3. KEBUTUHAN PSIKO SPRITUAL MANUSIA
Kebutuhan psiko-spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, memperbaiki
hubungan dengan Tuhan serta kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan atas
segala kesalahan yag telah dilakukan.
Manusia sebagai mahluk yang holistik (secara meneyeluruh) memiliki
kebutuhan yang holistik pula. Kebutuhan holistik tersebut meliputi bio-psiko-
spiritual-sosio kultural. Kebutuhan tersebut merupakan bagian dari kebutuhan
dasar manusia yang secara utuh hanya dapat dipenuhi jika seorang perawat
memliki kemampuan memperhatikan aspek psiko-spiritual klien sebagai bagian
dari kebutuhan holistik yang utuh dan unik.
Pemenuhan kebutuhan psiko-spiritual merupakan suatu kebutuhan yang
sangat diperlukan oleh klien dan keluarga. Hal ini berkaitan dengan kemampuan
koping dari klien dan keluarga untuk memahami makna dari peristiwa yang
dialami, seperi rasa sakit yang diderita, perubahan peran dan hubungan dalam
keluarga, serta perasaan tetap merasa dicintai oleh sesama manusia dan Tuhan
YME.
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPEGARUHI PEMENUHAN
KEBUTUHAN PSIKO-SPIRITUAL MANUSIA
1. TUMBUH KEMBANG
Tumbuh kembang seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi psiko-spiritualnya. Seseorang
yang mengalami masalah dalam tumbuh kembangnya akan berbeda dengan yang tidak memiliki
masalah. Hal ini terjadi karna masalah yang dialami akan terus terekam dalam memori seseorang,
yang kemudian berimplikasi pada kehidupan sehari-hari. Sehingga hal tersebut mempengaruhi
hubungan antara seseorang dengan Tuhan dan sesama manusia
2. KELUARGA
Peran orangtua sangat penting mennentukan dalam perkembangan spiritual anak. Oleh karena itu,
keluarga merupakan lingkungan terdekat dan menjadi tempat pengalaman pertama anak dalam
mempersiapkan kehidupan di dunia. Pandangan anak diwarnai oleh pengalaman mereka dalam
berhubungan dengan keluarga
3. ETNIK DAN BUDAYA
Etnik dan budaya berperan penting terhadap psiko-spiritual manusia. Karena pada umumnya
seseorang akan mengikuti tradisi agama dan budaya dimana dia dilahirkan
5. 4. PENGALAMAN HIDUP
Pengalaman hidup baik yang positif maupun yang negatif dapat mempengaruhi tingkat spiritual
seseorang. Peristiwa dalam kehidupan sering dianggap sebagai ujian kekuatan iman bagi
manusia, sehingga kebutuhan spiritual akan meningkat dan memerlukan kedalaman tingkat
spiritual sebagai mekanisme koping untuk memenuhnya
5. KRISIS DAN PERUBAHAN
Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman spirtiual seseorang. Krisis sering dialami
ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan
kematian. Bila klien dihadapkan pada kematian, maka keyakinan spiritual dan keinginan untuk
sembahyang dan berdoa lebih meningkat dibandingkan dengan pasien yang penyakit tidak
terminal
6. KEGIATAN SPIRITUAL
Menderita sakit, terutama yang bersifat akut seringkali individu terpisah atau kehilangan
kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaan hidup sehari-harinya termasuk kegiatan
spiritual dapat mengalami perubahan. Terpisahnya individu dari ikatan spiritual beresiko terjadinya
perubahan fungsi sosial
6. 7. ISU MORAL/MITOS TERAPI
Setiap agama memiliki ciri khas dalam mengatasi masalah umatnya. Namun kebanyakan agama
meyakini bahwa penyakit dan proses penyembuhan merupakan cara Tuhan untuk menunjukkan
kebesaran-Nya
8. ASUHAN KEPERAWATAN
Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan untuk peka terhadap
kebutuhan spiritual klien. Tetapi dengan berbagai alasan ada kemungkinan perawat juga
menghindari untuk memberikan asuhan spiritual. Perawat merasa bahwa pemenuhan kebutuhan
spiritual klien bukan menjadi tugasnya, tetapi tanggungjawab pemuka agama.
7. PERAN PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
PSIKO-SPIRITUAL KLIEN
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional memunyai kesempatan
paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif
dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik. Perawat memandang
klien sebagai mahluk bio-psiko-sosialkutural dan spiritual yang berespon secara holistik
dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari aspek
spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien. Perawat
berusaha untuk membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari
kebutuhan yang menyeluruh klien, antara lain dengan memfasilitasi kebutuhan spiritual
klien tersebut walaupun perawat dan klien tidak mempunyai keyakinan spiritual atau
keagamaan yang sama
Kebutuhan psiko-spiritual manusia sangat kompleks dengan berbagai masalah
didalamnya. Jika seorang perawat ingin membantu mengatasi masalah tersebut, maka
seorang perawat harus mengetahui macam-macam kebutuhan psiko-spiritul manusia
sebagai berikut :
8. 1. CINTA DAN KEBERSAMAAN
Hubungan antar manusia membentuk suatu keselarasan yang dapat menyembuhkan, meliputi :
dapat diterima sebagai manusia dalam kondisi apapun, memberi dan menerima cinta, mempunyai
hubungan dengan dunia pertemanan, mudah terharu dan mudah melakukan kebaikan, membina
hubungan yang baik dengan sesama manusia dan Tuhan zat tertinggi
Cinta merupakan dasar dari spiritualitas yang mendorong manusia untuk hidup dengan hatinya,
cinta meliputi dimensi cinta pada dirinya sendiri, cinta pada Tuhan, cinta pada oranglain, dan cinta
pada seluruh kehidupan.
2. KEIMANAN DAN KEYAKINAN
Berpartisipasi dalam pelayanan spiritual dan religius, mendapat temman untuk berdoa,
melakukan ritual keagamaan, membaca kitab suci, mendekatkan diri pada zat yang maha tiggi
(Tuhan). Agama dapat dijadikan sarana untuk mengekspresikan spiritualitas melalui nilai-nilai
yang dianut, diyakini, dan dilakukan dengan praktik-praktik ritual didalamnya yang dapat
menjawab pertanyaan mendasar tentang hidup dan kematian.
3. MORAL DAN ETIKA
Moral dan etika merupakan tolak ukur kadar kearifan psiko-spiritual seseorang. Semakin tinggi
psiko spiritualnya maka semakin luhur pula moral dan etikanya
9. 4. HARAPAN POSITIF
Banyak berharap, merasakan kedamaian dan kesenangan, berfikir positif, membutuhkan ruang
yang sepi untuk meditasi atau refleksi diri, bersyukur dan berterimakasih, mempunyai rasa humor.
Harapan adalah orientasi di masa depan, mempercayai makna, meyakini dan mengharapkan. Ada
dua tingkatan tentang harapan :
Harapan yang sifatnya spesifik, mencakup tujuan yang dikehendaki pada beberapa keinginan diri.
Harapan yang sifatnya umum, bagaimana menghadapi masa depan dengan selamat.
5. MAKNA DAN TUJUAN HIDUP
Memaknai bahwa penyakit merupakan sumber kekuatan, memahami mengapa penyakit dapat
terjadi pada dirinya, makna dalam penderitaan, memahami tujuan hidup, memahami saat krisis
(masalah kesehatan). Sebagai seorang yang berpengetahuan dan memahami tujuan hidup,
merupakan prosedur yang signifikan serta mempunyai daya dorong pada saat menjalani
penderitaan yang besar. Spiritualitas memberi penerangan pada seseorang yang mempunyai satu
tujuan, dan mengapa mereka menghendaki untuk hidup dihari yang lain
6. KEMATIAN
Pesan atau nasihat sebelum menghadapi kematian, mengakui adanya kehidupan setelah
kematian, mempunyai pemahaman yang dalam akan kematian, dan memaafkan diri dengan orang
lain