Dokumen tersebut melakukan analisis perencanaan perkerasan jalan kaku untuk jalan arteri di Kabupaten Manyaran yang menghubungkan Kecamatan Pugutan dan Desa Pulutan Wetan. Langkah-langkahnya meliputi menentukan CBR tanah dasar, jenis kendaraan yang melalui jalan, perhitungan beban lalu lintas, dan perencanaan struktur perkerasan beton berupa BBTT dengan ruji dan bahu beton untuk umur rencana 40 tahun.
6. Langkah 1:Tentukan Tipe Jalan
Direncanakan
• Lokasi Jalan : Kabupaten Manyaran
• Kelas Jalan : Arteri
• Jalan : 2 Jalur dan 2 Arah
• Umur Rencana : 20 tahun
• Traffic Multiplier : 1,8-2,0 (dipilih 1,8)
7. Langkah 2 : Menentukan LHR Awal
Umur Rencana
Tentukan LHR
dengan rumus :
Keterangan :
i = Pertumbuhan
lalu lintas
n = Umur Rencana
8. Langkah 3 : Menentukan LHR Umur
Rencana 20 tahun
Tentukan LHR
dengan rumus :
Keterangan :
i = Pertumbuhan
lalu lintas
n = Umur Rencana
21. Langkah 9 : Tentukan tebal perkerasan
• Lapis Permukaan a1 : 0,23
• Batu Pecah CBR a2 : 0,12
• Tanah kepasiran a3 : 0,1
Dengan Rumus :
22. Langkah 9 : Tentukan tebal perkerasan
• Lapis Permukaan a1 : 10 cm : 100 mm
• Batu Pecah CBR a2 : 33 cm : 330 mm
• Tanah kepasiran a3 : 27,5 cm : 275 mm
29. Nilai Traffic Multiplier
Nilai TM kelelahan lapisan aspal untuk kondisi
pembebanan yang berlebih di Indonesia berkisar 1,8
– 2(diambil 1,8). Nilai yang akurat berbeda-beda
tergantung dari beban berlebih pada kendaraan niaga
di dalam kelompok truk.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 20)
30. Jumlah lajur setiap arah yang direncanakan adalah 1, sehingga faktor distribusi lajurnya 100%.
31. Jenis Kendaraan
Jumlah
per hari
VDF4 ESA4 CESA4 ESA5
(Tabel 4.5)
VDF 4 *
Jumlah per
Hari
ESA 4 * R * 365 * DL CESA 4 * TM
bus kecil 200 0.3 60 724144.3949 1303459.911
bus besar 115 1 115 1387943.423 2498298.162
truk 2 sumbu kargo
ringan 87 0.3 26.1 315002.8118 567005.0612
truk 2 sumbu ringan 56 0.8 44.8 540694.4815 973250.0667
truk 2 sumbu kargo
sedang 52 0.7 36.4 439314.2662 790765.6792
truk 2 sumbu sedang 17 1.6 27.2 328278.7923 590901.8262
truk 2 sumbu berat 23 0.9 20.7 249829.8162 449693.6692
ESA 20 tahun 7173374.375
Tabel Perhitungan CESA4, CESA5, dan ESA 20 tahun
32. Pemilihan Jenis Perkerasan
ESA 20 tahun adalah 7,173,374.375, sehingga dapat ditentukan perkerasan yaitu AC
dengan CTB (pangkat 5).
33. CBR tanah dasar: 6%
Kelas kekuatan tanah dasar: SG6
Prosedur desain pondasi: A
Tidak ada perbaikan dan peningkatan tanah
39. Data dan Parameter Perencanaan :
– CBR : 4,5 %
– Fcf : 4 Mpa (f’c = 285 kg/cm2 , silinder)
– Bahan Pondasi Bawah: stabilitas
– Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy
: 2400 kg/cm2) untuk BBDT
– µ : 1,5
– Bahu jalan : ya
– Ruji (dowel) : ya
– Data lalu-lintas harian rata- rata :
- Mobil Penumpang : 200 buah/hari
- Bus : 115 buah/hari
- Truk 2as kecil : 87 buah/hari
- Truk 2as besar : 148 buah/hari
- I : 6 % per tahun
- UR : 40 th
40. • Direncanakan perkerasan beton semen untuk 1
arah 1 lajur untuk Jalan Arteri
• Perencanaan meliputi :
– Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan
(BBTT)
– Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
(BBDT)
– Perkerasan beton menerus dengan tulangan (
BMDT)
41. Analisis Lalu Lintas
RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RGB = roda gandeng belakang
BS = beban sumbu, JS = jumlah sumbu,
STRT = Sumbu Tunggal Roda Tunggal, STRG = Sumbu Tungga Roda Ganda, STdRG = Sumbu Tandem
Roda Ganda
Jenis
Kendaraan
Konfigurasi beban sumbu (ton)
Jml. Kend
(bh)
Jml.
Sumbu Per
Kend (bh)
Jml.
Sumbu
(bh)
STRT STRG STdRG
RD RB RGD RGB BS (ton)
JS
(ton)
BS
(ton)
JS
(ton)
BS
(ton)
JS
(ton)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
MP 1 1 - - 200 - - - - - - - -
Bus 3 5 - - 115 2 230 3 115 5 115 - -
Truk 2as
Kecil
2 4 - - 87 2 174
2 87 - - - -
4 87 - - - -
Truk 2as
Besar
5 8 - - 148 2 296 5 148 8 148 - -
Total 700 437 263 -
42. Keterangan Analisis Lalu-lintas
Konfigurasi Beban Sumbu
1. MP (Mobil Penumpang): beban sumbu adalah 2 ton, Distribusi ke roda depan 1 ton dan roda
belakang 1 ton.
2. Bus 2as dan Truk 3as: Menyesuaikan beban sumbu masing-masing kendaraan.
3. Truk Gandeng: beban sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6 ton, roda belakang 14
ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton.
(Sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada
Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2 sumbu,
kecuali truk gandeng 4 sumbu. (Sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan
Beton Semen)
Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah sumbu per
kendaraan
Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali truk 2 as (roda
depan & roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng depan, dan roda gandeng
belakang)
Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis
kendaraan bus dan truk 2 as besar
Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis truk
gandeng
Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada berdasarkan data
43. Perhitungan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JKSN)
• JKSN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 437 x 154,8
= 2,47 x 107
• JKSN Rencana = 0,5 x 2,47 x 107
= 1,235 x 107
Keterangan :
R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR) dan laju
pertumbuhan per tahun (i)
Angka 1 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor koefisien distribusi dari
perencanaan jalan 2 lajur 2 arah
(Sumber: Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton
semen)
44. Repitisi Sumbu Yang Terjadi
Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana
Jenis Sumbu
Beban
Sumbu (ton)
Jumlah
Sumbu
Proporsi
Beban
Proporsi
Sumbu
Lalu-lintas
Rencana
Repitisi
yang terjadi
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
[7] = [4] x [5]
x [6]
STRT 5 148 0,34 0,62 1,235 x 107 2,6 x 106
4 87 0,2 0,62 1,235 x 107 1,5 x 106
3 115 0,26 0,62 1,235 x 107 2 x 106
2 87 0,2 0,62 1,235 x 107 1,5 x 106
Total 437 1,00
STRG 8 148 0,56 0,38 1,235 x 107 2,6 x 106
5 115 0,44 0,38 1,235 x 107 2,06 x 106
Total 263 1,00
STdRG - - - - 1,235 x 107 -
Total - -
Kumulatif 12,26 x 106
45. Dengan:
Jumlahsumbu : akumulasidarijumlahsumbumasing-
masingkonfigurasibebansumbukendaraan yang beratnyasama
ProporsiBeban :
Jumlah sumbu masing−masing beban
Total jumlah sumbu (STRT/STRG/STdRG)
ProporsiSumbu :
Jumlah total sumbu (STRT/STRG/STdRG)
Total jumlah sumbu (STRT+STRG+STdRG)
Lalulintasrencana : JKSN Rencana
Repitisi yang terjadi :Proporsibeban× Proporsi sumbu ×Lalu-lintasrencana
46. • Sumber data beban : Hasil survey
• Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji
• Jenis bahu : beton
• Umur rencana : 40 tahun
• JSK : 1,235 x 107
• Faktor keamanan beban : 1,1 (Tabel 4)
• f’cf umur 28 hari : 4 Mpa
• Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm
• CBR tanah dasar : 6 %
• CBR efektif : 42%
• Tebal taksiran pelat beton : 16,8 cm
diambil nilai 168 mm (Gambar 24)
49. Prosedur Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan Manual
Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013
Menentukan umur rencana perkerasan jalan
Menentukan nilai-nilai CESA4 untuk umur
desain
Menentukan struktur pondasi jalan
Menentukan lapisan drainase dan lapisan
subbase
Menentukan jenis sambungan
52. Dari tabel diatas dapat ditentukan VDF kendaraan yang lewat
sebagai berikut :
Menentukan nilai-nilai CESA4 (VDF) untuk
umur desain yang dipilih
Jenis Kendaraan VDF
Bus kecil 5 ton 0,3
Bus besar 8 ton 1,0
Truk 2 sumbu cargoringan 10 ton 0,3
Truk 2 sumbu ringan 10 0,8
Truk 2 sumbu cargo sedang 0,7
Truk sumbu seanf 10 ton 1,6
Truk 2 sumbu berat 13 ton 0,9
53. Menentukan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHRT)
Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan / hari
Bus kecil 5 ton 200
Bus besar 8 ton 115
Truk 2 sumbu cargoringan 10 ton 87
Truk 2 sumbu ringan 10 56
Truk 2 sumbu cargo sedang 52
Truk sumbu seanf 10 ton 17
Truk 2 sumbu berat 13 ton 23
Berikut data jumlah kendaraan yang melintasi jalan
perhari :
54. Faktor Distribusi Lajur
• Jalan arteri yang direncanakan memiliki jumlah lajur untuk setiap
arahnya 2. Berdasarkan Tabel Faktor Distribusi Lajur, distribusi
lajur kendaraan niaga pada lajur desain adalah 80% terhadap
populasi kendaraan niaga.
55. Menghitung ESA4
ESA4 = LHRT x VDF4 x DL
NO Jenis Kendaraan LHRT DL VDF4 ESA
1 Bus kecil 5 ton 200 80% 0,3 48
2 Bus besar 8 ton 115 80% 1,0 92
3 Truk 2 sumbu cargoringan 10
ton
87 80% 0,3 20,88
4 Truk 2 sumbu ringan 10 56 80% 0,8 35,84
5 Truk 2 sumbu cargo sedang 52 80% 0,7 29,12
6 Truk sumbu seanf 10 ton 17 80% 1,6 21,76
7 Truk 2 sumbu berat 13 ton 23 80% 0,9 16,56
Total 264,16
56. Menghitung CESA
Untuk perkerasan lentur ini
direncanakan untuk jenis jalan arteri dan
perkotaan dengan umur rencana 40
tahun, maka :
Maka
Jadi
CESA = 264,16 x 365 x 40,3234%
CESA = 3887921,3340
CESA = ESA x 365 x R
59. Menentukan Struktur Pondasi Jalan
Outline prosedur desain pondasi jalan :
1. Perkiraan nilai CBR tanah dasar
Kondisi lapangan yang terjadi yaitu tanah normal ,
pada umum nya tanah normal memiliki nilai CBR ≥ 6% ,
maka dari itu di tentukan nilai CBR = 6%
2. Solusi desain
Dikarenakan yang digunakan adalah jenis tanah normal
sehingga tidak membutuhkan treatment peningkatan
jenis tanah dasar
66. Kesimpulan
Perkerasan Lentur dengan Analisis
Komponen
Lapis Permukaan a1 : 100 mm
Batu Pecah CBR a2 : 330 mm
Tanah kepasiran a3 : 275 mm
Perkerasan Lentur dengan Manual
AC WC 40 mm
AC BC5 135 mm
CTB4 150 mm
LPA Kelas A2 150 mm
67. Kesimpulan
Perkerasan Kaku dengan Manual
Tebal Pelat Beton : 237,5 mm
Lapis Pondasi LMC : 125 mm
Lapis Pondasi Agregat kelas A : 125 mm
Perkerasan Kaku dengan Analisis
Komponen
Tebal Pelat Beton : 168 mm
Tebal Lapis Pondasi : 150 mm
68. Kesimpulan
Dari hasil Analisis dan Manual penghitungan
perkerasan pada jalan di Kabupaten Manyaran
yang ditinjau, maka perkerasan yang
digunakan adalah perkerasan Kaku,
dikarenakan pembuatan jalan lebih hemat dan
ketebalan yang lebih kecil.