SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MAKALAH FISMAT III
PERSAMAAN POISSON
Dosen : Dra. Rini Budiharti, M.Pd
Anggota Kelompok :
1. Fita Listiana (k2310039)
2. Fitriana Alistya (k2310040)
3. Fitri Aprilianingrum (k2310041)
4. Gilang Anindita (k2310045)
5. Hanifa Rohmawati (k2310047)
6. Heppyana (k2310048)
Pendidikan Fisika 2010 Kelas A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
PERSAMAAN POISSON
Kita telah peroleh persamaan poisson untuk permasalahan sederhana yang
mana kita sudah ketahui jawabannya. Dengan menggunakan solusi yang kita
ketahui, kita dapat mengerjakan langkah-langkah untuk menyelesaikan
permasalahan yang lebih sulit.
Mengingat kembali dari chapter 6 section 8 , bahwa medan gravitasi itu
konservatif yang mana curl F = 0,dan fungsi potensialnya adalah F = VF −∇=
.Jika kita mempertimbangkan medan gravitasi pada titik p berkaitan dengan titik
massa m,dengan jarak r keluar,kita mempunyai
(8.1)
u
r
Gm
Fdan
r
Gm
V 2
−=−=
dimana u adalah vector satuan sepanjang r menuju p, vector satuan u ini bergerak
lurus kedepan untuk menunjukkan bahwa F⋅∇ = 0 dan V memenuhi persamaan
laplace, yaitu
(8.2)
02
=−∇=∇⋅−∇=⋅∇ VVF
Sekarang, terdapat beberapa masa m1 pada jarak r1 dari P,total potensial di titik P
adalah penjumlahan potensial yang terkait atau berkaitan dengan massa tunggal
m1,yaitu
r
Gm
VV
ii
i ∑∑ ==
dan total medan gravitasinya pada P adalah penjumlahan vector medan F,yaitu
VVF
i
i ∇−=∇−= ∑
perhatikan bahwa kita mengambil ini untuk menghasilkan tak ada m1 di P
sehingga r1 sama dengan 0,sehingga 02
=−∇=⋅∇ ii VF
kita juga mempunyai 02
=−∇=⋅∇ VF
Sebagai ganti nilai m1,kita dapat mengambil distribusi kontinyu dari bagian massa
dengan rapat volume τ . ρ distribusi rapat massa,selanjutnya elemen massa τd
adalah ρ τd .Potensial gravitasi pada P karena massa ρ τd adalah .kemudian
potensial gravitasi total pada P karena distribusi total massa adalah integral
rangkap tiga volume τ
(8.3)
∫∫∫=
τ
τρ
volume
r
dG
V
τρd
Τ
r
Gambar 8.1
Gambar 8.2
τρ d
.P
S
nˆ
Sebelumnya kontribusi untuk V pada P dikarenakan tiap elemen massa
menentukan persamaan laplace, sehingga V menentukan persamaan laplace.
Untuk total medan F pada P adalah vector penjumlahan dari medannya karena
elemen massa dan sebelumnnya kita mempunyai
02
=−∇=⋅∇ VF
ingat kembali ,bahwa kita secara eksplisit tidak ada distribusi massa yang tepat
pada P, bahwa r≠0, yang artinya titik P bukanlah titik pada daerah τ .
Sekarang dengan menggunakan penyelidikan, apayang terjadi jika p
adalah titik pada τ ,dapatkah kita menemukan V dari ( 8.3 ) dan apakah V
memenuhi persamaan laplace? misalkan S merupakan bola kecil berjari jari a
pusat P, bayangkan seluruh massa hilang dari S,pada diskusi sebelumnya kita
menempatkan titik di dalam S karena titik ini tidak berada di dalam distribusi
massa, jika F’ dan V’ adalah medan baru dan potensial ( dengan bahan pada S di
hilangkan ) .Kemudian pada titik di S.sekarang kita kembalikan massanya pada
S, F dan V mewakili medan dan potensial pada distribusi keseluruhan dan
mewakili medan dan potensial pada massa di S,kemudian
sFFF += '
dan pada titik di dalam S
(8.4)
sFFF ⋅+∇⋅∇=⋅∇ '
karena 0'=⋅∇ F di S
dengan divergen teorema ( lihat gambar 8.2 dan bab 6 bagian 10 )
(8.5)
στ dnFdF
Spermukaan
s
Svolume
s ∫∫∫∫∫ ⋅=⋅∇
Jika kita lihat bahwa jari-jari a bola S mendekati nol ,densitas ρ bahan S
mendekati nilai di P , untuk a yang kecil ,S memuat seluruh massa total, kira –
kira sama dengan ρπ 3
3/4 a , dimana ρ bernilai pada titik P.Medan gravitasi di
permukaan S oleh massa ini adalah besaran yang menuju langsung ke P.
ρπaG
a
GM
Fs
3
4
2
==
Pada (8.5 ) ,Fs.n = ρπaG
3
4
− karena Fs dan N tidak paralel ,karena Fs konstan di
luar permukaan S ( bagian sebelah kanan persamaan ( 8.5 ) adalah Fs.n waktu
luasan dari bola itu.Sisi sebelah kiri , untuk a yang kecil.Kira – kira nilai dari
sF⋅∇ pada waktu P volume S,selanjutnya kita punya
)4)(
3
4
()
3
4
)(( 23
aaGaFs πρππ −=⋅∇ atau
(8.6) PpadaGFs ρπ4−=⋅∇
karena
VVFFs
2
−∇=∇⋅−∇=⋅∇=⋅∇
kita mempunyai
(8.7)
ρπGV 42
=∇
Persamaan ini adalah persamaan poisson,kita lihat bahwa potensial gravitasi di
daerah yang mempunyai massa atau bermassa memenuhi persamaan poison yang
disajikan dalam persamaan ( 1.2 ), ingat jika ρ = 0 persaman 8.7 menjadi 8.2
Selanjutnya kita harus mempertimbangkan formula kita ( 8.3 ) apakah formula
untuk V itu valid ketika P adalah titik pada distribusi massa.integral yang terlihat
untuk divergensi pada r = 0, tetapi ini bukanlah hal yang mudah dengan
menggunakan koordinat bola. kemudian 8.3 menjadi
r
P(x, y, z)
(x’, y’, z’)
∫∫∫−=
τ
φθθ
ρ
volume
dddrr
r
G
V sin2
Dan kita lihat bahwa di sini tidak ada permasalahan ketika r = 0,sehingga
persamaan 8.3 secara umum valid dan memberikan solusi untuk 8.7
Dengan menggunakna notasi 1.2 untuk persamaan poison ( ini menggantikan
ρπG4 oleh f dan V dengan u pada persamaan ( 8.7 ) dan ( 8.3 ) ,kita dapat tulis
(8.8)
∫∫∫ =∇−= fudarisolusiadalah
r
df
u 2
4
1 τ
π
untuk notasi yang lebih detail di butuhkan ketika kita menggunakan solusi ini
pada suatu permasalahan, persamaan (8.8 ) menjadi ( lihat gambar 8.3 )
(8.9)
),,(),,(
'''
)'()'()'(
)',','(
4
1
),,(
2
222
zyxfzyxu
solusiadalahini
dzdydx
zzyyxx
zyxf
zyxu
=∇
−+−+−
−= ∫∫∫π
Pada persamaan (8.9) dan gambar 8.3, titik (x, y, z) adalah titik yang kita hitung
sebagai potensial u, titik (x’, y’, z’) merupakan titik pada distribusi massa yang
kita integrasikan. r pada persamaan (8.8) adalah jarak antara dua titik tersebut dan
dijabarkan pada persamaan (8.9).
Persamaan (8.8) atau (8.9) sebenarnya memberikan solusi khusus pada persamaan
Poisson. Mengingat bahwa biasanya diambil titik nol untuk energi potensial
gravitasi (dan elektrostatik) pada tak berhingga, dan hal ini telah kita selesaikan.
Jadi persamaan (8.8) atau (8.9) memberikan solusi
Gambar 8.3
pada persamaan Poisson yang cenderung untuk batas nol sampai tak hingga. Pada
permasalahan yang lain ini tidak seperti yang kita harapkan. Contohnya, jika kita
mempunyai distribusi muatan elektrostatik di dekat bidang tanah. Potensial
elektrostatik memenuhi persamaan Poisson, tetapi disini kita menginginkan solusi
yang mana bidang tanah sama dengan nol daripada tak hingga. Untuk mengetahui
bagaimana kita memungkinkan untuk menemukan solusinya, amati jika u adalah
penyelesaian persamaan Poisson, dan w adalah penyelesaian dari persamaan
Laplace ( )02
=∇ w , kemudian
( ) ;222
fuwuwu =∇=∇+∇=+∇ (8.10)
Sehingga u+w merupakan solusi persamaan Poisson. Lalu kita dapat
menambahkan solusi persamaan (8.9) sebagai solusi persamaan Laplace,
kombinasi harus disesuaikan dengan kondisi batas seperti yang telah kita
selesaikan pada masalah di paragraf sebelumnya.
Contoh 1: mari kita kerjakan masalah sederhana berikut untuk mengilustrasikan
proses ini. Pada gambar 8.4, muatan titik q berada di (0, 0, a) di luar bola berjari-
jari R dan terletak di pusat koordinat. Permasalahannya yaitu menentukan
potensial elektrostatik V pada titik di luar bola. Potensial V dan rapat muatan ρ di
hubungkan dengan persamaan Poisson.
;42
πρ−=∇ v (pada satuan Gauss) (8.11)
Potensial pada titik (x, y, z) juga memberikan distribusi muatan ρ yang diberikan
oleh persamaan (8.8) atau (8.9) dengan f = -4πρ:
( ) ( )
( ) ( ) ( )
'''
'''
',','4
4
1
,,
222
dzdydx
zzyyxx
zyx
zyxV ∫∫∫ −+−+−
−
−=
πρ
π (8.12)
Gambar 8.4
Untuk distribusi muatan-ruang, selanjutnya kita akan mengevaluasi integral ini.
Untuk muatan titik q, kita mempunyai ( x’,y’,z’) = (0,0,a) dan kita mengganti
(dengan muatan total sederhana) oleh q menjadi:
(8.13)
[kita bisa, tentu saja, penulisan yang sederhana untuk persamaan (8.13) tanpa
menggunakan persamaan (8.8) ; (8.13) untuk formulasi elektrostatic yang
berhubungan dengan formulasi grafitasi. (8.1) dengan ini kita bisa memulai]
Sekarang kita bisa menambahkan ke persamaan (8.13) penyelesaian
persamaan Laplace dengan mengkombinasikan nol yang diberikan oleh bola
( gambar 8.4). ini sangat tepat untuk mengubah koordinat bola dan untuk
menggunakan penyelesaian persamaan Laplace pada koordinat bola. [ catatan:
perubahan dalam artian disini adalah mulai dari sekarang kita menggunakan r.
Kita akan menggunakan r untuk menunjukkan jarak dari q pada (x’,y’,z’) menjadi
y
z
x
q (0, 0, a)
x, y, z
R
(x,y,z). Mulai dari sekarang kita akan mengguanakan itu untuk menunjukkan
jarak dari ( 0,0,0 ) menjadi ( x, y ,z ). Lihatlah, sebagai contoh gambara 8.3 dan
8.4 ]. Menulis menjadi (8.13) ( untuk membedakan jawaban akhir kita,
yang akan menjumlahkan dan penyelesaian persamaan Laplace) dan mengubah
menjadi koordinat bola, kita peroleh :
(8.14)
Penyelasaian umum dari persamaan Laplace pada koordinat bola adalah (bagian
7):
(8.15)
Saat kita tertarik pada daerah diluar bola, kita peroleh penyelesaian r yang tidak
bisa berubah dari tak hingga menjadi sangat tak terhingga. Selanjutnya kita
gunakan dan penyelesaiannya membuang . karena masalah fisika
mengenai simetris sumbu z , kita cari penyelesaian bebas dari ф ; bahwa ini , kita
memilih m = 0, cos θ = 1. Kemudian solusi utama untuk masalah kita adalah
dan kita mencoba untuk menemukan penyelesaiannya.
(8.16)
Kita harus memenuhi kondisi batas dengan V = 0 ketika r = R , diperoleh:
(8.17)
Kemudian kita mengembangkan dalam deret Legendre. Ketia sangat utama
untuk membangkitkan fungsi dari polinomLegendre, hal ini sangat mudah.
Membandingkan (8.17) dan formulasi bab 12, bagian 5 ((5.1) dan (5.2) atau lebih
sederhana (5.12) dan (5.17)). Maka kita temukan :
(8.18)
Untuk distribusi muatan-ruang, selanjutnya kita akan mengevaluasi integral ini.
Untuk muatan titik q, kita mempunyai ( x’,y’,z’) = (0,0,a) dan kita mengganti
(dengan muatan total sederhana) oleh q menjadi:
(8.13)
[kita bisa, tentu saja, penulisan yang sederhana untuk persamaan (8.13) tanpa
menggunakan persamaan (8.8) ; (8.13) untuk formulasi elektrostatic yang
berhubungan dengan formulasi grafitasi. (8.1) dengan ini kita bisa memulai]
Sekarang kita bisa menambahkan ke persamaan (8.13) penyelesaian
persamaan Laplace dengan mengkombinasikan nol yang diberikan oleh bola
( gambar 8.4). ini sangat tepat untuk mengubah koordinat bola dan untuk
menggunakan penyelesaian persamaan Laplace pada koordinat bola. [ catatan:
perubahan dalam artian disini adalah mulai dari sekarang kita menggunakan r.
Kita akan menggunakan r untuk menunjukkan jarak dari q pada (x’,y’,z’) menjadi
(x,y,z). Mulai dari sekarang kita akan mengguanakan itu untuk menunjukkan
jarak dari ( 0,0,0 ) menjadi ( x, y ,z ). Lihatlah, sebagai contoh gambara 8.3 dan
8.4 ]. Menulis menjadi (8.13) ( untuk membedakan jawaban akhir kita,
yang akan menjumlahkan dan penyelesaian persamaan Laplace) dan mengubah
menjadi koordinat bola, kita peroleh :
(8.14)
Penyelasaian umum dari persamaan Laplace pada koordinat bola adalah (bagian
7):
(8.15)
Saat kita tertarik pada daerah diluar bola, kita peroleh penyelesaian r yang tidak
bisa berubah dari tak hingga menjadi sangat tak terhingga. Selanjutnya kita
gunakan dan penyelesaiannya membuang . karena masalah fisika
mengenai simetris sumbu z , kita cari penyelesaian bebas dari ф ; bahwa ini , kita
memilih m = 0, cos θ = 1. Kemudian solusi utama untuk masalah kita adalah
dan kita mencoba untuk menemukan penyelesaiannya.
(8.16)
Kita harus memenuhi kondisi batas dengan V = 0 ketika r = R , diperoleh:
(8.17)
Kemudian kita mengembangkan dalam deret Legendre. Ketia sangat utama
untuk membangkitkan fungsi dari polinomLegendre, hal ini sangat mudah.
Membandingkan (8.17) dan formulasi bab 12, bagian 5 ((5.1) dan (5.2) atau lebih
sederhana (5.12) dan (5.17)). Maka kita temukan :
(8.18)
Sehingga koefisisen lc pada (8.17) diberikan oleh :
(8.19) 1
1
+
−−
−= l
l
l
l
a
qR
Rc atau 1
12
+
+
−= l
l
l
a
qR
c
Subtitusi (8.19) ke dalam (8.16), kita memperoleh solusi akhir untuk V :
(8.20) ∑ +
−−+
−
+−
=
l
l
l
ll
a
PrR
q
aarr
q
V 1
112
22
)(cos
cos2
θ
θ
Karena hubungan ke dua dalam (8.20) adalah dari bentuk umum yang sama
sebagaimana (8.18), kita dapat menyederhanakan (8.20) dengan menjumlahkan
rangkaian-rangkaian tersebut untuk mendapatkan (permasalahan 2)
(8.21)
θθ cos)/(2)/(
)/(
cos2 222222
aRraRr
qaR
aarr
q
V
−+
−
+−
=
Rumus (8.21) memiliki sebuah tafsiran fisika yang sangat menarik. Hubungan
kedua merupakan potensial dari sebuah muatan-(R/a)q pada titik (0, 0, R2
/a):
sehingga kita dapat mengganti bidang bola dengan muatan ini dan mempunyai
potensial yang sama untuk r > R. Hasil ini dapat ditunjukkan juga dengan
geometri analitik dasar dan diketahui sebagai “metode gambar”. Untuk
permasalahan dengan geometri sederhana (termasuk bidang, bola, silinder
bundar), itu mungkin menawarkan metode sederhana sebagai soluai daripada
salah satu yang kita diskusikan tadi; akan tetapi, tujuan kita adalah untuk
mengilustrasikan metode umum yang lebih lagi. (juga lihat Bab 15, section 8.)
Permasalahan 8.
Soal
1.
2.
3. kerjakan permasalahan pada contoh 1 untuk kasus muatan q didalam bidang
bola untuk memperoleh potensial V didalam bola. Jumlahkan rangkaian solusi
tetapkan metode gambar untuk memecahkan permasalahan ini.
4. Soal no 4
Kerjakan analogi dua dimensi dari masalah pada Contoh 1. Sebuah muatan titik
pada bidang secara fisik mengartikan bahwa sebuah muatan seragam sepanjang
garis tak terhingga tegak lurus terhadap bidang; lingkaran pada potensial nol
berarti bahwa sebuah silinder bundar yang panjangnya tak hingga tegak lurus
terhadap bidang. Bagaimanapun, sejak semua tampang lintang dari garis sejajar
dan silinder sama, masalahnya adalah dua dimensinya. Catatan: potensial harus
memenuhi persamaan Laplace di daerah muatan bebas. Bagaimana solusi dari
persamaan Laplace dua dimensi?
Jawab:
Misal K = garis muatan persatuan panjang.
K pada (a, 0), -K pada R2
/a
Kemudian:
( ) ( ) ( ) 



−++−+−+−= θθ cos2lnlnlncos2ln
22222222
r
a
R
a
RrKRKaKraarKV
5. temukan metode gambar untuk permasalahan 4.

More Related Content

What's hot

Listrik Magnet - Hukum Gauss
Listrik Magnet - Hukum GaussListrik Magnet - Hukum Gauss
Listrik Magnet - Hukum GaussIva Ogot
 
Handout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-iHandout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-irina mirda
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2Ari Yanti
 
Fisika - Listrik Statis - kelompok 2 - 12 IPA 6 - SMAN 7 TNG - 2018
Fisika - Listrik Statis - kelompok 2 - 12 IPA 6 - SMAN 7 TNG - 2018Fisika - Listrik Statis - kelompok 2 - 12 IPA 6 - SMAN 7 TNG - 2018
Fisika - Listrik Statis - kelompok 2 - 12 IPA 6 - SMAN 7 TNG - 2018astri mandya
 
pertemuan 1b Listrik Statis
pertemuan 1b Listrik Statispertemuan 1b Listrik Statis
pertemuan 1b Listrik StatisMario Yuven
 
Hukum gauss
Hukum gaussHukum gauss
Hukum gaussPLN
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Satria Wijaya
 
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarMakalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarClaudia Waloni
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statisauliarika
 
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Cristy Chan
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gaussanggundiantriana
 
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang Muhammad Naufal
 
Fluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gaussFluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gausszendeling
 

What's hot (18)

Listrik Magnet - Hukum Gauss
Listrik Magnet - Hukum GaussListrik Magnet - Hukum Gauss
Listrik Magnet - Hukum Gauss
 
Handout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-iHandout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-i
 
3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
 
Fisika - Listrik Statis - kelompok 2 - 12 IPA 6 - SMAN 7 TNG - 2018
Fisika - Listrik Statis - kelompok 2 - 12 IPA 6 - SMAN 7 TNG - 2018Fisika - Listrik Statis - kelompok 2 - 12 IPA 6 - SMAN 7 TNG - 2018
Fisika - Listrik Statis - kelompok 2 - 12 IPA 6 - SMAN 7 TNG - 2018
 
6 potensial listrik
6 potensial listrik6 potensial listrik
6 potensial listrik
 
pertemuan 1b Listrik Statis
pertemuan 1b Listrik Statispertemuan 1b Listrik Statis
pertemuan 1b Listrik Statis
 
Hukum gauss
Hukum gaussHukum gauss
Hukum gauss
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
 
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarMakalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
Medan listrik
Medan listrikMedan listrik
Medan listrik
 
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
Kuat medan listrik
Kuat medan listrikKuat medan listrik
Kuat medan listrik
 
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
 
Fluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gaussFluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gauss
 
medan listik
medan listikmedan listik
medan listik
 

Similar to Persamaan Poisson dan Aplikasinya

K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokesAlen Pepa
 
Hukum Gaus dan Potensial Skalar.PPT
Hukum Gaus dan Potensial Skalar.PPTHukum Gaus dan Potensial Skalar.PPT
Hukum Gaus dan Potensial Skalar.PPTClaudia Waloni
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALMAFIA '11
 
Powerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubPowerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubroysmahajani
 
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Dian Arisona
 
Fancy Page with LaTeX
Fancy Page with LaTeX Fancy Page with LaTeX
Fancy Page with LaTeX Hirwanto Iwan
 
Makalh elektrostatis
Makalh elektrostatisMakalh elektrostatis
Makalh elektrostatismuli ani
 
Integral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat carteciusIntegral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat carteciusMha AMha Aathifah
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralRozaq Fadlli
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerNur Yunani Yuna
 
The four pillars of geometry
The four pillars of geometryThe four pillars of geometry
The four pillars of geometryokto feriana
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4B
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4BKegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4B
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4BAmphie Yuurisman
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenDwi Karyani
 

Similar to Persamaan Poisson dan Aplikasinya (20)

K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokes
 
Hukum Gaus dan Potensial Skalar.PPT
Hukum Gaus dan Potensial Skalar.PPTHukum Gaus dan Potensial Skalar.PPT
Hukum Gaus dan Potensial Skalar.PPT
 
Pdp jadi
Pdp jadiPdp jadi
Pdp jadi
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIAL
 
Powerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubPowerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutub
 
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
 
Fancy Page with LaTeX
Fancy Page with LaTeX Fancy Page with LaTeX
Fancy Page with LaTeX
 
2 f08634fd01
2 f08634fd012 f08634fd01
2 f08634fd01
 
Sistem koordinat bola
Sistem koordinat bolaSistem koordinat bola
Sistem koordinat bola
 
Makalh elektrostatis
Makalh elektrostatisMakalh elektrostatis
Makalh elektrostatis
 
Gelombang Berjalan
Gelombang BerjalanGelombang Berjalan
Gelombang Berjalan
 
Integral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat carteciusIntegral lipat dua dalam koordinat cartecius
Integral lipat dua dalam koordinat cartecius
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
 
15023 pr05
15023 pr0515023 pr05
15023 pr05
 
Haerul anwar
Haerul anwarHaerul anwar
Haerul anwar
 
The four pillars of geometry
The four pillars of geometryThe four pillars of geometry
The four pillars of geometry
 
1. persamaan schrodinger
1. persamaan schrodinger1. persamaan schrodinger
1. persamaan schrodinger
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4B
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4BKegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4B
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4B
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 

Persamaan Poisson dan Aplikasinya

  • 1. MAKALAH FISMAT III PERSAMAAN POISSON Dosen : Dra. Rini Budiharti, M.Pd Anggota Kelompok : 1. Fita Listiana (k2310039) 2. Fitriana Alistya (k2310040) 3. Fitri Aprilianingrum (k2310041) 4. Gilang Anindita (k2310045) 5. Hanifa Rohmawati (k2310047) 6. Heppyana (k2310048) Pendidikan Fisika 2010 Kelas A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
  • 2. PERSAMAAN POISSON Kita telah peroleh persamaan poisson untuk permasalahan sederhana yang mana kita sudah ketahui jawabannya. Dengan menggunakan solusi yang kita ketahui, kita dapat mengerjakan langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan yang lebih sulit. Mengingat kembali dari chapter 6 section 8 , bahwa medan gravitasi itu konservatif yang mana curl F = 0,dan fungsi potensialnya adalah F = VF −∇= .Jika kita mempertimbangkan medan gravitasi pada titik p berkaitan dengan titik massa m,dengan jarak r keluar,kita mempunyai (8.1) u r Gm Fdan r Gm V 2 −=−= dimana u adalah vector satuan sepanjang r menuju p, vector satuan u ini bergerak lurus kedepan untuk menunjukkan bahwa F⋅∇ = 0 dan V memenuhi persamaan laplace, yaitu (8.2) 02 =−∇=∇⋅−∇=⋅∇ VVF Sekarang, terdapat beberapa masa m1 pada jarak r1 dari P,total potensial di titik P adalah penjumlahan potensial yang terkait atau berkaitan dengan massa tunggal m1,yaitu r Gm VV ii i ∑∑ == dan total medan gravitasinya pada P adalah penjumlahan vector medan F,yaitu VVF i i ∇−=∇−= ∑
  • 3. perhatikan bahwa kita mengambil ini untuk menghasilkan tak ada m1 di P sehingga r1 sama dengan 0,sehingga 02 =−∇=⋅∇ ii VF kita juga mempunyai 02 =−∇=⋅∇ VF Sebagai ganti nilai m1,kita dapat mengambil distribusi kontinyu dari bagian massa dengan rapat volume τ . ρ distribusi rapat massa,selanjutnya elemen massa τd adalah ρ τd .Potensial gravitasi pada P karena massa ρ τd adalah .kemudian potensial gravitasi total pada P karena distribusi total massa adalah integral rangkap tiga volume τ (8.3) ∫∫∫= τ τρ volume r dG V τρd Τ r Gambar 8.1 Gambar 8.2 τρ d .P S nˆ
  • 4. Sebelumnya kontribusi untuk V pada P dikarenakan tiap elemen massa menentukan persamaan laplace, sehingga V menentukan persamaan laplace. Untuk total medan F pada P adalah vector penjumlahan dari medannya karena elemen massa dan sebelumnnya kita mempunyai 02 =−∇=⋅∇ VF ingat kembali ,bahwa kita secara eksplisit tidak ada distribusi massa yang tepat pada P, bahwa r≠0, yang artinya titik P bukanlah titik pada daerah τ . Sekarang dengan menggunakan penyelidikan, apayang terjadi jika p adalah titik pada τ ,dapatkah kita menemukan V dari ( 8.3 ) dan apakah V memenuhi persamaan laplace? misalkan S merupakan bola kecil berjari jari a pusat P, bayangkan seluruh massa hilang dari S,pada diskusi sebelumnya kita menempatkan titik di dalam S karena titik ini tidak berada di dalam distribusi massa, jika F’ dan V’ adalah medan baru dan potensial ( dengan bahan pada S di hilangkan ) .Kemudian pada titik di S.sekarang kita kembalikan massanya pada S, F dan V mewakili medan dan potensial pada distribusi keseluruhan dan mewakili medan dan potensial pada massa di S,kemudian sFFF += ' dan pada titik di dalam S (8.4) sFFF ⋅+∇⋅∇=⋅∇ ' karena 0'=⋅∇ F di S dengan divergen teorema ( lihat gambar 8.2 dan bab 6 bagian 10 ) (8.5) στ dnFdF Spermukaan s Svolume s ∫∫∫∫∫ ⋅=⋅∇
  • 5. Jika kita lihat bahwa jari-jari a bola S mendekati nol ,densitas ρ bahan S mendekati nilai di P , untuk a yang kecil ,S memuat seluruh massa total, kira – kira sama dengan ρπ 3 3/4 a , dimana ρ bernilai pada titik P.Medan gravitasi di permukaan S oleh massa ini adalah besaran yang menuju langsung ke P. ρπaG a GM Fs 3 4 2 == Pada (8.5 ) ,Fs.n = ρπaG 3 4 − karena Fs dan N tidak paralel ,karena Fs konstan di luar permukaan S ( bagian sebelah kanan persamaan ( 8.5 ) adalah Fs.n waktu luasan dari bola itu.Sisi sebelah kiri , untuk a yang kecil.Kira – kira nilai dari sF⋅∇ pada waktu P volume S,selanjutnya kita punya )4)( 3 4 () 3 4 )(( 23 aaGaFs πρππ −=⋅∇ atau (8.6) PpadaGFs ρπ4−=⋅∇ karena VVFFs 2 −∇=∇⋅−∇=⋅∇=⋅∇ kita mempunyai (8.7) ρπGV 42 =∇ Persamaan ini adalah persamaan poisson,kita lihat bahwa potensial gravitasi di daerah yang mempunyai massa atau bermassa memenuhi persamaan poison yang disajikan dalam persamaan ( 1.2 ), ingat jika ρ = 0 persaman 8.7 menjadi 8.2 Selanjutnya kita harus mempertimbangkan formula kita ( 8.3 ) apakah formula untuk V itu valid ketika P adalah titik pada distribusi massa.integral yang terlihat untuk divergensi pada r = 0, tetapi ini bukanlah hal yang mudah dengan menggunakan koordinat bola. kemudian 8.3 menjadi
  • 6. r P(x, y, z) (x’, y’, z’) ∫∫∫−= τ φθθ ρ volume dddrr r G V sin2 Dan kita lihat bahwa di sini tidak ada permasalahan ketika r = 0,sehingga persamaan 8.3 secara umum valid dan memberikan solusi untuk 8.7 Dengan menggunakna notasi 1.2 untuk persamaan poison ( ini menggantikan ρπG4 oleh f dan V dengan u pada persamaan ( 8.7 ) dan ( 8.3 ) ,kita dapat tulis (8.8) ∫∫∫ =∇−= fudarisolusiadalah r df u 2 4 1 τ π untuk notasi yang lebih detail di butuhkan ketika kita menggunakan solusi ini pada suatu permasalahan, persamaan (8.8 ) menjadi ( lihat gambar 8.3 ) (8.9) ),,(),,( ''' )'()'()'( )',','( 4 1 ),,( 2 222 zyxfzyxu solusiadalahini dzdydx zzyyxx zyxf zyxu =∇ −+−+− −= ∫∫∫π Pada persamaan (8.9) dan gambar 8.3, titik (x, y, z) adalah titik yang kita hitung sebagai potensial u, titik (x’, y’, z’) merupakan titik pada distribusi massa yang kita integrasikan. r pada persamaan (8.8) adalah jarak antara dua titik tersebut dan dijabarkan pada persamaan (8.9). Persamaan (8.8) atau (8.9) sebenarnya memberikan solusi khusus pada persamaan Poisson. Mengingat bahwa biasanya diambil titik nol untuk energi potensial
  • 7. gravitasi (dan elektrostatik) pada tak berhingga, dan hal ini telah kita selesaikan. Jadi persamaan (8.8) atau (8.9) memberikan solusi Gambar 8.3 pada persamaan Poisson yang cenderung untuk batas nol sampai tak hingga. Pada permasalahan yang lain ini tidak seperti yang kita harapkan. Contohnya, jika kita mempunyai distribusi muatan elektrostatik di dekat bidang tanah. Potensial elektrostatik memenuhi persamaan Poisson, tetapi disini kita menginginkan solusi yang mana bidang tanah sama dengan nol daripada tak hingga. Untuk mengetahui bagaimana kita memungkinkan untuk menemukan solusinya, amati jika u adalah penyelesaian persamaan Poisson, dan w adalah penyelesaian dari persamaan Laplace ( )02 =∇ w , kemudian ( ) ;222 fuwuwu =∇=∇+∇=+∇ (8.10) Sehingga u+w merupakan solusi persamaan Poisson. Lalu kita dapat menambahkan solusi persamaan (8.9) sebagai solusi persamaan Laplace, kombinasi harus disesuaikan dengan kondisi batas seperti yang telah kita selesaikan pada masalah di paragraf sebelumnya. Contoh 1: mari kita kerjakan masalah sederhana berikut untuk mengilustrasikan proses ini. Pada gambar 8.4, muatan titik q berada di (0, 0, a) di luar bola berjari- jari R dan terletak di pusat koordinat. Permasalahannya yaitu menentukan potensial elektrostatik V pada titik di luar bola. Potensial V dan rapat muatan ρ di hubungkan dengan persamaan Poisson. ;42 πρ−=∇ v (pada satuan Gauss) (8.11) Potensial pada titik (x, y, z) juga memberikan distribusi muatan ρ yang diberikan oleh persamaan (8.8) atau (8.9) dengan f = -4πρ: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ''' ''' ',','4 4 1 ,, 222 dzdydx zzyyxx zyx zyxV ∫∫∫ −+−+− − −= πρ π (8.12)
  • 8. Gambar 8.4 Untuk distribusi muatan-ruang, selanjutnya kita akan mengevaluasi integral ini. Untuk muatan titik q, kita mempunyai ( x’,y’,z’) = (0,0,a) dan kita mengganti (dengan muatan total sederhana) oleh q menjadi: (8.13) [kita bisa, tentu saja, penulisan yang sederhana untuk persamaan (8.13) tanpa menggunakan persamaan (8.8) ; (8.13) untuk formulasi elektrostatic yang berhubungan dengan formulasi grafitasi. (8.1) dengan ini kita bisa memulai] Sekarang kita bisa menambahkan ke persamaan (8.13) penyelesaian persamaan Laplace dengan mengkombinasikan nol yang diberikan oleh bola ( gambar 8.4). ini sangat tepat untuk mengubah koordinat bola dan untuk menggunakan penyelesaian persamaan Laplace pada koordinat bola. [ catatan: perubahan dalam artian disini adalah mulai dari sekarang kita menggunakan r. Kita akan menggunakan r untuk menunjukkan jarak dari q pada (x’,y’,z’) menjadi y z x q (0, 0, a) x, y, z R
  • 9. (x,y,z). Mulai dari sekarang kita akan mengguanakan itu untuk menunjukkan jarak dari ( 0,0,0 ) menjadi ( x, y ,z ). Lihatlah, sebagai contoh gambara 8.3 dan 8.4 ]. Menulis menjadi (8.13) ( untuk membedakan jawaban akhir kita, yang akan menjumlahkan dan penyelesaian persamaan Laplace) dan mengubah menjadi koordinat bola, kita peroleh : (8.14) Penyelasaian umum dari persamaan Laplace pada koordinat bola adalah (bagian 7): (8.15) Saat kita tertarik pada daerah diluar bola, kita peroleh penyelesaian r yang tidak bisa berubah dari tak hingga menjadi sangat tak terhingga. Selanjutnya kita gunakan dan penyelesaiannya membuang . karena masalah fisika mengenai simetris sumbu z , kita cari penyelesaian bebas dari ф ; bahwa ini , kita memilih m = 0, cos θ = 1. Kemudian solusi utama untuk masalah kita adalah dan kita mencoba untuk menemukan penyelesaiannya. (8.16) Kita harus memenuhi kondisi batas dengan V = 0 ketika r = R , diperoleh: (8.17)
  • 10. Kemudian kita mengembangkan dalam deret Legendre. Ketia sangat utama untuk membangkitkan fungsi dari polinomLegendre, hal ini sangat mudah. Membandingkan (8.17) dan formulasi bab 12, bagian 5 ((5.1) dan (5.2) atau lebih sederhana (5.12) dan (5.17)). Maka kita temukan : (8.18) Untuk distribusi muatan-ruang, selanjutnya kita akan mengevaluasi integral ini. Untuk muatan titik q, kita mempunyai ( x’,y’,z’) = (0,0,a) dan kita mengganti (dengan muatan total sederhana) oleh q menjadi: (8.13) [kita bisa, tentu saja, penulisan yang sederhana untuk persamaan (8.13) tanpa menggunakan persamaan (8.8) ; (8.13) untuk formulasi elektrostatic yang berhubungan dengan formulasi grafitasi. (8.1) dengan ini kita bisa memulai] Sekarang kita bisa menambahkan ke persamaan (8.13) penyelesaian persamaan Laplace dengan mengkombinasikan nol yang diberikan oleh bola ( gambar 8.4). ini sangat tepat untuk mengubah koordinat bola dan untuk menggunakan penyelesaian persamaan Laplace pada koordinat bola. [ catatan: perubahan dalam artian disini adalah mulai dari sekarang kita menggunakan r. Kita akan menggunakan r untuk menunjukkan jarak dari q pada (x’,y’,z’) menjadi (x,y,z). Mulai dari sekarang kita akan mengguanakan itu untuk menunjukkan jarak dari ( 0,0,0 ) menjadi ( x, y ,z ). Lihatlah, sebagai contoh gambara 8.3 dan 8.4 ]. Menulis menjadi (8.13) ( untuk membedakan jawaban akhir kita,
  • 11. yang akan menjumlahkan dan penyelesaian persamaan Laplace) dan mengubah menjadi koordinat bola, kita peroleh : (8.14) Penyelasaian umum dari persamaan Laplace pada koordinat bola adalah (bagian 7): (8.15) Saat kita tertarik pada daerah diluar bola, kita peroleh penyelesaian r yang tidak bisa berubah dari tak hingga menjadi sangat tak terhingga. Selanjutnya kita gunakan dan penyelesaiannya membuang . karena masalah fisika mengenai simetris sumbu z , kita cari penyelesaian bebas dari ф ; bahwa ini , kita memilih m = 0, cos θ = 1. Kemudian solusi utama untuk masalah kita adalah dan kita mencoba untuk menemukan penyelesaiannya. (8.16) Kita harus memenuhi kondisi batas dengan V = 0 ketika r = R , diperoleh: (8.17) Kemudian kita mengembangkan dalam deret Legendre. Ketia sangat utama untuk membangkitkan fungsi dari polinomLegendre, hal ini sangat mudah.
  • 12. Membandingkan (8.17) dan formulasi bab 12, bagian 5 ((5.1) dan (5.2) atau lebih sederhana (5.12) dan (5.17)). Maka kita temukan : (8.18) Sehingga koefisisen lc pada (8.17) diberikan oleh : (8.19) 1 1 + −− −= l l l l a qR Rc atau 1 12 + + −= l l l a qR c Subtitusi (8.19) ke dalam (8.16), kita memperoleh solusi akhir untuk V : (8.20) ∑ + −−+ − +− = l l l ll a PrR q aarr q V 1 112 22 )(cos cos2 θ θ Karena hubungan ke dua dalam (8.20) adalah dari bentuk umum yang sama sebagaimana (8.18), kita dapat menyederhanakan (8.20) dengan menjumlahkan rangkaian-rangkaian tersebut untuk mendapatkan (permasalahan 2) (8.21) θθ cos)/(2)/( )/( cos2 222222 aRraRr qaR aarr q V −+ − +− = Rumus (8.21) memiliki sebuah tafsiran fisika yang sangat menarik. Hubungan kedua merupakan potensial dari sebuah muatan-(R/a)q pada titik (0, 0, R2 /a): sehingga kita dapat mengganti bidang bola dengan muatan ini dan mempunyai potensial yang sama untuk r > R. Hasil ini dapat ditunjukkan juga dengan geometri analitik dasar dan diketahui sebagai “metode gambar”. Untuk permasalahan dengan geometri sederhana (termasuk bidang, bola, silinder bundar), itu mungkin menawarkan metode sederhana sebagai soluai daripada salah satu yang kita diskusikan tadi; akan tetapi, tujuan kita adalah untuk mengilustrasikan metode umum yang lebih lagi. (juga lihat Bab 15, section 8.) Permasalahan 8. Soal 1. 2.
  • 13. 3. kerjakan permasalahan pada contoh 1 untuk kasus muatan q didalam bidang bola untuk memperoleh potensial V didalam bola. Jumlahkan rangkaian solusi tetapkan metode gambar untuk memecahkan permasalahan ini. 4. Soal no 4 Kerjakan analogi dua dimensi dari masalah pada Contoh 1. Sebuah muatan titik pada bidang secara fisik mengartikan bahwa sebuah muatan seragam sepanjang garis tak terhingga tegak lurus terhadap bidang; lingkaran pada potensial nol berarti bahwa sebuah silinder bundar yang panjangnya tak hingga tegak lurus terhadap bidang. Bagaimanapun, sejak semua tampang lintang dari garis sejajar dan silinder sama, masalahnya adalah dua dimensinya. Catatan: potensial harus memenuhi persamaan Laplace di daerah muatan bebas. Bagaimana solusi dari persamaan Laplace dua dimensi? Jawab: Misal K = garis muatan persatuan panjang. K pada (a, 0), -K pada R2 /a Kemudian: ( ) ( ) ( )     −++−+−+−= θθ cos2lnlnlncos2ln 22222222 r a R a RrKRKaKraarKV 5. temukan metode gambar untuk permasalahan 4.