SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
SIKLUS DAYA GAS
PENDAHULUAN
• Dua area penting dalam aplikasi Termodinamika adalah:
– Pembangkitan daya
– Refrigerasi

• Keduanya biasanya diikuti dengan sistem yang beroperasi pada
siklus termodinamika, yaitu:
– Siklus daya
– Siklus refrigerasi

• Alat yang digunakan untuk menghasilkan output daya sering
disebut dengan istilah mesin (engine) dan siklusnya adalah siklus
daya
• Siklus termodinamika juga bisa dikategorikan ke dalam siklus gas
dan siklus uap, tergantung pada fase dari fluida kerjanya. Pada
siklus gas, fluida kerja tetap dalam fase gas selama seluruh siklus,
sedangkan pada siklus uap, fluida kerjanya ada pada fase uap di
satu bagian dan pada fase cair di bagian yang lain.
• Siklus termodinamika juga bisa dikategorikan ke
dalam siklus tertutup dan siklus terbuka.
• Dalam siklus tertutup, fluida kerja dikembalikan
ke keadaan awal di akhir siklus dan disirkulasikan.
• Dalam siklus terbuka, fluida kerja tidak
disirkulasikan (misalnya pada mesin kendaraan).
Mesin itu beroperasi menurut siklus mekanis,
tetapi fluida kerjanya tidak menjalani siklus yang
lengkap.
• Mesin kalor, berdasarkan cara kalor diberikan
pada fluida kerja:
– Pembakaran dalam
– Pembakaran luar
Pertimbangan Dasar Dalam Analisis
Siklus Daya
Pertimbangan Dasar Dalam Analisis
Siklus Daya (lanj.)
• Idealisasi dan penyederhanaan dalam analisis
siklus daya:
– Dalam siklus gesekan diabaikan. Sehingga fluida
kerja tidak mengalami penurunan tekanan.
– Semua proses ekspansi dan kompresi berlangsung
secara quasi-equilibrium.
– Tidak ada perpindahan kalor melalui pipa yang
menghubungkan berbagai komponen.
– Tidak ada perubahan energi kinetik dan potensial
pada fluida kerja.
Siklus Carnot
Diagram T-s untuk Siklus Carnot

7
Diagram T-s untuk Siklus Carnot

8
Contoh soal
• Tunjukkan bahwa efisiensi termal siklus Carnot yang bekerja antara batas
temperatur atas TH dan temperatur bawah TL hanya merupakan fungsi dari
kedua temperatur itu.
• Kalor dipindahkan ke sistim selama proses 1-2 dan dibuang dari sistim
selama proses 3-4, sehingga jumlah kalor masuk dan keluar untuk siklus di
atas adalah:

qin  TH (s2  s1 ) ; qout  TL (s2  s1 )
• Karena proses 2-3 dan 4-1 isentropis, maka

wnet
qout
TL ( s2  s1 )
TL
th 
 1
 1
 1
qin
qin
TH ( s2  s1 )
TH
9
Asumsi Udara-standar
• Karena kompleksnya siklus daya gas aktual, maka perlu ada pendekatan
berupa asumsi udara-standar:
1.
2.
3.
4.

Fluida kerjanya dianggap sepenuhnya udara, yang bersirkulasi dalam siklus
tertutup dan dianggap sebagai gas ideal.
Semua proses yang membentuk siklus dianggap reversibel secara internal.
Proses pembakaran dianggap sebagai proses penambahan kalor dari
sumber luar.
Proses pembuangan dianggap sebagai proses pelepasan kalor yang
mengembalikan fluida kerja ke keadaan awal.

• Asumsi lain:
1.

Udara mempunyai kalor spesifik konstan yang nilainya ditentukan pada
temperatur ruang (25oC, atau 77oF). Jika asumsi ini digunakan disebut
asumsi udara-standar-dingin.

• Siklus yang yang menerapkan asumsi udara-standar ini disebut sebagai
siklus udara-standar.
Tinjauan Terhadap Mesin Bolak-Balik
• Beberapa istilah yang perlu diketahui oleh mahasiswa
mengenai mesin bolak-balik (menggunakan piston dan
silinder) antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Titik mati atas dan titik mati bawah
Langkah dan volume langkah
Diameter piston yang disebut dangan bor.
Katup hisap dan katup buang
Volume sisa (clearance volume)
Rasio kompresi, r.
Tekanan efektif rata-rata (mean effective pressure), MEP.
Siklus Otto
• Siklus ideal untuk mesin dengan sistem pengapian
percikan bunga api
• Hal-hal yang perlu diketahui oleh mahasiswa mengenai
siklus Otto:
1. Proses-proses yang membentuk siklus Otto
2. Mesin-mesin empat-langkah dan dua-langkah sebagai
alat yang menerapkan siklus Otto.
3. Diagram P-ν aktual/nyata untuk mesin empat-langkah
4. Efisiensi termal siklus Otto.
5. Pembakaran-sendiri (auto-ignition) dan ketukan mesin
(engine knock), penyebab terjadinya dan cara
mengatasinya
13
14
15
16
17
• Hubungan hukum I untuk setiap proses:

qin  qout   win  wout   u
qin  u3  u2  Cv T3  T2 
qout  u4  u1  Cv T4 T 1 

• Efisiensi termalnya menjadi:
th,Otto

wnet
T4  T1
T1 T4 T1  1

 1
 1
qin
T3  T2
T2 T3 T2  1
• Proses 1-2 dan 3-4 isentropis, dan v2=v3; v4=v1,
maka
k 1
k 1

T1  v2 
 
T2  v1 
 

 v3 
 
v 
 4

T4

T3

• Maka efisiensi termalnya menjadi:

th,Otto  1 
Vmax
r
Vmin

1
k 1

r
V1 v1


V2 v2
• Autoignition: terjadi pembakaran sebelum busi
memercikkan api  menghasilkan engine knock.
• Rasio kompresi bisa ditingkatkan sampai 12
dengan menggunakan bahan bakar yang
dicampur dengan timah tetraethil. Bahan
berfungsi untuk meningkatkan angka oktan.
• Angka oktan adalah ukuran ketahanan terhadap
terjadinya engine knock.
• Dalam prakteknya efisiensi termal untuk siklus
Otto berkisar antara 25% sampai 30%.
Contoh Soal
• Siklus Otto ideal mempunyai rasio kompresi 8. di
awal proses kompresi, udara ada pada 100 kPa
dan 17 oC, dan selama proses penambahan kalor
pada volume konstan kalor yang ditransfer
sebesar 800 kJ/kg,tentukan
– temperatur dan tekanan maksimum yang terjadi
selama siklus
– kerja output netto
– efisiensi termal
– tekanan efektif rata2
Jawaban
a) Temperatur dan tekanan tertinggi terjadi di
keadaan 3
– Dari tabel A-17 (Cengel) diperoleh:
• Pada T1 = 290 K: u1 = 206,91 kJ/kg, vr1 = 676,1

– Untuk proses kompresi 1-2:
vr 2 v2 1
676,1
   vr 2 
 84,51
vr1 v1 r
8
 T2  652,4 K ; u2  475,11 kJ / kg
Jawaban
– Untuk proses 2-3 (penambahan kalor pada
volume konstan):

qin  u3  u2  u3  qin  u2  1275,11kJ / kg
• Dari tabel A-17 diketahui, untuk u = 1275,11 kJ/kg maka
T = 1575,1 K dan vr3 = 6,108.

 T3  v2 
P3v3 P2v2

 P3  P2     4,347 MPa
 T  v 
T3
T2
 2  3 
Jawaban
b) Proses 3-4 (ekspansi isentropis gas ideal):
vr 4 v4
  r  vr 4  (8)(6,108)  48,864
vr 3 v3
 T4  795,6 K ; u4  588,74 kJ / kg
 qout  u1  u4  qout  381,83 kJ / kg
wnet  418,17 kJ / kg

c) Efisiensi termal:

wnet 418,17
th 

 52,3%
qin
800

th,Otto  1 

1
r

k 1

 56,5%
d. Tekanan efektif rata2 (MEP)
RT1 0,287kPa.m3 / kg.K .290 K
v1 

P
100kPa
1
 0,832m3 / kg

wnet
wnet
418,17
MEP 


 574,4kPa
v v1 v 2 0,832  0,104
Siklus Diesel
• Siklus ideal untuk mesin dengan sistem pengapian
kompresi
• Hal-hal yang perlu diketahui oleh mahasiswa mengenai
siklus Diesel:
1. Proses-proses yang membentuk siklus Diesel
2. Mesin-mesin empat-langkah dan dua-langkah sebagai
alat yang menerapkan siklus Diesel.
3. Diagram P-ν aktual/nyata untuk mesin empat-langkah
4. Efisiensi termal siklus Diesel.
5. Kombinasi siklus Otto dan Diesel yang dikenal dengan
siklus Dual
Siklus Diesel
• Siklus diesel adalah siklus ideal untuk mesin pengapiankompresi (CI engine)
• Mesin ini berbeda dengan mesin pengapian-busi (SI engine)
dari cara memulai pembakaran.
• Pada mesin SI campuran udara-bahan bakar dikompresi
sampai temperatur di bawah temperatur pembakaran-sendiri
bahan bakar itu, dan proses pembakaran dimulai oleh
pengapian oleh busi.
• Pada mesin CI dikompresi sampai temperaturnya berada di
atas temperatur pembakaran-sendiri bahan bakar,
pembakaran dimulai ketika bahan bakar diinjeksi ke
dalamnya.
29
Siklus Diesel
• Karena udara yang dikompresi sampai di atas temperatur
pembakaran-sendiri bahan bakar, maka rasio kompresinya
lebih tinggi dari pada mesin SI, antara 12 dan 24.
• Proses injeksi bahan bakar dimulai ketika piston mendekati
titik mati atas dan berlanjut hingga awal langkah kerja.
• Proses pembakaran dalam mesin ini berlangsung lebih lama
dari pada mesin SI, sehingga proses pembakaran yang ideal
didekati dengan proses penambahan kalor pada tekanan
konstan.

30
Mesin CI 4-langkah
1.

Langkah Hisap
Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawah (TMB), katup
hisap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara terhisap ke dalam
ruang bakar.

2.

Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup hisap dan katup buang tertutup, udara
dikompresi sampai temperatur di atas temperatur pembakaran-sendiri

3.

Langkah Kerja (Pembakaran)
Ketika piston mendekati TMA bahan bakar diinjeksi ke ruang bakar dan
pembakaran terjadi secara spontan. Kedua katup tertutup, piston bergerak dari
TMA ke TMB.

4.

Langkah Buang
Katup buang terbuka dan katup hisap tertutup, piston bergerak dari TMB ke
TMA.
31
Mesin CI 4-langkah

32
Siklus Diesel
• Perbedaannya dari siklus Otto adalah pada proses
penambahan kalor, pada siklus Otto penambahan
kalor terjadi pada volume konstan, pada siklus Diesel
terjadi pada tekanan konstan
• Siklus Diesel terdiri dari 4 proses, yaitu:
–
–
–
–

Kompresi isentropis
Penambahan kalor pada tekanan konstan
Ekspansi isentropis
Pembuangan kalor pada volume konstan

33
Diagram p-v untuk Siklus Diesel

34
Kompresi Isentropis

35
Penambahan Kalor Pada Tekanan Konstan

36
Ekspansi Isentropis

37
Pembuangan Kalor Pada Volume Konstan

38
Diesel Two Stroke Engine
qin  wb ,out  u3  u2

qin  P2 v3  v2   u3  u2 

 h3  h2  C p T3  T2  dan,

 qout  u1  u4  qout  Cv T4  T1 
th, Diesel

wnet
qout

 1
qin
qin

T4  T1
T1 T4 T1  1
 1
 1
k T3  T2 
kT2 T3 T2  1
v3
Jika cutoff ratio, rc  , maka
v2

 th,Diesel

k
1  rc  1 
 1  k 1 

r  k rc  1

More Related Content

What's hot

Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaIskandar Tambunan
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasiwandra doank
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaAlen Pepa
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahanEzron Wenggo
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)AhmadRifaldhi
 
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselDiagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselrijal ghozali
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenSepriSakatsila
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluidapraptome
 
Sistem Termodinamika
Sistem TermodinamikaSistem Termodinamika
Sistem TermodinamikaAlpiYanti
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Bab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uapBab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uapRina rina
 

What's hot (20)

Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
 
ppt Turbin Uap
ppt Turbin Uapppt Turbin Uap
ppt Turbin Uap
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahan
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
 
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselDiagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & laten
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluida
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
Sistem Termodinamika
Sistem TermodinamikaSistem Termodinamika
Sistem Termodinamika
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Bab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uapBab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uap
 
Turbin gas
Turbin gas Turbin gas
Turbin gas
 

Similar to OPTIMAL SIKLUS DAYA GAS

MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinMESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinIKomangDiegoAntara
 
Gas power cycle(chapter 9)
Gas power cycle(chapter 9)Gas power cycle(chapter 9)
Gas power cycle(chapter 9)Habib R
 
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptxMKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptxMarfizal Marfizal
 
Makalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasMakalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasAmrih Prayogo
 
Turbine gas
Turbine gasTurbine gas
Turbine gasmaulanho
 
Power point motor bensin
Power point motor bensinPower point motor bensin
Power point motor bensinawamku
 
Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahpptDokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahpptambarpratomo
 
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.pptPLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.pptPriyoNurmanto3
 
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptxMateri kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptxssuserfcf8da1
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotDanny Danny
 

Similar to OPTIMAL SIKLUS DAYA GAS (20)

MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinMESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
 
Gas power cycle(chapter 9)
Gas power cycle(chapter 9)Gas power cycle(chapter 9)
Gas power cycle(chapter 9)
 
Fisika industri 12
Fisika industri 12Fisika industri 12
Fisika industri 12
 
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptxMKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
 
Motor Bakar
Motor BakarMotor Bakar
Motor Bakar
 
Sde tm6
Sde tm6Sde tm6
Sde tm6
 
Turbin gas
Turbin gasTurbin gas
Turbin gas
 
Dasar kerja motor
Dasar kerja motor Dasar kerja motor
Dasar kerja motor
 
Makalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasMakalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gas
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
 
Turbine gas
Turbine gasTurbine gas
Turbine gas
 
motor bensin
motor bensinmotor bensin
motor bensin
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Power point motor bensin
Power point motor bensinPower point motor bensin
Power point motor bensin
 
Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahpptDokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
 
Motor bakar-1
Motor bakar-1Motor bakar-1
Motor bakar-1
 
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.pptPLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
 
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptxMateri kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnot
 

OPTIMAL SIKLUS DAYA GAS

  • 2. PENDAHULUAN • Dua area penting dalam aplikasi Termodinamika adalah: – Pembangkitan daya – Refrigerasi • Keduanya biasanya diikuti dengan sistem yang beroperasi pada siklus termodinamika, yaitu: – Siklus daya – Siklus refrigerasi • Alat yang digunakan untuk menghasilkan output daya sering disebut dengan istilah mesin (engine) dan siklusnya adalah siklus daya • Siklus termodinamika juga bisa dikategorikan ke dalam siklus gas dan siklus uap, tergantung pada fase dari fluida kerjanya. Pada siklus gas, fluida kerja tetap dalam fase gas selama seluruh siklus, sedangkan pada siklus uap, fluida kerjanya ada pada fase uap di satu bagian dan pada fase cair di bagian yang lain.
  • 3. • Siklus termodinamika juga bisa dikategorikan ke dalam siklus tertutup dan siklus terbuka. • Dalam siklus tertutup, fluida kerja dikembalikan ke keadaan awal di akhir siklus dan disirkulasikan. • Dalam siklus terbuka, fluida kerja tidak disirkulasikan (misalnya pada mesin kendaraan). Mesin itu beroperasi menurut siklus mekanis, tetapi fluida kerjanya tidak menjalani siklus yang lengkap. • Mesin kalor, berdasarkan cara kalor diberikan pada fluida kerja: – Pembakaran dalam – Pembakaran luar
  • 4. Pertimbangan Dasar Dalam Analisis Siklus Daya
  • 5. Pertimbangan Dasar Dalam Analisis Siklus Daya (lanj.) • Idealisasi dan penyederhanaan dalam analisis siklus daya: – Dalam siklus gesekan diabaikan. Sehingga fluida kerja tidak mengalami penurunan tekanan. – Semua proses ekspansi dan kompresi berlangsung secara quasi-equilibrium. – Tidak ada perpindahan kalor melalui pipa yang menghubungkan berbagai komponen. – Tidak ada perubahan energi kinetik dan potensial pada fluida kerja.
  • 7. Diagram T-s untuk Siklus Carnot 7
  • 8. Diagram T-s untuk Siklus Carnot 8
  • 9. Contoh soal • Tunjukkan bahwa efisiensi termal siklus Carnot yang bekerja antara batas temperatur atas TH dan temperatur bawah TL hanya merupakan fungsi dari kedua temperatur itu. • Kalor dipindahkan ke sistim selama proses 1-2 dan dibuang dari sistim selama proses 3-4, sehingga jumlah kalor masuk dan keluar untuk siklus di atas adalah: qin  TH (s2  s1 ) ; qout  TL (s2  s1 ) • Karena proses 2-3 dan 4-1 isentropis, maka wnet qout TL ( s2  s1 ) TL th   1  1  1 qin qin TH ( s2  s1 ) TH 9
  • 10. Asumsi Udara-standar • Karena kompleksnya siklus daya gas aktual, maka perlu ada pendekatan berupa asumsi udara-standar: 1. 2. 3. 4. Fluida kerjanya dianggap sepenuhnya udara, yang bersirkulasi dalam siklus tertutup dan dianggap sebagai gas ideal. Semua proses yang membentuk siklus dianggap reversibel secara internal. Proses pembakaran dianggap sebagai proses penambahan kalor dari sumber luar. Proses pembuangan dianggap sebagai proses pelepasan kalor yang mengembalikan fluida kerja ke keadaan awal. • Asumsi lain: 1. Udara mempunyai kalor spesifik konstan yang nilainya ditentukan pada temperatur ruang (25oC, atau 77oF). Jika asumsi ini digunakan disebut asumsi udara-standar-dingin. • Siklus yang yang menerapkan asumsi udara-standar ini disebut sebagai siklus udara-standar.
  • 11. Tinjauan Terhadap Mesin Bolak-Balik • Beberapa istilah yang perlu diketahui oleh mahasiswa mengenai mesin bolak-balik (menggunakan piston dan silinder) antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Titik mati atas dan titik mati bawah Langkah dan volume langkah Diameter piston yang disebut dangan bor. Katup hisap dan katup buang Volume sisa (clearance volume) Rasio kompresi, r. Tekanan efektif rata-rata (mean effective pressure), MEP.
  • 12. Siklus Otto • Siklus ideal untuk mesin dengan sistem pengapian percikan bunga api • Hal-hal yang perlu diketahui oleh mahasiswa mengenai siklus Otto: 1. Proses-proses yang membentuk siklus Otto 2. Mesin-mesin empat-langkah dan dua-langkah sebagai alat yang menerapkan siklus Otto. 3. Diagram P-ν aktual/nyata untuk mesin empat-langkah 4. Efisiensi termal siklus Otto. 5. Pembakaran-sendiri (auto-ignition) dan ketukan mesin (engine knock), penyebab terjadinya dan cara mengatasinya
  • 13. 13
  • 14. 14
  • 15. 15
  • 16. 16
  • 17. 17
  • 18. • Hubungan hukum I untuk setiap proses: qin  qout   win  wout   u qin  u3  u2  Cv T3  T2  qout  u4  u1  Cv T4 T 1  • Efisiensi termalnya menjadi: th,Otto wnet T4  T1 T1 T4 T1  1   1  1 qin T3  T2 T2 T3 T2  1
  • 19. • Proses 1-2 dan 3-4 isentropis, dan v2=v3; v4=v1, maka k 1 k 1 T1  v2    T2  v1     v3    v   4 T4  T3 • Maka efisiensi termalnya menjadi: th,Otto  1  Vmax r Vmin 1 k 1 r V1 v1   V2 v2
  • 20.
  • 21. • Autoignition: terjadi pembakaran sebelum busi memercikkan api  menghasilkan engine knock. • Rasio kompresi bisa ditingkatkan sampai 12 dengan menggunakan bahan bakar yang dicampur dengan timah tetraethil. Bahan berfungsi untuk meningkatkan angka oktan. • Angka oktan adalah ukuran ketahanan terhadap terjadinya engine knock. • Dalam prakteknya efisiensi termal untuk siklus Otto berkisar antara 25% sampai 30%.
  • 22. Contoh Soal • Siklus Otto ideal mempunyai rasio kompresi 8. di awal proses kompresi, udara ada pada 100 kPa dan 17 oC, dan selama proses penambahan kalor pada volume konstan kalor yang ditransfer sebesar 800 kJ/kg,tentukan – temperatur dan tekanan maksimum yang terjadi selama siklus – kerja output netto – efisiensi termal – tekanan efektif rata2
  • 23. Jawaban a) Temperatur dan tekanan tertinggi terjadi di keadaan 3 – Dari tabel A-17 (Cengel) diperoleh: • Pada T1 = 290 K: u1 = 206,91 kJ/kg, vr1 = 676,1 – Untuk proses kompresi 1-2: vr 2 v2 1 676,1    vr 2   84,51 vr1 v1 r 8  T2  652,4 K ; u2  475,11 kJ / kg
  • 24. Jawaban – Untuk proses 2-3 (penambahan kalor pada volume konstan): qin  u3  u2  u3  qin  u2  1275,11kJ / kg • Dari tabel A-17 diketahui, untuk u = 1275,11 kJ/kg maka T = 1575,1 K dan vr3 = 6,108.  T3  v2  P3v3 P2v2   P3  P2     4,347 MPa  T  v  T3 T2  2  3 
  • 25. Jawaban b) Proses 3-4 (ekspansi isentropis gas ideal): vr 4 v4   r  vr 4  (8)(6,108)  48,864 vr 3 v3  T4  795,6 K ; u4  588,74 kJ / kg  qout  u1  u4  qout  381,83 kJ / kg wnet  418,17 kJ / kg c) Efisiensi termal: wnet 418,17 th    52,3% qin 800 th,Otto  1  1 r k 1  56,5%
  • 26. d. Tekanan efektif rata2 (MEP) RT1 0,287kPa.m3 / kg.K .290 K v1   P 100kPa 1  0,832m3 / kg wnet wnet 418,17 MEP     574,4kPa v v1 v 2 0,832  0,104
  • 27.
  • 28. Siklus Diesel • Siklus ideal untuk mesin dengan sistem pengapian kompresi • Hal-hal yang perlu diketahui oleh mahasiswa mengenai siklus Diesel: 1. Proses-proses yang membentuk siklus Diesel 2. Mesin-mesin empat-langkah dan dua-langkah sebagai alat yang menerapkan siklus Diesel. 3. Diagram P-ν aktual/nyata untuk mesin empat-langkah 4. Efisiensi termal siklus Diesel. 5. Kombinasi siklus Otto dan Diesel yang dikenal dengan siklus Dual
  • 29. Siklus Diesel • Siklus diesel adalah siklus ideal untuk mesin pengapiankompresi (CI engine) • Mesin ini berbeda dengan mesin pengapian-busi (SI engine) dari cara memulai pembakaran. • Pada mesin SI campuran udara-bahan bakar dikompresi sampai temperatur di bawah temperatur pembakaran-sendiri bahan bakar itu, dan proses pembakaran dimulai oleh pengapian oleh busi. • Pada mesin CI dikompresi sampai temperaturnya berada di atas temperatur pembakaran-sendiri bahan bakar, pembakaran dimulai ketika bahan bakar diinjeksi ke dalamnya. 29
  • 30. Siklus Diesel • Karena udara yang dikompresi sampai di atas temperatur pembakaran-sendiri bahan bakar, maka rasio kompresinya lebih tinggi dari pada mesin SI, antara 12 dan 24. • Proses injeksi bahan bakar dimulai ketika piston mendekati titik mati atas dan berlanjut hingga awal langkah kerja. • Proses pembakaran dalam mesin ini berlangsung lebih lama dari pada mesin SI, sehingga proses pembakaran yang ideal didekati dengan proses penambahan kalor pada tekanan konstan. 30
  • 31. Mesin CI 4-langkah 1. Langkah Hisap Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawah (TMB), katup hisap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara terhisap ke dalam ruang bakar. 2. Langkah Kompresi Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup hisap dan katup buang tertutup, udara dikompresi sampai temperatur di atas temperatur pembakaran-sendiri 3. Langkah Kerja (Pembakaran) Ketika piston mendekati TMA bahan bakar diinjeksi ke ruang bakar dan pembakaran terjadi secara spontan. Kedua katup tertutup, piston bergerak dari TMA ke TMB. 4. Langkah Buang Katup buang terbuka dan katup hisap tertutup, piston bergerak dari TMB ke TMA. 31
  • 33. Siklus Diesel • Perbedaannya dari siklus Otto adalah pada proses penambahan kalor, pada siklus Otto penambahan kalor terjadi pada volume konstan, pada siklus Diesel terjadi pada tekanan konstan • Siklus Diesel terdiri dari 4 proses, yaitu: – – – – Kompresi isentropis Penambahan kalor pada tekanan konstan Ekspansi isentropis Pembuangan kalor pada volume konstan 33
  • 34. Diagram p-v untuk Siklus Diesel 34
  • 36. Penambahan Kalor Pada Tekanan Konstan 36
  • 38. Pembuangan Kalor Pada Volume Konstan 38
  • 40. qin  wb ,out  u3  u2 qin  P2 v3  v2   u3  u2   h3  h2  C p T3  T2  dan,  qout  u1  u4  qout  Cv T4  T1  th, Diesel wnet qout   1 qin qin T4  T1 T1 T4 T1  1  1  1 k T3  T2  kT2 T3 T2  1 v3 Jika cutoff ratio, rc  , maka v2  th,Diesel k 1  rc  1   1  k 1   r  k rc  1