SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
TEORI MEDAN POTENSIAL
8.3 The Equivalent Stratum
8.4 The Continuantion of Potential
Fields
01
Equivalent stratum menunjukkan bahwa densitas pada permukaan bidang x,y (density
coating) yang dapat mewakili perhitungan nilai efek gravitasi untuk distribusi massa yang
tidak diketahui pada arah z > 0.
Equivalen Stratum
Terdapat perbedaanpenting antara ” medan gravitasi ” dan ”efek-efek gravitasi “
 medan gravitasi:kekuatan medan gravitasional bumi (g)
 efek gravitasi : dikur dalam arah normal g dan merupakan asumsi bahwa arah g tidak
dipengaruhi oleh adanya massa-massa lokal, atau dengan kata lain bahwa arah jejak
vertikalhampir tidak terganggu di daerah beranomali. Hal ini akan benar jika g << g.
02Equivalen Stratum
Ketika potensial U berkaitan dengan massa-massa yang terdistribusi secara lokal
pada z = 0, efek gravitasi pada titikP dapat kita tuliskan sbb:
0
)(
),(
0
2
0
2/322





  

zdrdr
zr
r
zG
z
U
g P
P 


Untuk menghitung medan gravitasi dari lapisan pada titik Q di z = 0, kita menggunakan
koordinat silinder (r,,z) yang sumbunya vertikal dan titik asal ditempatkan pada Q.
Gambarr 8.2 Equvalen Strartum
Pada titik P yang berada pada sumbu vertikal, potensial gravitasi dapat dituliskan :
 
 



0
2
0
22
,



drdr
zr
r
GUP
03Equivalen Stratum
Kita membagi batas integrasi dalam dua bagian: satu lingkaran kecil pada Q
dengan jari-jari , dan yang lain bidang z = 0. Jika jari-jari bernilai cukup
kecil pada seluruh lingkaran , maka distribusi masa  (r,) akan bernilai
konstan seperti nilai di titik Q, dimana integral pertama akan menjadi :
 
 
 
  




























 




 





















 








 

22
12
2
0
)
2/1
22
2
1
21
12
2
1
0
2
0
2/322
0
2
0
2/3
22
1
z
z
QG
zr
r
rzQG
d
zr
drr
zQG
zr
drrd
zQGT




 

04Equivalen Stratum
Walaupun  dapat bernilaisekecil yang kita harapkan, kita tetap harus
menganggapbahwa nilainya adalah terhingga, sehingga
Sedangkanuntuk integral kedua memiliki nilai yang non-singular dimana:
Dari kedua persamaandiatas, diperoleh :
 QGT
z
2lim 1
0


0lim 2
0


T
z
   QGQg 2
05Equivalen Stratum
Karena posisi titik Q dalam z = 0 adalah sembarang, maka kita dapat
memperoleh persamaan berikut :
dengan G merupakan tetapan gravitasi pada bidang x,y , Δg(x,y) adalah
efek gravitasi dan σ(x,y) merupakan rapat massa (densitas).
),(4, yxGy)g(x 
06KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Kontinuasi adalah transformasi matematis antara bidang ketinggian dari titik-titik akuisisi data
sehingga dapat dipakai sebagai filter.
Data yang telah berada pada bidang datar dengan mudah dapat diangkat ke atas (upward
continuation) atau diturunkan ke bawah (downward continuation) sehingga kita dapat melihat
efek anomali gravitasinya secara jelas.
Proses Kontinuasi ke Atas (Upward Continuation)
Merupakan proses kontinuasi data yang seakan kita melakukan pengukuran di tempat
yang lebih tinggi dari pada tempat pengukuran sesungguhnya, untuk mengurangi efek
anomali dangkal dan untuk mendapatkan efek anomali magnetik dari benda dalam
(anomali regional)
Proses Kontinuasi ke Bawah (Downward Continuation)
Mendekatkan bidang pengukuran terhadap benda anomali dan ini berarti
mendominankan pengaruh anomali benda lokal/dangkal atau untuk mendapatkan
anomali lokal.
07KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Teorema Green menyatakan apabila terdapat suatu fungsi kontinyu dalam sebuah volume V,
dengan turunan pertama dan keduanya kontinyu dan dan dapat diintegralkan, maka
Karena permukaan S tertutup volume V. Pembatasan pada U dan W terpenuhi jika kita
memisalkan U menjadi potensial gravitasi dalam kaitannya dengan massa-massa dalam V dan
memisalkan W menjadi fungsi 1/r – r0 = 1/R, dimana r adalah vektor posisi dari sebuah titik
P diluar V dan r0 adalah vektor posisi dari sebuah titik Q dalam V, sehingga potensial gravitas
pada setiap titik P di luar V bernilai :
0
2
0
322
)(.)( rdUWWUrdUWWU
SV
  n 8-7
 
0
3
0
0
)( rdGU
V
p  

rr
r
r

08KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Dengan mengsubstitusian nilai (r0) dari Persamaan 8-5
, kita dapat memperoleh persamaan :
G
U


4
)(
)( 0
2
0
r
r


 


V
rd
U
U 0
3
0
0
2
)(
4
1
)(
rr
r
r

Karena P berada di luar V, maka 2W = 0 dimana saja, dan ruas kiri persamaan (8-7) akan menjadi
)(4
)(
0
3
0
0
2
r
rr
r
Urd
U
s



  0
211
4
1
)( rd
U
RR
UU
S nn
 























r 8-8
09KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Jika kita mengasumsikan semua massa dalam daerah terhingga pada bangun setengah
ruang Z > 0 dan mengasumsikan S sebagai setengah bola yang sangat besar dalam Z
> 0 tertutup oleh bidang Z = 0 (Gambar.3 Teorema Kontinuasi). Jika radius cukup
besar, integral menghilang sebagai dimanapun pada kurva permukaan S, dan
reduksi integral menjadi
0,
11
4
1
)(
0




























 zdd
U
RR
UU 
 
r 8-9
R-3
10KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Gambar 8-3
Teorema Kontinuasi
11KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Dimana, di lain pihak, karena tidak terdapat massa di z < 0, 2U = 0 untuk seluruh
luasan; oleh karena itu jika kita meletakkan P pada (x,y,-z) dan menutup S di atas
z = 0,
Selanjutntya jika kita menjumlahkan persamaan (8-10) dan (8-9) akan diperoleh :

 
dd
U
RR
U

 

























0
11
4
1
0 8-10
,
1
2
1
)(
0

 
dd
U
R
U





 













r
12KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Karena U adalah potensial gravitasi yang disebabkan oleh distribusi massa-massa yang
terlokasi dalam z > 0, kita boleh meletakkan dimana
Dengan pendiferensialan kita memperoleh bahwa
g
z
rU




)(
0
),(
2
1
)( 

 




zdd
R
g
U 


r
 
 
 
0zd
R
η)Δg(ξ,
2π
z
d
zr
η)Δg(ξ,
2π
z
d
zr
η)Δg(ξ,
2π
z
d
zr
η)Δg(ξ,
2π
1
z
)(
3
3
22
2322
2122



































d
d
d
d
z
U
g r
8-12
8-11
13KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Dengan penggunaan integral Fourier pada z = 0 dari persamaan 8.12
dengan kita peroleh :
   
 
   
   
   
   
   
dxdyezrddg
z
dxdyezrddg
z
dxdyezrrddg
z
dxdyezrrddg
z
dxdyezyxddg
z
dxdye
R
ddg
z
dde
R
gz
dxdyeyxg
iur
z
iur
z
rurui
z
uui
z
qypxi
z
qypxi
z
qpizqypxi
)cos(
23
22
sinsincoscos
23
2222
sinsincoscos
23
22222
sincos
23
222
23
222
3
30
(),(
2
)sin(cos),(
2
sin(cos(),(
2
)sin()cos(),(
2
)()(),(
2
1
),(
2
),(
2
),(




















































































 
 
 
 
 
 
  








Ingatsifat:cos(x+y)=cosxcosy-sinxsiny
cos(x+y)=cosxcosy+sinxsiny
222
)()()(   zyxR
dxdyykxkiyxgkkG yxyx ))(exp(),(),(
FouriersiTransforma
 




14KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Perubahan variabel-variabel x dan y pada bagian ruas kanan menjadi x -  = r cos 
dan y -  = r sin  dan p = u cos  dan q = u sin , integral kedua pada bagian ruas
kanan menjadi
   
 
zee
rdrzrurJedrrdezre
uzqpi
qpiiurqpi
/2
)()(2)( 2/322
0
0
0
2
0
)(cos2/322







  






Dengan mensubsitusikan nilai u = (p2 + q2)1/2, persamaan diatas menjadi :
 
 
 
 









ddege
eeddg
z
z
ee
ddg
z
dxdyeyxg
qpi
z
zqp
zuqpi
z
zuqpi
z
qypxi




















 
 
  



),(
),(
2
2
),(
2
),(
22
0
pertama)jenisdariBesselfungsimodifikasiadalah(J)2BesselintegralsifatIngat( 00
2
0
cos
Jdex




15KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Jika kita menggunakan symbol F0(p,q) merupakan transformasi fourier untuk
∆g0(x,y) dan Fz(p,q) merupakan transformasi fourier untuk ∆gz (x,y), maka
persamaan diatas dapat ditulis menjadi:
Sehingga kita memperoleh :
Tranformasi Fourier Balikan dari persamaan di atas adalah
  ),()exp(, 22
0 qpFzqpqpF z
  ),()exp(, 0
22
qpFzqpqpFz 
 dpdqqpizqpqpFgz  




 )(exp),(
4
1
),( 22
02



16KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Jika kita mendefinisikan :
Dan menggunakan transformasi Fourier pada dua sisi, kita akan memperoleh :
     


ddegyxg yx 4/
00
22
),(
4
1
),( 


  8-14
    
    
 
 















 


























































ddge
ddeg
ddeg
ddeg
ddeg
ddeg
ddegyxg
qp
r
r
r
rr
rr
yx
),(
),(
4
1
),(
4
1
),(
4
1
),(
4
1
),(
4
1
),(
4
1
),(
0
)4(
0
4/
0
4/sincos
0
4/sincos
0
4/sincos
0
4/
00
22
12
2
222
2222
22
22
17KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI
Dan menggunakan transformasi Fourier pada dua sisi, kita akan memperoleh :
8-14),(),( 0
)(
0
22
qpFeqpF qp 
 
Jika kita mengsubstitusikan , kita mendapatkan :
Tranformasi Fourier Balikan dari persamaan di atas adalah
),(
),(
),(),(),(
0
)(
0
)(
0
)(
2222
22
22
2222
qpFe
e
qpFe
qpFqpFeqpFe
qpzqp
zqp
qp
z
qp
z
zqp









8-15
  ),()exp(, 22
0 qpFzqpqpF z
dpdqeqpFg
qpFedeg
qpFeqpF
qpi
qpzqp
z
qpzqpqpi
z
qpzqp
z
)(2222
2222
2222
)(
02
0
)()(
0
)(
),(
4
1
),(),(
),(),(


















 
 



18KESIMPULAN
EQUIVALEN STRATUM
Data anomali bouger yang di petakan masih terpapar pada topografi,
berarti letak data nya tidak teratur dengan ketinggian bervariasi, oleh
karena itu dibuat suatu bidang datar dengan kedalaman tertentu
dibawah permukaan bumi melalui Equivalen Stratum, gunanya untuk
mempermudah interpretasi.
Equivalent stratum menunjukkan bahwa densitas pada permukaan
bidang x,y (density coating) yang dapat mewakili perhitungan nilai
efek gravitasi untuk distribusi massa yang tidak diketahui pada arah z >
0.
dengan G merupakan tetapan gravitasi pada bidang x,y , Δg(x,y) adalah
efek gravitasi dan σ(x,y) merupakan rapat massa (densitas).
),(4, yxGy)g(x 
19KESIMPULAN
TEORI KONTINUITAS
Teorema Green
Pada kontinuasi medan potensial gravitasi berlaku teorema Green
dikarenakan kondisi ruang batas daerah-daerah yang berada pada ruang
terbatas harus diperhatikan, baik dengan atau tampa adanya muatan-
muatan didalamnya. Kondisi batas ini ditimbulkan oleh suatu distribusi
muatan-muatan luar daerah batas tersebut.
0
2
0
322
)(.)( rdUWWUrdUWWU
SV
  n
d
R
η)Δg(ξ,
2π
z
)(
3
d
z
U
g








 r 
 
dd
U
R
UDimana
0
1
2
1
)(





 













r
20KESIMPULAN
TEORI KONTINUITAS
Transformasi Fourier
Untuk menentukan nilai dari dari yang telah diketahui
diperkukan analisis integral yang sangat rumit, oleh karena itu digunakan
Transformasi Fourier untuk mengubah anomali medan gravitasi dari
domain parsial/ruang ke domain frekwensi sehingga analisis
konfolusinya hanya menjadi perkalian dan analisis dekonfolusinya hanya
menjadi pembagian.
Turunan persamaan deret Fourier untuk dan menghasilkan :
dxdyykxkiyxgkkG yxyx ))(exp(),(),(  




zg 0g
zg 0g
   
 
ddegedxdyeyxg qpi
z
zqpqypxi 










    ),(),(
22
0
21KESIMPULAN
TEORI KONTINUITAS
Untuk mempermudah dalan interpretasi (pemetaan kontur) anomali
medan gravitasi, data dari kawasan frekwensi di inverse lagi ke
domain parsial dengan Transformasi Fourier Balikan (Inverse Fourier
Transformasi ).
Turunan persamaan deret Fourier Balikan untuk dan
menghasilkan :
zg0g
dpdqeqpFg
qpFedeg
qpFeqpF
qpi
qpzqp
z
qpzqpqpi
z
qpzqp
z
)(2222
2222
2222
)(
02
0
)()(
0
)(
),(
4
1
),(),(
),(),(


















 
 



22
KONTINUASI KE ATAS
Tujuan nya adalah untuk menghilangkan pengaruh lokal dan menajamkan anomali
regionalnya. Persamaan yang digunakan untuk kontinuitas ke atas adalah:
dengan U (z’, y’, z0) adalah anomali Bouguer lengkap di bidang datar.
Kontinuasi ke atas juga dapat diartikan sebagai metode perhitungan sebagai fungsi R
dengan syarat di atas bidang datar (bidang pengukuran) yang mana nilai z nya lebih kecil
dari nol yang mengakibatkan integrasi untuk arah z sama dengan nol ;
atau dengan kata lain selama tidak ada massa arah z > 0 maka nilai . Data yang
diketahui pada kontinuitas ke atas adalah dan yang akan dicari adalah dengan
nilai R3 tergantung dari posisinya melalui persamaan:
KESIMPULAN
23
KONTINUASI KE ATAS
Apabila dilaksanakan dalam kawasan frekuensi spasial maka dapat dikatakan sebagai low pass
filter, artinya filter ini digunakan untuk mendapatkan frekuensi lemah dengan cara mereduksi
(menghilangkan frekuensi tinggi) atau menguatkan resolosi anomali tinggi.
  ),()exp(, 22
0 qpFzqpqpF z
  )()exp(0 UFUzUF z
KESIMPULAN
24
FLOW CHART
KONTINUASI KE ATAS
25
KONTINUASI KE BAWAH
Kontinuasi ke bawah juga dapat diartikan sebagai metode perhitungan sebagai fungsi R dengan
syarat di bawah bidang data yang mana nilai z nya lebih besar dari nol yang mengakibatkan
integrasi untuk arah z tidak sama dengan nol (ada nilainya); atau dengan kata lain
selama tidak ada massa arah z < 0 maka nilai . Data yang diketahui pada kontinuitas ke
bawah adalah dan yang akan dicari adalah dengan nilai R3 tergantung dari posisinya
melalui persamaan:
Dengan downward continuation kita juga dapat melaksanakan menentukan bentuk permukaan
bidang batas antar lapisan di bawah permukaan bumi dikarenakan downward continuasi melingkupi
daerah yang memiliki ekses massa sehingga densitas target dapat diketahui berdasarkan nilai medan
gravitasi dibawah permukaan berdasarkan kedalaman, apabila terdapat anamoli medan gravitasi
yang cukup tinggi pada kedalaman tertentu, maka dapat diinterpretasikan bahwa daerah anolmali
tersebut adalah bidang batas antar lapisan bawah permukaan bumi, dan hasil ini dapat dibandingkan
dengan log densitas.
KESIMPULAN
26
KONTINUASI KE BAWAH
Apabila dilaksanakan dalam kawasan frekuensi spasial maka ini disebut dengan high pass
filter, artinya filter ini digunakan untuk mendapatkan frekuensi yang tinggi dengan cara
mereduksi atau menghilangkan frekuensi yang lemah atau menguatkan resolusi anomaly
lemah.
  ),()exp(, 22
0 qpFzqpqpF z
  )()exp(0 UFUzUF z
KESIMPULAN
27
FLOW CHART
KONTINUASI KE
BAWAH
09
8-10
8-11
Terima
Kasih

More Related Content

What's hot

ROTASI&KEST.BENDA TEGAR oleh Lilik Hidayat S.
ROTASI&KEST.BENDA TEGAR oleh Lilik Hidayat S.ROTASI&KEST.BENDA TEGAR oleh Lilik Hidayat S.
ROTASI&KEST.BENDA TEGAR oleh Lilik Hidayat S.
Lilik Hidayat S
 
Mekanika lagrangian
Mekanika lagrangianMekanika lagrangian
Mekanika lagrangian
Reza Aditya
 
Makalah fisika terapan
Makalah fisika terapanMakalah fisika terapan
Makalah fisika terapan
Arief Nuryadi
 
Standar perencanaan gedung tahan gempa
Standar perencanaan gedung tahan gempaStandar perencanaan gedung tahan gempa
Standar perencanaan gedung tahan gempa
arjho
 
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa rsni 03 2847...
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa  rsni 03 2847...Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa  rsni 03 2847...
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa rsni 03 2847...
Edi Supriyanto
 
2. ruang vektor dan ruang vektor bagian
2. ruang vektor dan ruang vektor bagian2. ruang vektor dan ruang vektor bagian
2. ruang vektor dan ruang vektor bagian
pujirahayustat13
 

What's hot (20)

Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
kinematika gerak
kinematika gerakkinematika gerak
kinematika gerak
 
Latihan osp fisika soal 93
Latihan osp fisika soal 93Latihan osp fisika soal 93
Latihan osp fisika soal 93
 
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa rsni 03 2847...
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa  rsni 03 2847...Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa  rsni 03 2847...
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa rsni 03 2847...
 
ROTASI&KEST.BENDA TEGAR oleh Lilik Hidayat S.
ROTASI&KEST.BENDA TEGAR oleh Lilik Hidayat S.ROTASI&KEST.BENDA TEGAR oleh Lilik Hidayat S.
ROTASI&KEST.BENDA TEGAR oleh Lilik Hidayat S.
 
Vektor di Rn
Vektor di RnVektor di Rn
Vektor di Rn
 
Mekanika lagrangian
Mekanika lagrangianMekanika lagrangian
Mekanika lagrangian
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Makalah fisika terapan
Makalah fisika terapanMakalah fisika terapan
Makalah fisika terapan
 
Mrv 4.1 fitriana &amp; fatmala yunita ruang n- euclidis
Mrv 4.1   fitriana &amp; fatmala yunita  ruang n- euclidisMrv 4.1   fitriana &amp; fatmala yunita  ruang n- euclidis
Mrv 4.1 fitriana &amp; fatmala yunita ruang n- euclidis
 
Transformasi linier (analisa kompleks)
Transformasi linier (analisa kompleks) Transformasi linier (analisa kompleks)
Transformasi linier (analisa kompleks)
 
2 kinematika
2 kinematika 2 kinematika
2 kinematika
 
Standar perencanaan gedung tahan gempa
Standar perencanaan gedung tahan gempaStandar perencanaan gedung tahan gempa
Standar perencanaan gedung tahan gempa
 
Mekanika II
Mekanika IIMekanika II
Mekanika II
 
Analisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara VektorAnalisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara Vektor
 
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa rsni 03 2847...
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa  rsni 03 2847...Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa  rsni 03 2847...
Menentukan beban seismik dasar & distribusi vertikal gaya gempa rsni 03 2847...
 
Bagian e
Bagian eBagian e
Bagian e
 
2. ruang vektor dan ruang vektor bagian
2. ruang vektor dan ruang vektor bagian2. ruang vektor dan ruang vektor bagian
2. ruang vektor dan ruang vektor bagian
 
1-12 osn fisika (soal)
1-12 osn fisika (soal)1-12 osn fisika (soal)
1-12 osn fisika (soal)
 
diferensial vektor
diferensial vektordiferensial vektor
diferensial vektor
 

Similar to Haerul anwar

K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokes
Alen Pepa
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Dayga_Hatsu
 
Makalah fismat iii poisson
Makalah fismat iii poissonMakalah fismat iii poisson
Makalah fismat iii poisson
Gilang Anindita
 
Rindah Pawesti 0613U011_Kalkulus 2
Rindah Pawesti 0613U011_Kalkulus 2Rindah Pawesti 0613U011_Kalkulus 2
Rindah Pawesti 0613U011_Kalkulus 2
RindahPawesti
 
Dimensi Metrik Graf Lintasan dan Graf Lengkap
Dimensi Metrik Graf Lintasan dan Graf LengkapDimensi Metrik Graf Lintasan dan Graf Lengkap
Dimensi Metrik Graf Lintasan dan Graf Lengkap
petrus fendiyanto
 
Aplikasi integral kal1
Aplikasi integral kal1Aplikasi integral kal1
Aplikasi integral kal1
arpdt
 

Similar to Haerul anwar (20)

Metode GEOFISIKA gravitasi
Metode GEOFISIKA gravitasiMetode GEOFISIKA gravitasi
Metode GEOFISIKA gravitasi
 
Iii. teori dasar
Iii. teori dasarIii. teori dasar
Iii. teori dasar
 
Dapus 3 d
Dapus 3 dDapus 3 d
Dapus 3 d
 
K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokes
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
 
Makalah fismat iii poisson
Makalah fismat iii poissonMakalah fismat iii poisson
Makalah fismat iii poisson
 
Pertemuan 9 transformasi koordinat
Pertemuan 9   transformasi koordinatPertemuan 9   transformasi koordinat
Pertemuan 9 transformasi koordinat
 
Gerak Parabola.pptx
Gerak Parabola.pptxGerak Parabola.pptx
Gerak Parabola.pptx
 
Kinematika partikel
Kinematika partikelKinematika partikel
Kinematika partikel
 
Makalh elektrostatis
Makalh elektrostatisMakalh elektrostatis
Makalh elektrostatis
 
Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)
 
Xi kinematika
Xi kinematikaXi kinematika
Xi kinematika
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
 
Rindah Pawesti 0613U011_Kalkulus 2
Rindah Pawesti 0613U011_Kalkulus 2Rindah Pawesti 0613U011_Kalkulus 2
Rindah Pawesti 0613U011_Kalkulus 2
 
Pertemuan 6 aplikasi integral lipat dua
Pertemuan 6   aplikasi integral lipat duaPertemuan 6   aplikasi integral lipat dua
Pertemuan 6 aplikasi integral lipat dua
 
Dimensi Metrik Graf Lintasan dan Graf Lengkap
Dimensi Metrik Graf Lintasan dan Graf LengkapDimensi Metrik Graf Lintasan dan Graf Lengkap
Dimensi Metrik Graf Lintasan dan Graf Lengkap
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
 
Aplikasi integral kal1
Aplikasi integral kal1Aplikasi integral kal1
Aplikasi integral kal1
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Haerul anwar

  • 1. TEORI MEDAN POTENSIAL 8.3 The Equivalent Stratum 8.4 The Continuantion of Potential Fields
  • 2. 01 Equivalent stratum menunjukkan bahwa densitas pada permukaan bidang x,y (density coating) yang dapat mewakili perhitungan nilai efek gravitasi untuk distribusi massa yang tidak diketahui pada arah z > 0. Equivalen Stratum Terdapat perbedaanpenting antara ” medan gravitasi ” dan ”efek-efek gravitasi “  medan gravitasi:kekuatan medan gravitasional bumi (g)  efek gravitasi : dikur dalam arah normal g dan merupakan asumsi bahwa arah g tidak dipengaruhi oleh adanya massa-massa lokal, atau dengan kata lain bahwa arah jejak vertikalhampir tidak terganggu di daerah beranomali. Hal ini akan benar jika g << g.
  • 3. 02Equivalen Stratum Ketika potensial U berkaitan dengan massa-massa yang terdistribusi secara lokal pada z = 0, efek gravitasi pada titikP dapat kita tuliskan sbb: 0 )( ),( 0 2 0 2/322          zdrdr zr r zG z U g P P    Untuk menghitung medan gravitasi dari lapisan pada titik Q di z = 0, kita menggunakan koordinat silinder (r,,z) yang sumbunya vertikal dan titik asal ditempatkan pada Q. Gambarr 8.2 Equvalen Strartum Pada titik P yang berada pada sumbu vertikal, potensial gravitasi dapat dituliskan :        0 2 0 22 ,    drdr zr r GUP
  • 4. 03Equivalen Stratum Kita membagi batas integrasi dalam dua bagian: satu lingkaran kecil pada Q dengan jari-jari , dan yang lain bidang z = 0. Jika jari-jari bernilai cukup kecil pada seluruh lingkaran , maka distribusi masa  (r,) akan bernilai konstan seperti nilai di titik Q, dimana integral pertama akan menjadi :                                                                                22 12 2 0 ) 2/1 22 2 1 21 12 2 1 0 2 0 2/322 0 2 0 2/3 22 1 z z QG zr r rzQG d zr drr zQG zr drrd zQGT       
  • 5. 04Equivalen Stratum Walaupun  dapat bernilaisekecil yang kita harapkan, kita tetap harus menganggapbahwa nilainya adalah terhingga, sehingga Sedangkanuntuk integral kedua memiliki nilai yang non-singular dimana: Dari kedua persamaandiatas, diperoleh :  QGT z 2lim 1 0   0lim 2 0   T z    QGQg 2
  • 6. 05Equivalen Stratum Karena posisi titik Q dalam z = 0 adalah sembarang, maka kita dapat memperoleh persamaan berikut : dengan G merupakan tetapan gravitasi pada bidang x,y , Δg(x,y) adalah efek gravitasi dan σ(x,y) merupakan rapat massa (densitas). ),(4, yxGy)g(x 
  • 7. 06KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Kontinuasi adalah transformasi matematis antara bidang ketinggian dari titik-titik akuisisi data sehingga dapat dipakai sebagai filter. Data yang telah berada pada bidang datar dengan mudah dapat diangkat ke atas (upward continuation) atau diturunkan ke bawah (downward continuation) sehingga kita dapat melihat efek anomali gravitasinya secara jelas. Proses Kontinuasi ke Atas (Upward Continuation) Merupakan proses kontinuasi data yang seakan kita melakukan pengukuran di tempat yang lebih tinggi dari pada tempat pengukuran sesungguhnya, untuk mengurangi efek anomali dangkal dan untuk mendapatkan efek anomali magnetik dari benda dalam (anomali regional) Proses Kontinuasi ke Bawah (Downward Continuation) Mendekatkan bidang pengukuran terhadap benda anomali dan ini berarti mendominankan pengaruh anomali benda lokal/dangkal atau untuk mendapatkan anomali lokal.
  • 8. 07KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Teorema Green menyatakan apabila terdapat suatu fungsi kontinyu dalam sebuah volume V, dengan turunan pertama dan keduanya kontinyu dan dan dapat diintegralkan, maka Karena permukaan S tertutup volume V. Pembatasan pada U dan W terpenuhi jika kita memisalkan U menjadi potensial gravitasi dalam kaitannya dengan massa-massa dalam V dan memisalkan W menjadi fungsi 1/r – r0 = 1/R, dimana r adalah vektor posisi dari sebuah titik P diluar V dan r0 adalah vektor posisi dari sebuah titik Q dalam V, sehingga potensial gravitas pada setiap titik P di luar V bernilai : 0 2 0 322 )(.)( rdUWWUrdUWWU SV   n 8-7   0 3 0 0 )( rdGU V p    rr r r 
  • 9. 08KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Dengan mengsubstitusian nilai (r0) dari Persamaan 8-5 , kita dapat memperoleh persamaan : G U   4 )( )( 0 2 0 r r       V rd U U 0 3 0 0 2 )( 4 1 )( rr r r  Karena P berada di luar V, maka 2W = 0 dimana saja, dan ruas kiri persamaan (8-7) akan menjadi )(4 )( 0 3 0 0 2 r rr r Urd U s      0 211 4 1 )( rd U RR UU S nn                          r 8-8
  • 10. 09KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Jika kita mengasumsikan semua massa dalam daerah terhingga pada bangun setengah ruang Z > 0 dan mengasumsikan S sebagai setengah bola yang sangat besar dalam Z > 0 tertutup oleh bidang Z = 0 (Gambar.3 Teorema Kontinuasi). Jika radius cukup besar, integral menghilang sebagai dimanapun pada kurva permukaan S, dan reduksi integral menjadi 0, 11 4 1 )( 0                              zdd U RR UU    r 8-9 R-3
  • 11. 10KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Gambar 8-3 Teorema Kontinuasi
  • 12. 11KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Dimana, di lain pihak, karena tidak terdapat massa di z < 0, 2U = 0 untuk seluruh luasan; oleh karena itu jika kita meletakkan P pada (x,y,-z) dan menutup S di atas z = 0, Selanjutntya jika kita menjumlahkan persamaan (8-10) dan (8-9) akan diperoleh :    dd U RR U                             0 11 4 1 0 8-10 , 1 2 1 )( 0    dd U R U                     r
  • 13. 12KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Karena U adalah potensial gravitasi yang disebabkan oleh distribusi massa-massa yang terlokasi dalam z > 0, kita boleh meletakkan dimana Dengan pendiferensialan kita memperoleh bahwa g z rU     )( 0 ),( 2 1 )(         zdd R g U    r       0zd R η)Δg(ξ, 2π z d zr η)Δg(ξ, 2π z d zr η)Δg(ξ, 2π z d zr η)Δg(ξ, 2π 1 z )( 3 3 22 2322 2122                                    d d d d z U g r 8-12 8-11
  • 14. 13KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Dengan penggunaan integral Fourier pada z = 0 dari persamaan 8.12 dengan kita peroleh :                           dxdyezrddg z dxdyezrddg z dxdyezrrddg z dxdyezrrddg z dxdyezyxddg z dxdye R ddg z dde R gz dxdyeyxg iur z iur z rurui z uui z qypxi z qypxi z qpizqypxi )cos( 23 22 sinsincoscos 23 2222 sinsincoscos 23 22222 sincos 23 222 23 222 3 30 (),( 2 )sin(cos),( 2 sin(cos(),( 2 )sin()cos(),( 2 )()(),( 2 1 ),( 2 ),( 2 ),(                                                                                                            Ingatsifat:cos(x+y)=cosxcosy-sinxsiny cos(x+y)=cosxcosy+sinxsiny 222 )()()(   zyxR dxdyykxkiyxgkkG yxyx ))(exp(),(),( FouriersiTransforma      
  • 15. 14KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Perubahan variabel-variabel x dan y pada bagian ruas kanan menjadi x -  = r cos  dan y -  = r sin  dan p = u cos  dan q = u sin , integral kedua pada bagian ruas kanan menjadi       zee rdrzrurJedrrdezre uzqpi qpiiurqpi /2 )()(2)( 2/322 0 0 0 2 0 )(cos2/322                 Dengan mensubsitusikan nilai u = (p2 + q2)1/2, persamaan diatas menjadi :                  ddege eeddg z z ee ddg z dxdyeyxg qpi z zqp zuqpi z zuqpi z qypxi                               ),( ),( 2 2 ),( 2 ),( 22 0 pertama)jenisdariBesselfungsimodifikasiadalah(J)2BesselintegralsifatIngat( 00 2 0 cos Jdex    
  • 16. 15KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Jika kita menggunakan symbol F0(p,q) merupakan transformasi fourier untuk ∆g0(x,y) dan Fz(p,q) merupakan transformasi fourier untuk ∆gz (x,y), maka persamaan diatas dapat ditulis menjadi: Sehingga kita memperoleh : Tranformasi Fourier Balikan dari persamaan di atas adalah   ),()exp(, 22 0 qpFzqpqpF z   ),()exp(, 0 22 qpFzqpqpFz   dpdqqpizqpqpFgz        )(exp),( 4 1 ),( 22 02   
  • 17. 16KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Jika kita mendefinisikan : Dan menggunakan transformasi Fourier pada dua sisi, kita akan memperoleh :         ddegyxg yx 4/ 00 22 ),( 4 1 ),(      8-14                                                                                          ddge ddeg ddeg ddeg ddeg ddeg ddegyxg qp r r r rr rr yx ),( ),( 4 1 ),( 4 1 ),( 4 1 ),( 4 1 ),( 4 1 ),( 4 1 ),( 0 )4( 0 4/ 0 4/sincos 0 4/sincos 0 4/sincos 0 4/ 00 22 12 2 222 2222 22 22
  • 18. 17KONTINUASI MEDAN PONTENSIAL GRAVITASI Dan menggunakan transformasi Fourier pada dua sisi, kita akan memperoleh : 8-14),(),( 0 )( 0 22 qpFeqpF qp    Jika kita mengsubstitusikan , kita mendapatkan : Tranformasi Fourier Balikan dari persamaan di atas adalah ),( ),( ),(),(),( 0 )( 0 )( 0 )( 2222 22 22 2222 qpFe e qpFe qpFqpFeqpFe qpzqp zqp qp z qp z zqp          8-15   ),()exp(, 22 0 qpFzqpqpF z dpdqeqpFg qpFedeg qpFeqpF qpi qpzqp z qpzqpqpi z qpzqp z )(2222 2222 2222 )( 02 0 )()( 0 )( ),( 4 1 ),(),( ),(),(                         
  • 19. 18KESIMPULAN EQUIVALEN STRATUM Data anomali bouger yang di petakan masih terpapar pada topografi, berarti letak data nya tidak teratur dengan ketinggian bervariasi, oleh karena itu dibuat suatu bidang datar dengan kedalaman tertentu dibawah permukaan bumi melalui Equivalen Stratum, gunanya untuk mempermudah interpretasi. Equivalent stratum menunjukkan bahwa densitas pada permukaan bidang x,y (density coating) yang dapat mewakili perhitungan nilai efek gravitasi untuk distribusi massa yang tidak diketahui pada arah z > 0. dengan G merupakan tetapan gravitasi pada bidang x,y , Δg(x,y) adalah efek gravitasi dan σ(x,y) merupakan rapat massa (densitas). ),(4, yxGy)g(x 
  • 20. 19KESIMPULAN TEORI KONTINUITAS Teorema Green Pada kontinuasi medan potensial gravitasi berlaku teorema Green dikarenakan kondisi ruang batas daerah-daerah yang berada pada ruang terbatas harus diperhatikan, baik dengan atau tampa adanya muatan- muatan didalamnya. Kondisi batas ini ditimbulkan oleh suatu distribusi muatan-muatan luar daerah batas tersebut. 0 2 0 322 )(.)( rdUWWUrdUWWU SV   n d R η)Δg(ξ, 2π z )( 3 d z U g          r    dd U R UDimana 0 1 2 1 )(                     r
  • 21. 20KESIMPULAN TEORI KONTINUITAS Transformasi Fourier Untuk menentukan nilai dari dari yang telah diketahui diperkukan analisis integral yang sangat rumit, oleh karena itu digunakan Transformasi Fourier untuk mengubah anomali medan gravitasi dari domain parsial/ruang ke domain frekwensi sehingga analisis konfolusinya hanya menjadi perkalian dan analisis dekonfolusinya hanya menjadi pembagian. Turunan persamaan deret Fourier untuk dan menghasilkan : dxdyykxkiyxgkkG yxyx ))(exp(),(),(       zg 0g zg 0g       ddegedxdyeyxg qpi z zqpqypxi                ),(),( 22 0
  • 22. 21KESIMPULAN TEORI KONTINUITAS Untuk mempermudah dalan interpretasi (pemetaan kontur) anomali medan gravitasi, data dari kawasan frekwensi di inverse lagi ke domain parsial dengan Transformasi Fourier Balikan (Inverse Fourier Transformasi ). Turunan persamaan deret Fourier Balikan untuk dan menghasilkan : zg0g dpdqeqpFg qpFedeg qpFeqpF qpi qpzqp z qpzqpqpi z qpzqp z )(2222 2222 2222 )( 02 0 )()( 0 )( ),( 4 1 ),(),( ),(),(                         
  • 23. 22 KONTINUASI KE ATAS Tujuan nya adalah untuk menghilangkan pengaruh lokal dan menajamkan anomali regionalnya. Persamaan yang digunakan untuk kontinuitas ke atas adalah: dengan U (z’, y’, z0) adalah anomali Bouguer lengkap di bidang datar. Kontinuasi ke atas juga dapat diartikan sebagai metode perhitungan sebagai fungsi R dengan syarat di atas bidang datar (bidang pengukuran) yang mana nilai z nya lebih kecil dari nol yang mengakibatkan integrasi untuk arah z sama dengan nol ; atau dengan kata lain selama tidak ada massa arah z > 0 maka nilai . Data yang diketahui pada kontinuitas ke atas adalah dan yang akan dicari adalah dengan nilai R3 tergantung dari posisinya melalui persamaan: KESIMPULAN
  • 24. 23 KONTINUASI KE ATAS Apabila dilaksanakan dalam kawasan frekuensi spasial maka dapat dikatakan sebagai low pass filter, artinya filter ini digunakan untuk mendapatkan frekuensi lemah dengan cara mereduksi (menghilangkan frekuensi tinggi) atau menguatkan resolosi anomali tinggi.   ),()exp(, 22 0 qpFzqpqpF z   )()exp(0 UFUzUF z KESIMPULAN
  • 26. 25 KONTINUASI KE BAWAH Kontinuasi ke bawah juga dapat diartikan sebagai metode perhitungan sebagai fungsi R dengan syarat di bawah bidang data yang mana nilai z nya lebih besar dari nol yang mengakibatkan integrasi untuk arah z tidak sama dengan nol (ada nilainya); atau dengan kata lain selama tidak ada massa arah z < 0 maka nilai . Data yang diketahui pada kontinuitas ke bawah adalah dan yang akan dicari adalah dengan nilai R3 tergantung dari posisinya melalui persamaan: Dengan downward continuation kita juga dapat melaksanakan menentukan bentuk permukaan bidang batas antar lapisan di bawah permukaan bumi dikarenakan downward continuasi melingkupi daerah yang memiliki ekses massa sehingga densitas target dapat diketahui berdasarkan nilai medan gravitasi dibawah permukaan berdasarkan kedalaman, apabila terdapat anamoli medan gravitasi yang cukup tinggi pada kedalaman tertentu, maka dapat diinterpretasikan bahwa daerah anolmali tersebut adalah bidang batas antar lapisan bawah permukaan bumi, dan hasil ini dapat dibandingkan dengan log densitas. KESIMPULAN
  • 27. 26 KONTINUASI KE BAWAH Apabila dilaksanakan dalam kawasan frekuensi spasial maka ini disebut dengan high pass filter, artinya filter ini digunakan untuk mendapatkan frekuensi yang tinggi dengan cara mereduksi atau menghilangkan frekuensi yang lemah atau menguatkan resolusi anomaly lemah.   ),()exp(, 22 0 qpFzqpqpF z   )()exp(0 UFUzUF z KESIMPULAN