SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
MOTOR BAKAR
Kuliah I
Pendahuluan
 Mesin Kalor :
 Mesin Pembakaran Luar
-Mesin uap
 Mesin Pembakaran Dalam
-Motor Bakar Torak
 Macam bahan bakar yang bisa
digunakan lebih banyak
 Mesin uap lebih bebas getaran
 Turbin uap lebih praktis untuk daya tinggi,
misal > 2000 PS
Mesin lebih sederhana, kompak, ringan
Temperatur seluruh bagian mesin lebih
rendah
Lebih efisien
Motor Bakar
Bahan Bakar
Daya
Motor Bakar
• Automobiles
• Power Generation
• Submarines
• Diesel Locomotive
Energi Kimia Energi Panas Power
Motor Bakar
• Motor bakar 4 langkah (four strokes engine)
Setiap satu siklus kerja memerlukan 4 kali langkah kerja, 2 putaran poros engkol
1. Langkah hisap
- Torak dari TMA TMB
- Katup isap (KI) terbuka
- Katup buang (KB) tertutup
- Campuran bahan bakar
dan udara masuk
2. Langkah kompresi
- Torak dari TMB TMA
- KI dan KB tertutup
- Tekanan dan Temperatur
naik akibat kompresi
4. Langkah buang
- Torak dari TMA TMB
- KI tertutup
- KB terbuka
- Gas hasil pembakaran
keluar
3. Langkah Ekspansi
- Sebelum torak mencapai
TMA busi menyala dan
terjadi pembakaran.
- Terjadi langkah kerja torak
dari TMA TMB
- KI dan KB tertutup
Motor bakar 2 langkah (two strokes engine)
Setiap satu siklus kerja memerlukan 2 kali langkah kerja, 1 kali putaran poros
engkol.
Motor bakar 2 langkah tidak mempunyai katup isap maupun katup buang,
dan digantikan oleh dua lubang yaitu lubang buang dan lubang isap.
Siklus Ideal Motor Bakar
 Jenis Motor Bakar :
 Motor Bensin (Spark Ignition Engine)
 Motor Diesel (Compression Ignition Engine)
 Siklus Udara pada Motor Bakar :
 Siklus udara volume-konstan (siklus Otto)
 Siklus udara tekanan-konstan (siklus Diesel)
 Siklus udara tekanan terbatas (siklus Gabungan)
Siklus Ideal Otto
1. Fluida kerja dianggap gas ideal
2. Langkah isap (0 → 1) merupakan proses
tekanan konstan.
3. Langkah kompresi (1 → 2) merupakan
proses isentropik
4. Proses pembakanan pada volume konstan
(2 → 3) adalah proses pemasukan kalor.
5. Langkah kerja (3 → 4) merupakan proses
isentropik
6. Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap
sebagai proses pengeluaran kalor pada
volume konstan.
7. Langkah buang (1 → 0) terjadi pada
tekanan konstan
0
Thermal Efficiency of the Otto cycle:
th
net
in
net
in
in out
in
out
in
W
Q
Q
Q
Q Q
Q
Q
Q
  

 1
Now to find Qin and Qout.
Apply first law closed system to process 2-3, V = constant.
Thus, for constant specific heats,
Q U
Q Q mC T T
net
net in v
,
, ( )
23 23
23 3 2

  

Apply first law closed system to process 4-1, V = constant.
Thus, for constant specific heats,
Q U
Q Q mC T T
Q mC T T mC T T
net
net out v
out v v
,
, ( )
( ) ( )
41 41
41 1 4
1 4 4 1

   
    

The thermal efficiency becomes
th Otto
out
in
v
v
Q
Q
mC T T
mC T T
,
( )
( )
 
 


1
1 4 1
3 2
th Otto
T T
T T
T T T
T T T
,
( )
( )
( / )
( / )
 


 


1
1
1
1
4 1
3 2
1 4 1
2 3 2
Recall processes 1-2 and 3-4 are isentropic, so
Since V3 = V2 and V4 = V1, we see that
T
T
T
T
or
T
T
T
T
2
1
3
4
4
1
3
2


The Otto cycle efficiency becomes
th Otto
T
T
,  1 1
2
Is this the same as the Carnot cycle efficiency?
Since process 1-2 is isentropic,
where the compression ratio is r = V1/V2 and
th Otto k
r
,   
1
1
1
13
We see that increasing the compression ratio increases the thermal
efficiency. However, there is a limit on r depending upon the fuel.
Fuels under high temperature resulting from high compression ratios
will prematurely ignite, causing knock.
th Otto k
r
,   
1
1
1
Siklus Ideal Diesel
(Tekanan Konstan)
1. Fluida kerja dianggap gas ideal
2. Langkah isap (0 → 1) merupakan proses
tekanan konstan.
3. Langkah kompresi (1 → 2) merupakan
proses isentropik
4. Proses pembakanan pada tekanan konstan
(2 → 3) adalah proses pemasukan kalor.
5. Langkah kerja (3 → 4) merupakan proses
isentropik
6. Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap
sebagai proses pengeluaran kalor pada
volume konstan.
7. Langkah buang (1 → 0) terjadi pada
tekanan konstan
15
Thermal efficiency of the Diesel cycle
th Diesel
net
in
out
in
W
Q
Q
Q
,   1
Now to find Qin and Qout.
Apply the first law closed system to process 2-3, P = constant.
Thus, for constant specific heats
Q U P V V
Q Q mC T T mR T T
Q mC T T
net
net in v
in p
,
,
( )
( ) ( )
( )
23 23 2 3 2
23 3 2 3 2
3 2
  
    
 

16
Apply the first law closed system to process 4-1, V = constant (just as
we did for the Otto cycle)
Thus, for constant specific heats
Q U
Q Q mC T T
Q mC T T mC T T
net
net out v
out v v
,
, ( )
( ) ( )
41 41
41 1 4
1 4 4 1

   
    

The thermal efficiency becomes
th Diesel
out
in
v
p
Q
Q
mC T T
mC T T
,
( )
( )
 
 


1
1 4 1
3 2
17
th Diesel
v
p
C T T
C T T
k
T T T
T T T
,
( )
( )
( / )
( / )
 


 


1
1
1 1
1
4 1
3 2
1 4 1
2 3 2
What is T3/T2 ?
PV
T
PV
T
P P
T
T
V
V
rc
3 3
3
2 2
2
3 2
3
2
3
2
 
 
where
where rc is called the cutoff ratio, defined as V3 /V2, and is a measure of the duration
of the heat addition at constant pressure. Since the fuel is injected directly into the
cylinder, the cutoff ratio can be related to the number of degrees that the crank
rotated during the fuel injection into the cylinder.
18
What is T4/T1 ?
PV
T
PV
T
V V
T
T
P
P
4 4
4
1 1
1
4 1
4
1
4
1
 

where
Recall processes 1-2 and 3-4 are isentropic, so
PV PV PV PVk k k k
1 1 2 2 4 4 3 3 and
Since V4 = V1 and P3 = P2, we divide the second equation by the first equation and
obtain
19
th Diesel
c
k
c
k
c
k
c
k
T T T
T T T
k
T
T
r
r
r
r
k r
,
( / )
( / )
( )
( )
 


 


 


1
1 1
1
1
1 1
1
1
1 1
1
1 4 1
2 3 2
1
2
1
 th Diesel th Otto, , r rDiesel Otto  th Diesel th Otto, ,When rc > 1 for a fixed r, . But, since , .
Therefore,
Siklus Tekanan Terbatas
1. Fluida kerja dianggap gas ideal
2. Langkah isap (0 → 1) merupakan proses
tekanan konstan.
3. Langkah kompresi (1 → 2) merupakan
proses isentropik
4. Proses pemasukan kalor pada volume
konstan (2 → 3).
5. Proses pemasukan kalor pada tekanan
konstan (3 → 3a)
6. Langkah kerja (3a → 4) merupakan proses
isentropik
7. Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap
sebagai proses pengeluaran kalor pada
volume konstan.
8. Langkah buang (1 → 0) terjadi pada
tekanan konstan
 Proses 0-1 (langkah isap)
Pada langkah ini udara mengisi silinder yang bertambah
besar karena torak bergerak dari TMA → TMB, dalam hal ini
seolah-olah udara melakukan kerja sebesar
W0-1 = P0 (V1 – V0) (positif, fluida melakukan kerja)
 Proses 1-2 (langkah kompresi)
Pada langkah kompresi dilakukan secara isentropik.
Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, sehingga kerja yang dilakukan
W1-2 = - ΔU = U1 – U2 = m Cv (T1 – T2) (negatif, fluida dikenai kerja)
Karena isentropik berlaku : 1
1
21
1
2
1
1
1
2
1
2
)(























k
k
k
k
k
r
V
V
P
P
T
T


udarajenisberat
sisavolumeV
toraklangkahvolumeV
V
VV
V
V
rdengan
s
L
s
sL






2
1
 Proses 2-3 (pemasukan kalor pada volume konstan)
Pemasukan kalor setelah torak mencapai TMA (titik 2)
Fluida kerja tidak melakukan atau dikenai kerja, sehingga
W2-3 = 0
Q2-3 = m Cv (T3 – T2) (positif, pemasukan kalor)
 Proses 3-3a (pemasukan kalor pada tekanan konstan)
Pemasukan kalor tekanan konstan berlangsung setelah Temperatur kerja
mencapai T3.
Volume fluida kerja berubah dari V3 – V3a,
sehingga fluida kerja melakukan kerja sebesar:
W3-3a = P3 (V3 – V3a) = P3a (V3 – V3a) (positif, fluida melakukan kerja)
Sehingga jumlah pemasukan kalor
Q3-3a = m Cv (T3a – T3) + W3-3a
= U3a – U3 + P3 (V3 – V3a)
= (U3a+V3a) – (U3 + P3 V3)
= H3a – H3 = m Cp (T3a – T3) (positif, pemasukan kalor)
 Proses 3a-4 (langkah ekspansi atau langkah kerja)
Pada langkah kerja berlangsung secara isentropik.
Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, sehingga kerja yang dilakukan
W3a-4 = ΔU = U3a – U4 = m Cv (T3a – T4)
(positif, fluida melakukan kerja)
Karena isentropik berlaku :
 Proses 4-1 (langkah pembuangan kalor)
Proses ini dilakukan pada volume konstant. Torak telah mencapai TMB.
Karena V4 = V1 , sehingga besar kerja 4-1, W4-1 = 0
Jumlah kalor yang dibuang
Q4-1 = -ΔU = U1 – U4 = m Cv (T1 – T4) (negatif, pembuangan kalor)
1
3
4
1
4
3
1
3
4
3
4





















k
a
k
a
k
k
aa V
V
P
P
T
T


 Proses 1-0 (langkah buang)
Torak bergerak dari TMB → TMA
Fluida kerja dikenai kerja, sebesar :
W1-0 = P0 (V1 – V0) (negatif, fluida kerja dikenai kerja)
 Kerja yang dihasilkan oleh siklus tiap kg udara
w = (u3 – u2) + (h3a – h3) + (u1 – u4)
qmasuk qkeluar
 Effisiensi siklus
   































































11
11
1
11
1
1
)()(
)(
1
1
inputkalor
sikluskerja
1
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
1
4
2
1
3323
14
c
c
c
rk
r
r
maka
V
V
V
V
rdan
P
P
bila
T
T
T
T
k
T
T
T
T
T
T
atau
TTcTTc
TTc
Q
Q
k
t
aa
a
t
apv
v
in
out
t






 Untuk jumlah pemasukan kalor sama dan perbandingan
kompresi sama
ηvolume-konstan > ηtekanan-terbatas > ηtekanan-konstan
 Untuk jumlah pemasukan kalor sama dan tekanan
maksimum yang sama
ηtekanan-konstan > ηtekanan-terbatas > ηvolume-konstan
26
The compression ratio r of an engine is the ratio of the maximum
volume to the minimum volume formed in the cylinder.
r
V
V
V
V
BDC
TDC
 
max
min
The mean effective pressure (MEP) is a fictitious pressure that, if it operated on the
piston during the entire power stroke, would produce the same amount of net work as
that produced during the actual cycle.
MEP
W
V V
w
v v
net net



max min max min

More Related Content

What's hot

Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahRock Sandy
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel PresentationDimas Setyawan
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
DAYA MOTOR.ppt
DAYA MOTOR.pptDAYA MOTOR.ppt
DAYA MOTOR.pptbeng7175
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
Tinjauan prestasi mesin pada motor bakar
Tinjauan prestasi mesin pada motor bakarTinjauan prestasi mesin pada motor bakar
Tinjauan prestasi mesin pada motor bakarIr. Najamudin, MT
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Presentasi siklus otto kelompok 4
Presentasi siklus otto kelompok 4Presentasi siklus otto kelompok 4
Presentasi siklus otto kelompok 4Irwan Prayoga
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyRumah Belajar
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 

What's hot (20)

Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkah
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel Presentation
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
 
DAYA MOTOR.ppt
DAYA MOTOR.pptDAYA MOTOR.ppt
DAYA MOTOR.ppt
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Tinjauan prestasi mesin pada motor bakar
Tinjauan prestasi mesin pada motor bakarTinjauan prestasi mesin pada motor bakar
Tinjauan prestasi mesin pada motor bakar
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Presentasi siklus otto kelompok 4
Presentasi siklus otto kelompok 4Presentasi siklus otto kelompok 4
Presentasi siklus otto kelompok 4
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
Modul Teori Bantalan Gelinding (Theory of Antifriction Bearing)_Politeknik Ma...
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 

Similar to MOTOR BAKAR PENDAHULUAN

MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptxMKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptxMarfizal Marfizal
 
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptxMateri kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptxssuserfcf8da1
 
Power point motor bensin
Power point motor bensinPower point motor bensin
Power point motor bensinawamku
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gasRock Sandy
 
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinMESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinIKomangDiegoAntara
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKAlichor ch
 
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppttermodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
termodinamikasli sman 1 termodinamika.pptHernandaNajmudin
 
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Annie Fitriia
 
Gas power cycle(chapter 9)
Gas power cycle(chapter 9)Gas power cycle(chapter 9)
Gas power cycle(chapter 9)Habib R
 
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Fitri Andayani
 
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Fitri Andayani
 
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Fitri Andayani
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 

Similar to MOTOR BAKAR PENDAHULUAN (20)

MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptxMKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
 
Fisika industri 12
Fisika industri 12Fisika industri 12
Fisika industri 12
 
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptxMateri kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
 
motor bensin
motor bensinmotor bensin
motor bensin
 
Power point motor bensin
Power point motor bensinPower point motor bensin
Power point motor bensin
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gas
 
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinMESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA
 
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppttermodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Dasar kerja motor
Dasar kerja motor Dasar kerja motor
Dasar kerja motor
 
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
 
Gas power cycle(chapter 9)
Gas power cycle(chapter 9)Gas power cycle(chapter 9)
Gas power cycle(chapter 9)
 
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
 
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
 
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
Tugas fitri andayani dan hasnah(kdpf)
 
Siklus diesel
Siklus dieselSiklus diesel
Siklus diesel
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 

More from Abi Arbiana Arbiana (10)

Tsm
TsmTsm
Tsm
 
Tsm
TsmTsm
Tsm
 
Soa tsm
Soa tsmSoa tsm
Soa tsm
 
Gambar starter
Gambar starterGambar starter
Gambar starter
 
Overhul
OverhulOverhul
Overhul
 
Overhul
OverhulOverhul
Overhul
 
Sampul daftar hadir peserta
Sampul daftar hadir pesertaSampul daftar hadir peserta
Sampul daftar hadir peserta
 
Induksi elektromagnetik oke
Induksi elektromagnetik okeInduksi elektromagnetik oke
Induksi elektromagnetik oke
 
Hidrolik
HidrolikHidrolik
Hidrolik
 
8.b. sistem starter
8.b. sistem starter8.b. sistem starter
8.b. sistem starter
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 

MOTOR BAKAR PENDAHULUAN

  • 2. Pendahuluan  Mesin Kalor :  Mesin Pembakaran Luar -Mesin uap  Mesin Pembakaran Dalam -Motor Bakar Torak  Macam bahan bakar yang bisa digunakan lebih banyak  Mesin uap lebih bebas getaran  Turbin uap lebih praktis untuk daya tinggi, misal > 2000 PS Mesin lebih sederhana, kompak, ringan Temperatur seluruh bagian mesin lebih rendah Lebih efisien
  • 3. Motor Bakar Bahan Bakar Daya Motor Bakar • Automobiles • Power Generation • Submarines • Diesel Locomotive Energi Kimia Energi Panas Power
  • 5. • Motor bakar 4 langkah (four strokes engine) Setiap satu siklus kerja memerlukan 4 kali langkah kerja, 2 putaran poros engkol 1. Langkah hisap - Torak dari TMA TMB - Katup isap (KI) terbuka - Katup buang (KB) tertutup - Campuran bahan bakar dan udara masuk 2. Langkah kompresi - Torak dari TMB TMA - KI dan KB tertutup - Tekanan dan Temperatur naik akibat kompresi 4. Langkah buang - Torak dari TMA TMB - KI tertutup - KB terbuka - Gas hasil pembakaran keluar 3. Langkah Ekspansi - Sebelum torak mencapai TMA busi menyala dan terjadi pembakaran. - Terjadi langkah kerja torak dari TMA TMB - KI dan KB tertutup
  • 6. Motor bakar 2 langkah (two strokes engine) Setiap satu siklus kerja memerlukan 2 kali langkah kerja, 1 kali putaran poros engkol. Motor bakar 2 langkah tidak mempunyai katup isap maupun katup buang, dan digantikan oleh dua lubang yaitu lubang buang dan lubang isap.
  • 7. Siklus Ideal Motor Bakar  Jenis Motor Bakar :  Motor Bensin (Spark Ignition Engine)  Motor Diesel (Compression Ignition Engine)  Siklus Udara pada Motor Bakar :  Siklus udara volume-konstan (siklus Otto)  Siklus udara tekanan-konstan (siklus Diesel)  Siklus udara tekanan terbatas (siklus Gabungan)
  • 8. Siklus Ideal Otto 1. Fluida kerja dianggap gas ideal 2. Langkah isap (0 → 1) merupakan proses tekanan konstan. 3. Langkah kompresi (1 → 2) merupakan proses isentropik 4. Proses pembakanan pada volume konstan (2 → 3) adalah proses pemasukan kalor. 5. Langkah kerja (3 → 4) merupakan proses isentropik 6. Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konstan. 7. Langkah buang (1 → 0) terjadi pada tekanan konstan 0
  • 9. Thermal Efficiency of the Otto cycle: th net in net in in out in out in W Q Q Q Q Q Q Q Q      1 Now to find Qin and Qout. Apply first law closed system to process 2-3, V = constant. Thus, for constant specific heats, Q U Q Q mC T T net net in v , , ( ) 23 23 23 3 2     
  • 10. Apply first law closed system to process 4-1, V = constant. Thus, for constant specific heats, Q U Q Q mC T T Q mC T T mC T T net net out v out v v , , ( ) ( ) ( ) 41 41 41 1 4 1 4 4 1            The thermal efficiency becomes th Otto out in v v Q Q mC T T mC T T , ( ) ( )       1 1 4 1 3 2
  • 11. th Otto T T T T T T T T T T , ( ) ( ) ( / ) ( / )         1 1 1 1 4 1 3 2 1 4 1 2 3 2 Recall processes 1-2 and 3-4 are isentropic, so Since V3 = V2 and V4 = V1, we see that T T T T or T T T T 2 1 3 4 4 1 3 2  
  • 12. The Otto cycle efficiency becomes th Otto T T ,  1 1 2 Is this the same as the Carnot cycle efficiency? Since process 1-2 is isentropic, where the compression ratio is r = V1/V2 and th Otto k r ,    1 1 1
  • 13. 13 We see that increasing the compression ratio increases the thermal efficiency. However, there is a limit on r depending upon the fuel. Fuels under high temperature resulting from high compression ratios will prematurely ignite, causing knock. th Otto k r ,    1 1 1
  • 14. Siklus Ideal Diesel (Tekanan Konstan) 1. Fluida kerja dianggap gas ideal 2. Langkah isap (0 → 1) merupakan proses tekanan konstan. 3. Langkah kompresi (1 → 2) merupakan proses isentropik 4. Proses pembakanan pada tekanan konstan (2 → 3) adalah proses pemasukan kalor. 5. Langkah kerja (3 → 4) merupakan proses isentropik 6. Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konstan. 7. Langkah buang (1 → 0) terjadi pada tekanan konstan
  • 15. 15 Thermal efficiency of the Diesel cycle th Diesel net in out in W Q Q Q ,   1 Now to find Qin and Qout. Apply the first law closed system to process 2-3, P = constant. Thus, for constant specific heats Q U P V V Q Q mC T T mR T T Q mC T T net net in v in p , , ( ) ( ) ( ) ( ) 23 23 2 3 2 23 3 2 3 2 3 2           
  • 16. 16 Apply the first law closed system to process 4-1, V = constant (just as we did for the Otto cycle) Thus, for constant specific heats Q U Q Q mC T T Q mC T T mC T T net net out v out v v , , ( ) ( ) ( ) 41 41 41 1 4 1 4 4 1            The thermal efficiency becomes th Diesel out in v p Q Q mC T T mC T T , ( ) ( )       1 1 4 1 3 2
  • 17. 17 th Diesel v p C T T C T T k T T T T T T , ( ) ( ) ( / ) ( / )         1 1 1 1 1 4 1 3 2 1 4 1 2 3 2 What is T3/T2 ? PV T PV T P P T T V V rc 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2     where where rc is called the cutoff ratio, defined as V3 /V2, and is a measure of the duration of the heat addition at constant pressure. Since the fuel is injected directly into the cylinder, the cutoff ratio can be related to the number of degrees that the crank rotated during the fuel injection into the cylinder.
  • 18. 18 What is T4/T1 ? PV T PV T V V T T P P 4 4 4 1 1 1 4 1 4 1 4 1    where Recall processes 1-2 and 3-4 are isentropic, so PV PV PV PVk k k k 1 1 2 2 4 4 3 3 and Since V4 = V1 and P3 = P2, we divide the second equation by the first equation and obtain
  • 19. 19 th Diesel c k c k c k c k T T T T T T k T T r r r r k r , ( / ) ( / ) ( ) ( )             1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 2 1 2 1  th Diesel th Otto, , r rDiesel Otto  th Diesel th Otto, ,When rc > 1 for a fixed r, . But, since , . Therefore,
  • 20. Siklus Tekanan Terbatas 1. Fluida kerja dianggap gas ideal 2. Langkah isap (0 → 1) merupakan proses tekanan konstan. 3. Langkah kompresi (1 → 2) merupakan proses isentropik 4. Proses pemasukan kalor pada volume konstan (2 → 3). 5. Proses pemasukan kalor pada tekanan konstan (3 → 3a) 6. Langkah kerja (3a → 4) merupakan proses isentropik 7. Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konstan. 8. Langkah buang (1 → 0) terjadi pada tekanan konstan
  • 21.  Proses 0-1 (langkah isap) Pada langkah ini udara mengisi silinder yang bertambah besar karena torak bergerak dari TMA → TMB, dalam hal ini seolah-olah udara melakukan kerja sebesar W0-1 = P0 (V1 – V0) (positif, fluida melakukan kerja)  Proses 1-2 (langkah kompresi) Pada langkah kompresi dilakukan secara isentropik. Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, sehingga kerja yang dilakukan W1-2 = - ΔU = U1 – U2 = m Cv (T1 – T2) (negatif, fluida dikenai kerja) Karena isentropik berlaku : 1 1 21 1 2 1 1 1 2 1 2 )(                        k k k k k r V V P P T T   udarajenisberat sisavolumeV toraklangkahvolumeV V VV V V rdengan s L s sL       2 1
  • 22.  Proses 2-3 (pemasukan kalor pada volume konstan) Pemasukan kalor setelah torak mencapai TMA (titik 2) Fluida kerja tidak melakukan atau dikenai kerja, sehingga W2-3 = 0 Q2-3 = m Cv (T3 – T2) (positif, pemasukan kalor)  Proses 3-3a (pemasukan kalor pada tekanan konstan) Pemasukan kalor tekanan konstan berlangsung setelah Temperatur kerja mencapai T3. Volume fluida kerja berubah dari V3 – V3a, sehingga fluida kerja melakukan kerja sebesar: W3-3a = P3 (V3 – V3a) = P3a (V3 – V3a) (positif, fluida melakukan kerja) Sehingga jumlah pemasukan kalor Q3-3a = m Cv (T3a – T3) + W3-3a = U3a – U3 + P3 (V3 – V3a) = (U3a+V3a) – (U3 + P3 V3) = H3a – H3 = m Cp (T3a – T3) (positif, pemasukan kalor)
  • 23.  Proses 3a-4 (langkah ekspansi atau langkah kerja) Pada langkah kerja berlangsung secara isentropik. Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, sehingga kerja yang dilakukan W3a-4 = ΔU = U3a – U4 = m Cv (T3a – T4) (positif, fluida melakukan kerja) Karena isentropik berlaku :  Proses 4-1 (langkah pembuangan kalor) Proses ini dilakukan pada volume konstant. Torak telah mencapai TMB. Karena V4 = V1 , sehingga besar kerja 4-1, W4-1 = 0 Jumlah kalor yang dibuang Q4-1 = -ΔU = U1 – U4 = m Cv (T1 – T4) (negatif, pembuangan kalor) 1 3 4 1 4 3 1 3 4 3 4                      k a k a k k aa V V P P T T    Proses 1-0 (langkah buang) Torak bergerak dari TMB → TMA Fluida kerja dikenai kerja, sebesar : W1-0 = P0 (V1 – V0) (negatif, fluida kerja dikenai kerja)
  • 24.  Kerja yang dihasilkan oleh siklus tiap kg udara w = (u3 – u2) + (h3a – h3) + (u1 – u4) qmasuk qkeluar  Effisiensi siklus                                                                    11 11 1 11 1 1 )()( )( 1 1 inputkalor sikluskerja 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 4 2 1 3323 14 c c c rk r r maka V V V V rdan P P bila T T T T k T T T T T T atau TTcTTc TTc Q Q k t aa a t apv v in out t      
  • 25.  Untuk jumlah pemasukan kalor sama dan perbandingan kompresi sama ηvolume-konstan > ηtekanan-terbatas > ηtekanan-konstan  Untuk jumlah pemasukan kalor sama dan tekanan maksimum yang sama ηtekanan-konstan > ηtekanan-terbatas > ηvolume-konstan
  • 26. 26 The compression ratio r of an engine is the ratio of the maximum volume to the minimum volume formed in the cylinder. r V V V V BDC TDC   max min The mean effective pressure (MEP) is a fictitious pressure that, if it operated on the piston during the entire power stroke, would produce the same amount of net work as that produced during the actual cycle. MEP W V V w v v net net    max min max min