SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
Download to read offline
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
JEMBATAN (1 JP)
BALAI PENERPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN KEPROFESIAN
O U T L I N E / L I N G K U P P E K E R J A A N P E L A K S A N A A N
J E M B A T A N
PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN PONDASI DAN
BANGUNAN BAWAH
PEKERJAAN BETON PEKERJAAN BANGUNAN ATAS
JEMBATAN
1. Pengendalian lalu lintas
2. Pemeriksaan letak lokasi
jembatan dan muka air banjir
3. Pengukuran dan Pematokan
4. Mutual check
5. Pekerjaan pendukung lainnya
1. Pondasi jembatan
2. Kepala dan pilar Jembatan
1. Rancangan campuran beton
2. Percobaan campuran
3. Pembetonan
4. Pengendalian mutu
5. Perawatan
6. Baja tulangan
7. Acuan
8. Perancah
9. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton
1. Jembatan beton bertulang
2. Jembatan gelagar beton
pratekan
3. Jembatan gelagar komposit
4. Jembatan rangka baja
5. Jembatan khusus
3
P E K E R J A A N P E R S I A P A N
Tahapan Pekerjaan Persiapan
Pada tahap persiapan harus disiapkan program
mobilisasi, penyerahan lapangan, persiapan base
camp, serta program mutu
Pengendal
ian lalu
lintas
Pemeriksaan letak
lokasi jembatan dan
muka air banjir
Mutual Check
Pengukuran dan
Pematokan
Pekerjan
Pendukung
lainnya
1. Pengendalian lalu lintas
Selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap
terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman
dan dapat digunakan, dan pemukiman di sepanjang dan
yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan
masuk yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka.
Dalam keadaan khusus Penyedia Jasa dapat
mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara.
Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
2. Pemeriksaan Letak Lokasi Jembatan dan muka air banjir
- Alinyemen jembatan
- Posisi jembatan pada aliran sungai
5
3. Pengukuran dan Pematokan
• As dan patok
• Patok pada tiang pancang
• Patok pada telapak pondasi dan kopel/pile cap
• Patok kolom-kolom
• Patok balok melintang ujung
• Patok untuk landasan
• Patok balok dan gelagar
• Patok lantai dan parapet jembatan
4. Mutual Check
- Direksi teknik bersama dengan panitia peneliti dan penyedia jasa melaksanakan pemeriksaan
lapangan, melakukan pengukuran, pemeriksaan detai l kondisi lapangan.
- Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara, apabila hasil
pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan dalam
bentuk addendum kontrak.
- Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran harus
dilakukan oleh direksi teknik dan penyedia jasa selama periode pelaksanaan kontrak untuk
menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil
pekerjaan
6
5. Pekerjaan Pendukung lainnya
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian juga adalah pekerjaan jalan pendekat
(Bridge Aproach) dan bangunan pelengkap jembatan.
Bangunan pelengkap jembatan mencakup masalah keamanan bagian bawah jembatan yang
sangat dipengaruhi oleh perubahan aspek – aspek dinamik morfologi sungai, khususnya
masalah hidraulik dan muatan sedimen.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan pengaman struktur bangunan seperti:
• Krib
• Bronjong atau matras
• Pengamanan Tebing Dinding Beton dan Pasangan Batu Kali
• Turap baja
• Dinding Penahan Tanah
• Bangunan Pengatur Dasar Sungai ( Bottom Controller )
7
P E K E R J A A N P O N D A S I D A N
B A N G U N A N B A W A H
Bangunan bawah j emb atan da lam ha l in i t erd ir idar i ponda s i dan
kepa la je mbatan . Te rd apat be rbaga i ma ca m pondas i yangd iguna ka n
di Indone s ia . Ka i son beton yang d i co r d i tem pat , t i ang pan cang ba ja ,
tiang pan cang beton bertu lang dan prat ekan , se rta t i ang bo r ,
ke se muanya d ipa ka i s ecara lua s. Kepa la je m batan yang d iguna ka n
umu mnya su sunan p i le cap serta p i l ar berko lo m tungga l a ta u
majemuk dan balok melintang ujung (cross head).
Pondasi
Jembatan
Kepala dan Pilar Jembatan
J E N I S P O N D A S I J E M B A T A N
8
Langsung
Sumuran
PONDASI DANGKAL
Baja (pipa, propil), Beton
Beton (Beton bertulang, prategang – precast)
PONDASI DALAM
P O N D A S I L A N G S U N G
9
- Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi cukup keras dan padat daya dukung izin tanah
>2,0 kg/cm2
Kedalaman >3 m dari dasar sungai/ tanah dasar bebas dari pengaruh scouring vertikal
Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak mengurangi luas profil basah sungai
Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan, mungkin perlu diberi pengamanan
Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan pondasi lngsung, dan apabila tidak dapat dihindari maka
perlu dipasang pengamanan untuk melindungi pondasi
Penggunaan jenis pondasi langsung/ dangkal pada jembatan tidak disarankan pada sungai-sungai
yang tidak dapat diperkirakan perilakunya pada waktu musim banjir yaitu:
- Perilaku gerusan
- Perilaku benda-benda hanyutan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
P O N D A S I S U M U R A N
10
1. Termasuk pondasi dangkal
2. Dipergunakan bila tanah pondasi:
- Cukup keras
- Daya dukung tanah > 3 kg/cm2
- Kedalaman > 4 m dari dasar sungai/ tanah dasar setempat
- Bebas dari pengaruh scouring vertikal
3. Perlu diperjhatikan adanya pengaruh scouring horizontal
4. Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
profil basah sungai
5. Kemungkinan diperlukan pengamanan (protection) pada bagian kepala
jembatan
P O N D A S I D A L A M
11
- Pondasi tiang pancang popular dipergunakan di Indonesia karena pelaksanaannya yang relatif
mudah dan sesuai dengan kebanyakan kondisi tanah di Indonesia.
- sungai/aliran air mengingat pemancangan tiang mencapai titik dalam, adapun jenisjenis tiang
pancang meliputi berikut ini :
 Tiang kayu, termasuk cerucuk
 Tiang baja struktur
 Tiang pipa baja
 Tiang beton bertulang pracetak
 Tiang beton pratekan, pracetak
 Tiang bor beton cor langsung di tempat
 Tiang turap
Pondasi Tiang Pancang
12
- Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan,
mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga.
- Tiang pancang kayu yang menggunakan kayu lunak memerlukan pengawetan,
yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 - 86 dengan
menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini
tidak tersedia, maka dilakukan pengawetan dengan tangki terbuka secara panas
dan dingin
Tiang Pancang Kayu
13
- Tiang pancang beton pracetak harus dirancang, dicor dan
dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan
sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan
tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan.
- Tiang pancang digunakan bila lapisan tanah pondasi cukup
dalam (>8 m) dari dasar sungai atau tanah setempat
Tiang Pancang Beton
14
Keuntungan menggunakan pondasi tiang pancang baja:
- Mempunyai kemampuan daya dukung tekan (kompresif) yang
tinggi bila dipancang pada lapisan tanah keras dan mampu
dipancang dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga
mencapai lapisan dukung
- Mudah dipotong atau diperpanjang untuk menyesuaikan
dengan variasi ke dalaman lapisan dukung (bearing
stratum)
Tiang Pancang Baja
T i a n g p a n c a n g b a j a
15
Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan
pengelasan standar tinggi dan harus dilakukan oleh tukang
las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan
sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja
semula dapat ditingkatkan
Penyambungan Tiang
Dilakukan pengecatan menggunakan lapisan pelindung
yang telah disetujui dan atau digunakan logam yang lebih
tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan
akurat dan beralasan.
Perlindungan terhadap korosi
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong
tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving
cap) harus dipasang untuk mempertahankansumbu tiang
pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan,
pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pada
pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus
ditanamkan ke dalam pur (pile cap)
Kepala tiang pancang
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H
atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan
dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan
menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau
siku baja untuk menambah ketebalan baja.
Sepatu tiang pancang
Sebagian besar pekerjaan tiang pancang pada proyek jembatan
adalah pipa baja yang dipancang didalam tanah dan kemudian
diisi dengan beton. Suatu jalinan penulangan(reinforcing cage)
ditempatkan di dalam pipa sebelum pengecoran.
Pengecoran dalam tiang
T i a n g p a n c a n g b o r
16
Jenis pondasi ini prinsip kerjanya hampir sama
dengan pondasi tiang pancang. Perbedaannya
terletak pada cara pemasangannya, kalau tiang
pancang masuk kedalam tanah dengan kekuatan
tumbukan sehingga menimbulkan suara yang
keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang
suaranya tidak mengganggu lingkungan,
sehingga jenis pondasi ini banyak digunakan di
daerah perkotaan dalam pembangunan
apartemen, mall, dan gedung
pencakar langit.
P E L A K S A N A A N P E N G E B O R A N
17
1. Dibuat lubang dengan dibor sampai kedalaman sesuai gambar rencana
2. Sebelum pengecoran semua lubang harus utuh, dasar casing harus
dipertahankan tidak lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari 30 cm
dibawah permukaan beton selama penarikan dan operasi penempatan, kecuali
ditentukan lain oleh direksi
3. Sampai kedalaman 3 m dari permukaan, beton yg dicor harus digetarkan
dengan alat penggetar, dan sebelumnya semua kotoran dibersihkan, demikian
juga bila ada air dalam lubang bor harus dikeluarkan.
4. Saat pencabutan casing digetarkan untuk menghindari menempelnya
beton pada dinding casing
5. Apabila pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur maka
digunakan cara tremie
6. Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas
elevasi yang akan dipotong, semua beton yang lepas, kelebihan dan
lemah harus dikupas dari bagian puncak tiang bor dan baja tulangan
yang tertinggal harus mempunyai panjang yang cukup sehingga
memungkinkan pengikatan yang sempurna kedalam pur atau struktur di atasnya
P E L A K S A N A A N P E N G E B O R A N
P E N G E C O R A N B E T O N T I A N G B O R
- B e t o n d i g u n a k a n h a r u s d i c o r k e d a l a m s u a t u l u b a n g y a n g k e r i n g d a n b a s a h
- B e t o n h a r u s d i c o r m e l a l u i s e b u a h c o r o n g d e n g a n p a n j a n g p i p a
- P e n g a l i r a n h a r u s d i a r a h k a n s e d e m i k i a n r u p a h i n g g a b e t o n t i d a k m e n i m p a
b a j a t u l a n g a n a t a u s i s i s i s i l u b a n g .
- B e t o n h a r u s d i c o r s e c e p a t m u n g k i n s e t e l a h p e n g e b o r a n
- B i l a m a n a e l e v a s i a k h i r p e m o t o n g a n b e r a d a d i b a w a h e l e v a s i m u k a a i r t a n a h ,
t e k a n a n h a r u s d i p e r t a h a n k a n p a d a b e t o n y a n g b e l u m m e n g e r a s , s a m a
d e n g a n a t a u l e b i h b e s a r d a r i t e k a n a n a i r t a n a h , s a m p a i b e t o n t e r s e b u t
s e l e s a i m e n g e r a s
P E N G E C O R A N B E T O N D I B A W A H A I R
• S e m u a b a h a n l u n a k d a n b a h a n l e p a s
p a d a d a s a r l u b a n g h a r u s d i h i l a n g k a n
d a n c a r a t r e m i e y a n g t e l a h d i s e t u j u i
h a r u s d i g u n a k a n .
• C a r a t r e m i e h a r u s m e n c a k u p s e b u a h
p i p a y a n g d i i s i d a r i s e b u a h c o r o n g
d i a t a s n y a . P i p a h a r u s d i p e r p a n j a n g
s e d i k i t d i b a w a h p e r m u k a a n b e t o n
b a r u d a l a m t i a n g b o r s a m p a i d i a t a s
e l e v a s i a i r / l u m p u r .
• B i l a m a n a b e t o n m e n g a l i r k e l u a r d a r i
d a s a r p i p a , m a k a c o r o n g h a r u s d i i s i
l a g i d e n g a n b e t o n s e h i n g g a p i p a
s e l a l u p e n u h d e n g a n b e t o n b a r u .
P i p a t r e m i e h a r u s k e d a p a i r , d a n h a r u s
b e r d i a m e t e r p a l i n g s e d i k i t 1 5 c m .
S e b u a h s u m b a t h a r u s d i t e m p a t k a n d i
d e p a n b e t o n y a n g d i m a s u k k a n
p e r t a m a k a l i d a l a m p i p a u n t u k
m e n c e g a h p e n c a m p u r a n b e t o n d a n a i r .
Penanganan Kepala Tiang Bor Beton
Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang
akan dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari
bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang
yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna ke dalam pur atau struktur
di atasnya.
Tiang Bor Beton yang Cacat
Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat dipastikan
bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk
sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
Pengujian Tiang Bor
Perkembangan dan penggunaan metode Load Cell
test untuk pengujian static dengan kapasitas tinggi
pada pondasi tiang bor memberikan pengaruh dan
konstribusi yang sangat besar bagi para perencana
struktur pondasi untuk dapat mengevaluasi
kapasitas dari struktur pondasi yang direncanakan
dan mengakaji pemilihan teknik konstruksi pada
pondasi tiang bor.
Load Cell adalah alat pengangkat yang dimobilisasi
dengan mekanisme hidrolis selama proses pengujian
beban
TOLERANSI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR
a. Lokasi kepala tiang
Pergeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan :
<75 mm dalam segala arah
b. Kemiringan tiang pancang
Penyimpangan arah vertikal/ kemiringan yang dipersyaratkan : < 20
mm per meter (1 : 50)
c. Kelengkungan (BOW)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01
panjang tiang dalam segala arah; Kelengkungan lateral tiang
pancang baja : < 0,0007 panjang total tiang pancang
d. Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari
diameter nominal pada setiap posisi
TURAP
Turap
Kayu
Turap
Beton
Turap Baja
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran
- Cerucuk
- Dinding turap
- Penyediaan tiang pancang
- Pemancangan tiang pancang
- Tiang bor beton cor langsung di tempat
- Pelaksanaan tiang bor beton cor langsung di tempat
yang berair
- Tiang uji
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
2. Pembayaran
Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan,
perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan,
pengujian, baja tulangan atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan
peledakan, pengeboran atau peralatan lainnya yang diperlukan untuk
penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung
(casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan
semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan.
PENJANGKARAN TANAH (GROUND ANCHOR)
Metode penjangkaran tanah disebut juga dengan
nama Alluvian Anchor, Ground Anchor atau
Tieback Anchor. Dalam metode ini pemboran
dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik
terdiri dari lapisan berpasir, lapisan kerikil,
lapisan berbutir halus ataupun batuan yang
lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya
tarik seperti campuran semen dengan kabel
baja atau semen dengan batang baja
dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran
tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik
setelahnya untuk memperkuat konstruksinya.
Tipe Jangkar
Penjangkaran dengan tahanan geser
Jenis ini memakai batang jangkar yang silindris yang
digrout di dalam lubang bor dan gaya tarik ditimbulkan
dari tahanan geser yang bekerja sekelilingnya.
Penjangkaran degan plat pemikul
Jenis ini menggunakan suatu plat massif yang
dipasang di dalam tanah sehingga tekanan tanah pasipnya
yang bekerja dapat menahan gaya tarik.
Penjangkaran gabungan
Di mana ada bagian-bagian yang diperbesar dan tekanan
pasip bersama-sama tahanan geser batangnya yang
menahan gaya tarik, sehingga dapat disebut sebagai
gabungan dari kedua metode terdahulu. Untuk
membuat penjangkaran dengan diameter besar
pembuatan lubangnya perlu menggunakan mata bor
khusus atau semburan air bertekanan tinggi
Metode Penjangkaran
Beberapa metode penjangkaran yang dipakai dapat
dijelaskan berikut ini :
1. Metode Penjangkaran dengan grouting
2. Metode penjangkaran dengan lubang
bertekanan
3. Metode penjangkaran dengan penekanan
(jangkar baji)
4. Metode penjangkaran plat
5. Metode jangkar UAC
Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan Grouting
Penjangkaran dengan grouting terdiri
dari 3 (tiga) bagian penting yaitu :
a. Anchorage (kombinasi dari
anchor head, bearing plate dan
trumpet yang mempunyai
kapasitas mentransfer gaya
prategang dari baja prategang
(bar atau strand) ke bumi atau
konstruksi pendukung
b. Free stressing (unbonded) length
(agian baja prategang yang
bebas untuk mengalami
perpanjangan atau pemuluran
secara elastis (elongate
elastically) dan mentransfer gaya
perlawanan dari “bond length”
ke struktur.
c. Bond length
Kepala dan Pilar Jembatan
Kepala jembatan, umumnya dari jenis
dinding dan balok beton, diperlukan
sebagai landasan jembatan dan
menahan timbunan dibelakang kepala
jembatan
Kepala Jembatan dan Pilar
menyalurkan gaya – gaya vertikal dan
horisontal dari bangunan atas pada
pondasi
Pilar Jembatan
Pilar jembatan pada umumnya
terkena pengaruh aliran
sungai sehingga harus
diperhatikan segi kekuatannya
dan segi keamanan
35
P E K E R J A A N B E T O N
Kesiapan kerja Rancangan campuran beton Percobaan Campuran
Pembetonan Pengendalian Mutu Perawatan
Baja Tulangan Perancah
Acuan
Kesiapan Kerja
Rancangan Campuran Beton
Sebelum pengecoran beton dilaksanakan harus dilakukan pekerjaan persiapan sebagai berikut:
• Semua ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari kotoran
• Bidang –bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton baru, harus dikasarkan
dan dibasahi sebelum beton baru dicorkan
• Tulangan harus bersih dan bebas dari segala lapisan penutup yang dapat merusak beton
atau mengurangi lekatan beton dengan tulangan
• Tidak boleh ada air pada semua ruang yang akan dicor beton kecuali pada system
pengecoran Tremie
Percobaan campuran
Pembetonan
Setelah didapat rancangan campuran, kemudian diperlukan suatu batch kecil campuran
percobaan, kira-kira 0,1 m3 beton untuk memastikan apakah asumsi yang dibuat pada desain
campuran telah benar. Campuran percobaan ini harus diuji untuk kekuatan tekan, slump dan sifat-
sifat lain yang disyaratkan oleh perencana untuk menentukan apakah sifat-sifat tersebut
diperoleh dengan proporsi dari material yang diperkirakan . Minimum 20 benda uji harus
dibuat dengan maksud memastikan kekuatan tekan campuran percobaan tersebut. Percobaan
campuran harus memenuhi SNI 03-2834-2000.
- Pelaksanaan pengecoran
- Pemadatan
- Sambungan pelaksanaan (construction joint)
Pengendalian Mutu
Pengujian untuk kelecakan
Pengujian sump pada setiap
campuran tidak boleh berada diluar
rentang nilai slump (± 2 cm) yang
disyaratkan.
Slump test
Pengujian Kuat Tekan
Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton,
Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder
dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-
1998. Benda uji tersebut harus dicetak
bersamaan dan diambil dari contoh yang sama
dengan benda uji silinder yang akan dirawat di
laboratorium.
Pengujian tambahan
pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu
bahan atau campuran atau
pekerjaan beton akhir
Pengujian Kuat tekan beton
Perawatan
Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen berhidrasi,
dan oleh karena hal tersebut akan mengusahakan tercapainya kekuatan struktur yang
diinginkan dan tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disayaratkan untuk ketahanannya
1. Lapisan pasir yang dibasahi dengan tebal tidak kurang dari 5 cm ditaruh diatas permukaan beton
yang sedang kita rawat
2. Permukaan beton ditutup dengan karung yang dibasahi terus menerus
3. Dengan mempergunakan lapisan curing compound
4. Digenangi air diatas pelat beton, dengan terlebih dahulu membuat tonjolan tanah liat sekeliling daerah yang
akan digenangi
5. Ditutup dengan membrane kedap air seperti politherene atau kertas berlapis ter
6. Perawatan dengan uap biasanya untuk beton pracetak
BAJA TULANGAN
Penulangan untuk jembatan biasanya harus dipasok sesui dengan persyaratan AASHTO M 311 M
(ASTM A 615) selain itu juga disediakan persyaratan sebagai berikut :
• AASHTO M225 (ASTM A496) Deformed Steel Wire for Concrete Reinforcement
• AASHTO M32 (ASTM A 82) Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement
• AASHTO M55 (ASTM A 185) Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement
ACUAN
Acuan harus mempunyai sasaran : kekuatan, kekakuan, penampilan dan penghematan
biaya . Acuan harus dapat menahan beban sebagai berikut :
• Beban mati : massa dari acuan, tulangan, bahan yang tertanam, beton baru
• Beban superimpose : massa pekerja, peralatan, jembatan kerja, perhitungan untuk benturan dan
massa dari beban sementara yang disebabkan oleh penumpukan bahan
• Tekanan kesamping (lateral) dari beton : yang bertambah dengan bertambahnya tinggi beton yang
dicor. Getaran beton juga menambah tekanan lateral
• Beban (lateral) lain : beban angin, gaya dari tegangan kabel, dan penyangga yang miring, beban-
beban ini harus diperhitungkan terutama untuk desain acuan
• Beban khusus : disebabkan oleh kondisi khusus pelaksanaan.
PERANCAH
Persyaratan Perancah:
• Mempunyai batang penguat (bracing)
• Mempunyai pengaturan untuk
penyesuaian vertical
• Pondasi harus mampu memikul
beban tanpa terjadi penurunan
berlebihan dari perancah tersebut,
atau penurunan relatif antara
penyangga yang berdekatan
• Semua komponen perancah harus
lurus dan benar tanpa bengkokkan
ataulengkungan dan semua
komponen yang rusak harus
disingkirkan dari lokasi.
43
P E K E R J A A N B A N G U N A N A T A S
J E M B A T A N
Jembatan Beton
Bertulang
Jembatan Gelagar Beton
Pratekan
Jembatan Gelagar
Komposit
Jembatan Rangka Baja Jembatan Khusus
JEMBATAN BETON BERTULANG
Pelat Lantai
Pembentukan
rongga
Unit Pracetak
Bagian – bagian pracetak yang
tipikal dari bangunan atas
jembatan adalah papan–papan
lantai, pelat lantai, gelagar, pelat soffit
lantai, unit kereb dan tiang (post).
Unit pracetak dipasang dengan
menggunakan satu crane atau dua
crane
Cor in-situ
Jembatan beton bertulang ini dipasang dengan menggunakan perancah. mulai
dibuat acuan atau bekisting untuk gelagar beton bertulang
Acuan dibuat dengan dimensi sesuai dengan Gambar Rencana, acuan
selesai, mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut, dengan
memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan menahan baja tulangan
dengan beton decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi dari beton yang
akan di cor.
Setelah semua baja tulangan selesai dipasang dan acuan dibersihkan dari
kotoran yang ada, maka barulah dilakukan pengecoran beton dengan
mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton.Perancah baru boleh dilepas
setelah beton mempunyai kuat tekan minimal 85% dari beton karakteristik.
Untuk bentang pendek dapat dicor bersama-sama dengan lantai.
Pembentukan Rongga
Rongga diadakan pada
bangunan atas jembatan beton
untuk penempatan kabel
posttensioning, untuk fasilitas
umum, untuk meringankan
bangunan, untuk displace
beton dekat sumbu netral di
mana terdapat sedikit beban,
atau memudahkan
pencapaian untuk
pemeliharaan.
JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN
Perlengkapan Pra-tegang
Perlengkapan penarikan kabel harus disediakan paling
sedikit 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan
diameter tidak kurang dari 150 mm, satu untuk membaca
lendutan akibat penegangan dan yang satunya untuk
membaca pembebanan selama operasi penegangan
akhir.
Perakitan kabel pra-tegang
Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-tegang
harus diperiksa terhadap korosi. Karat lepas harus
dibuang dengan tangan, yaitu dengan lap kain guni atau
wol baja halus dan setiap jenis minyak harus dibersihkan
dengan menggunakan deterjen. Jangkar harus dirakit
dengan kabel dengan cara sedemikian sehingga dapat
mencegah setiap pergeseran posisi, baik selama
pemasangan maupun penge-coran
JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN
Selimut Beton
Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh
kurang dari 2 kali diameter kabel atau 3 cm, diambil yang lebih
besar. Selimut beton tersebut harus ditambah 1,5 cm untuk beton
yang kontak langsung dengan permukaan tanah atau 3,0 cm
untuk elemen beton yang dipasang dalam air asin.
Pengecoran Beton
Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan, beton harus
digetar dengan hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel,
kawat, selongsong, atau baja tulangan. Untuk bagian yang
lebih dalam dan tipis, penggetar luar yang ditempelkan pada
acuan dapat dilaksanakan untuk menam-bah getaran di
bagian dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera
sesudah pengecoran beton, maka Kontraktor harus dapat
menunjukkan bahwa semua selongsong tidak rusak hingga dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION)
Prosedur Pra-tegang
• Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman
di Bidangnya
• Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata.
• Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka gaya
100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada
kabel.
• Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan
• Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan
• Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-sama,
maka tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi dan
kelompok kabel tersebut ditarik kembali.
• Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan
prategang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah
tercapai, dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya dimulai
• Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan
dapat memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi
sepanjang kabel untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
Penempatan jangkar
Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang, dan
dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton
Penempatan Kabel
Segera sebelum penarikan kabel, Kontraktor harus menunjukkan bahwa semua kabel
bebas bergerak antara titik-titik penjangkaran dan elemen-elemen tersebut bebas
untuk menampung pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya pra-
tegang yang diberikan.
Kekuatan Beton yang diperlukan
Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan
beton yang diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari
14 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau kurang
dari 2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan.
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
Besarnya Gaya Pra-tegang yang diperlukan.
Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur
tekanan dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kontraktor harus
menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi kehilangan gaya akibat
gesekan dan penjangkaran. Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel
pra-tegang tidak boleh melampaui 70 % dari beban yang ditetapkan. Selama
penegangan, maka nilai tersebut tidak boleh melampaui 80 %. Kabel harus ditegangkan
secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Penegangan harus dari salah satu
ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
Prosedur penarikan kabel
Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara bertekanan
ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih. Bagian kabel yang
menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki, karat/korosi, sisasisa
adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu lainnya yang dapat mempengaruhi
perlekatannya dengan pekerjaan pen-jangkaran. Kabel dicoba untuk ditarik keluar dan
masuk ke dalam selongsong agar dapat kelengketan akibat kebocoran selongsong dapat
segera diketahui dan diambil langkah-langkah seperlunya.
Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur
agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan yang
akan digunakan untuk setiap prosedur.Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi
tanda untuk memulai peng-ukuran pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan
menghendaki untuk menentu-kan kesalahan pembacaan pemuluran (zero error in
measuring elongation) selama proses penegangan, data bacaan dynamometer dan
pengukuran pemu-luran harus dicatat dan dibuat grafiknya untuk setiap tahap
penegangan
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
Peyuntikan dan penyelesaian akhir setelah pemberian gaya pra-tegang
Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan
kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air
bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan
dengan air dan udara bertekanan
Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam waktu 1 hari setelah
penyuntikan.Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan dan lubang
pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana diperlukan. Kabel tidak boleh dipotong dalam
waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat
selimut beton setebal 3 cm pada ujung balok (end block).
PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT BETON PRACETAK
• Pemberian tanda unit-unit beton pracetak
Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil, maka unit-unit
harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari.
• Penanganan dan pengangkutan
Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton
pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau melalui lubang-
lubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. Titik angkat, bentuk
dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyangga dan penggantung yang cocok harus
digunakan setiap saat dan tidak boleh ada unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai
sepenuhnya lepas dari permukaan tanah.
• Penyimpanan
Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan ditempatkan
pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan maupun kemarau, akibat
beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak
melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan
• Baja pra-tegang
Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain dari korosi
setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan.
PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL
Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan segmen-segmen pracetak di lapangan
- Perakitan segmen pracetak
Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang.
Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar seminimum
mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam ketentuan.
- Penyambungan segmen pracetak
Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang dimasukkan
lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension) harus sesuai dengan
ketentuan.
- Pengecoran Ceruk Jangkar
Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus dilaksanakan sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi.
- Kerusakan unit-unit
Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan, ternyata rusak seperti retak,
mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang demikian harus disisihkan sampai diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan, yang akan menentukan apakah unit tersebut ditolak dan dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan atau diperbaiki oleh Kontraktor
PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN
• Penerimaan unit-unit
Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus memeriksa mutu dan
kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan.
• Tumpuan untuk unit-unit
• Pengaturan posisi unit-unit
Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan sebagainya harus diluruskan
dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang baja harus dipasang pada lubang
untuk tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung, agar dapat menjamin penempatan lubang
dengan tepat.
JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT
Pemasangan jembatan komposit merupakan hal penting dan memerlukan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan yaitu:
1. Pemasangan jembatan komposit terdiri atas dua tahap, yaitu: tahapan pemasangan
gelagar baja dan pengecoran lantai yang merupakan bagian struktur dari jenis komposit.
2. Pemasangan gelagar dapat dilaksanakan dengan cara perancah atau dengan cara
peluncuran
3. Pemasangan Gelagar harus mengacu pada desain yang dilaksanakan, karena
apabila digunakan dengan cara peluncuran ( launching ), maka bisa terdapat
anggapan dalam perhitungan bahwa gelagar menahan semua beban mati beton
yang berada di atas gelagar sebelum beton mengeras.Sedangkan pada pemasangan
dengan cara perancah, perancah harus dihitung dapat menahan beban gelagar
baja dan beton sebagai beban mati sebelum mengeras.
4. Buat camber sesuai yang disyaratkan , karena dengan tidak adanya camber akan
mengurangi kapasitas keamanan gelagar komposit
JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT
5. Gelagar komposit baru berfungsi sebagai komposit apabila beton yang berada di
atas gelagar tersebut mengeras dan bekerja sama dengan gelagar menjadi satu
kesatuan dalam suatu struktur.
6. Komposit terbentuk melalui Shear Connector yang dipasang pada gelagar melintang
JEMBATAN RANGKA BAJA
Pekerjaan ini jembatan rangka baja ini terdiri
dari pemasangan struktur jembatan rangka baja
hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka
(truss) baja, gelagar komposit, Bailey atau sistem
rancangan lainnya termasuk penanganan,
pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua
bahan pokok lepas, pemasangan perletakan,
praperakitan, peluncuran dan penempatan posisi
akhir struktur jembatan, pencocokan komponen
lantai jembatan (deck) dan operasi lainnya yang
diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan
rangka baja sesuai dengan ketentuan
JEMBATAN KHUSUS
Jenis-jenis jembatan khusus:
1. Jembatan Cable stayed (kabel cancang)
2. Jembatan suspension (gantung)
Jembatan Cable stayed Jembatan Suspension (gantung)
Jembatan Cable Stayed (Kabel Cancang)
Suspension bridge atau jembatan
suspensi terbagi dalam dua macam
disain yang berbeda yaitu “ suspension
bridge (jembatan gantung)” yang berbentuk
“M” dan “cable stayed bridge” (jembatan
kabel cancang) yang berbentuk “A”.
Jembatan cable stayed tidak memerlukan
dua tower dan empat angker seperti
jembatan gantung, namun kabel tersebut
ditarik dari struktur jalur jalan ke tower
tunggal (pylon) untuk diikat dan ditegangkan
Jembatan Cable Stayed (Kabel Cancang)
Metode Pemasangan Stay Cables
1. Selubung dipasang setelah kawat
prategang ditempatkan dan distress
Pertama kali, PE strands
ditempatkan dan distress.
Kemudian damping device dan
strands hoop dipasang pada
tempatnya. Terakhir, segmen
selubung HDPE dipasang satu
demi satu dengan sambungan
HDPE kemudian di sekat pada ceruk
pipanya
Metode Pemasangan Stay Cables
2. Kawat prategang ditempatkan setelah
selubung uar HDPE terpasang
Pertama, selubung HDPE dibentuk dahulu
dengan panjang sesuai kebutuhan.
Kemudian selubung pengarah yang
dikaitkan dengan sebuah kawat prategang
(strand) ditarik masuk keposisinya dengan
menggunakan mesin penarik mini untuk
kemudian dipasang pada tempatnya.
Selanjutnya kawat-kawat prategang yang
diperlukan, ditempatkan dalam stay pipa
HDPE, selanjutnya distress satu per-satu
sampai selesai.
Penempatan Kabel
Kawat-kawat prategang dari stay cable system di
pasang satu persatu. Kabel dan angker harus di
rangkai pada konstruksi dilapangan secara
benar.Kabel tunggal prategang harus dicoating
dengan epoxy, kemudian diberi gemuk dan di Hot
Extruded dengan HDPE coating di pabrik. Oleh
sebab itu tidak diperlukan lagi perlindungan korosi
tambahan. Gulungan kawat prategang dibawa
kelapangan kemudian dipotong sesuai kebutuhan
untuk di rangkai/dipasang. Kawat prategang yang
telah siap tersebut diangkat dengan hati-hati dan
cepat untuk kemudian distress.
Pemasangan PC Girder (1/2)
Tahapan Pemasangan PC Girder dapat digambarkan
sebagai berikut:
• Tempatkan crane mengapung dekat Tower, pasang
bagian-bagian Tower;
• Pasang sejumlah segmen Girder baja pada Tower
secara balance cantilever;
• Tempatkan crane didekat Tower;
Pemasangan PC Girder (2/2)
• Diarah darat, girder dipasang bertahap menuju arah
tower;
• Girder lanjutan dipasang dari arah tower ke arah darat;
• Demikian juga pasang girder dari Tower ke arah Tower
yang lain
• Girder dari tower ke tower akan bertemu ditengah-
tengah dan diakhiri dengan dirger penutup
Jembatan Suspension (gantung)
Jembatan gantung merupakan suatu kabel yang melintas diatas sungai atau laut dengan lantai
jembatan (struktur jalur jalan) digantung pada kabel tersebut. Umumnya embatan kabel yang modern
mempunyai dua tower yang tinggi sebagai tempat kabel dikaitkan/ditumpangkan, artinya tower
tersebut merupakan penyangga dari berat struktur jalur jalan tersebut.
Pemasangan Jembatan Gantung
Pemasangan jembatan gantung berikut ini diambil dari pemasangan ”The Akashi –
Kaikyo Suspension Bridge – Japan”.
Pemasangan Kabel (1/2)
Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
• Bentangkan tali pengarah (Pilot Roper) diantara
Tower sampai ke angker,
• Pasang juga tali pengangkut/penarik dan alat
pengangkut (carrier)
Pemasangan Kabel (2/2)
Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
• Pasang tali jalan kerja dan system lantainya
(Catwalk) ;
• Pasang kabel kawat prategang
• Pasang pita kabel dan tali Penggantung
• Selanjutnya siap untuk pemasangan girder
truss/stiffening frame
Pemasangan Girder Methode Elemen
• Tempatkan sepasang crane diatas pontoon (crane
mengapung) untuk mengangkat
• girder truss dari bawah ke posisinya disisi darat dan
tower ;
• Pada sisi darat, sebagai tahap awal pasang 8
(delapan) panel girder (large block) yang digantung
pada tali penggantung (hanger rope) yang sudah
disiapkan
• Pada saat yang bersamaan pada posisi Tower pasang 6
(enam) panel kearah darat dan ke arah tengah
• Selanjutnya pada ujung masing-masing panel yang
sudah terpasang tersebut ditempatkan crane yang
dapat bergerak (traveling crane) untuk melakukan
pemasangan secara bertahap segmen per segmen
untuk kemudian bertemu dengan semen yang
bergerak dari arah lainnya.
• Untuk bentang dari angker ke tower maka segmen
akan bertemu didekat tower dan pada bentang tower
ke tower akan bertemu ditengah-tengah bentang.
Pemasangan Girder Methode Blok
• Setelah Tower, kabel strand dan tali penggantung
terpasang maka disiapkan untk memasang girder truss;
• Pasang gantry pada tali pengarah dan siapkan ponton/kapal
pengangkut girder dan siapkan tower crane di posisi tower
serta crane mengapung di arah darat;
• Girder mulai dipasang blok per blok menggunakan gantri
dan ponton mulai dari tengah-tengah bentang tower ke
tower menuju ke tower masing-masing, serta girder
dipasang dari arah darat/angker dengan menggunakan crane
terapung;
• Dilanjut dengan menggunakan gantri baik dari tower ke
angker dan tower ke tengah yang pada akhirnya bertemu
disatu titik tertentu dan diselesaikan/disambung dengan
blok/segmen penutup (lihat gambar).
CONTACT US!
Balai Penerapan Teknologi Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Kontruksi
Kementerian PUPR
balaiptk@gmail.com
sibimakonstruksi@gmail.com
BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

More Related Content

What's hot

File_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptxFile_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
Proses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanProses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanJoy Irman
 
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptxTUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptxLaodeAkbarSultani
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanahahmad fuadi
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB bawon15505124020
 
PPT Perencanaan Bangunan Gedung.pptx
PPT Perencanaan Bangunan Gedung.pptxPPT Perencanaan Bangunan Gedung.pptx
PPT Perencanaan Bangunan Gedung.pptxujiul
 
Ppt akhir aknop bendung 2
Ppt akhir aknop bendung 2Ppt akhir aknop bendung 2
Ppt akhir aknop bendung 2hendraihsan
 
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
 
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdfPPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdfTaufikkurrahman Upik Teler
 
Jembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfJembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfAgusSudiana4
 
Presentasi Tugas Akhir
Presentasi  Tugas AkhirPresentasi  Tugas Akhir
Presentasi Tugas AkhirKurniawan Riza
 
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxUji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxmoses hadun
 
2007 02-desk study dan survai pendahuluan
2007 02-desk study dan survai pendahuluan2007 02-desk study dan survai pendahuluan
2007 02-desk study dan survai pendahuluanahmad fuadi
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatanAgus Tri
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanJoy Irman
 
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiTahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiHenday Kurniawan
 

What's hot (20)

PPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdfPPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdf
 
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptxFile_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
 
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptxUJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
 
Proses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanProses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase Perkotaan
 
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptxTUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
 
PPT Perencanaan Bangunan Gedung.pptx
PPT Perencanaan Bangunan Gedung.pptxPPT Perencanaan Bangunan Gedung.pptx
PPT Perencanaan Bangunan Gedung.pptx
 
Ppt akhir aknop bendung 2
Ppt akhir aknop bendung 2Ppt akhir aknop bendung 2
Ppt akhir aknop bendung 2
 
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
 
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdfPPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
 
Jembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfJembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdf
 
Presentasi Tugas Akhir
Presentasi  Tugas AkhirPresentasi  Tugas Akhir
Presentasi Tugas Akhir
 
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxUji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
 
2007 02-desk study dan survai pendahuluan
2007 02-desk study dan survai pendahuluan2007 02-desk study dan survai pendahuluan
2007 02-desk study dan survai pendahuluan
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
 
FILE.pptx
FILE.pptxFILE.pptx
FILE.pptx
 
Presentasi 8.pptx
Presentasi  8.pptxPresentasi  8.pptx
Presentasi 8.pptx
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
 
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantaiTahap tahap pembangunan gedung lima lantai
Tahap tahap pembangunan gedung lima lantai
 

Similar to 03. pelaksanaan konstruksi jembatan

100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasi100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasijoeariel fandy
 
Jenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiJenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiyeremiakons
 
Rekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiRekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiakramsaputra10
 
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfPengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfRifaldiPorotuo
 
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptxjenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptxMarkazSneakers
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermagaTito Mizteriuz
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANAgusPratama24
 
tugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxtugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxarticaliban
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoJamauddin Akkuan
 
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfmatakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfgabriela771013
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pileariffikri12
 
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangBagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangAnggi Rahayu
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfNhkHabit
 

Similar to 03. pelaksanaan konstruksi jembatan (20)

3. (OJT).pptx
3. (OJT).pptx3. (OJT).pptx
3. (OJT).pptx
 
100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasi100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasi
 
Jenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasiJenis jenis pondasi
Jenis jenis pondasi
 
Rekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiRekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksi
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfPengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
 
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptxjenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
SOIL NAILING.ppt
SOIL NAILING.pptSOIL NAILING.ppt
SOIL NAILING.ppt
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
 
tugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptxtugas sko2 1.pptx
tugas sko2 1.pptx
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
 
JEMBATAN.ppt
JEMBATAN.pptJEMBATAN.ppt
JEMBATAN.ppt
 
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfmatakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
 
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangBagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjang
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 

03. pelaksanaan konstruksi jembatan

  • 1. PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN (1 JP) BALAI PENERPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN KEPROFESIAN
  • 2. O U T L I N E / L I N G K U P P E K E R J A A N P E L A K S A N A A N J E M B A T A N PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN PONDASI DAN BANGUNAN BAWAH PEKERJAAN BETON PEKERJAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN 1. Pengendalian lalu lintas 2. Pemeriksaan letak lokasi jembatan dan muka air banjir 3. Pengukuran dan Pematokan 4. Mutual check 5. Pekerjaan pendukung lainnya 1. Pondasi jembatan 2. Kepala dan pilar Jembatan 1. Rancangan campuran beton 2. Percobaan campuran 3. Pembetonan 4. Pengendalian mutu 5. Perawatan 6. Baja tulangan 7. Acuan 8. Perancah 9. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton 1. Jembatan beton bertulang 2. Jembatan gelagar beton pratekan 3. Jembatan gelagar komposit 4. Jembatan rangka baja 5. Jembatan khusus
  • 3. 3 P E K E R J A A N P E R S I A P A N Tahapan Pekerjaan Persiapan Pada tahap persiapan harus disiapkan program mobilisasi, penyerahan lapangan, persiapan base camp, serta program mutu Pengendal ian lalu lintas Pemeriksaan letak lokasi jembatan dan muka air banjir Mutual Check Pengukuran dan Pematokan Pekerjan Pendukung lainnya
  • 4. 1. Pengendalian lalu lintas Selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan, dan pemukiman di sepanjang dan yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka. Dalam keadaan khusus Penyedia Jasa dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara. Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. 2. Pemeriksaan Letak Lokasi Jembatan dan muka air banjir - Alinyemen jembatan - Posisi jembatan pada aliran sungai
  • 5. 5 3. Pengukuran dan Pematokan • As dan patok • Patok pada tiang pancang • Patok pada telapak pondasi dan kopel/pile cap • Patok kolom-kolom • Patok balok melintang ujung • Patok untuk landasan • Patok balok dan gelagar • Patok lantai dan parapet jembatan 4. Mutual Check - Direksi teknik bersama dengan panitia peneliti dan penyedia jasa melaksanakan pemeriksaan lapangan, melakukan pengukuran, pemeriksaan detai l kondisi lapangan. - Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara, apabila hasil pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan dalam bentuk addendum kontrak. - Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran harus dilakukan oleh direksi teknik dan penyedia jasa selama periode pelaksanaan kontrak untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan
  • 6. 6 5. Pekerjaan Pendukung lainnya Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian juga adalah pekerjaan jalan pendekat (Bridge Aproach) dan bangunan pelengkap jembatan. Bangunan pelengkap jembatan mencakup masalah keamanan bagian bawah jembatan yang sangat dipengaruhi oleh perubahan aspek – aspek dinamik morfologi sungai, khususnya masalah hidraulik dan muatan sedimen. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan pengaman struktur bangunan seperti: • Krib • Bronjong atau matras • Pengamanan Tebing Dinding Beton dan Pasangan Batu Kali • Turap baja • Dinding Penahan Tanah • Bangunan Pengatur Dasar Sungai ( Bottom Controller )
  • 7. 7 P E K E R J A A N P O N D A S I D A N B A N G U N A N B A W A H Bangunan bawah j emb atan da lam ha l in i t erd ir idar i ponda s i dan kepa la je mbatan . Te rd apat be rbaga i ma ca m pondas i yangd iguna ka n di Indone s ia . Ka i son beton yang d i co r d i tem pat , t i ang pan cang ba ja , tiang pan cang beton bertu lang dan prat ekan , se rta t i ang bo r , ke se muanya d ipa ka i s ecara lua s. Kepa la je m batan yang d iguna ka n umu mnya su sunan p i le cap serta p i l ar berko lo m tungga l a ta u majemuk dan balok melintang ujung (cross head). Pondasi Jembatan Kepala dan Pilar Jembatan
  • 8. J E N I S P O N D A S I J E M B A T A N 8 Langsung Sumuran PONDASI DANGKAL Baja (pipa, propil), Beton Beton (Beton bertulang, prategang – precast) PONDASI DALAM
  • 9. P O N D A S I L A N G S U N G 9 - Termasuk pondasi dangkal Dipergunakan bila tanah pondasi cukup keras dan padat daya dukung izin tanah >2,0 kg/cm2 Kedalaman >3 m dari dasar sungai/ tanah dasar bebas dari pengaruh scouring vertikal Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak mengurangi luas profil basah sungai Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan, mungkin perlu diberi pengamanan Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan pondasi lngsung, dan apabila tidak dapat dihindari maka perlu dipasang pengamanan untuk melindungi pondasi Penggunaan jenis pondasi langsung/ dangkal pada jembatan tidak disarankan pada sungai-sungai yang tidak dapat diperkirakan perilakunya pada waktu musim banjir yaitu: - Perilaku gerusan - Perilaku benda-benda hanyutan Hal-hal yang perlu diperhatikan
  • 10. P O N D A S I S U M U R A N 10 1. Termasuk pondasi dangkal 2. Dipergunakan bila tanah pondasi: - Cukup keras - Daya dukung tanah > 3 kg/cm2 - Kedalaman > 4 m dari dasar sungai/ tanah dasar setempat - Bebas dari pengaruh scouring vertikal 3. Perlu diperjhatikan adanya pengaruh scouring horizontal 4. Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi profil basah sungai 5. Kemungkinan diperlukan pengamanan (protection) pada bagian kepala jembatan
  • 11. P O N D A S I D A L A M 11 - Pondasi tiang pancang popular dipergunakan di Indonesia karena pelaksanaannya yang relatif mudah dan sesuai dengan kebanyakan kondisi tanah di Indonesia. - sungai/aliran air mengingat pemancangan tiang mencapai titik dalam, adapun jenisjenis tiang pancang meliputi berikut ini :  Tiang kayu, termasuk cerucuk  Tiang baja struktur  Tiang pipa baja  Tiang beton bertulang pracetak  Tiang beton pratekan, pracetak  Tiang bor beton cor langsung di tempat  Tiang turap Pondasi Tiang Pancang
  • 12. 12 - Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. - Tiang pancang kayu yang menggunakan kayu lunak memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, maka dilakukan pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin Tiang Pancang Kayu
  • 13. 13 - Tiang pancang beton pracetak harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. - Tiang pancang digunakan bila lapisan tanah pondasi cukup dalam (>8 m) dari dasar sungai atau tanah setempat Tiang Pancang Beton
  • 14. 14 Keuntungan menggunakan pondasi tiang pancang baja: - Mempunyai kemampuan daya dukung tekan (kompresif) yang tinggi bila dipancang pada lapisan tanah keras dan mampu dipancang dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga mencapai lapisan dukung - Mudah dipotong atau diperpanjang untuk menyesuaikan dengan variasi ke dalaman lapisan dukung (bearing stratum) Tiang Pancang Baja
  • 15. T i a n g p a n c a n g b a j a 15 Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan pengelasan standar tinggi dan harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan Penyambungan Tiang Dilakukan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Perlindungan terhadap korosi Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankansumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pada pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap) Kepala tiang pancang Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Sepatu tiang pancang Sebagian besar pekerjaan tiang pancang pada proyek jembatan adalah pipa baja yang dipancang didalam tanah dan kemudian diisi dengan beton. Suatu jalinan penulangan(reinforcing cage) ditempatkan di dalam pipa sebelum pengecoran. Pengecoran dalam tiang
  • 16. T i a n g p a n c a n g b o r 16 Jenis pondasi ini prinsip kerjanya hampir sama dengan pondasi tiang pancang. Perbedaannya terletak pada cara pemasangannya, kalau tiang pancang masuk kedalam tanah dengan kekuatan tumbukan sehingga menimbulkan suara yang keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang suaranya tidak mengganggu lingkungan, sehingga jenis pondasi ini banyak digunakan di daerah perkotaan dalam pembangunan apartemen, mall, dan gedung pencakar langit.
  • 17. P E L A K S A N A A N P E N G E B O R A N 17 1. Dibuat lubang dengan dibor sampai kedalaman sesuai gambar rencana 2. Sebelum pengecoran semua lubang harus utuh, dasar casing harus dipertahankan tidak lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari 30 cm dibawah permukaan beton selama penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh direksi 3. Sampai kedalaman 3 m dari permukaan, beton yg dicor harus digetarkan dengan alat penggetar, dan sebelumnya semua kotoran dibersihkan, demikian juga bila ada air dalam lubang bor harus dikeluarkan. 4. Saat pencabutan casing digetarkan untuk menghindari menempelnya beton pada dinding casing 5. Apabila pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur maka digunakan cara tremie 6. Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang akan dipotong, semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna kedalam pur atau struktur di atasnya
  • 18. P E L A K S A N A A N P E N G E B O R A N
  • 19. P E N G E C O R A N B E T O N T I A N G B O R - B e t o n d i g u n a k a n h a r u s d i c o r k e d a l a m s u a t u l u b a n g y a n g k e r i n g d a n b a s a h - B e t o n h a r u s d i c o r m e l a l u i s e b u a h c o r o n g d e n g a n p a n j a n g p i p a - P e n g a l i r a n h a r u s d i a r a h k a n s e d e m i k i a n r u p a h i n g g a b e t o n t i d a k m e n i m p a b a j a t u l a n g a n a t a u s i s i s i s i l u b a n g . - B e t o n h a r u s d i c o r s e c e p a t m u n g k i n s e t e l a h p e n g e b o r a n - B i l a m a n a e l e v a s i a k h i r p e m o t o n g a n b e r a d a d i b a w a h e l e v a s i m u k a a i r t a n a h , t e k a n a n h a r u s d i p e r t a h a n k a n p a d a b e t o n y a n g b e l u m m e n g e r a s , s a m a d e n g a n a t a u l e b i h b e s a r d a r i t e k a n a n a i r t a n a h , s a m p a i b e t o n t e r s e b u t s e l e s a i m e n g e r a s
  • 20. P E N G E C O R A N B E T O N D I B A W A H A I R • S e m u a b a h a n l u n a k d a n b a h a n l e p a s p a d a d a s a r l u b a n g h a r u s d i h i l a n g k a n d a n c a r a t r e m i e y a n g t e l a h d i s e t u j u i h a r u s d i g u n a k a n . • C a r a t r e m i e h a r u s m e n c a k u p s e b u a h p i p a y a n g d i i s i d a r i s e b u a h c o r o n g d i a t a s n y a . P i p a h a r u s d i p e r p a n j a n g s e d i k i t d i b a w a h p e r m u k a a n b e t o n b a r u d a l a m t i a n g b o r s a m p a i d i a t a s e l e v a s i a i r / l u m p u r . • B i l a m a n a b e t o n m e n g a l i r k e l u a r d a r i d a s a r p i p a , m a k a c o r o n g h a r u s d i i s i l a g i d e n g a n b e t o n s e h i n g g a p i p a s e l a l u p e n u h d e n g a n b e t o n b a r u . P i p a t r e m i e h a r u s k e d a p a i r , d a n h a r u s b e r d i a m e t e r p a l i n g s e d i k i t 1 5 c m . S e b u a h s u m b a t h a r u s d i t e m p a t k a n d i d e p a n b e t o n y a n g d i m a s u k k a n p e r t a m a k a l i d a l a m p i p a u n t u k m e n c e g a h p e n c a m p u r a n b e t o n d a n a i r .
  • 21. Penanganan Kepala Tiang Bor Beton Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang akan dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna ke dalam pur atau struktur di atasnya. Tiang Bor Beton yang Cacat Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat dipastikan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
  • 22. Pengujian Tiang Bor Perkembangan dan penggunaan metode Load Cell test untuk pengujian static dengan kapasitas tinggi pada pondasi tiang bor memberikan pengaruh dan konstribusi yang sangat besar bagi para perencana struktur pondasi untuk dapat mengevaluasi kapasitas dari struktur pondasi yang direncanakan dan mengakaji pemilihan teknik konstruksi pada pondasi tiang bor. Load Cell adalah alat pengangkat yang dimobilisasi dengan mekanisme hidrolis selama proses pengujian beban
  • 23. TOLERANSI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR a. Lokasi kepala tiang Pergeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan : <75 mm dalam segala arah b. Kemiringan tiang pancang Penyimpangan arah vertikal/ kemiringan yang dipersyaratkan : < 20 mm per meter (1 : 50) c. Kelengkungan (BOW) Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01 panjang tiang dalam segala arah; Kelengkungan lateral tiang pancang baja : < 0,0007 panjang total tiang pancang d. Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari diameter nominal pada setiap posisi
  • 25. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran - Cerucuk - Dinding turap - Penyediaan tiang pancang - Pemancangan tiang pancang - Tiang bor beton cor langsung di tempat - Pelaksanaan tiang bor beton cor langsung di tempat yang berair - Tiang uji
  • 26. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 2. Pembayaran Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, pengujian, baja tulangan atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung (casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan.
  • 27. PENJANGKARAN TANAH (GROUND ANCHOR) Metode penjangkaran tanah disebut juga dengan nama Alluvian Anchor, Ground Anchor atau Tieback Anchor. Dalam metode ini pemboran dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik terdiri dari lapisan berpasir, lapisan kerikil, lapisan berbutir halus ataupun batuan yang lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya tarik seperti campuran semen dengan kabel baja atau semen dengan batang baja dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik setelahnya untuk memperkuat konstruksinya.
  • 28. Tipe Jangkar Penjangkaran dengan tahanan geser Jenis ini memakai batang jangkar yang silindris yang digrout di dalam lubang bor dan gaya tarik ditimbulkan dari tahanan geser yang bekerja sekelilingnya. Penjangkaran degan plat pemikul Jenis ini menggunakan suatu plat massif yang dipasang di dalam tanah sehingga tekanan tanah pasipnya yang bekerja dapat menahan gaya tarik. Penjangkaran gabungan Di mana ada bagian-bagian yang diperbesar dan tekanan pasip bersama-sama tahanan geser batangnya yang menahan gaya tarik, sehingga dapat disebut sebagai gabungan dari kedua metode terdahulu. Untuk membuat penjangkaran dengan diameter besar pembuatan lubangnya perlu menggunakan mata bor khusus atau semburan air bertekanan tinggi
  • 29. Metode Penjangkaran Beberapa metode penjangkaran yang dipakai dapat dijelaskan berikut ini : 1. Metode Penjangkaran dengan grouting 2. Metode penjangkaran dengan lubang bertekanan 3. Metode penjangkaran dengan penekanan (jangkar baji) 4. Metode penjangkaran plat 5. Metode jangkar UAC
  • 30.
  • 31.
  • 32. Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan Grouting Penjangkaran dengan grouting terdiri dari 3 (tiga) bagian penting yaitu : a. Anchorage (kombinasi dari anchor head, bearing plate dan trumpet yang mempunyai kapasitas mentransfer gaya prategang dari baja prategang (bar atau strand) ke bumi atau konstruksi pendukung b. Free stressing (unbonded) length (agian baja prategang yang bebas untuk mengalami perpanjangan atau pemuluran secara elastis (elongate elastically) dan mentransfer gaya perlawanan dari “bond length” ke struktur. c. Bond length
  • 33. Kepala dan Pilar Jembatan Kepala jembatan, umumnya dari jenis dinding dan balok beton, diperlukan sebagai landasan jembatan dan menahan timbunan dibelakang kepala jembatan Kepala Jembatan dan Pilar menyalurkan gaya – gaya vertikal dan horisontal dari bangunan atas pada pondasi
  • 34. Pilar Jembatan Pilar jembatan pada umumnya terkena pengaruh aliran sungai sehingga harus diperhatikan segi kekuatannya dan segi keamanan
  • 35. 35 P E K E R J A A N B E T O N Kesiapan kerja Rancangan campuran beton Percobaan Campuran Pembetonan Pengendalian Mutu Perawatan Baja Tulangan Perancah Acuan
  • 36. Kesiapan Kerja Rancangan Campuran Beton Sebelum pengecoran beton dilaksanakan harus dilakukan pekerjaan persiapan sebagai berikut: • Semua ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari kotoran • Bidang –bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton baru, harus dikasarkan dan dibasahi sebelum beton baru dicorkan • Tulangan harus bersih dan bebas dari segala lapisan penutup yang dapat merusak beton atau mengurangi lekatan beton dengan tulangan • Tidak boleh ada air pada semua ruang yang akan dicor beton kecuali pada system pengecoran Tremie
  • 37. Percobaan campuran Pembetonan Setelah didapat rancangan campuran, kemudian diperlukan suatu batch kecil campuran percobaan, kira-kira 0,1 m3 beton untuk memastikan apakah asumsi yang dibuat pada desain campuran telah benar. Campuran percobaan ini harus diuji untuk kekuatan tekan, slump dan sifat- sifat lain yang disyaratkan oleh perencana untuk menentukan apakah sifat-sifat tersebut diperoleh dengan proporsi dari material yang diperkirakan . Minimum 20 benda uji harus dibuat dengan maksud memastikan kekuatan tekan campuran percobaan tersebut. Percobaan campuran harus memenuhi SNI 03-2834-2000. - Pelaksanaan pengecoran - Pemadatan - Sambungan pelaksanaan (construction joint)
  • 38. Pengendalian Mutu Pengujian untuk kelecakan Pengujian sump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan. Slump test Pengujian Kuat Tekan Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810- 1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang akan dirawat di laboratorium. Pengujian tambahan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir Pengujian Kuat tekan beton
  • 39. Perawatan Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen berhidrasi, dan oleh karena hal tersebut akan mengusahakan tercapainya kekuatan struktur yang diinginkan dan tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disayaratkan untuk ketahanannya 1. Lapisan pasir yang dibasahi dengan tebal tidak kurang dari 5 cm ditaruh diatas permukaan beton yang sedang kita rawat 2. Permukaan beton ditutup dengan karung yang dibasahi terus menerus 3. Dengan mempergunakan lapisan curing compound 4. Digenangi air diatas pelat beton, dengan terlebih dahulu membuat tonjolan tanah liat sekeliling daerah yang akan digenangi 5. Ditutup dengan membrane kedap air seperti politherene atau kertas berlapis ter 6. Perawatan dengan uap biasanya untuk beton pracetak
  • 40. BAJA TULANGAN Penulangan untuk jembatan biasanya harus dipasok sesui dengan persyaratan AASHTO M 311 M (ASTM A 615) selain itu juga disediakan persyaratan sebagai berikut : • AASHTO M225 (ASTM A496) Deformed Steel Wire for Concrete Reinforcement • AASHTO M32 (ASTM A 82) Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement • AASHTO M55 (ASTM A 185) Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement
  • 41. ACUAN Acuan harus mempunyai sasaran : kekuatan, kekakuan, penampilan dan penghematan biaya . Acuan harus dapat menahan beban sebagai berikut : • Beban mati : massa dari acuan, tulangan, bahan yang tertanam, beton baru • Beban superimpose : massa pekerja, peralatan, jembatan kerja, perhitungan untuk benturan dan massa dari beban sementara yang disebabkan oleh penumpukan bahan • Tekanan kesamping (lateral) dari beton : yang bertambah dengan bertambahnya tinggi beton yang dicor. Getaran beton juga menambah tekanan lateral • Beban (lateral) lain : beban angin, gaya dari tegangan kabel, dan penyangga yang miring, beban- beban ini harus diperhitungkan terutama untuk desain acuan • Beban khusus : disebabkan oleh kondisi khusus pelaksanaan.
  • 42. PERANCAH Persyaratan Perancah: • Mempunyai batang penguat (bracing) • Mempunyai pengaturan untuk penyesuaian vertical • Pondasi harus mampu memikul beban tanpa terjadi penurunan berlebihan dari perancah tersebut, atau penurunan relatif antara penyangga yang berdekatan • Semua komponen perancah harus lurus dan benar tanpa bengkokkan ataulengkungan dan semua komponen yang rusak harus disingkirkan dari lokasi.
  • 43. 43 P E K E R J A A N B A N G U N A N A T A S J E M B A T A N Jembatan Beton Bertulang Jembatan Gelagar Beton Pratekan Jembatan Gelagar Komposit Jembatan Rangka Baja Jembatan Khusus
  • 44. JEMBATAN BETON BERTULANG Pelat Lantai Pembentukan rongga Unit Pracetak Bagian – bagian pracetak yang tipikal dari bangunan atas jembatan adalah papan–papan lantai, pelat lantai, gelagar, pelat soffit lantai, unit kereb dan tiang (post). Unit pracetak dipasang dengan menggunakan satu crane atau dua crane Cor in-situ Jembatan beton bertulang ini dipasang dengan menggunakan perancah. mulai dibuat acuan atau bekisting untuk gelagar beton bertulang Acuan dibuat dengan dimensi sesuai dengan Gambar Rencana, acuan selesai, mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut, dengan memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan menahan baja tulangan dengan beton decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi dari beton yang akan di cor. Setelah semua baja tulangan selesai dipasang dan acuan dibersihkan dari kotoran yang ada, maka barulah dilakukan pengecoran beton dengan mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton.Perancah baru boleh dilepas setelah beton mempunyai kuat tekan minimal 85% dari beton karakteristik. Untuk bentang pendek dapat dicor bersama-sama dengan lantai.
  • 45. Pembentukan Rongga Rongga diadakan pada bangunan atas jembatan beton untuk penempatan kabel posttensioning, untuk fasilitas umum, untuk meringankan bangunan, untuk displace beton dekat sumbu netral di mana terdapat sedikit beban, atau memudahkan pencapaian untuk pemeliharaan.
  • 46. JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN Perlengkapan Pra-tegang Perlengkapan penarikan kabel harus disediakan paling sedikit 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan diameter tidak kurang dari 150 mm, satu untuk membaca lendutan akibat penegangan dan yang satunya untuk membaca pembebanan selama operasi penegangan akhir. Perakitan kabel pra-tegang Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-tegang harus diperiksa terhadap korosi. Karat lepas harus dibuang dengan tangan, yaitu dengan lap kain guni atau wol baja halus dan setiap jenis minyak harus dibersihkan dengan menggunakan deterjen. Jangkar harus dirakit dengan kabel dengan cara sedemikian sehingga dapat mencegah setiap pergeseran posisi, baik selama pemasangan maupun penge-coran
  • 47. JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN Selimut Beton Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh kurang dari 2 kali diameter kabel atau 3 cm, diambil yang lebih besar. Selimut beton tersebut harus ditambah 1,5 cm untuk beton yang kontak langsung dengan permukaan tanah atau 3,0 cm untuk elemen beton yang dipasang dalam air asin. Pengecoran Beton Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan, beton harus digetar dengan hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel, kawat, selongsong, atau baja tulangan. Untuk bagian yang lebih dalam dan tipis, penggetar luar yang ditempelkan pada acuan dapat dilaksanakan untuk menam-bah getaran di bagian dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera sesudah pengecoran beton, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan bahwa semua selongsong tidak rusak hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
  • 48. METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION) Prosedur Pra-tegang • Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman di Bidangnya • Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata. • Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka gaya 100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada kabel. • Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan • Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan • Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-sama, maka tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi dan kelompok kabel tersebut ditarik kembali. • Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan prategang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah tercapai, dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya dimulai • Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi sepanjang kabel untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi
  • 49. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) Penempatan jangkar Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang, dan dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton Penempatan Kabel Segera sebelum penarikan kabel, Kontraktor harus menunjukkan bahwa semua kabel bebas bergerak antara titik-titik penjangkaran dan elemen-elemen tersebut bebas untuk menampung pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya pra- tegang yang diberikan. Kekuatan Beton yang diperlukan Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan beton yang diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari 14 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau kurang dari 2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan.
  • 50. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) Besarnya Gaya Pra-tegang yang diperlukan. Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur tekanan dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kontraktor harus menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi kehilangan gaya akibat gesekan dan penjangkaran. Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel pra-tegang tidak boleh melampaui 70 % dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan, maka nilai tersebut tidak boleh melampaui 80 %. Kabel harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Penegangan harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
  • 51. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) Prosedur penarikan kabel Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara bertekanan ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih. Bagian kabel yang menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki, karat/korosi, sisasisa adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu lainnya yang dapat mempengaruhi perlekatannya dengan pekerjaan pen-jangkaran. Kabel dicoba untuk ditarik keluar dan masuk ke dalam selongsong agar dapat kelengketan akibat kebocoran selongsong dapat segera diketahui dan diambil langkah-langkah seperlunya. Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan yang akan digunakan untuk setiap prosedur.Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi tanda untuk memulai peng-ukuran pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan menghendaki untuk menentu-kan kesalahan pembacaan pemuluran (zero error in measuring elongation) selama proses penegangan, data bacaan dynamometer dan pengukuran pemu-luran harus dicatat dan dibuat grafiknya untuk setiap tahap penegangan
  • 52. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) Peyuntikan dan penyelesaian akhir setelah pemberian gaya pra-tegang Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan udara bertekanan Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam waktu 1 hari setelah penyuntikan.Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan dan lubang pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana diperlukan. Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat selimut beton setebal 3 cm pada ujung balok (end block).
  • 53. PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT BETON PRACETAK • Pemberian tanda unit-unit beton pracetak Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil, maka unit-unit harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari. • Penanganan dan pengangkutan Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau melalui lubang- lubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. Titik angkat, bentuk dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyangga dan penggantung yang cocok harus digunakan setiap saat dan tidak boleh ada unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai sepenuhnya lepas dari permukaan tanah. • Penyimpanan Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan • Baja pra-tegang Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain dari korosi setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan.
  • 54. PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan segmen-segmen pracetak di lapangan - Perakitan segmen pracetak Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang. Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar seminimum mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam ketentuan. - Penyambungan segmen pracetak Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension) harus sesuai dengan ketentuan. - Pengecoran Ceruk Jangkar Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi. - Kerusakan unit-unit Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan, ternyata rusak seperti retak, mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang demikian harus disisihkan sampai diperiksa oleh Direksi Pekerjaan, yang akan menentukan apakah unit tersebut ditolak dan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan atau diperbaiki oleh Kontraktor
  • 55. PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN • Penerimaan unit-unit Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus memeriksa mutu dan kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan. • Tumpuan untuk unit-unit • Pengaturan posisi unit-unit Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan sebagainya harus diluruskan dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang baja harus dipasang pada lubang untuk tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung, agar dapat menjamin penempatan lubang dengan tepat.
  • 56. JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT Pemasangan jembatan komposit merupakan hal penting dan memerlukan tahapan- tahapan yang harus dilakukan yaitu: 1. Pemasangan jembatan komposit terdiri atas dua tahap, yaitu: tahapan pemasangan gelagar baja dan pengecoran lantai yang merupakan bagian struktur dari jenis komposit. 2. Pemasangan gelagar dapat dilaksanakan dengan cara perancah atau dengan cara peluncuran 3. Pemasangan Gelagar harus mengacu pada desain yang dilaksanakan, karena apabila digunakan dengan cara peluncuran ( launching ), maka bisa terdapat anggapan dalam perhitungan bahwa gelagar menahan semua beban mati beton yang berada di atas gelagar sebelum beton mengeras.Sedangkan pada pemasangan dengan cara perancah, perancah harus dihitung dapat menahan beban gelagar baja dan beton sebagai beban mati sebelum mengeras. 4. Buat camber sesuai yang disyaratkan , karena dengan tidak adanya camber akan mengurangi kapasitas keamanan gelagar komposit
  • 57. JEMBATAN GELAGAR KOMPOSIT 5. Gelagar komposit baru berfungsi sebagai komposit apabila beton yang berada di atas gelagar tersebut mengeras dan bekerja sama dengan gelagar menjadi satu kesatuan dalam suatu struktur. 6. Komposit terbentuk melalui Shear Connector yang dipasang pada gelagar melintang
  • 58. JEMBATAN RANGKA BAJA Pekerjaan ini jembatan rangka baja ini terdiri dari pemasangan struktur jembatan rangka baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka (truss) baja, gelagar komposit, Bailey atau sistem rancangan lainnya termasuk penanganan, pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan pokok lepas, pemasangan perletakan, praperakitan, peluncuran dan penempatan posisi akhir struktur jembatan, pencocokan komponen lantai jembatan (deck) dan operasi lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan rangka baja sesuai dengan ketentuan
  • 59. JEMBATAN KHUSUS Jenis-jenis jembatan khusus: 1. Jembatan Cable stayed (kabel cancang) 2. Jembatan suspension (gantung) Jembatan Cable stayed Jembatan Suspension (gantung)
  • 60. Jembatan Cable Stayed (Kabel Cancang) Suspension bridge atau jembatan suspensi terbagi dalam dua macam disain yang berbeda yaitu “ suspension bridge (jembatan gantung)” yang berbentuk “M” dan “cable stayed bridge” (jembatan kabel cancang) yang berbentuk “A”. Jembatan cable stayed tidak memerlukan dua tower dan empat angker seperti jembatan gantung, namun kabel tersebut ditarik dari struktur jalur jalan ke tower tunggal (pylon) untuk diikat dan ditegangkan
  • 61. Jembatan Cable Stayed (Kabel Cancang)
  • 62. Metode Pemasangan Stay Cables 1. Selubung dipasang setelah kawat prategang ditempatkan dan distress Pertama kali, PE strands ditempatkan dan distress. Kemudian damping device dan strands hoop dipasang pada tempatnya. Terakhir, segmen selubung HDPE dipasang satu demi satu dengan sambungan HDPE kemudian di sekat pada ceruk pipanya
  • 63. Metode Pemasangan Stay Cables 2. Kawat prategang ditempatkan setelah selubung uar HDPE terpasang Pertama, selubung HDPE dibentuk dahulu dengan panjang sesuai kebutuhan. Kemudian selubung pengarah yang dikaitkan dengan sebuah kawat prategang (strand) ditarik masuk keposisinya dengan menggunakan mesin penarik mini untuk kemudian dipasang pada tempatnya. Selanjutnya kawat-kawat prategang yang diperlukan, ditempatkan dalam stay pipa HDPE, selanjutnya distress satu per-satu sampai selesai.
  • 64. Penempatan Kabel Kawat-kawat prategang dari stay cable system di pasang satu persatu. Kabel dan angker harus di rangkai pada konstruksi dilapangan secara benar.Kabel tunggal prategang harus dicoating dengan epoxy, kemudian diberi gemuk dan di Hot Extruded dengan HDPE coating di pabrik. Oleh sebab itu tidak diperlukan lagi perlindungan korosi tambahan. Gulungan kawat prategang dibawa kelapangan kemudian dipotong sesuai kebutuhan untuk di rangkai/dipasang. Kawat prategang yang telah siap tersebut diangkat dengan hati-hati dan cepat untuk kemudian distress.
  • 65.
  • 66.
  • 67. Pemasangan PC Girder (1/2) Tahapan Pemasangan PC Girder dapat digambarkan sebagai berikut: • Tempatkan crane mengapung dekat Tower, pasang bagian-bagian Tower; • Pasang sejumlah segmen Girder baja pada Tower secara balance cantilever; • Tempatkan crane didekat Tower;
  • 68. Pemasangan PC Girder (2/2) • Diarah darat, girder dipasang bertahap menuju arah tower; • Girder lanjutan dipasang dari arah tower ke arah darat; • Demikian juga pasang girder dari Tower ke arah Tower yang lain • Girder dari tower ke tower akan bertemu ditengah- tengah dan diakhiri dengan dirger penutup
  • 69. Jembatan Suspension (gantung) Jembatan gantung merupakan suatu kabel yang melintas diatas sungai atau laut dengan lantai jembatan (struktur jalur jalan) digantung pada kabel tersebut. Umumnya embatan kabel yang modern mempunyai dua tower yang tinggi sebagai tempat kabel dikaitkan/ditumpangkan, artinya tower tersebut merupakan penyangga dari berat struktur jalur jalan tersebut.
  • 70. Pemasangan Jembatan Gantung Pemasangan jembatan gantung berikut ini diambil dari pemasangan ”The Akashi – Kaikyo Suspension Bridge – Japan”.
  • 71. Pemasangan Kabel (1/2) Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : • Bentangkan tali pengarah (Pilot Roper) diantara Tower sampai ke angker, • Pasang juga tali pengangkut/penarik dan alat pengangkut (carrier)
  • 72. Pemasangan Kabel (2/2) Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : • Pasang tali jalan kerja dan system lantainya (Catwalk) ; • Pasang kabel kawat prategang • Pasang pita kabel dan tali Penggantung • Selanjutnya siap untuk pemasangan girder truss/stiffening frame
  • 73. Pemasangan Girder Methode Elemen • Tempatkan sepasang crane diatas pontoon (crane mengapung) untuk mengangkat • girder truss dari bawah ke posisinya disisi darat dan tower ; • Pada sisi darat, sebagai tahap awal pasang 8 (delapan) panel girder (large block) yang digantung pada tali penggantung (hanger rope) yang sudah disiapkan • Pada saat yang bersamaan pada posisi Tower pasang 6 (enam) panel kearah darat dan ke arah tengah • Selanjutnya pada ujung masing-masing panel yang sudah terpasang tersebut ditempatkan crane yang dapat bergerak (traveling crane) untuk melakukan pemasangan secara bertahap segmen per segmen untuk kemudian bertemu dengan semen yang bergerak dari arah lainnya. • Untuk bentang dari angker ke tower maka segmen akan bertemu didekat tower dan pada bentang tower ke tower akan bertemu ditengah-tengah bentang.
  • 74. Pemasangan Girder Methode Blok • Setelah Tower, kabel strand dan tali penggantung terpasang maka disiapkan untk memasang girder truss; • Pasang gantry pada tali pengarah dan siapkan ponton/kapal pengangkut girder dan siapkan tower crane di posisi tower serta crane mengapung di arah darat; • Girder mulai dipasang blok per blok menggunakan gantri dan ponton mulai dari tengah-tengah bentang tower ke tower menuju ke tower masing-masing, serta girder dipasang dari arah darat/angker dengan menggunakan crane terapung; • Dilanjut dengan menggunakan gantri baik dari tower ke angker dan tower ke tengah yang pada akhirnya bertemu disatu titik tertentu dan diselesaikan/disambung dengan blok/segmen penutup (lihat gambar).
  • 75. CONTACT US! Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Kontruksi Kementerian PUPR balaiptk@gmail.com sibimakonstruksi@gmail.com BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT