Jalan Ciledug Raya antara Jakarta dan Tangerang mengalami kerusakan parah akibat beban kendaraan berat, pembangunan jalan layang, dan genangan air hujan. Solusinya adalah merekonstruksi permukaan jalan dengan bahan yang lebih baik dan memperbaiki sistem drainase. Beton direkomendasikan untuk daerah rawan banjir, sedangkan pengalihan jalan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut."
3. Analisa Penggunaan Jalan
• Sebagai Jalan Arteri yaitu jalan menghubungkan dua
kota, jakarta dan tangerang.
• Lebar Jalan 12 meter (4 lajur).
• Panjang jalan ±10km
• 7km dari arah jakarta sedang dibangun proyek jalan
layang, sehingga lebar jalan berkurang (menjadi 2
lajur)
• 3km sisanya digunakan sebagai akses kendaraan
berat yang keluar dari tol menuju tangerang.
4. Jenis Kendaraan Berat
• Metromini 69 (Blok M ciledug)
• Kopaja 614 (P.Minggu Cipulir)
• Mayasari Bakti (2 jurusan)
• Patas AC (2 jurusan)
• Bus Sekolah
• Bus AKAP
• Truk
13. Beban Kendaraan Berat
• Beban berat lau lintas dari kendaraan disebarkan dari roda-roda
kendaraan kemudian diterima oleh perkerasan jalan
• Besarnya beban yang dilimpahkan tersebut tergantung dari berat
total kendaraan, kofigurasi sumbu, bidang kontak antara roda dan
perkerasan jalan, kecepatan kendaraan, dan lain-lain (Sukirman,
1999).
• Semakin tinggi intensitas lalu lintas jalan maka semakin tinggi pula
muatan ganda (axle load) yang diterima oleh perkerasan sehingga
dapat menyebabkan tingkat pelayanan jalan semakin menurun.
• Bertambahnya kekuatan beban kendaraan dari tahun ke tahun yang
menyebabkan terjadinya overloading juga dapat menyebabkan
pelayanan jalan semakin menurun (Darma A.S.S, 2009)
15. Genangan Air Hujan
Proses Akibat:
• Air dapat melonggarkan ikatan antara agregat dengan
aspal
• Saat ikatan longgar, jika ada kendaraan lewat maka
ikatan akan terlepas dan jalan akan rusak
• Selain itu, genangan air pada permukaan jalan dalam
skala yang tinggi dapat mengakibatkan air tanah di
bawah permukaan tanah menjadi jenuh
• Air tanah jenuh mengakibatkan daya dukung tanah
berkurang
• Daya dukung tanah berkurang maka mengakibatkan
retakan pada jalan.
19. Kerusakan Jalan di sekitar
tiang-tiang pondasi
Faktor-faktor penyebab kerusakan jalan disekitar
pembangunan tiang-tiang pondasi jalan layang
diantaranya:
• Ruas jalan yang dipakai, menyebabkan kepadatan lalu
lintas
• air yang menggenang
• getaran-getaran yang dihasilkan akibat
pemasangan/pembuatan tiang-tiang pondasi jalan
layang
20. Kerusakan Jalan di sekitar
tiang-tiang pondasi
Barulah setelah tiang ini didirikan, lengannya yang berbentuk huruf T akan
diputar 90 derajat hingga melintang dan siap digunakan untuk jalan beton
diatasnya. Ia kemudian menggunakan system hidrolik sehingga lengan
beton seberat 180 ton dapat diputar dengan mudah. Dengan efektivitas
waktu pembuatan dan minimnya gangguan terhadap arus lalu lintas jalan
raya dibawahnya, teknologi ini menuai berbagai pujian dari seluruh
kalangan pada waktu itu.
Sejarah pondasi jalan
Sekitar tahun 1980an, Ir Tjokorda R
Sukawati menerima tantangan untuk
membangun jembatan layang diatas
padatnya lalu lintas di ibukota Jakarta
yang membentang antara Cawang
hingga Tanjung priok. Insinyur asal bali
ini mengajukan gagasan untuk
membangun tiang tersebut sejajar
dengan jalur dibawahnya.
26. Jalan Beton Jalan Aspal
Faktor Biaya
• Biaya awal konstruksi lebih
tinggi dibanding perkerasan
aspal.
• Biaya pemeliharaan lebih
rendah, dan umur rencana
lebih panjang, maka biaya
total akan lebih rendah dari
perkerasan beraspal.
• Biaya awal konstruksi lebih
rendah dibanding jalan
beton
28. Jalan Beton Jalan Aspal
Faktor Waktu
• Karena kekuatan beton selesai di
cor masih rendah, maka perlu
menunggu waktu lama (28 hari)
untuk bisa dilewati lalu lintas.
Untuk mempercepat kekuatan
beton hingga umur 14 hari, maka
perlu ditambahkan additive,
namun menambah biaya dan
perawatannya harus lebih ketat.
• Karena konstruksi beron cukup
keras, maka bila dibongkar
membutuhkan waktu yang lama,
serta alat yang kuat.
• Umumnya, setelah selesai
kontruksi perkerasan
beraspal tidak perlu
menunggu waktu yang lama,
bisa langsung dilalui
kendaraan.
• Bila perkerasan perlu
dibongkar, maka waktu yang
diperlukan tidak lama,
dengan kemampuan alat
yang tidak terlalu besar.
29. Jalan Beton Jalan Aspal
Keawetan dan
Kekuatan
• Bila pada awal pengecoran dirawat
dengan baik, umur beton bisa
mencapai lebih dari 20 tahun
• Kekuatan perkerasan ini cukup tinggi,
sehingga cocok untuk segala jenis
pembebanan lalu lintas yang berat
atau statis sekalipun.
• Agar jalan dapat mencapai umur
rencana yang panjang, maka:
• Pondasinya dibuat bagus (tidak
turun, apalagi secara parsial
• Memelihara sambungan antar
segmen terhadap masuknya air hujan
• Perkerasan beraspal bila
dipelihara dengan baik bisa
bertahan sampai 10 tahun,
sebelum dilakukan pekerjaan
peningkatan atau overlay.
• Karena elastis, maka perkerasan
beraspal lebih awet bila melalui
lalu lintas dengan kecepatan
sedang atau tinggi.
• Pada kecepatan rendah atau
statis, perkerasan beraspal harus
didesain khusus untuk lebih tahan
terhadap alur dan beban berat.
• Kekuatan perkerasan akan turun
bila temperature naik
30. Jalan Beton Jalan Aspal
Dampak
Lingkungan
• Untuk volume perkerasan jalan
yang sama, energi yang
dibutuhkan untuk bahan baku
semen lebih besar daripada
aspal
• Secara total, energi yang
dibutuhkan untuk membentuk
perkerasan beton jauh lebih
rendah daripada perkerasan
beraspal karena pencampuran
semen, air, dan agregat
merupakan proses kimia tanpa
memerlukan pemanasan.
• Perkerasan beraspal memerlukan
energi yang tinggi, baik pada
waktu pencampuran,
penghamparan, maupun
pemadatan sehingga menguras
sumber energi, kecuali pada tipe
aspal emulsi.
• Pada konstruksi beraspal
sederhana, seperti penetrasi
macadam, umumnya digunakan
kayu sebagai sumber energi, yang
tentunya berpengaruh terhadap
kelestarian lingkungan.
• Selain kebutuhan energi, dampak
lain terhdap lingkungan adalah
emisi hasil pembakaran.
31. Rekomendasi
• Pada jalan di sekitar pembangunan pondasi, sangat tidak
cocok digunakan jalan beton, karena ketika mengalami
kerusakan akan memakan biaya yang tidak murah.
• Pelapisan jalan menggunakan beton sangat cocok pada
daerah rawan banjir
• Pada daerah ciledug, perbaikan jalan seulit dilakukan
karena selama pembangunan pondasi, proses penurunan
tanah akan terus terjadi sehingga sangat sulit dilakukan
perbaikan,
• Untuk mencegah kerusakan, dapat melakukan pengalihan
jalan agar kondisi jalan tidak semakin rusak akibat beban
berat ditambah dengan penurunan tanah akibat galian dan
air hujan