SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
Persamaan Non Linier
Nana Ramadijanti
Persamaan Non Linier







Metode Tabel
Metode Biseksi
Metode Regula Falsi
Metode Iterasi Sederhana
Metode Newton-Raphson
Metode Secant.
Persamaan Non Linier






penentuan akar-akar persamaan non
linier.
Akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah
nilai-nilai x yang menyebabkan nilai f(x)
sama dengan nol.
akar persamaan f(x) adalah titik potong
antara kurva f(x) dan sumbu X.
Persamaan Non Linier
Persamaan Non Linier




Penyelesaian persamaan linier mx + c = 0
dimana m dan c adalah konstanta, dapat
dihitung dengan :
mx + c = 0
x=- c
m
Penyelesaian persamaan kuadrat ax2 + bx +
c = 0 dapat dihitung dengan menggunakan
rumus ABC.
x12

− b ± b 2 − 4ac
=
2a
Penyelesaian Persamaan Non
Linier


Metode Tertutup






Mencari akar pada range [a,b] tertentu
Dalam range[a,b] dipastikan terdapat satu akar
Hasil selalu konvergen  disebut juga metode
konvergen

Metode Terbuka




Diperlukan tebakan awal
xn dipakai untuk menghitung xn+1
Hasil dapat konvergen atau divergen
Metode Tertutup




Metode Tabel
Metode Biseksi
Metode Regula Falsi
Metode Terbuka




Metode Iterasi Sederhana
Metode Newton-Raphson
Metode Secant.
Theorema




Suatu range x=[a,b] mempunyai akar bila f(a) dan f(b)
berlawanan tanda atau memenuhi f(a).f(b)<0
Theorema di atas dapat dijelaskan dengan grafik-grafik
sebagai berikut:
Karena f(a).f(b)<0 maka pada range
x=[a,b] terdapat akar.

Karena f(a).f(b)>0 maka pada
range x=[a,b] tidak dapat dikatakan
terdapat akar.
Metode Table




Metode Table atau
pembagian area.
Dimana untuk x di
antara a dan b dibagi
sebanyak N bagian dan
pada masing-masing
bagian dihitung nilai f(x)
sehingga diperoleh
tabel :

X

f(x)

x0=a

f(a)

x1

f(x1)

x2

f(x2)

x3

f(x3)

……

……

xn=b

f(b)
Metode Table
Contoh




Selesaikan persamaan
: x+ex = 0 dengan
range x = [ − 1,0]
Untuk mendapatkan
penyelesaian dari
persamaan di atas
range x = [ − 1,0]
dibagi menjadi 10
bagian sehingga
diperoleh :

X

f(x)

-1,0

-0,63212

-0,9

-0,49343

-0,8

-0,35067

-0,7

-0,20341

-0,6

-0,05119

-0,5

0,10653

-0,4

0,27032

-0,3

0,44082

-0,2

0,61873

-0,1

0,80484

0,0

1,00000
Contoh




Dari table diperoleh penyelesaian berada di
antara –0,6 dan –0,5 dengan nilai f(x) masingmasing -0,0512 dan 0,1065, sehingga dapat
diambil keputusan penyelesaiannya di x=-0,6.
Bila pada range x =
[ − 0,6 f(x)
dibagi 10 maka diperoleh,−0,5] terdekat
dengan nol pada x = -0,57 dengan F(x) =
0,00447
Kelemahan Metode Table




Metode table ini secara umum sulit
mendapatkan penyelesaian dengan error
yang kecil, karena itu metode ini tidak
digunakan dalam penyelesaian persamaan
non linier
Tetapi metode ini digunakan sebagai taksiran
awal mengetahui area penyelesaian yang
benar sebelum menggunakan metode yang
lebih baik dalam menentukan penyelesaian.
Metode Biseksi




Ide awal metode ini adalah metode table,
dimana area dibagi menjadi N bagian.
Hanya saja metode biseksi ini membagi
range menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini
dipilih bagian mana yang mengandung dan
bagian yang tidak mengandung akar
dibuang.Hal ini dilakukan berulang-ulang
hingga diperoleh akar persamaan.
Metode Biseksi


Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu
ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).Kemudian
dihitung nilai tengah :
a +
b
x=
2





Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar.
Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan
bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau dituliskan :
f(a) . f(b) < 0
Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas
bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range
dari bagian yang mempunyai akar.
Algoritma Biseksi
Contoh Soal


Selesaikan persamaan xe-x+1 = 0, dengan
menggunakan range x=[-1,0], maka
diperoleh tabel biseksi sebagai berikut :
Contoh Soal






a +
b
2

Dimana x =
Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738
dan f(x) = -0.00066
Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan
dengan menggunakan toleransi error atau
iterasi maksimum.
Catatan : Dengan menggunakan metode
biseksi dengan tolerasi error 0.001
dibutuhkan 10 iterasi, semakin teliti (kecil
toleransi errorny) maka semakin besar jumlah
iterasi yang dibutuhkan.
Metode Regula Falsi






metode pencarian akar persamaan
dengan memanfaatkan kemiringan dan
selisih tinggi dari dua titik batas range.
Dua titik a dan b pada fungsi f(x)
digunakan untuk mengestimasi posisi c
dari akar interpolasi linier.
Dikenal dengan metode False Position
Metode Regula Falsi
Metode Regula Falsi
f (b) − f (a ) f (b) − 0
=
b−a
b−x
f (b)(b − a )
x =b−
f (b) − f (a )

af (b) − bf (a)
x=
f (b) − f (a )
Algoritma Metode Regula
Falsi
Contoh Soal


Selesaikan persamaan xe-x+1=0 pada range x= [0,-1]
Contoh Soal

Akar persamaan diperoleh di x=-0.56741 dengan
kesalahan =0,00074
Metode Iterasi Sederhana




Metode iterasi sederhana adalah metode
yang memisahkan x dengan sebagian x yang
lain sehingga diperoleh : x = g(x).
Contoh :





x – ex = 0  ubah
x = ex atau g(x) = ex

g(x) inilah yang menjadi dasar iterasi pada
metode iterasi sederhana ini
Metode Iterasi Sederhana
Contoh :




Carilah akar pers f(x) = x2-2x-3
x2-2x-3 = 0
X2 = 2x + 3

x = 2x + 3



Tebakan awal = 4
E = 0.00001

x n +1 = 2 x n + 3


Hasil = 3
Contoh :







x2-2x-3 = 0
X(x-2) = 3
X = 3 /(x-2)
Tebakan awal = 4
E = 0.00001
Hasil = -1
Contoh :






x2-2x-3 = 0
X = (x2-3)/2
Tebakan awal = 4
E = 0.00001
Hasil divergen
Syarat Konvergensi


Pada range I = [s-h, s+h] dengan s titik tetap








Jika 0<g’(x)<1 untuk setiap x Є I iterasi konvergen
monoton.
Jika -1<g’(x)<0 untuk setiap x Є I iterasi
konvergen berosilasi.
Jika g’(x)>1 untuk setiap x Є I, maka iterasi
divergen monoton.
Jika g’(x)<-1 untuk setiap x Є I, maka iterasi
divergen berosilasi.
x r +1

x r +1 = 2 x r + 3
g ( x) = 2 x r + 3
g ' ( x) =




3
( x − 2)
−3
g ' ( x) =
( x − 2) 2
g ( x) =

1
2 2 xr + 3

Tebakan awal 4
G’(4) = 0.1508 < 1
Konvergen Monoton

3
=
( x r − 2)





Tebakan awal 4
G’(4) = |-0.75| < 1
Konvergen Berisolasi
( x 2 − 3)
g ( x) =
2
g ' ( x) = x




Tebakan awal 4
G’(4) = 4 > 1
Divergen Monoton
Latihan Soal





Apa yang terjadi dengan pemilihan x0 pada
pencarian akar persamaan :
X3 + 6x – 3 = 0
Dengan x
3

x r +1



− xr + 3
=
6

Cari akar persamaan dengan x0 = 0.5
X0 = 1.5, x0 = 2.2, x0 = 2.7
Contoh :
Metode Newton Raphson


metode pendekatan yang
menggunakan satu titik awal dan
mendekatinya dengan memperhatikan
slope atau gradien pada titik
tersebut.Titik pendekatan ke n+1
dituliskan dengan :
F x
Xn+1 = xn -

( n)
1
F ( xn )
Metode Newton Raphson
Algoritma Metode Newton
Raphson
1.
2.
3.
4.
5.

Definisikan fungsi f(x) dan f1(x)
Tentukan toleransi error (e) dan iterasi maksimum (n)
Tentukan nilai pendekatan awal x0
Hitung f(x0) dan f’(x0)
Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |f(xi)|> e


Hitung f(xi) dan f1(xi)

xi +1 = xi −
6.

f ( xi )
f 1 ( xi )

Akar persamaan adalah nilai xi yang terakhir diperoleh.
Contoh Soal






Selesaikan persamaan x - e -x = 0 dengan titik
pendekatan awal x 0 =0
f(x) = x - e-x  f’(x)=1+e-x
f(x0) = 0 - e-0 = -1
f’(x0) = 1 + e-0 = 2
f ( x0 )
−1
x1 = x0 − 1
= 0−
= 0,5
f ( x0 )
2
Contoh Soal


f(x1) = -0,106631 dan f1(x1) = 1,60653 
x1 −

f ( x1 )

− 0,106531
= 0,5 −
= 0,566311
1,60653



x2 =



f(x2) = -0,00130451 dan f1(x2) = 1,56762



x3 =



f(x3) = -1,96.10-7. Suatu bilangan yang sangat kecil.



Sehingga akar persamaan x = 0,567143.

f 1 ( x1 )

x2 −

f ( x2 )

f 1 ( x2 )

= 0,566311 −

− 0,00130451
= 0,567143
1,56762
Contoh


x - e-x = 0  x0 =0, e = 0.00001
Contoh :




x + e-x cos x -2 = 0  x0=1
f(x) = x + e-x cos x - 2
f’(x) = 1 – e-x cos x – e-x sin x
Permasalahan pada pemakaian
metode newton raphson


Metode ini tidak dapat digunakan ketika titik pendekatannya
berada pada titik ekstrim atau titik puncak, karena pada titik ini
F
nilai F1(x) = 0 sehingga nilai penyebut dari F ((xx))
sama dengan nol,
secara grafis dapat dilihat sebagai berikut:
1

Bila titik pendekatan
berada pada titik puncak,
maka titik selanjutnya
akan berada di tak
berhingga.
Permasalahan pada pemakaian
metode newton raphson




Metode ini menjadi sulit atau
lama mendapatkan
penyelesaian ketika titik
pendekatannya berada di
antara dua titik stasioner.
Bila titik pendekatan berada
pada dua tiitik puncak akan
dapat
mengakibatkan
hilangnya
penyelesaian
(divergensi).
Hal
ini
disebabkan titik selanjutnya
berada pada salah satu titik
puncak
atau
arah
pendekatannya berbeda.
Hasil Tidak Konvergen
Penyelesaian Permasalahan pada
pemakaian metode newton raphson
1.

2.

Bila titik pendekatan berada pada titik puncak maka
titik pendekatan tersebut harus di geser sedikit, xi =
±δ
δ
xi dimana adalah
konstanta yang ditentukan
F 1 ( xi ) ≠ newton
dengan demikian
dan metode 0
raphson tetap dapat berjalan.
Untuk menghindari titik-titik pendekatan yang
berada jauh, sebaiknya pemakaian metode newton
raphson ini didahului oleh metode tabel, sehingga
dapat di jamin konvergensi dari metode newton
raphson.
Contoh Soal






x . e-x + cos(2x) = 0  x0 = 0,176281
f(x) = x . e-x + cos(2x)
f1(x) = (1-x) e-x – 2 sin (2x)
F(x0) = 1,086282
F1(x0) = -0,000015

X = 71365,2
padahal dalam range 0 sampai
dengan 1 terdapat akar di
sekitar 0.5 s/d 1.
Contoh Soal


x

Untuk menghindari hal ini sebaiknya digunakan grafik atau
tabel sehingga dapat diperoleh pendekatan awal yang baik.
Digunakan pendekatan awal x0=0.5
Contoh Soal



Hasil dari penyelesaian persamaan
x * exp(-x) + cos(2x) = 0 pada range [0,5]
Contoh


Hitunglah akar f ( x) = e x − 5 x 2
dengan metode Newthon
Raphson. Gunakan e=0.00001. Tebakan awal akar x 0 = 1



Penyelesaian

f ( x) = e x − 5 x 2


f ' ( x) = e x − 10 x

Prosedur iterasi Newthon Raphson

e x − 5x2
xr +1 = xr − x
e − 10 x

0
1
-2.28172
1
0.686651
-0.370399
2
0.610741
-0.0232286
3
0.605296
-0.000121011
4
0.605267
-3.35649e-009
Akar terletak di x = 0.605267
Contoh


Tentukan bagaimana cara menentukan
Metode Secant








Metode Newton Raphson memerlukan
perhitungan turunan fungsi f’(x).
Tidak semua fungsi mudah dicari turunannya
terutama fungsi yang bentuknya rumit.
Turunan fungsi dapat dihilangkan dengan cara
menggantinya dengan bentuk lain yang ekivalen
Modifikasi metode Newton Raphson dinamakan
metode Secant.
xr

x r +1 x r −1

xr
∇y f ( x r ) − f ( x r −1 )
f ' ( x) =
=
∇x
x r − x r −1



Metode Newton-Raphson

x r +1

f ( xr )
= xr −
f ' ( xr )

x r +1

f ( x r )( x r − x r −1 )
= xr −
f ( x r ) − f ( x r −1 )
Algoritma Metode
Secant :







Definisikan fungsi F(x)
Definisikan torelansi error (e) dan iterasi maksimum (n)
Masukkan dua nilai pendekatan awal yang di antaranya
terdapat akar yaitu x0 dan x1, sebaiknya gunakan metode
tabel atau grafis untuk menjamin titik pendakatannya
adalah titik pendekatan yang konvergensinya pada akar
persamaan yang diharapkan.
Hitung F(x0) dan F(x1) sebagai y0 dan y1
Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |F(xi)|

xi − xi −1
xi +1 = xi − yi
yi − yi −1



hitung yi+1 = F(xi+1)
Akar persamaan adalah nilai x yang terakhir.
Contoh Soal




Penyelesaian
x2 –(x + 1) e-x = 0 ?
Contoh Kasus Penyelesaian
Persamaan Non Linier






Penentuan nilai maksimal dan minimal fungsi
non linier
Perhitungan nilai konstanta pada matrik dan
determinan, yang biasanya muncul dalam
permasalahan sistem linier, bisa digunakan
untuk menghitung nilai eigen
Penentuan titik potong beberapa fungsi non
linier, yang banyak digunakan untuk
keperluan perhitungan-perhitungan secara
grafis.
Penentuan Nilai Maksimal dan
Minimal Fungsi Non Linier





nilai maksimal dan minimal dari f(x) 
memenuhi f’(x)=0.
g(x)=f’(x)  g(x)=0
Menentukan nilai maksimal atau
minimal  f”(x)
Contoh Soal


Tentukan nilai minimal dari f(x) = x2-(x+1)e-2x+1

2
x)p
*+x
2()
-1+
(*2
x-1
e
x
*

1
.
5

1

0
.
5

0

0
.
5
1

0
.
8

0
.
6

0
.
4

0
.
2

0

0
.
2

0
.
4

0
.
6

nilai minimal terletak antara –0.4 dan –0.2

0
.
8

1
Menghitung Titik Potong
2 Buah Kurva
y

y=g(x)
f(x) = g(x)
atau
f(x) – g(x) = 0

p

x

y=f(x)
Contoh Soal


Tentukan titik potong y=2x3-x dan y=e-x
3

2
*x
x
*
3
e
x
p
(
x
)

2
.
5
2
1
.
5
1
0
.
5
0
0
.
5
1
1

0
.
8

0
.
6

0
.
4

0
.
2

0

0
.
2

0
.
4

0
.
6

0
.
8

akar terletak di antara 0.8 dan 1

1
Soal (1)








Tahun 1225 Leonardo da Pisa mencari akar
persamaan
F(x) = x3 + 2x2 + 10x – 20 = 0
Dan menemukan x = 1.368808107.
Tidak seorangpun yang mengetahui cara Leonardo
menemukan nilai ini. Sekarang rahasia ini dapat
dipecahkan dengan metode iterasi sederhana.
Carilah salah satu dari kemungkinan x = g(x). Lalu
dengan memberikan sembarang input awal, tentukan
x=g(x) yang mana yang menghasilkan akar
persamaan yang ditemukan Leonardo itu.
Soal (2)




a

Hitung akar 27 dan akar 50 dengan biseksi dan regula falsi !
Bandingkan ke dua metode tersebut ! Mana yang lebih
cepat ?
Catat hasil uji coba

b

N

e
0.1
0.01
0.001
0.0001

Iterasi
Biseksi

Iterasi
Regula
Falsi
Soal (3)




Tentukan nilai puncak pada kurva y = x 2
+ e-2xsin(x) pada range x=[0,10]
Dengan metode newthon raphson

More Related Content

What's hot

Penyelesaian pers-biseksi13
Penyelesaian pers-biseksi13Penyelesaian pers-biseksi13
Penyelesaian pers-biseksi13Alvin Setiawan
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearBab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearKelinci Coklat
 
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Samuel Pinto'o
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galatKelinci Coklat
 
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01Alvin Setiawan
 
Stat prob09 distribution_continue
Stat prob09 distribution_continueStat prob09 distribution_continue
Stat prob09 distribution_continueArif Rahman
 
Bab 7 integrasi numerik
Bab 7 integrasi numerikBab 7 integrasi numerik
Bab 7 integrasi numerikKelinci Coklat
 
Distribusi peluang kontinu
Distribusi peluang kontinuDistribusi peluang kontinu
Distribusi peluang kontinuRizkiFitriya
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
 
Stat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalStat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalArif Rahman
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson methodokti agung
 
Stat prob11 distribution_sampling
Stat prob11 distribution_samplingStat prob11 distribution_sampling
Stat prob11 distribution_samplingArif Rahman
 
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Dila Nurlaila
 
Stat prob05 descriptivestatistic_statisticmeasure
Stat prob05 descriptivestatistic_statisticmeasureStat prob05 descriptivestatistic_statisticmeasure
Stat prob05 descriptivestatistic_statisticmeasureArif Rahman
 

What's hot (20)

Penyelesaian pers-biseksi13
Penyelesaian pers-biseksi13Penyelesaian pers-biseksi13
Penyelesaian pers-biseksi13
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Regula falsi
Regula falsiRegula falsi
Regula falsi
 
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearBab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
 
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014
 
Met num 2
Met num 2Met num 2
Met num 2
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galat
 
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
 
Stat prob09 distribution_continue
Stat prob09 distribution_continueStat prob09 distribution_continue
Stat prob09 distribution_continue
 
Bab 7 integrasi numerik
Bab 7 integrasi numerikBab 7 integrasi numerik
Bab 7 integrasi numerik
 
Distribusi peluang kontinu
Distribusi peluang kontinuDistribusi peluang kontinu
Distribusi peluang kontinu
 
Metode newton
Metode newtonMetode newton
Metode newton
 
2. galat
2. galat2. galat
2. galat
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
Stat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalStat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normal
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson method
 
Stat prob11 distribution_sampling
Stat prob11 distribution_samplingStat prob11 distribution_sampling
Stat prob11 distribution_sampling
 
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
 
Stat prob05 descriptivestatistic_statisticmeasure
Stat prob05 descriptivestatistic_statisticmeasureStat prob05 descriptivestatistic_statisticmeasure
Stat prob05 descriptivestatistic_statisticmeasure
 

Similar to Met num3 persnonl-inier_baru

Pert 3 Persamaan Non Linier .ppt
Pert 3 Persamaan Non Linier .pptPert 3 Persamaan Non Linier .ppt
Pert 3 Persamaan Non Linier .pptNafisClassic
 
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).pptmateri matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).pptasmaun4
 
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).pptakarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).pptasmaun4
 
Praktikum2 7
Praktikum2 7Praktikum2 7
Praktikum2 7Alen Pepa
 
Persamaan non linier
Persamaan non linierPersamaan non linier
Persamaan non liniersoniyora1
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxNaufalDhiyaulhaq2
 
Aries suharso 0422037701_metode tertutup
Aries suharso 0422037701_metode tertutupAries suharso 0422037701_metode tertutup
Aries suharso 0422037701_metode tertutuparies22suharso
 
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptxBangkitIndarmawanNug1
 
konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxFildaNurAini1
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalwahyuddin S.T
 
11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaanArif Rahman
 
6A_Kelompok 3_PPT.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptx6A_Kelompok 3_PPT.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptxKhorsyidPasya1
 
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANwulan_handayani02
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Slide-INF308-INF308-Slide-05.pptx
Slide-INF308-INF308-Slide-05.pptxSlide-INF308-INF308-Slide-05.pptx
Slide-INF308-INF308-Slide-05.pptxKimyeol4ever
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 

Similar to Met num3 persnonl-inier_baru (20)

Pert 3 Persamaan Non Linier .ppt
Pert 3 Persamaan Non Linier .pptPert 3 Persamaan Non Linier .ppt
Pert 3 Persamaan Non Linier .ppt
 
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).pptmateri matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
 
1. Pers_Non_Linier.ppt
1. Pers_Non_Linier.ppt1. Pers_Non_Linier.ppt
1. Pers_Non_Linier.ppt
 
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).pptakarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
 
Praktikum2 7
Praktikum2 7Praktikum2 7
Praktikum2 7
 
Persamaan non linier
Persamaan non linierPersamaan non linier
Persamaan non linier
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
42514 persamaan non linier
42514 persamaan non linier42514 persamaan non linier
42514 persamaan non linier
 
Aries suharso 0422037701_metode tertutup
Aries suharso 0422037701_metode tertutupAries suharso 0422037701_metode tertutup
Aries suharso 0422037701_metode tertutup
 
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
 
konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptx
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
 
11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan
 
6A_Kelompok 3_PPT.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptx6A_Kelompok 3_PPT.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptx
 
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
 
PERSAMAAN NONLINEAR
PERSAMAAN NONLINEARPERSAMAAN NONLINEAR
PERSAMAAN NONLINEAR
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
 
Slide-INF308-INF308-Slide-05.pptx
Slide-INF308-INF308-Slide-05.pptxSlide-INF308-INF308-Slide-05.pptx
Slide-INF308-INF308-Slide-05.pptx
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 

More from Alen Pepa

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alamAlen Pepa
 
Problem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaProblem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaAlen Pepa
 
Presentation3 partial differentials equation
Presentation3  partial differentials equationPresentation3  partial differentials equation
Presentation3 partial differentials equationAlen Pepa
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaAlen Pepa
 
Pengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisPengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisAlen Pepa
 
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Alen Pepa
 
Mgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnMgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnAlen Pepa
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasAlen Pepa
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newAlen Pepa
 
Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Alen Pepa
 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutAlen Pepa
 
Menggambar mrsin
Menggambar mrsinMenggambar mrsin
Menggambar mrsinAlen Pepa
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00Alen Pepa
 
Materi+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanMateri+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanAlen Pepa
 
Manusia dan ekosistemnya
Manusia dan ekosistemnyaManusia dan ekosistemnya
Manusia dan ekosistemnyaAlen Pepa
 

More from Alen Pepa (20)

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Rotax
RotaxRotax
Rotax
 
Problem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaProblem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesia
 
Presentation3 partial differentials equation
Presentation3  partial differentials equationPresentation3  partial differentials equation
Presentation3 partial differentials equation
 
Pp jadi
Pp jadiPp jadi
Pp jadi
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Pengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisPengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnis
 
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
 
Mgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnMgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phn
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
 
Metnum 2006
Metnum 2006Metnum 2006
Metnum 2006
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-new
 
Met num s1
Met num s1Met num s1
Met num s1
 
Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Met num s1 (2)
Met num s1 (2)
 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serut
 
Menggambar mrsin
Menggambar mrsinMenggambar mrsin
Menggambar mrsin
 
Mekanisme
MekanismeMekanisme
Mekanisme
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00
 
Materi+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanMateri+kewirausahaan
Materi+kewirausahaan
 
Manusia dan ekosistemnya
Manusia dan ekosistemnyaManusia dan ekosistemnya
Manusia dan ekosistemnya
 

Met num3 persnonl-inier_baru

  • 2. Persamaan Non Linier       Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant.
  • 3. Persamaan Non Linier    penentuan akar-akar persamaan non linier. Akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah nilai-nilai x yang menyebabkan nilai f(x) sama dengan nol. akar persamaan f(x) adalah titik potong antara kurva f(x) dan sumbu X.
  • 5. Persamaan Non Linier   Penyelesaian persamaan linier mx + c = 0 dimana m dan c adalah konstanta, dapat dihitung dengan : mx + c = 0 x=- c m Penyelesaian persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat dihitung dengan menggunakan rumus ABC. x12 − b ± b 2 − 4ac = 2a
  • 6. Penyelesaian Persamaan Non Linier  Metode Tertutup     Mencari akar pada range [a,b] tertentu Dalam range[a,b] dipastikan terdapat satu akar Hasil selalu konvergen  disebut juga metode konvergen Metode Terbuka    Diperlukan tebakan awal xn dipakai untuk menghitung xn+1 Hasil dapat konvergen atau divergen
  • 8. Metode Terbuka    Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant.
  • 9. Theorema   Suatu range x=[a,b] mempunyai akar bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau memenuhi f(a).f(b)<0 Theorema di atas dapat dijelaskan dengan grafik-grafik sebagai berikut: Karena f(a).f(b)<0 maka pada range x=[a,b] terdapat akar. Karena f(a).f(b)>0 maka pada range x=[a,b] tidak dapat dikatakan terdapat akar.
  • 10. Metode Table   Metode Table atau pembagian area. Dimana untuk x di antara a dan b dibagi sebanyak N bagian dan pada masing-masing bagian dihitung nilai f(x) sehingga diperoleh tabel : X f(x) x0=a f(a) x1 f(x1) x2 f(x2) x3 f(x3) …… …… xn=b f(b)
  • 12. Contoh   Selesaikan persamaan : x+ex = 0 dengan range x = [ − 1,0] Untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaan di atas range x = [ − 1,0] dibagi menjadi 10 bagian sehingga diperoleh : X f(x) -1,0 -0,63212 -0,9 -0,49343 -0,8 -0,35067 -0,7 -0,20341 -0,6 -0,05119 -0,5 0,10653 -0,4 0,27032 -0,3 0,44082 -0,2 0,61873 -0,1 0,80484 0,0 1,00000
  • 13. Contoh   Dari table diperoleh penyelesaian berada di antara –0,6 dan –0,5 dengan nilai f(x) masingmasing -0,0512 dan 0,1065, sehingga dapat diambil keputusan penyelesaiannya di x=-0,6. Bila pada range x = [ − 0,6 f(x) dibagi 10 maka diperoleh,−0,5] terdekat dengan nol pada x = -0,57 dengan F(x) = 0,00447
  • 14. Kelemahan Metode Table   Metode table ini secara umum sulit mendapatkan penyelesaian dengan error yang kecil, karena itu metode ini tidak digunakan dalam penyelesaian persamaan non linier Tetapi metode ini digunakan sebagai taksiran awal mengetahui area penyelesaian yang benar sebelum menggunakan metode yang lebih baik dalam menentukan penyelesaian.
  • 15. Metode Biseksi   Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N bagian. Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian yang tidak mengandung akar dibuang.Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.
  • 16.
  • 17. Metode Biseksi  Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).Kemudian dihitung nilai tengah : a + b x= 2   Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar. Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau dituliskan : f(a) . f(b) < 0 Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang mempunyai akar.
  • 19. Contoh Soal  Selesaikan persamaan xe-x+1 = 0, dengan menggunakan range x=[-1,0], maka diperoleh tabel biseksi sebagai berikut :
  • 20. Contoh Soal    a + b 2 Dimana x = Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738 dan f(x) = -0.00066 Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan dengan menggunakan toleransi error atau iterasi maksimum. Catatan : Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001 dibutuhkan 10 iterasi, semakin teliti (kecil toleransi errorny) maka semakin besar jumlah iterasi yang dibutuhkan.
  • 21. Metode Regula Falsi    metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Dua titik a dan b pada fungsi f(x) digunakan untuk mengestimasi posisi c dari akar interpolasi linier. Dikenal dengan metode False Position
  • 23. Metode Regula Falsi f (b) − f (a ) f (b) − 0 = b−a b−x f (b)(b − a ) x =b− f (b) − f (a ) af (b) − bf (a) x= f (b) − f (a )
  • 25. Contoh Soal  Selesaikan persamaan xe-x+1=0 pada range x= [0,-1]
  • 26. Contoh Soal Akar persamaan diperoleh di x=-0.56741 dengan kesalahan =0,00074
  • 27. Metode Iterasi Sederhana   Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan x dengan sebagian x yang lain sehingga diperoleh : x = g(x). Contoh :    x – ex = 0  ubah x = ex atau g(x) = ex g(x) inilah yang menjadi dasar iterasi pada metode iterasi sederhana ini
  • 29. Contoh :    Carilah akar pers f(x) = x2-2x-3 x2-2x-3 = 0 X2 = 2x + 3 x = 2x + 3   Tebakan awal = 4 E = 0.00001 x n +1 = 2 x n + 3  Hasil = 3
  • 30.
  • 31. Contoh :       x2-2x-3 = 0 X(x-2) = 3 X = 3 /(x-2) Tebakan awal = 4 E = 0.00001 Hasil = -1
  • 32.
  • 33. Contoh :      x2-2x-3 = 0 X = (x2-3)/2 Tebakan awal = 4 E = 0.00001 Hasil divergen
  • 34. Syarat Konvergensi  Pada range I = [s-h, s+h] dengan s titik tetap     Jika 0<g’(x)<1 untuk setiap x Є I iterasi konvergen monoton. Jika -1<g’(x)<0 untuk setiap x Є I iterasi konvergen berosilasi. Jika g’(x)>1 untuk setiap x Є I, maka iterasi divergen monoton. Jika g’(x)<-1 untuk setiap x Є I, maka iterasi divergen berosilasi.
  • 35. x r +1 x r +1 = 2 x r + 3 g ( x) = 2 x r + 3 g ' ( x) =    3 ( x − 2) −3 g ' ( x) = ( x − 2) 2 g ( x) = 1 2 2 xr + 3 Tebakan awal 4 G’(4) = 0.1508 < 1 Konvergen Monoton 3 = ( x r − 2)    Tebakan awal 4 G’(4) = |-0.75| < 1 Konvergen Berisolasi
  • 36. ( x 2 − 3) g ( x) = 2 g ' ( x) = x    Tebakan awal 4 G’(4) = 4 > 1 Divergen Monoton
  • 37. Latihan Soal    Apa yang terjadi dengan pemilihan x0 pada pencarian akar persamaan : X3 + 6x – 3 = 0 Dengan x 3 x r +1   − xr + 3 = 6 Cari akar persamaan dengan x0 = 0.5 X0 = 1.5, x0 = 2.2, x0 = 2.7
  • 39. Metode Newton Raphson  metode pendekatan yang menggunakan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan slope atau gradien pada titik tersebut.Titik pendekatan ke n+1 dituliskan dengan : F x Xn+1 = xn - ( n) 1 F ( xn )
  • 41. Algoritma Metode Newton Raphson 1. 2. 3. 4. 5. Definisikan fungsi f(x) dan f1(x) Tentukan toleransi error (e) dan iterasi maksimum (n) Tentukan nilai pendekatan awal x0 Hitung f(x0) dan f’(x0) Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |f(xi)|> e  Hitung f(xi) dan f1(xi) xi +1 = xi − 6. f ( xi ) f 1 ( xi ) Akar persamaan adalah nilai xi yang terakhir diperoleh.
  • 42. Contoh Soal     Selesaikan persamaan x - e -x = 0 dengan titik pendekatan awal x 0 =0 f(x) = x - e-x  f’(x)=1+e-x f(x0) = 0 - e-0 = -1 f’(x0) = 1 + e-0 = 2 f ( x0 ) −1 x1 = x0 − 1 = 0− = 0,5 f ( x0 ) 2
  • 43. Contoh Soal  f(x1) = -0,106631 dan f1(x1) = 1,60653  x1 − f ( x1 ) − 0,106531 = 0,5 − = 0,566311 1,60653  x2 =  f(x2) = -0,00130451 dan f1(x2) = 1,56762  x3 =  f(x3) = -1,96.10-7. Suatu bilangan yang sangat kecil.  Sehingga akar persamaan x = 0,567143. f 1 ( x1 ) x2 − f ( x2 ) f 1 ( x2 ) = 0,566311 − − 0,00130451 = 0,567143 1,56762
  • 44. Contoh  x - e-x = 0  x0 =0, e = 0.00001
  • 45. Contoh :    x + e-x cos x -2 = 0  x0=1 f(x) = x + e-x cos x - 2 f’(x) = 1 – e-x cos x – e-x sin x
  • 46.
  • 47. Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson  Metode ini tidak dapat digunakan ketika titik pendekatannya berada pada titik ekstrim atau titik puncak, karena pada titik ini F nilai F1(x) = 0 sehingga nilai penyebut dari F ((xx)) sama dengan nol, secara grafis dapat dilihat sebagai berikut: 1 Bila titik pendekatan berada pada titik puncak, maka titik selanjutnya akan berada di tak berhingga.
  • 48. Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson   Metode ini menjadi sulit atau lama mendapatkan penyelesaian ketika titik pendekatannya berada di antara dua titik stasioner. Bila titik pendekatan berada pada dua tiitik puncak akan dapat mengakibatkan hilangnya penyelesaian (divergensi). Hal ini disebabkan titik selanjutnya berada pada salah satu titik puncak atau arah pendekatannya berbeda.
  • 50. Penyelesaian Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson 1. 2. Bila titik pendekatan berada pada titik puncak maka titik pendekatan tersebut harus di geser sedikit, xi = ±δ δ xi dimana adalah konstanta yang ditentukan F 1 ( xi ) ≠ newton dengan demikian dan metode 0 raphson tetap dapat berjalan. Untuk menghindari titik-titik pendekatan yang berada jauh, sebaiknya pemakaian metode newton raphson ini didahului oleh metode tabel, sehingga dapat di jamin konvergensi dari metode newton raphson.
  • 51. Contoh Soal      x . e-x + cos(2x) = 0  x0 = 0,176281 f(x) = x . e-x + cos(2x) f1(x) = (1-x) e-x – 2 sin (2x) F(x0) = 1,086282 F1(x0) = -0,000015 X = 71365,2 padahal dalam range 0 sampai dengan 1 terdapat akar di sekitar 0.5 s/d 1.
  • 52.
  • 53. Contoh Soal  x Untuk menghindari hal ini sebaiknya digunakan grafik atau tabel sehingga dapat diperoleh pendekatan awal yang baik. Digunakan pendekatan awal x0=0.5
  • 54. Contoh Soal   Hasil dari penyelesaian persamaan x * exp(-x) + cos(2x) = 0 pada range [0,5]
  • 55.
  • 56. Contoh  Hitunglah akar f ( x) = e x − 5 x 2 dengan metode Newthon Raphson. Gunakan e=0.00001. Tebakan awal akar x 0 = 1  Penyelesaian f ( x) = e x − 5 x 2  f ' ( x) = e x − 10 x Prosedur iterasi Newthon Raphson e x − 5x2 xr +1 = xr − x e − 10 x 0 1 -2.28172 1 0.686651 -0.370399 2 0.610741 -0.0232286 3 0.605296 -0.000121011 4 0.605267 -3.35649e-009 Akar terletak di x = 0.605267
  • 57.
  • 59. Metode Secant     Metode Newton Raphson memerlukan perhitungan turunan fungsi f’(x). Tidak semua fungsi mudah dicari turunannya terutama fungsi yang bentuknya rumit. Turunan fungsi dapat dihilangkan dengan cara menggantinya dengan bentuk lain yang ekivalen Modifikasi metode Newton Raphson dinamakan metode Secant.
  • 60. xr x r +1 x r −1 xr
  • 61. ∇y f ( x r ) − f ( x r −1 ) f ' ( x) = = ∇x x r − x r −1  Metode Newton-Raphson x r +1 f ( xr ) = xr − f ' ( xr ) x r +1 f ( x r )( x r − x r −1 ) = xr − f ( x r ) − f ( x r −1 )
  • 62. Algoritma Metode Secant :      Definisikan fungsi F(x) Definisikan torelansi error (e) dan iterasi maksimum (n) Masukkan dua nilai pendekatan awal yang di antaranya terdapat akar yaitu x0 dan x1, sebaiknya gunakan metode tabel atau grafis untuk menjamin titik pendakatannya adalah titik pendekatan yang konvergensinya pada akar persamaan yang diharapkan. Hitung F(x0) dan F(x1) sebagai y0 dan y1 Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |F(xi)| xi − xi −1 xi +1 = xi − yi yi − yi −1  hitung yi+1 = F(xi+1) Akar persamaan adalah nilai x yang terakhir.
  • 64. Contoh Kasus Penyelesaian Persamaan Non Linier    Penentuan nilai maksimal dan minimal fungsi non linier Perhitungan nilai konstanta pada matrik dan determinan, yang biasanya muncul dalam permasalahan sistem linier, bisa digunakan untuk menghitung nilai eigen Penentuan titik potong beberapa fungsi non linier, yang banyak digunakan untuk keperluan perhitungan-perhitungan secara grafis.
  • 65. Penentuan Nilai Maksimal dan Minimal Fungsi Non Linier    nilai maksimal dan minimal dari f(x)  memenuhi f’(x)=0. g(x)=f’(x)  g(x)=0 Menentukan nilai maksimal atau minimal  f”(x)
  • 66. Contoh Soal  Tentukan nilai minimal dari f(x) = x2-(x+1)e-2x+1 2 x)p *+x 2() -1+ (*2 x-1 e x * 1 . 5 1 0 . 5 0 0 . 5 1 0 . 8 0 . 6 0 . 4 0 . 2 0 0 . 2 0 . 4 0 . 6 nilai minimal terletak antara –0.4 dan –0.2 0 . 8 1
  • 67.
  • 68. Menghitung Titik Potong 2 Buah Kurva y y=g(x) f(x) = g(x) atau f(x) – g(x) = 0 p x y=f(x)
  • 69. Contoh Soal  Tentukan titik potong y=2x3-x dan y=e-x 3 2 *x x * 3 e x p ( x ) 2 . 5 2 1 . 5 1 0 . 5 0 0 . 5 1 1 0 . 8 0 . 6 0 . 4 0 . 2 0 0 . 2 0 . 4 0 . 6 0 . 8 akar terletak di antara 0.8 dan 1 1
  • 70.
  • 71. Soal (1)      Tahun 1225 Leonardo da Pisa mencari akar persamaan F(x) = x3 + 2x2 + 10x – 20 = 0 Dan menemukan x = 1.368808107. Tidak seorangpun yang mengetahui cara Leonardo menemukan nilai ini. Sekarang rahasia ini dapat dipecahkan dengan metode iterasi sederhana. Carilah salah satu dari kemungkinan x = g(x). Lalu dengan memberikan sembarang input awal, tentukan x=g(x) yang mana yang menghasilkan akar persamaan yang ditemukan Leonardo itu.
  • 72. Soal (2)   a Hitung akar 27 dan akar 50 dengan biseksi dan regula falsi ! Bandingkan ke dua metode tersebut ! Mana yang lebih cepat ? Catat hasil uji coba b N e 0.1 0.01 0.001 0.0001 Iterasi Biseksi Iterasi Regula Falsi
  • 73. Soal (3)   Tentukan nilai puncak pada kurva y = x 2 + e-2xsin(x) pada range x=[0,10] Dengan metode newthon raphson