makalah psikologi pendidikan ini menjelaskan tentang kesesuaian luas permukaan kubus dan balok dengan perkembangan kognisi siswa SMP kelas VIII
*Indah Sari (06081181520085)
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kesesuaian Materi Luas Permukaan Kubus dan Balok
1. 1
TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
ANALISIS KESESUAIAN MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK
DENGAN PERKEMBANGAN KOGNISI SISWA SMP KELAS VIII
Dosen Pembimbing :
Dra. Indaryanti,M.Pd.
Disusun Oleh :
Nama : Indah Sari
NIM : 06081181520085
Program Studi Pendidikan Matematika
2. 2
Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2016
Daftar Isi
Halaman Depan .................................................................................................................i
Daftar isi .......................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................1
Bab II Isi dan Pembahasan ................................................................................................3
2.1 Teori-Teori Perkembangan Kognisi Siswa .......................................................3
2.2 Materi Menentukan Luas Permukaan Kubus dan Balok ...................................7
2.3 Kesesuaian Materi dengan Teori ....................................................................11
Bab III Penutup ...............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................15
3.2 Saran .............................................................................................................15
Daftar Pustaka .................................................................................................................16
3. 3
Bab I
Pendahuluan
Siswa tidak pernah lepas dari belajar baik di sekolah, lingkungan keluarga, maupun
lingkungan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat diperlukan siswa dalam pendidikan
untuk perkembangan kognisinya. Perkembangan kognisi merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam perkembangan siswa. Kita ketahui bahwa siswa merupakan objek
yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognisi
sangat menentukan keberhasilan siswa dalam sekolah.
Dalam perkembangan kognisi di sekolah, guru sebagai tenaga pendidik yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif di dalam kelas dan perlu
memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan kognisi pada anak
didiknya. Karena dengan bekal tersebut dapat membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kognitif siswa.
Buku pegangan siswa merupakan salah satu sumber belajar bagi peserta didik. Buku
kurikulum 2013 pada dasarnya adalah pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi.
Kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi bertujuan untuk
menjadikan peserta didik sebagai (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Melalui buku pegangan kurikulum 2013, diharapkan peserta didik mampu
mengembangkan pemikiran mereka sesuai dengan kepribadiannya. Penyajian sebuah buku
yang tepat mempengaruhi perkembangan kognisi peserta didik. Agar terjadi suatu pola
pikir yang sesuai dengan usia mereka. Kebanyakan siswa di sekolah beranggapan bahwa
pelajaran Matematika itu sangat sulit dan menakutkan. Sehingga, hal tersebut menganggu
pemikiran dan kepribadian mereka. Tingkat kesulitan siswa dalam memahami pelajaran
juga dipengaruhi oleh kesesuaian isi buku dengan perkembangan kognisi siswa.
Materi Menentukan Luas Permukaan Kubus dan Balok diberikan pada kelas VIII
semester II. Materi ini sangat penting untuk perkembangan kognisi siswa. Oleh karena itu,
4. 4
dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Kesesuaian antara isi buku Matematika
SMP kurikulum 2013 dengan perkembangan kognisi siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah Materi
Menentukan Luas Permukaan Kubus dan Balok sudah sesuai dengan perkembangan
kognisi siswa kelas VIII ?”.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui kesesuaian
Materi Menentukan Luas Permukaan Kubus dan Balok dengan perkembangan kognisi
siswa kelas VIII.
5. 5
Bab II
Isi dan Pembahasan
2.1 Teori-Teori Perkembangan Kognisi Siswa
Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Kognisi Remaja
Menurut Piaget perkembangan kognisi pada anak secara garis besar terbagi empat
periode yaitu:
a. Periode Sensori motor (0-2tahun)
Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan sistem
penginderaan untuk mengenal lingkungannya untuk mengenal objek.
b. Periode Pra operasional (2-7tahun)
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati
sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
c. Periode operasional konkret (7-11tahun)
Anak mampu memecahkan masalah secara logis, mengurutkan, mengklasifikasi
benda, realistis, Decentring, Reversibility, Konservasi, dan melatih mengurangi
egosentris.
d. Periode operasional formal (11-dewasa)
Operasional formal tahap awal
Peningkatan kemampuan remaja untuk berpikir dengan menggunakan hipotesis
membuat mereka mampu berpikir bebas dengan kemungkinan tak terbatas. Pada
masa awal ini, cara berpikir operasional formal mengalahkan realitas, dan terlalu
banyak terjadi asimilasi sehingga dunia dipersepsi secara terlalu subjektif dan
idealistis.
Ciri-ciri pemikiran operasional formal yaitu :
1. Abstrak
Remaja akan berpikir lebih abstrak dibandingkan anak-anak. Remaja tak lagi
terbatas pada pengalaman nyata dan konkret sebagai landasan berpikirnya.
Mereka dapat membayangkan suatu rekaan, kejadian yang semata-mata berupa
kemungkinan hipotesis ataupun proposisi abstrak, dan mencoba mengolahnya
dengan pemikiran logis.
2. Idealistis
Remaja mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang lain
6. 6
dan membandingkan diri mereka dan orang lain dengan standar-standar ideal
ini. Contohnya berfantasi akan masa depan, mengkhayal tentang sesuatu hal
yang tidak dimilikinya. Mereka menjadi tidak sabar dengan patokan ideal yang
dimilikinya dan bingung patokan ideal manakah yang akan dipegangnya.
3. Logis
Berpikir logis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan berpikir untuk
memperoleh suatu pengetahuan menurut suatu pola tertentu atau logika
tertentu. Piaget menyebutkan hal ini dengan pemikiran deduktif hipotesis.
Penalaran deduktif hipotesis (Hypothetical deductive reasoning) adalah konsep
operational formal Piaget yang menyatakan bahwa remaja memiliki
kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik,
mengenai cara memecahkan masalah, seperti persamaan aljabar. Kemudia
mereka menarik kesimpulan secara sistematis atau menyimpulkan pola mana
yang diterapkan dalam memecahkan masalah.
Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky
Konsep-konsep yang di keluarkan oleh Vygotsky yaitu :
a. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas
yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan
bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori
Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual
development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak
dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak
dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan
teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak
yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan
yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari
ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan
perkembangan anak.
7. 7
b. Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait
perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan
perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil
mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Dialog adalah alat yang
penting dalam ZPD (Zona Perkembangan Proksimal). Vygotsky memandang
anak-anak kaya konsep tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog,
konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis,
logis dan rasional.
c. Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk
komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas.
Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk
merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky
mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan
kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi
dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran
mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan
menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat
transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.
Teori Perkembangan Kognisi Brunner
Menurut Brunner perkembangan kognisi seseorang terjadi melaui tiga tahap
pembelajaran yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu :
1. Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk
memahami lingkungan sekitar, artinya dalam memahami dunia sekitarnya anak
menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan,
pegangan, dan sebagainya.
2. Tahap Ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-
gambar atau visualisasi verbal. Maksudnya dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
8. 8
3. Tahap Simbolik, seseorang telah mampu memilki ide-ide atau gagasan-gagasan
abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol bahasa, logika,
matematika dan sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan
banyak sistem simbol. Semakin matang seseorang dalam proses berpikirnya,
semakin dominan sistem simbolnya. Meskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi
menggunakan sistem enaktif dan ikonik. Penggunaan media dalam kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu bukti masih diperlukannnya sistem enaktif dan
ikonik dalam proses belajar.
Teori Perkembangan Erikson
Tahap-tahap perkembangan Erikson:
1. Kepercayaan versus ketidakpercayaan (0-18 bulan).
2. Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan (18 bulan-3 tahun).
3. Prakarsa versus rasa bersalah (3-6 tahun).
4. Tekun versus rasa rendah diri (6-12 tahun).
5. Identitas versus kebingungan identitas (12-18 tahun).
Tahap kelima yang berlangsung pada masa remaja. Di masa ini individu
dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapakah mereka dan
bagaimana mereka nantinya. Jika suatu identitas terlalu dipaksakan oleh
orang tua dan jika remaja tidak cukup berhasil dalam menjajaki berbagai
peran, maka mereka akan mengalami kebingungan identitas.
6. Keintiman versus keterkucilan (dewasa awal).
7. Bangkit versus stagnasi (dewasa pertengahan).
8. Integritas versus kekecewaan (dewasa akhir).
9. 9
2.2 Materi Menentukan Luas Permukaan Kubus dan Balok
Masalah
Perhatikan gambar berikut ini atau ambillah dua kotak kue atau kardus kecil yang
berbentuk kubus dan balok (kotak kue atau kardus kecil yang diambil harus berbeda
dengan kelompok yang lain), kemudian amatilah.
1) Irislah beberapa rusuk pada bangun yang berbentuk Balok sehingga apabila
dibuka dan direbahkan pada bidang datar akan membentuk bangun datar,
sehingga akan didapat apa yang disebut jaring-jaring balok.
2) Selanjutnya irislah beberapa rusuk dengan pola irisan yang berbeda pada
bangun yang berbentuk Kubus sehingga apabila dibuka dan direbahkan pada
bidang datar akan membentuk bangun datar, maka akan didapat apa yang
disebut jaring-jaring Kubus.
3) Bandingkan kedua bentuk jaring-jaring tersebut, kemudian ukurlah dan
hitunglah luasnya.
Alternatif Pemecahan Masalah
Salah satu jawaban dari pertanyaan pada masalah di atas adalah sebagai berikut:
Ayo Kita Amati :
10. 10
Gambar diatas merupakan kotak roti yang digunting (diiris) pada tiga buah rusuk alas
dan atasnya serta satu buah rusuk tegaknya, yang direbahkan pada bidang datar
sehingga membentuk jaring-jaring kotak roti.
Pada gambar iii didapat sebagai berikut: L1 =L5, L2=L4,dan L3=L6
Sehingga luas seluruh permukaan kotak roti = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 +L6
= (L1 +L5) + (L2+L4) + (L3+L6)
= (2 x L1) + (2 x L2) + (2 x L3)
= (2x7x20) + (2x7x14) + (2x14x20)
= 280 + 196 + 560
= 1.036
Jadi, luas seluruh permukaan kotak roti adalah 1.036 cm2
.
2. Perhatikan gambar kotak kue berikut: Lakukanlah langkah-langkah seperti no.1.
Gambar diatas merupakan kotak kue yang berbentuk kubus. Coba kalian
gambar sendiri pada kotak persegipanjang di atas yakni irislah beberapa rusuk
dengan pola irisan yang berbeda kotak kue tersebut dan gambarlah juga jaring-
jaringnya serta ukurlah kotak kue tersebut dan tentukan luasnya.
11. 11
Ayo Kita Menanya
Jika kamu ingin membuat kotak pernik-pernik berbentuk kubus dari kertas karton,
dimana kotak pernik-pernik tersebut memiliki panjang rusuk 12 cm, maka buatlah
pertanyaan yang memuat kata- kata berikut:
1. “Kubus” dan “panjang rusuk 12 cm”
2. “kubus” dan “kertas karton”
3. “banyak” dan “pernik-pernik”
Tulislah pertanyaan kalian di lembar kerja/buku tulis.
Sedikit Informasi
Luas permukaan balok adalah jumlah seluruh luas sisi balok tersebut. Ada dua luas
sisi yang berhadapan sama. Sedangkan luas permukaan kubus sama halnya dengan
luas permukaan balok, akan tetapi kalau kubus luas setiap sisi-sisinya adalah sama,
sehingga karena sisi balok ada 6, maka luas permukaan kubus adalah luas satu
sisinya dikalikan 6.
Contoh Soal
1. Hitunglah luas permukaan kubus ABCD.EFGH pada gambar diatas.
Penyelesaian:
Luas permukaan kubus = 6 s2
= 6 x 42
= 6 x 16
= 96
Jadi, luas permukaan bangun yang bentuk kubus adalah 96 cm2
.
12. 12
2. Hitunglah luas permukaan balok pada gambar diatas.
Penyelesaian:
Luas permukaan balok = 2 (pl + pt +lt)
= 2 (15x6 + 15x8 +6x8)
= 2 (90 + 120 +48)
= 2 (258)
=516
Jadi, luas permukaan bangun yang bentuk balok adalah 516 cm2
.
3. Sebuah balok memiliki sisi-sisi yang luasnya 24 cm, 32 cm, dan 48 cm.
Berapakah jumlah panjang semua rusuk balok tersebut?
Perhatikan gambar
Menurut informasi dari soal, maka di dapat pl = 48, pt = 32, dan lt = 24.
Dengan menyelesaikan sistem persamaan yang ada, maka di peroleh sebagai
berikut:
=
48 32
24
= 8
=
48 24
32
= 6
13. 13
=
32 24
48
= 4
Sehingga jumlah panjang semua rusuk balok adalah 4(p + l + t) = 4(8 + 6 + 4)
= 4(18) = 72 cm.
Ayo Kita Menggali Informasi
Coba temukan pada buku tertentu, di internet, atau membuat sendiri jika diketahui
luas permukaan balok adalah 108 cm. Bagaimana cara menemukan ukuran
panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut? Berapa banyak kemungkinan ukuran-
ukuran yang kalian temukan?
Ayo Kita Menalar :
Sebuh karton berukuran 0,5 m × 1 m. Karton tersebut akan dibuat untuk
mebungkus kado yang berukuran 2 cm × 3 cm × 5 cm. Jika kado yang akan dibuat
sebanyak 500 buah, maka berapa banyak minimal karton yang dibutuhkan?
Ayo Kita Berbagi :
Setelah selesai menjawab, tukarkan hasil jawaban kalian dengan kelompok yang
lain. Kemudian bandingkan hasil jawabannya, diksusikan dengan kelompok
tersebut. Tulislah kesimpulan kalian pada lembar kerja/buku tulis yang sudah
kalian sediakan.
2.3 Kesesuaian Materi dengan Teori
Hubungan Masalah dan Teori
Siswa diajak untuk mengumpulkan benda-benda yang ada disekitar berbentuk kubus
dan balok seperti kotak kue atau kardus kecil. Setiap kelompok harus mengumpulkan
benda yang berbeda dengan kelompok yang lain. Setelah itu, mengamati benda yang
telah diperoleh. Lalu, mengiris bangun berbentuk balok yang membentuk jaring-jaring
balok dan mengiris bangun berbentuk kubus yang membentuk jaring-jaring kubus
melalui rusuk bangun tersebut.
14. 14
Menurut teori Piaget, sebelumnya pada periode operasional konkret siswa telah dapat
mengklasifikasi benda dan memandingkan lebar dan tinggi (decentering). Sehingga,
siswa telah dapat mengumpulkan benda-benda berbentuk balok dan kubus dengan
mengklasifikasikannya serta membedakan bangun balok dan kubus. Dan dengan
melihat hasil dari irisannya yakni bangun datar yang membentuk jaring-jaring bangun
balok dan kubus.
Berpikir logis juga muncul pada masalah ini dimana siswa juga dapat menentukan
pola irisan dalam memotong kotak tersebut dengan berpikir secara logis dengan aturan
pola yang sama mengikuti ruas garis rusuk.
Berdasarkan teori tersebut maka Masalah tersebut cocok untuk siswa SMP.
Hubungan Alternatif Pemecahan Masalah dan Teori
Setelah siswa mengiris tiga buah rusuk alas dan atasnya serta satu buah rusuk
tegaknya pada kotak roti tersebut, terbukti bahwa akan membentuk jaring-jaring kotak
roti. Diperoleh bahwa L1 =L5, L2=L4,dan L3=L6 sehingga luas seluruh permukaan
kotak roti = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 +L6 = (L1 +L5) + (L2+L4) + (L3+L6) = (2 x L1) + (2
x L2) + (2 x L3) seperti bangun balok. Kemudian untuk kotak kue berbentuk kubus
dapat dilakukan siswa secara mandiri seperti kotak roti berbentuk balok diatas.
Menurut Teori Brunner, tahap simbolik siswa telah mampu belajar melalui simbol
bahasa matematika ,Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan simbol. Untuk
menentukan luas permukaan suatu bangun maka disimbolkan L, panjang disimbolkan
p, lebar disimbolkan l, tinggi dsimbolkan t dan sisi disimbolkan s.
Menurut Teori Vygotsky, Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) untuk
rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari
dengan bantuan orang lain.
Pada alternatif pemecahan masalah ini, tingkat keahlian yang dimiliki siswa yang
bekerja secara mandiri juga diiringi dengan tingkat tanggung jawab tambahan yang
dapat diterima oleh siswa dengan bantuan orang lain melalu dari suatu contoh. Untuk
menemukan luas permukaan kotak kue berbentuk bangun kubus dengan mengikuti
seperti kotak roti berbetuk bangun balok sebelumnya.
15. 15
Menurut Teori Piaget, Berpikir logis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan berpikir
untuk memperoleh suatu pengetahuan menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu.
Siswa dapat menarik kesimpulan sendiri secara sistematis dalam memecahkan
masalah yang telah dilakukan. Siswa dapat menyimpulkan perbedaan balok dan kubus
dimana bangun berbentuk balok akan membentuk jaring-jaring balok dan bangun
berbentuk kubus akan membentuk jaring-jaring kubus.
Berdasarkan teori tersebut maka Alternatif Pemecahan Masalah tersebut cocok untuk
siswa SMP.
Hubungan Ayo Menanya dan Teori
Siswa diajak untuk membuat sebuah pertanyaan dari pilihan kata yang tersedia
mengenai membuat kotak pernak-penik berbentuk kubus dari kertas karton yang
memiliki panjang rusuk 12 cm.
Menurut teori Piaget, berpikir abstrak ini muncul. Remaja tak lagi terbatas pada
pengalaman nyata dan konkret sebagai landasan berpikirnya mereka akan mencoba
menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan pilihan kata yang tersedia tersebut
sehingga menambah rasa ingin tahu mereka.
Berdasarkan teori tersebut maka Menanya tersebut cocok untuk siswa SMP.
Hubungan Informasi dan Teori
Setelah memecahkan masalah siswa pun memperoleh sebuah rumus matematika
bahwa luas permukaan adalah jumlah seluruh luas sisi bangunan tersebut. Pada luas
permukaan balok, ada dua luas sisi yang berhadapan sama luasnya. Sedangkan, luas
permukaan kubus sama halnya dengan luas permukaan balok, akan tetapi pada kubus
luas setiap sisi-sisinya adalah sama sehingga luas permukaan kubus adalah luas satu
sisinya dikalikan 6.
Menurut Teori Piaget, berpikir logis ini muncul. Siswa dapat menarik kesimpulan
sendiri secara sistematis dalam memecahkan masalah yang telah dilakukan. Siswa
dapat menyimpulkan luas permukaan balok 2(pl+pt+lt) dan luas permukaan kubus 6s2
.
Berdasarkan teori tersebut maka menyimpulkan informasi tersebut cocok untuk siswa
SMP.
16. 16
Hubungan Contoh Soal dan Teori
Contoh soal yang pertama siswa menghitung luas permukaan kubus, contoh soal yang
kedua siswa menghitung luas permukaan balok dan contoh soal yang ketika
menghitung jumlah seluruh rusuk pada balok dengan diketahui luas sisi-sisinya.
Menurut Teori Piaget, siswa dapat berpikir sistematis dan berpikir logis. Pada contoh
soal 1 dan 2 siswa hanya memasukkan angka pada rumus yang telah diketahui maka
pada contoh soal 1 dan 2 ini maka pola pikir sistematis siswa telah muncul. Dan pada
contoh soal ke 3 siswa harus menggunakan logika untuk menyelesaikan soal tersebut
dengan menghubungkan rumus yang telah diketahui sebelumnya sehingga siswa juga
akan mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah tersebut.
Berdasarkan teori tersebut maka contoh soal tersebut cocok untuk siswa SMP.
Hubungan Menggali Informasi dan Teori
Siswa mencoba untuk mengerjakan soal cara menemukan kemungkinan ukuran
panjang, lebar, tinggi pada sebuah balok yang diketahui luas permukaannya. Siswa
juga menalar dan memecahkan permasalahan sebuah soal serta mendiskusikan hasil
pekerjaan yang telah dilakukan.
Menurut Vygotsky, Bahasa dan Pemikiran untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk
membantu mereka menyelesaikan tugas. Siswa harus menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam
pikiran-pikiran mereka sendiri. Dalam memecahkan suatu permasalahan pada suatu
soal siswa juga membutuhkan bantuan orang lain dalam proses belajarnya dengan
mendiskusikan hasil pekerjaan yang didapat apakah benar atau salah.
Berdasarkan teori tersebut maka menggali informasi tersebut cocok untuk siswa SMP.
17. 17
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Materi masalah tersebut cocok karena siswa diajarkan mengetahui bentuk dari
bangun balok dan kubus serta mengaplikasikan dalam dunia nyata dengan benda-
benda yang ada di sekitar berbentuk balok dan kubus.
2. Materi pemecahan masalah dan contoh soal tersebut juga cocok karena siswa dapat
mengetahui bentuk permukaan bangun tersebut, jaring-jaring dari tiap-tiap bangun
balok dan kubus tersebut serta cara menghitung luas permukaan balok dan kubus.
3. Materi Informasi, Menanya, Menalar tersebut cocok karena siswa dapat berpikir
logis, berpikir abstrak, berpikir sistematis berhubungan dengan luas permukaan
balok dan kubus.
Materi luas permukaan balok dan kubus di SMP diajarkan dikelas VII semester 2,
artinya erat dengan struktur materi sebelumnya yang menjadi pendukung dalam
pembelajaran materi ini. Anak di usia ini sudah masuk pada tingkat operasi formal,
berarti sesuai tingkat perkembangan kognisi Piaget, Brunner, dan Vygotsky.
3.2 Saran
Sebaiknya materi ini disajikan oleh guru dengan menyediakan alat-alat peraga dan
menggunakan aplikasi software berbasis teknologi yang dapat mendukung materi ini
dengan perkembangan kemampuan berpikir siswa. Serta, mencermati penggunaan
simbol matematika agar mudah dipahami oleh siswa.
18. 18
Daftar Pustaka
Anas, Aswar. 2013. Teori Belajar Piaget. (online).
(http://aswaranas2204.blogspot.com/2013/11/12.html, diakses 15 April 2016).
Anggra, Prissta. 2013. Makalah Perkembangan Kognitif Peserta Didik. (online).
(http://plissworld.blogspot.com/2013/01/perkembangan-kognitif-peserta-didik.html,
diakses 15 April 2016).
Lukito, Agus. 2014. Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nina. 2013. Teori Belajar Jean Piaget. (online).
(https://ninamath.wordpress.com/2013/03/14/teori-belajar-jean-piaget/, diakses 15
April 2016).
Nina. 2013. Teori Belajar Van Hiele. (online).
(https://ninamath.wordpress.com/category/teori-belajar-2/, diakses 15 April 2016).
Putry, Rahma Sari. 2014. Perbandingan KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013 Untuk Mata
Pelajaran Matematika Kelas VIII. (online).
(http://rahmasariputry.blogspot.com/2014/12/perbandingan-ktsp-2006-standar.html,
diakses 15 April 2016).
Shodri, Hilman. 2012. Perkembangan Kognitif. (online).
(http://hilmanshodri.blogspot.com/2012/06/perkembangan-kognitif.html, diakses
15 April 2016).
Widodo, Sigit. 2013. Jean Piaget. (online).
(https://widodosigit.wordpress.com/2013/04/02/jean-piaget/, diakses 15 April
2016).