1. 1
MAKALAH
AKUNTANSI JASA BANK
(Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri dan Safe Deposit Box)
KELOMPOK 6
RISNI SARI 1510622010528
MIKE FIDIA SARI 1510622010444
SANTRY 1510622010506
MARESA HARIANI PUTRI 1510622010509
ANNISA FATMAWATI 1510622010536
PARINALDI 1510622010554
KHAIRUL RIANDA 1510622010563
YOLLANI NOVRINDA 1510622010451
FATMALITA DEWI 1510622010465
Dosen Pengampu : Fifka Amelia Susanti, S.Sy.MM
Mata Kuliah : Akuntansi Perbankan
Semester VII/Akuntansi 2
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SUMATERA BARAT
PARIAMAN
2018
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan memiliki peran yang vital dalam perekonomian suatu negara, baik
perdagangan antar pulau maupun antar negara. Kita mengetahui perdagangan akan
berujung pada pengiriman barang ketempat tujuan pembeli dan pada akhirnya pembeli
akan melibatkan pembayaran oleh pihak pembeli. Perkembangan perdagangan nasional
maupun perdagangan internasional yang sangat cepat menuntut agar adanya sistem
pembayaran yang tepat dan sesuai dengan perdagangan yang berkembang dengan cepat
ini. Untuk memenuhi tuntutan agar ada sistem pembayaran yang sesuai dengan
perdagangan yang berkembang pesat maka sekarang ada sistem pembayaran yang
bernama Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri atau disingkat dengan SKBDN.
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) sama dengan Letter of Credit
(L/C) hanya bedanya SKBDN itu untuk transaksi Nasional sedangkan Letter of Credit itu
untuk transaksi internasional. Dalam perdagangan, metode transaksi dengan SKBDN ini
sering menjadi pilihan dari penjual dan pembeli dalam perdagangan nasional karena di
dalam metode ini ada unsur jaminan pembayaran dari bank penerbit SKBDN itu. Tanpa
jaminan dari pihak pembeli tidak mungkin penjual berani melepas barang dagangannya
oleh karena itu untuk menjembatangi keinginan, baik pihak pembeli (importir) maupun
pihak penjual (exportir) maka perlu digunakan sarana pembayaran yang saling
menguntungkan. Dengan SKBDN, penjual merasa aman dengan adanya janji
pembayaran dari bank penerbit SKBDN (issuing bank) itu sepanjang penjual dapat
menyerahkan dokumen yang sesuai dengan syarat SKBDN (complying presentation). Di
lain pihak, pembeli juga begitu. Ia sebagai pihak pemohon SKBDN juga merasa aman
dengan adanya syarat penyerahan dokumen yang telah ditentukan dalam SKBDN, karena
banknya tidak akan melakukan pembayaran sebelum dokumen diterima olehnya.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas dalam penulisan makalah ini, maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga tim penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1) Pengertian Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri,
2) Beberapa Terminologi Perdagangan dengan SKBDN,
3. 3
3) Mekanisme Sederhana Transaksi dengan SKBDN,
4) Penerbitan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri,
5) Akuntansi Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri,
6) Pengalihan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri,
7) Pengertian Safe Deposit Box,
8) Akuntansi Safe Deposit Box.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Pada dasarnya tujuan kami dalam penulisan makalah ini terbagi menjadi 2 bagian
yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Akuntansi Perbankan”.
Dan tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pemahaman
tentang beberapa aspek dalam mengetahui tentang akuntansi jasa bank dan menambah
pengetahuan serta wawasan mengenai surat kredit berdokumen dalam negeri serta
akuntansi jasa lainnya seperti safe deposit box.
1.4 Metode Penulisan
Tim Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan
makalah ini. Referensi makalah ini bersumber dari buku Akuntansi Perbankan (Edisi III):
Transaksi dalam Valuta Rupiah, dengan penerbit UPP STIM YKPN dan bersumber dari
media-media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil
dari internet.
Kami menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta
sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang
penulis gunakan untuk karya tulis ini.
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan,
dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas latar belakang, rumusan
makalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan tentang
“Akuntansi Jasa Bank”. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
Lalu lintas perdagangan antar kota atau antar wilayah menghendaki suatu jaminan
pembayaran atas barang-barang yang diperdagangkan. Penjual dan pembeli harus saling
mempercayai dalam memenuhi kewajibannnya. Pihak penjual memerlukan kepastian
akan pembayaran dan berkewajiban menyerahkan barang atau jasa yang sesuai dengan
perjanjian dengan pihak pembeli. Pihak pembeli pun memerlukan kepastian bahwa
barang yang dibeli sesuai dengan apa yang telah disetujui kedua belah pihak dan
berkewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah dibelinya.
Jasa perdagangan yang dapat diberikan untuk memperlancar transaksi perdagangan
dalam negeri adalah menerbitkan Surat Kredit Berdokumentai Dalam Negeri (SKBDN)
atau sering dikenal Letter of Credit (L/C) dalam negeri. Penerbitan SKBDN sebenarnya
mencerminkan bank sebagai lembaga perantara dalam lalu lintas pembayaran di antara
pelaku perdagangan atas dasar kepercayaan.
SKBDN pada prinsipnya sama dengan Letter of Credit yang digunakan dalam
perdagangan luar negeri, yang membedakannya adalah wilayah pabeannya dan valuta
yang digunakan. SKBDN digunakan dalam negeri dengan valuta rupiah, sedangkan L/C
berlaku untuk seluruh dunia dan bervaluta asing. Bank yang menerbitkan SKBDN akan
memberikan jaminan pembayaran kepada cabang atau bank lain untuk membayar
sejumlah uang tertentu yang telah ditentukan dalam SKBDN. Bank penerbit merupakan
bank nasabah pembeli barang, sedangkan bank pembayar merupakan bank penjual
barang. Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor: 5/6/PBI/2003 tentang Surat Kredit
Berdokumen Dalam Negeri, bahwa yang dimaksud dengan SKBDN adalah Surat Kredit
Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal sebagai Letter of Credit (L/C)
Dalam Negeri adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis pemohon
(applicant) yang mengikat bank pembuka (issuing bank) untuk:
a. Melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep dan
membayar wesel yang ditarik oleh penerima;
b. Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada
penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh
penerima; atau
5. 5
c. Memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh
penerima, atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dan kondisi
SKBDN dipenuhi.
Karena adanya jaminan dari bank penerbit SKBDN untuk melakukan pembayaran
kepada nasabah penjual barang sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam
SKBDN dan dokumen lainnya, nasabah penjualan barang memiliki landasan hukum kuat
untuk melangsungkan transaksi penjualan barang atau jasa. Dipihak lain, bank dimana
nasabahnya adalah nasabah pembeli barang mempunyai hak untuk menagih sejumlah
uang tertentu atas pembelian barang atau jasa yang telah disepakati antara penjual atau
pembeli dengan cara melalui setoran jaminan atas SKBDN yang diterbitkannya. Maksud
bank menerbitkan SKBDN adalah untuk memberikan jaminan secara tertulis yang
berlandaskan hukum, untuk melakukan pembayaran kepada pihak penjual barang,
mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik oleh penjual serta memberikan
kuasa kepada bank lain melakukan pembayaran, mengaksep atau menegosiasi wesel-
wesel. Dengan demikian dapat dikatakan bank sebagai lembaga perantara telah
mengikatkan diri dalam perjanjian untuk melakukan kewajiban-kewajibannya berkaitan
dengan transaksi perdagangan pihak ketiga. Bank penerbit wajib membayar, mengaksep,
serta dapat memberikan kuasa kepada bank lain untuk mengaksep maupun untuk
melakukan negosiasi wesel.
Keuntungan yang dapat dinikmati oleh bank penerbit SKBDN antara lain dapat
memperluas jaringan pelayanan kepada masyarakat sebagai perantara perdagangan dan
sekaligus mendapatkan tambahan pendapatan berupa komisi dan sumber dana berupa
setoran jaminan.
2.1.1 Beberapa Terminologi Perdagangan Dengan SKBDN
Berkaitan dengan transaksi perdagangan dengan menggunakan SKBDN, maka
perlu dipahami beberapa terminologi:
1. Bank pembuka (Issuing Bank) adalah bank yank menerbitkan SKBDN atas
permintaan Pemohon (Applicant).
2. Bank penerus (Advising Bank) adalah bank yang meneruskan SKBDN kepada
penerima (Beneficiary).
3. Bank Tertunjuk (Noominated Bank) adalah bank yang diberi kuasa untuk
melakukan pembayaran atas unjuk, melakukan akseptasi wesel atau melakukan
negosiasi (negotiation).
6. 6
4. Bank Pengkonfirmasi (Confirming Bank) adalah bank yang mengkonfirmasi
SKBDN dengan mengikatkan diri untuk membayar, mengaksep/mengambil
alih wesel yang ditarik atas SKBDN tersebut.
5. Bank Penegosiasi (Negotiation Bank) adalah bank yang melakukan negosiasi
(negotiation).
6. Bank Pembayar (Playing Bank) adalah bank yang melakukan pembayaran
kepada penerima (Beneficiary) atas penyerahan dokumen yang telah
disyaratkan dalam SKBDN.
7. Bank Peremburs (Reimbursing Bank) adalah bank yang ditunjuk oleh Bank
Pembuka untuk melakukan penggantian pembayaran kepada bank pembayar.
8. Bank Pengirim (Remitting Bank) adalah bank yang mengirimkan dokumen
yang di isyaratkan dalam SKBDN kepada bank pembuka.
9. Bank Pentransfer (Transferring Bank) adalah bank yang atas permintaan
penerima melaksanakan pengalihan SKBDN, baik seebagian maupun
seluruhnya kepada satu/beberapa pihak lainnya.
10. Bank Tertarik adalah bank yang berkewajiban untuk melakukan pembayaran
atas wesel yang ditsrik kepadanya.
11. Bank Pengaksep (Accepting Bank) adalah bank yang melakukan akseptasi atas
wesel SKBDN.
12. Negosiasi (Negotiation) adalah pengambil alihan wesel dan atau dokumen oleh
bank dengan disertai pembayaran.
13. Pemohon (Applicant) adalah orang atau badan usaha yang mengajukan
permohonan untuk membuka SKBDN pada bank.
14. Penerima (Beneficiary) adalah orang atau badan usaha yang disebut dalam
wesel, SKBDN atau surat perjanjian lainnya yang terkait dengan SKBDN
tersebut sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran.
15. Janji tertulis adalah janji bank yang dapat dilakukan dengan surat, teleks, swift,
maupun sarana lainnya menurut kelaziman dalam praktik perbankan.
16. Hari kerja Perbankan adalah hari kerja bank yang dimulai dari hari senin
sampai dengan hari jumat kecuali hari libur nasional dan hari libur khusus yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Berbagai istilah perlu dijelaskan kaitannya dengan posisi bank sebagai bank apa?
SKBDN diterbitkan oleh bank penerbit yang sering disebut bank pembuka (issuing
7. 7
bank). Issuing bank dapat menunjuk bank tertentu untuk meneruskan SKBDN kepada
beneficiary. Bank yang meneruskan ini disebut bank penerus (advising bank). Bank ini
akan melakukan pembayaran kepada beneficiary bila mendapat persetujuan dari bank
penerbit untuk SKBDN operatif. Namun bila SKBDN bersifat non-opertif maka
pembayarannya harus konfirmasi terlebih dahulu debgan bank pembuka. SKBDN
operatif maupun non-operatif juga berlaku untuk sight maupun usance SKBDN. Bank
pembayar bagi SKBDN non-operatif perlu mengirimkan dokumen yang disyaratkan
dalam SKBDN kepada pembuka/penerbit. Bila ini yang dilakukan maka bank
pembayar/bank pengkonfirmasi juga bertindak sebagai bank pengirim. Hasil konfirmasi
dengan bank pembuka akan diteruskan ke beneficiary. Bila bank meneruskan SKBDN
ini maka disebut bank penerus. Penerusan SKBDN terhadap beneficiary untuk
bernegosiasi pembayaran serta wesel yang diterbitkan akan menempatkan bank itu
sebagai negotiating bank. Tentu saja istilah ini bukan berarti selalu berlaku untuk satu
kantor bank, namun bisa bank lain. Khusus untuk bank penerbit yang tidak mempunyai
cabang diwilayah bank tertuju akan menunjuk bank koresponden. Bila bank koresponden
juga ditunjuk untuk melakukan penggantian pembayaran terhadap bank pembayar, maka
bank tersebut disebut bank peremburs (reimbursing bank).
2.1.2 Mekanisme Sederhana Transaksi Dengan SKBDN
Secara sedehana hubungan dengan bank penerbit, dengan bank pekmbayaran dan
pihak yanag terlibat trankssaksi dapat di gamabar kan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Mekanisme Sederhana Transaksi dengan SKBDN
Issuing Bank Paying Bank
Pembeli
(Pemohon SKBDN)
Penjual
(Beneficiary)
Perusahaan
Pengangkutan
Sales
Contract
1 1
12
11 2 13 4 8 9
6
5
3
7
10
8. 8
Keterangan:
1. Antara pembeli dan penjual barang terjadi kontrak pembelian/penjualan dengan
syarat pembayaran dengan SKBDN.
2. Pembeli membuka SKBDN di Issuing bank sebesar nilai kontrak.
3. Issuing bank memberitahukan kepada paying bank bahwa SKBDN atas nama
permohonan telah dibuka.
4. Paying bank selanjutnya meneruskan ke pihak beneficiary bahwa SKBDN telah
dibuka.
5. Penjual selanjutnya mengirimkan barang yang perjanjikan melalui perusahaan
pengangkutan.
6. Bukti penerimaan barang selanjutnya di serahkan kepada bank dari pihak
pembeli.
7. Bank penerbit atau issuing bank memberitahukan kepada bank pembayaran
bahwa barang telah diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam
SKBDN.
8. Bank pembayaran meneruskan kepada beneficiary dan melakukan negosiasi
pembayaran.
9. Beneficiary selanjutnya menandatangani wesel yang diterbitkan bank pembayar.
10. Bank pembayar menyerahkan wasel yang diterbitkan SKBDN untuk segera di
penuhi.
11. Bank pembayar membebankan kepada pihak applicant untuk memenuhi seluruh
setoran jaminan.
12. Bank penerbit memberikan informasi bahwa seluruh dana untuk SKBDN
dimaksud telah efektif.
13. Bank pembayaran melakukan pembayaran kepada beneficiary.
2.1.3 Penerbitan SKBDN
Beberapa ketentuan yang harus ditaati untuk penerbitan SKBDN adalah:
1. Permohonan dan penerimaan berkedudukan dalam negeri
2. Hal dalam SKBDN dibuka dalam valuta asing, bank peremburs dapat
berkedudukan di luar negri.
3. SKDBN hanya dapat dilakukan untuk transaksi perdagangan barang.
4. Dalam hal transaksi barang tersebut terkait dengan barang dan jasa yang tidak
dapat di pisahkan satu sama lain, barang harus lebih besar dari nilai jasa.
9. 9
5. Transasksi barang tersebut hanya dapat dilakukan dengan batasan bahwa
perpindahan barang dilakukan di dalam negeri atau perpindahan barang boleh
dilakukan dari dalam negeri keluar negeri sepanjang SKBDN diterbitkan atas
dasar L/C (master L/C) dan non-L/C untuk tujuan ekspor.
6. SKBDN harus diterbitkan dalam mata uang rupiah.
7. SKBDN dapat diterbitkan valuta asing sepanjang SKBDN terkait dengan
transaksi perdagangan internasional.
8. SKBDN hanya dapat diterbitkan dengan kondisi tidak dapat diubah dan tidak
dapat ditarik kembali atau tidak dapat dibatalkan tanpa persetujuan dari bank
pembuka, bank pengkonfirmasi jika ada dan penerima.
9. Jangka waktu SKBDN dan jangka waktu penundaan pembayaran SKBDN
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara pemohon dan bank pembuka.
10. Dalam Penerbitan SKBDN, bank menetapkan sendiri besarnya jaminan dan
atau setoran tunai dengan mempertimbangkan bonafiditas pemohon.
11. Dalam hal SKBDN diterbitkan dengan syarat pembayaran dimuka (red clause),
bank wajib menetapkan setoran tunai yang memadai dengan memperhatikan
besarnya uang muka yang ditarik.
12. Permohonan penerbitan SKBDN hanya dapat dilakukan secara tertulis oleh
pemohon atau kuasanya.
13. Bank hanya dapat menerima permohonan penerbitan SKBDN apabila dalam
permohonan tersebut sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Nama jelas dan alamat pemohon;
b. Nama jelas dan alamat penerima;
c. Nilai SKBDN;
d. Syarat pembayaran atas unjuk, akseptasi, atau negosiasi;
e. Rincian dokumen, seperti dokumen pengangkutan barang dan atau
dokumen lainnya yang dibutuhkan;
f. Tanggal terakhir pengajuan dokumen;
g. Tempat penyerahan dokumen untuk pembayaran atas unjuk, ekspetasi atau
negosiasi;
h. Tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo SKBDN;
i. Media penerbitan SKBDN: surat, teleks, swift atau sarana lainnya;
j. Uraian barang;
k. Tanggal terakhir pengiriman barang;
10. 10
l. Tempat tujuan pengiriman barang;
m. Pernyataan tunduk pada syarat-syarat umum bank untuk penerbitan
SKBDN.
2.1.4 Akuntansi SKBDN
Pada prinsipnya SKBDN tak dapat dibatalkan (Irrevocable), kecuali ada
persetujuan dari bank pembuka, bank pengkonfirmasi, dan penerima. Oleh karena itu
penerbitan SKBDN dapat berupa SKBDN yang tidak dapat dibatalkan dan yang dapat
dibatalkan. SKBDN yang tak dapat dibatalkan merupakan transaksi yang bersifat
komitmen, sedangkan yang dapat dibatalkan merupakan transaksi bersifat kontinjensi
(bersyarat). Sebagai komitmen, tak dapat dibatalkan dan ada kepastian. Sedangkan
kontijensi memberikan indikasi bahwa kelanjutan transaksi ini akan tergantung bank
penerbit, bank pengkorfirmasi dan penerima (transaksi bersyarat). Keduanya dicatat
dalam rekening administratif SKBDN dapat/tak dapat dibatalkan dan masih berjalan
dalam rangka perdagangan dalam negeri.
Jenis-jenis SKBDN:
1. Sight SKBDN
Adalah SKBDN atas unjuk, artinya kapanpun diunjukkan SKBD dapat dicairkan.
SKBDN tersebut sewaktu-waktu dapat dicairkan sepanjang hasil konfirmasi telah
memberikan kepastian setoran jaminan penuh. Dalam SKBDN seperti ini dicantumkan
secara jelas persyaratan pembayaran atas unjuk.
a) Sight SKBDN dengan Setoran Jaminan 100%
b) Sight SKBDN dengan Setoran Jaminan Kurang Dari 100%
Contoh:
Penerbitan Sight SKBDN yang ditujukan pada nasabah cabang bank sendiri
dengan setoran 100%.
PT Mulia Jaya nasabah Bank Mitra Niaga Semarang hendak membeli kayu Kalimantan
1.000 m @ Rp1.000.000 kepada PT Alam Kayu Pontianak nasabah Bank Mitra Niaga
Pontianak. Untuk itu PT Alam Kayu meminta PT mulia Jaya membuka sight SKBDN.
Tanggal 25 Mei 2012 PT Mulia Jaya selanjutnya membuka sight SKBDN dengan setoran
jaminan penuh kepada Bank Mitra Niaga Semarang. Setoran jaminan tersebut beban giro
Rp900.000.000 dan sisanya tunai. Bank Mitra Niaga Semarang memungut komisi
11. 11
penerbitan Rp2.000.000 dan ongkos kawat Rp100.000. Komisi dan ongkos kawat
dibayar tunai oleh PT Mulia Jaya.
Pencatatan di bank penerbit (Bank Mitra Niaga Semarang)
Mencatat pada rekening administratif :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Cr. Sight SKBDN tak dapat 1.000.000.000
Dibatalkan dan Masih Berjalan
Akuntansi eksekusi pembayaran di bank penerbit :
Mencatat pada rekening riil (efektif) :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Kas 102.100.000
Dr. Giro PT Mulia Jaya 900.000.000
Cr. Setoran jaminan SKBDN 1.000.000.000
Cr. Pendapatan Komisi Penerbitan 2.000.000
Cr. Pendapatan Ongkos Kawat 100.000
Pencatatan Pada Bank Mitra Niaga Pontianak
Mencatat pada rekening administratif :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Sight SKBDN tak Dapat 1.000.000.000
Dibatalkan dan Masih Berjalan
Mencatat pada rekening riil (efektif) :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Setoran jaminan SKBDN 1.000.000.000
Cr. RAK Cabang Pontianak 1.000.000.000
Penerbitan Sight SKBDN tidak selalu nasabah harus menyetor 100% nilai SKBDN,
namun adakalanya bank membolehkan setoran jaminan kurang dari 100% karena
nasabah tersebut sangat dipercaya. Dalam format laporan keuangan bank, rekening
administratif untuk transaksi SKBDN hanya ditampilkan rekening administratif seperti
contoh di atas.
Penerbitan SKBDN juga bisa ditujukan kepada bank lain. Pada wilayah bank yang
dituju, bank penerbit memiliki kantor cabang. Bila demikian penyelesaian transaksi harus
melalui kantor cabang bank sendiri yang terdekat dengan bank yang dituju (bank lain)
melalui kliring. Namun bila bank penerbit tidak mempunyai kantor cabang di wilayah
bank tertuju maka menggunaan bank koresponden yang memiliki cabang di wilayah
tersebut.
12. 12
Contoh:
Penerbitan Sight SKBDN yang ditujukan pada kantor cabang bank sendiri dengan
setoran kurang dari 100%.
Misalnya dari contoh sebelumnya, setoran jaminan yang diserahkan PT Mulia Jaya baru
60% dengan perincian beban gironya Rp500.000.000 dan tunai Rp100.000.000. Komisi-
komisi yang dibayar tunai. Maka pencatatannya :
Pencatatan Pada Bank Mitra Niaga Semarang
Mencatat dalam administratif :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Cr. Sight SKBDN tak Dapat 1.000.000.000
Dibatalkan dan Masih Berjalan
Mencatat pada rekening riil (efektif) :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Kas 102.100.000
Dr. Giro PT Mulia Jaya 500.000.000
Cr. Setoran Jaminan SKBDN 600.000.000
Cr. Pendapatan Komisi Penerbitan 2.000.000
Cr. Pendapatan Ongkos Kawat 100.000
Pencatatan penyelesaian atau pembayaran untuk Sight SKBDN yang setoran jaminan
kurang dari 100 %.
Kekurangan setoran jaminan harus dilunasi terlebih dahulu sebelum seluruh
kewajiban bank penerbit dilakukan terhadap bank pembayar. Bila pihak applicant party
tidak mampu bayar, maka kekurangannya dapat dikonversi ke kredit yang diberikan.
Fasilitas ini sering disebut sebagai fasilitas overdraft (talangan atau cerukan). Perlakuan
overdraft ini seperti kredit pada umumnya. Artinya pihak debitur atau applicant dikenai
biaya provisi dan administrasi.
Pencatatan di Bank Penerbit Saat Pembayaran
Misalnya kekurangan setoran jaminan dikonversi menjadi kredit yang diberikan dengan
provisi 2,5% dan biaya administrasi Rp400.000, provisi dan biaya administratif diterima
tunai, maka pencatatannya adalah :
Mencatat dalam rekening administratif :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Sight SKBDN tak Dapat 1.000.000.000
Dibatalkan dan Masih Berjalan
13. 13
Mencatat pada rekening riil (efektif) :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Kas 10.400.000
Dr. Kredit yang Diberikan 400.000.000
Dr. Setoran Jaminan SKBDN 600.000.000
Cr. RAK Cabang Pontianak 1.000.000.000
Cr. Pendapatan Provisi Kredit 10.000.000
Cr. Pendapatan Lainnya Administrasi 400.000
Pencatatan di Bank Mitra Niaga Cabang Pontianak
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. RAK Cabang Semarang 1.000.000.000
Cr. Giro PT Alam Kayu 1.000.000.000
Contoh:
Penerbitan Sight SKBDN yang ditujukan pada bank lain melaui Bank
Koresponden.
PT. Mulia Jaya nasabah Bank Mitra Niaga Semarang hendak membeli kayu Kalimantan
1.000 m @ Rp1.000.000 kepada PT Alam Kayu Pontianak nasabah Bank BPD
Pontianak. Untuk itu PT Alam Kayu meminta PT Mulia Jaya membuka sight SKBDN.
Tanggal 25 Mei 2012 PT Mulia Jaya selanjutnya membuka sight SKBDN dengan setoran
jaminan penuh kepada Bank Mitra Niaga Semarang. Setoran jaminan tersebut beban
gironya Rp900.000.000 dan sisanya tunai. Bank Mitra Niaga Semarang memungut
komisi penerbitan Rp2.000.000 dan ongkos kawat Rp100.000. Komisi dan ongkos kawat
dibayar tunai oleh PT Mulia Jaya. Bank Mitra Niaga Semarang menggunakan Bank
Mandiri sebagai bank koresponden.
PT MULYA JAYA
Gambar 2.2 Hubungan Koresponden
PT ALAM KAYU
BANK MITRA NIAGA
SEMARANG
BANK MANDIRI
SEMARANG
BANK BPD
PONTIANAK
BANK MANDIRI
PONTIANAK
14. 14
Pencatatan Pada Bank Mitra Niaga Semarang (Pada Saat Pembukaan SKBDN)
Mencatat dalam rekening administratif :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5/2012 Cr.Sight SKBDN tak dapat 1.000.000.000
Dibatalkan dan masih berjalan
Mencatat pada rekening rill (efektif) :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr.Kas 102.100.000
Dr.Giro PT Mulya Jaya 900.000.000
Cr.Setoran Jaminan SKBDN 1.000.000.000
Cr.Pendapatan Komisi Penerbitan 2.000.000
Cr.Pendapatan Ongkos Kawat 100.000
Pencatatannya tampak sama dengan penerbitan yang di tujukan pada cabang bank
sendiri. Perbedaan akan tampak ketika SKBDN tersebut benar-benar dibayarkan kepada
beneficiary, yaitu antara Bank Mitra Niaga Semarang dengan Bank Mandiri Semarang
(selaku bank koresponden) melalui kliring.
Sight SKBDN adalah SKBDN atas unjuk, artinya kapanpun diunjukkan SKBDN
dapat dicairkan. SKBDN tersebut sewaktu-waktu dapat di cairkan sepanjang hasil
konfirmasi telah memberikan kepastian setoran jaminan penuh. Tentu saja dalam
SKBDN seperti ini harus dicantumkan secara jelas persyaratan pembayaran atas unjuk.
Pencatatan Untuk Penyelesaiaan/Pembayaran Sight SKBDN
Pencatatan Pembayaran di BANK Mitra Niaga Semarang
Untuk Bank Mitra Niaga Semarang, selaku yang menerima konfirmasi bahwa sight
SKBDN akan dicairkan, maka Bank Mitra Niaga Semarang langsung menyerahkan
setoran jaminan PT Mulia Jaya ke Bank Mandiri Semarang melalui Bank Indonesia.
Mencatat dalam rekening administratif :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Sight SKBDN tak Dapat 1.000.000.000
Dibatalkan Dan Masih Berjalan
Mencatat pada rekening rill (efektif) :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (RP)
25/5-2012 Dr. Setoran Jaminan 1.000.000.000
Cr. Giro Bank Indonesia 1.000.000.000
Pencatatan di Bank Mandiri Semarang
Misalkan Bank Mandiri Semarang memungut konfirmasi Rp.1.000.000, maka
pencatatan di Bank Mandiri Semarang adalah :
15. 15
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Giro Bank Indonesia 1.000.000.000
Cr. RAK Cabang Pontianak (Mandiri) 9.999.000.000
Cr. Pendapatan Komisi Konfirmasi 1.000.000
Pencatatan di Bank Mandiri Pontianak selaku bank penerus
Bila Bank Mandiri Pontianak memungut komisi penerusan sebesar Rp1.000.000, maka
pencatatannya adalah :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. RAK Cabang Semarang 9.999.000.000
Cr. Giro Bank Indonesia 9.998.000.000
Cr. Pendapatan Komisi Penerusan 1.000.000
Pencatatan di Bank BPD Pontianak
Bank BPD Pontianak selaku paying bank akan langsung membukukan pada rekening
beneficiary (PT Alam Kayu) Pontianak sebesar yang diterima dari Bank Indonesia
(kliring dengan Bank Mandiri Pontianak) sebesar Rp9.998.000.000.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Giro Bank Indonesia 9.998.000.000
Cr. Giro. PT Alam Kayu 9.998.000.000
2. Usance SKBDN
Usance SKBDN adalah SKBDN yang pembayarannya secara berjangka dengan
menggunakan wesel berjangka. Pihak beneficiary tidak bisa langsung menerima
pembayaran tunai ketika barang dikirim kepada pembeli (applicant). Penerbitan Usance
SKBDN umumnya disepakati setoran jaminan kurang dari 100%. Dengan demikian
pihak applicant harus melunasi pada saat seluruh barang sudah dikirim atau saat SKBDN
efektif.
Contoh :
PT Omega Jakarta membeli Furniture senilai Rp500.000.000 kepada PT Jati Art di
Semarang. Untuk memenuhi permintaan, PT Omega diminta menerbitkan usance
SKBDN berjangka untuk menjamin pengiriman barang tersebut dibayar. PT Omega
adalah Nasabah Bank ABC Jakarta, sedangkan PT Jati Art adalah Nasabah Bank ABC
Semarang. Pembukaan usance SKBDN tanggal 1 Juli 2012 dengan setoran jaminan
Rp300.000.000 atas beban giro PT Omega, komisi penerbitan Rp2.000.000 diterima
Bank dalam tunai. Usance SKBDN ini bersifat revocable.
16. 16
Pencatatan penerbitan Usance SKBDN di Bank ABC Jakarta adalah :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Usance SKBDN Dapat Dibatalkan 500.000.000
(Revocable) dan Masih Berjalan
Mencatat pada rekening riil (efektif)
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5-2012 Dr. Giro PT Omega 300.000.000
Cr. Setoran Jaminan SKBDN 300.000.000
Penerbitan Usance SKBDN ini akan diikuti penerbitan wesel penerbitan wesel
berjangka Usance SKBDN di Bank pembayar. Wesel ini ditandatangani oleh beneficiary.
Bila pihak beneficiary menghendaki pencairan sebelum jatuh tempo, maka wesel
tersebut dapat didiskontokan (dijualbelikan). Namun untuk dapat didiskontokan syarat
wesel yang diterbitkan bank pembayar tersebut harus diaksep oleh bank penerbit.
Akseptasi wesel merupakan bentuk tanggung jawab bank penerbit Usance SKBDN
untuk sanggup membayar SKBDN sekiranya jatuh tempo. Akseptasi wesel juga bisa
dilakukan oleh bank tertunjuk dan bank pengkonfirmasi sepanjang diberi kuasa oleh
bank penerbit/pembuka. Akseptasi wesel sebesar nilai Usance SKBDN. Bank pengaksep
(accepting bank) ini bank yang menyanggupi pembayaran wesel, secara otomatis dapat
menjadi bank tertarik yaitu bank yang berkewajiban membayar atas wesel yang
ditariknya padanya.
Pencatatan akseptasi wesel oleh bank penerbit dalam rekening administratif :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
1 Juli 2012 Dr. RAR Wesel Berjangka SKBDN 1.000.000.000
Yang diaksep
Pada saat wesel jatuh tempo, berarti seluruh transaksi dengan bank penerbit yang
berkaitan dengan Usance SKBDN maupun wesel harus diselesaikan. Penyelesaian wesel
merupakan berakhirnya SKBDN.
Misalnya jangka waktu wesel 3 bulan sejak 1 juli 2012, maka pada akhir periode
seluruh kewajiban terhadap bank pembayar harus dipenuhi. Kekurangan setoran jaminan
dilunasi secara tunai. Pencatatannya adalah :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Cr. RAR Usance SKBDN Dapat Dibatal- 500.000.000
kan (revocable) dan Masih Berjalan
17. 17
Mencatat pada rekening riil (efektif)
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. Setoran Jaminan SKBDN 300.000.000
Dr. Kas 200.000.000
Cr. RAK Cabang Semarang 500.000.000
Pencatatan di cabang pembayar
Pada saat penerbitan wesel berjangka SKBDN :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Cr. RAR Wesel Usance SKBDN belum 500.000.000
Jatuh Tempo
Mencatat pada saat wesel jatuh tempo, bank pembayar memungut komisi
Rp2.000.000
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000
Cr. Giro PT Jati Art 498.000.000
Cr. Pendapatan Komisi Negoisasi 2.000.000
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. RAR Wesel Usance SKBDN belum 500.000.000
Jatuh Tempo
Penerbitan wesel berjangka SKBDN tidak selalu dicairkan pada saat jatuh tempo,
sangat tergantung pemegang wesel tersebut. Bila pemegang wesel membutuhkan uang
sebelum wesel jatuh tempo, maka dapat mendiskontokannya/menjualnya. Wesel yang
didiskontokan akan dikenakan diskonto tetentu oleh bank pembayar. Perhitungan hari
diskonto adalah sejak tangal diskonto sampai dengan hari jatuh tempo. Untuk kasus ini
jangka waktu wesel adalah 1 Juli sampai dengan 30 September 2012. Didiskontokan
tanggal 1 Agustus 2012, maka hari diskonto 60 hari. Bunga Diskonto 18%.
No. Keterangan Jumlah (Rp)
1 Face Value 500.000.000
2 Diskonto = (Rp500.000.000 x 60 x 18) / (360 x 100) 15.000.000
3 Nilai dibayar setelah diskonto 485.000.000
4 Komisi negosiasi wesel 2.000.000
5 Nilai bersih diterima beneficiery 483.000.000
18. 18
Dengan demikian jurnal pencatatannya adalah:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
1/8/2012 Dr. Wesel SKBDN yang Didiskontokan 500.000.000
Cr. Giro PT Jati Art 483.000.000
Cr. Pendapatan Komisi negosiasi 2.000.000
Cr. Pendapatan bunga diterima di Muka 15.000.000
Pendapatan bunga diterima di muka harus diamortisasi setiap akhir bulan sampai dengan
wesel jatuh tempo. Dengan demikian catatan jurnal amortisasi adalah:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/8-2012 Dr. Pendapatan Bunga diterima di Muka 7.500.000
Cr. Pendapatan Bunga Wesel 7.500.000
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. Pendapatan Bunga diterima di Muka 7.500.000
Cr. Pendapatan Bunga Wesel 7.500.000
Pada tanggal 30 September 2012, bank pembayar selain melakukan amortisasi
pendapatan bunga dimuka (diskonto) juga harus membukukan wesel yang telah jatuh
tempo dengan catatan jurnal sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. RAR Wesel Usance SKBDN blm 500.000.000
Jatuh Tempo
Mencatat pada rekening riil (efektif):
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000
Cr. Wesel Usance SKBDN 500.000.000
Yang Didiskontokan
Perlu diketahui bahwa SKBDN yang telah diaksep tidak hanya bisa dijual, namun
dapat juga digunakan sebagai agunan untuk menerbitkan SKB luar negeri atau L/C ke
luar negeri.
Setiap bank pada setiap akhir bulan, selambat-lambatnya akhir bulan berikutnya
harus melaporkan kegiatan transaksi dengan SKBDN. Kelambatan laporan akan
dikenakan penalty administratif yang akan dibebankan terhadap rekening giro bank
pelapor. Format laporan dimaksud adalah:
19. 19
Tabel 2.1 Format Laporan Transaksi SKBDN
Laporan Transaksi SKBDN
Bank:
Bulan:
Uraian
SKBDN Rupiah SKBDN Valuta Asing
Total
SKBDN
Jumlah
santuan
Dalam
juta Rp
Jumlah
satuan
Dalam
Valuta
asal
Dalam
Juta Rp
Dalam
Juta Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6=2+5)
I.PENERBITAN
SKBDN
1.Sight
2.Usance
II.SKBDN yang
Dibatalkan
III.Realisasi SKBDN
IV.SKBDN yang
Belum Direalisasi
Petunjuk Pengisian Laporan Penerbitan SKBDN:
I. Penerbitan SKBDN adalah penerbitan SKBDN berdasarkan jangka waktu
pembayaran SKBDN (sight atau usance) yang dihitung secara kumulatif sejak awal
tahun (bulan Januari) sampai dengan akhir bulan laporan. Metode perhitungan
kumulatif tersebut di cut off secara tahunan, sehingga setiap awal tahun data yang
dilaporkan adalah data penerbitan pada bulan Januari tahun yang bersangkutan.
II. SKBDN yang dibatalkan adalah SKBDN yang tidak jadi direalisasi, dihitung secara
kumulatif sejak tahun (bulan Januari) sampai dengan akhir bulan laporan. Metode
perhitungan kumulatif tersebut di cut off secara tahunan, sehingga setiap awal tahun
data yang dilaporkan adalah data SKBDN yang dibatalkan pada bulan Januari tahun
yang bersangkutan.
III. Realisasi SKBDN adalah SKBDN yang kewajiban pembayarannya sudah
dilaksanakan oleh bank, dihitung secara kumulatif sejak awal tahun (bulan Januari)
sampai dengan akhir bulan laporan. Metode perhitungan kumulatif tersebut di cut off
secara tahunan, sehingga setiap awal tahun data yang dilaporkan adalah data
realisasi SKBDN pada bulan Januari tahun yang bersangkutan.
IV. SKBDN yang belum direalisasi adalah SKBDN yang belum jatuh tempo
pembayarannya dn masih menjadi kewajiban bank, dihitung sejak awal tahun (bulan
20. 20
Januari) sampai dengan akhir bulan laporan. Metode perhitungan kumulatif tersebut
di cut off secara tahunan, sehingga setiap awal tahun data yang dilaporkan adalah
data SKBDN yang belum direalisasi pada bulan Januari tahun yang bersangkutan.
3. Red Clause SKBDN
Bila kita perhatikan cara pembayaran SKBDN dapat dilakukan setiap waktu
selama SKBDN diunjukkan dan secara berjangka dengan wesel. Cara lain adalah
pembayaran SKBDN kepada beneficiary dilakukan di muka. Maksudnya sebelum barang
atau belum sampai pada pihak pembeli (pemohon SKBDN di bank penerbit), pihak
beneficiary mencairkannya. Cara ini dapat disetujui oleh bank bila pihak pemohon
menyetorkan 100% pada saat pembukaan/penerbitan SKBDN. SKBDN yang dibayar di
muka ini disebut Red Clause SKBDN. Cara pencatatannya seperti sight SKBDN. Hanya
rekeningnya Red Clause SKBDN.
2.1.5 Pengalihan SKBDN
SKBDN yang dapat dialihkan (transferable SKBDN) adalah SKBDN di mana
penerima pertama berhak untuk mengajukan permohonan kepada bank penerus yang
membayar, mengaksep atau menegosiasi untuk mengalihkan SKBDN tersebut, baik
seluruhnya maupun sebagian kepada satu atau beberapa pihak penerima kedua. Namun
demikian tidak semua SKBDN dapat dialihkan. SKBDN hanya dapat dialihkan jika
didalamnya secara tegas dicantumkan kata “dapat dialihkan” atau “transferable”
sedangkan istilah lainnya tidak diperkenankan. SKBDN hanya dapat dialihkan satu kali
kepada penerima kedua.
SKBDN hanya dapat dialihkan sesuai dengan persyaratan dan kondisi yang
dinyatakan dalam SKBDN asli (original SKBDN), dengan pengecualian: a. Nilai
SKBDN, b. Harga satuan, c. Tanggal jatuh tempo, d. Tanggal terakhir pengajuan
dokumen, dan e. Jangka waktu pengangkutan, salah satu atau semua batasan-batasan
tersebut dapat dikurangi atau diperpendek.
Pihak beneficiary dalam mengirimkan barang dapat diasuransikan atau tidak.
Dalam hal penggunaan asuransi barang, persentase penutupan asuransi yang harus
dilaksanakan dapat ditingkatkan nilainya untuk mencapai jumlah pertanggungan yang
ditentukan dalam SKBDN asli (original SKBDN).
Pengalihan SKBDN akan berkonsekuensi bahwa nama dan alamat penerima
pertama dapat diganti dengan nama dan alamat pemohon, kecuali SKBDN asli (original
SKBDN) mewajibkan nama pemohon secara khusus dicantumkan dalam setiap dokumen
21. 21
selain dari faktur. Di samping itu bank dapat menerima faktur dan wesel yang telah
diubah oleh penerima pertama berdasarkan faktur dan wesel dari penerima kedua
sepanjang nilainya tidak melebihi nilai SKBDN asli (original SKBDN). Bank yang
seharusnya menjadi bak pembayar (paying bank) bila melakukan pengalihan SKBDN
maka menjadi bank pentransfer (transferring bank) yaitu bank yang mengalihkan
SKBDN atas dasar permintaan beneficiary.
Contoh :
Setelah PT Jati Art mengirimkan barang Furniture, pada tanggal 5 Juli 2012 mengalihkan
haknya sebagai beneficiary atas usance SKBDN senilai Rp500.000.000 kepada PT Jati
Sari untuk menutup hutangnya. Dengan pengalihan ini Bank ABC Semarang akan
menerbitkan wesel usance SKBDN atas nama PT Jati Sari, bukan PT Jati Art. Dengan
demikian hak-hak atas efektivitas dana menjadi kepemilikan PT Jati Sari.
Bank ABC Semarang selaku bank pembayar mencatat penerbitan wesel atas nama PT
Jati Sari per 5 Juli 2012.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
5/7/2012 Cr. RAR Wesel Usance SKBDN belum 500.000.000
Jatuh Tempo
Bank ABC mencatat pada rekening rill (efektif) ketika wesel jatuh tempo dan dibayar.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000
Cr. Giro PT Jati Sari 500.000.000
Menihilkan rekening administratif ketika seluruh kewajiban bank pembayar telah
dipenuhi.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. RAR Wesel Usance SKBDN belum 500.000.000
Jatuh Tempo
Wesel yang telah jatuh tempo kadang-kadang tidak langsung dicairkan oleh
beneficiary. Bila ini yang terjadi maka bank penerbit wesel (bank pembayar) perlu
membukukannya dalam rekening administratif terlebih dahulu sampai dengan wesel
tersebut dicairkan. Pencatatannya adalah menihilkan rekening administratif pertama dan
memunculkan rekening administratif untuk wesel yang telah jatuh tempo. Secara
terperinci sebagai berikut :
22. 22
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Cr. RAR Wesel Usance SKBDN belum 500.000.000
Jatuh Tempo
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/9-2012 Dr. RAR Wesel Usance SKBDN belum 500.000.000
Jatuh Tempo
Tabel 2.2 Format Laporan Pengambilalihan SKBDN
Lembar Pengambilalihan “Wesel SKBDN”
Bank :
Bulan :
Uraian
SKBDN Rupiah SKBDN Valuta Asing
Total
SKBDN
Jumlah
satuan
Dalam
Juta Rp
Jumlah
satuan
Dalam
Valuta
Asal
Dalam
Juta Rp
Dalam
Juta Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6=2+5)
I. “Wesel SKBDN yang
diambilalih oleh bank
pelapor dari Penerima
II.“Wesel SKBDN yang
diambilalih oleh bank
pelapor dari bank lain
2.2 Safe Deposit Box (SDB)
Kebutuhan keamanan dan kerahasian barang berharga yang dimiliki seseorang atau
lembaga akan lebih terjamin bila di titipkan di bank. Bank memberikan jasa
penyimpanan barang beraharga berupa Safe Deposit Box. Kemanan barang berharga itu
terjamin karena untuk membuka setiap kotak penyimpanan diperlukan dua kunci, kunci
pertama dipegang bank dan kunci yang lain dipegang oleh penitip barang. Disamping itu
untuk membukanya tidak setiap karyawan bank dapat melakukannya, akan tetapi hanya
orang tertentu yang telah telah ditunjuk bank.
Jadi penyimpanan (Safe Deposit Box) ini akan memberikan pendapatan bagi bank.
Besarnya pendapatan sewa tergantung pada lamanya masa sewa dan luas ruangan yang
dipakai untuk menyimpan barang berharga/surat berharga. Pendapatan sewa diterima
dimuka, oleh karena itu harus diamortisasi setiap periode/bulan.
23. 23
Penyimpanan barang berharga disampang dipungut biaya sewa, juga harus
membayar setoran jaminan kunci SDB. Setoran jaminan diperlukan karena untuk
menggantinya bila kunci hilang. Namun demikian bila sampai selesai penyimpanan
barang berharga ternyata kunci tidak hilang, maka setoran jaminan kunci akan
dikembalikan kepada yang berhak (penyimpanan barang berharga).
Contoh :
1 Juli 2012 Bank Mitra Niaga Semarang menerima permohonan seorang nasabah
bersnama Bella saphira untuk meyimpan barang berharga dan surat berharga miliknya.
Untuk itu Bela menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp1.500.000 secara tunai dan
membayar sewa dibayar dimuka sebesaar Rp2.400.000 untuk sewa enam bulan kedepan
atas beban giro Bella. Masa sewa akan jatuh tempo pada 31 Desember 2012. Catatan
jurnal di BMN Semarang adalah :
Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
1 Juli 2012 Dr. Kas 1.500.000
Dr. Giro Bella Saphira 2.400.000
Cr. Setoran Jaminan Kunci SDB 1.500.000
Cr. Pendapatan Sewa SDB diterima di Muka 2.400.000
31 Juli 2012 Dr. Pend. Sewa SDB Diterima Dimuka 400.000
Cr. Pendpatan Sewa SDB 400.000
31 Agst 2012 Dr. Pend. Sewa SDB Diterima Dimuka 400.000
Cr. Pendp Sewa SDB 400.000
30 Sep 2012 Dr. Pend. Sewa SDB Diterima Dimuka 400.000
Cr. Pendpatan Sewa SDB 400.000
31 Okt 2012 Dr. Pend. Sewa SDB Diterima Dimuka 400.000
Cr. Pendapatan Sewa SDB 400.000
30 Nov 2012 Dr. Pend. Sewa SDB Diterima Dimuka 400.000
Cr. Pendapatam Sewa SDB 400.000
31 Des 2012 Dr. Pend. Sewa. SDB Diterima Dimuka 400.000
Cr. Pendapatan Sewa SDB 400.000
Dr. Setoran Jaminan SDB 1.500.000
Cr. Giro Bella Saphira 1.500.000
24. 24
Jurnal yang dilakukan setiap akhir bulan (31 Juli, 31 Agustus, 30 September, 31
Oktober, 30 November dan 31 Desember) adalah jurnal amortisasi terhadap pendapatan
sewa SDB diterima dimuka, khusus 31 desember 2012, disamping jurnal amortisasi juga
menjurnal pelimpahan setoran jaminan yang telah jatuh tempo dengan mengkredit ke
rekening giro Bella Saphira. Bagaimana bila pada akhir periode sewa ternyata kunci
dipegang yang dipegang Bella Saphira hilang? Bila ini yang terjadi maka setoran
jaminan tidak dikembalikan namun menjadi hak bank sebagai pengganti kunci yang
hilang dengan jurnal :
Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31 Des 2012 Dr. Setoran Jaminan SDB 1.500.000
Cr. Inventaris Kantor Alat-Alat Tahan Api 1.500.000
25. 25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) atau sering disebut Letter of
Credit (L/C), adalah instrumen yang diterbitkan oleh bank (Issuing Bank), atas
permintaan Applicant yang berisi janji bank untuk membayar sejumlah uang kepada
Beneficiary apabila Issuing Bank menerima dokumen yang sesuai dengan syarat
SKBDN.
Kotak simpanan (bahasa Inggris: Safe Deposit Box atau SDB) adalah suatu wadah
atau kotak penyimpanan harta atau surat berharga, yang biasanya ditempatkan pada suatu
ruang khazanah yang dirancang secara khusus dari bahan baja yang kokoh, tahan
bongkar dan tahan api untuk menjaga keamanan barang yang disimpan dan kenyamanan
penggunanya. Kotak simpanan atau SDB ini biasanya berada di bank, kantor pos, atau
institusi lainnya. Kotak simpanan ini umumnya digunakan untuk menyimpan perhiasan
atau logam mulia, mata uang asing, dokumen penting seperti sertifikat, akat kelahiran,
surat berharga komersial, atau penyimpanan data komputer yang perlu dilindungi dari
pencurian, kebakaran, banjir, dan lain-lain.
3.2 Saran
Karena terbatasnya referensi yang tim penulis pakai dalam penyusunan makalah ini
maka kami berharap kepada pembaca untuk dapat melontarkan kritik dan sarannya yang
membangun kepada kami demi kesempurnaan makalah kami ini.
26. 26
DAFTAR PUSTAKA
Taswan, 1997. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam valuta Rupiah. Yogyakarta : Penerbit
UPP AMP YKPN.
https://maalikghaisan.blogspot.com/2018/05/safe-deposit-box.html. Diakses pada 1
Desember 2018.
https://infosolarindustri.wordpress.com/2015/08/13/apa-itu-lc-skbdn-dan-boobot/. Diakses
pada 1 Desember 2018.