2. A. TUJUAN
Mhs memahami hakikat,
kedudukan, dan fungsi kritik sastra
Memahami pengertian kritik sastra
Mhs memahami pendekatan yg
digunakan dlm pelaksanaan kritik
sastra
Mhs memahami tipe dan jenis kritik
sastra
Mhs memahami sejarah singkat
perkembangan kritik sastra di
3. A. POKOK BAHASAN
Hakikat dan kedudukan kritik sastra
Sifat dan fungsi kritik sastra
Pengertian kritik sastra
Pendekatan dlm kritik sastra
Jenis dan tipe kritik sastra
Kritik sastra dan apresiasi sastra
Metode kritik sastra
Tokoh-tokoh kritik sastra
Kritik sastra dan masyarakat sastra
Gambaran kritik sastra
4. 1.PENGERTIAN KS
Adlh cabang ilmu sastra yg berurusan dg
penilaian sastra atau suatu kegiatan yg
menilai baik-buruknya karya sastra atau
kritik sastra (KS) itu semacam resensi
dan ulasan karya sastra.
Prinsip KS adlh mengobrak-abrik karya
sastra utk memperoleh mana yg baik
dan mana yg buruk.
HB. Yassin : KS adlh pertimbangan baik
& buruk sesuatu hasil karya sastra.
5. 2. KEDUDUKAN KS
Gunawan Mohamad & Arif Budiman: KS
termasuk karya sastra, alasan bahwa KS
merupakan rekreasi (penciptaan
kembali)
Y.U. Nasution: KS termasuk ilmu krn
didlmnya dijumpai kaidah-kaidah yg
umum tertentu sbagaiman biasanya
dimiliki sastra adlh objektif dan dpt ilmiah
Effendi: KS tdk termasuk karya sastra
juga tdk termasuk ilmu. Atau sebaliknya
ya karya sastra, ya juga ilmu. Alasannya
kedua syarat di atas (syarat yg harus
dimiliki olh karya sastra & ilmu) dimiliki
oleh KS. Ia berada pd batas sbh karya s.
6. 3. SIFAT DAN FUNGSI
KS
SIFAT, KS bersifat ilmiah karena terikat
pd teori, metode, dan objek
FUNGSI, KS memberikan penilaian atas
karya sastra brdasrkan teori & sejarah
sastra. Artinya KS memerlukan teori &
sejarah sastra & sbaliknya KS
memberikan sumbangan pendpt/ bahan2
bagi penyusunan/pengembangan teori
sastra & sejarah sastra.
KS dpt memberikan petunjuk kpd
pembaca ttg karya sastra yg unggul dan
yg rendah, yg asli & yg bukan serta
memberikan sumbangan
pndpt/pertimbangan kpd pengarang ttg
karyanya
7. 4. METODE KS
Dlm melakukan penelitian dan kritik thd
sbh ciptasastra dikenal dua metode,
yaitu metode ganzheit, dan metode
analitik.
M. Ganzheit adlh met yg digunakan utk
menangkap, mempelajari & menjelaskan
sbh karya sastra secara keseluruhan.
Keseluruhan lebih penting dari
bagian2nya. Contoh permainan musik
(bukan gitarnya, drum, pianonya tapi
keseluruhan : musik), juga manusia:
bukan tangan, hidung dstnya.
M. Analitik adlh menganalisa kary sastra
bagian demi bagian. Mis temanya apa,
alurnya dstnya
8. PENDEKATAN KS
ABRAMS: ada empat
pendekatan yg dpt dijadikan
acuan dlm KS, yaitu:
2. Pendekatan mimetik
3. Pendekatan ekspresif
4. Pendekatan objektif
5. Pendekatan pragmatik
9. PENDEKATAN MIMETIK
Pendekatan ini memandang karya sastra
sbg tiruan atau pembayangan dunia
kehidupan nyata sbgmana dikemukakan
pertamakali oleh Plato dan Aristoteles.
Plato: seni hanyalah tiruan alam yg
nilainya jauh di bawah realitas sosial dan
ide.
Aristoteles: tiruan itu justru
membedakannya dari segala sesuatu yg
nyata dan umum krn seni merupakan
aktivitas manusia.
10. PENDEKATAN
EKSPRESIF
Pendekatan ini memandang karya sastra
sbg pernyataan dunia batin pengarang.
Dg demikian apabila segala gagasan,
cita, rasa, emosi, ide, angan2
merupakan “dunia dalam” pengarang,
maka karya sastra merupakan “dunia
luar” yg bersesuaian dg dunia dlm itu.
Dgn pendekatan ini penilaian sastra
tertuju pd emosi atau keadaan jiwa
pengarang sehingga karya sastra
merupakan sarana utk memahami
keadaan jiwa pengarang.
11. PENDEKATAN
OBJEKTIF
Pendekatan ini memandang karya
sastra sbg dunia otonom yg dpt
dilepaskan dari dunia pengarang
dan latar belakang sosial budaya
zamannya sehingga karya sastra
dpt dianalisis berdasarkan
strukturnya, dg kata lain karya
sastra dipahami berdasarkan segi
intrinsiknya.
12. PENDEKATAN
PRAGMATIK
Pendekatan ini memandang
makna karya sastra ditentukan
oleh publik pembaca selaku
penyambut karya sastra. Dg
demikian karya sastra dipandang
sbg karya seni yg berhasil atau
unggul apabila bermanfaat bagi
masyarakat, spt: mendidik,
menghibur, menyenangkan, dst.
14. Kritik Tektual; Cabang ilmu yang menilai buruknya
suatu karya sastra berdasarkan teks yang ada.
-Kritik Linguistik; Kritik sastra yang mengkaji
tentang segala bahasa linguistik.
-Kritik Historik; Kritik sastra yang mengkaji
penilain sastra tentang baik buruknya
suatu karya sastra tentang sejarah.
-Kritik Biografik; Kritik sastra yang mengkaji
penyebaran organisme dalam ruang dan waktu
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
15. Kritik Komperatif; Kritik sastra yang mengkaji
tentang penilain baik buruknya karya sastra dengan
cara membandingkan karya sastra.
-Kritik Stilistik-Estetik; Kritik sastra yang mengkaji
tentang keindahan, kesenian karya sastra.
-Kritik Sosiologik; Kritik sastra yang mengkaji
tentang struktur-struktur sosial danproses-proses
sosial termasuk didalamnya perubahan-perubahan
sosial.
-Kritik Idiologik; Kritik sastra yang mengkaji tentang
suatu pemikiran utuh yang mengandung kaedah-
kaedah dan nilai0nilai yang dianggap dapat memberi
petunjuk mengenai mana yang baik dan buruk.
-
16. Kritik Impresenistik; Kritik sastra yang mengkaji
tentang suatu ekspresi seni yang tidak hanya
ditemukan dalam seni lukis, tetapi juga dalam
satra dan seni.
-Kritik Integratif; Kritik sastra yang mengkaji
tentang suatu sosiologis yang mengacu pada
perkembangan proses kebudayaan.
17. JENIS-JENIS KS
Berdasarkan teori
pendekatannya KS dikenal
empat jenis:
2. KS mimetik
3. KS sastra pragmatik
4. KS ekspresif
5. KS objektif
18. KS. MIMETIK
KS Mimetik Adlh KS yg menekankan perhatian atau
analisisnya pd ketepatan atau kesesuaian karya sastra
dg objek yg dilukiskan.
Aristoteles: Memandang karya sastra sbg tiruan atau
pembayangan dunia kehidupan nyata.
Plato: seni hanyalah tiruan alam yg nilainya jauh di
bawah realitas sosial dan ide
19. KS PRAGMATIK
KS Pragmatik adlh KS yg
menelaah manfaat karya sastra
bagi masyarakat atau publik
pembaca
Memandang karya sastra
ditentukan oleh publik pembaca
selaku penyambut karya sastra.
Dg demikian karya sastra
dipandang sbg karya seni yg
berhasil atau unggul apabila
bermanfaat bagi masyarakt spt
menyenangkan,
menghibur,mndidik.
20. KS EKSPRESIF
KS Ekspresif berarti KS yg
menelaah hub karya sastra dg
dunia batin (pengalaman jiwa)
pengarang.
Memandang karya sastra sbg
pernyataan dunia batin pengarang
21. KS OBJEKTIF
KS Objektif berarti KS yg menelaah
struktur karya sastra dg kemungkinan
membebaskannya dari dunia pengarang,
pembaca, dan stuasi zamannya.
Memandang karya sastra sbg dunia
otonom yg dpt dilepaskan dari dunia
pengarang dan latar belakang sosial
budaya zamannya sehingga karya sastra
dpt dianalisis berdasarkan strukturnya
sendiri.
22. Tahapan Kritik Sastra
Seseorang yang melakukan kritik sastra secara
baik harus melalui tahapan-tahapan yang
sistematis dan operasional, yaitu melalui
tahapan sebagai berikut:
(1) Tahap Deskritif;
(2) Tahap Penafsiran;
(3) Tahap Menguraikan; dan
(4) Tahap Penilaian.
23. Apresiasi Sastra & kritik Sastra
bali
Apresiasi sastra berlangsung di masyarakat ketika
ada kegiatan ritual, atau di radio dan televisi lewat
kidung interaktif, dagang gantal, atau gita shanti.
Fakta-fakta ini mengindikasikan kreativitas dan
apresiasi seni sastra di Bali berjalan ,namun isi dan
pesan karya banyak disimak tapi tidak pernah dikritik
sebagai karya sastra. Tulisan kritik sastra jarang
dibuat.
Kalau apresiasi sastra diumpamakan kepompong
dan kritik sastra ibarat kupu-kupu, maka dalam
kehidupan sastra kepompong jarang sekali yang
berubah menjadi kupu-kupu. Apresiasi riuh rendah
tetapi kritik sastra sepi-jampi.
24. Perkembangan Sastra Bali
Sesudah kemerdekaan, perkembangan sastra
sangat dinamis seperti bisa diikuti lewat puisi dan
cerpen yang dimuat di majalah Bhakti dan Damai
serta Mingguan Harapan. Penulis Windhya Wirawan,
Putu Shanti, dan Made Kirtya, dan Tjok Rai Sudharta
banyak berkarya tahun 1950-an. Tahun 1960-an,
geliat itu kian ramai akibat serunya perseteruan
antara seniman yang pro-partai politik PNI dan PKI,
atau antara LKN dan Lekra, sayap kanan dan sayap
kiri. Koran Suara Indonesia, Suluh Indonesia, atau
Suluh Marhaen (nama lama Bali Post) banyak
25. Lanjutan
Zaman Orde Baru kehidupan sastra berjalan
terus, ditandai dengan publikasi karya di surat
kabar dan majalah, apresiasi sastra, lomba baca
puisi, pentas drama, dan sebagainya. Ada juga
teks yang diangkat menjadi sinetron seperti
“Ketika Kentongan Dipukul di Bale Banjar” karya
Nyoman Rastha Sindhu. Cerpen ini keluar
sebagai cerpen terbaik Horison tahun 1969,
menorehkan sebuah prestasi nasional penulis
Bali.
26. Lanjutan
Sastra Bali modern pertama muncul tahun 1910-an
berupa cerita pendek yang ditulis Made Pasek
(seorang guru dari Singaraja) dan Mas Nitisastro
(seorang guru di Bali Utara). Dalam sepuluh tahun
terakhir, banyak sekali terbit karya sastra Bali
modern, tetapi ulasan terhadap karya yang muncul
nyaris tidak ada.
27. Lanjutan
Media massa memainkan peran sangat besar
karena membuka diri untuk mempublikasikan puisi,
cerpen, novel atau naskah dramaSastrawan Bali
seperti Oka Rusmini dan Aryantha Soethama
berjaya di tingkat nasional. Antologi cerpen
Aryantha Soethama berjudul Mandi Api berhasil
menyabet gelar prestisius Khatulistiwa Literary
Award tahun 2006. Sementara itu, sejumlah penyair
Bali diundang ke forum baca puisi internasional
sampai ke Den Haag, Jerman, atau Paris seperti
Warih Wisatsana, Oka Rusmini, Tan Lioe Ie.
28. Kritikus Bali
Kalau mencari siapakah kritikus
sastra Indonesia di Bali, kita
mungkin hanya menemukan satu-
dua nama seperti almarhum I
Made Sukada (dosen Fakultas
Sastra Unud) dan I Nyoman Tusthi
Eddy (seorang guru SMA di
Karangasem). Mereka menulis
ulasan sastra di koran, menulis
makalah dan menerbitkan buku. Itu
pun tidak banyak, tidak
berpengaruh.
29. Tahap Deskripsi
Tahap deskripsi karya sastra merupakan tahap
kegiatan mamaparkan data apa adanya, misalnya
mengklasifikasikan data sebuah cerpen atau novel
berdasarkan urutan cerita, mendeskripsikan nama-
nama tokoh uatama dan tokoh-tokoh bawahan yang
menjadi ciri fisik maupun fisikisnya, mendata latar fifk
ruang dan waktu atau latar sosial tokoh-tokohnya,
dan mendeskripsikan alur setiap bab atau setiap
episode.
30. Tahap Penafsiran
Tahap penafsiran karya sastra merupakan
penjelasan atau penerangan karya sastra.
Menafsirkan karya sastra berarti menangkap makna
karya sastra, tidak hanya menurut apa adanya, tetapi
menerangkan juga apa yang tersirat dengan
mengemukakan pendapat sendiri.
31. Tahap Analisis
Tahap Analisi merupakan tahap kritik yang sudah
menguaraikan data. Pada tahap ini kritikus sudah
mencari makna dan membandingkan-bandingkan
dengan karya sastra lain, dengan sejarah atau
dengan yang ada di masyarakat
32. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir suatu kritik
sastra. Dalam suatu evaluasi dapat dilakukan
melalui pujian, seperti berbobot, baik, buruk,
menarik, dan unik. Sebaliknya, dapat pula
dilakukan pencemohan, ejekan, dianggap jelek
dan tidak bermutu, serta tidak menyentuhnilai-
nilai kemanusiaan. Jadi kritik sastra mencapai
kesempurnaan setelah diadakan evaluasi atau
penilaian.
33. 6. MASYARAKAT KS
Masyarakat KS meliputi:
2. Pengarang,
3. Kritikus,
4. Penerbit dan
5. Pembaca.
34. PENGARANG
Masalah kepengarangan, tdk kalah
menariknya utk dibahas secara
akademis. Kenyataannya selama ini tdk
ada sekolah kepengarangan, tetapi terus
bermunculan sejumlah pengarang dlm
konteks pendidikan, pengalaman,
pengetahuan, dan latar sosial
budayanya.
Ada pengarang yg produktif & bertahan
lama spt Ajip Rosidi, Nh. Dini, Rendra,
Pramudia Ananta Toer, ttpi banyak juga
yg muncul sebentar kemudian pensiun
dstnya.
35. PEMBACA
Masy pembaca hrs dipandang sbg
komponen yg penting dlm dunia
KS Indo. Pembaca buku2 KS dpt
dipilah bdsarkan penddkan, daya
beli, domisilinya.
Berdasarkan penddkan maka
masy pembaca KS itu dpt dipilah
menjadi kalangan pelajar, mhs,
dan umum
36. PEMBACA lanjutan
Berdasarkan daya beli maka
mereka dpt dipilah menjadi
kalangan menengah, menengah
atas atau kalangan pembaca
berdaya beli rendah atau tinggi.
Berdasarkan wilayah domisili
mereka dpt dipilah menjadi
masyarakat di kota besar dan kota
kecil
37. KRITIKUS
Menampilkan kritikus mapan dan
terkenal itu semakin marak
disejumlah buku, baik berupa
komentar singkat maupun artikel
KS yg mengantar atau menutup
sbh buku sastra.
Tentu saja gejala itu sah dan
wajar dlm konteks pemasaran
buku
38. PENERBIT
Dlm konteks bisnis buku, penerbit
berhak melakukan promosi apapun
bentuknya.
Promosi memang perlu dilakukan
demi sukses pemasaran,
tujuannya agar buku yg
diterbitkannya itu laku terjual
Terkait dg laku jual, penerbit akan
menampilkan
tokoh/pengarang/kritikus yg punya
nama.
39. Analisis Kririk sastra Objektif dan
Ekspresif
kritik sastra sebagai kegiatan ilmiah yg mengikat kita
pada asas-asas keilmuan yang ditandai adanya
kerangka, teori, wawasan, konsep, metode analisis
dan objek empiris. Namun, kritik sastra pada kajian
objektif dan ekspresif merupakan wujud dari apresiasi
sastra. Jika kritik sastra objektif lebih menekankan
pada unsur pembangun prosa terdiri dari struktur
dalam atau unsur intrinsik serta struktur luar atau unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik prosa terdiri dari tema dan
amanat, alur, tokoh, latar, sudut pandang, serta
bahasa yang dipergunakan oleh pengarang.
40. Lanjutan
Lain halnya kritik sastra ekspresif mengkaji
sejauh mana wujud ekpresi penulis/pengarang
dan mengaitkannya pada kehidupan sehari-
hari atau latar belakang kehidupan penulis.
41. Menulis Kritik Sastra
Tulisan kritikan sastera menampilkan pengalaman dan
pengetahuan pengkritik yang berusaha secara objektik
menghuraikan, mentafsir dan memperjelaskan nilai
teks atau karya sastera. Pengkritik yang baik dan
berwibawa, dalam usaha meletakkan nilai sesuatu
karya itu, seharusnya mengetahui poetika pengarang.
terdapat enam ciri kritikan sastera iaitu sanjungan,
terguran, saranan, pendekatan, penganalisisan, dan
penilaian (STSPPP). Berikut ini, dibincangkan setiap
satu ciri kritikan sastera itu.