SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Nama : Winda Luthfia
No / Kelas : 26 / XII IPA 5
PENGAYAAN BAHASA INDONESIA
1) Pengertian Kritik
a. Menurut WikiPedia
Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu
memperbaiki pekerjaan. [1].
Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, 'clitikos - "yang
membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités,
artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis",
"pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa
dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih
dengan atau menentang objek kritikan.
b. Menurut Kbbi
kritik/kri·tik/ n kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan
baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya;
2) Kritik Sastra
Menurut WikiPedia
Kritik sastra adalah salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi suatu karya
sastra. Kritik sastra mencakup penilaian guna memberi keputusan bermutu tidaknya
suatu karya sastra.
Istilah ”kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani yaitu krites yang berarti
”hakim”. Krites sendiri berasal dari krinein ”menghakimi”; kriterion yang berarti
”dasar penghakiman” dan kritikos berarti ”hakim kasustraan” (Baribin, 1993).
Pradotokusumo (2005) menguraikan bahwa kritik sastra dapat diartikan sebagai salah
satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan
penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni. Sementara Abrams dalam Pengkajian
sastra (2005) mendeskripsikan bahwa kritik sastra merupakan cabang ilmu yang
berurusan dengan perumusan, klasifikasi, penerangan, dan penilaian karya sastra.
Perkataan kritik dalam artinya yang tajam adalah penghakiman, dan dalam
pengertian ini biasanya memberi corak pemakaian kita akan istilah itu, meskipun bila
kata itu dipergunakan dalam pengertian yang paling luas. Karena itu kritikus sastra
pertama kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki suatu kepandaian khusus
dan pendidikan untuk mengerjakan suatu karya seni sastra. Pekerjaan penulis tersebut
memeriksa kebaikan-kebaikan dan cacat-cacatnya dan menyatakan pendapatnya
tentang hal itu (Pradopo, 1997).
Dengan demikian, kritik sastra adalah kegiatan penilaian yang ditunjukkan pada
karya sastra atau teks. Namun, melihat kenyataan bahwa setiap karya sastra adalah hasil
karya yang diciptakan pengarang, maka kritik sastra mencakup masalah hubungan
sastra dengan kemanusiaan. Namun, sasaran utama kritik sastra adalah karya sastra atau
teks tersebut dan makna bagi kritikus tersebut, bukan pada pengarangnya. Seorang
kritikus sastra mengungkapkan pesan dalam satu bentuk verbal dengan bentuk verbal
yang lain, mencoba menemukan pengalaman estetis persepsi tentang realitas yang
hendak disampaikan oleh pengarang. Pengamatannya terhadap cara penggunaan
bahasa, terhadap kode-kode bahasa yang digunakan.
3) Cara Menulis Kritik Sastra
a) Langkah pertama yang harus kita lakukan dalam mengkritik karya sastra adalah
dengan menentukan penyair/pengarang atau karya sastra yang kita anggap menarik.
Kesukaan dan ketertarikan kita terhadap satu pengarang atau satu karya sastra akan
membuat kita lebih mudah dalam menulis kritiknya.
b) Hal yang kedua adalah dengan memahami struktur karya yang telah kita pilih. Prosa
memiliki unsur yang terdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Jika yang dikritik
adalah puisi, kita harus memahami unsur-unsur fisik dan batin puisi. Struktur fisik
puisi terdiri atas diksi, pencitraan, kata konkret, majas, dan bunyi, sedangkan
struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, dan amanat.
c) Lakukan penilaian berdasarkan unsur-unsur tersebut secara objektif dengan
menampilkan dua penilaian, yaitu kelebihan dan kekurangannya. Selain melalui
unsur-unsurnya, penilaian juga dapat dilakukan berdasarkan sisi kepengarangan.
Namun, dalam hal menilai dari sisi kepengarangan, sastrawan seperti Sapardi Joko
Damono mengatakan bahwa menilai dari sisi kepengarangan tidaklah adil karena
baginya, karya sastra dan pengarang adalah dua entitas yang berbeda. Gunakanlah
metode penelitian yang paling dikuasai.
d) Dengan langkah-langkah di atas, Anda dapat menulis kritik dan esai, baik
di bidang sastra maupun nonsatra dengan baik. Untuk memperoleh kualitas
yang baik, lakukan secara rutin untuk menulis kritik dan esai.
4) Jenis-jenis Kritik Sastra
Jenis – jenis kritik sastra antara lain :
1. Kritik Judisial
Yaitu suatu kritik yang mengemukakan suatu penlaian atau penghakiman terhadap
suatu karya sastra, lalu menghubungkannya dengan norma-norma teknik
penulisan atau standar tujuan penulisan karya tersebut. (Coulter, 1930: 336).
Rene Wellek dan Austin menegaskan bahwa kritik yudisial menaruh perhatian
pada hukum-hukum/ prinsip yang dianggap sebagai suatu yang objektif. Dalam
kritik yudisial, karya sastra yang menjadi objek kajian lebih dispesialisasikan tapi
dengan penjelasan yang seluas mungkin. Di sini dituntut pengklasifikasian yang
lebih terperinci dan tajam terhadap para pengarang dan karyanya.
2. Kritik Induktif
Kritik Induktif adalah jenis kritk sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta-fakta
yang ada hubungan dengan suatu karya seni, metode, waktu penciptaan, dan
menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta melukiskannya dengan teratur. Ini
sesuai dengan metode induksi yang mengambil kesimpulan umum dari fakta-fakta
yang khusus.
3. Kritik Impresionistik
Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme
romantik dan kesadaran akan diri yang lebih modern. Kritik ini menghubungkan
pengalaman si penulis dengan karyanya. Sebaiknya, seorang kritikus mempunyai
gaya yang bisa membuat hati pembaca terpikat dalam kedudukannya sebagai
pembimbing juga penghubung antara pembaca dan karya sastra.
4. Kritik Historis
Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk
sastra dalam periode sejarah sastra. Juga dengan pengelompokan masa seorang
pengarang. Setiap karya sastra harus diteliti dan ditelaah dengan hal-hal yang
berhubungan dengan karya sastra tersebut. Hal-hal yang dapat menjadi bahan acuan
antara lain: naskah, bahasa dan komposisi karya sastra, serta perbandingan karya
sang pengarang dengan teman-teman seangkatannya,. Seorang kritikus harus
paham bahwa karya sastra merupakan refleksi pengarang pada kehidupan dan
kebudayaannya dan pengelompokan jenis karya sastra tersebut serta hubungannya
dengan karya yang sejenis.
Butir –butir penting yang aberhubungan dengan kritik histories yakni :
a) Dalam menggarap bahasa suatu karya sastra, sang kritikus histories dapat
mempertimbangkan dua hal yaitu:
1. Mengembalikan para pembaca masa kini pada keadaan bahasa pada saat
karya tersebut ditulis.
2. Memandang bahasa itu sebagai suatu media komunikasi pada saat itu.
b) Keterangan – keterangan berupa riwayat hidup merupakan jenis data yang
bernilai dan amat berharga bagi kritikus histories.
c) Berusaha mendapatkan segala korelasi antara kehidupan sang penulis dan
karyanya
d) Bagi kritikus histories, sastra adalah suara humanitas dan melalui sastra itu
kritikus bukan hanya berhubungan atau menaruh perhatian pada literacy
(kecakapan baca tulis) tetapi juga human literacy (kecakapan baca tulis
masyarakat manusia).
e) Silsilah sastra atau genealogi suatu karya.
f) Sang kritikus histories dalam kritik sastranya berhasrat memperoleh sukses
yang gemilang dalam bidang pemaduan belajar dan penilaian .
5. Kritik Filosofis
Merupakan jenis kritik sastra yang berusaha untuk mendapatkan dasar yang paling
sesuai bagi penilaian karya sastra melalui analisis terhadap hakekat dan fungsi
sastra sebagai suatu cara berpikir mengenai kehidupan. Kritik ini berusaha
menentukan prinsip yang digunakan dalam kritik sastra agar pedoman yang
digunakan dalam suatu kritik jelas dan tegas.
6. Kritik Formalis
Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada teori dasar estetika yang
meletakkan tekanan pada bentuk karya sastra, struktur, gaya dan efek
psikologisnya. Aristoteles adalah pencetusnya, kritik ini bertentangan dengan teori
dari Plato yang menekankan pada aspek isi dan efek moral/sosial.
Kritik formalis disamakan dengan the new criticism, karena memang dia
merupakan suatu kritik yang masih berusia muda., lebih – lebih kalau dibandingkan
dengan kritik –kritik yang lainnya.
7. Kritik Relativistik
Jenis kritik ini berpedoman pada anggapan relativisme, yaitu bahwa penilaian
terhadap karya sastra terantung pada subjek yang menikmati dan menilainya. Hal
ini terjadi karena selera individu berbeda-beda, begitu juga dalam hal menikmati
karya sastra sehingga tidak ada yang bersifat mutlak. Jika pendapat dari seseorang
lebih mendominasi akan muncul suatu teori yang absolut meski tidak disadari.
8. Kritik Absolutistik
Kritik jenis ini menegaskan bahwa alternative bagi hukum kritik adalah anarki.
Ketika seorang kritikus memberikan penilaian terhadap suatu karya yang hadir
selanjutnya adalah sebuah kebingungan. Ini dapat disiasati dengan tetap
menggunakan pendapat masyarakat agar tetap bisa terwujud komunikasi yang baik.
9. Kritik Interpretatif
Semua jenis kritik sastra bisa digolongkan sebagai jenis kritik ini karena hakekat
kritik sastra sendiri adalah memberikan interpretasi/penafsiran terhadap suatu karya
sastra. Maka, pengkhususan kritik sastra jenis ini adalah memperkenalkan standar
yang secara relative tidak ada hubungannya dengan orang atau hal tertentu. Di sini
akan terlihat keterkaitan antara teori, sejarah dan kritik sastra. Tiada satu ilmu yang
dapat berdiri sendiri seratus persen tanpa bantuan orang lain.
10. Kritik Tekstual
merupakan jenis kritik yang terfokus pada teks/ naskah suatu karya sastra, agar
pembaca lebih dekat dengan apa yang ditulis. Dengan berkembangnya masa, kritik
ini ingin menunjukkan manakah karya yang benar-benar asli dari beberapa versi
karya sastra yang mungkin muncul.
11. Kritik Linguistik
Jenis Kritik ini menitikberatkan perhatian pada masalah-masalah kebahasaan dalam
karya sastra tersebut agar terhindar dari salah pengertian baik dari sisi fonologi,
morfologi, sintaksis atau semantik. Ini perlu dilakukan karena setiap bahasa
mengalami perkembangan dalam kurun waktu yang berlainan.
12. Kritik Biografis
Kritik ini sebenarnya adalah kritik histories yang wilayahnya dipersempit yaitu
khusus pada riwayat hidup pengarang beserta karyanya. Tugasnya adalah
menentukan hubungan yang signifikan antara pengarang dan karyanya, asal-usul.
Kekuatan yang mendorong atau tujuan konkrit karya tersebut.
13. Kritik Komparatif
Banyak hal dalam kritik komparatif yang segar dan menarik serta memberi harapan,
kritik ini memperoleh polanya bukan dari kejadian – kejadian yang berhubungan
dengan waktu, tetapi justru dari pengelompokan jenis yang berguna serta gagasan
atau ide yang berpengaruh.
Hal – hal yang dapat diperbandingkan saja yang akan digarap Dalam kritik ini yang
diterapkan pada nada, tujuan, dan cara, bahkan penerapan pada ketiga hal tersebut
lebih daripada terhadap pokok masalahnya sendiri.
14. Kritik Etis
Kritik etis sangat erat hubungannya dengan falsafah, keyakinan serta agama. Tanpa
adanya pengetahuan yang cukup tentang ketiga hal tersebut akan membuat
penilaian kritik sastra kurang memadai. Pola pikir seorang kritikus dalam hal-hal
tersebut sangat mempengaruhi bagaimana ia akan menilai suatu karya.
15. Kritik Perspektif
Kritik ini adalah studi terhadap reputasi sang pengarang yang tercermin dalam
karyanya dan melekat pada hati pembacanya. Kritik ini berusaha untuk
[menyelidiki seorang pengarang dari karya yang dihasilkan, apakah patut menerima
penghargaan atau patut diabadikan.
16. Kritik Pragmatik
Adalah jenis kritik yang mengarahkan perhatiannya pada kebergunaan ide, ucapan,
dalil atau teori yang terdapat dalam suatu karya sastra bagi masyarakat. Reputasi
pengarang ditentukan oleh bagaimana karyanya bisa berguna bagi masyarakat.
17. Kritik Elusidatori (Penjelasan)
Adalah jenis kritik yang sifatnya memberikan penjelasan. Kritik ini menekankan
pada interpretasi arti atau makna karya sastra.
18. Kritik Praktis
Adalah lawan dari kritik teoritis yang cenderung ilmiah. Tugas kritikus adalah
menentukan atau menilai apakah suatu karya sastra bernilai praktis bagi masyarakat
atau tidak. Tujuannya sama dengan kritik pragmatis meskipun dengan nama yang
berbeda.
19. Kritik Baru
Bagi para kritikus aliran kritik baru, tujuan pokok seni adalah menghasilkan analisis
sang kritikus mengenai seni itu sendiri. Fungsi kritik adalah melatih kritikus lainnya
untuk melatih kritikus yang lain dalam suatu urutan akademik bagi para
cendekiawan. Kecenderungan yang dilakukan para kritikus jenis ini adalah
pemanfaatan sarana-sarana ilmiah, epigraf dan statistik yang tidak begitu
diperhatikan orang saat memberikan kritik sastra
20. Kritik Psikologis
Kritik psikologis adalah salah satu jenis kritik sastra yang mendalami segi-segi
kejiwaan suatu karya sastra, yang mencangkup segi-segi kejiwaan penulis, karya,
dan pembaca. Kita tahu bahwa hubungan antara psikologi dan kritik sastra adalah
sama tuanya dendan usia kedua cabang ilmu tersebut. Dan yang paling berpengaruh
terhada kritik sastra adalah Sigmund Freud dendan psikoanalisisnya.
21. Kritik Mitopoeik
Kritik Mitopoeik adalah jenis kritik yang menyangkut penciptaan mitos dalam suatu
karya sastra.kritik Mitopoeik ini adalah kritik yang paling baru dan yang paling
ambisius diantara pendekatan-pendekatan kritik kontemporer dan barang kali juga
yang paling provokatif dalam tindakan-tindakan dan kemungkinannya.
22. Kritik Sosiokultural
Kritik sosiokultural adalah interpretasi sastra dalam aspek-aspek social ekonomi
dan politisinya.yang merupakan pokok pada kritik ini adalah interaksi karya sastra
dengan kehidupan dan interaksi ini tidak hanya mencakup implikasi-implikasi
sosial, ekonomi, serta politis karya tersebut, tetapi juga dalam pengertian yang amat
luas, mencakup implikasi-implikasi moral dan kulturalnya.
Sumber: Prinsip-prinsip Dasar Sastra – H.G. Tarigan (1984)
5) Contoh Kritik Sastra
A. Kritik Puisi
Puisi Doa karya Chairil Anwar
Doa
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
1) Tema
Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang
ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang
digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata “dua” yang
digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi
seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema
adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua,
dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang
menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.
Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi”Doa”sangat tepat bila
digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan
segenap perasaan atau jiwanya.. Perhatikan kutipan larik berikut :
(1) Biar rusah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
(2) Aku hilang bentuk
remuk
(3) Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya
dengan Tuhan. Kata “Tuhan” yang disebutkan beberapa kali memperkuat
bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.
2) Nada dan Suasana
Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap
penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan
pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.
Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa
dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca,
maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari
bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu,
dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah
“pengembaraan di negeri asing”.
3) Perasaan
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa”
gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut
tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-
Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.
4) Amanat
Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada
pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar
bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti
yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup
kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan
kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:
Tuhanku,
Di Puntu-Mu Aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
B. Kritik Sastra
Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung
Penulis: Purwana Adi Saputra
Selama ini, entah karena dinafikanatau justru karena menafikanfungsinya sendiri,
kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak,dinamika,
juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra lahir mereka yang
menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari budaya bangsa.
Di setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik
kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud. Mereka
melihat tradisi hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang
disinkretisasikan sebagai bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum
bersarung ini kehilangan daya khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya
sebagai sosok yang paling berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini, dengan
seenaknya ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan sastra yang
sebenarnya. Kaum bersarung adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi
imaji dari alam pikirnya sendiri. Pesantren adalah tempat yang pas buat
mematikan khayal. Pesantren adalah institut tempat para kiai dengan dibantu para
ustadnya menempa kepala para santri dengan palu godam paksa.
(Dikutip seperlunya dari Solopos, 5 Desember 2007)
Source :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kritik_sastra
https://id.wikipedia.org/wiki/Kritik
kbbi.web.id/kritik
http://kajiansastra.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-dan-fungsi-kritik-sastra.html
http://www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/jenis-jenis-kritik-sastra
http://www.guruberbahasa.com/2016/04/contoh-kritik-sastra-dan-esai-serta.html

More Related Content

What's hot (20)

Kritik sastra ppt (2)
Kritik sastra ppt (2)Kritik sastra ppt (2)
Kritik sastra ppt (2)
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Prosa
ProsaProsa
Prosa
 
analisis makalah
analisis makalahanalisis makalah
analisis makalah
 
Faktor2
Faktor2Faktor2
Faktor2
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
Lembar kerja mahasiswa 6
Lembar kerja mahasiswa 6Lembar kerja mahasiswa 6
Lembar kerja mahasiswa 6
 
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty FactorReview Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
Review Jurnal Sistem Pakar Metode Certainty Factor
 
Konsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPSKonsep Dasar Sejarah IPS
Konsep Dasar Sejarah IPS
 
Ppt prosa
Ppt prosaPpt prosa
Ppt prosa
 
Pengenalan teori narasi
Pengenalan teori narasiPengenalan teori narasi
Pengenalan teori narasi
 
Nilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal PancasilaNilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal Pancasila
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 
Ppt sejarah sastra
Ppt sejarah sastraPpt sejarah sastra
Ppt sejarah sastra
 
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalStrategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
 
Perkembangan Sastra Indonesia
Perkembangan Sastra IndonesiaPerkembangan Sastra Indonesia
Perkembangan Sastra Indonesia
 
3. penilaian autentik
3. penilaian  autentik3. penilaian  autentik
3. penilaian autentik
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
PANDUAN OSN SMP TAHUN 2022.pdf
PANDUAN OSN SMP TAHUN 2022.pdfPANDUAN OSN SMP TAHUN 2022.pdf
PANDUAN OSN SMP TAHUN 2022.pdf
 
Teori mimetik 1
Teori mimetik 1Teori mimetik 1
Teori mimetik 1
 

Similar to KARYA KRITIK

Kritik sastra prosa
Kritik sastra prosaKritik sastra prosa
Kritik sastra prosaNuril anwar
 
Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)Nuril anwar
 
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1ErFani RetNo
 
KRITIK SASTRA.pptx
KRITIK SASTRA.pptxKRITIK SASTRA.pptx
KRITIK SASTRA.pptxAbiAziz3
 
1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastraCoral Reef
 
7. kritik terapan dalam krititik sastra indonesia modern
7. kritik terapan dalam krititik sastra indonesia modern7. kritik terapan dalam krititik sastra indonesia modern
7. kritik terapan dalam krititik sastra indonesia modernCoral Reef
 
02 pengantar ke arah kritik sastra
02 pengantar ke arah kritik sastra02 pengantar ke arah kritik sastra
02 pengantar ke arah kritik sastraFandy Cez
 
Review buku kritik_sastra
Review buku kritik_sastraReview buku kritik_sastra
Review buku kritik_sastraWinda Ayu
 
Kritik sastra
Kritik sastraKritik sastra
Kritik sastraPenulis
 
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademikCoral Reef
 
Materi BAB 14 Kritik Tari [SMA class X]
Materi BAB 14  Kritik Tari [SMA class X]Materi BAB 14  Kritik Tari [SMA class X]
Materi BAB 14 Kritik Tari [SMA class X]Fiskalisha
 
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdfKB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdfPubgMobile205405
 
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdfKB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdfPubgMobile205405
 
KRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAKRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAFaraz Sonia
 
Bahan presentasi mata kuliah teori sastra
Bahan presentasi mata kuliah teori sastraBahan presentasi mata kuliah teori sastra
Bahan presentasi mata kuliah teori sastraNisha Komik
 

Similar to KARYA KRITIK (20)

Kritik sastra prosa
Kritik sastra prosaKritik sastra prosa
Kritik sastra prosa
 
Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)
 
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
 
KRITIK SASTRA.pptx
KRITIK SASTRA.pptxKRITIK SASTRA.pptx
KRITIK SASTRA.pptx
 
1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra
 
Tugas kritik sastra
Tugas kritik sastraTugas kritik sastra
Tugas kritik sastra
 
Kritik satra
Kritik satraKritik satra
Kritik satra
 
Kritik sastra ppt
Kritik sastra pptKritik sastra ppt
Kritik sastra ppt
 
Kritik sastra
Kritik sastraKritik sastra
Kritik sastra
 
7. kritik terapan dalam krititik sastra indonesia modern
7. kritik terapan dalam krititik sastra indonesia modern7. kritik terapan dalam krititik sastra indonesia modern
7. kritik terapan dalam krititik sastra indonesia modern
 
02 pengantar ke arah kritik sastra
02 pengantar ke arah kritik sastra02 pengantar ke arah kritik sastra
02 pengantar ke arah kritik sastra
 
Review buku kritik_sastra
Review buku kritik_sastraReview buku kritik_sastra
Review buku kritik_sastra
 
Kritik sastra
Kritik sastraKritik sastra
Kritik sastra
 
Kritik sastra
Kritik sastraKritik sastra
Kritik sastra
 
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
 
Materi BAB 14 Kritik Tari [SMA class X]
Materi BAB 14  Kritik Tari [SMA class X]Materi BAB 14  Kritik Tari [SMA class X]
Materi BAB 14 Kritik Tari [SMA class X]
 
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdfKB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
 
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdfKB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
KB2_Kritik_KArya_Seni_Rupa.pdf
 
KRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAKRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRA
 
Bahan presentasi mata kuliah teori sastra
Bahan presentasi mata kuliah teori sastraBahan presentasi mata kuliah teori sastra
Bahan presentasi mata kuliah teori sastra
 

More from Winda Luthfia

Penyepuhan dan sel volta
Penyepuhan dan sel voltaPenyepuhan dan sel volta
Penyepuhan dan sel voltaWinda Luthfia
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai MutlakPersamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai MutlakWinda Luthfia
 
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesKebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesWinda Luthfia
 
Gen dan Asam Nukleat
Gen dan Asam NukleatGen dan Asam Nukleat
Gen dan Asam NukleatWinda Luthfia
 
Respon Kekebalan Tubuh
Respon Kekebalan TubuhRespon Kekebalan Tubuh
Respon Kekebalan TubuhWinda Luthfia
 

More from Winda Luthfia (12)

Penyepuhan dan sel volta
Penyepuhan dan sel voltaPenyepuhan dan sel volta
Penyepuhan dan sel volta
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai MutlakPersamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
 
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesKebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
 
Mammae (Mammalia)
Mammae (Mammalia)Mammae (Mammalia)
Mammae (Mammalia)
 
Air
Air Air
Air
 
Gen dan Asam Nukleat
Gen dan Asam NukleatGen dan Asam Nukleat
Gen dan Asam Nukleat
 
Respon Kekebalan Tubuh
Respon Kekebalan TubuhRespon Kekebalan Tubuh
Respon Kekebalan Tubuh
 
Itu Sampah atau Apa
Itu Sampah atau ApaItu Sampah atau Apa
Itu Sampah atau Apa
 
Majas perbandingan
Majas perbandinganMajas perbandingan
Majas perbandingan
 
Majas perulangan
Majas perulanganMajas perulangan
Majas perulangan
 
Majas pertentangan
Majas pertentanganMajas pertentangan
Majas pertentangan
 
Majas pertautan
Majas pertautanMajas pertautan
Majas pertautan
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

KARYA KRITIK

  • 1. Nama : Winda Luthfia No / Kelas : 26 / XII IPA 5 PENGAYAAN BAHASA INDONESIA 1) Pengertian Kritik a. Menurut WikiPedia Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. [1]. Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, 'clitikos - "yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan. b. Menurut Kbbi kritik/kri·tik/ n kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya; 2) Kritik Sastra Menurut WikiPedia Kritik sastra adalah salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi suatu karya sastra. Kritik sastra mencakup penilaian guna memberi keputusan bermutu tidaknya suatu karya sastra. Istilah ”kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani yaitu krites yang berarti ”hakim”. Krites sendiri berasal dari krinein ”menghakimi”; kriterion yang berarti ”dasar penghakiman” dan kritikos berarti ”hakim kasustraan” (Baribin, 1993). Pradotokusumo (2005) menguraikan bahwa kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni. Sementara Abrams dalam Pengkajian sastra (2005) mendeskripsikan bahwa kritik sastra merupakan cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan, klasifikasi, penerangan, dan penilaian karya sastra. Perkataan kritik dalam artinya yang tajam adalah penghakiman, dan dalam pengertian ini biasanya memberi corak pemakaian kita akan istilah itu, meskipun bila kata itu dipergunakan dalam pengertian yang paling luas. Karena itu kritikus sastra pertama kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki suatu kepandaian khusus dan pendidikan untuk mengerjakan suatu karya seni sastra. Pekerjaan penulis tersebut memeriksa kebaikan-kebaikan dan cacat-cacatnya dan menyatakan pendapatnya tentang hal itu (Pradopo, 1997).
  • 2. Dengan demikian, kritik sastra adalah kegiatan penilaian yang ditunjukkan pada karya sastra atau teks. Namun, melihat kenyataan bahwa setiap karya sastra adalah hasil karya yang diciptakan pengarang, maka kritik sastra mencakup masalah hubungan sastra dengan kemanusiaan. Namun, sasaran utama kritik sastra adalah karya sastra atau teks tersebut dan makna bagi kritikus tersebut, bukan pada pengarangnya. Seorang kritikus sastra mengungkapkan pesan dalam satu bentuk verbal dengan bentuk verbal yang lain, mencoba menemukan pengalaman estetis persepsi tentang realitas yang hendak disampaikan oleh pengarang. Pengamatannya terhadap cara penggunaan bahasa, terhadap kode-kode bahasa yang digunakan. 3) Cara Menulis Kritik Sastra a) Langkah pertama yang harus kita lakukan dalam mengkritik karya sastra adalah dengan menentukan penyair/pengarang atau karya sastra yang kita anggap menarik. Kesukaan dan ketertarikan kita terhadap satu pengarang atau satu karya sastra akan membuat kita lebih mudah dalam menulis kritiknya. b) Hal yang kedua adalah dengan memahami struktur karya yang telah kita pilih. Prosa memiliki unsur yang terdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Jika yang dikritik adalah puisi, kita harus memahami unsur-unsur fisik dan batin puisi. Struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pencitraan, kata konkret, majas, dan bunyi, sedangkan struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, dan amanat. c) Lakukan penilaian berdasarkan unsur-unsur tersebut secara objektif dengan menampilkan dua penilaian, yaitu kelebihan dan kekurangannya. Selain melalui unsur-unsurnya, penilaian juga dapat dilakukan berdasarkan sisi kepengarangan. Namun, dalam hal menilai dari sisi kepengarangan, sastrawan seperti Sapardi Joko Damono mengatakan bahwa menilai dari sisi kepengarangan tidaklah adil karena baginya, karya sastra dan pengarang adalah dua entitas yang berbeda. Gunakanlah metode penelitian yang paling dikuasai. d) Dengan langkah-langkah di atas, Anda dapat menulis kritik dan esai, baik di bidang sastra maupun nonsatra dengan baik. Untuk memperoleh kualitas yang baik, lakukan secara rutin untuk menulis kritik dan esai. 4) Jenis-jenis Kritik Sastra Jenis – jenis kritik sastra antara lain : 1. Kritik Judisial Yaitu suatu kritik yang mengemukakan suatu penlaian atau penghakiman terhadap suatu karya sastra, lalu menghubungkannya dengan norma-norma teknik penulisan atau standar tujuan penulisan karya tersebut. (Coulter, 1930: 336). Rene Wellek dan Austin menegaskan bahwa kritik yudisial menaruh perhatian pada hukum-hukum/ prinsip yang dianggap sebagai suatu yang objektif. Dalam kritik yudisial, karya sastra yang menjadi objek kajian lebih dispesialisasikan tapi dengan penjelasan yang seluas mungkin. Di sini dituntut pengklasifikasian yang lebih terperinci dan tajam terhadap para pengarang dan karyanya. 2. Kritik Induktif Kritik Induktif adalah jenis kritk sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta-fakta yang ada hubungan dengan suatu karya seni, metode, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta melukiskannya dengan teratur. Ini sesuai dengan metode induksi yang mengambil kesimpulan umum dari fakta-fakta yang khusus.
  • 3. 3. Kritik Impresionistik Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme romantik dan kesadaran akan diri yang lebih modern. Kritik ini menghubungkan pengalaman si penulis dengan karyanya. Sebaiknya, seorang kritikus mempunyai gaya yang bisa membuat hati pembaca terpikat dalam kedudukannya sebagai pembimbing juga penghubung antara pembaca dan karya sastra. 4. Kritik Historis Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk sastra dalam periode sejarah sastra. Juga dengan pengelompokan masa seorang pengarang. Setiap karya sastra harus diteliti dan ditelaah dengan hal-hal yang berhubungan dengan karya sastra tersebut. Hal-hal yang dapat menjadi bahan acuan antara lain: naskah, bahasa dan komposisi karya sastra, serta perbandingan karya sang pengarang dengan teman-teman seangkatannya,. Seorang kritikus harus paham bahwa karya sastra merupakan refleksi pengarang pada kehidupan dan kebudayaannya dan pengelompokan jenis karya sastra tersebut serta hubungannya dengan karya yang sejenis. Butir –butir penting yang aberhubungan dengan kritik histories yakni : a) Dalam menggarap bahasa suatu karya sastra, sang kritikus histories dapat mempertimbangkan dua hal yaitu: 1. Mengembalikan para pembaca masa kini pada keadaan bahasa pada saat karya tersebut ditulis. 2. Memandang bahasa itu sebagai suatu media komunikasi pada saat itu. b) Keterangan – keterangan berupa riwayat hidup merupakan jenis data yang bernilai dan amat berharga bagi kritikus histories. c) Berusaha mendapatkan segala korelasi antara kehidupan sang penulis dan karyanya d) Bagi kritikus histories, sastra adalah suara humanitas dan melalui sastra itu kritikus bukan hanya berhubungan atau menaruh perhatian pada literacy (kecakapan baca tulis) tetapi juga human literacy (kecakapan baca tulis masyarakat manusia). e) Silsilah sastra atau genealogi suatu karya. f) Sang kritikus histories dalam kritik sastranya berhasrat memperoleh sukses yang gemilang dalam bidang pemaduan belajar dan penilaian . 5. Kritik Filosofis Merupakan jenis kritik sastra yang berusaha untuk mendapatkan dasar yang paling sesuai bagi penilaian karya sastra melalui analisis terhadap hakekat dan fungsi sastra sebagai suatu cara berpikir mengenai kehidupan. Kritik ini berusaha menentukan prinsip yang digunakan dalam kritik sastra agar pedoman yang digunakan dalam suatu kritik jelas dan tegas. 6. Kritik Formalis Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada teori dasar estetika yang meletakkan tekanan pada bentuk karya sastra, struktur, gaya dan efek psikologisnya. Aristoteles adalah pencetusnya, kritik ini bertentangan dengan teori dari Plato yang menekankan pada aspek isi dan efek moral/sosial. Kritik formalis disamakan dengan the new criticism, karena memang dia merupakan suatu kritik yang masih berusia muda., lebih – lebih kalau dibandingkan dengan kritik –kritik yang lainnya. 7. Kritik Relativistik Jenis kritik ini berpedoman pada anggapan relativisme, yaitu bahwa penilaian terhadap karya sastra terantung pada subjek yang menikmati dan menilainya. Hal
  • 4. ini terjadi karena selera individu berbeda-beda, begitu juga dalam hal menikmati karya sastra sehingga tidak ada yang bersifat mutlak. Jika pendapat dari seseorang lebih mendominasi akan muncul suatu teori yang absolut meski tidak disadari. 8. Kritik Absolutistik Kritik jenis ini menegaskan bahwa alternative bagi hukum kritik adalah anarki. Ketika seorang kritikus memberikan penilaian terhadap suatu karya yang hadir selanjutnya adalah sebuah kebingungan. Ini dapat disiasati dengan tetap menggunakan pendapat masyarakat agar tetap bisa terwujud komunikasi yang baik. 9. Kritik Interpretatif Semua jenis kritik sastra bisa digolongkan sebagai jenis kritik ini karena hakekat kritik sastra sendiri adalah memberikan interpretasi/penafsiran terhadap suatu karya sastra. Maka, pengkhususan kritik sastra jenis ini adalah memperkenalkan standar yang secara relative tidak ada hubungannya dengan orang atau hal tertentu. Di sini akan terlihat keterkaitan antara teori, sejarah dan kritik sastra. Tiada satu ilmu yang dapat berdiri sendiri seratus persen tanpa bantuan orang lain. 10. Kritik Tekstual merupakan jenis kritik yang terfokus pada teks/ naskah suatu karya sastra, agar pembaca lebih dekat dengan apa yang ditulis. Dengan berkembangnya masa, kritik ini ingin menunjukkan manakah karya yang benar-benar asli dari beberapa versi karya sastra yang mungkin muncul. 11. Kritik Linguistik Jenis Kritik ini menitikberatkan perhatian pada masalah-masalah kebahasaan dalam karya sastra tersebut agar terhindar dari salah pengertian baik dari sisi fonologi, morfologi, sintaksis atau semantik. Ini perlu dilakukan karena setiap bahasa mengalami perkembangan dalam kurun waktu yang berlainan. 12. Kritik Biografis Kritik ini sebenarnya adalah kritik histories yang wilayahnya dipersempit yaitu khusus pada riwayat hidup pengarang beserta karyanya. Tugasnya adalah menentukan hubungan yang signifikan antara pengarang dan karyanya, asal-usul. Kekuatan yang mendorong atau tujuan konkrit karya tersebut. 13. Kritik Komparatif Banyak hal dalam kritik komparatif yang segar dan menarik serta memberi harapan, kritik ini memperoleh polanya bukan dari kejadian – kejadian yang berhubungan dengan waktu, tetapi justru dari pengelompokan jenis yang berguna serta gagasan atau ide yang berpengaruh. Hal – hal yang dapat diperbandingkan saja yang akan digarap Dalam kritik ini yang diterapkan pada nada, tujuan, dan cara, bahkan penerapan pada ketiga hal tersebut lebih daripada terhadap pokok masalahnya sendiri. 14. Kritik Etis Kritik etis sangat erat hubungannya dengan falsafah, keyakinan serta agama. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup tentang ketiga hal tersebut akan membuat penilaian kritik sastra kurang memadai. Pola pikir seorang kritikus dalam hal-hal tersebut sangat mempengaruhi bagaimana ia akan menilai suatu karya. 15. Kritik Perspektif Kritik ini adalah studi terhadap reputasi sang pengarang yang tercermin dalam karyanya dan melekat pada hati pembacanya. Kritik ini berusaha untuk [menyelidiki seorang pengarang dari karya yang dihasilkan, apakah patut menerima penghargaan atau patut diabadikan. 16. Kritik Pragmatik
  • 5. Adalah jenis kritik yang mengarahkan perhatiannya pada kebergunaan ide, ucapan, dalil atau teori yang terdapat dalam suatu karya sastra bagi masyarakat. Reputasi pengarang ditentukan oleh bagaimana karyanya bisa berguna bagi masyarakat. 17. Kritik Elusidatori (Penjelasan) Adalah jenis kritik yang sifatnya memberikan penjelasan. Kritik ini menekankan pada interpretasi arti atau makna karya sastra. 18. Kritik Praktis Adalah lawan dari kritik teoritis yang cenderung ilmiah. Tugas kritikus adalah menentukan atau menilai apakah suatu karya sastra bernilai praktis bagi masyarakat atau tidak. Tujuannya sama dengan kritik pragmatis meskipun dengan nama yang berbeda. 19. Kritik Baru Bagi para kritikus aliran kritik baru, tujuan pokok seni adalah menghasilkan analisis sang kritikus mengenai seni itu sendiri. Fungsi kritik adalah melatih kritikus lainnya untuk melatih kritikus yang lain dalam suatu urutan akademik bagi para cendekiawan. Kecenderungan yang dilakukan para kritikus jenis ini adalah pemanfaatan sarana-sarana ilmiah, epigraf dan statistik yang tidak begitu diperhatikan orang saat memberikan kritik sastra 20. Kritik Psikologis Kritik psikologis adalah salah satu jenis kritik sastra yang mendalami segi-segi kejiwaan suatu karya sastra, yang mencangkup segi-segi kejiwaan penulis, karya, dan pembaca. Kita tahu bahwa hubungan antara psikologi dan kritik sastra adalah sama tuanya dendan usia kedua cabang ilmu tersebut. Dan yang paling berpengaruh terhada kritik sastra adalah Sigmund Freud dendan psikoanalisisnya. 21. Kritik Mitopoeik Kritik Mitopoeik adalah jenis kritik yang menyangkut penciptaan mitos dalam suatu karya sastra.kritik Mitopoeik ini adalah kritik yang paling baru dan yang paling ambisius diantara pendekatan-pendekatan kritik kontemporer dan barang kali juga yang paling provokatif dalam tindakan-tindakan dan kemungkinannya. 22. Kritik Sosiokultural Kritik sosiokultural adalah interpretasi sastra dalam aspek-aspek social ekonomi dan politisinya.yang merupakan pokok pada kritik ini adalah interaksi karya sastra dengan kehidupan dan interaksi ini tidak hanya mencakup implikasi-implikasi sosial, ekonomi, serta politis karya tersebut, tetapi juga dalam pengertian yang amat luas, mencakup implikasi-implikasi moral dan kulturalnya. Sumber: Prinsip-prinsip Dasar Sastra – H.G. Tarigan (1984) 5) Contoh Kritik Sastra A. Kritik Puisi Puisi Doa karya Chairil Anwar Doa Tuhanku Dalam termenung Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh
  • 6. Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling 1) Tema Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata “dua” yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan. Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi”Doa”sangat tepat bila digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya.. Perhatikan kutipan larik berikut : (1) Biar rusah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh (2) Aku hilang bentuk remuk (3) Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan. Kata “Tuhan” yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan. 2) Nada dan Suasana Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”. 3) Perasaan Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama- Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.
  • 7. 4) Amanat Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut: Tuhanku, Di Puntu-Mu Aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling B. Kritik Sastra Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung Penulis: Purwana Adi Saputra Selama ini, entah karena dinafikanatau justru karena menafikanfungsinya sendiri, kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak,dinamika, juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra lahir mereka yang menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari budaya bangsa. Di setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud. Mereka melihat tradisi hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang disinkretisasikan sebagai bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum bersarung ini kehilangan daya khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya sebagai sosok yang paling berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini, dengan seenaknya ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan sastra yang sebenarnya. Kaum bersarung adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi imaji dari alam pikirnya sendiri. Pesantren adalah tempat yang pas buat mematikan khayal. Pesantren adalah institut tempat para kiai dengan dibantu para ustadnya menempa kepala para santri dengan palu godam paksa. (Dikutip seperlunya dari Solopos, 5 Desember 2007) Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Kritik_sastra https://id.wikipedia.org/wiki/Kritik kbbi.web.id/kritik http://kajiansastra.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-dan-fungsi-kritik-sastra.html http://www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/jenis-jenis-kritik-sastra http://www.guruberbahasa.com/2016/04/contoh-kritik-sastra-dan-esai-serta.html