SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
KUALITAS KREDIT
Penggolongan kualitas dilakukan baik terhadap aktiva produktif (perkreditan, surat berharga,
penempatan, penyertaan modal sementara, dan sebagainya) maupun terhadap aktiva non
produktif (AYDA, property terbengkalai, dan sebagainya).
Untuk aktiva produktif kredit, sesuai PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang
perubahan ketiga PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, mengenai Penilaian Kualitas
Aktiva Bank Umum, maka penggolongannya adalah sebagai berikut :
Baki Debet Faktor Penilaian
Diatas Rp. 500.000.000,-- a. Prospek usaha
b. Kinerja (performance) debitur
1
Penilaian terhadap masing-masing komponen dilakukan dengan mempertimbangkan :
1. Signifikan dan materialitas dan komponen penilaian,
2. Relevansi dari faktor dan komponen penilaian terhadap debitur.
b. Kinerja (performance) debitur
c. Kemampuan membayar
Sampai dengan Rp. 500.000.000,-- Kemampuan membayar
KUALITAS KREDIT
Di samping memperhitungkan komponen faktor penilaian, penggolongan kualitas kredit juga harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Beberapa fasilitas pada Bank yang digunakan untuk membiayai 1 (satu) debitur ditetapkan
memiliki kualitas yang sama.
2. Debitur Bank yang juga memperoleh fasilitas kredit di bank lain harus ditetapkan penggolongan
kualitas yang sama. Jika terdapat penggolongan kualitas kredit yang berbeda, harus mengikuti
2
kualitas kredit yang paling rendah.
3. Beberapa fasilitas kredit pada Bank yang digunakan untuk membiayai 1 (satu) proyek yang
sama ditetapkan penggolongan kualitas yang sama.
4. Suatu proyek debitur yang dibiayai Bank dan bank lain harus ditetapkan penggolongan kualitas
yang sama. Jika terdapat perbedaan penggolongan kualitas kredit, maka harus mengikuti
kualitas kredit yang paling rendah.
5. Penggolongan kualitas sebagaimana dimaksud pada butir 2 dan 4 di atas wajib dilakukan
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan, yaitu untuk posisi akhir bulan Maret, Juni, September
dan Desember.
KUALITAS KREDIT
6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 2 dan butir 4 di atas tidak berlaku untuk fasilitas
kredit yang diberikan sampai dengan jumlah Rp. 500 juta kepada setiap debitur atau proyek
yang sama.
7. Bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai digolongkan memiliki kualitas lancar :
a. Giro, Tabungan, Deposito, setoran jaminan,
b. SBI atau SUN,
c. Jaminan Pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8. Agunan tunai yang dapat diterima sebagaimana dimaksud dalam butir 7.a di atas adalah yang
3
8. Agunan tunai yang dapat diterima sebagaimana dimaksud dalam butir 7.a di atas adalah yang
ditempatkan di Bank.
Agunan tunai tersebut di atas wajib memenuhi persyaratan :
a. Diblokir dan dilengkapi Surat Kuasa Pencairan untuk keuntungan Bank, termasuk
pencairan sebagian untuk membayar tunggakan pokok dan bunga.
b. Jangka waktu pemblokiran sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu kredit.
c. Bilyet deposito dan buku tabungannya dikuasai oleh Bank.
CADANGAN PENURUNAN NILAI (CPN)
Pembentukan Cadangan Penurunan Nilai (CPN) dilaksanakan sesuai ketentuan Bank Indonesia
yang berlaku, yaitu sebesar prosentase tertentu berdasarkan kualitas kredit. Pembentukan CPN
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
A. Cadangan Umum
 Cadangan umum CPN yang wajib dibentuk minimal sebesar 1% dari portofolio kredit
yang memiliki kualitas lancar. Pembentukan cadangan umum ini tidak berlaku bagi
kredit yang dijamin dengan agunan tunai.
B. Cadangan Khusus
Cadangan khusus CPN dibentuk sebesar :
4
Cadangan khusus CPN dibentuk sebesar :
1. 5% dari total kredit yang digolongkan kualitas Dalam Perhatian Khusus setelah
dikurangi nilai taksasi agunan.
2. 15% dari total kredit yang digolongkan kualitas Kurang Lancar setelah dikurangi nilai
taksasi agunan.
3. 50% dari total kredit yang digolongkan kualitas Diragukan setelah dikurangi nilai taksasi
agunan.
4. 100% dari total kredit yang digolongkan kualitas Macet setelah dikurangi nilai taksasi
agunan.
CADANGAN PENURUNAN NILAI (CPN)
Agunan yang dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam CPN adalah sesuai dengan
ketentuan penerimaan agunan, serta :
1. Telah dilengkapi dengan dokumen hukum (bukti kepemilikan) yang sah,
2. Telah diikat sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku,
3. Telah ditutup asuransi yang dilengkapi dengan klausula Banker’s Clause.
Nilai agunan yang yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang CPN di atas adalah sebagai
berikut : (Pasal 48 PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009)
1. Surat Berharga dan Saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek di Indonesia atau memiliki
peringkat investasi, paling tinggi sebesar 50% dari nilai yang tercatat di bursa efek pada akhir
bulan,
5
bulan,
2. Tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk tempat tinggal, paling tinggi, sebesar :
a. 70% dari penilaian apabila :
1) Plafond kredit lebih dari Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal independen
dilakukan dalam 18 bulan terakhir, atau
2) Plafond kredit kurang dari atau sama dengan Rp. 5 miliar dan penilaian oleh appraisal
internal Bank dilakukan dalam 12 bulan terakhir, atau penilaian dilakukan oleh appraisal
independen dilakukan dalam 18 bulan terakhir.
CADANGAN PENURUNAN NILAI
b. 50% dari penilaian apabila :
 Untuk plafond kredit lebih dari Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal
independen telah melampaui 18 bulan tetapi belum melampaui 24 bulan terakhir, atau
 Untuk plafond kredit kurang dari atau sama dengan Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan
oleh appraisal internal Bank telah melampaui 12 bulan tetapi belum melampaui 18 bulan
terakhir, atau penilaian dilakukan oleh appraisal independen telah melampaui 18 bulan
tetapi belum melampaui 24 bulan terakhir.
c. 30% dari penilaian apabila :
 Untuk plafond kredit lebih dari Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal
independen telah melampaui 24 bulan namun belum melampaui 30 bulan terakhir, atau
6
 Untuk plafond kredit kurang dari atau sama dengan Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan
oleh appraisal internal Bank telah melampaui 18 bulan namun belum melampaui 24 bulan
terakhir atau penilaian dilakukan oleh appraisal independen telah melampaui 24 bulan
namun belum melampaui 30 bulan terakhir.
d. 0% dari penilaian apabila :
 Untuk plafond kredit lebih dari Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal
independen telah melampaui 30 bulan terakhir, atau
 Untuk plafond kredit kurang dari atau sama dengan Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan
oleh appraisal internal Bank telah melampaui 24 bulan terakhir atau penilaian yang
dilakukan oleh appraisal independen telah melampai 30 bulan terakhir.
CADANGAN PENURUNAN NILAI
3. Tanah dan/atau bangunan bukan untuk tempat tinggal, mesin yang dianggap sebagai satu
kesatuan dengan tanah, resi gudang dan persediaan, paling tinggi sebesar :
a. 70% dari penilaian yang dilakukan apabila penilaian yang dilakukan dalam 12 bulan
terakhir,
b. 50% dari penilaian apabila penilaian yang dilakukan telah melampaui 12 bulan tetapi belum
melampaui 18 bulan terakhir,
c. 30% dari penilaian apabila penilaian dilakukan telah melampaui 18 bulan tetapi belum
melampaui 24 bulan terakhir, atau
d. 0% dari penilaian apabila penilaian yang dilakukan telah melampaui 24 bulan terakhir.
Bank akan menggunakan nilai yang terendah dalam hal terdapat beberapa penilaian terhadap
satu jaminan untuk posisi yang sama baik dilakukan oleh appraisal independen maupun oleh
7
satu jaminan untuk posisi yang sama baik dilakukan oleh appraisal independen maupun oleh
appraisal internal Bank.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Dalam pembentukan CPN (Cadangan Penurunan Nilai), hal-hal yang perlu mendapat perhatian
adalah sebagai berikut :
a. CPN dibentuk setiap bulan (selambat-lambatnya pada akhir bulan) berdasarkan posisi baki
debet dan penggolongan kualitas kredit akhir bulan sebelumnya.
b. Setiap pembentukan CPN, Bagian Akunting harus memastikan bahwa debitur yang
memerlukan cadangan khusus telah dilengkapi dengan hasil taksasi dan atau retaksasi agunan
yang selambat-lambatnya dilakukan 12 (dua belas) bulan sebelumnya.
c. Dalam hal terdapat debitur penggolongan kualitasnya mengalami perbaikan, maka cadangan
khusus yang telah dibentuk sebelumnya (jika ada) harus dikoreksi kembali.
OVERDRAFT (OD)
Pada prinsipnya, overdraft atau pelampauan pembayaran cek dan/atau bilyet giro tidak
diperkenankan. Jika keadaan ini harus terjadi karena suatu hal dan pertimbangan-pertimbangan
tertentu, maka pemberian fasilitas overdraft diatur sebagai berikut :
1. Pemberian overdraft kepada nasabah harus diketahui dan disetujui oleh Komite Kredit dan
sesuai dengan Batas Wewenang Memutus Kredit.
2. Dalam memberikan persetujuan overdraft, Komite Kredit mempertimbangkan kemampuan dan
integritas nasabah untuk dapat melunasi jumlah overdraft yang terjadi dari waktu ke waktu
berdasarkan rekomendasi dari Account Manager.
3. Overdraft yang disebabkan oleh kondisi keuangan debitur yang memburuk/kurang baik, tidak
dapat diberikan fasilitas overdraft.
8
4. Overdraft diberikan maksimum selama 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak tanggal
pemberian fasilitas.
5. Sanksi :
Jika peraturan di atas dilanggar, maka :
a. Kerugian yang timbul karena pelanggaran ini harus ditanggung Pimpinan Cabang dan
jajaran Account Manager yang merekomendasikannya,
b. Pimpinan Cabang beserta jajaran Account Manager yang merekomendasikannya akan
dikenakan sanksi berupa Teguran Lisan, Surat Peringatan I, II dan III,
c. Dilepas jabatannya sebagai Pimpinan Cabang yang selanjutnya tidak dapat menduduki
jabatan sebagai pejabat eksekutif yang memiliki kewenangan.
9
MANAJEMEN RISIKO
A. Risiko Kredit (Customer Default Risk)
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi
kewajibannya kepada Bank (PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009).
Pengelolaan risiko :
a. Proses pemberian kredit harus mempertimbangkan seluruh aspek penilaian calon debitur
dengan cermat,
b. Monitoring terhadap penggunaan dana serta usaha debitur harus dilakukan secara rutin,
c. Limit risiko kredit berdasarkan ratio NPL (Non Performing Loan) yang ditetapkan oleh
SKMR per triwulan harus dilaksanakan secara konsisten. Dalam hal tingkat NPL telah
mencapai limit risiko, maka harus dilakukan langkah-langkah darurat untuk memitigasi risiko
10
mencapai limit risiko, maka harus dilakukan langkah-langkah darurat untuk memitigasi risiko
tersebut.
B. Risiko Konsentrasi (Concentration Risk)
Risiko kerugian yang disebabkan ketergantungan yang berlebihan terhadap satu debitur, grup
debitur, industri tertentu, sektor ekonomi atau jenis pembiayaan bidang usaha tertentu.
Pengelolaan risiko:
a. Setiap pemberian kredit mempertimbangkan jumlah konsentrasi portofolio (baik sebelum
kredit diberikan dan setelah kredit berjalan) terhadap grup atau kelompok debitur maupun
jenis industri (usaha) atau sektor ekonomi tertentu.
b. Untuk debitur kategori pihak terkait dan pihak tidak terkait harus memperhitungkan Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
MANAJEMEN RISIKO
C. Risiko Agunan (Collateral Risk)
Risiko agunan adalah risiko kerugian yang disebabkan hilangnya nilai agunan, baik secara total
atau sebagian.
Pengelolaan risiko :
1. Setiap agunan yang terkait pinjaman debitur harus dilakukan taksasi dengan seksama
sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Penerimaan barang agunan harus memperhatikan kelayakan barang tersebut untuk menjadi
agunan kredit.
3. Hasil taksasi agunan harus dilakukan penilaian ulang secara periodik sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun sekali, pada saat perpanjangan kredit atau sesuai dengan persyaratan kredit.
11
D. Risiko Hukum (Legal Risk)
Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
Pengelolaan risiko :
1. Setiap perjanjian antara Bank dengan debitur dalam pemberian kredit harus dilakukan
dengan seksama sesuai materi perikatan.
2. Sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali Bagian Legal mereview seluruh perjanjian kredit,
terutama untuk debitur-debitur yang materi perikatannya cukup kompleks.
MANAJEMEN RISIKO
E. Risiko Operasional (Operational Risk)
Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
Pengelolaan risiko :
12
Pengelolaan risiko :
1. Setiap proses transaksi yang terkait aktivitas fungsional perkreditan harus dilaksanakan
dengan cermat dan seksama sesuai prosedur yang berlaku.
2. Temuan-temuan SKAI dan Bank Indonesia di bidang perkreditan harus ditindaklanjuti sesuai
dengan masalah yang ditemukan.
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)
A. Pengertian
1. Batas Maksimum Pemberian Kredit atau BMPK adalah prosentase maksimum penyediaan
dana yang diperkenankan terhadap modal Bank. Modal Bank yang diperhitungkan adalah
Modal inti dan Modal pelengkap.
2. Yang dimaksud dengan penyediaan dana utamanya adalah :
 Pemberian kredit,
 Pembelian surat berharga,
 Penempatan pada bank lain,
 Surat berharga yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali,
 Tagihan akseptasi,
13
 Tagihan akseptasi,
 Transaksi rekening administratif,
 Penyertaan modal,
 Penyertaan modal sementara.
3. Pihak terkait adalah perseorangan atau perusahaan/badan yang mempunyai hubungan
pengendalian dengan Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui
hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan/atau keuangan.
B. Kebijakan
Kebijakan BMPK Bank adalah berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia yang berlaku,
yaitu : PBI No. 7/3/PBI/2005 dan perubahannya PBI No. 8/13/PBI/2006 tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum.
BATAS MAKSDIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)
C. Penyediaan dana kepada pihak terkait
Yang harus diperhatikan dalam penyediaan dana kepada pihak terkait adalah :
1. Harus menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang lebih daripada
penyediaan dana secara umum.
2. Seluruh portofolio penyediaan dana kepada pihak terkait dengan Bank paling tinggi sebesar
10% dari modal Bank. Penyediaan dana kepada pihak terkait ini dimungkinkan untuk bisa
melampaui BMPK, asal ada jaminan tunai (cash collateral) misalnya berupa deposito pada
Bank.
3. Penyediaan dana kepada pihak terkait harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris Bank
tanpa batasan jumlah plafond.
4. Dilarang memberikan penyediaan dana kepada pihak terkait yang bertentangan dengan
14
4. Dilarang memberikan penyediaan dana kepada pihak terkait yang bertentangan dengan
prosedur atau menyimpang dari prosedur Bank.
5. Apabila kualitas penyediaan dana kepada pihak terkait menurun menjadi kurang lancar,
diragukan atau macet, harus mengambil langkah-langkah penyelesaian untuk memperbaiki,
antara lain :
 Pelunasan kredit selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak menurunnya
kualitas penyediaan dana, dan/atau
 Melakukan restrukturisasi kredit sejak turunnya kualitas penyediaan dana.
6. Penyediaan dana kepada peminjam yang bukan merupakan pihak terkait yang disalurkan
dan/atau digunakan untuk keuntungan pihak terkait digolongkan sebagai penyediaan dana
kepada pihak terkait.
7. Peminjam yang bukan merupakan pihak terkait yang menerima penyediaan dana
sebagaimana butir 6 di atas, digolongkan sebagai pihak terkait.
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)
D. Penyediaan dana kepada pihak tidak terkait
1. Penyediaan dana kepada 1 (satu) peminjam yang bukan merupakan pihak terkait paling
tinggi sebesar 20% dari modal Bank.
2. Penyediaan dana kepada 1 (satu) kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak terkait
paling tinggi sebesar 25% dari modal Bank. Digolongkan sebagai suatu kelompok peminjam
apabila peminjam mempunyai hubungan pengendalian dengan peminjam lain baik melalui
hubungan kepemilikan, kepengurusan dan/atau keuangan.
3. Pemberian kredit kepada Pejabat Eksekutif Bank dikecualikan sebagai pemberian kredit
kepada pihak terkait sepanjang diberikan dalam rangka kesejahteraan SDM Bank yang
didasarkan kepada kebijakan tunjangan dan fasilitas jabatan serta diberikan secara wajar.
15
E. Perhitungan BMPK
1. BMPK untuk kredit dihitung berdasarkan baki debet.
2. Baki debet untuk pengambilalihan dalam rangka anjak piutang atau pembelian kredit dihitung
berdasarkan harga beli.
3. BMPK untuk pembelian surat berharga dihitung berdasarkan harga beli.
4. BMPK untuk tagihan akseptasi dihitung sebesar nilai wesel yang diaksep.
5. BMPK untuk transaksi Rekening Administratif (antara lain Bank Garansi) dihitung sebesar
nilai yang telah diterbitkan (outstanding).
6. Penyediaan dana berupa penyertaan modal ditetapkan sebagai penyediaan dana kepada
perusahaan tempat Bank melakukan penyertaan modal (investee), BMPK dihitung
berdasarkan harga perolehan.
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)
F. Pengecualian perhitungan BMPK
1. Pembelian surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan/atau Bank
Indonesia dikecualikan dari ketentuan BMPK.
2. Penempatan sepanjang penempatan tersebut termasuk dalam cakupan yang dijamin dan
memenuhi syarat program penjaminan pemerintah serta Bank tempat penempatan
memenuhi persyaratan program penjaminan pemerintah, dikecualikan dari ketentuan BMPK.
3. Dalam hal penempatan tidak merupakan cakupan program penjaminan pemerintah, tetapi
penempatan kepada bank lain melalui Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dengan tujuan
manajemen likuiditas dengan jangka waktu sampai dengan 14 (empat belas) hari,
dikecualikan dari BMPK.
4. Penyediaan dana kepada perusahaan/badan dimana Komisaris, Direksi dan/atau Pejabat
16
Eksekutifnya merupakan :
 Komisaris pada Bank, dan/atau
 Keluarga Komisaris Bank.
Dikecualikan dari perhitungan BMPK kepada pihak terkait, sepanjang :
 Komisaris independen pada Bank,
 Tidak terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan untuk penyediaan dana
tersebut,
 Tidak terdapat hubungan pengendalian (kepemilikan, kepengurusan, keuangan).
5. Bagian dari plafond kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)
G. Pelampauan BMPK
Pelampauan BMPK adalah selisih lebih antara prosentase BMPK yang diperkenankan
dengan prosentase penyediaan dana terhadap modal Bank pada saat tanggal laporan.
Pelampauan BMPK bisa saja terjadi yang disebabkan antara lain :
1. Penurunan modal Bank,
2. Perubahan nilai tukar,
3. Perubahan nilai wajar,
4. Perubahan ketentuan.
Bank mempunyai kebijakan tidak memperkenankan terjadinya pelampauan BMPK kecuali
jika terdapat peraturan pemerintah/Bank Indonesia yang menyebabkan pelampauan
17
jika terdapat peraturan pemerintah/Bank Indonesia yang menyebabkan pelampauan
BMPK.
H. Pelanggaran BMPK
Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih antara prosentase BMPK yang diperkenankan
dengan prosentase penyediaan dana terhadap modal Bank pada saat pemberian
penyediaan dana. Bank melarang terjadinya pelanggaran BMPK tersebut.

More Related Content

What's hot

Akuntansi Bank_SKBDN
Akuntansi Bank_SKBDNAkuntansi Bank_SKBDN
Akuntansi Bank_SKBDNIim Hilman
 
Memahami kredit perbankan
Memahami kredit perbankanMemahami kredit perbankan
Memahami kredit perbankanFridin Skidds
 
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...cekkembali dotcom
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKRisniSari1
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKRisniSari1
 
Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Johanez Diaz
 
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Manunggal Amethyst
 
Penanganan kredit bermasalah
Penanganan kredit bermasalahPenanganan kredit bermasalah
Penanganan kredit bermasalahnazarji
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kreditImo Priyanto
 
Kontra garansi bank upload
Kontra garansi bank uploadKontra garansi bank upload
Kontra garansi bank uploadRidwan Ichsan
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditanmasadib
 
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))GLC
 

What's hot (19)

Akuntansi Bank_SKBDN
Akuntansi Bank_SKBDNAkuntansi Bank_SKBDN
Akuntansi Bank_SKBDN
 
Kredit
KreditKredit
Kredit
 
Kredit perbankan
Kredit perbankanKredit perbankan
Kredit perbankan
 
Memahami kredit perbankan
Memahami kredit perbankanMemahami kredit perbankan
Memahami kredit perbankan
 
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
 
Tugas perbankan
Tugas perbankanTugas perbankan
Tugas perbankan
 
Analisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankAnalisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja Bank
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANK
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANK
 
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJAPERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
 
Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,
 
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
 
Penanganan kredit bermasalah
Penanganan kredit bermasalahPenanganan kredit bermasalah
Penanganan kredit bermasalah
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kredit
 
Kontra garansi bank upload
Kontra garansi bank uploadKontra garansi bank upload
Kontra garansi bank upload
 
Bank garansi
Bank garansiBank garansi
Bank garansi
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditan
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Perjanjian anjak piutang (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
 

Similar to KUALITAS KREDIT

Materi Sosialiasisasi KASB Obligasi.pptx
Materi Sosialiasisasi KASB Obligasi.pptxMateri Sosialiasisasi KASB Obligasi.pptx
Materi Sosialiasisasi KASB Obligasi.pptxADLIBAKTIHARYADI1
 
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019Adnanrico
 
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,Ranti Pusriana
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaSupardi56
 
Sosialisasi POJK 1 - 2024 - Kualitas Aset BPR.pdf
Sosialisasi POJK 1 - 2024 - Kualitas Aset BPR.pdfSosialisasi POJK 1 - 2024 - Kualitas Aset BPR.pdf
Sosialisasi POJK 1 - 2024 - Kualitas Aset BPR.pdfAndhiWibowo1
 
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditRachardy Andriyanto
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxKELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxTata172559
 
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)Amanda Jonatan Puteri
 
Pengantar-ED-PSAK-71-Instrumen-Keuangan-17112016.pptx
Pengantar-ED-PSAK-71-Instrumen-Keuangan-17112016.pptxPengantar-ED-PSAK-71-Instrumen-Keuangan-17112016.pptx
Pengantar-ED-PSAK-71-Instrumen-Keuangan-17112016.pptxdarmabonar
 
07b KAP dan PPAP Bank Syariah.pptx
07b KAP dan PPAP Bank Syariah.pptx07b KAP dan PPAP Bank Syariah.pptx
07b KAP dan PPAP Bank Syariah.pptxmimin27
 
Kewajiban lain-lain
Kewajiban lain-lainKewajiban lain-lain
Kewajiban lain-lainmelly lydea
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMartunisSyarra
 
Analisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankAnalisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankEko Mardianto
 
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptxPPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptxSahlimaHutagalung
 
Implementasi prinsip kehati hatian dalam perbankan syari’ah
Implementasi prinsip kehati hatian dalam perbankan syari’ahImplementasi prinsip kehati hatian dalam perbankan syari’ah
Implementasi prinsip kehati hatian dalam perbankan syari’ahier oezwah
 
8 manajemenkredit-140530220120-phpapp01
8 manajemenkredit-140530220120-phpapp018 manajemenkredit-140530220120-phpapp01
8 manajemenkredit-140530220120-phpapp01romil amali
 

Similar to KUALITAS KREDIT (20)

Materi Sosialiasisasi KASB Obligasi.pptx
Materi Sosialiasisasi KASB Obligasi.pptxMateri Sosialiasisasi KASB Obligasi.pptx
Materi Sosialiasisasi KASB Obligasi.pptx
 
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
Peraturan otoritas jasa keuangan 40 2019
 
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,
Tugas Pelakor,Ranti Pusriana,
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
 
17981045.ppt
17981045.ppt17981045.ppt
17981045.ppt
 
Sosialisasi POJK 1 - 2024 - Kualitas Aset BPR.pdf
Sosialisasi POJK 1 - 2024 - Kualitas Aset BPR.pdfSosialisasi POJK 1 - 2024 - Kualitas Aset BPR.pdf
Sosialisasi POJK 1 - 2024 - Kualitas Aset BPR.pdf
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
 
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptxKELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
KELOMPOK 7_PERTEMUAN 10.pptx
 
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
 
Pengantar-ED-PSAK-71-Instrumen-Keuangan-17112016.pptx
Pengantar-ED-PSAK-71-Instrumen-Keuangan-17112016.pptxPengantar-ED-PSAK-71-Instrumen-Keuangan-17112016.pptx
Pengantar-ED-PSAK-71-Instrumen-Keuangan-17112016.pptx
 
07b KAP dan PPAP Bank Syariah.pptx
07b KAP dan PPAP Bank Syariah.pptx07b KAP dan PPAP Bank Syariah.pptx
07b KAP dan PPAP Bank Syariah.pptx
 
Kewajiban lain-lain
Kewajiban lain-lainKewajiban lain-lain
Kewajiban lain-lain
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docx
 
Analisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankAnalisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja Bank
 
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptxPPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
 
Implementasi prinsip kehati hatian dalam perbankan syari’ah
Implementasi prinsip kehati hatian dalam perbankan syari’ahImplementasi prinsip kehati hatian dalam perbankan syari’ah
Implementasi prinsip kehati hatian dalam perbankan syari’ah
 
8 manajemenkredit-140530220120-phpapp01
8 manajemenkredit-140530220120-phpapp018 manajemenkredit-140530220120-phpapp01
8 manajemenkredit-140530220120-phpapp01
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 

KUALITAS KREDIT

  • 1. KUALITAS KREDIT Penggolongan kualitas dilakukan baik terhadap aktiva produktif (perkreditan, surat berharga, penempatan, penyertaan modal sementara, dan sebagainya) maupun terhadap aktiva non produktif (AYDA, property terbengkalai, dan sebagainya). Untuk aktiva produktif kredit, sesuai PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang perubahan ketiga PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, maka penggolongannya adalah sebagai berikut : Baki Debet Faktor Penilaian Diatas Rp. 500.000.000,-- a. Prospek usaha b. Kinerja (performance) debitur 1 Penilaian terhadap masing-masing komponen dilakukan dengan mempertimbangkan : 1. Signifikan dan materialitas dan komponen penilaian, 2. Relevansi dari faktor dan komponen penilaian terhadap debitur. b. Kinerja (performance) debitur c. Kemampuan membayar Sampai dengan Rp. 500.000.000,-- Kemampuan membayar
  • 2. KUALITAS KREDIT Di samping memperhitungkan komponen faktor penilaian, penggolongan kualitas kredit juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Beberapa fasilitas pada Bank yang digunakan untuk membiayai 1 (satu) debitur ditetapkan memiliki kualitas yang sama. 2. Debitur Bank yang juga memperoleh fasilitas kredit di bank lain harus ditetapkan penggolongan kualitas yang sama. Jika terdapat penggolongan kualitas kredit yang berbeda, harus mengikuti 2 kualitas kredit yang paling rendah. 3. Beberapa fasilitas kredit pada Bank yang digunakan untuk membiayai 1 (satu) proyek yang sama ditetapkan penggolongan kualitas yang sama. 4. Suatu proyek debitur yang dibiayai Bank dan bank lain harus ditetapkan penggolongan kualitas yang sama. Jika terdapat perbedaan penggolongan kualitas kredit, maka harus mengikuti kualitas kredit yang paling rendah. 5. Penggolongan kualitas sebagaimana dimaksud pada butir 2 dan 4 di atas wajib dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan, yaitu untuk posisi akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember.
  • 3. KUALITAS KREDIT 6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 2 dan butir 4 di atas tidak berlaku untuk fasilitas kredit yang diberikan sampai dengan jumlah Rp. 500 juta kepada setiap debitur atau proyek yang sama. 7. Bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai digolongkan memiliki kualitas lancar : a. Giro, Tabungan, Deposito, setoran jaminan, b. SBI atau SUN, c. Jaminan Pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Agunan tunai yang dapat diterima sebagaimana dimaksud dalam butir 7.a di atas adalah yang 3 8. Agunan tunai yang dapat diterima sebagaimana dimaksud dalam butir 7.a di atas adalah yang ditempatkan di Bank. Agunan tunai tersebut di atas wajib memenuhi persyaratan : a. Diblokir dan dilengkapi Surat Kuasa Pencairan untuk keuntungan Bank, termasuk pencairan sebagian untuk membayar tunggakan pokok dan bunga. b. Jangka waktu pemblokiran sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu kredit. c. Bilyet deposito dan buku tabungannya dikuasai oleh Bank.
  • 4. CADANGAN PENURUNAN NILAI (CPN) Pembentukan Cadangan Penurunan Nilai (CPN) dilaksanakan sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, yaitu sebesar prosentase tertentu berdasarkan kualitas kredit. Pembentukan CPN dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : A. Cadangan Umum  Cadangan umum CPN yang wajib dibentuk minimal sebesar 1% dari portofolio kredit yang memiliki kualitas lancar. Pembentukan cadangan umum ini tidak berlaku bagi kredit yang dijamin dengan agunan tunai. B. Cadangan Khusus Cadangan khusus CPN dibentuk sebesar : 4 Cadangan khusus CPN dibentuk sebesar : 1. 5% dari total kredit yang digolongkan kualitas Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi nilai taksasi agunan. 2. 15% dari total kredit yang digolongkan kualitas Kurang Lancar setelah dikurangi nilai taksasi agunan. 3. 50% dari total kredit yang digolongkan kualitas Diragukan setelah dikurangi nilai taksasi agunan. 4. 100% dari total kredit yang digolongkan kualitas Macet setelah dikurangi nilai taksasi agunan.
  • 5. CADANGAN PENURUNAN NILAI (CPN) Agunan yang dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam CPN adalah sesuai dengan ketentuan penerimaan agunan, serta : 1. Telah dilengkapi dengan dokumen hukum (bukti kepemilikan) yang sah, 2. Telah diikat sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, 3. Telah ditutup asuransi yang dilengkapi dengan klausula Banker’s Clause. Nilai agunan yang yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang CPN di atas adalah sebagai berikut : (Pasal 48 PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009) 1. Surat Berharga dan Saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek di Indonesia atau memiliki peringkat investasi, paling tinggi sebesar 50% dari nilai yang tercatat di bursa efek pada akhir bulan, 5 bulan, 2. Tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk tempat tinggal, paling tinggi, sebesar : a. 70% dari penilaian apabila : 1) Plafond kredit lebih dari Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal independen dilakukan dalam 18 bulan terakhir, atau 2) Plafond kredit kurang dari atau sama dengan Rp. 5 miliar dan penilaian oleh appraisal internal Bank dilakukan dalam 12 bulan terakhir, atau penilaian dilakukan oleh appraisal independen dilakukan dalam 18 bulan terakhir.
  • 6. CADANGAN PENURUNAN NILAI b. 50% dari penilaian apabila :  Untuk plafond kredit lebih dari Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal independen telah melampaui 18 bulan tetapi belum melampaui 24 bulan terakhir, atau  Untuk plafond kredit kurang dari atau sama dengan Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal internal Bank telah melampaui 12 bulan tetapi belum melampaui 18 bulan terakhir, atau penilaian dilakukan oleh appraisal independen telah melampaui 18 bulan tetapi belum melampaui 24 bulan terakhir. c. 30% dari penilaian apabila :  Untuk plafond kredit lebih dari Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal independen telah melampaui 24 bulan namun belum melampaui 30 bulan terakhir, atau 6  Untuk plafond kredit kurang dari atau sama dengan Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal internal Bank telah melampaui 18 bulan namun belum melampaui 24 bulan terakhir atau penilaian dilakukan oleh appraisal independen telah melampaui 24 bulan namun belum melampaui 30 bulan terakhir. d. 0% dari penilaian apabila :  Untuk plafond kredit lebih dari Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal independen telah melampaui 30 bulan terakhir, atau  Untuk plafond kredit kurang dari atau sama dengan Rp. 5 miliar dan penilaian dilakukan oleh appraisal internal Bank telah melampaui 24 bulan terakhir atau penilaian yang dilakukan oleh appraisal independen telah melampai 30 bulan terakhir.
  • 7. CADANGAN PENURUNAN NILAI 3. Tanah dan/atau bangunan bukan untuk tempat tinggal, mesin yang dianggap sebagai satu kesatuan dengan tanah, resi gudang dan persediaan, paling tinggi sebesar : a. 70% dari penilaian yang dilakukan apabila penilaian yang dilakukan dalam 12 bulan terakhir, b. 50% dari penilaian apabila penilaian yang dilakukan telah melampaui 12 bulan tetapi belum melampaui 18 bulan terakhir, c. 30% dari penilaian apabila penilaian dilakukan telah melampaui 18 bulan tetapi belum melampaui 24 bulan terakhir, atau d. 0% dari penilaian apabila penilaian yang dilakukan telah melampaui 24 bulan terakhir. Bank akan menggunakan nilai yang terendah dalam hal terdapat beberapa penilaian terhadap satu jaminan untuk posisi yang sama baik dilakukan oleh appraisal independen maupun oleh 7 satu jaminan untuk posisi yang sama baik dilakukan oleh appraisal independen maupun oleh appraisal internal Bank. Hal-hal yang perlu diperhatikan Dalam pembentukan CPN (Cadangan Penurunan Nilai), hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut : a. CPN dibentuk setiap bulan (selambat-lambatnya pada akhir bulan) berdasarkan posisi baki debet dan penggolongan kualitas kredit akhir bulan sebelumnya. b. Setiap pembentukan CPN, Bagian Akunting harus memastikan bahwa debitur yang memerlukan cadangan khusus telah dilengkapi dengan hasil taksasi dan atau retaksasi agunan yang selambat-lambatnya dilakukan 12 (dua belas) bulan sebelumnya. c. Dalam hal terdapat debitur penggolongan kualitasnya mengalami perbaikan, maka cadangan khusus yang telah dibentuk sebelumnya (jika ada) harus dikoreksi kembali.
  • 8. OVERDRAFT (OD) Pada prinsipnya, overdraft atau pelampauan pembayaran cek dan/atau bilyet giro tidak diperkenankan. Jika keadaan ini harus terjadi karena suatu hal dan pertimbangan-pertimbangan tertentu, maka pemberian fasilitas overdraft diatur sebagai berikut : 1. Pemberian overdraft kepada nasabah harus diketahui dan disetujui oleh Komite Kredit dan sesuai dengan Batas Wewenang Memutus Kredit. 2. Dalam memberikan persetujuan overdraft, Komite Kredit mempertimbangkan kemampuan dan integritas nasabah untuk dapat melunasi jumlah overdraft yang terjadi dari waktu ke waktu berdasarkan rekomendasi dari Account Manager. 3. Overdraft yang disebabkan oleh kondisi keuangan debitur yang memburuk/kurang baik, tidak dapat diberikan fasilitas overdraft. 8 4. Overdraft diberikan maksimum selama 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak tanggal pemberian fasilitas. 5. Sanksi : Jika peraturan di atas dilanggar, maka : a. Kerugian yang timbul karena pelanggaran ini harus ditanggung Pimpinan Cabang dan jajaran Account Manager yang merekomendasikannya, b. Pimpinan Cabang beserta jajaran Account Manager yang merekomendasikannya akan dikenakan sanksi berupa Teguran Lisan, Surat Peringatan I, II dan III, c. Dilepas jabatannya sebagai Pimpinan Cabang yang selanjutnya tidak dapat menduduki jabatan sebagai pejabat eksekutif yang memiliki kewenangan.
  • 9. 9
  • 10. MANAJEMEN RISIKO A. Risiko Kredit (Customer Default Risk) Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank (PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009). Pengelolaan risiko : a. Proses pemberian kredit harus mempertimbangkan seluruh aspek penilaian calon debitur dengan cermat, b. Monitoring terhadap penggunaan dana serta usaha debitur harus dilakukan secara rutin, c. Limit risiko kredit berdasarkan ratio NPL (Non Performing Loan) yang ditetapkan oleh SKMR per triwulan harus dilaksanakan secara konsisten. Dalam hal tingkat NPL telah mencapai limit risiko, maka harus dilakukan langkah-langkah darurat untuk memitigasi risiko 10 mencapai limit risiko, maka harus dilakukan langkah-langkah darurat untuk memitigasi risiko tersebut. B. Risiko Konsentrasi (Concentration Risk) Risiko kerugian yang disebabkan ketergantungan yang berlebihan terhadap satu debitur, grup debitur, industri tertentu, sektor ekonomi atau jenis pembiayaan bidang usaha tertentu. Pengelolaan risiko: a. Setiap pemberian kredit mempertimbangkan jumlah konsentrasi portofolio (baik sebelum kredit diberikan dan setelah kredit berjalan) terhadap grup atau kelompok debitur maupun jenis industri (usaha) atau sektor ekonomi tertentu. b. Untuk debitur kategori pihak terkait dan pihak tidak terkait harus memperhitungkan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
  • 11. MANAJEMEN RISIKO C. Risiko Agunan (Collateral Risk) Risiko agunan adalah risiko kerugian yang disebabkan hilangnya nilai agunan, baik secara total atau sebagian. Pengelolaan risiko : 1. Setiap agunan yang terkait pinjaman debitur harus dilakukan taksasi dengan seksama sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Penerimaan barang agunan harus memperhatikan kelayakan barang tersebut untuk menjadi agunan kredit. 3. Hasil taksasi agunan harus dilakukan penilaian ulang secara periodik sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali, pada saat perpanjangan kredit atau sesuai dengan persyaratan kredit. 11 D. Risiko Hukum (Legal Risk) Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pengelolaan risiko : 1. Setiap perjanjian antara Bank dengan debitur dalam pemberian kredit harus dilakukan dengan seksama sesuai materi perikatan. 2. Sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali Bagian Legal mereview seluruh perjanjian kredit, terutama untuk debitur-debitur yang materi perikatannya cukup kompleks.
  • 12. MANAJEMEN RISIKO E. Risiko Operasional (Operational Risk) Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Pengelolaan risiko : 12 Pengelolaan risiko : 1. Setiap proses transaksi yang terkait aktivitas fungsional perkreditan harus dilaksanakan dengan cermat dan seksama sesuai prosedur yang berlaku. 2. Temuan-temuan SKAI dan Bank Indonesia di bidang perkreditan harus ditindaklanjuti sesuai dengan masalah yang ditemukan.
  • 13. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) A. Pengertian 1. Batas Maksimum Pemberian Kredit atau BMPK adalah prosentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal Bank. Modal Bank yang diperhitungkan adalah Modal inti dan Modal pelengkap. 2. Yang dimaksud dengan penyediaan dana utamanya adalah :  Pemberian kredit,  Pembelian surat berharga,  Penempatan pada bank lain,  Surat berharga yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali,  Tagihan akseptasi, 13  Tagihan akseptasi,  Transaksi rekening administratif,  Penyertaan modal,  Penyertaan modal sementara. 3. Pihak terkait adalah perseorangan atau perusahaan/badan yang mempunyai hubungan pengendalian dengan Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan/atau keuangan. B. Kebijakan Kebijakan BMPK Bank adalah berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia yang berlaku, yaitu : PBI No. 7/3/PBI/2005 dan perubahannya PBI No. 8/13/PBI/2006 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum.
  • 14. BATAS MAKSDIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) C. Penyediaan dana kepada pihak terkait Yang harus diperhatikan dalam penyediaan dana kepada pihak terkait adalah : 1. Harus menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang lebih daripada penyediaan dana secara umum. 2. Seluruh portofolio penyediaan dana kepada pihak terkait dengan Bank paling tinggi sebesar 10% dari modal Bank. Penyediaan dana kepada pihak terkait ini dimungkinkan untuk bisa melampaui BMPK, asal ada jaminan tunai (cash collateral) misalnya berupa deposito pada Bank. 3. Penyediaan dana kepada pihak terkait harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris Bank tanpa batasan jumlah plafond. 4. Dilarang memberikan penyediaan dana kepada pihak terkait yang bertentangan dengan 14 4. Dilarang memberikan penyediaan dana kepada pihak terkait yang bertentangan dengan prosedur atau menyimpang dari prosedur Bank. 5. Apabila kualitas penyediaan dana kepada pihak terkait menurun menjadi kurang lancar, diragukan atau macet, harus mengambil langkah-langkah penyelesaian untuk memperbaiki, antara lain :  Pelunasan kredit selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak menurunnya kualitas penyediaan dana, dan/atau  Melakukan restrukturisasi kredit sejak turunnya kualitas penyediaan dana. 6. Penyediaan dana kepada peminjam yang bukan merupakan pihak terkait yang disalurkan dan/atau digunakan untuk keuntungan pihak terkait digolongkan sebagai penyediaan dana kepada pihak terkait. 7. Peminjam yang bukan merupakan pihak terkait yang menerima penyediaan dana sebagaimana butir 6 di atas, digolongkan sebagai pihak terkait.
  • 15. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) D. Penyediaan dana kepada pihak tidak terkait 1. Penyediaan dana kepada 1 (satu) peminjam yang bukan merupakan pihak terkait paling tinggi sebesar 20% dari modal Bank. 2. Penyediaan dana kepada 1 (satu) kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak terkait paling tinggi sebesar 25% dari modal Bank. Digolongkan sebagai suatu kelompok peminjam apabila peminjam mempunyai hubungan pengendalian dengan peminjam lain baik melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan dan/atau keuangan. 3. Pemberian kredit kepada Pejabat Eksekutif Bank dikecualikan sebagai pemberian kredit kepada pihak terkait sepanjang diberikan dalam rangka kesejahteraan SDM Bank yang didasarkan kepada kebijakan tunjangan dan fasilitas jabatan serta diberikan secara wajar. 15 E. Perhitungan BMPK 1. BMPK untuk kredit dihitung berdasarkan baki debet. 2. Baki debet untuk pengambilalihan dalam rangka anjak piutang atau pembelian kredit dihitung berdasarkan harga beli. 3. BMPK untuk pembelian surat berharga dihitung berdasarkan harga beli. 4. BMPK untuk tagihan akseptasi dihitung sebesar nilai wesel yang diaksep. 5. BMPK untuk transaksi Rekening Administratif (antara lain Bank Garansi) dihitung sebesar nilai yang telah diterbitkan (outstanding). 6. Penyediaan dana berupa penyertaan modal ditetapkan sebagai penyediaan dana kepada perusahaan tempat Bank melakukan penyertaan modal (investee), BMPK dihitung berdasarkan harga perolehan.
  • 16. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) F. Pengecualian perhitungan BMPK 1. Pembelian surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Indonesia dikecualikan dari ketentuan BMPK. 2. Penempatan sepanjang penempatan tersebut termasuk dalam cakupan yang dijamin dan memenuhi syarat program penjaminan pemerintah serta Bank tempat penempatan memenuhi persyaratan program penjaminan pemerintah, dikecualikan dari ketentuan BMPK. 3. Dalam hal penempatan tidak merupakan cakupan program penjaminan pemerintah, tetapi penempatan kepada bank lain melalui Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dengan tujuan manajemen likuiditas dengan jangka waktu sampai dengan 14 (empat belas) hari, dikecualikan dari BMPK. 4. Penyediaan dana kepada perusahaan/badan dimana Komisaris, Direksi dan/atau Pejabat 16 Eksekutifnya merupakan :  Komisaris pada Bank, dan/atau  Keluarga Komisaris Bank. Dikecualikan dari perhitungan BMPK kepada pihak terkait, sepanjang :  Komisaris independen pada Bank,  Tidak terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan untuk penyediaan dana tersebut,  Tidak terdapat hubungan pengendalian (kepemilikan, kepengurusan, keuangan). 5. Bagian dari plafond kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).
  • 17. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) G. Pelampauan BMPK Pelampauan BMPK adalah selisih lebih antara prosentase BMPK yang diperkenankan dengan prosentase penyediaan dana terhadap modal Bank pada saat tanggal laporan. Pelampauan BMPK bisa saja terjadi yang disebabkan antara lain : 1. Penurunan modal Bank, 2. Perubahan nilai tukar, 3. Perubahan nilai wajar, 4. Perubahan ketentuan. Bank mempunyai kebijakan tidak memperkenankan terjadinya pelampauan BMPK kecuali jika terdapat peraturan pemerintah/Bank Indonesia yang menyebabkan pelampauan 17 jika terdapat peraturan pemerintah/Bank Indonesia yang menyebabkan pelampauan BMPK. H. Pelanggaran BMPK Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih antara prosentase BMPK yang diperkenankan dengan prosentase penyediaan dana terhadap modal Bank pada saat pemberian penyediaan dana. Bank melarang terjadinya pelanggaran BMPK tersebut.