SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PLASMODIUM
FALCIPARUM
Protozoa genus Plasmodium adalah penyakit malaria.
Hospes perantara Plasmodium adalah manusia dan
mamalia lain seperti kera sedangkan makhluk hidup yang
berperan sebagai vektor adalah nyamuk Anopheles betina.
KLASIFIKASI PLASMODIUM
FALCIPARUM
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
P.Falciparum menimbulkan malaria tropika atau malaria
faliparum.
Parasit ini ditemukan di daerah tropic, terutama di Afrika
dan Asia Tenggara. Di indonesia parasit ini tersebar di
seluruh kepulauan.
Plasmodium memiliki 3 staium utama dalam tubuh manusia
:
• Stadium tropozoit (bentuk cincin)
• Stadium skizon
• Stadium gametosit
Plasmodium memiliki 2 fase reproduksi
• Reproduksi aseksual (skizogoni) terjadi pada tubuh
manusia.
• Reproduksi seksual (gametogoni) terjadi pada tubuh
nyamuk sebagai vektor.
Fase aseksual mempunyai 2 siklus yaitu :
1. Daur eritrosit dalam sel darah merah (skizogoni
eritrositer)
2. Daur dalam sel parenkim hati (skizogoni
jaringan/eksoeritrositer)
Dalam hati dibagi 2 yaitu :
a. Eksoeritrosit primer (praeritrosit)
b. Eksoeritrosit sekunder
DAUR HIDUP
PERBEDAAN PLASMODIUM
FALCIPARUM DENGAN PLASMODIUM
VIVAX
tropozoid
perbedaan Plasmodium vivax
Plasmodium
falciparum
erytrosit yang
terinfeksi mebesar tetap
ukuran parasit
1/3 dari erytrosit
yang terinfeksi
1/5 dari erytrosit
yang terinfeksi
kromatin 1 buah tebal ganda (2 buah)
sitoplasma tebal tipis
erytrosit normal normal
bentuk
seperti cincin besar/
amoeboit seperti cincin/ring
perbedaan
Plamodiun vivax
mikrogametosit makrogametosit
bentuk bulat/oval dan padat bulat/oval dan pdat
ukuran mengisi erytrosit yang membesar mengisi erytrosit yang membesar
erytrosit membesar membesar
kromatin menggumpal ditengah menggumpal ditepi
Plasmodium falciparum
mikrogametosit makrogametosit
ujung tumpul runcing
bentuk seperti ginjal seperti bulan sabit
ukuran lebih besar dierytrosit lebih besar dierytrosit
kromatin tersebar menggumpal ditengah
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
a. Demam Malaria
demam timbul secara periodik bersamaan dengan
terjadinya sporulasi dalam darah. Untuk Plasmodium vivax,
falciparum dan ovale serangan demam setiap 48 jam.
Serangan demam yang khas terdiri dari beberapa stadium :
1. Stadium menggigil; nadi cepat tapi lemah, bibir dan jari
membiru, kulit kering dan pucat. (15 menit sampai 1
jam)
2. Stadium puncak demam; berubah menjadi panas
sekali. Muka jadi merah, kulit kering dan terasa panas,
sakit kepala, biasnya mual dan muntah, nadi berdenyut
keras, suhu badan 41°C atau lebih. (2-6jam)
3. Stadium berkeringat; penderita berkeringat banyak,
suhu turun cepat, penderita merasa enak seolah-olah
sembuh. (2-4jam)
Dilanjut dg stadium tanpa demam, 2 atau tiga hari
kemudian terulang kembali serangan demam dg tahap
yang sama.
b. Splenomegali
Pembesaran limpa. Pembesaran limpa pada
awalnya lunak, mudah pecah dan nyeri, sehingga
perabaan limpa tersebut harus hati-hati. Pada stadium
kronik limpa berwarna kelabu keras.
C. Anemia
Anemia tampak jelas pada malaria falciparum
dengan penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat
terutama pada malaria menahun.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh Plasmodium falciparum
Eritrosit yang terinfeksi memiliki daya afinitas yang tinggi
baik terhadap eritrosit lain maupun terhadap dinding
endotilium kapiler alat dalam.
P.falciparum menyerang semua jenis eritrosit baik muda
maupun tua.
KEKAMBUHAN PENYAKIT MALARIA
(RELAPS)
Terdapa 2 macam kekambuhan :
1. Rekrudensi (short term relaps); biasaya terjadi pada
malaria falciparum
2. Rekurens (long term relaps); namun ini tidak terjadi
pada Plasmodium falciparum tetapi terjadi pada
Plasmodium vivax
DIAGNOSA
1. Diagnosa klinik; berdasarkan pada gambaran demam
yang khas, adanya splenomegali, serta ditemukan
anemia.
2. Diagnosa laboratorium; melalui pemeriksaan darah dan
ditemukannya Plasmodium sp di dalam eritrosit.
Sediaan darah sebaiknya dibuat setelah puncak
demam terutama pada infeksi Plasmodium falciparum.
Pemeriksaan darah dilakukan setiap kasus yg
diduga malaria, apabila hasilnya negatif diulang setiap 6
jam dan baru dinyatakan negatif apabila setelah dilakukan
3-4 hari dilakukan tidak ditemukan parasitnya.
Pemeriksaan darah dilakukan dg 2 cara yaitu apus
darah tipis karena berhasil baik pada kasus malaria berat
dan sedang, kemudian tetes daarah tebal membantu
dalam mendiagnosa malaria ringan.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
UNTUK MALARIA
1. Pemeriksaan Mikroskopis
2. Pemeriksaan Immunoserologi
3. Sidik DNA
PENCEGAHAN
1. Mengurangi kontak langsung dengan nyamuk
a. menggunkan kelambu
b. memasang kain kasa pada ventilasi
c. memakai obat nyamuk
d. menghindari pakaian yang menggantung
2. Membunuh nyamuk dewasa dan jentik nyamuk dg
insektisida buatan maupun alami dengan dosis yg
dianjurkan
3. Mengobati penderita malaria sampai tuntas untuk
mengurangi sumber infeksi.

More Related Content

What's hot

Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringan
Iqbal Agung
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
Joni Iswanto
 

What's hot (20)

Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
Demam Malaria
Demam MalariaDemam Malaria
Demam Malaria
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
Bioekologi dan morfologi 1
Bioekologi dan morfologi 1Bioekologi dan morfologi 1
Bioekologi dan morfologi 1
 
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensisParasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Lap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamukLap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamuk
 
Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringan
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Diagnostik helminth
Diagnostik helminthDiagnostik helminth
Diagnostik helminth
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Definisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoDefinisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermato
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 

Similar to Plasmodium falciparum

Malaria presentation
Malaria presentationMalaria presentation
Malaria presentation
Zilla Liani
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassar
Hendraruru
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassar
Hendraruru
 
asuhan kebidanan patologi dengan malaria
asuhan kebidanan patologi dengan malariaasuhan kebidanan patologi dengan malaria
asuhan kebidanan patologi dengan malaria
Pophy D'PRinces
 
Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012
Gity Mitasari
 

Similar to Plasmodium falciparum (20)

Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
 
Malaria presentation
Malaria presentationMalaria presentation
Malaria presentation
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassar
 
Pvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassarPvbp a poltekkes makassar
Pvbp a poltekkes makassar
 
P2 MALARIA by Risno, S.Km
P2 MALARIA by Risno, S.KmP2 MALARIA by Risno, S.Km
P2 MALARIA by Risno, S.Km
 
asuhan kebidanan patologi dengan malaria
asuhan kebidanan patologi dengan malariaasuhan kebidanan patologi dengan malaria
asuhan kebidanan patologi dengan malaria
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Referat interna dodot
Referat interna dodotReferat interna dodot
Referat interna dodot
 
Malaria Vivax.pptx
Malaria Vivax.pptxMalaria Vivax.pptx
Malaria Vivax.pptx
 
Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012
 
Plasmodium p-t
Plasmodium p-tPlasmodium p-t
Plasmodium p-t
 
Xmia11 sporozoa
Xmia11 sporozoaXmia11 sporozoa
Xmia11 sporozoa
 
ANTI MALARIA.ppt
ANTI MALARIA.pptANTI MALARIA.ppt
ANTI MALARIA.ppt
 
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilanAskeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
 
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Parasit malaria fk
Parasit malaria fkParasit malaria fk
Parasit malaria fk
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 

Plasmodium falciparum

  • 2. Protozoa genus Plasmodium adalah penyakit malaria. Hospes perantara Plasmodium adalah manusia dan mamalia lain seperti kera sedangkan makhluk hidup yang berperan sebagai vektor adalah nyamuk Anopheles betina.
  • 3. KLASIFIKASI PLASMODIUM FALCIPARUM Kingdom : Haemosporodia Divisio : Nematoda Subdivisio : Laveran Kelas : Spotozoa Ordo : Haemosporidia Genus : Plasmodium Species : Falcifarum
  • 4. P.Falciparum menimbulkan malaria tropika atau malaria faliparum. Parasit ini ditemukan di daerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di indonesia parasit ini tersebar di seluruh kepulauan.
  • 5. Plasmodium memiliki 3 staium utama dalam tubuh manusia : • Stadium tropozoit (bentuk cincin) • Stadium skizon • Stadium gametosit
  • 6. Plasmodium memiliki 2 fase reproduksi • Reproduksi aseksual (skizogoni) terjadi pada tubuh manusia. • Reproduksi seksual (gametogoni) terjadi pada tubuh nyamuk sebagai vektor.
  • 7. Fase aseksual mempunyai 2 siklus yaitu : 1. Daur eritrosit dalam sel darah merah (skizogoni eritrositer) 2. Daur dalam sel parenkim hati (skizogoni jaringan/eksoeritrositer) Dalam hati dibagi 2 yaitu : a. Eksoeritrosit primer (praeritrosit) b. Eksoeritrosit sekunder
  • 9. PERBEDAAN PLASMODIUM FALCIPARUM DENGAN PLASMODIUM VIVAX tropozoid perbedaan Plasmodium vivax Plasmodium falciparum erytrosit yang terinfeksi mebesar tetap ukuran parasit 1/3 dari erytrosit yang terinfeksi 1/5 dari erytrosit yang terinfeksi kromatin 1 buah tebal ganda (2 buah) sitoplasma tebal tipis erytrosit normal normal bentuk seperti cincin besar/ amoeboit seperti cincin/ring
  • 10. perbedaan Plamodiun vivax mikrogametosit makrogametosit bentuk bulat/oval dan padat bulat/oval dan pdat ukuran mengisi erytrosit yang membesar mengisi erytrosit yang membesar erytrosit membesar membesar kromatin menggumpal ditengah menggumpal ditepi Plasmodium falciparum mikrogametosit makrogametosit ujung tumpul runcing bentuk seperti ginjal seperti bulan sabit ukuran lebih besar dierytrosit lebih besar dierytrosit kromatin tersebar menggumpal ditengah
  • 11. PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK a. Demam Malaria demam timbul secara periodik bersamaan dengan terjadinya sporulasi dalam darah. Untuk Plasmodium vivax, falciparum dan ovale serangan demam setiap 48 jam.
  • 12. Serangan demam yang khas terdiri dari beberapa stadium : 1. Stadium menggigil; nadi cepat tapi lemah, bibir dan jari membiru, kulit kering dan pucat. (15 menit sampai 1 jam) 2. Stadium puncak demam; berubah menjadi panas sekali. Muka jadi merah, kulit kering dan terasa panas, sakit kepala, biasnya mual dan muntah, nadi berdenyut keras, suhu badan 41°C atau lebih. (2-6jam) 3. Stadium berkeringat; penderita berkeringat banyak, suhu turun cepat, penderita merasa enak seolah-olah sembuh. (2-4jam) Dilanjut dg stadium tanpa demam, 2 atau tiga hari kemudian terulang kembali serangan demam dg tahap yang sama.
  • 13. b. Splenomegali Pembesaran limpa. Pembesaran limpa pada awalnya lunak, mudah pecah dan nyeri, sehingga perabaan limpa tersebut harus hati-hati. Pada stadium kronik limpa berwarna kelabu keras.
  • 14. C. Anemia Anemia tampak jelas pada malaria falciparum dengan penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat terutama pada malaria menahun.
  • 15. Kerusakan yang ditimbulkan oleh Plasmodium falciparum Eritrosit yang terinfeksi memiliki daya afinitas yang tinggi baik terhadap eritrosit lain maupun terhadap dinding endotilium kapiler alat dalam. P.falciparum menyerang semua jenis eritrosit baik muda maupun tua.
  • 16. KEKAMBUHAN PENYAKIT MALARIA (RELAPS) Terdapa 2 macam kekambuhan : 1. Rekrudensi (short term relaps); biasaya terjadi pada malaria falciparum 2. Rekurens (long term relaps); namun ini tidak terjadi pada Plasmodium falciparum tetapi terjadi pada Plasmodium vivax
  • 17. DIAGNOSA 1. Diagnosa klinik; berdasarkan pada gambaran demam yang khas, adanya splenomegali, serta ditemukan anemia. 2. Diagnosa laboratorium; melalui pemeriksaan darah dan ditemukannya Plasmodium sp di dalam eritrosit. Sediaan darah sebaiknya dibuat setelah puncak demam terutama pada infeksi Plasmodium falciparum.
  • 18. Pemeriksaan darah dilakukan setiap kasus yg diduga malaria, apabila hasilnya negatif diulang setiap 6 jam dan baru dinyatakan negatif apabila setelah dilakukan 3-4 hari dilakukan tidak ditemukan parasitnya. Pemeriksaan darah dilakukan dg 2 cara yaitu apus darah tipis karena berhasil baik pada kasus malaria berat dan sedang, kemudian tetes daarah tebal membantu dalam mendiagnosa malaria ringan.
  • 19. PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK MALARIA 1. Pemeriksaan Mikroskopis 2. Pemeriksaan Immunoserologi 3. Sidik DNA
  • 20. PENCEGAHAN 1. Mengurangi kontak langsung dengan nyamuk a. menggunkan kelambu b. memasang kain kasa pada ventilasi c. memakai obat nyamuk d. menghindari pakaian yang menggantung 2. Membunuh nyamuk dewasa dan jentik nyamuk dg insektisida buatan maupun alami dengan dosis yg dianjurkan 3. Mengobati penderita malaria sampai tuntas untuk mengurangi sumber infeksi.

Editor's Notes

  1. 1. Pemeriksaan mikroskopis ini dilakukan untuk menemukan parasit Plasmodium secara visual dengan melakukan identifikasi langsung pada sediaan darah penderita. Pemeriksaan mikroskopis ini sangat bergantung pada keahlian pranata laboratorium (analis kesehatan) yang melakukan identifikasi. Teknik pemeriksaan inilah yang masih menjadi standar emas dalam penegakan diagnosis penyakit malaria.  Termasuk di dalam jenis pemeriksaan mikroskopis ini adalah pemeriksaan QBC (Quantitative Buffy Coat). Pada pemeriksaan QBC dilakukan pewarnaan fluorescensi dengan Acridine Orange yang memberikan warna spesifik terhadap eritrosit yang terinfeksi oleh parasit Plasmodium. Plasmodium akan mengikat zat warna Acridine Orange sehingga dapat dibedakan dengan sel lain yang tidak terinfeksi. Kelemahan teknik ini adalah tidak dapat membedakan spesies dan tidak dapat melakukan hitung jumlah parasit. Selain itu juga reagensia yang digunakan relatif mahal dibandingkan pewarna Giemsa yang sering kita gunakan sehari-hari untuk pewarnaan rutin sediaan malaria. 2. Pemeriksaan secara immunoserologis dapat dilakukan dengan melakukan deteksi antigen maupun antibodi dari Plasmodium pada darah penderita. a.      Deteksi antigen spesifik. Teknik ini menggunakan prinsip pendeteksian antibodi spesifik dari parasit Plasmodium yang ada dalam eritrosit. Beberapa teknik yang dapat dipilih diantaranya adalah : – Radio immunoassay – Enzym immunoassay – Immuno cromatography Penemuan adanya antigen pada teknik ini memberikan gambaran pada saat dilakukan pemeriksaan diyakini parasit masih ada dalam tubuh penderita. Kelemahan dari teknik tersebut adalah tidak dapat memberikan gambaran derajat parasitemia. b.      Deteksi antibodi. Teknik deteksi antibodi ini tidak dapat memberikan gambaran bahwa infeksi sedang berlangsung. Bisa saja antibodi yang terdeteksi merupakan bentukan reaksi immunologi dari infeksi di masa lalu. Beberapa teknik deteksi antibodi ini antara lain : – Indirect Immunofluoresense Test (IFAT) –  Latex Agglutination Test – Avidin Biotin Peroxidase Complex Elisa 3. Teknik ini bertujuan untuk mengidentifikasi rangkaian DNA dari tersangka penderita. Apabila ditemukan rangkaian DNA yang sama dengan rangkaian DNA parasit Plasmodium maka dapat dipastikan keberadaan Plasmodium. Kelemahan teknik ini jelas pada pembiayaan yang mahal dan belum semua laboratorium bisa melakukan pemeriksaan ini.