SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
LAPORAN HASIL OBSERVASI
LADANG DI DESA PRING GADING KABUPATEN BANTUL
Mata Kuliah : Agroekologi
Dosen Pengampu : Ir. Agus Nugroho Setiawan, MP
Disusun Oleh :
1. Adi Bowo Laksono (20150210072)
2. Rido Illahi (20150210073)
3. Dea Irfanda K. (20150210096)
4. Dwi Mulyani (20150210105)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
I. PENDAHULUAN
Sistem pertanian di Indonesia menggunakan lahan tanam berupa
lahan tanam basah dan kering. Lahan tanam basah umumnya digunakan di
wilayah selatan garis khatulistiwa di Indonesia. Sedangkan lahan tanam
kering umumnya digunakan di wilayah utara garis khatulistiwa di
Indonesia. Salah satu lahan tanam kering yaitu ladang.
Perladangan, walaupun namanya beranekaragam, akan tetapi secara
umum sistem pertanian ini dapat didefinisikan antara lain sebagai suatu
sistem pertanian yang sifatmya membuka lahan pertanian dengan
melakukan pembakaran dan ditanami tanaman secara tidak
berkesinambungan (Conclin, 1957).
Pada suatu lahan ladang, lahan
umumnya ditanami padi dan jenis-jenis
tanaman lainnya selama satu atau dua
tahun, namun setelah padi dan tanman
lainnya dipanen, lahan ditinggalkan.
Kemudian lahan tersebut mengalami
suksesi secara alami membentuk hutan
sekunder atau padang rumput tua.
Selama lahan itu diistirahatkan atau
diberakan (fallow), para peladang pindah
ke tempat lain membuka lahan baru.
Mereka akan kembali lagi ke tempat semula, bila lahan yang ditinggalkan
itu telah cukup lama mengalami masa bera. Waktu bera ini bervariasi mulai
lima tahun sampai puluhan tahun (Iskandar, 1992).
Ciri ladang yang lain yaitu dalam perawatannya tidak terdapat usaha
pelestarian kesuburan lahan, tanah dibiarkan subur dengan sendirnya, tanpa
ditambah pupuk lagi. Ladang ini biasanya terdapat di luar jawa, yaitu
sumatera bagian selatan, lampung, kalimantan. Dengan adanya lahan ini,
disimpulkan bahwa usaha berladang merupakan salah satu usaha
pemborosan sumber daya alam tanah tanpa ada pelestarian yang
berkelanjutan.
Kami melakukan observasi pada tanggal 22 Februari 2016 ke lahan
sawah yang ada di Desa Bangunjiwo Kabupaten Bantul untuk mengamati
berbagai komponen yang ada di lahan tersebut dan menganalisis hubungan
interaksi antar komponen abiotik dan biotik.
II. HASIL OBSERVASI LADANG
A. Tempat dan Waktu Observasi
a. Tempat : Dusun Pring Gading, Pajangan, Bantul,
Yogyakarta.
b. Waktu : Senin, 22 Februari 2016
c. Narasumber : Bu
B. Hasil Observasi
Pada pengamatan yang kami amati, ladang saat itu ditanami cabai
dengan kondisi tanah yang lembab karena musim penghujan. Pada saat
musim kemarau, ladang
tersebut masih ditanami
dengan memanfaatkan
air yang berasal dari
tampungan air hujan
yang tersimpan pada
sumur buatan yang
terdapat di sekitar
ladang.
Ladang yang kami amati di Desa Kaping Pajangan memiliki komponen-
komponen yang saling berinteraksi. Antara lain :
1. Abiotik
a. Air
Air dalam kehidupan tumbuhan berperan sebagai pelarut unsur
hara maupun nutrisi yang akan diserap oleh akar. Air pada
ladang yang ada di Desa Pring Gading berasal dari air hujan
yang ditampung dalam sumur yang sengaja dibuat di area
penanaman. Pada ladang memiliki kandungan air yang rendah.
Sistem pengairan pada ladang hanya bergantung pada turunnya
air hujan dan petani tidak melakukan usaha pengairan.
b. Tanah
Tanah merupakan pendukung tersedianya unsur hara dan air
untuk mendukung berlangsungnya kehidupan tumbuhan.
Selain itu sebagai tempat hidup mikroorganisme pengurai.
Berdasarkan observasi, kondisi tanah ladang sebagian besar
kering dengan ditumbuhi rumput rumput liar. Tanah pada
ladang juga sebagai media tanam cabai. Tanah yang kering ini
juga dijumpai pada tegalan. Tanah pada ladang di Desa Kaping
mengandung unsur kapur yang cukup tinggi sehingga nampak
terdapat butiran-butiran putih pada tanah. Kandungan kapur ini
mengakibatkan minimnya unsur hara yang terdapat pada tanah,
sehingga tanah pada daerah ini banyak disirik (dikucilkan)
untuk ditanami berbagai tanaman ekonomis karena petani
merasa takut dirugikan. Tanah yang seperti ini berpotensi
menghasilkan produk tanaman yang kurang berkualitas.
c. Batu
Batu-batu yang terdapat pada lahan pertanian warga di Desa
Kaping berupa batuan granit dan batuan kapur. Diperkirakan
batu granit tersebut merupakan endapan sisa abu vulkanik
gunung merapi yang meletus pada masa lalu. Lalu batuan kapur
sebagian merupakan sisa pelapukan lapisan-lapisan palung
purba dahulu kala yang sekarang bercampur dengan tanah
regosol. Kapur tersebut memiliki manfaat sebagai penetral
tanah yang asam.
d. Sampah bekas
Sampah yang terdapat di sekitar ladang berupa sampah organik
dan sampah non organik. Keberadaan sampah organik tentu
menguntungkan bagi kesuburan tanah. Namun, keberadaan
sampah non organik tentu sangat merugikan bagi kesuburan
tanah karena mampu menghambat pertumbuhan tanaman.
e. Cahaya Matahari
Sinar matahari berfungsi sebagai sumber energi fotosintesis
untuk menghasilkan sumber makanan bagi tanaman sekaligus
penyambung rantai makanan karena konsumen mendapatkan
makanan utama dari produsen.
2. Biotik
a. Tanaman cabai
Tanaman yang paling banyak ditanam di perladangan di Desa
Pring Gading adalah tanaman cabai. Tanaman ini sangat
mudah beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki
kandungan air rendah seperti pada lahan kering. Tanaman
cabai adalah tanaman musiman (annual) yang mampu
bertahan pada suhu yang relatif tinggi. Pengelolaan dan
perawatan tanaman cabai tidak terlalu rumit, sehingga petani
lebih tertarik untuk menanam tanaman cabai. Nilai ekonomis
cabai juga relatif tinggi sehingga keuntungan penanaman
cabai yang didapatkan petani pun lebih tinggi daripada
menanam tanaman padi di ladang yang lebih sulit dalam
pengelolaannya di lahan kering.
b. Tanaman tomat
Terdapat beberapa ladang di Desa Pring Gading yang
ditanami tanaman tomat, namun tak sebanyak penanaman
tanaman cabai. Tanaman tomat membutuhkan lebih banyak
air daripada tanaman cabai karena tanaman tomat
mengandung lebih banyak air, sehingga daya tahan tanaman
tomat terhadap suhu tinggi tentu lebih rendah daripada
tanaman cabai. Nilai ekonomis tanaman tomat juga lebih
rendah daripada tanaman cabai, sehingga penanaman
tanaman tomat kurang diminati oleh warga.
c. Hama
Binatang pengganggu pada ladang di Desa Kaping yaitu
wereng coklat, belalang, dan ulat bulu. Binatang-binatang
tersebut memakan dedaunan tanaman palawija di ladang
milik warga yang menyebabkan proses fotosintesis yang
terjadi di daun terhambat. Hal itu mengakibatkan produksi
pertanian juga terhambat. Oleh karena itu, petani mengalami
kerugian.
d. Gulma
Tumbuhan pengganggu yang terdapat pada ladang di Desa
Kaping yaitu rumput liar. Rumput liar memakan unsur hara
dan air yang terkandung dalam tanah sehingga terjadi
kompetisi antara tanaman palawija dengan rumput liar.
Akibatnya, pertumbuhan tanaman palawija terhambat karena
kurangnya unsur hara yang mampu diserap oleh tanaman.
e. Serangga
Beberapa jenis serangga yang terdapat pada ladang di Desa
Kaping yaitu capung, kupu-kupu, dan bapak pocung.
Binatang-binatang berjenis serangga di ladang tidak menjadi
parasit bagi tanaman, serangga justru memberi pengaruh
positif bagi tanaman. Pengaruh positif dari keberadaan
serangga yaitu terhadap penyerbukan tanaman. Serangga
membantu proses penyerbukan tanaman. Serangga hinggap di
benang sari yang kemudian membawa serbuk sari ke putik,
sehingga terjadi proses penyerbukan.
C. Interaksi Antar Komponen
Komponen biotik dan abiotik dalam agroekosistem ladang membentuk
suatu hubungan interaksi yang saling mempengaruhi. Tanaman cabai
sebagai tanaman palawija yang ditanam merupakan komponen utama
interaksi dengan lingkungan sekitar.
1. Interaksi netral  interaksi yang tidak berhubungan dan tidak
saling mempengaruhi maupun mengganggu antar makhluk hidup
dalam suatu ekosistem. Contoh : batu granit maupun kapur dalam
ekosistem tidak mempunyai pengaruh dalam pertumbuhan cabai,
namun batu kapur berpengaruh dalam pembentukan tanah,
sehingga tanah yang dihasilkan menjadi sedikit basa.
Interaksi netral juga ditemui hubungan tanaman dengan manusia,
dimana manusia berhubungan dengan tanaman hanya pada saat
tanam dan panen, tidak terdapat masa pemupukan dan
penyiangan. Pemupukan secara alami dihubungkan dengan bahan
organik berupa daun daun yang gugur maupun kotoran hewan.
2. Interaksi kompetisi  interaksi berupa persaingan untuk
memperoleh kebutuhan hidup. Contohnya : tanaman cabai
bersaing dengan gulma dalam mencari unsur zat hara dan air dari
dalam tanah, karena tumbuh dalam satu lahan di sela-sela tanaman
cabai. Semakin banyak rumput liar yang tumbuh di sekitar
tanaman maka semakin sedikit unsur hara yang mampu diserap
oleh tanaman, sehingga produk tanaman yang dihasilkan kurang
berkualitas. Akibatnya, petani mengalami kerugian.
3. Interaksi parasitisme  interaksi yang di dalamnya terdapat pihak
yang dirugikan dan pihak yang diuntungkan. Contoh : wereng
coklat, belalang, dan ulat bulu yang memperoleh makanan dengan
memakan daun-daun palawija. Daun adalah tempat untuk
fotosintesis. Apabila daun banyak dimakan oleh hama, maka
proses fotosinteisi tanaman terhambat. Akibatnya, produk
tanaman kurang berkualitas dan petani mengalami kerugian.
4. Interaksi mutualisme  interaksi yang saling menguntungkan,
yaitu antara tanaman cabai dan serangga. Cabai mengalami
penyerbukan dari aktivitas serangga, sedangkan serangga
memperoleh makanan dari nektar bunga tanaman palawija.
Serangga membantu proses penyerbukan dengan membawa
serbuk sari yang telah dihinggapi ke kepala putik.
III. ANALISIS AGROEKOSISTEM LADANG
Dalam suatu sistem agroekologi, terdapat indikator sistem pertanian itu
dikatakan berjalan secara baik, layak, maupun kurang baik. Indikator
tersebut terdiri dari 4 komponen antara lain sebagai berikut.
A. Produktivitas
Produktivitas merupakan pengukuran kemampuan lahan untuk
mengkasilkan produk per satuan lahan. Ladang memiliki produktivitas
yang lebih rendah dibanding dengan sawah padi dengan luas lahan yang
sama. Hal ini disebabkan tidak terdapat penanganan pasca tanam dan
pra tanam dikarenakan kurangnya tenaga kerja pengolah lahan dari
dalam maupun keluarga petani. Lahan dibiarkan secara alami tumbuh
tanpa penyiangan dari gulma, penanganan OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman), maupun pemupukan pra tanam dan saat tanam.
Perlakuan tersebut merupakan ciri ekologi perladangan yang dilakukan
masyarakat Desa Pring Gading.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh kelompok kami sawah di
Dusun Gangin sangat produktif karena setiap musim panen dapat
mendapatkan padi seberat 60 kg dan di Dusun Lemah Abang hasil panen
tidak menentu.
B. Stabilitas
Stabilitas merupakan indikator untuk memprediksi sistem pertanian
yang berguna untuk menentukan kebijakan pertanian yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan petani pemilik ladang. Kestabilan ladang
ditentukan oleh presentase penanaman atau jumlah musim penanaman,
biasanya suatu ladang ditanami tanaman padi dan tanaman palawija atau
lainnya secara singkat kurang lebih 1 – 2 tahun, lalu baru diistirahatkan
dengan waktu yang panjang sekitar 3 – 5 tahun. Hal tersebut membuat
kestabilan produksi ditentukan oleh tanaman yang ditanam, musim
tanam serta masa istirahat lahan.
C. Keberlanjutan
Keberlanjutan merupakan kemampuan suatu lahan untuk bertahan pada
jangka waktu panjang. Ekosistem ladang desa Pring Gading memiliki
keberlanjutan yang mungkin masih berlanjut dikarenakan kemampuan
lahan dalam menghasilkan produksi tanaman yang dinilai masih tinggi,
biasanya antara 2 – 3 tahun. Menurut pemilik lahan, mereka menyadari
bahwa ladang membutuhkan masa bera atau istirahat dalam
penggunaannya untuk mengembalikan suksesi kesuburan tanah yang
telah hilang selama masa penanaman.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh kelompok kami kedua sawah
tersebut dapat terus bertahan meskipun menggunakan pupuk anorganik,
dan dapat terus mempertahankan kesuburannya. Jadi, kesuburan
tanahnya tinggi karena dapat bertahan meski mendapat tekanan.
D. Kemerataan
Kemerataan merupakan komponen yang menunjukkan distribusi hasil
produksi suatu luasan lahan tertentu antara produsen dengan konsumsi.
Pertanian ladang merupakan salah satu pemanfaatan lahan kosong
masyarakat dalam menambah pemenuhan kebutuhan hidup petani
khususnya. Dari hasil produksi ladang di Desa Pring Gading, petani
mengakui bahwa penanaman ditujukan untuk melengkapi hasil
pertanian yang lain yaitu tenaman palawija, dalam ladang yang kami
amati yaitu cabai. Tentu hasilnya tidak dapat dibandingkan dengan
sawah maupun pekarangan yang kadang dilakukan perawatan terhadap
lahannya. Hasilnya tidak dijual maupun didistribusikan ke konsumen,
karena hanya cukup untuk melengkapi hasil pertanian petani pemilik
ladang.
E. Perbandingan antar Agroekosistem Pertanian
Dalam penanganan lahan, perawatan, sampai hasil panen, pertanian
sistem ladang merupakan memberikan kemudahan bagi petani.
Kelompok kami memilih membandingkan dengan sistem pertanian
sawah.
Pembeda Sawah Ladang
Pengairan Irigasi / sungai Sumur tadah hujan
Perawatan Intensif dilakukan Tanpa perawatan
Tanaman Umumnya padi &
hortikultura
Kebanyakan palawija
Asal lahan Lahan yang memang
dijadikan lahan pertanian
Lahan hasil pembukaan
hutan
Dengan perbedaan yang disebutkan di atas, lahan sawah terlihat lebih
menjanjikan jaminan hasil produksi dibandingkan dengan ladang,
dikarenakan pengairan yang terjamin, perawatan dan pemupukan yang
intensif, selain itu lebih pemanenan dilakukan lebih cepat dan sawah
cenderung efisien waktu karena tidak menunggu lahan diberakan. Selain
itu hasil produksi sawah secara ekonomi memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan sistem ladang.

More Related Content

What's hot

Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotDidin Orgcjr
 
Folder Jagung 2021.pdf
Folder Jagung 2021.pdfFolder Jagung 2021.pdf
Folder Jagung 2021.pdfBoboboy7
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurpandirambo900
 
PRESENTASI KACANG TANAH.pptx
PRESENTASI KACANG TANAH.pptxPRESENTASI KACANG TANAH.pptx
PRESENTASI KACANG TANAH.pptxIrvanPutraNugroho
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaNike Triwahyuningsih
 
Hama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetHama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetfebrianiwijaya7
 
Jenis jenis tanah
Jenis jenis tanahJenis jenis tanah
Jenis jenis tanahMame Indy
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi beniharzaka
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karethome
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetHerry Mulyadie
 

What's hot (20)

Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
 
Folder Jagung 2021.pdf
Folder Jagung 2021.pdfFolder Jagung 2021.pdf
Folder Jagung 2021.pdf
 
Talas
TalasTalas
Talas
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
 
PRESENTASI KACANG TANAH.pptx
PRESENTASI KACANG TANAH.pptxPRESENTASI KACANG TANAH.pptx
PRESENTASI KACANG TANAH.pptx
 
Hama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakauHama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakau
 
Makalah budidaya tanaman pala
Makalah budidaya tanaman palaMakalah budidaya tanaman pala
Makalah budidaya tanaman pala
 
Kalibrasi pestisida
Kalibrasi pestisidaKalibrasi pestisida
Kalibrasi pestisida
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
 
Hama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetHama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karet
 
Agribisnis bawang merah
Agribisnis bawang merahAgribisnis bawang merah
Agribisnis bawang merah
 
Lansekap
LansekapLansekap
Lansekap
 
Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
RUBUHA
RUBUHARUBUHA
RUBUHA
 
Jenis jenis tanah
Jenis jenis tanahJenis jenis tanah
Jenis jenis tanah
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karet
 
Laporan pesti 6
Laporan pesti 6Laporan pesti 6
Laporan pesti 6
 

Viewers also liked

Community social responsibilities (csr) BERNAS ..
Community social responsibilities (csr) BERNAS ..Community social responsibilities (csr) BERNAS ..
Community social responsibilities (csr) BERNAS ..Siti Nazurah
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...Repository Ipb
 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANSinergi Inspiration
 
Agroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan KeringAgroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan Keringptkartika
 
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!![PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!pingg0501
 

Viewers also liked (8)

Community social responsibilities (csr) BERNAS ..
Community social responsibilities (csr) BERNAS ..Community social responsibilities (csr) BERNAS ..
Community social responsibilities (csr) BERNAS ..
 
budidaya
budidayabudidaya
budidaya
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
 
Agroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan KeringAgroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan Kering
 
Slide ppt sptb
Slide ppt sptbSlide ppt sptb
Slide ppt sptb
 
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!![PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
 

Similar to OPTIMASI LADANG

Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiFebrina Tentaka
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanian
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanianMateri perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanian
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanianaditya rakhmawan
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyripto atmaja
 
biosakamaterinew-230524081604-3649ccdf.pptx
biosakamaterinew-230524081604-3649ccdf.pptxbiosakamaterinew-230524081604-3649ccdf.pptx
biosakamaterinew-230524081604-3649ccdf.pptxferdhiyadi1
 
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar EkologiAinal Chaza
 
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019aditya rakhmawan
 
struktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptxstruktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptxMayaFadhillah3
 

Similar to OPTIMASI LADANG (20)

Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanian
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanianMateri perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanian
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - kimia di bidang pertanian
 
Faktor produksi alam
Faktor produksi alamFaktor produksi alam
Faktor produksi alam
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copy
 
Acara vii
Acara viiAcara vii
Acara vii
 
biosakamaterinew-230524081604-3649ccdf.pptx
biosakamaterinew-230524081604-3649ccdf.pptxbiosakamaterinew-230524081604-3649ccdf.pptx
biosakamaterinew-230524081604-3649ccdf.pptx
 
COK 09 OK-lores
COK 09 OK-loresCOK 09 OK-lores
COK 09 OK-lores
 
ANSAR-BIOSAKA.pptx
ANSAR-BIOSAKA.pptxANSAR-BIOSAKA.pptx
ANSAR-BIOSAKA.pptx
 
Lahan
LahanLahan
Lahan
 
biosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptxbiosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptx
 
Makalah copy
Makalah   copyMakalah   copy
Makalah copy
 
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
 
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019
 
struktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptxstruktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptx
 
struktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdfstruktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdf
 
Ilmu Gulma kelompok 2.pptx
Ilmu Gulma kelompok 2.pptxIlmu Gulma kelompok 2.pptx
Ilmu Gulma kelompok 2.pptx
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

OPTIMASI LADANG

  • 1. LAPORAN HASIL OBSERVASI LADANG DI DESA PRING GADING KABUPATEN BANTUL Mata Kuliah : Agroekologi Dosen Pengampu : Ir. Agus Nugroho Setiawan, MP Disusun Oleh : 1. Adi Bowo Laksono (20150210072) 2. Rido Illahi (20150210073) 3. Dea Irfanda K. (20150210096) 4. Dwi Mulyani (20150210105) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
  • 2. I. PENDAHULUAN Sistem pertanian di Indonesia menggunakan lahan tanam berupa lahan tanam basah dan kering. Lahan tanam basah umumnya digunakan di wilayah selatan garis khatulistiwa di Indonesia. Sedangkan lahan tanam kering umumnya digunakan di wilayah utara garis khatulistiwa di Indonesia. Salah satu lahan tanam kering yaitu ladang. Perladangan, walaupun namanya beranekaragam, akan tetapi secara umum sistem pertanian ini dapat didefinisikan antara lain sebagai suatu sistem pertanian yang sifatmya membuka lahan pertanian dengan melakukan pembakaran dan ditanami tanaman secara tidak berkesinambungan (Conclin, 1957). Pada suatu lahan ladang, lahan umumnya ditanami padi dan jenis-jenis tanaman lainnya selama satu atau dua tahun, namun setelah padi dan tanman lainnya dipanen, lahan ditinggalkan. Kemudian lahan tersebut mengalami suksesi secara alami membentuk hutan sekunder atau padang rumput tua. Selama lahan itu diistirahatkan atau diberakan (fallow), para peladang pindah ke tempat lain membuka lahan baru. Mereka akan kembali lagi ke tempat semula, bila lahan yang ditinggalkan itu telah cukup lama mengalami masa bera. Waktu bera ini bervariasi mulai lima tahun sampai puluhan tahun (Iskandar, 1992). Ciri ladang yang lain yaitu dalam perawatannya tidak terdapat usaha pelestarian kesuburan lahan, tanah dibiarkan subur dengan sendirnya, tanpa ditambah pupuk lagi. Ladang ini biasanya terdapat di luar jawa, yaitu sumatera bagian selatan, lampung, kalimantan. Dengan adanya lahan ini, disimpulkan bahwa usaha berladang merupakan salah satu usaha
  • 3. pemborosan sumber daya alam tanah tanpa ada pelestarian yang berkelanjutan. Kami melakukan observasi pada tanggal 22 Februari 2016 ke lahan sawah yang ada di Desa Bangunjiwo Kabupaten Bantul untuk mengamati berbagai komponen yang ada di lahan tersebut dan menganalisis hubungan interaksi antar komponen abiotik dan biotik. II. HASIL OBSERVASI LADANG A. Tempat dan Waktu Observasi a. Tempat : Dusun Pring Gading, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. b. Waktu : Senin, 22 Februari 2016 c. Narasumber : Bu B. Hasil Observasi Pada pengamatan yang kami amati, ladang saat itu ditanami cabai dengan kondisi tanah yang lembab karena musim penghujan. Pada saat musim kemarau, ladang tersebut masih ditanami dengan memanfaatkan air yang berasal dari tampungan air hujan yang tersimpan pada sumur buatan yang terdapat di sekitar ladang. Ladang yang kami amati di Desa Kaping Pajangan memiliki komponen- komponen yang saling berinteraksi. Antara lain : 1. Abiotik a. Air Air dalam kehidupan tumbuhan berperan sebagai pelarut unsur hara maupun nutrisi yang akan diserap oleh akar. Air pada ladang yang ada di Desa Pring Gading berasal dari air hujan
  • 4. yang ditampung dalam sumur yang sengaja dibuat di area penanaman. Pada ladang memiliki kandungan air yang rendah. Sistem pengairan pada ladang hanya bergantung pada turunnya air hujan dan petani tidak melakukan usaha pengairan. b. Tanah Tanah merupakan pendukung tersedianya unsur hara dan air untuk mendukung berlangsungnya kehidupan tumbuhan. Selain itu sebagai tempat hidup mikroorganisme pengurai. Berdasarkan observasi, kondisi tanah ladang sebagian besar kering dengan ditumbuhi rumput rumput liar. Tanah pada ladang juga sebagai media tanam cabai. Tanah yang kering ini juga dijumpai pada tegalan. Tanah pada ladang di Desa Kaping mengandung unsur kapur yang cukup tinggi sehingga nampak terdapat butiran-butiran putih pada tanah. Kandungan kapur ini mengakibatkan minimnya unsur hara yang terdapat pada tanah, sehingga tanah pada daerah ini banyak disirik (dikucilkan) untuk ditanami berbagai tanaman ekonomis karena petani merasa takut dirugikan. Tanah yang seperti ini berpotensi menghasilkan produk tanaman yang kurang berkualitas. c. Batu Batu-batu yang terdapat pada lahan pertanian warga di Desa Kaping berupa batuan granit dan batuan kapur. Diperkirakan
  • 5. batu granit tersebut merupakan endapan sisa abu vulkanik gunung merapi yang meletus pada masa lalu. Lalu batuan kapur sebagian merupakan sisa pelapukan lapisan-lapisan palung purba dahulu kala yang sekarang bercampur dengan tanah regosol. Kapur tersebut memiliki manfaat sebagai penetral tanah yang asam. d. Sampah bekas Sampah yang terdapat di sekitar ladang berupa sampah organik dan sampah non organik. Keberadaan sampah organik tentu menguntungkan bagi kesuburan tanah. Namun, keberadaan sampah non organik tentu sangat merugikan bagi kesuburan tanah karena mampu menghambat pertumbuhan tanaman. e. Cahaya Matahari Sinar matahari berfungsi sebagai sumber energi fotosintesis untuk menghasilkan sumber makanan bagi tanaman sekaligus penyambung rantai makanan karena konsumen mendapatkan makanan utama dari produsen. 2. Biotik a. Tanaman cabai Tanaman yang paling banyak ditanam di perladangan di Desa Pring Gading adalah tanaman cabai. Tanaman ini sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki kandungan air rendah seperti pada lahan kering. Tanaman cabai adalah tanaman musiman (annual) yang mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi. Pengelolaan dan perawatan tanaman cabai tidak terlalu rumit, sehingga petani lebih tertarik untuk menanam tanaman cabai. Nilai ekonomis cabai juga relatif tinggi sehingga keuntungan penanaman cabai yang didapatkan petani pun lebih tinggi daripada menanam tanaman padi di ladang yang lebih sulit dalam pengelolaannya di lahan kering.
  • 6. b. Tanaman tomat Terdapat beberapa ladang di Desa Pring Gading yang ditanami tanaman tomat, namun tak sebanyak penanaman tanaman cabai. Tanaman tomat membutuhkan lebih banyak air daripada tanaman cabai karena tanaman tomat mengandung lebih banyak air, sehingga daya tahan tanaman tomat terhadap suhu tinggi tentu lebih rendah daripada tanaman cabai. Nilai ekonomis tanaman tomat juga lebih rendah daripada tanaman cabai, sehingga penanaman tanaman tomat kurang diminati oleh warga. c. Hama Binatang pengganggu pada ladang di Desa Kaping yaitu wereng coklat, belalang, dan ulat bulu. Binatang-binatang tersebut memakan dedaunan tanaman palawija di ladang milik warga yang menyebabkan proses fotosintesis yang terjadi di daun terhambat. Hal itu mengakibatkan produksi pertanian juga terhambat. Oleh karena itu, petani mengalami kerugian. d. Gulma Tumbuhan pengganggu yang terdapat pada ladang di Desa Kaping yaitu rumput liar. Rumput liar memakan unsur hara dan air yang terkandung dalam tanah sehingga terjadi kompetisi antara tanaman palawija dengan rumput liar. Akibatnya, pertumbuhan tanaman palawija terhambat karena kurangnya unsur hara yang mampu diserap oleh tanaman. e. Serangga Beberapa jenis serangga yang terdapat pada ladang di Desa Kaping yaitu capung, kupu-kupu, dan bapak pocung. Binatang-binatang berjenis serangga di ladang tidak menjadi parasit bagi tanaman, serangga justru memberi pengaruh positif bagi tanaman. Pengaruh positif dari keberadaan serangga yaitu terhadap penyerbukan tanaman. Serangga
  • 7. membantu proses penyerbukan tanaman. Serangga hinggap di benang sari yang kemudian membawa serbuk sari ke putik, sehingga terjadi proses penyerbukan. C. Interaksi Antar Komponen Komponen biotik dan abiotik dalam agroekosistem ladang membentuk suatu hubungan interaksi yang saling mempengaruhi. Tanaman cabai sebagai tanaman palawija yang ditanam merupakan komponen utama interaksi dengan lingkungan sekitar. 1. Interaksi netral  interaksi yang tidak berhubungan dan tidak saling mempengaruhi maupun mengganggu antar makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Contoh : batu granit maupun kapur dalam ekosistem tidak mempunyai pengaruh dalam pertumbuhan cabai, namun batu kapur berpengaruh dalam pembentukan tanah, sehingga tanah yang dihasilkan menjadi sedikit basa. Interaksi netral juga ditemui hubungan tanaman dengan manusia, dimana manusia berhubungan dengan tanaman hanya pada saat tanam dan panen, tidak terdapat masa pemupukan dan penyiangan. Pemupukan secara alami dihubungkan dengan bahan organik berupa daun daun yang gugur maupun kotoran hewan. 2. Interaksi kompetisi  interaksi berupa persaingan untuk memperoleh kebutuhan hidup. Contohnya : tanaman cabai bersaing dengan gulma dalam mencari unsur zat hara dan air dari dalam tanah, karena tumbuh dalam satu lahan di sela-sela tanaman cabai. Semakin banyak rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman maka semakin sedikit unsur hara yang mampu diserap oleh tanaman, sehingga produk tanaman yang dihasilkan kurang berkualitas. Akibatnya, petani mengalami kerugian. 3. Interaksi parasitisme  interaksi yang di dalamnya terdapat pihak yang dirugikan dan pihak yang diuntungkan. Contoh : wereng coklat, belalang, dan ulat bulu yang memperoleh makanan dengan memakan daun-daun palawija. Daun adalah tempat untuk
  • 8. fotosintesis. Apabila daun banyak dimakan oleh hama, maka proses fotosinteisi tanaman terhambat. Akibatnya, produk tanaman kurang berkualitas dan petani mengalami kerugian. 4. Interaksi mutualisme  interaksi yang saling menguntungkan, yaitu antara tanaman cabai dan serangga. Cabai mengalami penyerbukan dari aktivitas serangga, sedangkan serangga memperoleh makanan dari nektar bunga tanaman palawija. Serangga membantu proses penyerbukan dengan membawa serbuk sari yang telah dihinggapi ke kepala putik. III. ANALISIS AGROEKOSISTEM LADANG Dalam suatu sistem agroekologi, terdapat indikator sistem pertanian itu dikatakan berjalan secara baik, layak, maupun kurang baik. Indikator tersebut terdiri dari 4 komponen antara lain sebagai berikut. A. Produktivitas Produktivitas merupakan pengukuran kemampuan lahan untuk mengkasilkan produk per satuan lahan. Ladang memiliki produktivitas yang lebih rendah dibanding dengan sawah padi dengan luas lahan yang sama. Hal ini disebabkan tidak terdapat penanganan pasca tanam dan pra tanam dikarenakan kurangnya tenaga kerja pengolah lahan dari dalam maupun keluarga petani. Lahan dibiarkan secara alami tumbuh tanpa penyiangan dari gulma, penanganan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), maupun pemupukan pra tanam dan saat tanam. Perlakuan tersebut merupakan ciri ekologi perladangan yang dilakukan masyarakat Desa Pring Gading. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh kelompok kami sawah di Dusun Gangin sangat produktif karena setiap musim panen dapat mendapatkan padi seberat 60 kg dan di Dusun Lemah Abang hasil panen tidak menentu. B. Stabilitas Stabilitas merupakan indikator untuk memprediksi sistem pertanian yang berguna untuk menentukan kebijakan pertanian yang dibutuhkan
  • 9. untuk memenuhi kebutuhan petani pemilik ladang. Kestabilan ladang ditentukan oleh presentase penanaman atau jumlah musim penanaman, biasanya suatu ladang ditanami tanaman padi dan tanaman palawija atau lainnya secara singkat kurang lebih 1 – 2 tahun, lalu baru diistirahatkan dengan waktu yang panjang sekitar 3 – 5 tahun. Hal tersebut membuat kestabilan produksi ditentukan oleh tanaman yang ditanam, musim tanam serta masa istirahat lahan. C. Keberlanjutan Keberlanjutan merupakan kemampuan suatu lahan untuk bertahan pada jangka waktu panjang. Ekosistem ladang desa Pring Gading memiliki keberlanjutan yang mungkin masih berlanjut dikarenakan kemampuan lahan dalam menghasilkan produksi tanaman yang dinilai masih tinggi, biasanya antara 2 – 3 tahun. Menurut pemilik lahan, mereka menyadari bahwa ladang membutuhkan masa bera atau istirahat dalam penggunaannya untuk mengembalikan suksesi kesuburan tanah yang telah hilang selama masa penanaman. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh kelompok kami kedua sawah tersebut dapat terus bertahan meskipun menggunakan pupuk anorganik, dan dapat terus mempertahankan kesuburannya. Jadi, kesuburan tanahnya tinggi karena dapat bertahan meski mendapat tekanan. D. Kemerataan Kemerataan merupakan komponen yang menunjukkan distribusi hasil produksi suatu luasan lahan tertentu antara produsen dengan konsumsi. Pertanian ladang merupakan salah satu pemanfaatan lahan kosong masyarakat dalam menambah pemenuhan kebutuhan hidup petani khususnya. Dari hasil produksi ladang di Desa Pring Gading, petani mengakui bahwa penanaman ditujukan untuk melengkapi hasil pertanian yang lain yaitu tenaman palawija, dalam ladang yang kami amati yaitu cabai. Tentu hasilnya tidak dapat dibandingkan dengan sawah maupun pekarangan yang kadang dilakukan perawatan terhadap lahannya. Hasilnya tidak dijual maupun didistribusikan ke konsumen,
  • 10. karena hanya cukup untuk melengkapi hasil pertanian petani pemilik ladang. E. Perbandingan antar Agroekosistem Pertanian Dalam penanganan lahan, perawatan, sampai hasil panen, pertanian sistem ladang merupakan memberikan kemudahan bagi petani. Kelompok kami memilih membandingkan dengan sistem pertanian sawah. Pembeda Sawah Ladang Pengairan Irigasi / sungai Sumur tadah hujan Perawatan Intensif dilakukan Tanpa perawatan Tanaman Umumnya padi & hortikultura Kebanyakan palawija Asal lahan Lahan yang memang dijadikan lahan pertanian Lahan hasil pembukaan hutan Dengan perbedaan yang disebutkan di atas, lahan sawah terlihat lebih menjanjikan jaminan hasil produksi dibandingkan dengan ladang, dikarenakan pengairan yang terjamin, perawatan dan pemupukan yang intensif, selain itu lebih pemanenan dilakukan lebih cepat dan sawah cenderung efisien waktu karena tidak menunggu lahan diberakan. Selain itu hasil produksi sawah secara ekonomi memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan sistem ladang.