b
a
b
a
 ο€­ο€½ο€½ )]()(.[22v 
dyyygyfdyxy
b
a
b
a
 ο€­ο€½ο€½ )].()([22v 
BAB III
POWER POINT
BAB IV
RANGKUMAN
Integral Tak Tentu
Integral tak tentu mempunyai rumus umum:
Keterangan:
ο‚· c : konstanta
Pengintegralan standar
Jika maka:
Jika maka:
Jika maka:
Pengintegralan khusus
Sifat-sifat
ο‚·
ο‚·
Integral Tentu
Integral tentu digunakan untuk mengintegralkan suatu fungsi f(x) tertentu yang
memiliki batas atas dan batas bawah. Integral tentu mempunyai rumus umum:
Keterangan:
ο‚· konstanta c tidak lagi dituliskan dalam integral tentu.
Integral trigonometri
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
Ingat-ingat juga beberapa sifat-sifat trigonometri, karena mungkin akan digunakan:
Substitusi trigonometri
Integral yang mengandung a2 βˆ’ x2
Pada integral
kita dapat menggunakan
Catatan: semua langkah diatas haruslah memenuhi syarat a > 0 dan cos(ΞΈ) > 0;
Integral yang mengandung a2 + x2
Pada integral
kita dapat menuliskan
maka integralnya menjadi
(syarat: a β‰  0).
Integral yang mengandung x2 βˆ’ a2
Pada integral
dapat diselesaikan dengan substitusi:
Teknik pemecahan sebagian pada pengintegralan
Polinomial tingkat pertama pada penyebut
Misalkan u = ax + b, maka du = a dx akan menjadikan integral
menjadi
Contoh lain:
Dengan pemisalan yang sama di atas, misalnya dengan integral
akan berubah menjadi
Integral Parsial
Jika dimisalkan u = f(x), v = g(x), dan diferensialnya du = f β€˜(x) dx dan dv = gβ€˜(x) dx,
maka integral parsial menyatakan bahwa:
atau dapat ditulis juga:
DAFTAR PUSTAKA
Simangunsong, W. 2010. PKS Matematika SMA/MA Kelas XII IPA. Jakarta:
Gematama
Kristanto D, Yosep.”Integral Parsial, Soal, dan Pembahasannya”. 20 Desember 2016.
https://yos3prens.wordpress.com/2014/08/31/integral-parsial/
Darmayasa, Putu. β€œSketsa dan Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat”. 20 Desember
2016. http://www.konsep-matematika.com/2015/07/sketsa-dan-
menggambar-grafik-fungsi-kuadrat.html

More Related Content

What's hot

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
Β 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi RekurensiHeni Widayani
Β 
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURLSimon Patabang
Β 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
Β 
Grafik fungsi rasional
Grafik fungsi rasionalGrafik fungsi rasional
Grafik fungsi rasionalIg Fandy Jayanto
Β 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanUniversitas Negeri Padang
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
Β 
Deret Taylor dan McLaurin
Deret Taylor dan McLaurinDeret Taylor dan McLaurin
Deret Taylor dan McLaurinFerdhika Yudira
Β 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03KuliahKita
Β 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangFebri Arianti
Β 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
Β 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenRizky Wulansari
Β 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
Β 
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)Ridha Zahratun
Β 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
Β 
Bab ii ring
Bab ii ringBab ii ring
Bab ii ringsiitatamba
Β 

What's hot (20)

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
Β 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
Β 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
Β 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Β 
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
Β 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Β 
Grafik fungsi rasional
Grafik fungsi rasionalGrafik fungsi rasional
Grafik fungsi rasional
Β 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Β 
Deret Taylor dan McLaurin
Deret Taylor dan McLaurinDeret Taylor dan McLaurin
Deret Taylor dan McLaurin
Β 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Β 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
Β 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
Β 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Β 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Β 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
Β 
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Β 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Β 
Turunan
TurunanTurunan
Turunan
Β 
Bab ii ring
Bab ii ringBab ii ring
Bab ii ring
Β 

Similar to INTEGRAL MTK

Materi integral
Materi integralMateri integral
Materi integraloilandgas24
Β 
Integral SMA Kelas XII IPA
Integral SMA Kelas XII IPAIntegral SMA Kelas XII IPA
Integral SMA Kelas XII IPAEka Haryati
Β 
Kalkulus 2
Kalkulus 2Kalkulus 2
Kalkulus 2Agus Rahmat
Β 
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdfintegral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdfzefryDarmawan
Β 
Integral Tak Tentu
Integral Tak TentuIntegral Tak Tentu
Integral Tak TentuSahril Sandrian
Β 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematikaIr Fandi
Β 
Bab 5 integral
Bab 5 integralBab 5 integral
Bab 5 integralEko Supriyadi
Β 
Makalah matematika integral
Makalah matematika integralMakalah matematika integral
Makalah matematika integralsoki leonardi
Β 
INTEGRAL MATEMATIKA
INTEGRAL MATEMATIKAINTEGRAL MATEMATIKA
INTEGRAL MATEMATIKAMira Sandrana
Β 
Integral
IntegralIntegral
IntegralNini Aswad
Β 

Similar to INTEGRAL MTK (20)

Materi integral
Materi integralMateri integral
Materi integral
Β 
Integral
IntegralIntegral
Integral
Β 
Integral SMA Kelas XII IPA
Integral SMA Kelas XII IPAIntegral SMA Kelas XII IPA
Integral SMA Kelas XII IPA
Β 
KALKULUS_1.ppt
KALKULUS_1.pptKALKULUS_1.ppt
KALKULUS_1.ppt
Β 
Kalkulus 2 integral
Kalkulus 2 integralKalkulus 2 integral
Kalkulus 2 integral
Β 
Kalkulus 2
Kalkulus 2Kalkulus 2
Kalkulus 2
Β 
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdfintegral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
Β 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
Β 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
Β 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
Β 
Integral Tak Tentu
Integral Tak TentuIntegral Tak Tentu
Integral Tak Tentu
Β 
kalkulus2
kalkulus2kalkulus2
kalkulus2
Β 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematika
Β 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
Β 
Bab 5 integral
Bab 5 integralBab 5 integral
Bab 5 integral
Β 
Integral
IntegralIntegral
Integral
Β 
Makalah matematika integral
Makalah matematika integralMakalah matematika integral
Makalah matematika integral
Β 
INTEGRAL MATEMATIKA
INTEGRAL MATEMATIKAINTEGRAL MATEMATIKA
INTEGRAL MATEMATIKA
Β 
02 bab 1
02 bab 102 bab 1
02 bab 1
Β 
Integral
IntegralIntegral
Integral
Β 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
Β 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
Β 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
Β 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
Β 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
Β 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
Β 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
Β 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
Β 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
Β 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Β 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
Β 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Β 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
Β 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
Β 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Β 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Β 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
Β 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Β 

INTEGRAL MTK

  • 1. KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENDIDIKAN MENENGAH INTEGRAL diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah dosen pengampu: Prof. Dr. H. Darhim, M.Si. disusun oleh: NIM 1505155 Anggi Juliana NIM 1503894 Dhanu Ibrahim NIM 1405649 Nadya Nalijati DEPARTEMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan penerapan konsep-konsep matematika. Permasalahan tersebut, salah satunya muncul dari keingintahuan kita mengenai suatu fenomena. Layaknya seperti konsep integral, publikasi ilmiah konsep ini dapat diterapkan dalam menghitung jarak yang ditempuh suatu benda (dari posisi diam) t detik dari kecepatan benda, misalkan v = 6t2 m/det. Sebelum mengetahui kaitan hal tersebut, beberapa ilmuwan melakukan pengamatan dan studi lebih dalam mengenai suatu fenomena sehingga dihasilkan metode penyelesaian dengan integral. Para ilmuwan menemukan dan mengembangkan konsep integral sejak waktu yang sangat lampau. Integral ditemukan pertama kali pada abad kedua sebelum masehi, atas gagasan Archimedes, berdasarkan idenya mengenai penjumlahan untuk menentukan luas sebuah daerah tertutup atau volume benda putar. Lalu apa saja sumbangan konsep integral terhadap metode menentukan solusi permasalahan perhitungan matematika? Bagaimana kaitannya dengan konsep-konsep matematika lainnya? Bagaimana ketentuan dan lingkup bahasan materi integral untuk pemahaman anak SMA atau sederajat? Kemampuan memahami, menggambarkan, menghitung integral dari berbagai fungsi aljabar diharapkan dapat menjadi bekal ilmu untuk menempuh jenjang pendidikan lanjut. Selain itu kopetensi di sekolah juga mengarahkan anak agar mengetahui dan memahami dasar-dasar penyelesaian permasalahan. Sehingga anak mampu bekarir dan memiliki budaya dalam kehidupannya di masa datang. B. Standar Kompetensi Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. C. Kompetensi Dasar 1.1 Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu
  • 3. 1.2 Menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar sederhana 1.3 Menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva. D. Indikator Pencapaian 1.1.1 Merancang aturan integral tak tentu dari aturan turunan. 1.1.2 Menjelaskan integral tentu sebagai luas daerah di bidang datar. Menghitung integral tak tentu dari fungsi aljabar. 1.1.3 Menghitung integral tentu dari fungsi aljabar Menghitung integral tentu dari fungsi aljabar Merumuskan integral tentu untuk luas suatu daerah, volume benda putar dan menghitungnya. E. Materi 1. Menentukan Integral tak tentu dari fungsi aljabar dan trigonometri. 2. Menjelaskan Integral tertentu sebagai luas daerah di bidang datar. 3. Menentukan Integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat (aturan) integral 4. Menentukan Integral dengan cara substitusi aljabar. 5. Menentukan Integral dengan cara substitusi trigonometri. 6. Menentukan Integral dengan rumus integral parsial. 7. Menggambarkan suatu daerah yang dibatasi oleh beberapa kurva. 8. Menggunakan Integral tertentu untuk menghitung luas suatu daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu pada koordinat. 9. Menggunakan integral tertentu untuk menghitung volume benda putar dari daerah yang diputar terhadap sumbu koordinat.
  • 4. F. Peta Konsep Integral Pengertian Integral Integral Tak Tentu Integral Tak TentuFungsi Aljabar Integral Tak TentuFungsi Trigonometri Integral Tentu Sifat-Sifat (Aturan) Integral TeknikIntegral Integral dengan Cara Substitusi Integral dengan Cara Integral Parsia Aplikasi Integral Luas Daerah Volume Beda Putar
  • 5. BAB II URAIAN MATERI A. Pengertian Integral Misalkan f adalah fungsi turunan dari fungsi F yang kontinu pada suatu domain. Untuk setiap xx terletak pada domain tersebut, berlaku Fβ€²(x) = 𝑑 𝐹(π‘₯) 𝑑π‘₯ = 𝑓(π‘₯), artinya turunan fungsi F(x) adalah f(x). Perhatikan bentuk fungsi F(x) dan turunannya yaitu f(x) berikut : Dari kenyataan tersebut, timbul pertanyaan bagaimanakah menentukan fungsi F sedemikian rupa sehingga untuk setiap x anggota domain F, berlaku Fβ€²(x) = f(x). Suatu operasi yang digunakan untuk menentukan fungsi F merupakan invers dari operasi derivatif (diferensial). Invers dari operasi derivatif disebut integral. Integral disebut juga antiderivatif (antidiferensial) atau antiturunan. Pada contoh di atas, jika F(x) adalah integral dari f(x) = 2x, maka F(x)= π‘₯2 + c, dengan c suatu konstanta real. Jika F(x) adalah fungsi umum yang bersifat Fβ€²(x) = f(x), maka F(x) merupakan antiturunan atau integral dari f(x). Pengintegralan fungsi f(x) terhadap x dinotasikan sebagai berikut. ∫ f(x) dx =F(x) + c Keterangan : ∫ = notasi integral (yang diperkenalkan oleh Leibniz, seorang matematikawan Jerman)
  • 6. f(x) = fungsi integran (fungsi yang dicari antiturunannya/integralnya) F(x) = fungsi integral umum yang bersifat Fβ€²(x) = f(x) c = konstanta. Contoh : Coba turunkan fungsi – fungsi berikut. a. F(x) = 2π‘₯2 b. F(x) = 2π‘₯2 + 2 c. F(x) = 2π‘₯2 βˆ’ 1 Penyelesaian : a. F(x) = 2π‘₯2 , F’(x) = 4x b. F(x) = 2π‘₯2 + 2 , F’(x) = 4x c. F(x) = 2π‘₯2 βˆ’ 1, F’(x) = 4x Jawab : Jika F(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan, yaitu F’(x) maka antiturunan dari F’(x) adalah F(x) + c dengan c adalah sembarang konstanta.
  • 7. B. Integral Tak Tentu Dari pengamatan pada tabel tersebut, kita melihat sebuah aturan integrasi atau pola anti turunan dari turunannya yaitu : Dengan menggunakan Rumus Dasar Integral Tak Tentu Jawab :
  • 8. 1. Integral Tak Tentu Fungsi Aljabar Teorema 1 Teorema 2 Teorema 3 Teorema 4 ∫ π‘₯ 𝑛 𝑑π‘₯ = 1 𝑛+1 π‘₯ 𝑛+1 + 𝐢, 𝑛 ∈ ℝ, 𝑛 β‰  1 ∫ π‘Žπ‘₯ 𝑛 𝑑π‘₯ = π‘Ž 𝑛+1 π‘₯ 𝑛+1 + 𝐢, 𝑛 ∈ ℝ, 𝑛 β‰  1 ∫ π‘˜π‘“(π‘₯)𝑑π‘₯ = π‘˜ ∫ 𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯ ∫ 𝑓(π‘₯) Β± 𝑔(π‘₯)𝑑π‘₯ = ∫ 𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯ Β± ∫ 𝑔(π‘₯)𝑑π‘₯
  • 9. 2. Integral Tak tentu Fungsi Trigonometri C. Integral Tertentu
  • 10.
  • 11. D. Integral Tentu Definisi : 1. Teorema Dasar Kalkulus Misalkan f adalah fungsi yang kontinu pada interval π‘Ž ≀ π‘₯ ≀ 𝑏 atau [π‘Ž, 𝑏]. dan misalkan F adalah sebarang anti turunan dari f pada interval tersebut, maka berlaku : ∫ 𝒇( 𝒙) 𝒅𝒙 𝒃 𝒂 = [ 𝑭( 𝒙)] =𝒂 𝒃 𝑭( 𝒃) βˆ’ 𝑭(𝒂)
  • 12. E. Sifat-Sifat Integral Tertentu Contoh :  )()()()(.1 bFaFxFdxxf b a b a   ο€­ο€½ a b b a dxxfdxxf )()(.2 0)(.3 a a dxxf )(.4 abckdx b a  riilbilanganadalahk dxxfkdxxkf b a b a  ο€½ )()(.5    b a b a b a dxxgdxxfdxxgxf )()()]()([.6   ο€­ο€½ο€­ b a b a b a dxxgdxxfdxxgxf )()()]()([.7    b a c b c a dxxfdxxfdxxf )()()(.8    ο€­  ο€½ο€­ 1007 1000 7 0 5 1 2 )20052( ,)5(..2 ....)1(3.1 adalamdxxbentuknyatakanmaka adxxdiketahuiJika dxx
  • 13. F. Teknik Pengintegralan a. Integral Subtitusi Digunakan jika pengintegralan tidak dapat diselesaikan dengan integrasi langsung, maka kita substitusikan variabel baru sehingga pengintegralan dapat diselesaikan. Contoh : b. Integral dengan substitusi Trigonometri Teknik substitusi dapat dilakukan jika integrannya merupakan perkalian antara dua fungsi, fungsi yang merupakan turunan dari fungsi lainnya. Misal : f(x) . 𝑓′ (x) atau 𝑓′ (x) . cos f(x). Contoh fungsi dalam integran yang dapat diselesaikan dengan teknik substitusi. 1. Tentukanlah ∫ 2π‘₯ sin(π‘₯2 +1) dx Perhatikan bahwa: dalam ∫ 2π‘₯ sin(π‘₯2 +1) dx ; 2x merupakan turunan dari (π‘₯2 +1) Untuk memperoleh penyelesaian kita dapat memisalkan: U = π‘₯2 + 1, selanjutnya: dU = 2x dx ∫ 2π‘₯ sin(π‘₯2 +1) dx = ∫ sin π‘ˆ dU = -cos U + C = -cos (π‘₯2 + 1) + C Contoh soal 2. Tentukanlah ∫ cos π‘₯ 𝑠𝑖𝑛2 π‘₯ 𝑑π‘₯   dx)32()539(x:Carilah 82 xx c)53x(x cuc 9 9u du9u menjadidx)32()539(xMaka dx3)(2xdu 32x dx du 53xxuMisalkan:Jawab 92 9 9 8 82 2         xx
  • 14. Karena cos x adalah turunan dari sin x, maka untuk mnenyelesaikan ∫ cos π‘₯ 𝑠𝑖𝑛2 π‘₯ 𝑑π‘₯, kita dapat memisalkan U = sin x, selanjutnya dU = cos x dx, dan ∫ cos π‘₯ 𝑠𝑖𝑛2 π‘₯ 𝑑π‘₯ = ∫ π‘ˆ2 π‘‘π‘ˆ = 1 3 π‘ˆ3 + C = 1 3 𝑠𝑖𝑛3 x + C Dari hasil diatas, maka penentuan hasil soal berikut ini (no 3) menjadi lebih mudah 3. Tentukanlah ∫ π‘π‘œπ‘ 5 π‘₯ 𝑑π‘₯ = ∫ cos π‘₯ π‘π‘œπ‘ 4 π‘₯ 𝑑π‘₯ = ∫ cos π‘₯ (π‘π‘œπ‘ 2 π‘₯)2 dx = ∫ cos π‘₯ (1βˆ’ 𝑠𝑖𝑛2 π‘₯)2 dx = ∫ cos π‘₯ (1 βˆ’ 2 𝑠𝑖𝑛2 π‘₯ + 𝑠𝑖𝑛4 π‘₯) 𝑑π‘₯ = ∫(cos π‘₯ βˆ’ 2π‘π‘œπ‘  π‘₯ 𝑠𝑖𝑛2 π‘₯ + cos π‘₯ 𝑠𝑖𝑛4 π‘₯) 𝑑π‘₯ = sin x – 2 3 𝑠𝑖𝑛3 π‘₯ + 1 5 𝑠𝑖𝑛5 π‘₯ + 𝐢 4. ∫ tan π‘₯ dx = ∫ sin π‘₯ cos π‘₯ dx , u = cos x ; du = -sin x dx = ∫ βˆ’ π‘’βˆ’1 du = ∫ βˆ’ 1 𝑒 du = - ln |cos x| c. Integral dengan Rumus Integral Parsial Di dalam pengintegralan, ada kemungkinan metode-metode pengintegralan yang dibahas di awal tidak berhasil. Jika demikian, kita dapat menerapkan metode yang disebut integral parsial. Metode ini didasarkan kepada pengintegralan turunan hasil kali dua fungsi. Perhatikan bahwa: Jika y = U(x) . V(x) maka 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = π‘ˆβ€² (x) . V(x) + 𝑉′( π‘₯). π‘ˆ( π‘₯), π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ dy = V(x) . π‘ˆβ€² (x) dx + π‘ˆ( π‘₯) . 𝑉′( π‘₯) dx ...............................(i) Jika y kita ganti dengan UV maka (i) dapat ditulis menjadi: d(UV) = V(x) . π‘ˆβ€² (x) dx + π‘ˆ( π‘₯) . 𝑉′( π‘₯) dx .........................(ii) Karena π‘ˆβ€² (x) dx = dU dan 𝑉′( π‘₯) 𝑑π‘₯ = dV maka (ii) dapat ditulis menjadi: d(UV) = V . dU + U . Dv ......................................................(iii) Persamaan (iii) dapat ditulis menjadi: U. dV = d(UV) – V . dU .......(iv)
  • 15. Dengan mengintegralkan ruas kiri dan ruas kanan persamaan (iv), kita akan memperoleh rumus integral parsial seperti berikut. ∫ U. dV = ∫ d(UV) – ∫V .dU = UV βˆ’ ∫ 𝑉. π‘‘π‘ˆ Contoh 1: Integral Parsial Tentukanlah Pembahasan Untuk menerapkan integral parsial, kita perlu untuk menuliskan integral tersebut ke dalam Terdapat beberapa cara untuk melakukan hal tersebut, yaitu Panduan dalam pemilihan u dan dv sebelumnya menyarankan kita untuk memilih pilihan pertama karena turunan dari u = x lebih sederhana dari x, dan dv = ex merupakan bagian yang paling rumit dari integran yang sesuai dengan aturan dasar integral. Sekarang, dengan integral parsial akan dihasilkan G. Menggambar Suatu Daerah Grafik atau kurva yang biasa dihitung luasnya grafik fungsi linear (berupa garis) dan grafik fungsi kuadrat (berupa parabola). Terkadang juga melibatkan grafik
  • 16. dengan fungsi selain linear dan kuadrat dimana untuk menggambar kurvanya bisa menggunakan turunan. Menggambar Grafik Fungsi Linear Langkah-langkah menggambar grafik fungsi linear: 1. Menentukan titik potong grafik di sumbu x dan y. 2. Menghubungkan kedua titik potong dengan sebuah garis. 3. Garis ini merupakan grafik fungsi linear yang diberikan. Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat Langkah-langkah menggambar grafik fungsi kuadrat: 1. Menentukan titik potong (tipot) pada sumbu x (jika ada) dengan cara mensubstitusi y = 0. Sehingga diperoleh akar-akar dari ax2 + bx + c = 0 yaitu π‘₯1 dan π‘₯2. Artinya tipotnya (π‘₯1, 0) dan (π‘₯2, 0). 2. Menentukan titik potong (tipot) pada sumbu y dengan cara mensubstitusikan x = 0 . Sehingga diperoleh y = c. Artinya tipotnya (0 , c). 3. Menentukan titik puncak (π‘₯ 𝑝, 𝑦 𝑝). Rumus: π‘₯ 𝑝 = βˆ’π‘ 2π‘Ž dan 𝑦 𝑝 = 𝐷 βˆ’4π‘Ž atau 𝑦 𝑝 = f(π‘₯ 𝑝) = f( βˆ’π‘ 2π‘Ž ) Sehingga titik puncak : (π‘₯ 𝑝, 𝑦 𝑝) = ( βˆ’π‘ 2π‘Ž , 𝐷 βˆ’4π‘Ž ) atau (π‘₯ 𝑝, 𝑦 𝑝) = ( βˆ’π‘ 2π‘Ž , f( βˆ’π‘ 2π‘Ž )) 4. Menentukan sembarang titik bantuan lainnya agar menggambar lebih mudah, dengan cara memilih beberapa nilai x dan disubstitusikan ke fungki kuadrat. Menggambar Grafik Fungsi Menggunakan Turunan Langkah-langkah menggambar grafik fungsi menggunakan turunan: 1. Menggunakan titik potong (tipot) dengan sumbu-sumbu koordinat (sumbu X dan sumbu Y).
  • 17. Titik potong sumbu X, substitusi y =0. Titik potong sumbu Y, substitusi x =0. 2. Menentukan titik-titik stasioner dan jenisnya (titik balik minimum, titik balik maksimum, dan titik belok). Teorema Kemonotonan Misal f kontinu pada interval I dan terdiferensial pada setiap titik dalam dari I. (i) Jika 𝑓′ (x) > 0 untuk semua titik-dalam I, maka f naik pada I. (ii) Jika 𝑓′ (x) < 0 untuk semua titik-dalam I, maka f turun pada I. Teorema Kecekungan Misal f terdiferensialkan dua kali pada interval terbuka I. (i) Jika 𝑓′′ (x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke atas pada I. (ii) Jika 𝑓′′ (x) < 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke bawah pada I. 3. Menentukan titik bantuan lain agar grafiknya lebih mudah sketsa, atau bisa juga secara umum menentukan nilai y untuk x besar positif dan untuk x besar negatif. Contoh grafik fungsi linear Contoh grafik fungsi kuadrat
  • 18.
  • 19. Contoh grafik fungsi digambarkan dengan cara turunan Beberapa grafik fungsi diatas, jika kita ingin menunjukan suatu daerah yang dibentuk dengan batas kurva terhadap sumbu x atau sumbu y, daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
  • 20. H. Luas Daerah dengan Integral Tertentu Andaikan kurva y = f(x) dan kurva y = g(x) kontinu pada interval a ≀ x ≀ b, dan kurva y = f(x) terletak di atas atau pada kurva y = g(x), maka luas daerah yang dibatasi kurva y = f(x), kurva y = g(x), garis x = a, Dan x = b adalah sebagai berikut: L = ∫ 𝑓( π‘₯) βˆ’ 𝑔( π‘₯) 𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž I. Volume Benda Putar Secara umum menggunakan dua metode dalam perhitungannya yaitu metode cakram dan metode kulit tabung. Untuk metode cakram memiliki ciri arah putaran sesuai dengan batasan integralnya, misalkan jika daerah diputar terhadap sumbu X maka batasannya juga ada pada sumbu X. Sedangkan metode kulit tabung dalam volume benda putar memiliki ciri arah putaran berbeda dengan batasan integralnya, misalkan daerah diputar terhadap sumbu Y tetapi batasnya ada di sumbu X. Seperti luas suatu daerah, volume benda putar juga ada yang dibatasi satu kurva saja dan ada dibatasi dua kurva. Pengertian Benda Putar = Apabila suatu bidang datar yang diputar 360Β° terhadap suatu garis, akan terbentuk bidang putar (3 dimensi) X y1 =f(x) x = a x = b Luasnya ? y2 =g(x)
  • 21. 1. Metode Cakram Dapat dianalogikan seperti menentukan volume mentimun dengan memotong- motongnya sehingga tiap potongan berbentuk cakram. a. Volume Benda Putar Mengelilingi Sumbu X Volume benda putar yang terjadi dari daerah yang dibatasi oleh y=f(x), sumbu X, garis x=a, dan garis x=b diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360∘, volumenya adalah b. Volume Benda Putar Mengelilingi Sumbu Y Jika daerah yang dibatasi oleh x=f(y), sumbu Y, garis y=a, dan garis y=b diputar mengelilingi sumbu Y sejauh 360∘, volume benda putarnya adalah c. Volume Benda Putar dibatasi Dua Kurva 1) Diputar terhadap sumbu X Dimisalkan T adalah daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva-kurva y1=f(x) dan y2=g(x) dengan |f(x)|β‰₯|g(x)| pada interval a≀x≀b. Daerah yang terbentuk diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360∘ sehingga terbentuk suatu benda putar yang tengahnya kosong. Perhatikan gambar di bawah. Volume benda dxxfdxy b a b a  ο€½ο€½ 22 )]([v  dyxfdyy b a b a  ο€½ο€½ 22 )]([v 
  • 22. yang terbentuk dari daerah yang dibatasi oleh kurva y1=f(x),y2=g(x), garis x=a dan x=b adalah 2) Diputar terhadap sumbu Y Dimisalkan U adalah daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva-kurva x1=f(y) dan x2=g(y) dengan |f(y)|β‰₯|g(y)| pada interval a≀x≀b. Daerah yang terbentuk diputar mengelilingi sumbu Y sejauh 360∘ sehingga terbentuk suatu benda putar yang tengahnya kosong. Perhatikan gambar di bawah. Volume benda yang terbentuk adalah 2. Metode Kulit Tabung a. Volume Benda Putar Mengelilingi Sumbu X Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva y=f(x), x=a, x=b, dan sumbu X diputar terhadap sumbu Y sejauh 360o adalah dxxgxf dxyy b a b a   ο€­ο€½ ο€­ο€½ 22 2 2 2 1 )]([)]([ )()(v   dyygyf dyxx b a b a   ο€­ο€½ ο€­ο€½ 22 2 2 2 1 )]([)]([ )()(v   dxxfxdxxy b a b a  ο€½ο€½ )(.22v 
  • 23. b. Volume Benda Putar Mengelilingi Sumbu Y Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva x=f(y),y=a,y=b, dan sumbu Y diputar terhadap sumbu X sejauh 360o adalah c. Volume Benda Putar dibatasi dua kurva Metode Kulit Tabung 1) Mengelilingi sumbu Y dan batas di sumbu X Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva y=f(x), y=g(x), x=a, x=b, dan sumbu X diputar terhadap sumbu Y sejauh 360∘ dengan |f(x)|β‰₯|g(x)| adalah 2) Mengelilingi sumbu X dan batas di sumbu Y Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva x=f(y), x=g(y), y=a, y=b, dan sumbu Y diputar terhadap sumbu X sejauh 360∘ dengan |f(y)|β‰₯|g(y)| adalah dyyyfdyxy b a b a  ο€½ο€½ ).(22v  dxxgxfxdxxy b a b a  ο€­ο€½ο€½ )]()(.[22v  dyyygyfdyxy b a b a  ο€­ο€½ο€½ )].()([22v 
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37. BAB IV RANGKUMAN Integral Tak Tentu Integral tak tentu mempunyai rumus umum: Keterangan: ο‚· c : konstanta Pengintegralan standar Jika maka: Jika maka: Jika maka: Pengintegralan khusus
  • 38. Sifat-sifat ο‚· ο‚· Integral Tentu Integral tentu digunakan untuk mengintegralkan suatu fungsi f(x) tertentu yang memiliki batas atas dan batas bawah. Integral tentu mempunyai rumus umum: Keterangan: ο‚· konstanta c tidak lagi dituliskan dalam integral tentu. Integral trigonometri ο‚· ο‚· ο‚· ο‚· ο‚· ο‚·
  • 39. ο‚· ο‚· ο‚· ο‚· ο‚· ο‚· ο‚· ο‚· ο‚· Ingat-ingat juga beberapa sifat-sifat trigonometri, karena mungkin akan digunakan: Substitusi trigonometri Integral yang mengandung a2 βˆ’ x2 Pada integral
  • 40. kita dapat menggunakan Catatan: semua langkah diatas haruslah memenuhi syarat a > 0 dan cos(ΞΈ) > 0; Integral yang mengandung a2 + x2 Pada integral kita dapat menuliskan maka integralnya menjadi (syarat: a β‰  0). Integral yang mengandung x2 βˆ’ a2 Pada integral
  • 41. dapat diselesaikan dengan substitusi: Teknik pemecahan sebagian pada pengintegralan Polinomial tingkat pertama pada penyebut Misalkan u = ax + b, maka du = a dx akan menjadikan integral menjadi Contoh lain: Dengan pemisalan yang sama di atas, misalnya dengan integral akan berubah menjadi
  • 42. Integral Parsial Jika dimisalkan u = f(x), v = g(x), dan diferensialnya du = f β€˜(x) dx dan dv = gβ€˜(x) dx, maka integral parsial menyatakan bahwa: atau dapat ditulis juga:
  • 43. DAFTAR PUSTAKA Simangunsong, W. 2010. PKS Matematika SMA/MA Kelas XII IPA. Jakarta: Gematama Kristanto D, Yosep.”Integral Parsial, Soal, dan Pembahasannya”. 20 Desember 2016. https://yos3prens.wordpress.com/2014/08/31/integral-parsial/ Darmayasa, Putu. β€œSketsa dan Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat”. 20 Desember 2016. http://www.konsep-matematika.com/2015/07/sketsa-dan- menggambar-grafik-fungsi-kuadrat.html