SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah 
pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung 
terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin 
meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus 
mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat 
permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks. 
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang 
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai 
dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informas i pasar kerja bagi para pencari 
kerja. 
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, 
yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat 
krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; 
hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. 
1 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran ? 
2. Apa macam-macam dari pengangguran ? 
3. Apa penyebab dari pengangguran ? 
4. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia ? 
5. Apa dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat ? 
6. Apa upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran ? 
1.3 Tujuan Pembahsan 
1. Untuk mengetahui arti dari pengangguran. 
2. Untuk mengetahui macam-macam dari pengangguran. 
3. Untuk mengetahui penyebab dari pengangguran. 
4. Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia. 
5. Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat. 
6. Untuki mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Pengangguran 
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. 
Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang 
yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak 
sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran 
sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama 
seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8). 
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian 
yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International 
Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu: 
 Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia 
kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, 
serta sedang mencari pekerjaan. 
 Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh 
karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara 
terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain 
atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4). 
 Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan 
2 
bahwa: 
 Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per 
minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan 
lain. 
 Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per 
minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain 
(BPS, 2000: 14). 
 Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama 
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau 
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran 
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak 
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. 
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan 
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang 
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinandan masalah-masalah 
sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran 
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan 
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan 
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan 
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. 
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan 
kekacauan politikkeamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan 
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per 
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah 
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan 
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. 
2.2 Macam-Macam Pengangguran 
2.2.1 Berdasarkan Jam Kerja 
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam: 
a) Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak 
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. 
b) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja 
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah 
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. 
c) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh 
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang 
belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. 
2.2.2 Berdasarkan Penyebab Terjadinya 
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam: 
a) Pengangguran friksional (frictional unemployment) 
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan 
adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka 
lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi 
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian 
suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki 
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya : Perpindahan tenaga kerja dari sektor 
pertanian ke sektor industri, untuk sementaramenganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, 
mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik 
b) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment) 
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan 
gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi. Contohnya: Di suatu 
perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya 
3
ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau 
pemecatan. 
c) Pengangguran struktural (structural unemployment) 
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur 
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Contohnya: Suatu daerah yang tadinya 
agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur. 
Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: 
v Akibat permintaan berkurang 
v Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi 
v Akibat kebijakan pemerintah 
d) Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) 
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan 
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya: pada 
musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur. 
e) Pengangguran teknologi 
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau 
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan 
padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan 
padi maka mereka tidak bekerja lagi. 
f) Pengangguran Politis 
Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsungatau tidak, 
mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalahsehingga 
menimbulkan PHK. 
g) Pengangguran Deflatoir 
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaandalam 
perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan 
kerja, maka timbullah pengangguran. 
2.3 Penyebab Pengangguran 
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan 
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi 
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan 
pendapatan masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan 
timbulnya kemiskinandan masalah-masalah sosial lainnya. 
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran 
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. 
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran 
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan 
4
kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan 
efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya. 
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, 
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.Akibat 
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. 
2.4 Tingkat Pengangguran Di Indonesia 
Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18 
juta menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda, 
pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan 
berlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada 
penganggur wanita dan pengaggur terdidik. 
Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa 
diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu.Sektor di hulu yang banyak 
berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, 
pendidikan dan ekonomi. 
Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah 
pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 
persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga 
pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari 
periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan 
ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya 
mencapai 4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat 
baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa 
dan industri. 
2.5 Cara-cara Mengatasi Pengangguran 
Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut: 
a) Meningkatkan mutu pendidikan, 
b) Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai 
tuntutanindustri modern,. 
c) Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan, 
d) Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal, 
e) Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya, 
f) Membuka kesempatan kerja ke luar negeri 
5
2.6 Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat 
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan kelesuan 
ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan 
pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal 
6 
berikut ini: 
1. Pendapatan Per Kapita 
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan 
membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan 
per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita 
akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan 
meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap. 
1. Pendapatan Negara 
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum 
sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan 
salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka 
pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang. 
1. Beban Psikologis 
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. 
Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat. 
Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri 
(minder) karena statusnya yang tidak jelas. 
1. Munculnya Biaya Sosial 
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial 
seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat 
kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas. 
2.7 Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) 
Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran 
(GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah 
untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan 
pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan 
dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah 
pengangguran. 
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29 Juni 
2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perwakilan 
pengusaha, perwakilan perguruan tinggi, menandatangani deklarasi tersebut, merekaadalah 
Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal Pinang Provins i Kepulauan Bangka 
Belitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T. Setyawan,ABAC; pengusaha; DR. J.P.
Sitanggang, UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, Bina Swadaya, LSM; mereka adalah 
sebagian kecil dari para tokoh yang memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus 
segera ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa. 
Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun 
kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya 
untuk berupaya mengatasi pengangguran. 
Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan 
Kesempatan Kerja. 
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut, 
menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah 
ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya 
penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen 
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak 
pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena 
itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah 
maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya. 
2.8 Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran 
kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap 
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan 
sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan 
kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu : 
a. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa 
kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan 
manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta 
pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di 
bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha 
yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang 
mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan 
peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya. 
b. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, 
khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun 
fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para 
penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi 
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, 
sumber daya manusia. 
7
c. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti 
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, 
setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. 
Secara teknis dan rinci. 
d. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak 
jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun 
Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan 
sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan 
lapangan kerja. 
e. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah 
yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara 
untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi 
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya 
akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat. 
f. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha 
atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka 
kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan 
baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi 
dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja. 
g. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada 
usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau 
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah 
yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan 
oleh pemerintah. 
h. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu 
seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.Sebaiknya diupayakan 
tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat 
dan Daerah. 
i. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). 
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang 
berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan 
perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja. 
j. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai 
letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang 
sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan 
8
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, 
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang 
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara 
lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari 
kerja.Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang 
efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Setiap penganggur diupayakan 
memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai 
Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi 
jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional. 
Ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik juga 
sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Indonesia. Semua permasalahan hal diatas 
tampaknya sudah dipahami oleh pembuat kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang 
tampaknya kurang dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan atau pengangguran 
bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang multidimensi pula. 
3.2 Saran 
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah. Pemerintah 
harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta 
menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat 
hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja 
kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan 
kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna 
meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, 
masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran 
yang terjadi di Indonesia. 
9
DAFTAR PUSTAKA 
 Assauri Sofyan. 1997. Matematika Ekonomi. Jakarta. Penerbit Rajawali Pers. 
 Baridwan, Zaki. 1984. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPEE 
 Budiono, Dr. 2022. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPEE 
 Chotib, Dzazuli, Suharmo. Tri, Abubakar, Catio.2007. Ekonomi. Jakarta: PT Ghalia 
10 
Indonesia. 
 http://mediaindo.co.id 
 http://www.esdm.go.id/beritagas.php?news_id=468 
 http://kompas.com/kompas-cetak/0412/28/ekonomi/1464300.htm
MAKALAH 
PENGANGGURAN 
DISUSUN DALAM RANGKA MENYELESAIKAN TUGAS 
BAHASA INDONESIA 
SEBAGAI SYARAT STUDI TINGKAT SMA 
OLEH : 
NAMA : SATRIANI 
Kelas : XII IPA 3 
SMA 1 KONTUNAGA 
2014 
KATA PENGANTAR 
11
Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah 
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin saya tidak akan sanggup 
menyelesaikan dengan baik. 
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang 
“PENGAN GGURAN ”, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. 
Makalah ini saya susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri saya sendiri 
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan 
dari Allah Swt akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. 
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. 
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan 
kritiknya. Terima kasih. 
12 
Raha, Maret 2014 
penyusun 
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i 
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii 
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1 
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1 
1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................1 
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2 
2.1 Pengertian Pengangguran................................................................................2 
2.2 Macam-Macam Pengangguran........................................................................3 
2.3 Penyebab Pengangguran.................................................................................4 
2.4 Tingkat Pengangguran Di Indonesia...............................................................5 
2.5 Cara-cara Mengatasi Pengangguran...............................................................5 
2.6 Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat................................6 
2.7 Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) ............................6 
2.8 Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran..................................7 
BAB III PENUTUP................................................................................................9 
A. Kesimpulan.................................................................................................9 
B. Saran..........................................................................................................9 
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10 
13

More Related Content

What's hot

LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...
LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...
LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...Agam Real
 
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHA
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHAPKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHA
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHAAbu Amar Fikri
 
Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017
Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017
Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017Jessy Damayanti
 
ALAT PERAGA SMK,LABORATORIUM IPA SMK,LABORATORIUM SMK,ALAT LAB SMK 2015,PRODU...
ALAT PERAGA SMK,LABORATORIUM IPA SMK,LABORATORIUM SMK,ALAT LAB SMK 2015,PRODU...ALAT PERAGA SMK,LABORATORIUM IPA SMK,LABORATORIUM SMK,ALAT LAB SMK 2015,PRODU...
ALAT PERAGA SMK,LABORATORIUM IPA SMK,LABORATORIUM SMK,ALAT LAB SMK 2015,PRODU...Redis Manik
 
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiavinaamelia12
 
Makalah digital marketing
Makalah digital marketingMakalah digital marketing
Makalah digital marketingulfameilia
 
Laporan shinta prakerin-akomodasi perhotelan
Laporan shinta prakerin-akomodasi perhotelanLaporan shinta prakerin-akomodasi perhotelan
Laporan shinta prakerin-akomodasi perhotelanHospitality Industry
 
CONTOH MAKALAH KEWIRAUSAHAAN -.pdf
CONTOH MAKALAH KEWIRAUSAHAAN -.pdfCONTOH MAKALAH KEWIRAUSAHAAN -.pdf
CONTOH MAKALAH KEWIRAUSAHAAN -.pdfShofiaAulia3
 
Ppt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khPpt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khKhoirKH
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)MOSES HADUN
 
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriContoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriSigit Dwi Juliarto
 

What's hot (20)

Susunan acara seminar nasional
Susunan acara seminar nasionalSusunan acara seminar nasional
Susunan acara seminar nasional
 
Proposal kripik pisang (1)
Proposal kripik pisang (1)Proposal kripik pisang (1)
Proposal kripik pisang (1)
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...
LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...
LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...
 
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHA
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHAPKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHA
PKM Kewirausahaan (PKMK) - Dawet Umbi Garut dan Pisang Klutuk - UMAHA
 
Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017
Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017
Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017
 
ALAT PERAGA SMK,LABORATORIUM IPA SMK,LABORATORIUM SMK,ALAT LAB SMK 2015,PRODU...
ALAT PERAGA SMK,LABORATORIUM IPA SMK,LABORATORIUM SMK,ALAT LAB SMK 2015,PRODU...ALAT PERAGA SMK,LABORATORIUM IPA SMK,LABORATORIUM SMK,ALAT LAB SMK 2015,PRODU...
ALAT PERAGA SMK,LABORATORIUM IPA SMK,LABORATORIUM SMK,ALAT LAB SMK 2015,PRODU...
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesia
 
Makalah digital marketing
Makalah digital marketingMakalah digital marketing
Makalah digital marketing
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Laporan shinta prakerin-akomodasi perhotelan
Laporan shinta prakerin-akomodasi perhotelanLaporan shinta prakerin-akomodasi perhotelan
Laporan shinta prakerin-akomodasi perhotelan
 
Bab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustakaBab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustaka
 
CONTOH MAKALAH KEWIRAUSAHAAN -.pdf
CONTOH MAKALAH KEWIRAUSAHAAN -.pdfCONTOH MAKALAH KEWIRAUSAHAAN -.pdf
CONTOH MAKALAH KEWIRAUSAHAAN -.pdf
 
Ppt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khPpt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi kh
 
LPJ IMAGRO
LPJ IMAGROLPJ IMAGRO
LPJ IMAGRO
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Tabel f-0-10
Tabel f-0-10Tabel f-0-10
Tabel f-0-10
 
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriContoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
BAB I KETENAGAKERJAAN
BAB I KETENAGAKERJAANBAB I KETENAGAKERJAAN
BAB I KETENAGAKERJAAN
 

Viewers also liked (18)

Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Sk
SkSk
Sk
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
 
Ba. penggunaan barang 1
Ba. penggunaan barang 1Ba. penggunaan barang 1
Ba. penggunaan barang 1
 
Foto2
Foto2Foto2
Foto2
 
Makalah pencemaran lingkungan2
Makalah pencemaran lingkungan2Makalah pencemaran lingkungan2
Makalah pencemaran lingkungan2
 
Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2Makalah pendidikan berkarakter 2
Makalah pendidikan berkarakter 2
 
Makalah penerapan etika dlm pelkes
Makalah penerapan etika dlm pelkesMakalah penerapan etika dlm pelkes
Makalah penerapan etika dlm pelkes
 
Foto 1
Foto 1Foto 1
Foto 1
 
Tugas dinda kalista
Tugas dinda kalistaTugas dinda kalista
Tugas dinda kalista
 
Makalah pemilu
Makalah pemiluMakalah pemilu
Makalah pemilu
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Makalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesiaMakalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesia
 
Makalah pendokumentasian por
Makalah pendokumentasian porMakalah pendokumentasian por
Makalah pendokumentasian por
 
Akbid paramata raha
Akbid paramata rahaAkbid paramata raha
Akbid paramata raha
 
Surat pernyataan aktif melaksanakan tugas ibu kepsek tk labunia
Surat pernyataan aktif melaksanakan tugas ibu kepsek tk labuniaSurat pernyataan aktif melaksanakan tugas ibu kepsek tk labunia
Surat pernyataan aktif melaksanakan tugas ibu kepsek tk labunia
 
Makalah pemanasan global..
Makalah pemanasan global..Makalah pemanasan global..
Makalah pemanasan global..
 
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimiséA1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
A1.1 bonnes pratiques pour un site internet optimisé
 

Similar to Pengangguran

Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguranWarnet Raha
 
Masalah perekonomian di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Masalah perekonomian di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Masalah perekonomian di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Masalah perekonomian di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Ketenaga_Kerjaan
Ketenaga_KerjaanKetenaga_Kerjaan
Ketenaga_KerjaanAlvin Viz
 
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAPENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAfebi pristan
 
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxKelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxRazuAl1
 
22777 bab viii.inflasi & pengangguran.doc
22777 bab viii.inflasi &  pengangguran.doc22777 bab viii.inflasi &  pengangguran.doc
22777 bab viii.inflasi & pengangguran.docRezky Ramadhani
 
T ugas makalah sosiologi politik
T ugas makalah sosiologi politikT ugas makalah sosiologi politik
T ugas makalah sosiologi politikRibca Laoli
 
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptxPOWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptxSuryaSurya799164
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaTerminal Purba
 

Similar to Pengangguran (20)

Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Tugas sma 2017
Tugas sma 2017Tugas sma 2017
Tugas sma 2017
 
Masalah perekonomian di indonesia
Masalah perekonomian di indonesiaMasalah perekonomian di indonesia
Masalah perekonomian di indonesia
 
Masalah perekonomian di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Masalah perekonomian di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Masalah perekonomian di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Masalah perekonomian di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Masalah perekonomian di indonesia
Masalah perekonomian di indonesiaMasalah perekonomian di indonesia
Masalah perekonomian di indonesia
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
Ketenaga_Kerjaan
Ketenaga_KerjaanKetenaga_Kerjaan
Ketenaga_Kerjaan
 
Masalah Sosial
Masalah SosialMasalah Sosial
Masalah Sosial
 
New
NewNew
New
 
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAPENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxKelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
 
22777 bab viii.inflasi & pengangguran.doc
22777 bab viii.inflasi &  pengangguran.doc22777 bab viii.inflasi &  pengangguran.doc
22777 bab viii.inflasi & pengangguran.doc
 
T ugas makalah sosiologi politik
T ugas makalah sosiologi politikT ugas makalah sosiologi politik
T ugas makalah sosiologi politik
 
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptxPOWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
 
Pengangguran dan Jenisnya
Pengangguran dan JenisnyaPengangguran dan Jenisnya
Pengangguran dan Jenisnya
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 

Recently uploaded (16)

ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 

Pengangguran

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informas i pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. 1 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran ? 2. Apa macam-macam dari pengangguran ? 3. Apa penyebab dari pengangguran ? 4. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia ? 5. Apa dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat ? 6. Apa upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran ? 1.3 Tujuan Pembahsan 1. Untuk mengetahui arti dari pengangguran. 2. Untuk mengetahui macam-macam dari pengangguran. 3. Untuk mengetahui penyebab dari pengangguran. 4. Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia. 5. Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat. 6. Untuki mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pengangguran Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8). Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu:  Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.  Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).  Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan 2 bahwa:  Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.  Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (BPS, 2000: 14).  Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinandan masalah-masalah sosial lainnya.
  • 3. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politikkeamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. 2.2 Macam-Macam Pengangguran 2.2.1 Berdasarkan Jam Kerja Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam: a) Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. b) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. c) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. 2.2.2 Berdasarkan Penyebab Terjadinya Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam: a) Pengangguran friksional (frictional unemployment) Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya : Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementaramenganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik b) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment) Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi. Contohnya: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya 3
  • 4. ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan. c) Pengangguran struktural (structural unemployment) Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Contohnya: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: v Akibat permintaan berkurang v Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi v Akibat kebijakan pemerintah d) Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya: pada musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur. e) Pengangguran teknologi Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi. f) Pengangguran Politis Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsungatau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalahsehingga menimbulkan PHK. g) Pengangguran Deflatoir Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaandalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan kerja, maka timbullah pengangguran. 2.3 Penyebab Pengangguran Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinandan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan 4
  • 5. kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. 2.4 Tingkat Pengangguran Di Indonesia Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18 juta menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada penganggur wanita dan pengaggur terdidik. Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu.Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendidikan dan ekonomi. Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri. 2.5 Cara-cara Mengatasi Pengangguran Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut: a) Meningkatkan mutu pendidikan, b) Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutanindustri modern,. c) Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan, d) Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal, e) Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya, f) Membuka kesempatan kerja ke luar negeri 5
  • 6. 2.6 Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal 6 berikut ini: 1. Pendapatan Per Kapita Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap. 1. Pendapatan Negara Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang. 1. Beban Psikologis Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas. 1. Munculnya Biaya Sosial Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas. 2.7 Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran. Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29 Juni 2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perwakilan pengusaha, perwakilan perguruan tinggi, menandatangani deklarasi tersebut, merekaadalah Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal Pinang Provins i Kepulauan Bangka Belitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T. Setyawan,ABAC; pengusaha; DR. J.P.
  • 7. Sitanggang, UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, Bina Swadaya, LSM; mereka adalah sebagian kecil dari para tokoh yang memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus segera ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa. Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya untuk berupaya mengatasi pengangguran. Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan Kesempatan Kerja. Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut, menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya. 2.8 Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu : a. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya. b. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia. 7
  • 8. c. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci. d. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja. e. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat. f. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja. g. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah. h. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. i. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja. j. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan 8
  • 9. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional. Ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik juga sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Indonesia. Semua permasalahan hal diatas tampaknya sudah dipahami oleh pembuat kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan atau pengangguran bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang multidimensi pula. 3.2 Saran Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah. Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia. 9
  • 10. DAFTAR PUSTAKA  Assauri Sofyan. 1997. Matematika Ekonomi. Jakarta. Penerbit Rajawali Pers.  Baridwan, Zaki. 1984. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPEE  Budiono, Dr. 2022. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPEE  Chotib, Dzazuli, Suharmo. Tri, Abubakar, Catio.2007. Ekonomi. Jakarta: PT Ghalia 10 Indonesia.  http://mediaindo.co.id  http://www.esdm.go.id/beritagas.php?news_id=468  http://kompas.com/kompas-cetak/0412/28/ekonomi/1464300.htm
  • 11. MAKALAH PENGANGGURAN DISUSUN DALAM RANGKA MENYELESAIKAN TUGAS BAHASA INDONESIA SEBAGAI SYARAT STUDI TINGKAT SMA OLEH : NAMA : SATRIANI Kelas : XII IPA 3 SMA 1 KONTUNAGA 2014 KATA PENGANTAR 11
  • 12. Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PENGAN GGURAN ”, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini saya susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri saya sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah Swt akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih. 12 Raha, Maret 2014 penyusun DAFTAR ISI
  • 13. KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1 1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2 2.1 Pengertian Pengangguran................................................................................2 2.2 Macam-Macam Pengangguran........................................................................3 2.3 Penyebab Pengangguran.................................................................................4 2.4 Tingkat Pengangguran Di Indonesia...............................................................5 2.5 Cara-cara Mengatasi Pengangguran...............................................................5 2.6 Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat................................6 2.7 Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) ............................6 2.8 Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran..................................7 BAB III PENUTUP................................................................................................9 A. Kesimpulan.................................................................................................9 B. Saran..........................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10 13