SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
TUGAS MATA KULIAH METAKOGNITIF
METAKOGNITIF PADA ANAK-ANAK
DAN DEWASA
DISUSUN OLEH :
NUR CHAMIMMAH LAILIS INDRIANI
NIM : 190709009
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNESA
2019
Perkembangan Metakognitif Pada Anak-Anak Dan Dewasa
Nur Chamimmah Lailis Indriani
Pascasarjana Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Metakognitif adalah sebuah kesadaran mengenai kognitif kita sendiri, cara kerja dan pengaturan
kognitif diri kita sendiri. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk mengefisiensikan penggunaan
kognitif yang terkait problem solving. Secara singkat, metakognitif diistilahkan sebagai “thinking of
thinking”. metakognitif terdiri dari 4 keterampilan: decision making, critical thinking, creative thinking,
problem solving. Perkembangan metakognitif sering dihubungkan dengan Theories of Mind (ToM).
Hubungan antara metakognitif dan ToM adalah bahwa ToM memprediksikan kemampuan metakognitif
serta bertujuan untuk menginvestigasi perkembangan pengetahuan maupun kognisi mengenai fenomena
mental. anak-anak yang masih kecil telah menyadari adanya pikiran, memiliki keterkaitan dengan dunia
fisik, terpisah dari dunia fisik, dapat menggambarkan objek-objek dan berbagai peristiwa secara akurat
maupun tidak serta secara aktif menerjemahkan realitas dan emosi yang dialami. Anak-anak usia 3 tahun
telah mampu memahami bahwa pikiran adalah peristiwa mental internal yang menyenangkan, yang
referensial (merujuk pada peristiwa-peristiwa nyata atau khayalan), dan yang unik bagi manusia. Teori
berpikir (Theory of Mind) merupakan bagian dari metakognitif anak yang sangat berkaitan dengan
kemampuan intelektual. Perkembangan intelektual menjelaskan adanya perkembangan kecerdasan,
sehingga kecerdasan dibangun dalam suatu kurun waktu dalam rangkaian yang tersusun dari tahapan-
tahapan yang saling terkait atau berhubungan. Metakognitif dalam pembelajaran sangat erat kaitannya
dengan pemecahan masalah. Siswa yang menggunakan strategi metakognitifnya dengan baik ketika
menyelesaikan soal matematika (pemecahan masalah) memiliki kemampuan lebih dalam menyelesaikan
soal matematika. Demikian juga dalam pembelajaran bahasa maupun sains.
Kata Kunci : metakognitif, Theory of Mind, metamemori, strategi metakognitif
PENDAHULUAN
Flavel dalam Jonassen, 2000 mendefinisikan
metakognitif sebagai kesadaran tentang
bagaiman seseorang belajar, kemampuan untuk
menilai kesulitan sebuah masalah, kemampuan
untuk mengamati tingkat pemahaman diri,
kemampuan menggunakan berbagai informasi
untuk mencapai tujuan serta kemampuan dalam
halpenilaian kemajuan belajar. Sedangkan
menurut Margareth W. Matlin, 2003,
metakognitif merupakan pengetahuan dan
kesadaran tentang proses kognitif atau dapat
juga diartikan sebagai pemikiran tentang
berfikir. Jadi metakognitif adalah sebuah
kesadaran mengenai kognitif kita sendiri, cara
kerja dan pengaturan kognitif diri kita sendiri.
Kemampuan ini sangat penting terutama untuk
mengefisiensikan penggunaan kognitif kita yang
terkait problem solving. Secara singkat,
metakognitif diistilahkan sebagai “thinking of
thinking”.
Anderson & Krathwohl (Sukmadinata &
As’ari, 2006) memberikan rincian dari
pengetahuan yang dapat dikuasi atau diajarkan
pada setiap tahapan kognitif. Dalam lingkup
pengetahuan tersebut,pengetahuan metakognitif
menempati pada tingkat tertinggi setelah
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual
dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan
metakognitif meliputi pengetahuan strategik,
pengetahuan tugas-tugas berpikir dan
pengetahuan pribadi. Sementara itu, menurut
Preisseisen (dalam Paulina Panen dkk. 2001
dalam Susanto, 2015) metakognitif terdiri dari 4
keterampilan: decision making,critical thinking,
creative thinking, problem solving. Mengambil
keputusan, berfikir kritis, berfikir kreatif, dan
memecahkan masalah.
PERKEMBANGAN METAKOGNITIF
Penelitian mengenai perkembangan
metakognitif dimulai dari penelitian yang
berfokus pada pengetahuan mengenai memori,
yang diistilahkan sebagai metamemori, namun
konsep tersebut kemudian diperluas dan
menciptakan metakognisi. Metakognisi
berkembang seiring usia dan dipengaruhi juga
oleh latihan (Larkin, 2006 dalam Setya Murti
2011). Interaksi satu sama lain dapat
memberikan stimulus yang diperlukan oleh
individu untuk menjadi lebih menyadari proses
kognitif mereka.
Perkembangan metakognitif sering
dihubungkan dengan Theories of Mind (ToM).
Hubungan antara metakognitif dan ToM adalah
bahwa ToM memprediksikan kemampuan
metakognitif serta bertujuan untuk
menginvestigasi perkembangan pengetahuan
maupun kognisi mengenai fenomena mental.
ToM secara luas didefinisikan sebagai
pengetahuan mengenai keberadaan pikiran dan
isi dari pikiran (misalnya keyakinan, hasrat dan
intensi) sama baik dengan kemampuan dalam
menggunakan pengetahuan ini untuk melakukan
prediksi dan penjelasan mengenai tindakan
manusia.
PERKEMBANGAN METAKOGNITIF
ANAK
Proses metakognitif pada anak usia dini
sesungguhnya didahului oleh kemampuan
kognitif lain seperti perkembangan Theory of
Mind (ToM). Piaget dalam Fatana, menyatakan
bahwa masa kanak-kanak awal dari sekitar usia
2 sampai 6 tahun sebagai tahap Praoperasional,
karena anak-anak belum siap untuk terlibat
dalam operasi atau manipulasi mental yang
mensyaratkan pemikiran logis. Penelitian Flavel
sebenarnya banyak memfokuskan tentang
metakognitif pada anak-anak. Penelitian Flavel
pada perkembangan memori anak-anak di akhir
tahun 1960 menekankan pentingnya
metakognisi dalam mempengaruhi perilaku.
Dalam Desmita, 2006, Flavel menunjukkan
bahwa anak-anak yang masih kecil telah
menyadari adanya pikiran, memiliki keterkaitan
dengan dunia fisik, terpisah dari dunia fisik,
dapat menggambarkan objek-objek dan
berbagai peristiwa secara akurat maupun tidak
serta secara aktif menerjemahkan realitas dan
emosi yang dialami. Anak-anak usia 3 tahun
telah mampu memahami bahwa pikiran adalah
peristiwa mental internal yang menyenangkan,
yang referensial (merujuk pada peristiwa-
peristiwa nyata atau khayalan), dan yang unik
bagi manusia. Mereka juga dapat membedakan
pikiran dengan pengetahuan.
Beberapa penelitian mengungkapkan
bahwa anak-anak yang masih kecil usia 2 – 2,5
tahun telah mengerti bahwa untuk
menyembunyikan sebuah objek dari orang lain
mereka harus menggunakan taktik penipuan,
seperti berbohong atau menghilangkan jejak
mereka sendiri. (Hala et.al., dalam Desmita,
2006). Pemahaman anak tentang pikiran
manusia tumbuh secara ekstensif sejak tahun-
tahun pertama kehidupannya. Kemudian pada
usia 3 tahun anak menunjukkan suatu
pemahaman bahwa kepercayaan-kepercayaan
dan keinginan-keinginan internal dari seseorang
berkaitan dengan tindakan-tindakan orang
tersebut.
Pada anak usi 3 tahun, tipe pemahaman
yang menjadi dasar bagi pikiran teoritis
mereka, yaitu : (1) memahami bahwa pikiran
terpisah dari objek-objek lain; (2) memahami
bahwa pikiran menghasilkan keinginan dan
kepercayaan; (3) memahami tentang bagaimana
tipe-tpe keadaan mental yang berbeda-beda
berhubungan; dan (4) memahami bahwa pikiran
diguunakan untuk menggambarkan realitas
eksternal.
Kemampuan metakognitif telah
berkembang sejak masa anak-anak awal dan
terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan
seterusnya mencapai bentuknya yang lebih
mapan. Pada usia sekolah dasar seiring dengan
tuntutan kemampuan kognitif yang harus
dikuasai oleh anak/siswa, mereka dituntut pula
untuk dapat menggunakan dan mengatur
kognitif mereka. Kemampuan metakognitf anak
tidak muncul dengan sendirinya, tetapi
memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan
perkembangan metakognitif dapat diupayakan
melalui cara dimana anak dituntut untuk
mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui
dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa
yang dia observasi.
Metakognitif dan ToM (Theory of Mind)
Teori berpikir (Theory of Mind)
merupakan bagian dari metakognitif anak yang
sangat berkaitan dengan kemampuan
intelektual. Model Piaget tentang perkembangan
intelektual menjelaskan adanya perkembangan,
sehingga kecerdasan dibangun dalam suatu
kurun waktu dalam rangkaian yang tersusun
dari tahapan-tahapan yang saling terkait atau
berhubungan, dan tiap tahap ini menentukan
perkembangannya. Menurut Jean Piaget,
perkembangan kognitif anak praoperasional
terdiri dari tahapan berikut :
1) Pengetahuan tentang Berpikir dan
Kondisi mental
Anak usia 3 – 5 tahun, mulai memahami
pikiran yang berlangsung dalam jiwa; dan
berkaitan dengan hal-hal yang nyata
maupun yang bersifat imajiner. Seseorang
dapat memikirkan satu hal sambil
melakukan atau melihat hal lain; bahkan
seseorang yang mata dan telinganya
tertutup dapat memikirkan sesuatu. Anak-
anak tersebut juga memahami bahwa
berpikir merupakan aktifitas yang berbeda
dengan melihat, berbicara, menyentuh,dan
mencari tahu (Flavell et al.,1995).
2) Egosentrisme
Pada masa ini, anak-anak berpikir bahwa
pusat dunia adalah diri mereka. Merujuk
kepada Piaget, anak-anak pada masa
egosentris sangat terpusat pada sudut
pandangnya sendiri sehingga mereka tidak
dapat menerima pandangan dari orang lain.
Anak usia tiga tahun sudah berkurang
egosentrisnya dibandingkan bayi yang
baru lahir. Egoisentrisme mungkin dapat
membantu menjelaskan mengapa anak
kecil terkadang mengalami masalah dalam
membedakan realita dengan apa yang ada
diotak mereka dan mengapa mereka
menunjukkan kebinggungan terhadap
terjadinya sesuatu.
Perkembangan Metakognitif dari Waktu ke
Waktu
Perkembangan metakognitif menurut
Kuhn (2000), ditandai oleh sebuah pergerakan
yang bersifat gradual untuk memperoleh strategi
lebih baik dalam rangka menggantikan
kemampuan berfikir yang tidak efisien.
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa
metakognitif muncul untuk meningkatkan
kemampuan seiring dengan bertambahnya usia
(Cross & Paris, 1988; Hennessey, 1999; Kuhn
& Dean, 2004; Schneider, 2008; Schneider &
Lockl, 2002; Schraw & Moshman, 1995 dalam
Emily, Lai, 2011). Perkembangan metakognitif
menghasilkan pengetahuan yang muncul
pertama kali, kognitif anak-anak muda seperti
usia 6 tahun, mampu merefleksikan ketepatan
dalam kognisi mereka serta melakukan
konsolidasi keterampilan, yang dapat teramati
secara jelas pada rentang usia 8-10 tahun.
Kemampuan untuk mengatur kognisi, muncul
berikutnya dengan peningkatan dramatis dalam
melakukan pengawasan dan pengaturan muncul
oleh anak-anak berusia 10-14 tahun.
Kemampuan kognisi dalam memonitoring dan
mengevaluasi akan lambat berkembang dan
mungkin mencapai ketidaksempurnaan pada
beberapa orang dewasa. Sehingga pada akhirnya
bangunan teori metakognitif akan nampak pada
integrasi pengetahuan kognitif dan pengaturan
kognitif.
Metakognitif dalam Pembelajaran
Matematika
Salah satu kajian yang menarik dalam
topik pemecahan masalah adalah peran
metakognitif dalam pemecahan masalah. Goos
et.al. (2000) melakukan penelitian tentang peran
metakognitif bagi siswa dalam kegiatan
memecahkan masalah matematika. Mereka
melakukan investigasi terhadap strategi siswa
metakognitif siswa sekolah menengah ketika
mereka memecahkan masalah matematika
secara individu. Siswa-siswa diberikan soal
matematikan dan mereka kemudian
menyelesaikannya secara individu. Setelah
siswa menyelesaikan soal tersebut, kemudian
diberikan angket sebagai instrumen untuk
mengetahui aktivitas metakognitif siswa.
Untuk mengetahui aktivitas metakognitif
siswa digunakan instrumen monitoring diri
metakognisi yang memuat pernyataan-
pernyataan metakognitif. Misalnya, saya yakin
bahwa saya memahami masalah yang
ditanyakan pada saya; saya mencoba
menyajikan masalah dengan bahasa saya
sendiri; saya mencoba untuk mengingat jika
saya pernah menyelesaikan masalah yang mirip
dengan masalah seperti ini; saya
mengidentifikasi dan memeriksa setiap
informasi yang terdapat dalam masalah ini; serta
saya berpikir tentang pendekatan yang berbeda
yang akan saya coba untuk mecahkan masalah
ini. Siswa diminta untuk menyatakan “ya”,
“tidak” atau “mungkin”.
Dari penelitian itu disimpulkan bahwa
siswa yang menggunakan strategi
metakognitifnya dengan baik ketika
menyelesaikan soal matematika (pemecahan
masalah) memiliki kemampuan lebih dalam
menyelesaikan soal matematika.
Metakognitif dalam Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa yang memiliki
kaitan dengan matekognitif adalah strategi
membaca buku. Membaca buku adalah aktivitas
yang menuntut strategi agar dapat membaca
secara efisien. Aktivitas membaca yang efektif
harus mengikuti langkah-langkah tertentu.
1) Menetapkan tujuan membaca;
2) Menetapkan urutan membaca bagian-bagian
buku;
3) Menetapkan strategi membaca agar efektif.
Langkah-langkah ini menuntut aktivitas
metakognitif karena siswa yang membaca
harus menentukan terlebih dahulu strategi
apa yang akan dia gunakan. Siswa yang
dilatih strategi membaca akan lebih mudah
membaca buku dan mudah memahami buku
dibandingkan dengan siswa yang tidak
menggunakan strategi.
Metakognitif dalam Pembelajaran Sains
Para ahli pendidikan sains memandang
sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan
teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga
terdiri atas kegiatan atau proses aktif
menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam
mempelajari gejala alam yang belum
diterangkan. Dalam pembelajaran sains, siswa
berperan seolah-olah sebagai ilmuan,
menggunakan metode ilmiah untuk mencari
jawaban terhadap suatu permasalahan yang
sedang dipelajari. Sehingga siswa dilatih untuk
memecahkan suatu masalah.
Keterampilan proses sains dapat
digolongkan menjadi dua bagian yaitu
keterampilan dasar dan keterampilan
terintegrasi. Pada prinsipnya keterampilan
dasar dan keterampilan terintegrasi memiliki
kesamaan dalam hal merumuskan
permasalahan, mengumpulkan data dan
mengajukan solusi pemecahan masalah.
Metakognitif merujuk pada berpikir tingkat
tinggi yang melibatkan kontrol aktif dalam
proses kognitif belajar dalam memecahkan
suatu masalah. Kegiatan seperti perencanaan
bagaimana pendekatan tugas belajar yang
diberikan, pemantauan pemahaman, dan
mengevaluasi kemajuan penyelesaian tugas
adalah metakognitif alami. Metakognitif
adalah kemampuan berpikir di mana yang
menjadi objek berpikirnya adalah proses
berpikir yang terjadi pada diri sendiri. Dalam
konteks pembelajaran, siswa mengetahui
bagaimana untuk belajar, mengetahui
kemampuan dan modalitas belajar yang
dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik
untuk belajar efektif. Metakognitif sebagai
suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada
diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan
dapat terkontrol secara optimal. Para siswa
dengan pengetahuan metakognitifnya sadar
akan kelebihan dan keterbatasannya dalam
belajar. Artinya saat siswa mengetahui
kesalahannya, mereka sadar untuk mengakui
bahwa mereka salah, dan berusaha untuk
memperbaikinya. Pembelajaran sains yang
menekankan strategi metakognitif pada siswa,
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah sains yang merupakan
fokus pendidikan sains di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Emily, Lai,. (2011). Metacognition : A
Literature Review.
www.pearsonassessments.com/research.
Fitri, R,. (2017). Metakognitif Pada Proses
Belajar Anak Dalam Kajian Neurosains.
Jurnal Pendidikan. Volume 2. No 1.
Iskandar, M.S,. (2014). Pendekatan
Keterampilan Metakognitif Dalam
Pembelajaran Sains Di Kelas. Erudio.
Vol 2. No 2.
Jonassen, D.(2000). Toward a Design Theory of
Problem Solving. Educational
Technology Research and Development.
Vol.48. No.4
Lizidinillah, MAD,. Perkembangan
Metakognitif Dan Pengaruhnya Pada
Kemampuan Belajar Anak. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung
Matlin, Margareth. (2013). COGNITION.
United States of America. John Wiley
and Sons, Inc. Eight Edition.
Murti Setya, A.H,. (2011). Metakognisi dan
Theory of Mind (ToM). Jurnal Psikologi
Pitutur. Vol 1. No 2.

More Related Content

What's hot

Kelompok 2 sbm jadi
Kelompok 2 sbm   jadiKelompok 2 sbm   jadi
Kelompok 2 sbm jadi
Mitha Ye Es
 
1 perkembangan kognitif
1 perkembangan kognitif1 perkembangan kognitif
1 perkembangan kognitif
Ismail Hashim
 
Pandangan kognitif dalam belajar
Pandangan kognitif dalam belajarPandangan kognitif dalam belajar
Pandangan kognitif dalam belajar
ekafathe
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Diyah Sri Hariyanti
 
Psikologi kognitif
Psikologi kognitifPsikologi kognitif
Psikologi kognitif
Endang10
 

What's hot (20)

Teori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetTeori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piaget
 
Kesediaan murid belajar
Kesediaan murid belajarKesediaan murid belajar
Kesediaan murid belajar
 
Kecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajarKecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajar
 
PERBANDINGAN ANTARA TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN LEV VYGOTSKY
PERBANDINGAN ANTARA TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN LEV VYGOTSKYPERBANDINGAN ANTARA TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN LEV VYGOTSKY
PERBANDINGAN ANTARA TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN LEV VYGOTSKY
 
Kelompok 2 sbm jadi
Kelompok 2 sbm   jadiKelompok 2 sbm   jadi
Kelompok 2 sbm jadi
 
1 perkembangan kognitif
1 perkembangan kognitif1 perkembangan kognitif
1 perkembangan kognitif
 
Pandangan kognitif dalam belajar
Pandangan kognitif dalam belajarPandangan kognitif dalam belajar
Pandangan kognitif dalam belajar
 
Presentation chapter report
Presentation chapter reportPresentation chapter report
Presentation chapter report
 
Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitifPerkembangan kognitif
Perkembangan kognitif
 
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
 
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasaBab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasa
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektual
 
Perkembangan kognitif piaget
Perkembangan kognitif piagetPerkembangan kognitif piaget
Perkembangan kognitif piaget
 
Psikologi kognitif
Psikologi kognitifPsikologi kognitif
Psikologi kognitif
 
Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu linda
 
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
 
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik
 
Teori perkembangan anak sudut pandang kognitif
Teori perkembangan anak sudut pandang kognitifTeori perkembangan anak sudut pandang kognitif
Teori perkembangan anak sudut pandang kognitif
 
Kognitif
KognitifKognitif
Kognitif
 

Similar to Tugas mata kuliah metakognitif

Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Aisyah Turidho
 
jurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdfjurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdf
ZakiCell1
 
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
monichaSihombing
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Dedi Yulianto
 
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docxMAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
revayolanda
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)
Zara Neur
 
Intervensi awal kanak kanak
Intervensi awal kanak kanakIntervensi awal kanak kanak
Intervensi awal kanak kanak
Nur Kareena
 
Contoh makalah untuk buku
Contoh makalah untuk bukuContoh makalah untuk buku
Contoh makalah untuk buku
Tofick Cendana
 

Similar to Tugas mata kuliah metakognitif (20)

Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docxPerkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
 
jurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdfjurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdf
 
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
 
Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptx
Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptxTahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptx
Tahap Tahap Perkembangan Pemikiran intelektual.pptx
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
 
Bibliotherapy: Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Bibliotherapy: Perkembangan Masa Kanak-KanakBibliotherapy: Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Bibliotherapy: Perkembangan Masa Kanak-Kanak
 
(1.2)MODEL-MODEL PERKEMBANGAN (1).pdf
(1.2)MODEL-MODEL PERKEMBANGAN (1).pdf(1.2)MODEL-MODEL PERKEMBANGAN (1).pdf
(1.2)MODEL-MODEL PERKEMBANGAN (1).pdf
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docxMAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
 
Full write up
Full write up Full write up
Full write up
 
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetTeori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)
 
Thinking
ThinkingThinking
Thinking
 
Intervensi awal kanak kanak
Intervensi awal kanak kanakIntervensi awal kanak kanak
Intervensi awal kanak kanak
 
Contoh makalah untuk buku
Contoh makalah untuk bukuContoh makalah untuk buku
Contoh makalah untuk buku
 
Psikologi dalam Pendidikan
Psikologi dalam PendidikanPsikologi dalam Pendidikan
Psikologi dalam Pendidikan
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 

Tugas mata kuliah metakognitif

  • 1. TUGAS MATA KULIAH METAKOGNITIF METAKOGNITIF PADA ANAK-ANAK DAN DEWASA DISUSUN OLEH : NUR CHAMIMMAH LAILIS INDRIANI NIM : 190709009 JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN PASCASARJANA UNESA 2019
  • 2. Perkembangan Metakognitif Pada Anak-Anak Dan Dewasa Nur Chamimmah Lailis Indriani Pascasarjana Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Metakognitif adalah sebuah kesadaran mengenai kognitif kita sendiri, cara kerja dan pengaturan kognitif diri kita sendiri. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk mengefisiensikan penggunaan kognitif yang terkait problem solving. Secara singkat, metakognitif diistilahkan sebagai “thinking of thinking”. metakognitif terdiri dari 4 keterampilan: decision making, critical thinking, creative thinking, problem solving. Perkembangan metakognitif sering dihubungkan dengan Theories of Mind (ToM). Hubungan antara metakognitif dan ToM adalah bahwa ToM memprediksikan kemampuan metakognitif serta bertujuan untuk menginvestigasi perkembangan pengetahuan maupun kognisi mengenai fenomena mental. anak-anak yang masih kecil telah menyadari adanya pikiran, memiliki keterkaitan dengan dunia fisik, terpisah dari dunia fisik, dapat menggambarkan objek-objek dan berbagai peristiwa secara akurat maupun tidak serta secara aktif menerjemahkan realitas dan emosi yang dialami. Anak-anak usia 3 tahun telah mampu memahami bahwa pikiran adalah peristiwa mental internal yang menyenangkan, yang referensial (merujuk pada peristiwa-peristiwa nyata atau khayalan), dan yang unik bagi manusia. Teori berpikir (Theory of Mind) merupakan bagian dari metakognitif anak yang sangat berkaitan dengan kemampuan intelektual. Perkembangan intelektual menjelaskan adanya perkembangan kecerdasan, sehingga kecerdasan dibangun dalam suatu kurun waktu dalam rangkaian yang tersusun dari tahapan- tahapan yang saling terkait atau berhubungan. Metakognitif dalam pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pemecahan masalah. Siswa yang menggunakan strategi metakognitifnya dengan baik ketika menyelesaikan soal matematika (pemecahan masalah) memiliki kemampuan lebih dalam menyelesaikan soal matematika. Demikian juga dalam pembelajaran bahasa maupun sains. Kata Kunci : metakognitif, Theory of Mind, metamemori, strategi metakognitif PENDAHULUAN Flavel dalam Jonassen, 2000 mendefinisikan metakognitif sebagai kesadaran tentang bagaiman seseorang belajar, kemampuan untuk menilai kesulitan sebuah masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman diri, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan serta kemampuan dalam halpenilaian kemajuan belajar. Sedangkan menurut Margareth W. Matlin, 2003, metakognitif merupakan pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognitif atau dapat juga diartikan sebagai pemikiran tentang berfikir. Jadi metakognitif adalah sebuah kesadaran mengenai kognitif kita sendiri, cara kerja dan pengaturan kognitif diri kita sendiri. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk mengefisiensikan penggunaan kognitif kita yang terkait problem solving. Secara singkat, metakognitif diistilahkan sebagai “thinking of thinking”. Anderson & Krathwohl (Sukmadinata & As’ari, 2006) memberikan rincian dari pengetahuan yang dapat dikuasi atau diajarkan pada setiap tahapan kognitif. Dalam lingkup pengetahuan tersebut,pengetahuan metakognitif menempati pada tingkat tertinggi setelah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan
  • 3. metakognitif meliputi pengetahuan strategik, pengetahuan tugas-tugas berpikir dan pengetahuan pribadi. Sementara itu, menurut Preisseisen (dalam Paulina Panen dkk. 2001 dalam Susanto, 2015) metakognitif terdiri dari 4 keterampilan: decision making,critical thinking, creative thinking, problem solving. Mengambil keputusan, berfikir kritis, berfikir kreatif, dan memecahkan masalah. PERKEMBANGAN METAKOGNITIF Penelitian mengenai perkembangan metakognitif dimulai dari penelitian yang berfokus pada pengetahuan mengenai memori, yang diistilahkan sebagai metamemori, namun konsep tersebut kemudian diperluas dan menciptakan metakognisi. Metakognisi berkembang seiring usia dan dipengaruhi juga oleh latihan (Larkin, 2006 dalam Setya Murti 2011). Interaksi satu sama lain dapat memberikan stimulus yang diperlukan oleh individu untuk menjadi lebih menyadari proses kognitif mereka. Perkembangan metakognitif sering dihubungkan dengan Theories of Mind (ToM). Hubungan antara metakognitif dan ToM adalah bahwa ToM memprediksikan kemampuan metakognitif serta bertujuan untuk menginvestigasi perkembangan pengetahuan maupun kognisi mengenai fenomena mental. ToM secara luas didefinisikan sebagai pengetahuan mengenai keberadaan pikiran dan isi dari pikiran (misalnya keyakinan, hasrat dan intensi) sama baik dengan kemampuan dalam menggunakan pengetahuan ini untuk melakukan prediksi dan penjelasan mengenai tindakan manusia. PERKEMBANGAN METAKOGNITIF ANAK Proses metakognitif pada anak usia dini sesungguhnya didahului oleh kemampuan kognitif lain seperti perkembangan Theory of Mind (ToM). Piaget dalam Fatana, menyatakan bahwa masa kanak-kanak awal dari sekitar usia 2 sampai 6 tahun sebagai tahap Praoperasional, karena anak-anak belum siap untuk terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis. Penelitian Flavel sebenarnya banyak memfokuskan tentang metakognitif pada anak-anak. Penelitian Flavel pada perkembangan memori anak-anak di akhir tahun 1960 menekankan pentingnya metakognisi dalam mempengaruhi perilaku. Dalam Desmita, 2006, Flavel menunjukkan bahwa anak-anak yang masih kecil telah menyadari adanya pikiran, memiliki keterkaitan dengan dunia fisik, terpisah dari dunia fisik, dapat menggambarkan objek-objek dan berbagai peristiwa secara akurat maupun tidak serta secara aktif menerjemahkan realitas dan emosi yang dialami. Anak-anak usia 3 tahun telah mampu memahami bahwa pikiran adalah peristiwa mental internal yang menyenangkan, yang referensial (merujuk pada peristiwa- peristiwa nyata atau khayalan), dan yang unik bagi manusia. Mereka juga dapat membedakan pikiran dengan pengetahuan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak yang masih kecil usia 2 – 2,5 tahun telah mengerti bahwa untuk menyembunyikan sebuah objek dari orang lain mereka harus menggunakan taktik penipuan, seperti berbohong atau menghilangkan jejak mereka sendiri. (Hala et.al., dalam Desmita, 2006). Pemahaman anak tentang pikiran manusia tumbuh secara ekstensif sejak tahun-
  • 4. tahun pertama kehidupannya. Kemudian pada usia 3 tahun anak menunjukkan suatu pemahaman bahwa kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan internal dari seseorang berkaitan dengan tindakan-tindakan orang tersebut. Pada anak usi 3 tahun, tipe pemahaman yang menjadi dasar bagi pikiran teoritis mereka, yaitu : (1) memahami bahwa pikiran terpisah dari objek-objek lain; (2) memahami bahwa pikiran menghasilkan keinginan dan kepercayaan; (3) memahami tentang bagaimana tipe-tpe keadaan mental yang berbeda-beda berhubungan; dan (4) memahami bahwa pikiran diguunakan untuk menggambarkan realitas eksternal. Kemampuan metakognitif telah berkembang sejak masa anak-anak awal dan terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan seterusnya mencapai bentuknya yang lebih mapan. Pada usia sekolah dasar seiring dengan tuntutan kemampuan kognitif yang harus dikuasai oleh anak/siswa, mereka dituntut pula untuk dapat menggunakan dan mengatur kognitif mereka. Kemampuan metakognitf anak tidak muncul dengan sendirinya, tetapi memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan perkembangan metakognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa yang dia observasi. Metakognitif dan ToM (Theory of Mind) Teori berpikir (Theory of Mind) merupakan bagian dari metakognitif anak yang sangat berkaitan dengan kemampuan intelektual. Model Piaget tentang perkembangan intelektual menjelaskan adanya perkembangan, sehingga kecerdasan dibangun dalam suatu kurun waktu dalam rangkaian yang tersusun dari tahapan-tahapan yang saling terkait atau berhubungan, dan tiap tahap ini menentukan perkembangannya. Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif anak praoperasional terdiri dari tahapan berikut : 1) Pengetahuan tentang Berpikir dan Kondisi mental Anak usia 3 – 5 tahun, mulai memahami pikiran yang berlangsung dalam jiwa; dan berkaitan dengan hal-hal yang nyata maupun yang bersifat imajiner. Seseorang dapat memikirkan satu hal sambil melakukan atau melihat hal lain; bahkan seseorang yang mata dan telinganya tertutup dapat memikirkan sesuatu. Anak- anak tersebut juga memahami bahwa berpikir merupakan aktifitas yang berbeda dengan melihat, berbicara, menyentuh,dan mencari tahu (Flavell et al.,1995). 2) Egosentrisme Pada masa ini, anak-anak berpikir bahwa pusat dunia adalah diri mereka. Merujuk kepada Piaget, anak-anak pada masa egosentris sangat terpusat pada sudut pandangnya sendiri sehingga mereka tidak dapat menerima pandangan dari orang lain. Anak usia tiga tahun sudah berkurang egosentrisnya dibandingkan bayi yang baru lahir. Egoisentrisme mungkin dapat membantu menjelaskan mengapa anak kecil terkadang mengalami masalah dalam membedakan realita dengan apa yang ada diotak mereka dan mengapa mereka menunjukkan kebinggungan terhadap terjadinya sesuatu.
  • 5. Perkembangan Metakognitif dari Waktu ke Waktu Perkembangan metakognitif menurut Kuhn (2000), ditandai oleh sebuah pergerakan yang bersifat gradual untuk memperoleh strategi lebih baik dalam rangka menggantikan kemampuan berfikir yang tidak efisien. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa metakognitif muncul untuk meningkatkan kemampuan seiring dengan bertambahnya usia (Cross & Paris, 1988; Hennessey, 1999; Kuhn & Dean, 2004; Schneider, 2008; Schneider & Lockl, 2002; Schraw & Moshman, 1995 dalam Emily, Lai, 2011). Perkembangan metakognitif menghasilkan pengetahuan yang muncul pertama kali, kognitif anak-anak muda seperti usia 6 tahun, mampu merefleksikan ketepatan dalam kognisi mereka serta melakukan konsolidasi keterampilan, yang dapat teramati secara jelas pada rentang usia 8-10 tahun. Kemampuan untuk mengatur kognisi, muncul berikutnya dengan peningkatan dramatis dalam melakukan pengawasan dan pengaturan muncul oleh anak-anak berusia 10-14 tahun. Kemampuan kognisi dalam memonitoring dan mengevaluasi akan lambat berkembang dan mungkin mencapai ketidaksempurnaan pada beberapa orang dewasa. Sehingga pada akhirnya bangunan teori metakognitif akan nampak pada integrasi pengetahuan kognitif dan pengaturan kognitif. Metakognitif dalam Pembelajaran Matematika Salah satu kajian yang menarik dalam topik pemecahan masalah adalah peran metakognitif dalam pemecahan masalah. Goos et.al. (2000) melakukan penelitian tentang peran metakognitif bagi siswa dalam kegiatan memecahkan masalah matematika. Mereka melakukan investigasi terhadap strategi siswa metakognitif siswa sekolah menengah ketika mereka memecahkan masalah matematika secara individu. Siswa-siswa diberikan soal matematikan dan mereka kemudian menyelesaikannya secara individu. Setelah siswa menyelesaikan soal tersebut, kemudian diberikan angket sebagai instrumen untuk mengetahui aktivitas metakognitif siswa. Untuk mengetahui aktivitas metakognitif siswa digunakan instrumen monitoring diri metakognisi yang memuat pernyataan- pernyataan metakognitif. Misalnya, saya yakin bahwa saya memahami masalah yang ditanyakan pada saya; saya mencoba menyajikan masalah dengan bahasa saya sendiri; saya mencoba untuk mengingat jika saya pernah menyelesaikan masalah yang mirip dengan masalah seperti ini; saya mengidentifikasi dan memeriksa setiap informasi yang terdapat dalam masalah ini; serta saya berpikir tentang pendekatan yang berbeda yang akan saya coba untuk mecahkan masalah ini. Siswa diminta untuk menyatakan “ya”, “tidak” atau “mungkin”. Dari penelitian itu disimpulkan bahwa siswa yang menggunakan strategi metakognitifnya dengan baik ketika menyelesaikan soal matematika (pemecahan masalah) memiliki kemampuan lebih dalam menyelesaikan soal matematika. Metakognitif dalam Pembelajaran Bahasa Pembelajaran bahasa yang memiliki kaitan dengan matekognitif adalah strategi membaca buku. Membaca buku adalah aktivitas yang menuntut strategi agar dapat membaca
  • 6. secara efisien. Aktivitas membaca yang efektif harus mengikuti langkah-langkah tertentu. 1) Menetapkan tujuan membaca; 2) Menetapkan urutan membaca bagian-bagian buku; 3) Menetapkan strategi membaca agar efektif. Langkah-langkah ini menuntut aktivitas metakognitif karena siswa yang membaca harus menentukan terlebih dahulu strategi apa yang akan dia gunakan. Siswa yang dilatih strategi membaca akan lebih mudah membaca buku dan mudah memahami buku dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan strategi. Metakognitif dalam Pembelajaran Sains Para ahli pendidikan sains memandang sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam yang belum diterangkan. Dalam pembelajaran sains, siswa berperan seolah-olah sebagai ilmuan, menggunakan metode ilmiah untuk mencari jawaban terhadap suatu permasalahan yang sedang dipelajari. Sehingga siswa dilatih untuk memecahkan suatu masalah. Keterampilan proses sains dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Pada prinsipnya keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi memiliki kesamaan dalam hal merumuskan permasalahan, mengumpulkan data dan mengajukan solusi pemecahan masalah. Metakognitif merujuk pada berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif dalam proses kognitif belajar dalam memecahkan suatu masalah. Kegiatan seperti perencanaan bagaimana pendekatan tugas belajar yang diberikan, pemantauan pemahaman, dan mengevaluasi kemajuan penyelesaian tugas adalah metakognitif alami. Metakognitif adalah kemampuan berpikir di mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Metakognitif sebagai suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan dapat terkontrol secara optimal. Para siswa dengan pengetahuan metakognitifnya sadar akan kelebihan dan keterbatasannya dalam belajar. Artinya saat siswa mengetahui kesalahannya, mereka sadar untuk mengakui bahwa mereka salah, dan berusaha untuk memperbaikinya. Pembelajaran sains yang menekankan strategi metakognitif pada siswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sains yang merupakan fokus pendidikan sains di Indonesia.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Emily, Lai,. (2011). Metacognition : A Literature Review. www.pearsonassessments.com/research. Fitri, R,. (2017). Metakognitif Pada Proses Belajar Anak Dalam Kajian Neurosains. Jurnal Pendidikan. Volume 2. No 1. Iskandar, M.S,. (2014). Pendekatan Keterampilan Metakognitif Dalam Pembelajaran Sains Di Kelas. Erudio. Vol 2. No 2. Jonassen, D.(2000). Toward a Design Theory of Problem Solving. Educational Technology Research and Development. Vol.48. No.4 Lizidinillah, MAD,. Perkembangan Metakognitif Dan Pengaruhnya Pada Kemampuan Belajar Anak. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Matlin, Margareth. (2013). COGNITION. United States of America. John Wiley and Sons, Inc. Eight Edition. Murti Setya, A.H,. (2011). Metakognisi dan Theory of Mind (ToM). Jurnal Psikologi Pitutur. Vol 1. No 2.