SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
A. ESAI 
I. Sejarah Esai 
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an di mana seorang filsuf Prancis , Montaigne, menulis 
sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya.Buku pertamanya ini diterbitkan 
pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha.Montaigne menulis beberapa 
cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat 
pribadinya.Esai ini ,berdasarkan pengakuan Montaigne,bertujuan mengekspresikan pandangannya 
tentang kehidupan. Kemudian ,pada tahun 1600-an ,Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama 
.Bukunya berjudul Esai. Bentuk,panjang,kejelasan ,dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi 
esais-esais sesudahnya. Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh H.B.Jassin melalui tinjauan-tinjauannya 
mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid 
)dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985). 
II. Pengertian Esai 
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut 
pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat 
bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan 
dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya 
serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan. Esai merupakan sebuah komposisi 
prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. 
III. Bahasa Esai 
Bahasa yang digunakan dalam esai pada umumnya sama dengan karya ilmiah, yaitu : 
a) Baku 
Penulisan sesuai kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD). 
b) Logis 
Ide atau pesan dapat diterima akal 
c) Ringkas, Jelas dan Efektif 
Pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, penggunaan kalimat jelas dan efektif 
d) Runtun 
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya. 
IV. Macam – Macam Esai 
Esai terbagi menjadi enam macam yaitu seperti berikut, 
1. Esai Deskriptif. 
Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian 
pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2. Esai Tajuk 
Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi 
khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap 
satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk 
opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis. 
3. Esai Cukilan Watak 
Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan 
individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat 
mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak 
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak 
pribadi tersebut. 
4. Esai Pribadi, 
Hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi 
tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan 
menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup. Ia membuka 
tabir tentang dirinya sendiri. 
5. Esai Reflektif 
Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada baca serius. Penulis mengungkapkan dengan 
dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan 
hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan 
kepada para cendekiawan. 
6. Esai Kritik 
Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, 
tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, 
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini 
membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya 
seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra. 
V. Ciri-Ciri Esai 
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan 
bahasa dan ungkapan figurative 
2. Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam 
3. Memiliki gaya pembeda, seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya 
yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek 
dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan 
kepada para pembaca 
5. Memenuhi keutuhan penulisan, walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun 
harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari 
pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi 
dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak 
membiarkan pembaca tergantung di awang-awang 
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis 
karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah 
pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, 
dan dugaannya kepada pembaca 
VI. Langkah-Langkah Pembuatan Esai 
1. Menentukan tema atau topic. 
2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas. 
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas. 
4. Menulis tubuh esai, memulai dengan memilih poin-poin penting yang akan dibahas, 
kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca 
untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus 
mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya. 
5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang 
akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai 
tersebut. 
6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus 
memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena 
memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media 
massa yang seharusnya (memang) bersikap netral. 
7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa 
bias mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis 
sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh. 
VII. Cara Mengembangkan Kerangka Karangan Esai 
1. Untuk memudahkan karangan, mulailah dengan sebuah definisi 
2. Kembangkan karangan dengan deskripsi situasi 
3. Masukan pandangan seorang ahli 
4. Buatlah kalimat-kalimat tunggal dan kalimat majemuk setara atau bertingkat dengan 
struktur yang sederhana
5. Untuk memudahkan menguraikan paragraf gunakan paragaraf-paragraf deduktif 
6. Esai biasa adalah karangan argumentasi 
Contoh kumpulan buku esai sastra yang bisa dijadikan referensi adalah, Menjadi Manusia karya 
Yakob Sumarjo, Si Parasit Lajang karya Ayu Utami, Obsesi Perempuan Berkumis karya Budi Darma dan 
contoh esai sastra di media massa seperti Kompas, Pikiran Rakyat, dan lain-lain. 
VIII. Bagian Esai 
Dalam sebuah esai, terdapat struktur bagian yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu, sebagai 
berikut; 
1. Pendahuluan, yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek 
bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut 
2. Tubuh esai, yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek 
3. Kesimpulan, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan 
kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi 
tentang subyek yang dinilai oleh si penulis
B. KRITIK 
I. Pengertian Kritik 
Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata krinein 
(menghakimi, membanding, menimbang). Kata krinein menjadi bentuk dasar bagi kata kreterion 
(dasar, pertimbangan, penghakiman). Orang yang melakukan pertimbangan/penghakiman 
disebut krites yang berarti hakim. Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata kritik. 
Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk 
meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. 
Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih 
dengan atau menentang objek kritikan. 
Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dalam 
bentuk memberi pujian, mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman dan 
penafsiran yang sistemik 
II. Ciri- Ciri Kritik 
1. Berisi tafsiran terhadap suatu karya dengan disertai penjelasan dan alasan. 
2. Terdapat sebuah penalaran analisis, interpretasi dan evaluasi. 
3. Merupakan pendapat subjektif dan bersifat pribadi. 
4. Dalam mengkritik tidak hanya berisi kecaman tetapi juga pujian terhadap suatu karya 
III. Pentingnya Kritik/ Fungsi Kritik 
a. Bagi Pembaca 
Bagi pembaca merupakan penuntun untuk dapat menikmati ciptaan yang dikritik itu , 
sehingga dapat memberikan pandangannya dan menghargainya 
b. Bagi Seniman atau Pengarangnya 
Bagi pengarangnya merupekan petunjuk yang berharga yang wajib dipertimbangkan untuk 
kebaikan ciptaan yang akan datang. 
Dari beberapa segi aspek, 
- Pembinaan dan Pengembangan Sastra 
Dengan kritikan yang ada, sastrawan dapat belajar untuk dapat meningkatkan 
kecakapannya ataupun mempertimbangkan untuk memperluas daerah garapannya. 
Dengan begitu, kesusastraan akan dapat berkembang, baik corak, gaya, maupun mutunya. 
Pembinaan dan Pengembangan Sastra 
- Pembinaan Kebudayaan dan Apresiasi Seni
Dalam mengeritik, para kritikus menunjukkan daerah-daerah gelap yang terdapat dalam 
suatu karya sastra secara lebih baik dan lebih bermakna, yang akhirnya dapat meningkatkan 
kemampuan apresiasi sastra ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Hal ini 
dimungkinkan karena kritikus menganalisis struktur sastra, memberi komentar dan 
interpretasi, menerangkan unsur-unsurnya, serta menunjukkan hal-hal yang tersirat dari 
semua yang tersurat. 
- Menunjang Ilmu Sastra 
Kritik sastra berusaha menguraikan unsur-unsur karya sastra berdasarkan teori sastra. 
Apakah bernilai atau tidak. Memiliki kualitas seni atau tidak. Kemudian mempertimbangkan 
seluruh penilaian yang menjadi kesatuan erat, barulah seorang kritikus menentukan karya 
sastra itu bernilai tinggi, sedang, kurang, atau tidak bernilai. 
IV. Jenis-Jenis Kritik 
a) Menurut bentuk 
 Kritik Teoritis 
 Kritik Terapan 
b) Berdasarkan Pelaksanaan 
 Kritik Judisial 
 Kritik Induktif 
 Kritik Impresionistik 
c) Berdasarkan Orientasi Terhadap 
Karya Sastra 
 Kritik Mimetik 
 Kritik Pragmatis 
 Kritik Ekspresif 
 Kritik Objektif 
a. Kritik Teoritis 
Kritik sastra yang berusaha (bekerja) atas dasar prinsip-prinsip umum untuk 
menetapkan seperangkat istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan, dan 
kategori-kategori, untuk diterapkan pada pertimbangan-pertimbangan dan interpretasi-interpretasi 
karya sastra maupun penerapan “kriteria” (standar atau norma) untuk 
menilai karya sastra dan pengarangnya. 
b. Kritik Terapan 
Merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulis-penulisnya. Misalnya buku 
“Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei” Jilid II (1962) dikritik sastrawan - 
sastrawan dan karyanya, diantaranya Mohammad Ali, Nugroho Notosusanto, Subagio 
Sastrowardoyo, dan lain sebagainya 
c. Kritik Judisial, 
Adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-efek karya 
sastra berdasarkan pokoknya, organisasinya, teknik, serta gayanya, dan mendasarkan 
pertimbangan-pertimbangan individu kritikus atas dasar standar-standar umum tentang 
kehebatan dan keluarbiasaan sastra 
d. Kritik Induktif 
Kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya sastra berdasarkan fenomena-fenomena 
yang ada secara objektif. Kritik induktif meneliti karya sastra sebagaimana 
halnya ahli ilmu alam meneliti gejala-gejala alam secara objektif, tanpa menggunakan 
standar-standar yang tetap yang berasal dari luar dirinya.
e. Kritik Impresionistik 
Adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan dengan kata-kata, sifat-sifat yang 
terasa dalam bagian-bagian khusus atau dalam sebuah karya sastra dan menyatakan 
tanggapan-tanggapan (impresi) kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya 
sastra. 
f. Kritik Mimetik 
Kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya sastra merupakan tiruan atau 
penggambaran dunia dan kehidupan manusia. Kritik ini cenderung mengukur 
kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap gambaran kehidupan yang dijadikan 
suatu objek 
g. Kritik Pragmatik 
Kritik yang disusun berdasrkan pandangan bahwa sebuah karya sastra disusun untuk 
mencapai efek-efek tertentu kepada pembaca, seperti efek kesenangan, estetika, 
pendidikan, dan sebagainya. Model kritik ini cenderung memberikan penilaian terhadap 
suatu karya berdasarkan ukuran keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut. 
h. Kritik Ekspresif 
Kritik yang menekankan kepada kebolehan pengarang dalam mengekspresikan atau 
mencurahkan idenya ke dalam wujud sastra. Kritik ini cenderung menimbang karya 
sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian, atau visi penyair 
yang secara sadar atau tidak tercermin pada karya tersebut. 
i. Kritik Objektif 
Suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan bahwa suatu karya sastra adalah 
karya yang mandiri. Kritik ini menekankan pada unsur intrinsik. 
V. Tujuan Penulisan Kritik Sastra 
a. Memberikan panduan yang benar cara memahami karya sastra 
b. Berguna untuk penyusunan teori sastra an sejarah sastra 
c. Membantu perkembangan kesusastraan suatu bangsa karena memberikan 
penjelasan baik buruknya suatu karya sastra 
d. Memberikan manfaat kepada masyrakat tentang pemahaman dan apresiasi sastra 
VI. Prinsip- Prinsip Penulisan Kritik 
o Kritik bersifat membangun (konstruktif). 
o Merupakan kupasan, pembahasan, ulasan suatu karya. 
o Kritik tidak bertujuan untuk menjatuhkan atau mendiskritkan sebuah karya atau penulis. 
o Tujuan kritik adalah untuk memperkaya khazanah sastra. 
o Yang dikritik adalah karya orang lain. 
o Menggunakan bahasa yang lugas yang tidak menimbulkan penafsiran ganda
VII. Langkah-Langkah Mengkritik Yang Baik 
1. Sebelum memberi kritik kita harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang sesuatu 
yang akan kita kritik. Sebagai contoh apabila kita akan mengkritik cerpen, kita harus 
mengetahui pengetahuan luas tentang cerpen. 
2. Sebelum mengkritik pelajari dahulu dengan cermat karya yang akan dikritik pahami 
segala istilah yang terdapat dalam karya. Baca juga bahan rujukan karya tersebut. 
3. Setelah itu buatlah catatan yang obyektif tentang kelebihan dan kekurangan karya yang 
akan dikritik. Contoh catat bagaimana tema, alur, penokohan, latar atau bahasa yang 
ada dalam cerpen. 
4. Sebelum kritik disampaikan pikirkan kembali “Bagaimanakah perasaan saya jika dikritik 
semacam itu?” 
5. Saat menyampaikan kritik melalui lisan atau tulisan perhatikan penggunaan bahasa. 
Gunakan bahasa yang tidak menyerang orang dan yang tidak menyakiti hati. Beri 
penilaian yang jujur dan obyekyif, tetapi tetap santun. Kritik harus mempunyai alasan 
yang masuk akal atau logis, jadi tidak asal mengkritik. 
CONTOH KALIMAT KRITIK YANG BAIK DAN BENAR 
“Saya sangat sependapat dengan Anda mengenai faktor kebersihan. Lingkungan yang bersih 
adalah syarat utama hidup sehat. Apabila lingkungan bersih dengan sendirinya nyamuk tidak dapat 
berkembang biak dan demam berdarah juga tidak akan ada di tempat tersebut.” 
“Saya kurang sependapat dengan Anda. Dari beberapa kasus demam berdarah justru 
menjangkit warga perumahan yang relatif lebih bersih daripada perkampungan. Saya kira pengasapan 
masih lebih efektif.”
C. KRITIK DAN ESAI 
I. Prinsip Dalam Menyusun Kritik Dan Esai 
a) Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas dan hasil ulasannya harus 
memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab musabab yang berkaitan dengan 
suatu peristiwa yang nyata. Jadi yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi 
bagaimana cara penulis memberikan ulasannya. 
b) Pendekatan yang digunakan harus jelas. Pendekatan faktual yaitu mendekati pokok 
persoalan berdasarkan fakta dan datanya sebagaimana diserap pancaindra. Pendekatan 
imajinatif yaitu mendekati pokok persoalan berdasarkan apa yang dibayangkan atau 
diangankan. 
c) Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata 
dan objektif. Penulis tidak bleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. 
Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, 
tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya. 
d) Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, 
tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya. 
II. Fungsi Kritik Sastra 
a) Membina dan mengembangkan sastra. Melalui kritik sastra, kritikus berusaha 
menunjukkan struktutr sebuah karya sastra, memberikan penilaian, menunjukkan 
kekuatan dan kelemahannya, serta memberikan alternatif untuk pengembangan 
karya sastra tersebut. 
b) Pembinaan apresiasi sastra. Para kritikus berusaha membantu para peminat karya 
sastra memahami sebuah karya sastra. Kritikus berusaha mengungkap daerah-daerah 
yang lemah yang terdapat dalam karya sastra. Analisis struktur sastra, 
kmentar dan interprestasi, menjelaskan unsur-unsurnya,serta menunjukan unsur-unsur 
yang tersirat dan tersurat, akan dapat menuingkatkan apresiasi sastra. 
c) Menunjang dan mengembangkan ilmu sastra. Kritik sastra merupakan wadah 
analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, dan teknik penceritaan. 
Hal ini merupakan sumbangan pula untuk para ahli sastra dalam mengembangkan 
teri sastra. Para pengarang pun dapat belajar melalui kritik sastra dalam 
memperluas pandangannya, sehingga ciptaannya lebih berkembang. Untuk 
membuat kritik dan esai terhadap karya sastra, penulis dapat menggunakan dua 
pendekatan yakni dengan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
MATERI BAHASA INDONESIA 
KRITIK DAN ESAI SASTRA 
Disusun Oleh: 
- Faraz Sonia H 
- Fitri Pratiwi 
- Intan Ayudhita S 
- Nafa Nafsiani 
- Putri Wahyuni 
XII IPA 2 
SMA NEGERTI 1 KOTA SERANG 
2014-2015

More Related Content

What's hot

PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
ppt Bahasa indonesia penulisan karya ilmiah
ppt Bahasa indonesia penulisan karya ilmiahppt Bahasa indonesia penulisan karya ilmiah
ppt Bahasa indonesia penulisan karya ilmiahSiti Purwaningsih
 
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XIMateri Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XIMaulana Husada
 
Powerpoint Presentation - Debat Bahasa Indonesia
Powerpoint Presentation - Debat Bahasa IndonesiaPowerpoint Presentation - Debat Bahasa Indonesia
Powerpoint Presentation - Debat Bahasa IndonesiaMuhammad Didit Prasodjo
 
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)Nurul Afdal Haris
 
Indikator asam & basa alami dari kulit manggis
Indikator asam & basa alami dari kulit manggisIndikator asam & basa alami dari kulit manggis
Indikator asam & basa alami dari kulit manggisavsai
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademikCoral Reef
 
Sastra angkatan pujangga baru
Sastra angkatan pujangga baruSastra angkatan pujangga baru
Sastra angkatan pujangga barudwiliarossa
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Power point bahasa indonesia 'resensi'
Power point bahasa indonesia 'resensi'Power point bahasa indonesia 'resensi'
Power point bahasa indonesia 'resensi'Siti nur Azizah
 
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratoriumAlat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratoriumEkoNurcahyaningrum1
 

What's hot (20)

PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
ppt Bahasa indonesia penulisan karya ilmiah
ppt Bahasa indonesia penulisan karya ilmiahppt Bahasa indonesia penulisan karya ilmiah
ppt Bahasa indonesia penulisan karya ilmiah
 
Pill
PillPill
Pill
 
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XIMateri Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI
 
Powerpoint Presentation - Debat Bahasa Indonesia
Powerpoint Presentation - Debat Bahasa IndonesiaPowerpoint Presentation - Debat Bahasa Indonesia
Powerpoint Presentation - Debat Bahasa Indonesia
 
Macam macam majas
Macam macam majasMacam macam majas
Macam macam majas
 
Terpenoid
TerpenoidTerpenoid
Terpenoid
 
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
Kelebihan dan Kekurangan dari Teroi Atom (Tugas Kuliah Kimia Dasar)
 
Indikator asam & basa alami dari kulit manggis
Indikator asam & basa alami dari kulit manggisIndikator asam & basa alami dari kulit manggis
Indikator asam & basa alami dari kulit manggis
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
6. teori kritik sastra indonesia modern pada periode kritik sastra akademik
 
Sastra angkatan pujangga baru
Sastra angkatan pujangga baruSastra angkatan pujangga baru
Sastra angkatan pujangga baru
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
05 sudut pandang
05 sudut pandang05 sudut pandang
05 sudut pandang
 
Power point bahasa indonesia 'resensi'
Power point bahasa indonesia 'resensi'Power point bahasa indonesia 'resensi'
Power point bahasa indonesia 'resensi'
 
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratoriumAlat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
 
Sejarah kefarmasian
Sejarah kefarmasianSejarah kefarmasian
Sejarah kefarmasian
 

Similar to KRITIK DAN ESAI SASTRA

Similar to KRITIK DAN ESAI SASTRA (20)

Materi Bahasa Indonesia kelas XII IPS Semester Genap ESAI
Materi Bahasa Indonesia kelas XII IPS Semester Genap ESAIMateri Bahasa Indonesia kelas XII IPS Semester Genap ESAI
Materi Bahasa Indonesia kelas XII IPS Semester Genap ESAI
 
Esai
EsaiEsai
Esai
 
Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)Kritik sastra prosa(rev 01)
Kritik sastra prosa(rev 01)
 
Kritik satra
Kritik satraKritik satra
Kritik satra
 
ESAI BIND.pptx
ESAI BIND.pptxESAI BIND.pptx
ESAI BIND.pptx
 
Menulis Essai
Menulis EssaiMenulis Essai
Menulis Essai
 
dokumen.tips_kritik-dan-esai-kelas-xii-sem-2-skm.ppt
dokumen.tips_kritik-dan-esai-kelas-xii-sem-2-skm.pptdokumen.tips_kritik-dan-esai-kelas-xii-sem-2-skm.ppt
dokumen.tips_kritik-dan-esai-kelas-xii-sem-2-skm.ppt
 
Macam-Macam Karya Ilmiah Populer
Macam-Macam Karya Ilmiah PopulerMacam-Macam Karya Ilmiah Populer
Macam-Macam Karya Ilmiah Populer
 
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
Lengkap lembar kerja mahasiswa 1
 
Kritik Sastra
Kritik SastraKritik Sastra
Kritik Sastra
 
Berita advance, dll
Berita advance, dllBerita advance, dll
Berita advance, dll
 
Pengertian resensi
Pengertian resensiPengertian resensi
Pengertian resensi
 
Kritik sastra prosa
Kritik sastra prosaKritik sastra prosa
Kritik sastra prosa
 
pertemuan10karyailmiahpopuler-201116054644.pptx
pertemuan10karyailmiahpopuler-201116054644.pptxpertemuan10karyailmiahpopuler-201116054644.pptx
pertemuan10karyailmiahpopuler-201116054644.pptx
 
Kritik sastra
Kritik sastraKritik sastra
Kritik sastra
 
Menulis essay
Menulis essayMenulis essay
Menulis essay
 
IKHTISAR
IKHTISARIKHTISAR
IKHTISAR
 
Pengayaan materi resensi
Pengayaan materi resensiPengayaan materi resensi
Pengayaan materi resensi
 
Karangan ilmiah dan non ilmiah
Karangan ilmiah dan non ilmiahKarangan ilmiah dan non ilmiah
Karangan ilmiah dan non ilmiah
 
Makalah Penulisan Karangan
Makalah Penulisan KaranganMakalah Penulisan Karangan
Makalah Penulisan Karangan
 

KRITIK DAN ESAI SASTRA

  • 1. A. ESAI I. Sejarah Esai Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an di mana seorang filsuf Prancis , Montaigne, menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya.Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha.Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya.Esai ini ,berdasarkan pengakuan Montaigne,bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan. Kemudian ,pada tahun 1600-an ,Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama .Bukunya berjudul Esai. Bentuk,panjang,kejelasan ,dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya. Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh H.B.Jassin melalui tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid )dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985). II. Pengertian Esai Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan. Esai merupakan sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. III. Bahasa Esai Bahasa yang digunakan dalam esai pada umumnya sama dengan karya ilmiah, yaitu : a) Baku Penulisan sesuai kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD). b) Logis Ide atau pesan dapat diterima akal c) Ringkas, Jelas dan Efektif Pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, penggunaan kalimat jelas dan efektif d) Runtun Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya. IV. Macam – Macam Esai Esai terbagi menjadi enam macam yaitu seperti berikut, 1. Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
  • 2. 2. Esai Tajuk Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis. 3. Esai Cukilan Watak Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut. 4. Esai Pribadi, Hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri. 5. Esai Reflektif Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada baca serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan. 6. Esai Kritik Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra. V. Ciri-Ciri Esai 1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figurative 2. Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam 3. Memiliki gaya pembeda, seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain
  • 3. 4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca 5. Memenuhi keutuhan penulisan, walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang 6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca VI. Langkah-Langkah Pembuatan Esai 1. Menentukan tema atau topic. 2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas. 3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas. 4. Menulis tubuh esai, memulai dengan memilih poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya. 5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut. 6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral. 7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bias mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh. VII. Cara Mengembangkan Kerangka Karangan Esai 1. Untuk memudahkan karangan, mulailah dengan sebuah definisi 2. Kembangkan karangan dengan deskripsi situasi 3. Masukan pandangan seorang ahli 4. Buatlah kalimat-kalimat tunggal dan kalimat majemuk setara atau bertingkat dengan struktur yang sederhana
  • 4. 5. Untuk memudahkan menguraikan paragraf gunakan paragaraf-paragraf deduktif 6. Esai biasa adalah karangan argumentasi Contoh kumpulan buku esai sastra yang bisa dijadikan referensi adalah, Menjadi Manusia karya Yakob Sumarjo, Si Parasit Lajang karya Ayu Utami, Obsesi Perempuan Berkumis karya Budi Darma dan contoh esai sastra di media massa seperti Kompas, Pikiran Rakyat, dan lain-lain. VIII. Bagian Esai Dalam sebuah esai, terdapat struktur bagian yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu, sebagai berikut; 1. Pendahuluan, yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut 2. Tubuh esai, yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek 3. Kesimpulan, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis
  • 5. B. KRITIK I. Pengertian Kritik Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi, membanding, menimbang). Kata krinein menjadi bentuk dasar bagi kata kreterion (dasar, pertimbangan, penghakiman). Orang yang melakukan pertimbangan/penghakiman disebut krites yang berarti hakim. Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata kritik. Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan. Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian, mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman dan penafsiran yang sistemik II. Ciri- Ciri Kritik 1. Berisi tafsiran terhadap suatu karya dengan disertai penjelasan dan alasan. 2. Terdapat sebuah penalaran analisis, interpretasi dan evaluasi. 3. Merupakan pendapat subjektif dan bersifat pribadi. 4. Dalam mengkritik tidak hanya berisi kecaman tetapi juga pujian terhadap suatu karya III. Pentingnya Kritik/ Fungsi Kritik a. Bagi Pembaca Bagi pembaca merupakan penuntun untuk dapat menikmati ciptaan yang dikritik itu , sehingga dapat memberikan pandangannya dan menghargainya b. Bagi Seniman atau Pengarangnya Bagi pengarangnya merupekan petunjuk yang berharga yang wajib dipertimbangkan untuk kebaikan ciptaan yang akan datang. Dari beberapa segi aspek, - Pembinaan dan Pengembangan Sastra Dengan kritikan yang ada, sastrawan dapat belajar untuk dapat meningkatkan kecakapannya ataupun mempertimbangkan untuk memperluas daerah garapannya. Dengan begitu, kesusastraan akan dapat berkembang, baik corak, gaya, maupun mutunya. Pembinaan dan Pengembangan Sastra - Pembinaan Kebudayaan dan Apresiasi Seni
  • 6. Dalam mengeritik, para kritikus menunjukkan daerah-daerah gelap yang terdapat dalam suatu karya sastra secara lebih baik dan lebih bermakna, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan apresiasi sastra ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Hal ini dimungkinkan karena kritikus menganalisis struktur sastra, memberi komentar dan interpretasi, menerangkan unsur-unsurnya, serta menunjukkan hal-hal yang tersirat dari semua yang tersurat. - Menunjang Ilmu Sastra Kritik sastra berusaha menguraikan unsur-unsur karya sastra berdasarkan teori sastra. Apakah bernilai atau tidak. Memiliki kualitas seni atau tidak. Kemudian mempertimbangkan seluruh penilaian yang menjadi kesatuan erat, barulah seorang kritikus menentukan karya sastra itu bernilai tinggi, sedang, kurang, atau tidak bernilai. IV. Jenis-Jenis Kritik a) Menurut bentuk  Kritik Teoritis  Kritik Terapan b) Berdasarkan Pelaksanaan  Kritik Judisial  Kritik Induktif  Kritik Impresionistik c) Berdasarkan Orientasi Terhadap Karya Sastra  Kritik Mimetik  Kritik Pragmatis  Kritik Ekspresif  Kritik Objektif a. Kritik Teoritis Kritik sastra yang berusaha (bekerja) atas dasar prinsip-prinsip umum untuk menetapkan seperangkat istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan, dan kategori-kategori, untuk diterapkan pada pertimbangan-pertimbangan dan interpretasi-interpretasi karya sastra maupun penerapan “kriteria” (standar atau norma) untuk menilai karya sastra dan pengarangnya. b. Kritik Terapan Merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulis-penulisnya. Misalnya buku “Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei” Jilid II (1962) dikritik sastrawan - sastrawan dan karyanya, diantaranya Mohammad Ali, Nugroho Notosusanto, Subagio Sastrowardoyo, dan lain sebagainya c. Kritik Judisial, Adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan pokoknya, organisasinya, teknik, serta gayanya, dan mendasarkan pertimbangan-pertimbangan individu kritikus atas dasar standar-standar umum tentang kehebatan dan keluarbiasaan sastra d. Kritik Induktif Kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang ada secara objektif. Kritik induktif meneliti karya sastra sebagaimana halnya ahli ilmu alam meneliti gejala-gejala alam secara objektif, tanpa menggunakan standar-standar yang tetap yang berasal dari luar dirinya.
  • 7. e. Kritik Impresionistik Adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan dengan kata-kata, sifat-sifat yang terasa dalam bagian-bagian khusus atau dalam sebuah karya sastra dan menyatakan tanggapan-tanggapan (impresi) kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya sastra. f. Kritik Mimetik Kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya sastra merupakan tiruan atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia. Kritik ini cenderung mengukur kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap gambaran kehidupan yang dijadikan suatu objek g. Kritik Pragmatik Kritik yang disusun berdasrkan pandangan bahwa sebuah karya sastra disusun untuk mencapai efek-efek tertentu kepada pembaca, seperti efek kesenangan, estetika, pendidikan, dan sebagainya. Model kritik ini cenderung memberikan penilaian terhadap suatu karya berdasarkan ukuran keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut. h. Kritik Ekspresif Kritik yang menekankan kepada kebolehan pengarang dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya ke dalam wujud sastra. Kritik ini cenderung menimbang karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau tidak tercermin pada karya tersebut. i. Kritik Objektif Suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan bahwa suatu karya sastra adalah karya yang mandiri. Kritik ini menekankan pada unsur intrinsik. V. Tujuan Penulisan Kritik Sastra a. Memberikan panduan yang benar cara memahami karya sastra b. Berguna untuk penyusunan teori sastra an sejarah sastra c. Membantu perkembangan kesusastraan suatu bangsa karena memberikan penjelasan baik buruknya suatu karya sastra d. Memberikan manfaat kepada masyrakat tentang pemahaman dan apresiasi sastra VI. Prinsip- Prinsip Penulisan Kritik o Kritik bersifat membangun (konstruktif). o Merupakan kupasan, pembahasan, ulasan suatu karya. o Kritik tidak bertujuan untuk menjatuhkan atau mendiskritkan sebuah karya atau penulis. o Tujuan kritik adalah untuk memperkaya khazanah sastra. o Yang dikritik adalah karya orang lain. o Menggunakan bahasa yang lugas yang tidak menimbulkan penafsiran ganda
  • 8. VII. Langkah-Langkah Mengkritik Yang Baik 1. Sebelum memberi kritik kita harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang sesuatu yang akan kita kritik. Sebagai contoh apabila kita akan mengkritik cerpen, kita harus mengetahui pengetahuan luas tentang cerpen. 2. Sebelum mengkritik pelajari dahulu dengan cermat karya yang akan dikritik pahami segala istilah yang terdapat dalam karya. Baca juga bahan rujukan karya tersebut. 3. Setelah itu buatlah catatan yang obyektif tentang kelebihan dan kekurangan karya yang akan dikritik. Contoh catat bagaimana tema, alur, penokohan, latar atau bahasa yang ada dalam cerpen. 4. Sebelum kritik disampaikan pikirkan kembali “Bagaimanakah perasaan saya jika dikritik semacam itu?” 5. Saat menyampaikan kritik melalui lisan atau tulisan perhatikan penggunaan bahasa. Gunakan bahasa yang tidak menyerang orang dan yang tidak menyakiti hati. Beri penilaian yang jujur dan obyekyif, tetapi tetap santun. Kritik harus mempunyai alasan yang masuk akal atau logis, jadi tidak asal mengkritik. CONTOH KALIMAT KRITIK YANG BAIK DAN BENAR “Saya sangat sependapat dengan Anda mengenai faktor kebersihan. Lingkungan yang bersih adalah syarat utama hidup sehat. Apabila lingkungan bersih dengan sendirinya nyamuk tidak dapat berkembang biak dan demam berdarah juga tidak akan ada di tempat tersebut.” “Saya kurang sependapat dengan Anda. Dari beberapa kasus demam berdarah justru menjangkit warga perumahan yang relatif lebih bersih daripada perkampungan. Saya kira pengasapan masih lebih efektif.”
  • 9. C. KRITIK DAN ESAI I. Prinsip Dalam Menyusun Kritik Dan Esai a) Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas dan hasil ulasannya harus memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata. Jadi yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis memberikan ulasannya. b) Pendekatan yang digunakan harus jelas. Pendekatan faktual yaitu mendekati pokok persoalan berdasarkan fakta dan datanya sebagaimana diserap pancaindra. Pendekatan imajinatif yaitu mendekati pokok persoalan berdasarkan apa yang dibayangkan atau diangankan. c) Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak bleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya. d) Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya. II. Fungsi Kritik Sastra a) Membina dan mengembangkan sastra. Melalui kritik sastra, kritikus berusaha menunjukkan struktutr sebuah karya sastra, memberikan penilaian, menunjukkan kekuatan dan kelemahannya, serta memberikan alternatif untuk pengembangan karya sastra tersebut. b) Pembinaan apresiasi sastra. Para kritikus berusaha membantu para peminat karya sastra memahami sebuah karya sastra. Kritikus berusaha mengungkap daerah-daerah yang lemah yang terdapat dalam karya sastra. Analisis struktur sastra, kmentar dan interprestasi, menjelaskan unsur-unsurnya,serta menunjukan unsur-unsur yang tersirat dan tersurat, akan dapat menuingkatkan apresiasi sastra. c) Menunjang dan mengembangkan ilmu sastra. Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, dan teknik penceritaan. Hal ini merupakan sumbangan pula untuk para ahli sastra dalam mengembangkan teri sastra. Para pengarang pun dapat belajar melalui kritik sastra dalam memperluas pandangannya, sehingga ciptaannya lebih berkembang. Untuk membuat kritik dan esai terhadap karya sastra, penulis dapat menggunakan dua pendekatan yakni dengan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
  • 10. MATERI BAHASA INDONESIA KRITIK DAN ESAI SASTRA Disusun Oleh: - Faraz Sonia H - Fitri Pratiwi - Intan Ayudhita S - Nafa Nafsiani - Putri Wahyuni XII IPA 2 SMA NEGERTI 1 KOTA SERANG 2014-2015