Rangkuman dokumen rencana perkerasan jalan:
Dokumen ini membahas rencana perkerasan untuk jalan yang menghubungkan Desa Papahan dengan Kelurahan Delingan dengan panjang 7 meter dan lalu lintas rata-rata 1600 kendaraan per hari. Rencananya adalah menggunakan perkerasan lentur dengan lapisan aspal dan berbutir setebal 40 cm atau perkerasan kaku berupa pelat beton setebal 15 cm. Dokumen ini juga menganalisis klasifikasi kendar
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Perkerasan lentur dan kaku
1. Rencana Perkerasan
Jalan
Didik Haryono I8214012
Eni Wijayanti I8214014
Esti Prasetyo N. I8214015
Gabriella P. S. R. I8214020
Rizzal Abdul G. I82140
PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
2. Kriteria Jalan
Lokasi : Kecamatan Karanganyar,
Karanganyar. Yang
menghubungkan antara
Desa Papahan dengan
Kelurahan Delingan
Kelas Jalan : Kolektor III A
Lebar Jalur : 2 x 3,5 m (7 m)
Faktor DL : 100 % (satu lajur dua arah)
Kecp Rencana : 60 km/jam
VLHR : 1600
Jalan 2 jalur 2 Lajur dengan faktor distribusi
100%
KRITERIA JALAN
4. Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan yeng melewati jalan tersebut :
1. Bus kecil = 842 Kendaraan
2. Truk 2 sumbu ringan = 273 Kendaraan
3. Truk 2 sumbu kargo sedang = 214 Kendaraan
4. Truk 2 sumbu berat A (muatan normal) = 89 Kendaraan
5. Truk 2 sumbu berat B (muatan: tanah, pasir, besi, semen) = 34
Kendaraan
Klasifikasi Kndaraan
5. Penentuan Nilai CBR
Nilai CBR adalah 3,7 %
3.00
4.20
5.80
6.70
5.70
3.00
4.20
5.70
5.80
6.70
Grafik CBR
6. 1. Umur Rencana Perkerasan
Jenis
Perkerasan
Elemen Perkerasan
Umur Rencana
(tahun)
Perkerasan lentur
lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB 20
pondasi jalan
40
semua lapisan perkerasan untuk area yang
tidak diijinkan sering ditinggikan akibat
pelapisan ulang, misal : jalan perkotaan,
underpass, jembatan, terowongan.
Cement Treated Based
Perkerasan
Kaku
lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah,
lapis beton semen, dan pondasi jalan.
Jalan tanpa penutup Semua elemen Minimum 10
Umur rencana perkerasan jalan adalah 20 tahun
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)
7.
8. Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum untuk Desain
2011 – 2020 > 2021 – 2030
arteri dan perkotaan (%) 5 4
Kolektor rural (%) 3,5 2,5
Jalan desa (%) 1 1
2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur desain yang
telah dipilih
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)
9. 2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur desain yang
telah dipilih
i = 3,5 %
Ur = 20 tahun
R = (1+0.01i)ur-1
0.01i
R = 28.2797
Jenis Kendaraan LHRT VDF4 CESA4
1 842 0.3 252.6
2 273 0.8 218.4
3 214 0.7 149.8
4 89 0.9 80.1
5 34 7.3 248.2
Total 949.1
10. Nilai TM kelelahan lapisan aspal untuk kondisi pembebanan
yang berlebih di Indonesia berkisar 1,8 – 2. Nilai yang akurat
berbeda-beda tergantung dari beban berlebih pada kendaraan
niaga di dalam kelompok truk.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 20)
3. Menentukan nilai Traffic Multiplier (TM)
11. 4. Menentukan nilai ESA20
VDF 5
TM (trafic multiplier) = 1,9
CESA4 = 949,1
didapat VDF5 = CESA4 x TM
= 1803,29
ESA20
R = 28,2797
Didapat ESA20 = VDF5 x 365 x R
= 18.613.723
13. CBR tanah dasar : 3,7 dibulatkan jadi 4
Kelas kekuatan tanah dasar : SG4
Prosedur desain pondasi : A
Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah dasar meliputi bahan stabilitas kapur
atau timbunan pilihan (pemadatan berlapis <= 200 mm tebal lepas)
Tebal minimum peningkatan tanah dasar 100 mm.
14. Desain Perkerasan dilihat dari Bagan Desain 3 :
Desain Perkerasan Lentur opsi biaya minimum
termasuk CTB)1 yaitu :
Ketebalan Perkerasan adalah :
AC WC 40 mm
AC BC 135 mm
CTB 150 mm
LPA Kelas A 150 mm
15.
16. AC WC 40 mm
AC BC 135 mm
LPA Kelas A atau
CTB 150 mm
Lapis
Penopang/Perbaika
n Tanah Dasar
PerkerasanPondasi
21. Bus kecil dimana beban sumbu adalah 6 ton, kemudian di distribusi ke roda depan 2
ton dan roda belakang 4 ton (sumber: Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan
Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk truk 2 sumbu ringan dimana beban sumbu adalah 8 ton, kemudian di
distribusi ke roda depan 3 ton dan roda belakang 5 ton (sumber: Pd-T-01-2003
Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk truk 2 sumbu sedang kargo dimana beban sumbu adalah 10 ton, kemudian di
distribusi ke roda depan 4 ton dan roda belakang 6 ton (sumber: Pd-T-01-2003
Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk truk 2 sumbu berat A dimana beban sumbu adalah 12 ton, kemudian di
distribusi ke roda depan 5 ton dan roda belakang 7 ton (sumber: Pd-T-01-2003
Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk truk 2 sumbu berat B dimana beban sumbu adalah 14 ton, kemudian di
distribusi ke roda depan 6 ton dan roda belakang 8 ton (sumber: Pd-T-01-2003
Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
22. JSKN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 2904 x 69,303
= 7,346 x 107
JSKN Rencana = 0,5 x JSKN
= 3,673 x 107
Keterangan
R : Faktor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR) dan laju
pertumbuhan per tahun (i) → (tabel 3 faktor pertumbuhan lalu-lintas Pd-T-14-
2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan faktor koefisien
distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14-2003 tentang pedoman
perencanaan perkerasan jalan beton semen)
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
23. Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana
Jenis Sumbu
Beban Sumbu
(ton)
Jumlah Sumbu Proporsi Beban
Proporsi
Sumbu
Lalu-lintas
Rencana
Repitisi yang
terjadi
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
[7] = [4] x [5] x
[6]
STRT
6 34 0,013 0,883 3,673 x 107 421623.67
5 362 0,141 0,883 3,673 x 107 4572995.19
4 1056 0,411 0,883 3,673 x 107 13329794.49
3 273 0,106 0,883 3,673 x 107 3437854.54
2 842 0,328 0,883 3,673 x 107 10637889.52
Total 2567 1,00
STRG
8 34 0,101 0,116 3,673 x 107 430328.68
7 89 0,264 0,116 3,673 x 107 1124819.52
6 214 0,635 0,116 3,673 x 107 2705531.8
Total 337 1,00
STdRG - - - - -
Total - -
Komulatif 36660837.41
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
24. Jumlah sumbu : akumulasi dari jumlah sumbu masing-masing
konfigurasi beban sumbu kendaraan yang beratnya sama
Proporsi beban : Jumlah sumbu masing-masing beban/ total
jumlah sumbu (STRT/ STRG/ STdRG)
Proporsi sumbu : Jumlah total sumbu
(STRT/ STRG/ STdRG) dibagi total jumlah sumbu (STRT+
STRG + STdRG)
Lalu lintas rencana : JKSN Rencana
Repitisi yang terjadi : Proporsi beban x Proporsi sumbu x Lalu
lintas rencana
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
25. Sumber data beban : 3,7 %
Jenis perkerasan : 4 Mpa (f’c = 85 kg/cm2, Silinder)
Jenis bahu : Beton
Umur rencana : 40 Tahun
JSK : 3,673 x 10 7
Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-2003 Tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan
beton semen)
F’cf umur 28 hari : 4,0 MPa
Jenis dan tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm
CBR tanah dasar :3,64%
CBR efektif : 24 %
Tebal taksiran pelat beton : 15 cm
(diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di
dalam grafik)
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
26. Berdasarkan Analisa data diatas, persen rusak fatik
lebih kecil (mendekati) 100% maka tebal pelat
diambil 15 cm.
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
29. Asumsi jalan untuk beban lalu lintas berat,
perencanaan menggunakan acuan Bagan Desain 4
(Manual Desain Perkerasan Jalan Raya, hal. 61)
Jenis Sambungan = Dowel
Bahu Jalan = Bahu Beton
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
Jenis Sambungan dan Bahu Jalan
30. Karakteristik Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku
Penyaluran Gaya
Perawatan Mudah, rutin (berkala) Tidak perlu perawatan
khusus
Keawetan - +
Waktu Konstruksi Cepat Lama
Biaya Mahal Murah
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
Perbandingan perkerasan Lentur dan Kaku
31. Jenis Perkerasan Analisis Komponen Cara Manual
Perkerasan Lentur D1= 7,5 cm (Laston)
D2= 20 cm (Batu pecah)
D3= 23 cm (Sirtu)
AC WC = 40mm
AC BC = 135 mm
CTB = 150 mm
LPA Kelas A = 150 mm
Perkerasan Kaku Tebal Beton= 15 cm Tebal Pelat Beton : 305mm
Lapis Pondasi LMC : 150 mm
Lapis Pondasi Agregat kelas A
: 150 mm
Desain Perkerasan Kaku (Analisis)
Rekapitulasi Hasil Perhitungan
32. Dengan melihat jenis tanah yang merupakan
lempung kelanauan yaitu tanah yang mempunyai
kemungkinan kembang susut yang besar apabila
menggunakan perkerasan lentur akan membutuhkan
perbaikan tanah dasar yang cukup kompleks. Artinya
biaya akan lebih mahal. Perkerasan kaku dirasa akan
lebih efektif untuk digunakan sebagai perkerasan pada
jenis tanah semacam itu. Dan dengan pertimbangan
tersebut maka kami merekomendasikan untuk
menggunakan perkerasan kaku saja.
Kesimpulan