Makalah ini membahas tentang model kepribadian sehat yang meliputi pengertian kepribadian, faktor-faktor penentu kepribadian, pengertian sehat, aspek-aspek sehat, dan model-model kepribadian sehat."
1. i
Model Kepribadian Sehat
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kesehatan Mental
Dosen Pengampu:
Dr. Emmy Budiarti, S.Pd, M.Pd
Yudi Siswanto, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
Ummi Mufidah Maudina (1201419045)
Anggita Ayu Ningtias (1201419046)
Rakesya Dhigna Azzahra (1201419047)
Gilang Karenina Fiqiah (1201419048)
Wikan Cahyo N (1201419049)
Adelita Luki Fania (1201419050)
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah yang berjudul
“Model Kepribadian Sehatl” ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW, yang telah menuntun kita ke jalan yang benar, yakni Agama Islam.
Sebagai rasa hormat atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua pihak,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Emmy Budiarti, S.Pd, M.Pd dan Bapak Yudi Siswanto, S.Pd, M.Pd, Dosen
pengampu mata kuliah “Kesehatan Mental” yang telah memberikan pengarahan kepada
penulis sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
2. Teman-teman yang telah membantu terselesainya makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Semarang, 9 Juni 2020
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Kepribadian .................................................................................. 3
2.2 Faktor-faktor Penentu Kepribadian .............................................................. 4
2.3 Pengertian Sehat............................................................................................... 5
2.4 Aspek Sehat....................................................................................................... 6
2.5 Model-Model Kepribadian Sehat ................................................................... 7
PENUTUP.......................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 10
3.2 Saran................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 11
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepribadian adalah suatu yang menggambarkan ciri khas dari seseorang yang
membedakan orang tersebut dari orang lain. Sedangkan sehat adalah suatu keadaan
dimana seseorang itu merasakan kesejahteraan dari badan dan jiwa.
Jadi kepribadian yang sehat adalah orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya
dengan baik dan mampu berpikir rasional dan positif.
Kperibadian sehat perlu di tanamkan kepada masing masing orang baik itu muda tua
maupun anak anak. mereka akan lebih mengetahui tentang perasaan dirinya dan orang lain
dan tidak mudah bergantung pada orang lain. Begitu juga pengalaman-pengalaman masa
lampau dapat mempengaruhi kita memandang masa sekarang yang dapat mempengaruhi
tingkat kesehatan psikologis. Maka dari itu makalah ini akan mengkaji lebi tentang
keperibadaian sehat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, maka ditemukan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari kepribadian ?
2. Apa saja faktor dari penentu keperibadian ?
3. Bagaimana pengertian dari sehat?
4. Apa saja model model berkpribadian sehat ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kepribadian
2. Mengetahui faktor faktor dari kepribadaian
3. Mengetahui pengertian dari sehat
4. Mengetahui model model berkribadaian sehat.
5. 2
1.4 Manfaat
1. Sebagai sumber dan bahan masukan untuk penulis lain dalam mengkaji tentang
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi organisasi ataupun lembaga pendidikan
3. Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang mempelajari dan juga menerapkan
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir
berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus)
para ahli. Adapun kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality.
Kata personality sendiri berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng yang
digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Di sini para aktor
menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai dengan
topeng yang digunakan (Syamsu & Juntika, 2011).
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk
menggambarkan identitas diri, jati diri seseorang, seperti “Saya seorang yang terbuka”
atau “Saya seorang yang pendiam”, kesan umum sesorang tentang diri anda atau
orang lain, seperti “Dia agresif” atau “Dia jujur” dan fungsi-fungsi kepribadian yang
sehat atau bermasalah, seprti “Dia baik” atau “Dia pendendam” (Syamsu & Juntika,
2011).Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “ Personality “.
Secara etimologis, kata personality berasal dari bahasa latin “ persona “ yang berarti
topeng.
Secara umum, kepribadian dipahami sebagai pola-pola yang jelas dari
perilaku, pikiran, dan perasaan yang menjadi karakteristik individu dalam
penyesuaiannya untuk memenuhi tuntutan kehidupan (Rathus dan Nevid, 2002).
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk menggambarkan:
a. Identitas diri, jati diri seseorang.
b. Kesan umum seseorang tentang diri sendiri atau orang lain.
c. Fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah.
7. 4
2.2 Faktor-faktor Penentu Kepribadian
Adapun faktor-faktor penentu kepribadian, yaitu:
a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk
wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama
biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau
secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu
komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah
kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam
menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis
dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak
kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja
dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi. Penelitian terhadap anak-anak
memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti
menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat
dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa
beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang
memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut. Para peneliti
telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir
dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir
setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara
anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi
kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan
kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang
dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya
dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara
kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan
karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam
keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang
8. 5
manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk
kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai
yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan
konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di
suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.
Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan,
kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri
mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang
tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang
dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama,
serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
2.3 Pengertian Sehat
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan
bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara sederhana, sehat sinonim
dengan kondisi tidak sakit. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi sehat adalah
baik seluruh badan serta bagian-bagiannya. Dahulu, sehat identik dengan kondisi
badan atau tubuh. Tapi sekarang seiring kemajuan zaman, kata sehat tidak hanya
berhubungan dengan badan, tetapi juga segala sesuatu yang dapat bekerja, jika
berlangsung secara normal dan semestinya maka akan di sebut dengan sehat. Tetapi
jika mengalami gangguan maka di sebut dengan istilah tidak sehat.
Adapun pengertian sehat menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Pengertian Sehat menurut WHO (World Health Organizations)
Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Definisi sehat menurut WHO ini adalah sehat secara keseluruhan, baik
jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-faktor serta komponen-komponen yang
berperan di dalamnya.
b. Pengertian sehat menurut UU No.23 / 1992
Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya
seseorang di katakan sehat jika tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan
9. 6
normal dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu komponen tersebut terganggu, maka
kehidupannya akan menjadi tidak sehat.
c. Pengertian sehat menurut MUI
MUI dalam MUNAS Ulama 1983 mendefinisikan sehat sebagai ketahanan
“jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang
wajib disyukuri, dijaga, di pelihara, di kembangkan serta diamalkan sesuai dengan
tuntunan-Nya.
d. Pengertian sehat menurut Paune 1983
Menurut Paune (1983), sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan
diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan perawatan diri ( self care actions).
Sumber perawatan diri (Self care Resouces) mencakup pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Sedangkan Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan yang
diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial
dan spiritual.
2.4 Aspek Sehat
Menurut Undang-Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek,
yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut
diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru. Sehat menurut
WHO terdiri dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk
‘positif health’, yaitu:
1. Sehat Jasmani
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Sehat Mental
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
emosional, dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,
misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan sebagainya.
3. Sehat Spiritual
Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan
10. 7
Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat
dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan
dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
4. Kesejahteraan sosial
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang
lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan,
status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
Penelitian tentang Kepribadian sebagai Risiko dan Ketahanan di Kesehatan Fisik oleh
Timothy W. Smith (2006), telah memaparkan bahwa kronis kemarahan / permusuhan dan
neurotisisme / efektifitas negatif merupakan faktor resiko kepribadian yang buruk.
2.5 Model-Model Kepribadian Sehat
Berikut ini adalah model-model kepribadian sehat menurut beberapa ahli yang dikutip
dari buku Duane Schultz (1991):
1. Model Allport : Pribadi yang sehat adalah pribadi yang matang, yaitu pribadi yang
tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa lalu. Pribadi ini didorong ke depan oleh
suatu visi dan visi itu mempersatukan kepribadiaannya serta membawanya melewati
tantangan demi tantangan yang terus berubah. Kebahagiaan bukan merupakan tujuan
utama. Kebahagiaan hanyalah merupakan hasil sampingan dari proses mencapai
tujuan. Pribadi ini akan terus berusaha mencari motif-motif dan tujuan baru begitu
tujuan lamanya tercapai. Kriteria kepribadian yang matang adalah: perluasan perasaan
diri, hubungan yang hangat dengan orang lain, keamanan emosional, persepsi yang
realistik, serta memiliki keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas.
2. Model Rogers : Menurut Rogers pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu
berfungsi sepenuhnya. Mereka mampu mengalami secara mendalam keseluruhan
emosi, kebahagiaan atau kesedihan, gembira atau putus asa. Ciri-ciri dari pribadi sehat
ini adalah memiliki perasaan yang kuat, dapat memilih bertindak bebas, kreatif dan
spontan. Memiliki keberanian untuk menjadi ”ada” yaitu menjadi diri sendiri tanpa
bersembunyi dibalik topeng atau berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya.
3. Model Fromm: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang
dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Ada empat segi tambahan dari
kepribadian sehat yaitu cinta, pikiran, kebahagiaan, dan suara hati yang produktif.
Cinta yang produktif adalah cinta yang memperhatikan serta membantu pertumbuhan
11. 8
dan perkembangan orang lain. Pikiran yang produktif adalah pikiran yang berfokus
pada gejala-gejala dan mempelajarinya secara keseluruhan, bukan hanya dalam
potongan-potongan. Suara hati yang produktif adalah suara hati yang memimpin dan
mengatur dirinya sendiri.
4. Model Maslow: Sejak lahir manusia didorong untuk memenuhi kebutuhannya yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk memiliki dan
kebutuhan cinta serta penghargaan. Kebutuhan itu harus dipenuhi sebelum muncul
kebutuhan aktualisasi diri. Dan pribadi yang sehat adalah pribadi yang
mengaktualisasi diri yaitu pribadi yang dapat menggunakan bakat, kualitas, dan
kapasitas dirinya secara penuh. Ada sejumlah sifat orang yang mengaktualisasi diri
antara lain: dapat mengamati realitas secara efisien, menerima orang lain dan diri
sendiri, spontan, sederhana, wajar, membutuhkan privasi dan independensi serta
memiliki perhatian terhadap masalah-masalah di luar diri mereka. Para pengaktualisai
diri memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan dan memikul tugas tanggungjawab
atas pekerjaan itu secara kreatif.
5. Model Jung: pribadi yang sehat adalah pribadi yang terindividuasi, yaitu pribadi yang
menjadi dirinya sendiri. Mereka mampu mengungkapkan dirinya secara utuh.. Ciri-
ciri orang serupa itu adalah adanya penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia,
dapat menerima apa yang tidak diketahui dan misterius, serta memiliki kepribadian
universal.
6. Model Frankl: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang mengatasi diri, yaitu
memberikan diri sepenuhnya pada suatu tujuan atau seseorang dan terus menerus
mencari bukan diri kita tetapi arti hidup kita. Dalam bukunya ”man’s search for
meaning” Frank menyatakan bahwa dorongan fundamental yang ada dalam diri
manusia adalah kemauan akan arti. Tanpa memperoleh arti dari kehidupan, tidak ada
alasan untuk meneruskan hidup. Sedang arti hidup itu bersifat unik dan khas bagi tiap
individu. Sifat-sifat pribadi yang mengatasi diri antara lain: memiliki orientasi ke
depan, memiliki komitmen terhadap pekerjaan, mampu memberi dan menerima cinta,
bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri dan bertanggung jawab terhadap
pilihan tersebut.
7. Model Perls: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang berpijak dengan aman pada
momen kehidupan sekarang. Mereka dikatakan sebagai orang ‘disini dan sekarang’.
Mereka bukan tawanan dari trauma masa lalu atau khayalan masa depan. Ciri-ciri
mereka antara lain: Memiliki kesadaran penuh dan penerimaan penuh terhadap siapa
12. 9
dan apa mereka, dapat mengungkapkan perasaan secara terbuka, bersedia memikul
tanggungjawab atas kehidupannya sendiri, serta tidak dapat diatur dari luar.
13. 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepribadian atau kejiwaan adalah seluruh fokus fikiran, perasaan dan
tingkahlaku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian (personality) merupakan salah
satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan
(hasil praktik penanganan kasus) para ahli.
Kepribadian dipengaruhi oleh faktor keterunan dan lingkungan. Faktor
keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Faktor lain yang memberi
pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana
seseorang tumbuh dan dibesarkan.
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja
sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Kesehatan mencakup empat aspek, yakni:
fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami
oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru.
Berdasarkan model-model kepribadian sehat menurut ahli-ahli dapat
disimpulkan bahwa, pribadi yang sehat adalah pribadi yang tidak pernah berhenti
tumbuh. Kepribadian yang sehat adalah orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya
dirinya dengan baik dan mampu berpikir rasional dan positif.
3.2 Saran
Kesehatan mental tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik),
namun juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu tempat dimana seseorang tinggal
dan tempat berinteraksi dengan orang lain. Sebagai bentuk usaha untuk membangun
kepribadian sehat masyarakat, lingkungan harus memberikan rasa nyaman dan aman
kepada setiap orang yang berada di dalamnya . Selain itu keluarga dan masyarakat juga
harus peka terhadap lingkungan sekitarnya dan bisa memberi dukungan dan bantuan
kepada setiap orang yang sedang terkena masalah agar seseorang tersebut bisa lebih
terbuka dan merasa di hargai dan diterima oleh lingkungannya sehingga dia bisa lebih
kuat dan membentuk kepribadian sehat di dalam dirinya. Sekolah juga dapat
membangun karakter setiap orang di dalamnya melalui pendidikan karakter.
14. 11
DAFTAR PUSTAKA
Anwary. Rilla. Nd. Konsep Kepribadian Sehat.
https://www.academia.edu/36746823/KONSEP_KEPRIBADIAN_SEHAT ( Diakses
pada tanggal 9 Juni 2020)
Rumiati. 2012. Psikologi Pertumbuhan model-model kepribadian sehat.
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/artikel/2012/06/10/psikologi-pertumbuhan-
model-model-kepribadian-sehat/ ( Diakses pada tanggal 9 Juni 2020)