SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
256
BAB 12 PRESTASI MESIN
Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari
energi kimia yang terkandung pada bahan bakar menjadi energi mekaik
pada poros motor bakar. Jadi daya yang berguna yang langsung
dimanfaatkan sebagai penggerak adalah daya pada poros. Proses
perubahan energi dari mulai proses pembakaran sampai menghasilkan
daya pada poros motor bakar melewati beberapa tahapan dan tidak
mungkin perubahan energinya 100%. Selalu ada kerugian yang
dihasilkan selama proses perubahan, hal ini sesuai dengan hukum
termodinamika kedua yaitu "tidak mungkin membuat sebuah mesin yang
mengubah semua panas atau energi yang masuk memjadi kerja". Jadi
selalu ada "keterbatasan" dan "keefektifitasan" dalam proses perubahan,
ukuran inilah yang dinamakan efisiensi.
Kemampuan mesin motor bakar untuk mengubah energi yang
masuk yaitu bahan bakar sehingga menghasilkan daya berguna disebut
kemampuan mesin atau prestasi mesin. Gambar 12.1 menggambarkan
proses perubahan energi bahan bakar.
Gambar 12.1 Keseimbangan energi pada motor bakar
100% energi
bahan bakar
25% daya
berguna
5% gesekan dan
asesoris
30% pendingin
40% gas buang
257
Berdasarkan gambar 12.2 terlihat jelas bahwa tidak mungkin
mengubah semua energi bahan bakar menjadi daya berguna. Daya
berguna hanya sebesar 25%, yang artinya mesin hanya mampu
menghasilkan 25% daya berguna yang dapat dipakai sebagai penggerak
dari 100% bahan bakar. Energi yang lainnya dipakai untuk
menggerakkan asesoris atau peralatan bantu, kerugian gesekan dan
sebagian terbuang ke lingkungan sebagai panas gas buang dan melalui
air pendingin. Jika digambar dengan hukum termodinamika dua adalah
sebagai berikut :
Qmasuk
Sumber panas T tinggi,ruang
silinder motor, proses
pembakaran [100%]
mesinmotor
bakar
Wpositif = kerja mekanik [25%]
- putaran poros engkol motor
Qke luar
lingkungan
- gas buang melalui kenalpot mesin
motor bakar [40%]
- melalui air pendingin [30%]
- gesekan komponen mesin dan
daya asesoris [5%]
Temperatur rendah
Gambar 12.2 Diagram proses konversi energi pada motor bakar
258
A. Propertis Geometri Silinder
Bahan bakar dibakar di dalam silinder untuk menghasilkan energi.
Jadi silinder adalah komponen utama sebagai tempat proses
pembakaran.
Gambar 12.3 Propertis geometri silinder motor bakar
VC TMA
d
L
TMB
s
l

a
259
270 90o
180o
TMB
Gambar 12.4 Geometri silinder
2 BusiuntukmesinOtto
2 Penginjeksi bahan bakar
pada mesinDiesel
katup
Titik Mati Atas
[TMA]
ruang bakar
panjang langkah
dinding silinder
Titik mati bawah
[TMB]
Piston/torak
Batang torak
Crank shaft
atau poros engkol
TMA
0o

260
Gambar 12.3 dan 12.4 di atas adalah propertis dari geometri
silinder motor bakar. Adapun definisi dari masing-masing propertis atau
komponen adalah:
[1] Silinder, adalah bagian yang memindahkan panas ke tenaga mekanik
dengan menggunakan piston atau torak yang bergerak bolak balik di
dalam silinder. Gerakan piston akan bersinggungan dengan dinding
silinder.
[2] Kepala silinder, terdiri dari ruang bakar (Vc), lubang-lubang untuk
busi atau nosel injeksi dan makanik katup (hisap dan buang)
[3] Diameter silinder (d ), adalah ukuran melebar dari silinder.
[4] Panjang langkah (L), adalah jarak terjauh piston bergerak di dalam
silinder, atau jarak gerakan piston dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik
Mati Atas ( TMA)
[5] Poros engkol dan batang torak, adalah komponen pengubah gerak
bolak balik piston menjadi gerak putar atau rotasi
[6] Sudut engkol adalah sudut perputaran poros engkol pada langkah
tertentu, satu putaran penuh adalah 3600
.
Gambar 12.5 Langkah mesin
katup masuk katup buang
TMA
langkah
TMB
261
2
TMA
TMB
volume langkah Vd volume ruang bakar Vc
Gambar 12.6 Volume langkah dan volume ruang bakar
A.1. Volume langkah dan volume ruang bakar
Volume langkah adalah volume ketika torak bergerak dari TMA ke
TMB, disebut juga volume displacement dari mesin. Volume mesin satu
silinder dihitung dengan rumus:
V 
D
L
d
4
Volume langkah dengan jumlah silinder N adalah:
V 
D
4
xLxN
Volume ruang bakar atau clearance volume adalah Vc
A.2. Perbandingan kompresi (compression ratio)
Perbandingan kompresi (r) adalah menunjukkan seberapa banyak
campuran bahan bakar dan udara yang masuk silinder pada langkah
hisap, dan yang dimampatkan pada langkah kompresi. Perbandingannya
adalah antara volume langkah dan ruang bakar (Vd +Vc) yaitu pada posisi
piston di TMB, dengan volume ruang bakar (Vc) yaitu pada posisi piston
di TMA, dapat dirumuskan dengan persamaan:
2
262
r 
volume silinder pada posisi piston di TMB
volume
V V
r  d c
Vc
silinder pada posisi piston di TMA
Dari rumus efisiensi termal dapat dilihat bahwa dengan menaikkan
rasio kompresi akan menaikkan efisiensi, dengan kata lain tekanan
pembakaran bertambah dan mesin akan menghasilkan daya berguna
yang lebih besar. Akan tetapi, kenaikan tekanan pembakaran di dalam
silinder dibarengi dengan kenaikan temperatur pembakaran dan ini
menyebabkan pembakaran awal, peristiwa tersebut dengan knocking dan
meyebabkan daya mesin turun.
Pada mesin diesel rasio kompresi lebih tinggi dibanding dengan
mesin bensin. Rasio kompresi semakin tinggi pada mesin diesel
dibarengi dengan kenaikan efisiensi. Kenaikan rasio kompresi akan
menaikkan tekanan pembakaran, kondisi ini akan memerlukan material
yang kuat sehingga dapat menahan tekanan dengan temperatur tinggi.
Material yang mempuyai kualitas tinggi harus dibuat dengan teknologi
tinggi dan harganya mahal, sehingga secara keseluruhan menjadi tidak
efektif.
A.3. Kecepatan piston rata-rata
Piston atau torak bergerak bolak balik (reciprocating) di dalam
silinder dari TMA ke TMB dan dari TMB ke TMA. Kecepatan pergerakan
piston dapat dihitung dengan mengambil harga rata ratanya yaitu:
U p 2xLxn
dengan Up = adalah kecepatan piston rata-rata (m/s)
n = putaran mesin rotasi per waktu (rpm)
L = panjang langkah atau stroke
B. Torsi dan Daya Mesin
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi
torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang
biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda
yang berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari torsi adalah
sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar
gaya sentrifugal sebesar F, benda berputar pada porosnya dengan jari-
jari sebesar b, maka torsinya adalah:
T Fxb (N.m)
dengan T = Torsi benda berputar (N.m)
F = gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)
b = jarak benda ke pusat rotasi (m)
263
Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar
terhadap porosnya, dan benda akan berhenti apabila ada usaha melawan
torsi dengan besar sama dengan arah yang berlawanan.
Gambar 12.7 Skema pengukuran torsi
Pada motor bakar untuk mengetahui daya poros harus diketahui
dulu torsinya. Pengukuran torsi pada poros motor bakar menggunakan
alat yang dinamakan Dinamometer. Prinsip kerja dari alat ini adalah
dengan memberi beban yang berlawanan terhadap arah putaran sampai
putaran mendekati o rpm. Beban ini nilainya sama dengan torsi poros.
Gambar 12.8 menunjukkan prinsip dasar dari dinamometer.
Gambar 12.8 Skema dinamometer
Dari gambar di atas dapat dilihat pengukuran torsi pada poros
(rotor) dengan prisip pengereman dengan stator yang dikenai beban
b
Stator
Rotor
gaya F
n
beban w
F
b
-F
264
sebesar w. Mesin dinyalakan kemudian pada poros disambungkan
dengan dinamometer. Untuk megukur torsi mesin pada poros mesin
diberi rem yang disambungkan dengan w pengereman atau
pembebanan. Pembebanan diteruskan sampai poros mesin hampir
berhenti berputar. Beban maksimum yang terbaca adalah gaya
pengereman yang besarnya sama dengan gaya putar poros mesin F.
Dari definisi disebutkan bahwa perkalian antara gaya dengan jaraknnya
adalah sebuah torsi, dengan difinisi tersebut Torsi pada poros dapat
diketahui dengan rumus:
T wxb (Nm)
dengan T = torsi mesin (Nm)
w = beban (kg)
b = jarak pembebanan dengan pusat putaran
Pada mesin sebenarnya, pembebanan terjadi pada komponen-
komponen mesin sendiri yaitu asesoris mesin (pompa air, pompa
pelumas, kipas radiator), generator listrik (pengisian aki, listrik
penerangan, penyalan busi), gesekan mesin dan komponen lainnya.
Dari perhitungan torsi di atas dapat diketahui jumlah energi yang
dihasikan mesin pada poros. Jumlah energi yang dihasikan mesin setiap
waktunya disebut dengan daya mesin. Kalau energi yang diukur pada
poros mesin dayanya disebut daya poros.
C. Perhitungan Daya Mesin
Pada motor bakar, daya dihasilkan dari proses pembakaran di
dalam silinder dan biasanya disebut dengan daya indikator. Daya
tersebut dikenakan pada torak yang bekerja bolak-balik di dalam silinder
mesin. Jadi di dalam silinder mesin, terjadi perubahan energi dari energi
kimia bahan bakar dengan proses pembakaran menjadi energi mekanik
pada torak.
Daya indikator merupakan sumber tenaga per satuan waktu operasi
mesin untuk mengatasi semua beban mesin. Mesin selama bekerja
mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan
lainnya membentuk kesatuan yang kompak. Komponen-komponen mesin
juga merupakan beban yang harus diatasi daya indikator. Sebagai contoh
pompa air untuk sistem pendingin, pompa pelumas untuk sistem
pelumasan, kipas radiator, dan lain lain, komponen ini biasa disebut
asesoris mesin. Asesoris ini dianggap parasit bagi mesin karena
mengambil daya dari daya indikator.
Disamping komponen-komponen mesin yang menjadi beban,
kerugian karena gesekan antar komponen pada mesin juga merupakan
parasit bagi mesin, dengan alasan yang sama dengan asesoris mesin
yaitu mengambil daya indikator. Seperti pada Gambar 12.1 terlihat bahwa
265
daya untuk meggerakkan asesoris dan untuk mengatasi gesekan sekitar
5% bagian.
Untuk lebih mudah memahami, di bawah ini ditunjukkan perumusan
dari masing masing daya. Satuan daya menggunakan HP(horse power).
Ne Ni
 N
 N a (
HP)
dengan Ne = daya efektif atau daya poros ( HP)
Ni = daya indikator ( HP)
Ng = kerugian daya gesek ( HP)
Na = kerugian daya asesoris ( HP)
C.1. Daya indikator
Seperti telah diuraikan di atas, daya indikator adalah daya yang
dihasilkan di dalam silinder pada proses pembakaran. Untuk menghitung
daya indikator, perlu ditentukan terlebih dahulu tekanan indikator rata-rata
yang dihasilkan dari proses pembakaran satu siklus kerja.
C.1.1 Diagram indikator
Cara memperoleh siklus kerja dari suatu mesin adalah dengan
menggunakan sebuah motor atau mesin uji yang dipasang seperangkat
alat untuk mencatat setiap kondisi kerja mesin pada semua langkah.
Dengan mesin uji tersebut dapat dihasilkan diagram indikator satu siklus
kerja. Pada gambar berikut adalah mesin uji yang digunakan untuk
menggambarkan diagram indikator satu siklus kerja mesin, jenis mekanis
dan jenis elektrik. Gambar diagram indikator adalah sebuah grafik
hubungan p dan V, jadi setiap tekanan pada kedudukan tertentu dari
piston dapat diketahui.
Cara kerja mesin uji adalah sebagai berikut.
[A] Mesin uji elektrik. Mesin uji bekerja dengan sinyal digital. Alat
pendeteksi tekanan (pressure transduser) dipasang pada ruang
silinder, alat pendeteksi volume (inductive pick up) dipasang pada
piringan yang terpasang pada bagian bawah silinder terhubung
dengan poros engkol. Masing masing alat pendeteksi memberikan
respon dari setiap kondisi yang diukur, kemudian respon tersebut
diubah dalam bentuk sinyal listrik yang akan diperkuat di unit amplifier
dan trigger. Sinyal-sinyal digital di tampilkan pada layar osiloskop
dalam bentuk grafik hubungan sudut poros engkol dan tekanan silinder
[Gambar 12.9]
g
266
Gambar
Gambar 12.9 Mesin uji elektrik
[B] Mesin uji mekanis. Mesin uji mekanis terdiri dari dua perangkat
[Gambar 12.10]. Perangkat pertama adalah mesin otto dan yang
kedua adalah perangkat mekanisme pencatat. Proses pembakaran
pada tekanan dan volume tertentu di dalam silinder mesin otto. Pada
silinder dibuat lubang sebagai tempat saluran pipa yang akan
mendeteksi perubahan tekanan di dalam silinder selama siklus kerja
mesin. Pipa tersebut terhubung dengan silinder pada perangkat kedua
yang terdiri dari piston, batang piston dan tuas pencatat atau indikator
scriber. Pada tuas pencatat ujungnya akan bersinggungan dengan
drum kertas. Res pon volume setiap kondisi piston dideteksi dengan
menggunakan mekanisme tuas yang dipasang pada piston, kemudian
disambungkan dengan kabel yang dihubungkan drum kertas. Setiap
pergerakan piston akan memutar drum. Jadi pada saat mesin mulai
bekerja tekanan di dalam silinder mulai berubah sehingga tuas
pencatat mulai bergerak, karena kedudukan piston juga berubah
menyebabkan tuas pada piston juga berubah posisinya, seterusnya
drum berputar karena ditarik dengan kabel dari tuas piston.
tranduser tekanan
saluran 1 oskiloskop
amplifayer dan
trigger
perekam
skala
saluran 2
sensor
induktansi
piringan yang
dipasang padaporos
engkol
267
Gambar 12.10 Mesin uji mekanis
Diagram indikator yang dihasilkan mesin uji mekanis
menggambarkan kondisi tekanan pada setiap kedudukan piston di dalam
silinder [Gambar 12.11]. Sehingga secara sederhana diagram indikator
dapat digambarkan sebagai berikut.
penggambar
indikator
batangpiston
drum
batang pegas
piston
pengatur
puli
pengatur
kertas cetak
indikator
senar
loop dan hook
lengan ayun
268
Gambar 12.11 Diagram indikator mesin uji mekanik
Dari diagram indikator di atas terlihat satu siklus kerja dari mesin
otto. Siklus ini menggambarkan kondisi aktual dari mesin di dalam
silinder. Tekanan hisap dan buang terlihat berbeda, proses pembakaran
juga tidak pada volume konstan, pembuangan gas sisa juga tidak pada
volume konstan.
Diagram indikator yang dihasilkan mesin uji elektrik
menggambarkan kondisi tekanan pada setiap kedudukan piston di dalam
silinder. Sehingga secara sederhana diagram indikator dapat
digambarkan sebagai berikut.
Throttle penuh
Penyalaan
Katup buang
terbuka
TMA TMB
Tekanan,P
269
Gambar 12.12 Diagram indikator mesin uji elektrik
Diagram di atas merupakan hubungan antara tekanan di dalam
silinder dengan sudut engkol pada mesin. Dengan menggunakan grafik
ini dapat dianalisis setiap langkah kerja mesin, yaitu mulai hisap (intake),
kompresi (compression), pembakaran (combustion), tenaga (expansion),
dan buang (exhaust). Tekanan pembakaran pada piston yaitu pada
sumbu tegak menggambarkan kondisi aktual perubahan tekanan selama
mesin bekerja
C.1.2. Kerja indikator
Kerja indikator adalah kerja pada piston karena perubahan tekanan
dan volume selama siklus kerja mesin. Adapun kerja indikator
persiklusnya dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
Wi pdv atau disederhanakan menjadi
Wi pxv
dengan p = tekanan di dalam silinder (atm)
v = beda volume karena pergerakan piston
Gambar 12.13 adalah digram p-V dari mesin otto. Daerah A adalah
kerja indikator positif pada langkah kompresi dan tenaga, sedangkan
pada daerah B adalah kerja negatif pemompaan langkah hisap dan
buang. Adapun jumlah total dari kedua daerah kerja terebut adalah kerja
indikator total, dirumuskan dengan persamaan:
Pembakaran
Masuk Buang
Kompresi ekspansi
270
Widikatortotal Windikator Wpemompaan
Vd
Gambar 12.13 Diagram indikator mesin otto
Wnet= WA-WB
katup buang
terbuka
penyalaan A
TMA TMB
Tekanan,p
271
Gambar 12.14 Kerja indikator total
Kerja indikator total [Gambar 12.14] adalah kerja yang akan
diteruskan torak ke poros engkol. Kerja indikator akan selalu berubah
menyesuaikan dengan jumlah campuran bahan bakar udara yang dihisap
oleh mesin. Pada kondisi putaran rendah kerja indikator kecil, kerja
indikator paling besar apabila mesin mencapai efisiensi maksimum.
Harga dari Wpemompaan yaitu kerja yang dibutuhkan pada langkah
hisap dan buang akan selalu berharga negatif pada mesin standar,
dimana udara masuk ke silinder pada langkah hisap, karena di ruang
silinder tekanannya lebih rendah. Jadi diusahakan Wpemompaan serendah
mungkin untuk menghasilkan Wnet indikator yang besar.
Pada mesin mesin yang dipasang supercharger [Gambar 12.15]
atau turbocharger [Gambar 12.16] Wpemompaan berharga positif karena
udara dipaksa masuk pompa sehingga garis langkah hisap di atas
langkah buang. Jadi kerja indikator total adalah Wnet indikator = Windikator +
Wpemompaan. Jadi dapat dikatakan mesin yang dipasang supercharger atau
turbocharhger mempunyai Wnet indikator yang lebih besar dibandingkan
dengan mesin yang standar (Wnet indikator superchager > Wnet indikator) . Diagram
indikator untuk mesin yang dipasang superchager atau turbocharger
dapat dilihat pada Gambar 12.18
272
Gambar 12.15 Supercharger pada motor bakar
Udara masuk
273
Gambar 12.16 Prinsip turbocharger pada motor bakar
Udara masuk
Aftercooler kompresor
Saluran buang
Turbin
Udara ke luar
tekanan lebih
tinggi Udara masuk
gas buang ke luar
gas buang masuk turbin
274
Gambar 12.17 Instalasi turbocharger pada motor-bakar
aliran udara
terkompresi
silinder mesin
pendingin kompresor sudu turbin
udara
masuk
sudu
kompresor
pembuangan
gas sisa
saluran gas buang dari
mesin
275
A
Gambar 12.18 Perubahan diagram indikator dengan supercharging
WA~WB
Wnet~0
Penyalaan
Katup buang
Terbuka B
TMA TMB
Volume spesifik, v
Wnet= WA+WB
TMA TMB
Volume spesifik, v
Tekanan,pTekanan,p
276
C.1.3. Tekanan indikator rata-rata
Tekanan rata-rata atau Mean Effective Pressure (MEP) adalah
suatu konsep untuk mencari harga tekanan tertentu konstan yang apabila
mendorong piston sepanjang langkahnya dapat menghasilkan kerja
persiklus Wnet 2 yang sama dengan siklus yang dianalisis Wnet 1. Pada
gambar adalah grafik kerja indikator netto denga MEP nya.
Tekanan rata-rata dirumuskan sebagai berikut:
P 
kerja persiklus
ratarata
volum
e
langkah to rak
Pratarata
W
 nett,2
Vd
jadi Wnet ,2 Pratarata xVd
Luasan Wnet adalah segi empat dengan lebar tekanan rata-rata (MEP)
dan panjang Vd (VTMA - VTMB), maka untuk mencari luasannya:
Wnet = panjang x lebar = Vd X MEP = (VTMA - VTMB) X MEP
3
P
Prata-rata (MEP)
Wnet 1
D
2
C
4
Vc A
Wnet 2
1
Vd B
v
TMA TMB
Gambar 12.19 Diagram tekanan rata-rata
277
IMEP
Jadi Prata-rata adalah suatu garis tekanan konstan, dimana pada
posisi tersebut luas diagram p -v yang dibatasi oleh A-B-C-D sama
dengan luasan bidang 1-2-3-4. Wnet 1 adalah identik dengan Wnet 2
Gambar 12.20 Diagram indikator rata-rata
Wnet,i =(VTMA - VTMB) X MEP
A
IMEP
B
Wnet,i = Prata-rata,i X Vd
Prata-rata,i
Vd
TMA TMB
278
Gambar 12.20 di atas adalah diagram indikator hubungan tekanan
dan volume. Dari diagram tersebut dapat diketahui kerja indikator netto
Wnet,i dari siklus. Untuk mengetahui kerja indikator netto, dihitung terlebih
dahulu tekanan efektif indiaktor rata-rata atau Indicated Mean Effective
Pressure (IMEP) dari siklus, adapun caranya adalah sebagi berikut. Dari
diagram indikator yang dihasilkan dari mesin uji, baca skala tekanan dan
skala langkah toraknya.
2 Skala langkah torak adalah 1 mm = X m
2 Skala volume langkah adalah 1mm =AX m3
2 Skala tekanan adalah 1mm =Y N/m2
2 Skala kerja adalah 1 mm2
=Y.AX N.m
Apabila diketahu luasan kerja indikator adalah C mm2
, maka kerja
indikator persiklus = C.Y.AX N.m, sehingga tekanan indikatornya dapat
dihitung dengan rumus:
kerja indikator persiklus
Pratarata,i 
volum
e
langkah to rak
Pratarata,i 

Pratarata,i 
CxYxAX
2
Vd
CxYxAX
2
AxL
CxYxX
2
N/m2
N/m2
2
jadi
Pratarata,i 
L
N/m
dengan L = panjang langkah torak cm
Tekanan indikator rata-rata yang diperoleh dari perhitungan di atas
dapat digunakan untuk menghitung daya indikator. Dari rumus a dapat
diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Kerja indikator persiklus Pratarata,i xvolume langkah to rak
Wnet ,i Pratarata,i xVd
dengan Prata-rata, i = tekanan indikator rata-rata
Daya adalah kerja perwaktunya N = W/t (1/t adalah rotasi per waktu atau
n ), maka daya indikator dapat dihitung dengan persamaan:
Ni Wnet ,i xn Nm/s
dengan n = putaran mesin (rpm)
Untuk mesin multisilinder untuk 4 langkah atau 2 langkah, rumus umum
untuk menghitung daya indikator adalah:
279
Ni Pratarata,i xVd xnxaxz Nm/s
dengan n = putaran mesin (rpm)
a = jumlah siklus perputaran
= 1 untuk 2 langkah dan 1/2 untuk 4 langkah
z = jumlah silinder
C.2. Daya poros atau daya efektif
Daya poros adalah daya efektif pada poros yang akan digunakan
untuk mengatasi beban kendaraan. Daya poros diperoleh dari
pengukuran torsi pada poros yang dikalikan dengan kecepatan sudut
putarnya atau dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut:
Ne Tx Nm/s
Tx2n
2Txn
dengan Ne = Daya poros Nm/s ( Watt)
T = Torsi Nm
 = Kecepatan sudut putar
Dari perumusan di atas, untuk menghitung daya poros (brake
power) Ne harus diketahui terlebih dahulu torsi T dan putaran n mesinnya.
Torsi diukur langsung dengan alat dinamometer dan putaran mesin
diukur dengan tachometer.
C.3. Kerugian daya gesek
Daya gesek adalah energi persatuan waktu dari mesin yang
harus diberikan untuk mengatasi tahanan dari komponen-komponen
mesin yang bersinggungan. Besarnya daya gesek dapat dihitung dengan
mengurangi daya indikator dengan daya poros, perhitungan ini dengan
asumsi daya asesoris diabaikan. Perumusannya adalah:
Ne Ni
 N
 Na

apabila diasumsikan Na = 0 maka,
N g Ni Ne
Perhitungan daya gesek dengan cara ini cukup bagus untuk skala
laboratorium.
D. EfisiensiMesin
Efisiensi mesin menggambarkan tingkat efektifitas mesin bekerja.
Secara alamiah setiap proses memerlukan energi, menghasilkan kerja
untuk melakukan proses, kemudian ada energi yang harus dibuang.
Seperti manusia yang harus makan untuk melakukan aktivitas kerja,
g
280
selanjutnya secara alamiah harus ada yang dibuang. Apabila proses ini
tidak berjalan semestinya, manusia dinyatakan dalam keadaan sakit dan
tidak dapat melakukan kerja. Dalam kondisi ini seandainya manusia
adalah mesin maka manusia dalam keadaan rusak.
Konsep efisiensi menjelaskan bahwa perbandingan antar energi
berguna dengan energi yang masuk secara alamiah tidak pernah
mencapai 100%. Pada motor bakar ada beberapa definisi dari efisiensi
yang menggambarkan kondisi efektivitas mesin bekerja, yaitu:
1. Efisiensi termal
2. Efisiensi termal indikator
3. Efisiensi termal efektif
4. Efisiensi mekanik
5. Efisiensi volumetrik
D.1 Efisiensi termal
Efisiensi termal adalah konsep dasar dari efisiensi siklus ideal yang
didefinisikan perbandingan antara energi yang berguna dengan energi
yang masuk. Energi berguna adalah pengurangan antara energi masuk
dengan energi terbuang. Jadi efisiensi termal dirumuskan dengan
persamaan :

Energi berguna
Energi masuk
D.2. Efisiensi termal indikator
Efisiensi termal indikator adalah efisiesi termal dari siklus aktual
diagram indikator. Energi berguna dari diagram indikator adalah kerja
indikator dan energi masuknya adalah energi dari proses pembakaran
perkilogramnya. Perumusannya adalah sebgai berikut:

Energi berguna

daya indikator
i
i 
Energi
Ni

Qm
masuk laju energi kalor masuk per kg
Karena efisiensi termal indikator adalah pada siklus aktual maka
fluidanya adalah bahan bakar dengan udara, sehingga perhitungan
energi adalah sebagai berikut:
 
Qm G f
Ni
xQc
i 

Qm
281
i
e
Ni
i 

G f xQc
P xV xnxaxz
 ratarata,i d

G f xQc
dengan Ni

Qm

G f
Qc
= Daya indikator (watt)
= laju kalor masuk per kg bahan bakar ( kcal/kg.jam)
= laju bahan bakar yang digunakan (kg/jam)
= Nilai kalor bahan bakar per kcal/kg
D.3. Efisiensi termal efektif
Efisiensi termal efektif adalah perbandingan daya poros atau daya
efektif dengan laju kalor masuknya. Perumusannya adalah sebagai
berikut:

daya poros Ne
e
laju energi
Ne
kalor masuk

per kg 

Qm
e 

G f xQc
P xV xnxaxz
 ratarata,e d

G f xQc
D.4. Efisiensi mekanik
Semua beban mesin diatasi dengan sumber energi dari proses
pembakaran yang menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik yang
terukur pada diagram indikator adalah kerja indikator. Kerja indikator
persatuan waktu inilah yang akan ditransfer mejadi kerja poros per
satuan waktu. Adapun besarnya nilai efektivitas dari transfer daya
indikator menjadi daya poros adalah efisiensi mekanis. Jadi efisiensi
mekanis adalah perbandingan antara daya poros dengan daya indikator
dan dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
N
  e
m
Ni
282

v
G
Apabila
Ne
e 

Qm
Ni
dan i 

Qm
N
apabila dua persamaan tersebut disubstitusikan pada   e
m
N

menjadi   e
m

i
, jadi jelas bahwa daya poros yang dihasilkan dari daya
i
indikator harus dikalikan dengan efisiensi mekaniknya.
D.5. Efisiensi volumetrik
e m xi
Udara yang dihisap masuk silinder selalu banyak mengalami
hambatan aliran sehingga aliran udara banyak kehilangan energi,
disamping itu udara hisap juga menyerap panas dari saluran hisap
terutama pada ujung saluran hisap yang ada katup masuknya. Karena
menyerap panas temperatur udara menjadi naik dan menyebabkan
massa jenis turun tetapi menaikkan nilai viskositasnya. Dengan kondisi
tersebut udara lebih sulit mengalir dengan massa per satuan volumenya
juga berkurang. Untuk mendefinisikan jumlah udara yang masuk ke ruang
silinder dirumuskan ukuran keefektifan aliran udaran masuk yaitu efisiensi
volumetri. Perumusannya adalah sebagai berikut:

Ga
v 
jumlah udara masuk kedalam silinder aktual kg/jam 


Gai
jumla
h
udara masuk kedalam silinder ideal(kg/j am)

G
 a

Gai


 a

ai
dengan  massa jenis udara (kg/m3
)
Hubungan efisiensi volumetrik dengan tekanan rata-rata efektif adalah:
Peratarata e.v .f .Qc .ai .0,0427 kg/cm
dengan f = perbandingan bahan bakar udara

G jumlah bahan bakar yang digunakan kg/jam
f 
f

jumlah
a
udara yang digunakan kg/jam
dari perumusan di atas terlihat bahwa tekanan efektif rata-rata
bergantung dari nilai dari v .
2
283
E. Laju Pemakaian Bahan Bakar Spesifik
Laju pemakaian bahan bakar spesifik atau spesific fuel consumtion
(SFC) adalah jumlah bahan bakar (kg) per waktunya untuk menghasikan
daya sebesar 1 Hp. Jadi SFC adalah ukuran ekonomi pemakaian bahan
bakar. Perhitungan untuk mngetahui SFC adalah:

G
SFC 
f
e
Ne
Ne
e 

G f xQc
Ne
e xQc 

G f
1
e
xQc


G f
Ne
SFC
F. Perhitungan Performasi Motor Bakar Torak
Soal
1. Sebuah mesin bensin 4 tak 6 silinder diujikan untuk mengetahui daya
indikatornya, volume langkah 1000 cm3
, putaran mesin diuji pada 2000
rpm, dari hasil pengujian didapatkan tekanan rata-rata indikator 10 kg/cm2
berapakah daya indikatornya ?
Jawab.
Diketahui
n = 2500 (rpm) = 2500/60 rps
a = 1/2 untuk 4 langkah
z = 6 silinder
Vd = 1000 cm3
Pi = 10 kg/cm2
P xV xnxax
N ratarata,i d
z mkg/si
60x100
N 
Pratarata,i
xVd xnxax z Hp [ 1 Hp 75 kgm/s]
i
60x100x75
N 
10x1000x2500x0,5x6
166,67Hpi
450000
284
2. Mesin kendaran motor satu silinder jenis 2 tak dengan volume langkah
250 cm3
disiapkan untuk perlombaan, untuk keperluan tersebut, ahli
mekanik melakukan pengujian untuk mengetahui daya indikator dari
mesin yang sudah dimodifikasi pada putaran 2300 rpm. Apabila diketahui
tekanan indikator rata-rata adalah 5 kg/cm2
, berapa daya indikatornya ?.
Jawab :
Diketahui :
n = 2300 (rpm) = 2300/60 rps
a = 1 untuk 2 langkah
z = 1 silinder
Vd= 250 cm3
Pi = 5 kg/cm2
P xV xnxax
N ratarata,i d
z mkg/si
60x100
N 
5x250x2300x1x1
= 63,9 Hpi
60x100x75
3. Apabila soal pada nomor 2 diaplikasikan pada motor 4 tak, berapakah
daya indikatornya ?. Jika dibandingkan aplikasi pada motor 2 tak, besar
manakah daya indikator ?
Jawab :
P xV xnxax
N ratarata,i d
z mkg/si
60x100
N 
5x250x2300x0,5x1
= 31,95 Hp [a =0,5 4 tak]
i
60x100x75
Jawaban no 2 dan 3, terlihat daya indikator untuk kondisi mesin yang
sama, mesin 2 tak mempunyai nilai yang lebih besar yaitu sebesar dua
kalinya.
4. Dari soal no.1, sebagi tambahan pengujian, mesin tersebut kemudian
dimasukan ke dinamometer untuk diketahui nilai torsinya. Dari pengujian
dihasilkan data yaitu pada putaran 2500 rpm, torsi yang terbaca 35 kgm,
hitunglah berapa besar daya efektif, efisiensi mekanik dan hitung daya
geseknya
Jawab. :
Diketahui:
Dari data soal no1 diketahui Ni = 166,67 Hp
Torsi pada n = 2500 rpm sebesar 35 kg.m
Daya efektifnya adalah Ne 2Txn
285
Untuk 2500 rpm = 2500/60 rps
T = 35 kgm
Ne 2Txn
35x 2500 
Ne 2
60x75
122,1Hp
Daya gesek dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :
N g Ni Ne
Ng = 166,67 Hp-122,1 Hp
Ng = 44,6 Hp
Efisensi mekanik sebesar :
N
  e
m
N i
Ne
m 
i

122,1
166,67
x100% 73,25%
5. Apabila pada soal no.4 jumlah bahan bakar dan nilai kalornya tercatat

sebesar G f 30 kg/jam dan Qc = 10000 kcal/kg, hitunglah efisiensi
indikatornya dan efektifnya. Buktikan bahwa
juga SFC efektifnya!
Jawab
Diketahui:
e m xi ! dan hitung

G f 30 kg/jam =30/3600 kg/s
Qc = 10000 kcal/kg, 1 kcal = 427 kg.m
1 Hp  75 kg.m/s
Dari data soal no.1 dan no.4 diperoleh
N 
10x1000x2500x0,5x6
166,67Hpi
450000
35x 2500 
Ne 2
60x75
122,1Hp
Besar efisiensi indikatornya adalah:
N
286

Ni
i 
;
Qm
Ni
i 

Qm

166,67x75
30/ 3600x10000x427
x100% 35,1%
Besar efisiensi efektifnya adalah:
Ne
e 
;
Qm
Ne
e 

Qm
122,1x75
30/ 3600x10000x427
x100% 25,7%
Efisiensi efektif dapat dihitung dengan perumusan:
e m xi ;
e m xi 0,7325x0,351x100% 25,7%
SFC adalah

G
SFC 
f
e
N
SFC
e

3600x75
0,246
kg / jam
e
10000x0,257x427 hp
Apabila SG (Spesific Grafity) bensin adalah 0,75 pemakaian dalam
volume bahan-bakar per jam setiap Hp nya adalah:
SG =0,75 jadi bensin 750kg / m3

m
;V 
m

0,246
0,000328m3
V  750
V =0,000328 m3
= 0,328 dm3
= 0,328 liter ; jadi
SFC = 0,328 liter/jam.Hp
Rangkuman :
1. Proses perubahan energi dari mulai proses pembakaran sampai
menghasilkan daya pada poros motor bakar melewati beberapa
tahapan dan tidak mungkin perubahan energinya 100%. Selalu
ada kerugian yang dihasikan dari selama proses perubahan, hal
ini sesuai dengan hukum termodinamika kedua yaitu "tidak

287
mungkin membuat sebuah mesin yang mengubah semua panas
atau energi yang masuk memjadi kerja".
2. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya
sentrifugal sebesar F, benda berpuar pada porosnya dengan jari
jari sebar b, dengan data tersebut torsinya adalah
3. Daya indikator adalah merupakan sumber tenaga persatuan
waktu operasi mesin untuk mengatasi semua beban mesin. Untuk
lebih mudah pemahaman di bawah ini dalah perumusan dari
masing masing daya. Satuan daya menggunakan HP( hourse
power )
Ne Ni
 N
 N a (
HP)
4. Daya poros diperoleh dari pengukuran torsi pada poros yang
dikalikan dengan kecepatan sudut putarnya atau dapat dituliskan
dengan persamaan sebagai berikut ;
Ne Tx Nm/s
5. Daya gesek adalah merupakan energi persatuan waktu dari
mesin yang harus diberikan untuk mengatasi tahanan dari
komponen-komponen mesin yang bersinggungan
Ne Ni
 N
 Na

6. Efisiensi termal dirumuskan dengan persamaan :

Energi berguna
Energi masuk
7. Efisiensi termal indikator adalah efisiesi termal dari siklus aktual
diagram
indikatori Energi berguna

 daya indikator
Energi masuk laju energi kalor masuk per kg
8. Efisiensi termal efektif adalah perbandingan daya poros atau daya
efektif dengan laju kalor masuknya

daya poros Ne

e
laju energi kalor masuk

per kg 

Qm
9. Jadi efisiensi mekanis adalah perbandingan antara daya poros
dengan daya indikator dan dirumuskan dengan persamaan
sebagai berikut.
N
  e
m
Ni
g
g
288
10. Untuk mendefinisikan jumlah udara yang masuk ke ruang silinder
dirumuskan ukuran keefektifan aliaran udaran masuk yaitu
efisiensi volumteri.

Ga
v 
jumlah udara masuk kedalam silinder aktual kg/jam 


Gai
jumla
h
udara masuk kedalam silinder ideal(kg/j am)
11. Laju pemakaian bahan bakar spesifik atau spesific fuel
consumtion (SFC) adalah jumlah bahan bakar (kg) per waktunya

untuk menghasikan daya sebesar 1 Hp.
G
SFC 
f
e
Ne
Soal :
1. Untuk menaikkan kemampuan mesin kendaran bermotor, seorang ahli
mekanik kendaran bermotor melakukan modifikasi mesin sehingga
diharapkan unjuk kerja mesin naik terutama dayanya. Ahli mekanik
tersebut membawa sepeda motornya ke laboratorium uji. Dari pengujian
diperoleh data-data sebagai berikut. Tekanan indikator rata-rata 8 kg/cm2
,
pada putaran 2400 rpm besar torsinya 40 kg.m. Konsumsi bahan
bakarnya 25 kg/jam dengan nilai kalor 1500 kcal/kg. Adapun data
kendaran bermotornya adalah mesin 4 tak, satu silinder, dengan volume
langkah 100 cm2
. Hitunglah efisiseni efektifnya ! dan berapa SFC ?.
2. Seorang pemilik kendaran bermotor berniat untuk memasang AC (80
Hp) pada mobil sedannya, sebelum melakukan pemasangan, si pemilik
sedan membawa mobilnya ke sebuah bengkel untuk diuji dayanya. Dari
hasil uji diperoleh data sebagai berikut. Torsi maksimum 150 kg.m
tercapai pada putaran 3000 rpm. Data-data sedannya adalah : Mesin 4
tak 8 silinder, volume langkah 1500 cm3
, tekanan indikator rata-rata 15
kg/cm2
. Batas minimum efisiensi efektif adalah 10% mobil sedan masih
bekerja normal. Periksa apakah dengan pemasangan AC mobil sedan
masih dapat bekerja normal. !!
289
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Mesin Diesel
Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin
yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau yang mengubah
energi termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses
pembakaran, proses fisi bahan bakar nuklir atau proses-proses yang lain. Ditinjau dari
cara memperoleh energi termal ini, mesin kalor dibagi menjadi dua golongan yaitu
mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.
Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar mesin dimana
energi termal dari gas hasil pembakaran dipindah ke fluida kerja mesin melalui
beberapa dinding pemisah. Sedangkan pada mesin pembakaran dalam atau dikenal
dengan motor bakar, proses pembakaran terjadi di dalam motor bakar itu sendiri
sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor
diesel disebut juga motor bakar atau mesin pembakaran dalam karena pengubahan
tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik dilaksanakan di dalam mesin itu
sendiri. Di dalam motor diesel terdapat torak yang mempergunakan beberapa silinder
yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak-balik (translasi). Di dalam silinder
itu terjadi pembakaran antara bahan bakar solar dengan oksigen yang berasal dari udara.
Gas yang dihasilkan oleh proses pembakaran mampu menggerakkan torak yang
dihubungkan dengan poros engkol oleh batang penggerak. Gerak tranlasi yang terjadi
pada torak menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi
tersebut mengakibatkan gerak bolak-balik torak [Ref.3].
Konsep pembakaran pada motor diesel adalah melalui proses penyalaan kompresi
udara pada tekanan tinggi. Pembakaran ini dapat terjadi karena udara dikompresi pada
ruangan dengan perbandingan kompresi jauh lebih besar daripada motor bensin (7-12),
yaitu antara (14-22). akibatnya udara akan mempunyai tekanan dan temperatur melebihi
suhu dan tekanan penyalaan bahan bakar.
6
Hal ini berbeda untuk percikan pengapian mesin seperti mesin bensin yang
menggunakan busi untuk menyalakan campuran bahan bakar udara. Mesin dan siklus
termodinamika keduanya dikembangkan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1892.
2.1.1 Siklus Diesel (Tekanan Tetap)
Siklus diesel adalah siklus teoritis untuk compression-ignition engine atau mesin
diesel. Perbedaan antara siklus diesel dan Otto adalah penambahan panas pada tekanan
tetap. Karena alasan ini siklus Diesel kadang disebut siklus tekanan tetap. Dalam
diagram P-v, siklus diesel dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 2.1 Siklus Diesel Diagram P-v [Ref.7]
Proses dari siklus tersebut yaitu:
6-1 = Langkah Hisap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah Kompresi, P bertambah, Q = c (isentropik / reversibel adiabatik)
2-3 = Pembakaran, pada tekanan tetap (isobarik)
3-4 = Langkah Kerja P bertambah, V = c (isentropik / reversibel adiabatik)
4-5 = Pengeluaran Kalor sisa pada V = c (isokhorik)
5-6 = Langkah Buang pada P = c
7
Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali gerakan (dua kali
putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara skematis prinsip kerja motor diesel
empat langkah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah hisap
Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara
mengalir ke dalam silinder.
2. Langkah kompresi
Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari titik TBM ke
TMA menekan udara yang ada dalam silinder. 5ᵒ
setelah mencapai TMA,
bahan bakar diinjeksikan.
3. Langkah ekspansi
Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang bertemperatur tinggi, bahan
bakar terbakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai
piston mencapai TMB. Kedua katup tertutup pada langkah ini.
4. Langkah buang
Ketika piston hampir mencapai TMB, katub buang terbuka, katub masuk tetap
tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA sisa pembakaran terbuang
keluar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA.
Siklus kemudian berulang lagi [Ref.3].
Gambar 2.2 Siklus Motor Diesel 4 langkah [Ref.6]
8
2.1.2 Siklus Aktual Motor Diesel`
Dalam siklus diesel, kerugian-kerugian lebih rendah daripada yang terjadi pada
siklus otto. Kerugian utama adalah karena pembakaran tidak sempurna dan penyebab
utama perbedaan antara siklus teoritis dan siklus mesin diesel. Dalam siklus teoritis
pembakaran diharapkan selesai pada akhir pembakaran tekanan tetap, tetapi aktualnya
after burning berlanjut sampai setengah langkah ekspansi. Perbandingan efisiensi antara
siklus aktual dan teoritis adalah sekitar 0,85.
Gambar 2.3 Siklus Aktual Motor Diesel 4 Langkah [Ref.4]
2.1.3 Karakteristik Bahan Bakar Mesin Diesel
Karakteristik bahan bakar mesin diesel yaitu:
a. Volatilitas (Penguapan)
Penguapan adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah fasa menjadi uap.
Tekanan uap yang tinggi dan titik didih yang rendah menandakan tingginya
penguapan. Makin rendah suhu ini berarti makin tinggi penguapannya.
b. Titik Nyala
Titik nyala adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar dapat menimbulkan
uap yang dapat terbakar ketika disinggungkan dengan percikan atau nyala api. Nilai
titik nyala berbanding terbalik dengan penguapan.
c. Viskositas
Viskositas menunjukkan resistensi fluida terhadap aliran. Semakin tinggi viskositas
9
bahan bakar, semakin sulit bahan bakar itu diinjeksikan. Peningkatan viskositas juga
berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan bahan bakar tersebut bercampur
dengan udara.
d. Kadar Sulfur
Kadar sulfur dalam bahan bakar diesel yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya keausan pada bagian-bagian mesin. Hal ini terjadi karena adanya partikel-
partikel padat yang terbentuk ketika terjadi pembakaran.
e. Kadar Air
Kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar dapat membentuk kristal yang
dapat menyumbat aliran bahan bakar.
f. Kadar Abu
Kadar abu menyatakan banyaknya jumlah logam yang terkandung dalam bahan
bakar. Tingginya konsentrasi dapat menyebabkan penyumbatan pada injeksi,
penimbunan sisa pembakaran.
g. Kadar Residu Karbon
Kadar residu karbon menunjukkan kadar fraksi hidrokarbon yang mempunyai titik
didih lebih tinggi dari bahan bakar, sehingga karbon tertinggal setelah penguapan
dan pembakaran bahan bakar.
h. Titik Tuang
Titik tuang adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar mulai membeku dan
terbentuk kristal-kristal parafin yang dapat menyumbat saluran bahan bakar.
i. Kadar Karbon
Kadar karbon menunjukkan banyaknya jumlah karbon yang terdapat dalam bahan
bakar.
j. Kadar Hidrogen
Kadar hidrogen menunjukkan banyaknya jumlah hidrogen yang terdapat dalam
bahan bakar.
k. Angka Setana
Angka setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri (auto
ignition). Semakin cepat suatu bahan bakar mesin diesel terbakar setelah diinjeksikan
ke dalam ruang bakar, semakin tinggi angka setana bahan bakr tersebut. Angka
setana bahan bakar adalah persen volume dari setana dalam campuran setana dan
10
alfa-metil-naftalen yang mempunyai mutu penyalaan yang sama dengan bahan bakar
yang diuji. Bilangan setana 48 berarti bahan bakar setara dengan campuran yang
terdiri atas 48% setana dan 52% alfa-metil-naftalen.
l. Nilai Kalor
Nilai kalor menunjukkan energi kalor yang dikandung dalam setiap satuan massa
bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor suatu bahan bakar, semakin besar energi
yang dikandung bahan bakar tersebut persatuan massa.
m. Massa Jenis
Massa jenis menunjukkan besarnya perbandingan antara massa dari suatu bahan
bakar dengan volumenya [Ref.3].
11
Tabel 2.1 Spesifikasi minyak solar sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas
3675K/24/DJM/2006
No. Karakteristik Unit
Batasan Metode Uji
MIN MAX ASTM IP
1 Angka Setana 45 – D-613
2 Indek Setana 48 – D-4737
3 Berat jenis pada 15 °C kg/m3 815 870 D-1298
4 Viskositas pada 40 °C mm2/s 2 5 D-445
5 Kandungan Sulfur % m/m – 0.35 D-1552
6 Distilasi : T95 °C – 370 D-86
7 Titik Nyala °C 60 – D-93
8 Titik Tuang °C – 18 D-97
9 Karbon Residu merit – Kelas I D-4530
10 Kandungan Air mg/kg – 500 D-1744
11 Biological Grouth –
12 Kandungan FAME % v/v – 10
13 Kandungan Metanol dan Etanol % v/v Tak Terdeteksi D-4815
14 Korosi Bilah Tembaga Merit – Kelas I D-130
15 Kandungan Abu % m/m – 0.01 D-482
16 Kandungan Sedimen % m/m – 0.01 D-473
17 Bilangan Asam Kuat mgKOH/gr – 0 D-664
18 Bilangan Asam Total mgKOH/gr – 0.6 D-664
19 Partikulat mg/l – – D-2276
20 Penampilan Visual – Jernih dan terang
21 Warna No. ASTM – 3 D-1500
12
2.2 Teori Pembakaran
Pada motor bakar, proses pembakaran merupakan reaksi kimia yang berlangsung
sangat cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang menimbulkan panas sehingga
mengakibatkan tekanan dan temperatur gas yang tinggi. Kebutuhan oksigen untuk
pembakaran diperoleh dari udara yang memerlukan campuran antara oksigen dan
nitrogen, serta beberapa gas lain dengan persentase yang relatif kecil dan dapat
diabaikan. Reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen yang diperoleh dari udara akan
menghasilkan produk hasil pembakaran yang komposisinya tergantung dari kualitas
pembakaran yang terjadi. Dalam pembakaran proses yang terjadi adalah oksidasi
dengan reaksi sebagai berikut:
Gambar 2.4 Proses Pembakaran Mesin Diesel [Ref.5]
Pembakaran di atas dikatakan sempurna bila campuran bahan bakar dan oksigen
(dari udara) mempunyai perbandingan yang tepat, hingga tidak diperoleh sisa. Bila
oksigen terlalu banyak, dikatakan campuran “lean” (kurus), pembakaran ini
menghasilkan api oksidasi. Sebaliknya, bila bahan bakarnya terlalu banyak (atau tidak
cukup oksigen), dikatakan campuran “rich” (kaya), pembakaran ini menghasilkan api
reduksi.
Dalam pembakaran, ada pengertian udara primer yaitu udara yang dicampurkan
dengan bahan bakar di dalam burner (sebelum pembakaran) dan udara sekunder yaitu
udara yang dimasukkan dalam ruang pembakaran setelah burner, melalui ruang sekitar
ujung burner atau melalui tempat lain pada dinding dapur.
Berat massa bahan yang masuk ruang pembakaran = berat massa bahan yang
keluar.
13
Gambar 2.5 Skema Sistem Penyaluran Bahan Bakar sampai Menjadi Gas Buang
(a + b) = (c + d + e)
a = berat bahan kering + air (kelembaban).
b = berat udara + uap air yang terkandung dalam udara.
Air dalam d dan e = (air yang terkandung dalam bahan bakar) + (air dari
kelembaban udara) + (air yang terbentuk dari reaksi pembakaran).
Supaya dihasilkan pembakaran yang baik, maka diperlukan syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Jumlah udara yang sesuai
2. Temperatur yang sesuai dengan penyalaan bahan bahan bakar
3. Waktu pembakaran yang cukup
4. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan api dalam silinder.
5. Reaksi pembakaran baik bahan bakar solar maupun bahan bakar metanol
merupakan reaksi oksidasi antara senyawa hidrokarbon dengan oksigen sehingga
dihasilkan produk berupa karbon dioksida, uap air, oksida nitrogen atau produk
lainnya tergantung pada kualitas pembakaran.
Reaksi pembakaran stoikiometri solar (C18 H23):
CaHb + (a+b/4)(O2+3,773N2) = aCO2 + (b/2)H2O + 3,773(a+b/4)N2
C12H23 + (12+23/4)(O2+3,773N2) = 12CO2 + (23/2)H2O + 3,773(12+23/4)N2
C12H23 + (17,75)(O2+3,773N2) = 12CO2 + 11,5H2O + 3,773(17,75)N2
14
Perbandingan nilai mol
C12H23 + (17,75)(O2+3,773N2) = 12CO2 + 11,5H2O + 3,773(17,75)N2
1.C12H23 + (17,75.O2 + 66,97.N2) = 12.CO2 + 11,5.H2O + 66,97.N2
Relatif massa =
1.C12H23 + (17,75.O2 + 66,97.N2) = 12.CO2 + 11,5.H2O + 66,97.N2
1{(12x12)+(1x23)} + {(17.75x32)+(66,97x28)} = 12(44) + 11,5(18) + 66,97(28)
167 + 2443,16 = 2610,16
Per unit massa =
1 + 14,6 = 15,6
Hasil stokiometrik (A/F)s = 14,6 dan (F/A)s = 0,0689
Produk pembakaran campuran udara-bahan bakar dapat dibedakan menjadi:
1. Pembakaran sempurna (pembakaran ideal)
Setiap pembakaran sempurna menghasilkan karbon dioksida dan air. Peristiwa
ini hanya dapat berlangsung dengan perbandingan udara-bahan bakar
stoikiometris dan waktu pembakaran yang cukup bagi proses ini.
2. Pembakaran tak sempurna
Peristiwa ini terjadi bila tidak tersedia cukup oksigen. Produk pembakaran ini
adalah hidrokarbon tak terbakar dan bila sebagian hidrokarbon terbakar maka
aldehide, ketone, asam karbosiklis dan sebagian karbon monoksida menjadi
polutan dalan gas buang.
3. Pembakaran dengan udara berlebihan
Pada kondisi temperatur tinggi nitrogen dan oksigen dari udara pembakaran
akan bereaksi dan akan membentuk oksida nitrogen (NO dan NO2).
Disamping itu produk yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat berupa
oksida timah, oksida hologenida, oksida sulfur, serta emisi evaporatif seperti
hidrokarbon ringan yang teremisi dari sistem bahan bakar.
15
2.3 Hidrodinamika Magnet
Penggunaan magnet ditujukan untuk menghemat bahan bakar dikarenakan di
dalam ring magnet terjadi proses magnetisasi. Proses magnetisasi diperlukan agar bahan
bakar lebih mudah mengikat oksigen selama proses pembakaran dan mengurangi
produk unburned hydrocarbon hasil proses pembakaran bahan bakar. Hal ini
disebabkan ukuran struktur molekul bahan bakar akan berubah menjadi ikatan yang
lebih kecil akibat magnetisasi (Gambar 2.6). Ukuran molekul yang lebih kecil ini secara
langsung akan berakibat pada semakin mudahnya proses pembakaran dalam ruang
bakar. Dengan kata lain proses magnetisasi pada bahan bakar akan membuat
pembakaran lebih sempurna [Ref.20].
Gambar 2.6 Proses Ionisasi Gaya Magnet
2.4 Ring Magnetik
Ring Magnetik adalah sebuah sebuah tabung yang mengandung potensi medan
magnet dengan masing-masing kutub N (utara) S (selatan). Komponennya berupa
tabung Stainlees Steel yang memiliki Inlet dan Outlet.
Coulomb menemukan adanya medan gaya magnet yang dihasilkan diantara dua
kutub berbeda. Kemudian teori berkembang lebih ke arah molekuler dimana pada tahun
1982 Webber dan dikembangkan oleh Ewing mengemukakan teori bahwa ”molekul
suatu zat benda, telah mengandung potensi magnet dengan masing-masing kutub N
(utara) dan S (selatan)”. Pada keadaan tidak termagnetisasi, molekul kecil magnet
berada dalam bentuk tidak beraturan. Dan jika dipengaruhi medan magnet pada
partikelnya, maka molekul tersebut mempunyai gaya magnet untuk bergerak dan
menyesuaikan kutub magnet dengan induksi magnet yang diberikan [Ref.20].
16
Gambar 2.7 Ring Magnetik
2.4.1 Prinsip Kerja
Ring magnetik terdiri dari magnet yang mempunyai kutub utara dan selatan yang
berguna untuk mengikat molekul - molekul yang tidak beraturan yang terkandung pada
bahan bakar, sehingga molekul - molekul yang telah melewati medan magnet
mempunyai susunan yang beraturan sehingga bisa dikatakan pembakaran menjadi
sempurna [Ref 20].
ρ
஽௨஽
= −
஽௣ᇱ
+
డ ஽ߩ‫ݒ‬ ൬
డ జ௣
+
డ జ௣
൰൨+
஽௣ డ஽௣
+ ߩ
஽௧ ஽௣௣ ஽௣௣ ஽௣௣ ஽௣௣ ஜ డ௫௣
஽
Dimana:ߩᇱ
= ߩ− ߩ௣ߩ −
ଶ
‫ݒ‬௣
డ஽஽
Dan,ߩ = ߩ +
ଵ
B2
ଶஜ
஽஽஽
ρ
஽஽
ଷ
஽஽ᇱ
= −
஽௣௣
஽௣௣
஽
+
஽௣௣
஽஽஽ ൬
డ జ௣
+
డ௣௣
డ జ௣
஽௣௣
൰൨+ (஽஽஽) i + ߩ஽
keterangan:
v = viskositas geser P = tekanan total
ζ = viskositas total ρ = densitas bahan bakar
B = medan magnet
Penggunaan ring magnetik dalam proses penghematan bahan bakar bertujuan
untuk mengurangi kadar timbal dan sulfur yang berlebih di dalam bahan bakar.
Proses magnetisasi ini akan membuat pembakaran lebih sempurna. Visualisasi proses
ionisasi dapat digambarkan di bawah :
17
( a )
( b )
Gambar 2.8 ( a ) Prinsip Kerja Ring Magnetik dan ( b ) Mekanisme Kerja Magnet
Pada saat melalui medan magnet, kekuatan magnetisasi didalam magnet
portable menyebabkan terpecahnya ikatan karbon dalam bahan bakar menjadi
bagian-bagian kecil ikatan ion. Ion positif akan tertarik oleh kutub negatif magnet
sedangkan untuk ion negatif akan tertarik oleh kutub positif magnet sehingga ion
positif dan ion negatif akan mengalir secara teratur setelah melewati medan magnet.
Ikatan kecil dan beraturan inilah yang menyebabkan mudahnya oksigen bereaksi
dengan bahan bakar pada proses pembakaran. Efeknya bahan bakar akan lebih
mudah terbakar didalam ruang bakar.
2.5 Parameter Prestasi Mesin
Pada umumnya performa / prestasi suatu mesin bisa diketahui dengan membaca
laporan spesifikasi mesin dari produsen pembuat mesin tersebut. Dari laporan
spesifikasi tersebut dapat diketahui daya, torsi, dan konsumsi bahan bakar spesifik dari
mesin tersebut. Parameter itulah yang menjadi pedoman praktis prestasi sebuah mesin.
Secara umum daya berbanding lurus dengan luas piston sedang torsi berbanding
lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relatif penting digunakan pada mesin
18
yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan operasi dan tingkat pembebanan.
Daya maksimum didefinisikan sebagai kemampuan maksimum yang bisa dihasilkan
oleh suatu mesin. Adapun torsi poros pada kecepatan tertentu mengindikasikan
kemampuan untuk memperoleh aliran udara (dan juga bahan bakar) yang tinggi ke
dalam mesin pada kecepatan tersebut. Sementara suatu mesin dioperasikan pada waktu
yang cukup lama, maka konsumsi bahan bakar serta efisiensi mesinnya menjadi suatu
hal yang sangat penting.
2.5.1 Torsi dan Daya Pengereman
Dinamometer digunakan untuk mengukur torsi sebuah mesin. Pada dasarnya ada
tiga jenis alat ukur daya atau torsi, yaitu dinamometer penggerak, dinamometer trasmisi,
dan dinamometer absorbsi. Dinamometer penggerak digunakan untuk mengukur
beberapa peralatan seperti turbin dan pompa serta memberikan energi untuk
menggerakkan peralatan yang akan diukur. Dinamometer transmisi adalah peralatan
pasif yang ditempatkan di lokasi tertentu. Dinamometer absorbsi mengubah energi
mekanik sebagai torsi yang diukur, sehingga sangat berguna untuk mengukur daya atau
torsi yang dihasilkan sumber daya seperti motor bakar atau motor motor listrik.
Pada pengujian digunakan dinamometer hidraulik yang termasuk dinamometer
jenis absorbsi. Dinamometer hidraulik adalah dinamometer yang menggunakan sistem
hidrolis atau fluida untuk menyerap mesin. Fluida yang digunakan biasanya air, dimana
air berfungsi sebagai media pendingin dan media gesek perantara. Dinamometer
hidraulik ini memiliki dua komponen penting yaitu sudu gerak (rotor) dan sudu tetap
(stator). Rotor terhubung dengan poros dari mesin yang akan diukur, dimana putaran
dari mesin tersebut memutar rotor dinamometer. Rotor akan mendorong air di dalam
dinamometer, sehingga air akan terlempar menghasilkan tahanan terhadap putaran
mesin dan menghasilkan panas. Aliran air secara kontinyu melalui rumahan (casing)
sangat penting untuk menurunkan temperatur dan juga untuk melumasi seal pada poros.
Sedangkan stator terletak berhadapan dengan rotor dan terhubung tetap pada casing.
Pada casing dipasang lengan, dimana pada ujung lengan terdapat alat ukur pembebanan
(load cell) sehingga torsi yang terjadi dapat diukur. Load cell adalah sebuah transducer
gaya yang bekerja berdasarkan prinsip deformasi sebuah material akibat adanya
tegangan mekanis yang bekerja.
19
Pada saat dinamometer ini dijalankan, mesin dihidupkan dan putaran mesin diatur
pada putaran tertentu. Air masuk kedalam casing melalui selang dari penampungan air
sehingga rongga antara rotor dan stator selalu terisi air. Air berfungsi sebagai media
gesek perantara dan sebagai pendingin karena proses yang terjadi menimbulkan panas.
Air yang keluar dari dinamometer tidak diperbolehkan melebihi 800
C, jika sudah
mendekati temperatur tersebut dibuka katup keluar yang lebih besar. Suplai air harus
bersih, dingin, dan konstan yang dapat diperoleh dari pompa. Keuntungan dinamometer
hidraulik adalah:
1. Tidak membutuhkan instalasi yang permanen
2. Mudah dipindahkan dari satu mesin ke mesin yang lain
3. Mudah dioperasikan oleh satu orang
4. Dapat bekerja pada mesin yang besar atau memiliki kecepatan putar yang tinggi.
Kedudukan alat ukur harus menunjukkan angka nol (dinamometer dalam keadaan
seimbang) pada waktu berhenti dan pada waktu air mengalir masuk stator tetapi mesin
belum bekerja. Pengukuran kecepatan putar poros perlu dilakukan untuk mendapatkan
perhitungan daya dan juga untuk menghindari kelebihan kecepatan putar yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada dinamometer.
Torsi yang dihasilkan mesin adalah :
T = F x b (2.1)
dimana dalam satuan SI:
T = torsi ( Nm)
F = gaya penyeimbangan (N)
b = jarak lengan torsi (m)
Gambar 2.9 Prinsip Kerja Dinamometer [Ref.4]
Adapun daya yang dihasilkan mesin atau diserap oleh dinamometer adalah hasil
perkalian dari torsi dan kecepatan sudut.
௣
20
P = 2ߩ
ߩ
60 ‫ݔ‬ ߩ‫ݔ‬ 10௣ଷ
(2.2)
dimana dalam satuan SI:
P = daya (kW)
T = torsi ( Nm)
N = putaran kerja (rpm)
Sebagai catatan, torsi adalah ukuran dari kemampuan sebuah mesin melakukan
kerja sedangkan daya adalah angka dari kerja telah dilakukan. Besarnya daya mesin
yang diukur seperti dengan didiskripsikan di atas dinamakan dengan brake power (Pb).
Daya disini adalah daya yang dihasilkan oleh mesin untuk mengatasi beban, dalam
kasus ini adalah sebuah rem [Ref.4].
2.5.2 Tekanan Efektif Rata-Rata
Unjuk kerja mesin relatif yang diukur, dapat diperoleh dari perbandingan kerja per
siklus dengan perpindahan volume silinder per siklus. Parameter ini merupakan gaya
per satuan luas dan dinamakan mean effective pressure (mep).
Kerjaper siklus = P
ߩߩ
(2.3)
Tekanan efektif rata-rata juga dapat dinyatakan dengan torsi.
bmep =
6,28 ‫ݔ‬ ߩߩ ‫ݔ‬ ߩ
(2.4)
௣௣
dimana dalam satuan SI:
nR = jumlah putaran engkol untuk setiap langkah kerja
2 ( untuk siklus 4 langkah)
1 ( untuk siklus 2 langkah)
bmep = tekanan efektik rata-rata (kPa)
Vd = volume silinder / displacement volume (dm3
)
Brake mean effective pressure (bmep) didefinisikan sebagai tekanan konstan teoritik
yang dapat dibayangkan terjadi pada setiap langkah kerja dari mesin untuk
ಲ
21
menghasilkan output daya yang sama dengan brake horsepower-BHP (effective
horsepower). BHP itu sendiri didefinisikan sebagai jumlah daya yang terdapat pada
poros, sedangkan indicated horsepower / IHP didefinisikan sebagai daya yang
dikonsumsi oleh motor [Ref.4].
2.5.3 Rasio Ekuivalen (ϕ)
Setelah diketahui aliran massa bahan bakar (ṁƒ), dalam pengujian mesin,
pengukuran juga dilakukan terhadap laju aliran massa udara (ṁa). Perbandingan antara
keduanya berguna untuk mengetahui kondisi operasi mesin [Ref.4].
ߩ̇̇ ߩ
Air / Fuel Ratio =
Fuel/ Air Ratio =
dimana dalam satuan SI:
ߩ̇̇
ߩ
(2.5)
ߩ̇̇
ߩ
ߩ̇̇ ߩ
(2.6)
ṁa = laju aliran massa udara ( kg/jam)
ṁƒ = laju aliran massa bahan bakar ( kg/jam )
ϕ = Rasio ekuivalenUntuk rasio ekuivalen (ϕ) :
௣
ಷ
௣ ௣௣஽௣௣௣
ϕ =
ಲ
௣
ಷ
௣ ೞ஽஽௣௣௣௣஽஽஽஽஽஽
(2.7)
Rasio ekuivalen ini memberikan parameter informasi yang berguna untuk menetapkan
komposisi campuran udara-bahan bakar yang baik.
Jika : ϕ > 1 = maka campuran itu kaya akan bahan bakar
ϕ = 1 = campuran stokiometri
ϕ < 1 = maka campuran itu miskin akan bahan bakar
Jangkauan pengoperasian normal untuk mesin dengan bahan bakar diesel yaitu 18
A/F 70 (0,014 F/A 0,056).

More Related Content

What's hot

Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanInstansi
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel PresentationDimas Setyawan
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselDiagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselrijal ghozali
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarStudi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarAli Hasimi Pane
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahRock Sandy
 
Pompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarPompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarKhairul Fadli
 
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...Ir. Najamudin, MT
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclerezon arif
 
Menghitung daya transmisi dan
Menghitung daya transmisi danMenghitung daya transmisi dan
Menghitung daya transmisi danHarry Sanjaya
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotDanny Danny
 
Konversi Enegi dan Motor Induksi 3 Phase
Konversi Enegi dan Motor Induksi 3 PhaseKonversi Enegi dan Motor Induksi 3 Phase
Konversi Enegi dan Motor Induksi 3 PhaseHamid Abdillah
 

What's hot (20)

Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
 
Sentrifugal
SentrifugalSentrifugal
Sentrifugal
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel Presentation
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Elemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemElemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - Rem
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Teori dasar pompa
Teori dasar pompaTeori dasar pompa
Teori dasar pompa
 
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselDiagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarStudi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkah
 
Pompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarPompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajar
 
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cycle
 
Menghitung daya transmisi dan
Menghitung daya transmisi danMenghitung daya transmisi dan
Menghitung daya transmisi dan
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnot
 
Konversi Enegi dan Motor Induksi 3 Phase
Konversi Enegi dan Motor Induksi 3 PhaseKonversi Enegi dan Motor Induksi 3 Phase
Konversi Enegi dan Motor Induksi 3 Phase
 

Viewers also liked

Pengertian motor bakar
Pengertian motor bakarPengertian motor bakar
Pengertian motor bakarAhmad Ramdani
 
Konversi Energi
Konversi EnergiKonversi Energi
Konversi EnergilombkTBK
 
Mesin konversi energi
Mesin konversi energiMesin konversi energi
Mesin konversi energiTia Setiawan
 
Efisiensi pada gas turbine engine
Efisiensi pada gas turbine engineEfisiensi pada gas turbine engine
Efisiensi pada gas turbine engineDwi_Rahmansyah
 
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...Jefncyah Jefri Suriansyah
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Dwi Ratna
 
Mesin Diesel Dasar
Mesin Diesel DasarMesin Diesel Dasar
Mesin Diesel Dasar555
 
Motorbakar21
Motorbakar21Motorbakar21
Motorbakar21handi
 
HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONDwi Ratna
 
Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Uchiha Setya
 
Makalah mikrometer sekrup ketelitian 0,01
Makalah mikrometer sekrup ketelitian 0,01Makalah mikrometer sekrup ketelitian 0,01
Makalah mikrometer sekrup ketelitian 0,01Muhammad Moan
 
Tugas TTL transformator paralel
Tugas TTL transformator paralelTugas TTL transformator paralel
Tugas TTL transformator paralelhanung hermawan
 
Electrical Safety
Electrical SafetyElectrical Safety
Electrical Safetydartboard
 
03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dcEko Supriyadi
 
Bab 2 multimeter
Bab 2 multimeterBab 2 multimeter
Bab 2 multimeterAgus Subowo
 
Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrupMikrometer sekrup
Mikrometer sekrupNandaJeko45
 

Viewers also liked (20)

Pengertian motor bakar
Pengertian motor bakarPengertian motor bakar
Pengertian motor bakar
 
Konversi Energi
Konversi EnergiKonversi Energi
Konversi Energi
 
Motor Bakar
Motor BakarMotor Bakar
Motor Bakar
 
Mesin konversi energi
Mesin konversi energiMesin konversi energi
Mesin konversi energi
 
Efisiensi pada gas turbine engine
Efisiensi pada gas turbine engineEfisiensi pada gas turbine engine
Efisiensi pada gas turbine engine
 
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
Jurnal teknik mesin jefri suriansyah perbandingan uji eksperimental performan...
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Mesin Diesel Dasar
Mesin Diesel DasarMesin Diesel Dasar
Mesin Diesel Dasar
 
Motorbakar21
Motorbakar21Motorbakar21
Motorbakar21
 
HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTON
 
Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter
 
AVOmeter
AVOmeterAVOmeter
AVOmeter
 
Makalah mikrometer sekrup ketelitian 0,01
Makalah mikrometer sekrup ketelitian 0,01Makalah mikrometer sekrup ketelitian 0,01
Makalah mikrometer sekrup ketelitian 0,01
 
Tugas TTL transformator paralel
Tugas TTL transformator paralelTugas TTL transformator paralel
Tugas TTL transformator paralel
 
Electrical Safety
Electrical SafetyElectrical Safety
Electrical Safety
 
03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc
 
Bab 2 multimeter
Bab 2 multimeterBab 2 multimeter
Bab 2 multimeter
 
Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrupMikrometer sekrup
Mikrometer sekrup
 
Electronic Engine (Motor Electric)
Electronic Engine (Motor Electric)Electronic Engine (Motor Electric)
Electronic Engine (Motor Electric)
 

Similar to Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)

tugas metodologi penelitian
tugas metodologi penelitian tugas metodologi penelitian
tugas metodologi penelitian Wicaksono Cahyo
 
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikanMotorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikanhandi
 
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikanMotorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikanhandi
 
Motor bakar13
Motor bakar13Motor bakar13
Motor bakar13handi
 
Bab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinBab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinFatkur Rohman
 
Robin christopher
Robin christopherRobin christopher
Robin christopherBedoe Gates
 
Motor bakar1
Motor bakar1Motor bakar1
Motor bakar1handi
 
Adhela 02311840000052 tugas_3
Adhela 02311840000052 tugas_3Adhela 02311840000052 tugas_3
Adhela 02311840000052 tugas_3DianPermana43
 
10 96 teknik-sepeda-motor-jilid-2
10 96 teknik-sepeda-motor-jilid-210 96 teknik-sepeda-motor-jilid-2
10 96 teknik-sepeda-motor-jilid-2Nael16
 
Motor bakar
Motor bakarMotor bakar
Motor bakarhandi
 
Laporan motor bakar 1
Laporan motor bakar 1Laporan motor bakar 1
Laporan motor bakar 1Oid Putra
 
Motor bakar2
Motor bakar2Motor bakar2
Motor bakar2handi
 

Similar to Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged) (20)

Motor bakar
Motor bakarMotor bakar
Motor bakar
 
tugas metodologi penelitian
tugas metodologi penelitian tugas metodologi penelitian
tugas metodologi penelitian
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikanMotorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
 
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikanMotorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
Motorbakar2 100819102020-phpapp02 perbaikan
 
Tugas sm
Tugas smTugas sm
Tugas sm
 
Motor bakar13
Motor bakar13Motor bakar13
Motor bakar13
 
Bab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinBab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesin
 
Robin christopher
Robin christopherRobin christopher
Robin christopher
 
Motor bakar1
Motor bakar1Motor bakar1
Motor bakar1
 
Modul memelihara
Modul memeliharaModul memelihara
Modul memelihara
 
Adhela 02311840000052 tugas_3
Adhela 02311840000052 tugas_3Adhela 02311840000052 tugas_3
Adhela 02311840000052 tugas_3
 
10 96 teknik-sepeda-motor-jilid-2
10 96 teknik-sepeda-motor-jilid-210 96 teknik-sepeda-motor-jilid-2
10 96 teknik-sepeda-motor-jilid-2
 
Motorbakar 100816022911-phpapp01
Motorbakar 100816022911-phpapp01Motorbakar 100816022911-phpapp01
Motorbakar 100816022911-phpapp01
 
Motor bakar
Motor bakarMotor bakar
Motor bakar
 
Dasar kerja motor
Dasar kerja motor Dasar kerja motor
Dasar kerja motor
 
1. dasar kerja motor
1. dasar kerja motor1. dasar kerja motor
1. dasar kerja motor
 
Laporan motor bakar 1
Laporan motor bakar 1Laporan motor bakar 1
Laporan motor bakar 1
 
Motor bakar2
Motor bakar2Motor bakar2
Motor bakar2
 
Dasar engine
Dasar engineDasar engine
Dasar engine
 

Recently uploaded

proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...serlinhae5
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Originalmiftamifta7899
 
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid AmpuhJual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuhssupi412
 
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensionalPpt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensionalssuser46d91c
 
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sbHelmiatulHasanah
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Originalmiftamifta7899
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 

Recently uploaded (13)

proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Jakarta Timur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid AmpuhJual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
Jual Cytotec Di Majalengka 082111126033 (Asli) Pelancar Haid Ampuh
 
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
 
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Surabaya Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensionalPpt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
Ppt berisikan tentang materi sistem pengapian konvensional
 
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Medan Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
62870470-RPP-kelas-2-smt-1.pdfbsbbddbbfvddvd sb
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Bojonegoro Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 

Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)

  • 1. 256 BAB 12 PRESTASI MESIN Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi kimia yang terkandung pada bahan bakar menjadi energi mekaik pada poros motor bakar. Jadi daya yang berguna yang langsung dimanfaatkan sebagai penggerak adalah daya pada poros. Proses perubahan energi dari mulai proses pembakaran sampai menghasilkan daya pada poros motor bakar melewati beberapa tahapan dan tidak mungkin perubahan energinya 100%. Selalu ada kerugian yang dihasilkan selama proses perubahan, hal ini sesuai dengan hukum termodinamika kedua yaitu "tidak mungkin membuat sebuah mesin yang mengubah semua panas atau energi yang masuk memjadi kerja". Jadi selalu ada "keterbatasan" dan "keefektifitasan" dalam proses perubahan, ukuran inilah yang dinamakan efisiensi. Kemampuan mesin motor bakar untuk mengubah energi yang masuk yaitu bahan bakar sehingga menghasilkan daya berguna disebut kemampuan mesin atau prestasi mesin. Gambar 12.1 menggambarkan proses perubahan energi bahan bakar. Gambar 12.1 Keseimbangan energi pada motor bakar 100% energi bahan bakar 25% daya berguna 5% gesekan dan asesoris 30% pendingin 40% gas buang
  • 2. 257 Berdasarkan gambar 12.2 terlihat jelas bahwa tidak mungkin mengubah semua energi bahan bakar menjadi daya berguna. Daya berguna hanya sebesar 25%, yang artinya mesin hanya mampu menghasilkan 25% daya berguna yang dapat dipakai sebagai penggerak dari 100% bahan bakar. Energi yang lainnya dipakai untuk menggerakkan asesoris atau peralatan bantu, kerugian gesekan dan sebagian terbuang ke lingkungan sebagai panas gas buang dan melalui air pendingin. Jika digambar dengan hukum termodinamika dua adalah sebagai berikut : Qmasuk Sumber panas T tinggi,ruang silinder motor, proses pembakaran [100%] mesinmotor bakar Wpositif = kerja mekanik [25%] - putaran poros engkol motor Qke luar lingkungan - gas buang melalui kenalpot mesin motor bakar [40%] - melalui air pendingin [30%] - gesekan komponen mesin dan daya asesoris [5%] Temperatur rendah Gambar 12.2 Diagram proses konversi energi pada motor bakar
  • 3. 258 A. Propertis Geometri Silinder Bahan bakar dibakar di dalam silinder untuk menghasilkan energi. Jadi silinder adalah komponen utama sebagai tempat proses pembakaran. Gambar 12.3 Propertis geometri silinder motor bakar VC TMA d L TMB s l  a
  • 4. 259 270 90o 180o TMB Gambar 12.4 Geometri silinder 2 BusiuntukmesinOtto 2 Penginjeksi bahan bakar pada mesinDiesel katup Titik Mati Atas [TMA] ruang bakar panjang langkah dinding silinder Titik mati bawah [TMB] Piston/torak Batang torak Crank shaft atau poros engkol TMA 0o 
  • 5. 260 Gambar 12.3 dan 12.4 di atas adalah propertis dari geometri silinder motor bakar. Adapun definisi dari masing-masing propertis atau komponen adalah: [1] Silinder, adalah bagian yang memindahkan panas ke tenaga mekanik dengan menggunakan piston atau torak yang bergerak bolak balik di dalam silinder. Gerakan piston akan bersinggungan dengan dinding silinder. [2] Kepala silinder, terdiri dari ruang bakar (Vc), lubang-lubang untuk busi atau nosel injeksi dan makanik katup (hisap dan buang) [3] Diameter silinder (d ), adalah ukuran melebar dari silinder. [4] Panjang langkah (L), adalah jarak terjauh piston bergerak di dalam silinder, atau jarak gerakan piston dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas ( TMA) [5] Poros engkol dan batang torak, adalah komponen pengubah gerak bolak balik piston menjadi gerak putar atau rotasi [6] Sudut engkol adalah sudut perputaran poros engkol pada langkah tertentu, satu putaran penuh adalah 3600 . Gambar 12.5 Langkah mesin katup masuk katup buang TMA langkah TMB
  • 6. 261 2 TMA TMB volume langkah Vd volume ruang bakar Vc Gambar 12.6 Volume langkah dan volume ruang bakar A.1. Volume langkah dan volume ruang bakar Volume langkah adalah volume ketika torak bergerak dari TMA ke TMB, disebut juga volume displacement dari mesin. Volume mesin satu silinder dihitung dengan rumus: V  D L d 4 Volume langkah dengan jumlah silinder N adalah: V  D 4 xLxN Volume ruang bakar atau clearance volume adalah Vc A.2. Perbandingan kompresi (compression ratio) Perbandingan kompresi (r) adalah menunjukkan seberapa banyak campuran bahan bakar dan udara yang masuk silinder pada langkah hisap, dan yang dimampatkan pada langkah kompresi. Perbandingannya adalah antara volume langkah dan ruang bakar (Vd +Vc) yaitu pada posisi piston di TMB, dengan volume ruang bakar (Vc) yaitu pada posisi piston di TMA, dapat dirumuskan dengan persamaan: 2
  • 7. 262 r  volume silinder pada posisi piston di TMB volume V V r  d c Vc silinder pada posisi piston di TMA Dari rumus efisiensi termal dapat dilihat bahwa dengan menaikkan rasio kompresi akan menaikkan efisiensi, dengan kata lain tekanan pembakaran bertambah dan mesin akan menghasilkan daya berguna yang lebih besar. Akan tetapi, kenaikan tekanan pembakaran di dalam silinder dibarengi dengan kenaikan temperatur pembakaran dan ini menyebabkan pembakaran awal, peristiwa tersebut dengan knocking dan meyebabkan daya mesin turun. Pada mesin diesel rasio kompresi lebih tinggi dibanding dengan mesin bensin. Rasio kompresi semakin tinggi pada mesin diesel dibarengi dengan kenaikan efisiensi. Kenaikan rasio kompresi akan menaikkan tekanan pembakaran, kondisi ini akan memerlukan material yang kuat sehingga dapat menahan tekanan dengan temperatur tinggi. Material yang mempuyai kualitas tinggi harus dibuat dengan teknologi tinggi dan harganya mahal, sehingga secara keseluruhan menjadi tidak efektif. A.3. Kecepatan piston rata-rata Piston atau torak bergerak bolak balik (reciprocating) di dalam silinder dari TMA ke TMB dan dari TMB ke TMA. Kecepatan pergerakan piston dapat dihitung dengan mengambil harga rata ratanya yaitu: U p 2xLxn dengan Up = adalah kecepatan piston rata-rata (m/s) n = putaran mesin rotasi per waktu (rpm) L = panjang langkah atau stroke B. Torsi dan Daya Mesin Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari torsi adalah sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F, benda berputar pada porosnya dengan jari- jari sebesar b, maka torsinya adalah: T Fxb (N.m) dengan T = Torsi benda berputar (N.m) F = gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N) b = jarak benda ke pusat rotasi (m)
  • 8. 263 Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap porosnya, dan benda akan berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan besar sama dengan arah yang berlawanan. Gambar 12.7 Skema pengukuran torsi Pada motor bakar untuk mengetahui daya poros harus diketahui dulu torsinya. Pengukuran torsi pada poros motor bakar menggunakan alat yang dinamakan Dinamometer. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan memberi beban yang berlawanan terhadap arah putaran sampai putaran mendekati o rpm. Beban ini nilainya sama dengan torsi poros. Gambar 12.8 menunjukkan prinsip dasar dari dinamometer. Gambar 12.8 Skema dinamometer Dari gambar di atas dapat dilihat pengukuran torsi pada poros (rotor) dengan prisip pengereman dengan stator yang dikenai beban b Stator Rotor gaya F n beban w F b -F
  • 9. 264 sebesar w. Mesin dinyalakan kemudian pada poros disambungkan dengan dinamometer. Untuk megukur torsi mesin pada poros mesin diberi rem yang disambungkan dengan w pengereman atau pembebanan. Pembebanan diteruskan sampai poros mesin hampir berhenti berputar. Beban maksimum yang terbaca adalah gaya pengereman yang besarnya sama dengan gaya putar poros mesin F. Dari definisi disebutkan bahwa perkalian antara gaya dengan jaraknnya adalah sebuah torsi, dengan difinisi tersebut Torsi pada poros dapat diketahui dengan rumus: T wxb (Nm) dengan T = torsi mesin (Nm) w = beban (kg) b = jarak pembebanan dengan pusat putaran Pada mesin sebenarnya, pembebanan terjadi pada komponen- komponen mesin sendiri yaitu asesoris mesin (pompa air, pompa pelumas, kipas radiator), generator listrik (pengisian aki, listrik penerangan, penyalan busi), gesekan mesin dan komponen lainnya. Dari perhitungan torsi di atas dapat diketahui jumlah energi yang dihasikan mesin pada poros. Jumlah energi yang dihasikan mesin setiap waktunya disebut dengan daya mesin. Kalau energi yang diukur pada poros mesin dayanya disebut daya poros. C. Perhitungan Daya Mesin Pada motor bakar, daya dihasilkan dari proses pembakaran di dalam silinder dan biasanya disebut dengan daya indikator. Daya tersebut dikenakan pada torak yang bekerja bolak-balik di dalam silinder mesin. Jadi di dalam silinder mesin, terjadi perubahan energi dari energi kimia bahan bakar dengan proses pembakaran menjadi energi mekanik pada torak. Daya indikator merupakan sumber tenaga per satuan waktu operasi mesin untuk mengatasi semua beban mesin. Mesin selama bekerja mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya membentuk kesatuan yang kompak. Komponen-komponen mesin juga merupakan beban yang harus diatasi daya indikator. Sebagai contoh pompa air untuk sistem pendingin, pompa pelumas untuk sistem pelumasan, kipas radiator, dan lain lain, komponen ini biasa disebut asesoris mesin. Asesoris ini dianggap parasit bagi mesin karena mengambil daya dari daya indikator. Disamping komponen-komponen mesin yang menjadi beban, kerugian karena gesekan antar komponen pada mesin juga merupakan parasit bagi mesin, dengan alasan yang sama dengan asesoris mesin yaitu mengambil daya indikator. Seperti pada Gambar 12.1 terlihat bahwa
  • 10. 265 daya untuk meggerakkan asesoris dan untuk mengatasi gesekan sekitar 5% bagian. Untuk lebih mudah memahami, di bawah ini ditunjukkan perumusan dari masing masing daya. Satuan daya menggunakan HP(horse power). Ne Ni  N  N a ( HP) dengan Ne = daya efektif atau daya poros ( HP) Ni = daya indikator ( HP) Ng = kerugian daya gesek ( HP) Na = kerugian daya asesoris ( HP) C.1. Daya indikator Seperti telah diuraikan di atas, daya indikator adalah daya yang dihasilkan di dalam silinder pada proses pembakaran. Untuk menghitung daya indikator, perlu ditentukan terlebih dahulu tekanan indikator rata-rata yang dihasilkan dari proses pembakaran satu siklus kerja. C.1.1 Diagram indikator Cara memperoleh siklus kerja dari suatu mesin adalah dengan menggunakan sebuah motor atau mesin uji yang dipasang seperangkat alat untuk mencatat setiap kondisi kerja mesin pada semua langkah. Dengan mesin uji tersebut dapat dihasilkan diagram indikator satu siklus kerja. Pada gambar berikut adalah mesin uji yang digunakan untuk menggambarkan diagram indikator satu siklus kerja mesin, jenis mekanis dan jenis elektrik. Gambar diagram indikator adalah sebuah grafik hubungan p dan V, jadi setiap tekanan pada kedudukan tertentu dari piston dapat diketahui. Cara kerja mesin uji adalah sebagai berikut. [A] Mesin uji elektrik. Mesin uji bekerja dengan sinyal digital. Alat pendeteksi tekanan (pressure transduser) dipasang pada ruang silinder, alat pendeteksi volume (inductive pick up) dipasang pada piringan yang terpasang pada bagian bawah silinder terhubung dengan poros engkol. Masing masing alat pendeteksi memberikan respon dari setiap kondisi yang diukur, kemudian respon tersebut diubah dalam bentuk sinyal listrik yang akan diperkuat di unit amplifier dan trigger. Sinyal-sinyal digital di tampilkan pada layar osiloskop dalam bentuk grafik hubungan sudut poros engkol dan tekanan silinder [Gambar 12.9] g
  • 11. 266 Gambar Gambar 12.9 Mesin uji elektrik [B] Mesin uji mekanis. Mesin uji mekanis terdiri dari dua perangkat [Gambar 12.10]. Perangkat pertama adalah mesin otto dan yang kedua adalah perangkat mekanisme pencatat. Proses pembakaran pada tekanan dan volume tertentu di dalam silinder mesin otto. Pada silinder dibuat lubang sebagai tempat saluran pipa yang akan mendeteksi perubahan tekanan di dalam silinder selama siklus kerja mesin. Pipa tersebut terhubung dengan silinder pada perangkat kedua yang terdiri dari piston, batang piston dan tuas pencatat atau indikator scriber. Pada tuas pencatat ujungnya akan bersinggungan dengan drum kertas. Res pon volume setiap kondisi piston dideteksi dengan menggunakan mekanisme tuas yang dipasang pada piston, kemudian disambungkan dengan kabel yang dihubungkan drum kertas. Setiap pergerakan piston akan memutar drum. Jadi pada saat mesin mulai bekerja tekanan di dalam silinder mulai berubah sehingga tuas pencatat mulai bergerak, karena kedudukan piston juga berubah menyebabkan tuas pada piston juga berubah posisinya, seterusnya drum berputar karena ditarik dengan kabel dari tuas piston. tranduser tekanan saluran 1 oskiloskop amplifayer dan trigger perekam skala saluran 2 sensor induktansi piringan yang dipasang padaporos engkol
  • 12. 267 Gambar 12.10 Mesin uji mekanis Diagram indikator yang dihasilkan mesin uji mekanis menggambarkan kondisi tekanan pada setiap kedudukan piston di dalam silinder [Gambar 12.11]. Sehingga secara sederhana diagram indikator dapat digambarkan sebagai berikut. penggambar indikator batangpiston drum batang pegas piston pengatur puli pengatur kertas cetak indikator senar loop dan hook lengan ayun
  • 13. 268 Gambar 12.11 Diagram indikator mesin uji mekanik Dari diagram indikator di atas terlihat satu siklus kerja dari mesin otto. Siklus ini menggambarkan kondisi aktual dari mesin di dalam silinder. Tekanan hisap dan buang terlihat berbeda, proses pembakaran juga tidak pada volume konstan, pembuangan gas sisa juga tidak pada volume konstan. Diagram indikator yang dihasilkan mesin uji elektrik menggambarkan kondisi tekanan pada setiap kedudukan piston di dalam silinder. Sehingga secara sederhana diagram indikator dapat digambarkan sebagai berikut. Throttle penuh Penyalaan Katup buang terbuka TMA TMB Tekanan,P
  • 14. 269 Gambar 12.12 Diagram indikator mesin uji elektrik Diagram di atas merupakan hubungan antara tekanan di dalam silinder dengan sudut engkol pada mesin. Dengan menggunakan grafik ini dapat dianalisis setiap langkah kerja mesin, yaitu mulai hisap (intake), kompresi (compression), pembakaran (combustion), tenaga (expansion), dan buang (exhaust). Tekanan pembakaran pada piston yaitu pada sumbu tegak menggambarkan kondisi aktual perubahan tekanan selama mesin bekerja C.1.2. Kerja indikator Kerja indikator adalah kerja pada piston karena perubahan tekanan dan volume selama siklus kerja mesin. Adapun kerja indikator persiklusnya dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut: Wi pdv atau disederhanakan menjadi Wi pxv dengan p = tekanan di dalam silinder (atm) v = beda volume karena pergerakan piston Gambar 12.13 adalah digram p-V dari mesin otto. Daerah A adalah kerja indikator positif pada langkah kompresi dan tenaga, sedangkan pada daerah B adalah kerja negatif pemompaan langkah hisap dan buang. Adapun jumlah total dari kedua daerah kerja terebut adalah kerja indikator total, dirumuskan dengan persamaan: Pembakaran Masuk Buang Kompresi ekspansi
  • 15. 270 Widikatortotal Windikator Wpemompaan Vd Gambar 12.13 Diagram indikator mesin otto Wnet= WA-WB katup buang terbuka penyalaan A TMA TMB Tekanan,p
  • 16. 271 Gambar 12.14 Kerja indikator total Kerja indikator total [Gambar 12.14] adalah kerja yang akan diteruskan torak ke poros engkol. Kerja indikator akan selalu berubah menyesuaikan dengan jumlah campuran bahan bakar udara yang dihisap oleh mesin. Pada kondisi putaran rendah kerja indikator kecil, kerja indikator paling besar apabila mesin mencapai efisiensi maksimum. Harga dari Wpemompaan yaitu kerja yang dibutuhkan pada langkah hisap dan buang akan selalu berharga negatif pada mesin standar, dimana udara masuk ke silinder pada langkah hisap, karena di ruang silinder tekanannya lebih rendah. Jadi diusahakan Wpemompaan serendah mungkin untuk menghasilkan Wnet indikator yang besar. Pada mesin mesin yang dipasang supercharger [Gambar 12.15] atau turbocharger [Gambar 12.16] Wpemompaan berharga positif karena udara dipaksa masuk pompa sehingga garis langkah hisap di atas langkah buang. Jadi kerja indikator total adalah Wnet indikator = Windikator + Wpemompaan. Jadi dapat dikatakan mesin yang dipasang supercharger atau turbocharhger mempunyai Wnet indikator yang lebih besar dibandingkan dengan mesin yang standar (Wnet indikator superchager > Wnet indikator) . Diagram indikator untuk mesin yang dipasang superchager atau turbocharger dapat dilihat pada Gambar 12.18
  • 17. 272 Gambar 12.15 Supercharger pada motor bakar Udara masuk
  • 18. 273 Gambar 12.16 Prinsip turbocharger pada motor bakar Udara masuk Aftercooler kompresor Saluran buang Turbin Udara ke luar tekanan lebih tinggi Udara masuk gas buang ke luar gas buang masuk turbin
  • 19. 274 Gambar 12.17 Instalasi turbocharger pada motor-bakar aliran udara terkompresi silinder mesin pendingin kompresor sudu turbin udara masuk sudu kompresor pembuangan gas sisa saluran gas buang dari mesin
  • 20. 275 A Gambar 12.18 Perubahan diagram indikator dengan supercharging WA~WB Wnet~0 Penyalaan Katup buang Terbuka B TMA TMB Volume spesifik, v Wnet= WA+WB TMA TMB Volume spesifik, v Tekanan,pTekanan,p
  • 21. 276 C.1.3. Tekanan indikator rata-rata Tekanan rata-rata atau Mean Effective Pressure (MEP) adalah suatu konsep untuk mencari harga tekanan tertentu konstan yang apabila mendorong piston sepanjang langkahnya dapat menghasilkan kerja persiklus Wnet 2 yang sama dengan siklus yang dianalisis Wnet 1. Pada gambar adalah grafik kerja indikator netto denga MEP nya. Tekanan rata-rata dirumuskan sebagai berikut: P  kerja persiklus ratarata volum e langkah to rak Pratarata W  nett,2 Vd jadi Wnet ,2 Pratarata xVd Luasan Wnet adalah segi empat dengan lebar tekanan rata-rata (MEP) dan panjang Vd (VTMA - VTMB), maka untuk mencari luasannya: Wnet = panjang x lebar = Vd X MEP = (VTMA - VTMB) X MEP 3 P Prata-rata (MEP) Wnet 1 D 2 C 4 Vc A Wnet 2 1 Vd B v TMA TMB Gambar 12.19 Diagram tekanan rata-rata
  • 22. 277 IMEP Jadi Prata-rata adalah suatu garis tekanan konstan, dimana pada posisi tersebut luas diagram p -v yang dibatasi oleh A-B-C-D sama dengan luasan bidang 1-2-3-4. Wnet 1 adalah identik dengan Wnet 2 Gambar 12.20 Diagram indikator rata-rata Wnet,i =(VTMA - VTMB) X MEP A IMEP B Wnet,i = Prata-rata,i X Vd Prata-rata,i Vd TMA TMB
  • 23. 278 Gambar 12.20 di atas adalah diagram indikator hubungan tekanan dan volume. Dari diagram tersebut dapat diketahui kerja indikator netto Wnet,i dari siklus. Untuk mengetahui kerja indikator netto, dihitung terlebih dahulu tekanan efektif indiaktor rata-rata atau Indicated Mean Effective Pressure (IMEP) dari siklus, adapun caranya adalah sebagi berikut. Dari diagram indikator yang dihasilkan dari mesin uji, baca skala tekanan dan skala langkah toraknya. 2 Skala langkah torak adalah 1 mm = X m 2 Skala volume langkah adalah 1mm =AX m3 2 Skala tekanan adalah 1mm =Y N/m2 2 Skala kerja adalah 1 mm2 =Y.AX N.m Apabila diketahu luasan kerja indikator adalah C mm2 , maka kerja indikator persiklus = C.Y.AX N.m, sehingga tekanan indikatornya dapat dihitung dengan rumus: kerja indikator persiklus Pratarata,i  volum e langkah to rak Pratarata,i   Pratarata,i  CxYxAX 2 Vd CxYxAX 2 AxL CxYxX 2 N/m2 N/m2 2 jadi Pratarata,i  L N/m dengan L = panjang langkah torak cm Tekanan indikator rata-rata yang diperoleh dari perhitungan di atas dapat digunakan untuk menghitung daya indikator. Dari rumus a dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut: Kerja indikator persiklus Pratarata,i xvolume langkah to rak Wnet ,i Pratarata,i xVd dengan Prata-rata, i = tekanan indikator rata-rata Daya adalah kerja perwaktunya N = W/t (1/t adalah rotasi per waktu atau n ), maka daya indikator dapat dihitung dengan persamaan: Ni Wnet ,i xn Nm/s dengan n = putaran mesin (rpm) Untuk mesin multisilinder untuk 4 langkah atau 2 langkah, rumus umum untuk menghitung daya indikator adalah:
  • 24. 279 Ni Pratarata,i xVd xnxaxz Nm/s dengan n = putaran mesin (rpm) a = jumlah siklus perputaran = 1 untuk 2 langkah dan 1/2 untuk 4 langkah z = jumlah silinder C.2. Daya poros atau daya efektif Daya poros adalah daya efektif pada poros yang akan digunakan untuk mengatasi beban kendaraan. Daya poros diperoleh dari pengukuran torsi pada poros yang dikalikan dengan kecepatan sudut putarnya atau dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut: Ne Tx Nm/s Tx2n 2Txn dengan Ne = Daya poros Nm/s ( Watt) T = Torsi Nm  = Kecepatan sudut putar Dari perumusan di atas, untuk menghitung daya poros (brake power) Ne harus diketahui terlebih dahulu torsi T dan putaran n mesinnya. Torsi diukur langsung dengan alat dinamometer dan putaran mesin diukur dengan tachometer. C.3. Kerugian daya gesek Daya gesek adalah energi persatuan waktu dari mesin yang harus diberikan untuk mengatasi tahanan dari komponen-komponen mesin yang bersinggungan. Besarnya daya gesek dapat dihitung dengan mengurangi daya indikator dengan daya poros, perhitungan ini dengan asumsi daya asesoris diabaikan. Perumusannya adalah: Ne Ni  N  Na  apabila diasumsikan Na = 0 maka, N g Ni Ne Perhitungan daya gesek dengan cara ini cukup bagus untuk skala laboratorium. D. EfisiensiMesin Efisiensi mesin menggambarkan tingkat efektifitas mesin bekerja. Secara alamiah setiap proses memerlukan energi, menghasilkan kerja untuk melakukan proses, kemudian ada energi yang harus dibuang. Seperti manusia yang harus makan untuk melakukan aktivitas kerja, g
  • 25. 280 selanjutnya secara alamiah harus ada yang dibuang. Apabila proses ini tidak berjalan semestinya, manusia dinyatakan dalam keadaan sakit dan tidak dapat melakukan kerja. Dalam kondisi ini seandainya manusia adalah mesin maka manusia dalam keadaan rusak. Konsep efisiensi menjelaskan bahwa perbandingan antar energi berguna dengan energi yang masuk secara alamiah tidak pernah mencapai 100%. Pada motor bakar ada beberapa definisi dari efisiensi yang menggambarkan kondisi efektivitas mesin bekerja, yaitu: 1. Efisiensi termal 2. Efisiensi termal indikator 3. Efisiensi termal efektif 4. Efisiensi mekanik 5. Efisiensi volumetrik D.1 Efisiensi termal Efisiensi termal adalah konsep dasar dari efisiensi siklus ideal yang didefinisikan perbandingan antara energi yang berguna dengan energi yang masuk. Energi berguna adalah pengurangan antara energi masuk dengan energi terbuang. Jadi efisiensi termal dirumuskan dengan persamaan :  Energi berguna Energi masuk D.2. Efisiensi termal indikator Efisiensi termal indikator adalah efisiesi termal dari siklus aktual diagram indikator. Energi berguna dari diagram indikator adalah kerja indikator dan energi masuknya adalah energi dari proses pembakaran perkilogramnya. Perumusannya adalah sebgai berikut:  Energi berguna  daya indikator i i  Energi Ni  Qm masuk laju energi kalor masuk per kg Karena efisiensi termal indikator adalah pada siklus aktual maka fluidanya adalah bahan bakar dengan udara, sehingga perhitungan energi adalah sebagai berikut:   Qm G f Ni xQc i   Qm
  • 26. 281 i e Ni i   G f xQc P xV xnxaxz  ratarata,i d  G f xQc dengan Ni  Qm  G f Qc = Daya indikator (watt) = laju kalor masuk per kg bahan bakar ( kcal/kg.jam) = laju bahan bakar yang digunakan (kg/jam) = Nilai kalor bahan bakar per kcal/kg D.3. Efisiensi termal efektif Efisiensi termal efektif adalah perbandingan daya poros atau daya efektif dengan laju kalor masuknya. Perumusannya adalah sebagai berikut:  daya poros Ne e laju energi Ne kalor masuk  per kg   Qm e   G f xQc P xV xnxaxz  ratarata,e d  G f xQc D.4. Efisiensi mekanik Semua beban mesin diatasi dengan sumber energi dari proses pembakaran yang menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik yang terukur pada diagram indikator adalah kerja indikator. Kerja indikator persatuan waktu inilah yang akan ditransfer mejadi kerja poros per satuan waktu. Adapun besarnya nilai efektivitas dari transfer daya indikator menjadi daya poros adalah efisiensi mekanis. Jadi efisiensi mekanis adalah perbandingan antara daya poros dengan daya indikator dan dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut: N   e m Ni
  • 27. 282  v G Apabila Ne e   Qm Ni dan i   Qm N apabila dua persamaan tersebut disubstitusikan pada   e m N  menjadi   e m  i , jadi jelas bahwa daya poros yang dihasilkan dari daya i indikator harus dikalikan dengan efisiensi mekaniknya. D.5. Efisiensi volumetrik e m xi Udara yang dihisap masuk silinder selalu banyak mengalami hambatan aliran sehingga aliran udara banyak kehilangan energi, disamping itu udara hisap juga menyerap panas dari saluran hisap terutama pada ujung saluran hisap yang ada katup masuknya. Karena menyerap panas temperatur udara menjadi naik dan menyebabkan massa jenis turun tetapi menaikkan nilai viskositasnya. Dengan kondisi tersebut udara lebih sulit mengalir dengan massa per satuan volumenya juga berkurang. Untuk mendefinisikan jumlah udara yang masuk ke ruang silinder dirumuskan ukuran keefektifan aliran udaran masuk yaitu efisiensi volumetri. Perumusannya adalah sebagai berikut:  Ga v  jumlah udara masuk kedalam silinder aktual kg/jam    Gai jumla h udara masuk kedalam silinder ideal(kg/j am)  G  a  Gai    a  ai dengan  massa jenis udara (kg/m3 ) Hubungan efisiensi volumetrik dengan tekanan rata-rata efektif adalah: Peratarata e.v .f .Qc .ai .0,0427 kg/cm dengan f = perbandingan bahan bakar udara  G jumlah bahan bakar yang digunakan kg/jam f  f  jumlah a udara yang digunakan kg/jam dari perumusan di atas terlihat bahwa tekanan efektif rata-rata bergantung dari nilai dari v . 2
  • 28. 283 E. Laju Pemakaian Bahan Bakar Spesifik Laju pemakaian bahan bakar spesifik atau spesific fuel consumtion (SFC) adalah jumlah bahan bakar (kg) per waktunya untuk menghasikan daya sebesar 1 Hp. Jadi SFC adalah ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar. Perhitungan untuk mngetahui SFC adalah:  G SFC  f e Ne Ne e   G f xQc Ne e xQc   G f 1 e xQc   G f Ne SFC F. Perhitungan Performasi Motor Bakar Torak Soal 1. Sebuah mesin bensin 4 tak 6 silinder diujikan untuk mengetahui daya indikatornya, volume langkah 1000 cm3 , putaran mesin diuji pada 2000 rpm, dari hasil pengujian didapatkan tekanan rata-rata indikator 10 kg/cm2 berapakah daya indikatornya ? Jawab. Diketahui n = 2500 (rpm) = 2500/60 rps a = 1/2 untuk 4 langkah z = 6 silinder Vd = 1000 cm3 Pi = 10 kg/cm2 P xV xnxax N ratarata,i d z mkg/si 60x100 N  Pratarata,i xVd xnxax z Hp [ 1 Hp 75 kgm/s] i 60x100x75 N  10x1000x2500x0,5x6 166,67Hpi 450000
  • 29. 284 2. Mesin kendaran motor satu silinder jenis 2 tak dengan volume langkah 250 cm3 disiapkan untuk perlombaan, untuk keperluan tersebut, ahli mekanik melakukan pengujian untuk mengetahui daya indikator dari mesin yang sudah dimodifikasi pada putaran 2300 rpm. Apabila diketahui tekanan indikator rata-rata adalah 5 kg/cm2 , berapa daya indikatornya ?. Jawab : Diketahui : n = 2300 (rpm) = 2300/60 rps a = 1 untuk 2 langkah z = 1 silinder Vd= 250 cm3 Pi = 5 kg/cm2 P xV xnxax N ratarata,i d z mkg/si 60x100 N  5x250x2300x1x1 = 63,9 Hpi 60x100x75 3. Apabila soal pada nomor 2 diaplikasikan pada motor 4 tak, berapakah daya indikatornya ?. Jika dibandingkan aplikasi pada motor 2 tak, besar manakah daya indikator ? Jawab : P xV xnxax N ratarata,i d z mkg/si 60x100 N  5x250x2300x0,5x1 = 31,95 Hp [a =0,5 4 tak] i 60x100x75 Jawaban no 2 dan 3, terlihat daya indikator untuk kondisi mesin yang sama, mesin 2 tak mempunyai nilai yang lebih besar yaitu sebesar dua kalinya. 4. Dari soal no.1, sebagi tambahan pengujian, mesin tersebut kemudian dimasukan ke dinamometer untuk diketahui nilai torsinya. Dari pengujian dihasilkan data yaitu pada putaran 2500 rpm, torsi yang terbaca 35 kgm, hitunglah berapa besar daya efektif, efisiensi mekanik dan hitung daya geseknya Jawab. : Diketahui: Dari data soal no1 diketahui Ni = 166,67 Hp Torsi pada n = 2500 rpm sebesar 35 kg.m Daya efektifnya adalah Ne 2Txn
  • 30. 285 Untuk 2500 rpm = 2500/60 rps T = 35 kgm Ne 2Txn 35x 2500  Ne 2 60x75 122,1Hp Daya gesek dapat dihitung dengan menggunakan perumusan : N g Ni Ne Ng = 166,67 Hp-122,1 Hp Ng = 44,6 Hp Efisensi mekanik sebesar : N   e m N i Ne m  i  122,1 166,67 x100% 73,25% 5. Apabila pada soal no.4 jumlah bahan bakar dan nilai kalornya tercatat  sebesar G f 30 kg/jam dan Qc = 10000 kcal/kg, hitunglah efisiensi indikatornya dan efektifnya. Buktikan bahwa juga SFC efektifnya! Jawab Diketahui: e m xi ! dan hitung  G f 30 kg/jam =30/3600 kg/s Qc = 10000 kcal/kg, 1 kcal = 427 kg.m 1 Hp  75 kg.m/s Dari data soal no.1 dan no.4 diperoleh N  10x1000x2500x0,5x6 166,67Hpi 450000 35x 2500  Ne 2 60x75 122,1Hp Besar efisiensi indikatornya adalah: N
  • 31. 286  Ni i  ; Qm Ni i   Qm  166,67x75 30/ 3600x10000x427 x100% 35,1% Besar efisiensi efektifnya adalah: Ne e  ; Qm Ne e   Qm 122,1x75 30/ 3600x10000x427 x100% 25,7% Efisiensi efektif dapat dihitung dengan perumusan: e m xi ; e m xi 0,7325x0,351x100% 25,7% SFC adalah  G SFC  f e N SFC e  3600x75 0,246 kg / jam e 10000x0,257x427 hp Apabila SG (Spesific Grafity) bensin adalah 0,75 pemakaian dalam volume bahan-bakar per jam setiap Hp nya adalah: SG =0,75 jadi bensin 750kg / m3  m ;V  m  0,246 0,000328m3 V  750 V =0,000328 m3 = 0,328 dm3 = 0,328 liter ; jadi SFC = 0,328 liter/jam.Hp Rangkuman : 1. Proses perubahan energi dari mulai proses pembakaran sampai menghasilkan daya pada poros motor bakar melewati beberapa tahapan dan tidak mungkin perubahan energinya 100%. Selalu ada kerugian yang dihasikan dari selama proses perubahan, hal ini sesuai dengan hukum termodinamika kedua yaitu "tidak 
  • 32. 287 mungkin membuat sebuah mesin yang mengubah semua panas atau energi yang masuk memjadi kerja". 2. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F, benda berpuar pada porosnya dengan jari jari sebar b, dengan data tersebut torsinya adalah 3. Daya indikator adalah merupakan sumber tenaga persatuan waktu operasi mesin untuk mengatasi semua beban mesin. Untuk lebih mudah pemahaman di bawah ini dalah perumusan dari masing masing daya. Satuan daya menggunakan HP( hourse power ) Ne Ni  N  N a ( HP) 4. Daya poros diperoleh dari pengukuran torsi pada poros yang dikalikan dengan kecepatan sudut putarnya atau dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut ; Ne Tx Nm/s 5. Daya gesek adalah merupakan energi persatuan waktu dari mesin yang harus diberikan untuk mengatasi tahanan dari komponen-komponen mesin yang bersinggungan Ne Ni  N  Na  6. Efisiensi termal dirumuskan dengan persamaan :  Energi berguna Energi masuk 7. Efisiensi termal indikator adalah efisiesi termal dari siklus aktual diagram indikatori Energi berguna   daya indikator Energi masuk laju energi kalor masuk per kg 8. Efisiensi termal efektif adalah perbandingan daya poros atau daya efektif dengan laju kalor masuknya  daya poros Ne  e laju energi kalor masuk  per kg   Qm 9. Jadi efisiensi mekanis adalah perbandingan antara daya poros dengan daya indikator dan dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut. N   e m Ni g g
  • 33. 288 10. Untuk mendefinisikan jumlah udara yang masuk ke ruang silinder dirumuskan ukuran keefektifan aliaran udaran masuk yaitu efisiensi volumteri.  Ga v  jumlah udara masuk kedalam silinder aktual kg/jam    Gai jumla h udara masuk kedalam silinder ideal(kg/j am) 11. Laju pemakaian bahan bakar spesifik atau spesific fuel consumtion (SFC) adalah jumlah bahan bakar (kg) per waktunya  untuk menghasikan daya sebesar 1 Hp. G SFC  f e Ne Soal : 1. Untuk menaikkan kemampuan mesin kendaran bermotor, seorang ahli mekanik kendaran bermotor melakukan modifikasi mesin sehingga diharapkan unjuk kerja mesin naik terutama dayanya. Ahli mekanik tersebut membawa sepeda motornya ke laboratorium uji. Dari pengujian diperoleh data-data sebagai berikut. Tekanan indikator rata-rata 8 kg/cm2 , pada putaran 2400 rpm besar torsinya 40 kg.m. Konsumsi bahan bakarnya 25 kg/jam dengan nilai kalor 1500 kcal/kg. Adapun data kendaran bermotornya adalah mesin 4 tak, satu silinder, dengan volume langkah 100 cm2 . Hitunglah efisiseni efektifnya ! dan berapa SFC ?. 2. Seorang pemilik kendaran bermotor berniat untuk memasang AC (80 Hp) pada mobil sedannya, sebelum melakukan pemasangan, si pemilik sedan membawa mobilnya ke sebuah bengkel untuk diuji dayanya. Dari hasil uji diperoleh data sebagai berikut. Torsi maksimum 150 kg.m tercapai pada putaran 3000 rpm. Data-data sedannya adalah : Mesin 4 tak 8 silinder, volume langkah 1500 cm3 , tekanan indikator rata-rata 15 kg/cm2 . Batas minimum efisiensi efektif adalah 10% mobil sedan masih bekerja normal. Periksa apakah dengan pemasangan AC mobil sedan masih dapat bekerja normal. !!
  • 34. 289 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin Diesel Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran, proses fisi bahan bakar nuklir atau proses-proses yang lain. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini, mesin kalor dibagi menjadi dua golongan yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam. Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar mesin dimana energi termal dari gas hasil pembakaran dipindah ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Sedangkan pada mesin pembakaran dalam atau dikenal dengan motor bakar, proses pembakaran terjadi di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor diesel disebut juga motor bakar atau mesin pembakaran dalam karena pengubahan tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik dilaksanakan di dalam mesin itu sendiri. Di dalam motor diesel terdapat torak yang mempergunakan beberapa silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak-balik (translasi). Di dalam silinder itu terjadi pembakaran antara bahan bakar solar dengan oksigen yang berasal dari udara. Gas yang dihasilkan oleh proses pembakaran mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan poros engkol oleh batang penggerak. Gerak tranlasi yang terjadi pada torak menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi tersebut mengakibatkan gerak bolak-balik torak [Ref.3]. Konsep pembakaran pada motor diesel adalah melalui proses penyalaan kompresi udara pada tekanan tinggi. Pembakaran ini dapat terjadi karena udara dikompresi pada ruangan dengan perbandingan kompresi jauh lebih besar daripada motor bensin (7-12), yaitu antara (14-22). akibatnya udara akan mempunyai tekanan dan temperatur melebihi suhu dan tekanan penyalaan bahan bakar.
  • 35. 6 Hal ini berbeda untuk percikan pengapian mesin seperti mesin bensin yang menggunakan busi untuk menyalakan campuran bahan bakar udara. Mesin dan siklus termodinamika keduanya dikembangkan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1892. 2.1.1 Siklus Diesel (Tekanan Tetap) Siklus diesel adalah siklus teoritis untuk compression-ignition engine atau mesin diesel. Perbedaan antara siklus diesel dan Otto adalah penambahan panas pada tekanan tetap. Karena alasan ini siklus Diesel kadang disebut siklus tekanan tetap. Dalam diagram P-v, siklus diesel dapat digambarkan seperti berikut: Gambar 2.1 Siklus Diesel Diagram P-v [Ref.7] Proses dari siklus tersebut yaitu: 6-1 = Langkah Hisap pada P = c (isobarik) 1-2 = Langkah Kompresi, P bertambah, Q = c (isentropik / reversibel adiabatik) 2-3 = Pembakaran, pada tekanan tetap (isobarik) 3-4 = Langkah Kerja P bertambah, V = c (isentropik / reversibel adiabatik) 4-5 = Pengeluaran Kalor sisa pada V = c (isokhorik) 5-6 = Langkah Buang pada P = c
  • 36. 7 Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali gerakan (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara skematis prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Langkah hisap Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara mengalir ke dalam silinder. 2. Langkah kompresi Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari titik TBM ke TMA menekan udara yang ada dalam silinder. 5ᵒ setelah mencapai TMA, bahan bakar diinjeksikan. 3. Langkah ekspansi Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang bertemperatur tinggi, bahan bakar terbakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai piston mencapai TMB. Kedua katup tertutup pada langkah ini. 4. Langkah buang Ketika piston hampir mencapai TMB, katub buang terbuka, katub masuk tetap tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA sisa pembakaran terbuang keluar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA. Siklus kemudian berulang lagi [Ref.3]. Gambar 2.2 Siklus Motor Diesel 4 langkah [Ref.6]
  • 37. 8 2.1.2 Siklus Aktual Motor Diesel` Dalam siklus diesel, kerugian-kerugian lebih rendah daripada yang terjadi pada siklus otto. Kerugian utama adalah karena pembakaran tidak sempurna dan penyebab utama perbedaan antara siklus teoritis dan siklus mesin diesel. Dalam siklus teoritis pembakaran diharapkan selesai pada akhir pembakaran tekanan tetap, tetapi aktualnya after burning berlanjut sampai setengah langkah ekspansi. Perbandingan efisiensi antara siklus aktual dan teoritis adalah sekitar 0,85. Gambar 2.3 Siklus Aktual Motor Diesel 4 Langkah [Ref.4] 2.1.3 Karakteristik Bahan Bakar Mesin Diesel Karakteristik bahan bakar mesin diesel yaitu: a. Volatilitas (Penguapan) Penguapan adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah fasa menjadi uap. Tekanan uap yang tinggi dan titik didih yang rendah menandakan tingginya penguapan. Makin rendah suhu ini berarti makin tinggi penguapannya. b. Titik Nyala Titik nyala adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar dapat menimbulkan uap yang dapat terbakar ketika disinggungkan dengan percikan atau nyala api. Nilai titik nyala berbanding terbalik dengan penguapan. c. Viskositas Viskositas menunjukkan resistensi fluida terhadap aliran. Semakin tinggi viskositas
  • 38. 9 bahan bakar, semakin sulit bahan bakar itu diinjeksikan. Peningkatan viskositas juga berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan bahan bakar tersebut bercampur dengan udara. d. Kadar Sulfur Kadar sulfur dalam bahan bakar diesel yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya keausan pada bagian-bagian mesin. Hal ini terjadi karena adanya partikel- partikel padat yang terbentuk ketika terjadi pembakaran. e. Kadar Air Kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar dapat membentuk kristal yang dapat menyumbat aliran bahan bakar. f. Kadar Abu Kadar abu menyatakan banyaknya jumlah logam yang terkandung dalam bahan bakar. Tingginya konsentrasi dapat menyebabkan penyumbatan pada injeksi, penimbunan sisa pembakaran. g. Kadar Residu Karbon Kadar residu karbon menunjukkan kadar fraksi hidrokarbon yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari bahan bakar, sehingga karbon tertinggal setelah penguapan dan pembakaran bahan bakar. h. Titik Tuang Titik tuang adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar mulai membeku dan terbentuk kristal-kristal parafin yang dapat menyumbat saluran bahan bakar. i. Kadar Karbon Kadar karbon menunjukkan banyaknya jumlah karbon yang terdapat dalam bahan bakar. j. Kadar Hidrogen Kadar hidrogen menunjukkan banyaknya jumlah hidrogen yang terdapat dalam bahan bakar. k. Angka Setana Angka setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri (auto ignition). Semakin cepat suatu bahan bakar mesin diesel terbakar setelah diinjeksikan ke dalam ruang bakar, semakin tinggi angka setana bahan bakr tersebut. Angka setana bahan bakar adalah persen volume dari setana dalam campuran setana dan
  • 39. 10 alfa-metil-naftalen yang mempunyai mutu penyalaan yang sama dengan bahan bakar yang diuji. Bilangan setana 48 berarti bahan bakar setara dengan campuran yang terdiri atas 48% setana dan 52% alfa-metil-naftalen. l. Nilai Kalor Nilai kalor menunjukkan energi kalor yang dikandung dalam setiap satuan massa bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor suatu bahan bakar, semakin besar energi yang dikandung bahan bakar tersebut persatuan massa. m. Massa Jenis Massa jenis menunjukkan besarnya perbandingan antara massa dari suatu bahan bakar dengan volumenya [Ref.3].
  • 40. 11 Tabel 2.1 Spesifikasi minyak solar sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas 3675K/24/DJM/2006 No. Karakteristik Unit Batasan Metode Uji MIN MAX ASTM IP 1 Angka Setana 45 – D-613 2 Indek Setana 48 – D-4737 3 Berat jenis pada 15 °C kg/m3 815 870 D-1298 4 Viskositas pada 40 °C mm2/s 2 5 D-445 5 Kandungan Sulfur % m/m – 0.35 D-1552 6 Distilasi : T95 °C – 370 D-86 7 Titik Nyala °C 60 – D-93 8 Titik Tuang °C – 18 D-97 9 Karbon Residu merit – Kelas I D-4530 10 Kandungan Air mg/kg – 500 D-1744 11 Biological Grouth – 12 Kandungan FAME % v/v – 10 13 Kandungan Metanol dan Etanol % v/v Tak Terdeteksi D-4815 14 Korosi Bilah Tembaga Merit – Kelas I D-130 15 Kandungan Abu % m/m – 0.01 D-482 16 Kandungan Sedimen % m/m – 0.01 D-473 17 Bilangan Asam Kuat mgKOH/gr – 0 D-664 18 Bilangan Asam Total mgKOH/gr – 0.6 D-664 19 Partikulat mg/l – – D-2276 20 Penampilan Visual – Jernih dan terang 21 Warna No. ASTM – 3 D-1500
  • 41. 12 2.2 Teori Pembakaran Pada motor bakar, proses pembakaran merupakan reaksi kimia yang berlangsung sangat cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang menimbulkan panas sehingga mengakibatkan tekanan dan temperatur gas yang tinggi. Kebutuhan oksigen untuk pembakaran diperoleh dari udara yang memerlukan campuran antara oksigen dan nitrogen, serta beberapa gas lain dengan persentase yang relatif kecil dan dapat diabaikan. Reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen yang diperoleh dari udara akan menghasilkan produk hasil pembakaran yang komposisinya tergantung dari kualitas pembakaran yang terjadi. Dalam pembakaran proses yang terjadi adalah oksidasi dengan reaksi sebagai berikut: Gambar 2.4 Proses Pembakaran Mesin Diesel [Ref.5] Pembakaran di atas dikatakan sempurna bila campuran bahan bakar dan oksigen (dari udara) mempunyai perbandingan yang tepat, hingga tidak diperoleh sisa. Bila oksigen terlalu banyak, dikatakan campuran “lean” (kurus), pembakaran ini menghasilkan api oksidasi. Sebaliknya, bila bahan bakarnya terlalu banyak (atau tidak cukup oksigen), dikatakan campuran “rich” (kaya), pembakaran ini menghasilkan api reduksi. Dalam pembakaran, ada pengertian udara primer yaitu udara yang dicampurkan dengan bahan bakar di dalam burner (sebelum pembakaran) dan udara sekunder yaitu udara yang dimasukkan dalam ruang pembakaran setelah burner, melalui ruang sekitar ujung burner atau melalui tempat lain pada dinding dapur. Berat massa bahan yang masuk ruang pembakaran = berat massa bahan yang keluar.
  • 42. 13 Gambar 2.5 Skema Sistem Penyaluran Bahan Bakar sampai Menjadi Gas Buang (a + b) = (c + d + e) a = berat bahan kering + air (kelembaban). b = berat udara + uap air yang terkandung dalam udara. Air dalam d dan e = (air yang terkandung dalam bahan bakar) + (air dari kelembaban udara) + (air yang terbentuk dari reaksi pembakaran). Supaya dihasilkan pembakaran yang baik, maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Jumlah udara yang sesuai 2. Temperatur yang sesuai dengan penyalaan bahan bahan bakar 3. Waktu pembakaran yang cukup 4. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan api dalam silinder. 5. Reaksi pembakaran baik bahan bakar solar maupun bahan bakar metanol merupakan reaksi oksidasi antara senyawa hidrokarbon dengan oksigen sehingga dihasilkan produk berupa karbon dioksida, uap air, oksida nitrogen atau produk lainnya tergantung pada kualitas pembakaran. Reaksi pembakaran stoikiometri solar (C18 H23): CaHb + (a+b/4)(O2+3,773N2) = aCO2 + (b/2)H2O + 3,773(a+b/4)N2 C12H23 + (12+23/4)(O2+3,773N2) = 12CO2 + (23/2)H2O + 3,773(12+23/4)N2 C12H23 + (17,75)(O2+3,773N2) = 12CO2 + 11,5H2O + 3,773(17,75)N2
  • 43. 14 Perbandingan nilai mol C12H23 + (17,75)(O2+3,773N2) = 12CO2 + 11,5H2O + 3,773(17,75)N2 1.C12H23 + (17,75.O2 + 66,97.N2) = 12.CO2 + 11,5.H2O + 66,97.N2 Relatif massa = 1.C12H23 + (17,75.O2 + 66,97.N2) = 12.CO2 + 11,5.H2O + 66,97.N2 1{(12x12)+(1x23)} + {(17.75x32)+(66,97x28)} = 12(44) + 11,5(18) + 66,97(28) 167 + 2443,16 = 2610,16 Per unit massa = 1 + 14,6 = 15,6 Hasil stokiometrik (A/F)s = 14,6 dan (F/A)s = 0,0689 Produk pembakaran campuran udara-bahan bakar dapat dibedakan menjadi: 1. Pembakaran sempurna (pembakaran ideal) Setiap pembakaran sempurna menghasilkan karbon dioksida dan air. Peristiwa ini hanya dapat berlangsung dengan perbandingan udara-bahan bakar stoikiometris dan waktu pembakaran yang cukup bagi proses ini. 2. Pembakaran tak sempurna Peristiwa ini terjadi bila tidak tersedia cukup oksigen. Produk pembakaran ini adalah hidrokarbon tak terbakar dan bila sebagian hidrokarbon terbakar maka aldehide, ketone, asam karbosiklis dan sebagian karbon monoksida menjadi polutan dalan gas buang. 3. Pembakaran dengan udara berlebihan Pada kondisi temperatur tinggi nitrogen dan oksigen dari udara pembakaran akan bereaksi dan akan membentuk oksida nitrogen (NO dan NO2). Disamping itu produk yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat berupa oksida timah, oksida hologenida, oksida sulfur, serta emisi evaporatif seperti hidrokarbon ringan yang teremisi dari sistem bahan bakar.
  • 44. 15 2.3 Hidrodinamika Magnet Penggunaan magnet ditujukan untuk menghemat bahan bakar dikarenakan di dalam ring magnet terjadi proses magnetisasi. Proses magnetisasi diperlukan agar bahan bakar lebih mudah mengikat oksigen selama proses pembakaran dan mengurangi produk unburned hydrocarbon hasil proses pembakaran bahan bakar. Hal ini disebabkan ukuran struktur molekul bahan bakar akan berubah menjadi ikatan yang lebih kecil akibat magnetisasi (Gambar 2.6). Ukuran molekul yang lebih kecil ini secara langsung akan berakibat pada semakin mudahnya proses pembakaran dalam ruang bakar. Dengan kata lain proses magnetisasi pada bahan bakar akan membuat pembakaran lebih sempurna [Ref.20]. Gambar 2.6 Proses Ionisasi Gaya Magnet 2.4 Ring Magnetik Ring Magnetik adalah sebuah sebuah tabung yang mengandung potensi medan magnet dengan masing-masing kutub N (utara) S (selatan). Komponennya berupa tabung Stainlees Steel yang memiliki Inlet dan Outlet. Coulomb menemukan adanya medan gaya magnet yang dihasilkan diantara dua kutub berbeda. Kemudian teori berkembang lebih ke arah molekuler dimana pada tahun 1982 Webber dan dikembangkan oleh Ewing mengemukakan teori bahwa ”molekul suatu zat benda, telah mengandung potensi magnet dengan masing-masing kutub N (utara) dan S (selatan)”. Pada keadaan tidak termagnetisasi, molekul kecil magnet berada dalam bentuk tidak beraturan. Dan jika dipengaruhi medan magnet pada partikelnya, maka molekul tersebut mempunyai gaya magnet untuk bergerak dan menyesuaikan kutub magnet dengan induksi magnet yang diberikan [Ref.20].
  • 45. 16 Gambar 2.7 Ring Magnetik 2.4.1 Prinsip Kerja Ring magnetik terdiri dari magnet yang mempunyai kutub utara dan selatan yang berguna untuk mengikat molekul - molekul yang tidak beraturan yang terkandung pada bahan bakar, sehingga molekul - molekul yang telah melewati medan magnet mempunyai susunan yang beraturan sehingga bisa dikatakan pembakaran menjadi sempurna [Ref 20]. ρ ஽௨஽ = − ஽௣ᇱ + డ ஽ߩ‫ݒ‬ ൬ డ జ௣ + డ జ௣ ൰൨+ ஽௣ డ஽௣ + ߩ ஽௧ ஽௣௣ ஽௣௣ ஽௣௣ ஽௣௣ ஜ డ௫௣ ஽ Dimana:ߩᇱ = ߩ− ߩ௣ߩ − ଶ ‫ݒ‬௣ డ஽஽ Dan,ߩ = ߩ + ଵ B2 ଶஜ ஽஽஽ ρ ஽஽ ଷ ஽஽ᇱ = − ஽௣௣ ஽௣௣ ஽ + ஽௣௣ ஽஽஽ ൬ డ జ௣ + డ௣௣ డ జ௣ ஽௣௣ ൰൨+ (஽஽஽) i + ߩ஽ keterangan: v = viskositas geser P = tekanan total ζ = viskositas total ρ = densitas bahan bakar B = medan magnet Penggunaan ring magnetik dalam proses penghematan bahan bakar bertujuan untuk mengurangi kadar timbal dan sulfur yang berlebih di dalam bahan bakar. Proses magnetisasi ini akan membuat pembakaran lebih sempurna. Visualisasi proses ionisasi dapat digambarkan di bawah :
  • 46. 17 ( a ) ( b ) Gambar 2.8 ( a ) Prinsip Kerja Ring Magnetik dan ( b ) Mekanisme Kerja Magnet Pada saat melalui medan magnet, kekuatan magnetisasi didalam magnet portable menyebabkan terpecahnya ikatan karbon dalam bahan bakar menjadi bagian-bagian kecil ikatan ion. Ion positif akan tertarik oleh kutub negatif magnet sedangkan untuk ion negatif akan tertarik oleh kutub positif magnet sehingga ion positif dan ion negatif akan mengalir secara teratur setelah melewati medan magnet. Ikatan kecil dan beraturan inilah yang menyebabkan mudahnya oksigen bereaksi dengan bahan bakar pada proses pembakaran. Efeknya bahan bakar akan lebih mudah terbakar didalam ruang bakar. 2.5 Parameter Prestasi Mesin Pada umumnya performa / prestasi suatu mesin bisa diketahui dengan membaca laporan spesifikasi mesin dari produsen pembuat mesin tersebut. Dari laporan spesifikasi tersebut dapat diketahui daya, torsi, dan konsumsi bahan bakar spesifik dari mesin tersebut. Parameter itulah yang menjadi pedoman praktis prestasi sebuah mesin. Secara umum daya berbanding lurus dengan luas piston sedang torsi berbanding lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relatif penting digunakan pada mesin
  • 47. 18 yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan operasi dan tingkat pembebanan. Daya maksimum didefinisikan sebagai kemampuan maksimum yang bisa dihasilkan oleh suatu mesin. Adapun torsi poros pada kecepatan tertentu mengindikasikan kemampuan untuk memperoleh aliran udara (dan juga bahan bakar) yang tinggi ke dalam mesin pada kecepatan tersebut. Sementara suatu mesin dioperasikan pada waktu yang cukup lama, maka konsumsi bahan bakar serta efisiensi mesinnya menjadi suatu hal yang sangat penting. 2.5.1 Torsi dan Daya Pengereman Dinamometer digunakan untuk mengukur torsi sebuah mesin. Pada dasarnya ada tiga jenis alat ukur daya atau torsi, yaitu dinamometer penggerak, dinamometer trasmisi, dan dinamometer absorbsi. Dinamometer penggerak digunakan untuk mengukur beberapa peralatan seperti turbin dan pompa serta memberikan energi untuk menggerakkan peralatan yang akan diukur. Dinamometer transmisi adalah peralatan pasif yang ditempatkan di lokasi tertentu. Dinamometer absorbsi mengubah energi mekanik sebagai torsi yang diukur, sehingga sangat berguna untuk mengukur daya atau torsi yang dihasilkan sumber daya seperti motor bakar atau motor motor listrik. Pada pengujian digunakan dinamometer hidraulik yang termasuk dinamometer jenis absorbsi. Dinamometer hidraulik adalah dinamometer yang menggunakan sistem hidrolis atau fluida untuk menyerap mesin. Fluida yang digunakan biasanya air, dimana air berfungsi sebagai media pendingin dan media gesek perantara. Dinamometer hidraulik ini memiliki dua komponen penting yaitu sudu gerak (rotor) dan sudu tetap (stator). Rotor terhubung dengan poros dari mesin yang akan diukur, dimana putaran dari mesin tersebut memutar rotor dinamometer. Rotor akan mendorong air di dalam dinamometer, sehingga air akan terlempar menghasilkan tahanan terhadap putaran mesin dan menghasilkan panas. Aliran air secara kontinyu melalui rumahan (casing) sangat penting untuk menurunkan temperatur dan juga untuk melumasi seal pada poros. Sedangkan stator terletak berhadapan dengan rotor dan terhubung tetap pada casing. Pada casing dipasang lengan, dimana pada ujung lengan terdapat alat ukur pembebanan (load cell) sehingga torsi yang terjadi dapat diukur. Load cell adalah sebuah transducer gaya yang bekerja berdasarkan prinsip deformasi sebuah material akibat adanya tegangan mekanis yang bekerja.
  • 48. 19 Pada saat dinamometer ini dijalankan, mesin dihidupkan dan putaran mesin diatur pada putaran tertentu. Air masuk kedalam casing melalui selang dari penampungan air sehingga rongga antara rotor dan stator selalu terisi air. Air berfungsi sebagai media gesek perantara dan sebagai pendingin karena proses yang terjadi menimbulkan panas. Air yang keluar dari dinamometer tidak diperbolehkan melebihi 800 C, jika sudah mendekati temperatur tersebut dibuka katup keluar yang lebih besar. Suplai air harus bersih, dingin, dan konstan yang dapat diperoleh dari pompa. Keuntungan dinamometer hidraulik adalah: 1. Tidak membutuhkan instalasi yang permanen 2. Mudah dipindahkan dari satu mesin ke mesin yang lain 3. Mudah dioperasikan oleh satu orang 4. Dapat bekerja pada mesin yang besar atau memiliki kecepatan putar yang tinggi. Kedudukan alat ukur harus menunjukkan angka nol (dinamometer dalam keadaan seimbang) pada waktu berhenti dan pada waktu air mengalir masuk stator tetapi mesin belum bekerja. Pengukuran kecepatan putar poros perlu dilakukan untuk mendapatkan perhitungan daya dan juga untuk menghindari kelebihan kecepatan putar yang dapat mengakibatkan kerusakan pada dinamometer. Torsi yang dihasilkan mesin adalah : T = F x b (2.1) dimana dalam satuan SI: T = torsi ( Nm) F = gaya penyeimbangan (N) b = jarak lengan torsi (m) Gambar 2.9 Prinsip Kerja Dinamometer [Ref.4] Adapun daya yang dihasilkan mesin atau diserap oleh dinamometer adalah hasil perkalian dari torsi dan kecepatan sudut.
  • 49. ௣ 20 P = 2ߩ ߩ 60 ‫ݔ‬ ߩ‫ݔ‬ 10௣ଷ (2.2) dimana dalam satuan SI: P = daya (kW) T = torsi ( Nm) N = putaran kerja (rpm) Sebagai catatan, torsi adalah ukuran dari kemampuan sebuah mesin melakukan kerja sedangkan daya adalah angka dari kerja telah dilakukan. Besarnya daya mesin yang diukur seperti dengan didiskripsikan di atas dinamakan dengan brake power (Pb). Daya disini adalah daya yang dihasilkan oleh mesin untuk mengatasi beban, dalam kasus ini adalah sebuah rem [Ref.4]. 2.5.2 Tekanan Efektif Rata-Rata Unjuk kerja mesin relatif yang diukur, dapat diperoleh dari perbandingan kerja per siklus dengan perpindahan volume silinder per siklus. Parameter ini merupakan gaya per satuan luas dan dinamakan mean effective pressure (mep). Kerjaper siklus = P ߩߩ (2.3) Tekanan efektif rata-rata juga dapat dinyatakan dengan torsi. bmep = 6,28 ‫ݔ‬ ߩߩ ‫ݔ‬ ߩ (2.4) ௣௣ dimana dalam satuan SI: nR = jumlah putaran engkol untuk setiap langkah kerja 2 ( untuk siklus 4 langkah) 1 ( untuk siklus 2 langkah) bmep = tekanan efektik rata-rata (kPa) Vd = volume silinder / displacement volume (dm3 ) Brake mean effective pressure (bmep) didefinisikan sebagai tekanan konstan teoritik yang dapat dibayangkan terjadi pada setiap langkah kerja dari mesin untuk
  • 50. ಲ 21 menghasilkan output daya yang sama dengan brake horsepower-BHP (effective horsepower). BHP itu sendiri didefinisikan sebagai jumlah daya yang terdapat pada poros, sedangkan indicated horsepower / IHP didefinisikan sebagai daya yang dikonsumsi oleh motor [Ref.4]. 2.5.3 Rasio Ekuivalen (ϕ) Setelah diketahui aliran massa bahan bakar (ṁƒ), dalam pengujian mesin, pengukuran juga dilakukan terhadap laju aliran massa udara (ṁa). Perbandingan antara keduanya berguna untuk mengetahui kondisi operasi mesin [Ref.4]. ߩ̇̇ ߩ Air / Fuel Ratio = Fuel/ Air Ratio = dimana dalam satuan SI: ߩ̇̇ ߩ (2.5) ߩ̇̇ ߩ ߩ̇̇ ߩ (2.6) ṁa = laju aliran massa udara ( kg/jam) ṁƒ = laju aliran massa bahan bakar ( kg/jam ) ϕ = Rasio ekuivalenUntuk rasio ekuivalen (ϕ) : ௣ ಷ ௣ ௣௣஽௣௣௣ ϕ = ಲ ௣ ಷ ௣ ೞ஽஽௣௣௣௣஽஽஽஽஽஽ (2.7) Rasio ekuivalen ini memberikan parameter informasi yang berguna untuk menetapkan komposisi campuran udara-bahan bakar yang baik. Jika : ϕ > 1 = maka campuran itu kaya akan bahan bakar ϕ = 1 = campuran stokiometri ϕ < 1 = maka campuran itu miskin akan bahan bakar Jangkauan pengoperasian normal untuk mesin dengan bahan bakar diesel yaitu 18 A/F 70 (0,014 F/A 0,056).