Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis pengangguran serta cara mengatasinya. (2) Ada beberapa jenis pengangguran seperti musiman, friksional, struktural, dan teknologi. (3) Untuk mengatasi pengangguran perlu memperluas lapangan kerja, meningkatkan kualitas pendidikan dan tenaga kerja, serta memberikan kesempatan kerja ke luar negeri.
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Materi ketenagakerjaan 4
1. PENGANGURAN
1. Pengertian Penganguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau pendudukyang tidak mencari
pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja.
2. Jenis-jenis penganguran menurut sebab-sebabnya
Adapun jenis pengangguran menurut sebab-sebabnya dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi pada sektor pertanian,
misalnya di musim paceklik. Di mana banyak petani yang menganggur, karena telah usai
masa panen dan menunggu musim tanam selanjutnya.
b. Pengangguran Friksional (Peralihan)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena penawaran tenaga
kerja lebih banyak daripada permintaan tenaga kerja atau tenaga kerja yang sudah bekerja
tetapi menginginkan pindah pekerjaan lain, sehingga belum mendapatkan tempat
pekerjaan yang baru. Kelebihan tersebut menimbulkan adanya pengangguran.
c. Pengangguran karena Upah Terlalu Tinggi
Pengangguran karena upah terlalu tinggi artinya pengangguran yang terjadi karena para
pekerja atau pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi, sehingga
para pengusaha tidak mampu untuk memenuhi keinginan tersebut. Akan tetapi di
Indonesia saat ini sudah terdapat ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang
disesuaikan biaya hidup daerah masing-masing, sehingga antara pekerja dengan
pengusaha sudah terdapat konsensus dalam penentuan upahnya.
d. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat perubahan
struktur kehidupan masyarakat, misalnya dari agraris menjadi industri. Oleh sebab itu,
banyak tenaga kerja yang tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan perusahaan.
e. Pengangguran Voluntary
Pengangguran voluntary adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang yang
sebenarnya masih mampu bekerja tetapi secara sukarela tidak mau bekerja dengan alasan
merasa sudah mempunyai kekayaan yang cukup.
f. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran karena adanya pergantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin.
g. Pengangguran Potensial
Pengangguran potensial (potential underemployment) adalah pengangguran yang terjadi
apabila para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik ke sektor lain tanpa mengurangi
output, hanya harus diikuti perubahan-perubahan fundamental dalam metode produksi,
misalnya perubahan dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin (mekanisasi).
2. 3. Cara-cara mengatasi penganguran
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah pengangguran merupakan masalah yang
berdampak buruk pada aktivitas perekonomian masyarakat, baik pada kegiatan produksi,
distribusi, maupun konsumsi. Oleh sebab itu, usaha-usaha untuk mengatasi pengangguran
harus dilakukan secara terus-menerus.
Adapun cara-cara untuk mengatasi pegangguran antara lain sebagai berikut:
a. Memperluas kesempatan kerja, dengan membuka lapangan kerja baru, baik di bidang
pertanian, industri, perdagangan, maupun jasa.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para lulusan sudah siap pakai untuk menjadi
tenaga yang terampil.
c. Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan memberikan pendidikan keterampilan
melalui pendidikan formal dan nonformal.
d. Memberikan kesempatan kerja ke luar negeri, melalui penyaluran Tenaga Kerja Indonesia
(TKI).
e. Mendorong tumbuh kembangnya usaha-usaha atau industri rumah tangga.
f. Memberikan peranan KB untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Sumber :
BSE Ekonomi SMA/MA Kelas XI, Ismawanto. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009. Hal. 7-9