SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Pengertian Hadist atau Sunnah
Hadist atau sunnah secara bahasa berarti perkataan atau
ucapan,sedangkan secara istilah hadist atau sunnah adalah segala
perkataan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir) yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw.
Ulama hadist membedakan hadis dengan sunnah. Hadis adalah
ucapan atau perkataan Rasulullah saw., sedangkan sunnah adalah
segala apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw yang menjadi sumber
hukum Islam.
Hadis dalam arti perkataan atau ucapan Rasulullah saw terdiri
atas beberapa bagian yang saling terkait satu sama lain. Bagian-bagian
hadis tersebut antara lain sebagai berikut :
 Sanad
Ada beberapa istilah berkenaan dengan pengertian hadist
Antara lain:
1. As-Sunnah (‫)السنة‬
Sunnah menurut istilah memiliki pengertian yang sama
dengan hadits, tapi di sisi lain pengertian sunnah adalah lebih
umum/luas dari pada hadist. Sunnah mencangkup segala
sesuatu yang berasal dari nabi baik berupa perkataan,
perbuatan, ketetapan, sifat, sikap, maupun perjalanan hidup,
baik setelah diangkat menjadi nabi ataupun sebelumnya.
2. Al-Khobar (‫)الخبر‬
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, khobar menurut
bahasa berarti kabar atau berita. Sedangkan menurut istilah,
khobar berarti kabar ataupun berita yang berasal dari nabi
(sama denagn hadist), tapi juga mencangkup kabar atau
berita yang datang dari sahabat dan tabi’in.
Ilmu Hadist
Dari pengertian hadits yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang dimaksud dengan ilmu
hadits adalah ilmu tentang hadits atau ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik yang berupa perkataan, perbuatan, ketetapan
ataupun sifat.Ilmu hadist dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Ilmu Hadits Riwayah
adalah ilmu yang mempelajari tentang periwayatan hadits tanpa disertai kritik matan maupun
sanad. Manfaat mempelajari ilmu hadist riwayah adalah untuk menghindari penukilan yang salah
sehingga tidak sesuai dengan sumber pertama, yaitu Nabi Muhammad Saw.
2. Ilmu Hadits Dirayah
Adalah Ilmu yang mempelajari mengenai periwayatan hadist dan disertai kritik terhadap matan
maupun sanadnya. Objek pembahasan Ilmu Hadits Dirayah berkaitan dengan perawi dan marwinya.
Manfaat mempelajarinya adalah untuk dapat mengetahui tertolak atau diterimanya suatu
hadits dilihat dari sanad maupun matannya.
Dalil hadist
Hadis yang dijadikan sebagai dalil kehujahan sunah banyak sekali,di antaranya
sebagaimana sabda nabi
‫تركت‬
‫تي‬ّ‫ن‬‫وس‬ ‫هللا‬ ‫بهماكتاب‬ ‫تضلواماتمسكتم‬ ‫لن‬ ‫أمرين‬ ‫فيكم‬
Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh pada
teguh pada keduanya yaitu kitab Allah dan Sunnahku.
Orang yang tidak berpegang teguh pada pedoman al-qu’an dan sunah berarti sesat. Kehujahan
sunah sebagai konsekuensi ke ma’shuman nabi dari sifat bohong dari segala apa yang beliau sampaikan
baik berupa perkataan,perbuatan dan keteteapannya. Kebenaran al-quran sebagai mu’jizat disampaikan
oleh sunah. Demikian juga pemahaman al-qur’an juga dijelaskan oleh sunah dalam praktek kehidupan
beliau.
Kedudukan Hadist atau Sunnah sebagai Sumber Hukum Islam Kedua
Sebagai sumber hukum Islam, hadist berada satu
tingkat di bawah alQur’ān. Artinya, jika sebuah perkara
hukumnya tidak terdapat di dalam alQur’ān, yang harus
dijadikan sandaran berikutnya adalah hadis tersebut. Hal ini
sebagaimana firman Allah Swt:
Fungsi Hadist terhadap al-Qur’ān Rasulullah SAW
Sebagai pembawa risalah Allah Swt. bertugas menjelaskan ajaran yang diturunkan Allah
Swt. melalui al-Qur’an kepada umat manusia. Oleh karena itu, hadis berfungsi untuk menjelaskan
(bayan) serta menguatkan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an. Fungsi hadis terhadap al-
Qur’an dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an yang masih bersifat umum.Contohnya adalah ayat al-Qur’an
yang memerintahkan śalat. Perintah śalat dalam al-Qur’an masih bersifat umum sehingga
diperjelas dengan hadis-hadis Rasulullah saw. tentang śalat, baik tentang tata caranya maupun
jumlah bilangan raka’at-nya. Untuk menjelaskan perintah shalat tersebut, misalnya keluarlah
sebuah hadis yang berbunyi, “Śalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku śalat”. (H.R.
Bukhari)
2. Memperkuat pernyataan yang ada dalam al-Qur’ān Seperti dalam al-Qur’ān terdapat ayat yang
menyatakan, “Barangsiapa di antara kalian melihat bulan, maka berpuasalah!” Kemudian ayat
tersebut diperkuat oleh sebuah hadis yang berbunyi, “... berpuasalah karena melihat bulan dan
berbukalah karena melihatnya ...” (H.R. Bukhari dan Muslim)
3. Menerangkan maksud dan tujuan ayat yang ada dalam al-Qur’ān Misal, dalam Q.S. at-
Taubah/9:34 dikatakan, “Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, kemudian tidak
membelanjakannya di jalan Allah Swt., gembirakanlah mereka dengan azab yang pedih!” Ayat ini
dijelaskan oleh hadis yang berbunyi, “Allah Swt. tidak mewajibkan zakat kecuali supaya menjadi
baik harta-hartamu yang sudah dizakati.” (H.R. Baihaqi)
4. Menetapkan hukum baru yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān Maksudnya adalah bahwa jika
suatu masalah tidak terdapat hukumnya dalam al-Qur’ān, diambil dari hadis yang sesuai.
Misalnya, bagaimana hukumnya seorang laki-laki yang menikahi saudara perempuan istrinya.
Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis Rasulullah saw.
Macam-Macam Hadist
Ditinjau dari segi perawinya, hadis terbagi ke dalam tiga
bagian, yaitu seperti berikut.
1. Hadis Mutawattir
Hadis mutawattir adalah hadis yang diriwayatkan oleh
banyak perawi, baik dari kalangan para sahabat maupun
generasi sesudahnya dan dipastikan di antara mereka tidak
bersepakat dusta. Contohnya adalah hadis yang berbunyi:
2. Hadis Masyhur
Hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau lebih yang tidak
mencapai derajat mutawattir, namun setelah itu tersebar dan diriwayatkan oleh sekian banyak
tabi’³n sehingga tidak mungkin bersepakat dusta. Contoh hadis jenis ini adalah hadis yang artinya,
“Orang Islam adalah orang-orang yang tidak mengganggu orang lain dengan lidah dan tangannya.”
(H.R. Bukhari, Muslim dan Tirmizi)
3. Hadis Ahad
Hadis aḥad adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu atau dua orang perawi, sehingga
tidak mencapai derajat mutawattir. Dilihat dari segi kualitas orang yang meriwayatkannya (perawi),
hadis dibagi ke dalam empat bagian, yaitu sebagai berikut.
 Hadis Saḥiḥ adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, kuat hafalannya, tajam
penelitiannya, sanadnya bersambung kepada Rasulullah saw., tidak tercela, dan tidak bertentangan
dengan riwayat orang yang lebih terpercaya. Hadis ini dijadikan sebagai sumber hukum dalam
beribadah (hujjah).
 Hadis Ḥasan, adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi kurang kuat hafalannya,
sanadnya bersambung, tidak cacat, dan tidak bertentangan. Sama seperti hadis śaḥiḥ, hadis ini
dijadikan sebagai landasan mengerjakan amal ibadah.
 Hadis da’īf, yaitu hadis yang tidak memenuhi kualitas hadis śaḥīiḥ dan hadis Ḥasan. Para ulama
mengatakan bahwa hadis ini tidak dapat dijadikan sebagai hujjah, tetapi dapat dijadikan sebagai
motivasi dalam beribadah.
 Hadis Maudu’, yaitu hadis yang bukan bersumber kepada Rasulullah saw. atau hadis palsu.
Dikatakan hadis padahal sama sekali bukan hadis. Hadis ini jelas tidak dapat dijadikan landasan
hukum, hadis ini tertolak.

More Related Content

Similar to HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx

MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docxMAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docxArifAkbar33
 
Hadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamHadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamkristinwiranata
 
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docxMakalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docxZuketCreationOfficia
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Ilmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratisIlmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratisQomaruz Zaman
 
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Ningsih Wahyu
 
Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................Thak Lagie Chama Chama
 
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannyaKajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannyaMaghfur Amien
 
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSAzzahra Azzahra
 
Bab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islamBab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islamharis budi
 
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.ppt
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.pptSumber Hukum Islam Al-Hadist.ppt
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.pptAnggraini38
 

Similar to HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx (20)

MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docxMAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
 
Hadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamHadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islam
 
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docxMakalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Al qur'an
Al qur'anAl qur'an
Al qur'an
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Ilmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratisIlmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratis
 
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
 
Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................
 
TUGAS AL HADIS FAKHRUL ROZY` FDK UINSU 2019
TUGAS AL HADIS FAKHRUL ROZY` FDK UINSU 2019TUGAS AL HADIS FAKHRUL ROZY` FDK UINSU 2019
TUGAS AL HADIS FAKHRUL ROZY` FDK UINSU 2019
 
Al hadist (as-sunnah)
Al hadist (as-sunnah)Al hadist (as-sunnah)
Al hadist (as-sunnah)
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannyaKajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
 
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
 
Bab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islamBab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islam
 
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.ppt
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.pptSumber Hukum Islam Al-Hadist.ppt
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.ppt
 
Alquran sumber utama
Alquran sumber utamaAlquran sumber utama
Alquran sumber utama
 
Alquran sumber utama
Alquran sumber utamaAlquran sumber utama
Alquran sumber utama
 

HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx

  • 1. Pengertian Hadist atau Sunnah Hadist atau sunnah secara bahasa berarti perkataan atau ucapan,sedangkan secara istilah hadist atau sunnah adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir) yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Ulama hadist membedakan hadis dengan sunnah. Hadis adalah ucapan atau perkataan Rasulullah saw., sedangkan sunnah adalah segala apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw yang menjadi sumber hukum Islam. Hadis dalam arti perkataan atau ucapan Rasulullah saw terdiri atas beberapa bagian yang saling terkait satu sama lain. Bagian-bagian hadis tersebut antara lain sebagai berikut :  Sanad
  • 2. Ada beberapa istilah berkenaan dengan pengertian hadist Antara lain: 1. As-Sunnah (‫)السنة‬ Sunnah menurut istilah memiliki pengertian yang sama dengan hadits, tapi di sisi lain pengertian sunnah adalah lebih umum/luas dari pada hadist. Sunnah mencangkup segala sesuatu yang berasal dari nabi baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat, sikap, maupun perjalanan hidup, baik setelah diangkat menjadi nabi ataupun sebelumnya. 2. Al-Khobar (‫)الخبر‬ Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, khobar menurut bahasa berarti kabar atau berita. Sedangkan menurut istilah, khobar berarti kabar ataupun berita yang berasal dari nabi (sama denagn hadist), tapi juga mencangkup kabar atau berita yang datang dari sahabat dan tabi’in.
  • 3. Ilmu Hadist Dari pengertian hadits yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang dimaksud dengan ilmu hadits adalah ilmu tentang hadits atau ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik yang berupa perkataan, perbuatan, ketetapan ataupun sifat.Ilmu hadist dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang periwayatan hadits tanpa disertai kritik matan maupun sanad. Manfaat mempelajari ilmu hadist riwayah adalah untuk menghindari penukilan yang salah sehingga tidak sesuai dengan sumber pertama, yaitu Nabi Muhammad Saw. 2. Ilmu Hadits Dirayah Adalah Ilmu yang mempelajari mengenai periwayatan hadist dan disertai kritik terhadap matan maupun sanadnya. Objek pembahasan Ilmu Hadits Dirayah berkaitan dengan perawi dan marwinya. Manfaat mempelajarinya adalah untuk dapat mengetahui tertolak atau diterimanya suatu hadits dilihat dari sanad maupun matannya.
  • 4. Dalil hadist Hadis yang dijadikan sebagai dalil kehujahan sunah banyak sekali,di antaranya sebagaimana sabda nabi ‫تركت‬ ‫تي‬ّ‫ن‬‫وس‬ ‫هللا‬ ‫بهماكتاب‬ ‫تضلواماتمسكتم‬ ‫لن‬ ‫أمرين‬ ‫فيكم‬ Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh pada teguh pada keduanya yaitu kitab Allah dan Sunnahku. Orang yang tidak berpegang teguh pada pedoman al-qu’an dan sunah berarti sesat. Kehujahan sunah sebagai konsekuensi ke ma’shuman nabi dari sifat bohong dari segala apa yang beliau sampaikan baik berupa perkataan,perbuatan dan keteteapannya. Kebenaran al-quran sebagai mu’jizat disampaikan oleh sunah. Demikian juga pemahaman al-qur’an juga dijelaskan oleh sunah dalam praktek kehidupan beliau.
  • 5. Kedudukan Hadist atau Sunnah sebagai Sumber Hukum Islam Kedua Sebagai sumber hukum Islam, hadist berada satu tingkat di bawah alQur’ān. Artinya, jika sebuah perkara hukumnya tidak terdapat di dalam alQur’ān, yang harus dijadikan sandaran berikutnya adalah hadis tersebut. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt:
  • 6. Fungsi Hadist terhadap al-Qur’ān Rasulullah SAW Sebagai pembawa risalah Allah Swt. bertugas menjelaskan ajaran yang diturunkan Allah Swt. melalui al-Qur’an kepada umat manusia. Oleh karena itu, hadis berfungsi untuk menjelaskan (bayan) serta menguatkan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an. Fungsi hadis terhadap al- Qur’an dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut : 1. Menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an yang masih bersifat umum.Contohnya adalah ayat al-Qur’an yang memerintahkan śalat. Perintah śalat dalam al-Qur’an masih bersifat umum sehingga diperjelas dengan hadis-hadis Rasulullah saw. tentang śalat, baik tentang tata caranya maupun jumlah bilangan raka’at-nya. Untuk menjelaskan perintah shalat tersebut, misalnya keluarlah sebuah hadis yang berbunyi, “Śalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku śalat”. (H.R. Bukhari) 2. Memperkuat pernyataan yang ada dalam al-Qur’ān Seperti dalam al-Qur’ān terdapat ayat yang menyatakan, “Barangsiapa di antara kalian melihat bulan, maka berpuasalah!” Kemudian ayat tersebut diperkuat oleh sebuah hadis yang berbunyi, “... berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya ...” (H.R. Bukhari dan Muslim) 3. Menerangkan maksud dan tujuan ayat yang ada dalam al-Qur’ān Misal, dalam Q.S. at- Taubah/9:34 dikatakan, “Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, kemudian tidak membelanjakannya di jalan Allah Swt., gembirakanlah mereka dengan azab yang pedih!” Ayat ini dijelaskan oleh hadis yang berbunyi, “Allah Swt. tidak mewajibkan zakat kecuali supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati.” (H.R. Baihaqi) 4. Menetapkan hukum baru yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān Maksudnya adalah bahwa jika suatu masalah tidak terdapat hukumnya dalam al-Qur’ān, diambil dari hadis yang sesuai. Misalnya, bagaimana hukumnya seorang laki-laki yang menikahi saudara perempuan istrinya. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis Rasulullah saw.
  • 7. Macam-Macam Hadist Ditinjau dari segi perawinya, hadis terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu seperti berikut. 1. Hadis Mutawattir Hadis mutawattir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi, baik dari kalangan para sahabat maupun generasi sesudahnya dan dipastikan di antara mereka tidak bersepakat dusta. Contohnya adalah hadis yang berbunyi:
  • 8. 2. Hadis Masyhur Hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau lebih yang tidak mencapai derajat mutawattir, namun setelah itu tersebar dan diriwayatkan oleh sekian banyak tabi’³n sehingga tidak mungkin bersepakat dusta. Contoh hadis jenis ini adalah hadis yang artinya, “Orang Islam adalah orang-orang yang tidak mengganggu orang lain dengan lidah dan tangannya.” (H.R. Bukhari, Muslim dan Tirmizi) 3. Hadis Ahad Hadis aḥad adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu atau dua orang perawi, sehingga tidak mencapai derajat mutawattir. Dilihat dari segi kualitas orang yang meriwayatkannya (perawi), hadis dibagi ke dalam empat bagian, yaitu sebagai berikut.  Hadis Saḥiḥ adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, kuat hafalannya, tajam penelitiannya, sanadnya bersambung kepada Rasulullah saw., tidak tercela, dan tidak bertentangan dengan riwayat orang yang lebih terpercaya. Hadis ini dijadikan sebagai sumber hukum dalam beribadah (hujjah).  Hadis Ḥasan, adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi kurang kuat hafalannya, sanadnya bersambung, tidak cacat, dan tidak bertentangan. Sama seperti hadis śaḥiḥ, hadis ini dijadikan sebagai landasan mengerjakan amal ibadah.  Hadis da’īf, yaitu hadis yang tidak memenuhi kualitas hadis śaḥīiḥ dan hadis Ḥasan. Para ulama mengatakan bahwa hadis ini tidak dapat dijadikan sebagai hujjah, tetapi dapat dijadikan sebagai motivasi dalam beribadah.  Hadis Maudu’, yaitu hadis yang bukan bersumber kepada Rasulullah saw. atau hadis palsu. Dikatakan hadis padahal sama sekali bukan hadis. Hadis ini jelas tidak dapat dijadikan landasan hukum, hadis ini tertolak.