SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
1
PENGANGGURAN
(Perspektif Teoretis)
BASROWI1
SINDI YULIANA2
ARIEF DIAN PRAYOGO3
JUWITA ESTER LIANA4
M. ANDRIANSYAH5
I KOMANG ASTRIDINATA6
1)
STEBI Lampung, Indonesia Email: Basrowi2018@gmail.com
2-6)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mitra Lampung 2018
A. Konsep Pengangguran
Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja (15-64 tahun ) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Penganguran adalah keadaan dimana orang ingin bekerja namun tidak
mendapat pekerjaan.
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya (Mahdar, 2015). Lebih lanjut, Mahdan (2015)
menjelaskan bahwa pengangguran diartikan sebagai seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak
memperoleh pekerjaan yang diinginkan
Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak
memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu
terakhir untuk mencari pekerjaan (Kaufman dan Hotchkiss, 1999). Jadi, Pengangguran
merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut
Dalam ilmu kependudukan (demografi), pengangguran adalah orang yang mencari
kerja dan mereka masuk dalam kelompok penduduk yang disebut akangkatn kerja. Berdasarkan
2
kategori usia, angkatan kerja adalah mereka yang berusia 15-64 tahun dan sedang mencari
kerja, sedangkan mereka yang tidak mencari kerja maka tidak masuk angkatan kerja. Jadi
tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan
(Raharja dan Manurung, 20044: 329)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengangguran adalah
1. suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja (15-64 tahun )
ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2. seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada
suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan
3. suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka
sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari
pekerjaan
4. orang yang mencari kerja dan mereka masuk dalam kelompok penduduk yang disebut
akangkatn kerja. Mereka yang berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja.
B. Jenis-Jenis Pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak
bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian di atas, maka pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu:
Pertama, Pengangguran terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu (sakit, hamil, infalid/difabel);
Kedua, Setengah menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu;
Ketiga, Pengangguran terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang
belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal (Mahdar, 2015).
Pengangguran terdiri dari 3 macam:
1. Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara maksimal karena
suatu alasan tertentu.
2. Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang kurang dari 35 jam perminggu.
3
3. Pengangguran terbuka adalah tenagakerja yang sungguh-sungguh tidak memiliki pekerjaan
(Franita, 2016).
Pengangguran terbuka adalah pengangguran baik sukarela (mereka yang tidak mau
bekerja karena mengharapkan pekerjaan lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau
bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan). Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena
malas mencari pekerjaan atau malas bekerja. Dapat disimpulkan pengertian dari pengangguran
terbuka adalah seseorang yang termasuk dalam kelompok penduduk usia kerja yang selama
periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari
pekerjaan (Dongoran, dkk. 2016).
C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran menurut Mahdar (2015)
adalah sebagai berikut.
Pertama, besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
Kedua, struktur lapangan kerja tidak seimbang.
Ketiga, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat
pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan
sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
Keempat, meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh
struktur angkatan Kerja Indonesia.
Kelima, penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah
angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di
daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke
negara lainnya (Mahdar, 2015).
Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga
4
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga
kerja yang diminta.
5
Pemutusan Kerja (s)
Gambar 1. Transisi Menjadi Pekerja atau Penganggur
Sumber : Mankiw 2003
Dalam setiap periode, bagian (s) dari orang-orang yang bekerja kehilangan pekerjaan
mereka, dan sebagaian f dari para penganggur memperoleh pekerjaan. Tingkat pemutusan kerja
dan perolehan kerja inilah yang menentukan tingkat pengangguran (Mankiw, 2003).
Pengangguran terbuka dapat juga dikatakan sebagai wujud dari kegiatan ekonomi yang
menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai
akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri (Sukirno, 2004).
Berdasarkan pendapat di atas, faktor penyebab terjadinya pengangguran yaitu:
1. Kegiatan ekonomi yang menurun
2. Kemajuan teknologi
3. Kemunduran perkembangan suatu industri
Pada Teori Klasik dijelaskan ada dua alasan yang menyebabkan terjadinya pengangguran
yaitu:
1. Kekakuan Tingkat Upah. Serikat-serikat buruh tidak bersedia menerima tingkat upah yang
lebih rendah, ketika mereka bersedia menerima tingkat upah yang lebih rendah, maka
permintaan terhadap tenaga buruh akan meningkat, sehingga pengangguran dapat diturunkan.
2. Kekakuan yang kedua muncul dari pihak pengusaha besar, yang meningkat kekuatan
Orang yang bekerja (s)
Orang yang bekerja
Perolehan Pekerjaan (f)
Pengangguran
6
monopolinya, sehingga mereka lebih leluasa menentukan tingkat harga pasar (Dongoran,
dkk., 2016)
Menurut Franit (2016) ada beberapa faktor peyebab pengangguran:
1. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja. Banyaknya para pencari
kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia
2. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja. Banyak jumlah Sumber daya
manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi salah satu penyembab makin
bertambahnya angka pengangguran di Indonesia.
3. Kurangnya informasi, dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari tau informasi
tentang perusahaan yang memilli kekurangan tenaga pekerja.
4. Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di kota, dan
sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.
5. Masih belum maksimal nya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk
meningkatkan soft skill.
6. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para pencari kerja
mudah menyerah dalam mencari peluang kerja (Franita, 2016).
Bedasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya
pengangguran yaitu:
1. besarnya angkatan kerja ya n g tidak seimbang dengan kesempatan kerja (Sedikitnya
lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja).
2. Struktur lapangan kerja yang tidak seimbang (Kurang meratanya lapangan pekerjaan)
3. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja
4. kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.
5. Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan
Kerja Indonesia.
6. penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
7. ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja.
8. Kegiatan ekonomi yang menurun
9. Kemajuan teknologi
10. Kemunduran perkembangan suatu industri
11. Kekakuan Tingkat Upah
7
12. Kekakuan pihak pengusaha besar
13. Kurangnya informasi yang dimiliki oleh para pencari kerja
14. Masih belum maksimalnya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk
meningkatkan soft skill.
15. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para pencari
kerja mudah menyerah.
D. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap perekonomian kita perlu
mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu:
Pertama, dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu negara. Tujuan akhir
pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat
pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran
berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
(a) Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang
dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
(b) Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan
pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
(c) Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-
barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan
8
demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan
terpacu.
Kedua, dampak pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
masyarakat.Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
(a) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian;
(b) Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan;
(c) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik (Mahdar, 2015).
Dampak dari pengangguran berimbas pada menurunnya tingkat perekenomian Negara,
berdampak pada ketidakstabilan politik, berdampak pada para investor, dan pada social dan
mental. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari pengangguran. Beberapa dampak yang
timbul oleh pengangguran
1. Ditinjau dari segi Ekonomi Pengangguran akan meningkatkan jumlah kemiskinan. Karena
banyaknya yang menganggur berdampak rendahnya pendapata ekonomi mereka. sementara
biaya hidup terus berjalan. Ini akan membuat mereka tidak dapat mandiri dalam
menghasilkan finansial untuk kebutuhan hidup para pengangguran.
2. Ditinjau dari segi social, dengan banyaknya pengangguran yang terjadi maka akan
meningkatnya jumlah kemiskinan, dan banyaknya pengemis, gelandangan, serta pengamen.
Faktor yang dapat mempengaruhi terhadap tingkat kriminal, karena sulitnya mencari
pekerjaan, maka banyak orang melakukan tindak kejahatan seperti mencuri,merampok, dan
lain penganguran maka rendahnya kepercayaan diri, keputusasaan, dan akan menimbulkan
depresi.
4. Ditinjau dari segi politik maka akan banyaknya demonstrasi yang terjadi dan akan membuat
dunia politik menjadi tidak stabil, banyaknya demosntrasi para serikat kerja karena
banyaknya pengangguran yang terjadi.
5. Ditinjau dari segi keamanan, banyaknya pengangguran membuat para pengangur
melakukan tindak kejahatan demi menghidupi perekonomiannya, seperti merampok,
mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan.
6. Banyaknya pengangguran juga dapat meningkatkan pekerja seks komersial di kalangan
muda, karena demi menghidupi ekonominya
7. Banyaknya dampak pengangguran yang timbul, menjadi tanggung jawab pemerintah dan
9
masyarakat untuk segera menanggulangi jumlah pengangguran yang terjadi. Pemerintah
harus meningkatkan kegiatan ekonomi di Indonesia. Setiap daerah harus mampu mandiri
dalam meningkat laju perekonomiannya (Franita, 2016).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dampak pengangguran terhadap
perekonomian nasional adalah: a) menurunkan kemakmuran masyarakat, b ) pertumbuhan
ekonomi menjadi tidak stabil, c) pendapatan nasional riil lebih rendah daripada pendapatan
potensial (pendapatan yang seharusnya), d) kegiatan perekonomian menurun, e) pendapatan
masyarakat menurun, f) pendapatan nasional dari sektor pajak berkurang, g) pembangunan pun
akan terus menurun, g) daya beli masyarakat akan berkurang, h) permintaan terhadap barang-
barang hasil produksi akan berkurang, i) menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, j)
menurunnya tingkat perekenomian Negara. Ditinjau dari segi sosial-ekonomi pengangguran
akan berdampak pada: a) meningkatkan jumlah kemiskinan ( banyaknya pengemis,
gelandangan, serta pengamen); b) meningkatkkan criminalitas, keputuasaan, da meningkatkan
depresi, c) meningkatkan jumlah pekerja seks komersial; d) meningkatkan tindak kejahatan
(seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan); dan e) meningkatkan
banyaknya tuntutan/demonstrasi yang terjadi.
E. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pengangguran (Perspektif Teori Keynes)
Menurut pendapat Keynes dalam Sukirno (2008) bahwa peranan atau campur tangan
pemerintah masih sangat diperlukan yaitu apabila perekonomian sepenuhnya diatur olah
kegiatan di pasar bebas, maka:
1) perekonomian tidak akan selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh,
2) kestabilan kegiatan ekonomi tidak dapat diwujudkan,
3) fluktuasi kegiatan ekonomi menjadi lebar dari satu periode ke periode lainnya dan
4)berimplikasi serius kepada kesempatan kerja dan pengangguran ;
5) ingkat harga menjadi semakin tidak menentu (Muslim, 2014).
Keynes juga berpendapat bahwa dalam sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja
penuh tidak selalu tercipta sehingga perlu dilakukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk
menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh (Sukir-
no, 2008).
Salah satu bentuk campur tangan yang dapat dilakukan adalah dengan: menjalankan
10
kebijakan fiskal. Dalam hal ini Keynes mengisyaratkan kebijakan fiskal yang ekspansif
melalui pengurangan pajak.
Studi-studi sebelumnya terkait pengangguran, di antaranya Farid (2010) telah menemu-
kan adanya jumlah angkatan kerja di Indonesia yang meningkat selama periode 1980-2007.
Tetapi peningkatan yang terjadi tidak diimbangi dengan perluasan lapangan kerja atau
kapasitas produksi. Hal itu mengakibatkan jumlah pengangguran yang meningkat yang
menjadikan masalah yang sangat serius kepada negara, karena jumlah pengangguran merupa-
kan indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Berdasarkan analisis yang dilakukan Farid
(2010) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran dipengaruhi oleh:
1. jumlah penduduk (mempunyai arah hubungan yang positif terhadap pengangguran),
2. permintaan kenaikan upah (arah hubungan positif)
3. pertumbuhan ekonomi (arah hubungan negatif)
4. tingkat inflasi (permintaan kenaikan tingkat upah, perusahaan tidak mampu memenuhi,
menyebabkan PHK, dan terjadilan pengangguran)
Studi Sirait dan Marhaeni (2013) menemukan bahwa (1) pertumbuhan ekonomi, (2)
upah minimum regional, dan (3) tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan
terhadap jumlah pengangguran kabupaten/kota di Provinsi Bali. Pertumbuhan ekonomi
memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap jumlah pengangguran kabupaten/kota di
Provinsi Bali degan arah hubungan yang negatif.
Pitartono dan Hayati (2012), dalam studinya mengenai tingkat pengangguran di Jawa
Tengah Tahun 1997-2010 mengungkapkan: (1) semakin tinggi populasi, dan (2) semakin
besar upah minimum kabupaten/kota akan memberikan pengaruh positif dan signifikan
terkait dengan tingkat pengangguran di Jawa Tengah. (3) variabel tingkat pertumbuhan
PDB memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan tingkat pengangguran di Jawa
Tengah.
Studi Zulhanafi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan (2013) adanya pengaruh yang
signifikan antara tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi mengindikasikan
bahwasanya tingkat pengangguran dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Apabila
pertumbuhan ekonomi meningkat berarti telah terjadi kenaikan terhadap produksi barang dan
jasa, karena kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan terhadap faktor-
faktor produksi salah satunya adalah tenaga kerja. Kenaikan permintaan tenaga kerja ini akan
11
berakibat terhadap menurunnya tingkat pe ngangguran, begitu juga sebaliknya.
Studi Marhaeni (2013) menemukan bahwa terdapatnya pengaruh yang negatif
antara indeks pendidikan dan tingkat pengangguran terbuka. Yang berarti pendidikan dapat
mengurangi jumlah pengangguran sesuai dengan teori, jadi pendidikan merupakan salah
satu faktor yang harus ditingkatkan lagi agar kualitas sumberdaya manusia Daerah Istimewa
Yogyakarta semakin berkualitas dan mempunyai daya saing
Studi Sirait dan Marhaeni (2013) menemukan bahwa Pendidikan dapat mengurangi
jumlah pengangguran sesuai dengan teori human capital, jadi pendidikan merupakan salah satu
faktor yang harus ditingkatkan lagi agar kualitas sumberdaya manusia Daerah Istimewa
Yogyakarta semakin berkualitas dan mempunyai daya saing (Muslim, 2014).
Hasil penelitian Zulhanafi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan (2013) menemukan bahwa
Laju Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat
Pengangguran Terbuka di Kabupaten dan Kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Kenaikan
permintaan tenaga kerja juga akan berakibat terhadap menurunnya tingkat pengangguran,
begitu juga sebaliknya.
Hal ini sesuai dengan teori permintaan tenaga kerja, di mana permintaan adalah
hubungan antara tingkat upah dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan
untuk dipekerjakan. Di mana ketika pasokan tenaga kerja memiliki jumlah banyak tetapi
permintaan atas jumlah tenaga kerja yang dikehendaki atau dipekerjakan sedikit maka akan
mengakibatkan surplus tenaga kerja (Muslim, 2014).
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Muslim (2014) diketahui: (1) pendidikan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten dan
Kota Daerah Istimewa Yogyakarta; (2) pengeluaran Pemerintah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten dan Kota Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan teori Keynes, ketika peningkatan dalam pengeluaran
pemerintah dan penurunan dalam pajak, maka ada suatu suntikan (injection) ke dalam aliran
sirkulasi pendapatan nasional, yang pada gilirannya akan menaikkan permintaan agregat dan
melalui efek pengganda akan menciptakan tambahan lapangan pekerjaan. Tambahan lapangan
pekerjaan tersebut akan mengurangi tingkat pengangguran terbuka yang ada.
Berdasarkan papasan di atas dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi
pengangguran meliputi:
12
1. jumlah penduduk atau populasi (mempunyai arah hubungan yang positif)
2. permintaan kenaikan upah (upah minimum Regional/UMR)(arah hubungan positif)
3. pertumbuhan ekonomi (mempunyai arah hubungan yang negatif)
4. tingkat inflasi (permintaan kenaikan tingkat upah, perusahaan tidak mampu memenuhi,
menyebabkan PHK, dan terjadilan pengangguran)
5. tingkat pertumbuhan PDB ((mempunyai arah hubungan yang negatif)
6. Pendidikan termasuk Indeks pendidikan (mempunyai arah hubungan yang negatif)
7. Pengeluaran Pemerintah (mempunyai arah hubungan yang negatif)
8. tambahan lapangan pekerjaan (mempunyai arah hubungan yang negatif)
F. SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, sesuai dengan subbab yang ada dapat disimpulkan
1. pengangguran adalah: (a) suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja (15-64 tahun) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya; (b)
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada
suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan; (c) suatu
ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang
melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan; dan
(d) orang yang mencari kerja dan mereka masuk dalam kelompok penduduk yang disebut
akangkatn kerja. Mereka yang berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja.
2. Pengangguran terdiri dari 3 macam yaitu pa) engangguran terselubung; b) setengah
menganggur; dan c) Pengangguran terbuka
3. Faktor penyebab terjadinya pengangguran yaitu: a) besarnya angkatan kerja ya n g tidak
seimbang dengan kesempatan kerja (Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para
pencari kerja); b) struktur lapangan kerja yang tidak seimbang (Kurang meratanya
lapangan pekerjaan); c) kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja; d)
kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang;
e) meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur
angkatan Kerja Indonesia; f) penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak
seimbang; g) ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja; h) kegiatan ekonomi yang
menurun; i) kemajuan teknologi; j) kemunduran perkembangan suatu industri; k) kekakuan
13
t ingkat upah; l) kekakuan pihak pengusaha besar; m) kurangnya informasi yang dimiliki
oleh para pencari kerja; m) masih belum maksimalnya upaya pemerintah dalam
memberikan pelatihan untuk meningkatkan soft skill; dan n) mudaya malas yang masih
menjangkit para pencari kerja yang membuat para pencari kerja mudah menyerah
4. Dampak pengangguran terhadap perekonomian nasional adalah: a) menurunkan
kemakmuran masyarakat, b ) pertumbuhan ekonomi menjadi tidak stabil, c) pendapatan
nasional riil lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya), d)
kegiatan perekonomian menurun, e) pendapatan masyarakat menurun, f) pendapatan
nasional dari sektor pajak berkurang, g) pembangunan pun akan terus menurun, g) daya beli
masyarakat akan berkurang, h) permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan
berkurang, i) menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, j) menurunnya tingkat
perekenomian Negara. Ditinjau dari segi sosial-ekonomi pengangguran akan berdampak
pada: a) meningkatkan jumlah kemiskinan ( banyaknya pengemis, gelandangan, serta
pengamen); b) meningkatkkan criminalitas, keputuasaan, da meningkatkan depresi, c)
meningkatkan jumlah pekerja seks komersial; d) meningkatkan tindak kejahatan (seperti
merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan); dan e) meningkatkan
banyaknya tuntutan/demonstrasi yang terjadi.
5. Faktor yang mempengaruhi pengangguran meliputi: 1) jumlah penduduk atau populasi; 2)
permintaan kenaikan upah; 3) pertumbuhan ekonomi; 4) tingkat inflasi; 5) tingkat
pertumbuhan PDB; 6) Pendidikan termasuk Indeks pendidikan; 7) Pengeluaran Pemerintah
8) tambahan lapangan pekerjaan
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, S.R. 2011. Cara cerdas menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.
Alghofari, F. 2010. “Analisis tingkat pe- ngangguran di Indonesia Tahun 1980-2007.” Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Dongoran. 2016. “Analisis Jumlah Pengangguran dan Ketenagakerjaan terhadap Keberadaan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Medan.” On-line: Jurnal EduTech Vol. 2 No. 2
September 2016. Accessed: April 8th
2018
Franita, R. 2016. “Analisa Pengangguran d i Indonesia.” On-Line: Nusantara Jurnal Ilmu
Pengetahuan Sosial Volume 1 Desember 2016. Accessed: April 8th
2018
14
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-dasar ekono- metrika. Jakarta: Erlangga.
Hausman, Jerry A. 1978. “Specification Tests in Econometrics.” Econometrica: Journal of the
Econometric Society: 1251-1271.
Hudiyanto2001. Ekonomi Indonesia: Sistem dan Kebijakan. Yogyakarta: PPE UMY.
Idris I, Ginting S.P., dan Budiman. 2007. Membangunkan raksasa ekonomi: sebuah kajian
terhadap perundang-undangan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Jakarta: Penerbit Buku Ilmiah Populer.
Insukindro, Maryatmo, R. dan Aliman. 2001. Modul ekonometrika dasar dan penyusunan
indikator unggulan ekonomi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Kuncoro, M. 2004. Metode kuantitatif, teori dan aplikasi untuk bisnis dan ekonomi. Yogya-
karta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Mahdar, 2015. “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, dan Kemiskinan di Indonesia: Masalah
dan Solusi.” Jurnal Al-Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015. On-line:
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab accessed: 7 April 2018
Muslim. M.R. 2014. “Pengangguran Terbuka dan Determinannya.” Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, on-line:
https://media.neliti.com/.../79557-ID accessed: 7 April 2018
Pitartono, R. dan Hayati, B. 2012. “Analisis tingkat pengaruh pengangguran di Jawa Tengah
tahun 1997-2010.” Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro. Universitas Dipo- negoro.
Rahardja, P dan Manurung. M. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi dan
Makroekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sadono Sukirno, S. 1981. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbitan
Universitas Ekonomi Universitas Indonesia
Sirait, N. dan Marhaeni, A.A.I.N. 2013. “Analisis beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
jumlah pengangguran kabu- paten/kota di Provinsi Bali.” E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana 2.2.
Sukirno, S. 2008. Ekonomi pembangunan. Jakarta: Bima Grafika.
Sumodiningrat, G. 2010. Ekonomika pengantar. Edisi ke2. Yogyakarta: BPFE.
Zulhanafi, Hasdi Aimon, d a n Efrizal Syofyan. 2013. “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas dan tingkat pengangguran di Indonesia.” Jurnal Kajian
Ekonomi Vol.2. No.3

More Related Content

What's hot

Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanPpt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanlinda_rosalina
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4Wahyuda5
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Pengembangan kurikulum ppt
Pengembangan kurikulum pptPengembangan kurikulum ppt
Pengembangan kurikulum pptNovita Pasaribu
 
Ruang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islamRuang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islamdwi_rahmamosa
 
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Deny Darmawan
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Kritik jurnal ilmiah 1
Kritik jurnal ilmiah 1Kritik jurnal ilmiah 1
Kritik jurnal ilmiah 1Ratna Nandri
 
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaPertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaRobi Ananda
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahAde Pratama
 

What's hot (20)

Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanPpt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
LAPORAN HASIL KEGIATAN PPL
LAPORAN HASIL KEGIATAN PPLLAPORAN HASIL KEGIATAN PPL
LAPORAN HASIL KEGIATAN PPL
 
Pengembangan kurikulum ppt
Pengembangan kurikulum pptPengembangan kurikulum ppt
Pengembangan kurikulum ppt
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Ruang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islamRuang lingkup ekonomi mikro islam
Ruang lingkup ekonomi mikro islam
 
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
 
Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
BAB IX Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan.pptx
BAB IX Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan.pptxBAB IX Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan.pptx
BAB IX Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan.pptx
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Kritik jurnal ilmiah 1
Kritik jurnal ilmiah 1Kritik jurnal ilmiah 1
Kritik jurnal ilmiah 1
 
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaPertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Pkl bab 1
Pkl bab 1Pkl bab 1
Pkl bab 1
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 

Similar to Konsep Pengangguran (1).pdf

K etenaga kerjaan
K etenaga kerjaanK etenaga kerjaan
K etenaga kerjaanarifin
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguranNeo Fakhlur
 
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSWilliams Utaman
 
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAPENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAfebi pristan
 
Ekonomi Ketenagakerjaan ppt
Ekonomi Ketenagakerjaan pptEkonomi Ketenagakerjaan ppt
Ekonomi Ketenagakerjaan pptAndrea Burhana
 
Lembar kerja siswa Tugas 5
Lembar kerja siswa Tugas 5Lembar kerja siswa Tugas 5
Lembar kerja siswa Tugas 5Ade Cintia Aulia
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaTerminal Purba
 
Kelompok 2 pengangguran
Kelompok 2 pengangguranKelompok 2 pengangguran
Kelompok 2 penganggurannandobabari
 
Ekonomi - Ketenaga Kerjaan
Ekonomi - Ketenaga KerjaanEkonomi - Ketenaga Kerjaan
Ekonomi - Ketenaga KerjaanRachma Agustin
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguranWarnet Raha
 
Ketenaga_Kerjaan
Ketenaga_KerjaanKetenaga_Kerjaan
Ketenaga_KerjaanAlvin Viz
 

Similar to Konsep Pengangguran (1).pdf (20)

Beatrice
BeatriceBeatrice
Beatrice
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
K etenaga kerjaan
K etenaga kerjaanK etenaga kerjaan
K etenaga kerjaan
 
Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
 
Pengangguran
Pengangguran Pengangguran
Pengangguran
 
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAPENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
 
Ekonomi Ketenagakerjaan ppt
Ekonomi Ketenagakerjaan pptEkonomi Ketenagakerjaan ppt
Ekonomi Ketenagakerjaan ppt
 
Lembar kerja siswa Tugas 5
Lembar kerja siswa Tugas 5Lembar kerja siswa Tugas 5
Lembar kerja siswa Tugas 5
 
Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswa Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswa
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
 
Kelompok 2 pengangguran
Kelompok 2 pengangguranKelompok 2 pengangguran
Kelompok 2 pengangguran
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
Ekonomi - Ketenaga Kerjaan
Ekonomi - Ketenaga KerjaanEkonomi - Ketenaga Kerjaan
Ekonomi - Ketenaga Kerjaan
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Ketenaga_Kerjaan
Ketenaga_KerjaanKetenaga_Kerjaan
Ketenaga_Kerjaan
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Ch6 summary
Ch6 summaryCh6 summary
Ch6 summary
 

Recently uploaded

Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 

Recently uploaded (20)

Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 

Konsep Pengangguran (1).pdf

  • 1. 1 PENGANGGURAN (Perspektif Teoretis) BASROWI1 SINDI YULIANA2 ARIEF DIAN PRAYOGO3 JUWITA ESTER LIANA4 M. ANDRIANSYAH5 I KOMANG ASTRIDINATA6 1) STEBI Lampung, Indonesia Email: Basrowi2018@gmail.com 2-6) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mitra Lampung 2018 A. Konsep Pengangguran Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja (15-64 tahun ) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Penganguran adalah keadaan dimana orang ingin bekerja namun tidak mendapat pekerjaan. Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya (Mahdar, 2015). Lebih lanjut, Mahdan (2015) menjelaskan bahwa pengangguran diartikan sebagai seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan (Kaufman dan Hotchkiss, 1999). Jadi, Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut Dalam ilmu kependudukan (demografi), pengangguran adalah orang yang mencari kerja dan mereka masuk dalam kelompok penduduk yang disebut akangkatn kerja. Berdasarkan
  • 2. 2 kategori usia, angkatan kerja adalah mereka yang berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja, sedangkan mereka yang tidak mencari kerja maka tidak masuk angkatan kerja. Jadi tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan (Raharja dan Manurung, 20044: 329) Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengangguran adalah 1. suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja (15-64 tahun ) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. 2. seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan 3. suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan 4. orang yang mencari kerja dan mereka masuk dalam kelompok penduduk yang disebut akangkatn kerja. Mereka yang berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja. B. Jenis-Jenis Pengangguran Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian di atas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: Pertama, Pengangguran terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu (sakit, hamil, infalid/difabel); Kedua, Setengah menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu; Ketiga, Pengangguran terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh- sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal (Mahdar, 2015). Pengangguran terdiri dari 3 macam: 1. Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara maksimal karena suatu alasan tertentu. 2. Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang kurang dari 35 jam perminggu.
  • 3. 3 3. Pengangguran terbuka adalah tenagakerja yang sungguh-sungguh tidak memiliki pekerjaan (Franita, 2016). Pengangguran terbuka adalah pengangguran baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan). Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja. Dapat disimpulkan pengertian dari pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk dalam kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan (Dongoran, dkk. 2016). C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran menurut Mahdar (2015) adalah sebagai berikut. Pertama, besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi. Kedua, struktur lapangan kerja tidak seimbang. Ketiga, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia. Keempat, meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan Kerja Indonesia. Kelima, penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya (Mahdar, 2015). Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga
  • 4. 4 kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta.
  • 5. 5 Pemutusan Kerja (s) Gambar 1. Transisi Menjadi Pekerja atau Penganggur Sumber : Mankiw 2003 Dalam setiap periode, bagian (s) dari orang-orang yang bekerja kehilangan pekerjaan mereka, dan sebagaian f dari para penganggur memperoleh pekerjaan. Tingkat pemutusan kerja dan perolehan kerja inilah yang menentukan tingkat pengangguran (Mankiw, 2003). Pengangguran terbuka dapat juga dikatakan sebagai wujud dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri (Sukirno, 2004). Berdasarkan pendapat di atas, faktor penyebab terjadinya pengangguran yaitu: 1. Kegiatan ekonomi yang menurun 2. Kemajuan teknologi 3. Kemunduran perkembangan suatu industri Pada Teori Klasik dijelaskan ada dua alasan yang menyebabkan terjadinya pengangguran yaitu: 1. Kekakuan Tingkat Upah. Serikat-serikat buruh tidak bersedia menerima tingkat upah yang lebih rendah, ketika mereka bersedia menerima tingkat upah yang lebih rendah, maka permintaan terhadap tenaga buruh akan meningkat, sehingga pengangguran dapat diturunkan. 2. Kekakuan yang kedua muncul dari pihak pengusaha besar, yang meningkat kekuatan Orang yang bekerja (s) Orang yang bekerja Perolehan Pekerjaan (f) Pengangguran
  • 6. 6 monopolinya, sehingga mereka lebih leluasa menentukan tingkat harga pasar (Dongoran, dkk., 2016) Menurut Franit (2016) ada beberapa faktor peyebab pengangguran: 1. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja. Banyaknya para pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia 2. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja. Banyak jumlah Sumber daya manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi salah satu penyembab makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia. 3. Kurangnya informasi, dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari tau informasi tentang perusahaan yang memilli kekurangan tenaga pekerja. 4. Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di kota, dan sedikitnya perataan lapangan pekerjaan. 5. Masih belum maksimal nya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk meningkatkan soft skill. 6. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para pencari kerja mudah menyerah dalam mencari peluang kerja (Franita, 2016). Bedasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya pengangguran yaitu: 1. besarnya angkatan kerja ya n g tidak seimbang dengan kesempatan kerja (Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja). 2. Struktur lapangan kerja yang tidak seimbang (Kurang meratanya lapangan pekerjaan) 3. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja 4. kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. 5. Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan Kerja Indonesia. 6. penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. 7. ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. 8. Kegiatan ekonomi yang menurun 9. Kemajuan teknologi 10. Kemunduran perkembangan suatu industri 11. Kekakuan Tingkat Upah
  • 7. 7 12. Kekakuan pihak pengusaha besar 13. Kurangnya informasi yang dimiliki oleh para pencari kerja 14. Masih belum maksimalnya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk meningkatkan soft skill. 15. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para pencari kerja mudah menyerah. D. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap perekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu: Pertama, dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu negara. Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini: (a) Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah. (b) Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun. (c) Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang- barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan
  • 8. 8 demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu. Kedua, dampak pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan masyarakat.Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya: (a) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian; (b) Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan; (c) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik (Mahdar, 2015). Dampak dari pengangguran berimbas pada menurunnya tingkat perekenomian Negara, berdampak pada ketidakstabilan politik, berdampak pada para investor, dan pada social dan mental. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari pengangguran. Beberapa dampak yang timbul oleh pengangguran 1. Ditinjau dari segi Ekonomi Pengangguran akan meningkatkan jumlah kemiskinan. Karena banyaknya yang menganggur berdampak rendahnya pendapata ekonomi mereka. sementara biaya hidup terus berjalan. Ini akan membuat mereka tidak dapat mandiri dalam menghasilkan finansial untuk kebutuhan hidup para pengangguran. 2. Ditinjau dari segi social, dengan banyaknya pengangguran yang terjadi maka akan meningkatnya jumlah kemiskinan, dan banyaknya pengemis, gelandangan, serta pengamen. Faktor yang dapat mempengaruhi terhadap tingkat kriminal, karena sulitnya mencari pekerjaan, maka banyak orang melakukan tindak kejahatan seperti mencuri,merampok, dan lain penganguran maka rendahnya kepercayaan diri, keputusasaan, dan akan menimbulkan depresi. 4. Ditinjau dari segi politik maka akan banyaknya demonstrasi yang terjadi dan akan membuat dunia politik menjadi tidak stabil, banyaknya demosntrasi para serikat kerja karena banyaknya pengangguran yang terjadi. 5. Ditinjau dari segi keamanan, banyaknya pengangguran membuat para pengangur melakukan tindak kejahatan demi menghidupi perekonomiannya, seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan. 6. Banyaknya pengangguran juga dapat meningkatkan pekerja seks komersial di kalangan muda, karena demi menghidupi ekonominya 7. Banyaknya dampak pengangguran yang timbul, menjadi tanggung jawab pemerintah dan
  • 9. 9 masyarakat untuk segera menanggulangi jumlah pengangguran yang terjadi. Pemerintah harus meningkatkan kegiatan ekonomi di Indonesia. Setiap daerah harus mampu mandiri dalam meningkat laju perekonomiannya (Franita, 2016). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dampak pengangguran terhadap perekonomian nasional adalah: a) menurunkan kemakmuran masyarakat, b ) pertumbuhan ekonomi menjadi tidak stabil, c) pendapatan nasional riil lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya), d) kegiatan perekonomian menurun, e) pendapatan masyarakat menurun, f) pendapatan nasional dari sektor pajak berkurang, g) pembangunan pun akan terus menurun, g) daya beli masyarakat akan berkurang, h) permintaan terhadap barang- barang hasil produksi akan berkurang, i) menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, j) menurunnya tingkat perekenomian Negara. Ditinjau dari segi sosial-ekonomi pengangguran akan berdampak pada: a) meningkatkan jumlah kemiskinan ( banyaknya pengemis, gelandangan, serta pengamen); b) meningkatkkan criminalitas, keputuasaan, da meningkatkan depresi, c) meningkatkan jumlah pekerja seks komersial; d) meningkatkan tindak kejahatan (seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan); dan e) meningkatkan banyaknya tuntutan/demonstrasi yang terjadi. E. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pengangguran (Perspektif Teori Keynes) Menurut pendapat Keynes dalam Sukirno (2008) bahwa peranan atau campur tangan pemerintah masih sangat diperlukan yaitu apabila perekonomian sepenuhnya diatur olah kegiatan di pasar bebas, maka: 1) perekonomian tidak akan selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, 2) kestabilan kegiatan ekonomi tidak dapat diwujudkan, 3) fluktuasi kegiatan ekonomi menjadi lebar dari satu periode ke periode lainnya dan 4)berimplikasi serius kepada kesempatan kerja dan pengangguran ; 5) ingkat harga menjadi semakin tidak menentu (Muslim, 2014). Keynes juga berpendapat bahwa dalam sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta sehingga perlu dilakukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh (Sukir- no, 2008). Salah satu bentuk campur tangan yang dapat dilakukan adalah dengan: menjalankan
  • 10. 10 kebijakan fiskal. Dalam hal ini Keynes mengisyaratkan kebijakan fiskal yang ekspansif melalui pengurangan pajak. Studi-studi sebelumnya terkait pengangguran, di antaranya Farid (2010) telah menemu- kan adanya jumlah angkatan kerja di Indonesia yang meningkat selama periode 1980-2007. Tetapi peningkatan yang terjadi tidak diimbangi dengan perluasan lapangan kerja atau kapasitas produksi. Hal itu mengakibatkan jumlah pengangguran yang meningkat yang menjadikan masalah yang sangat serius kepada negara, karena jumlah pengangguran merupa- kan indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Berdasarkan analisis yang dilakukan Farid (2010) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran dipengaruhi oleh: 1. jumlah penduduk (mempunyai arah hubungan yang positif terhadap pengangguran), 2. permintaan kenaikan upah (arah hubungan positif) 3. pertumbuhan ekonomi (arah hubungan negatif) 4. tingkat inflasi (permintaan kenaikan tingkat upah, perusahaan tidak mampu memenuhi, menyebabkan PHK, dan terjadilan pengangguran) Studi Sirait dan Marhaeni (2013) menemukan bahwa (1) pertumbuhan ekonomi, (2) upah minimum regional, dan (3) tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pengangguran kabupaten/kota di Provinsi Bali. Pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap jumlah pengangguran kabupaten/kota di Provinsi Bali degan arah hubungan yang negatif. Pitartono dan Hayati (2012), dalam studinya mengenai tingkat pengangguran di Jawa Tengah Tahun 1997-2010 mengungkapkan: (1) semakin tinggi populasi, dan (2) semakin besar upah minimum kabupaten/kota akan memberikan pengaruh positif dan signifikan terkait dengan tingkat pengangguran di Jawa Tengah. (3) variabel tingkat pertumbuhan PDB memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan tingkat pengangguran di Jawa Tengah. Studi Zulhanafi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan (2013) adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwasanya tingkat pengangguran dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi meningkat berarti telah terjadi kenaikan terhadap produksi barang dan jasa, karena kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan terhadap faktor- faktor produksi salah satunya adalah tenaga kerja. Kenaikan permintaan tenaga kerja ini akan
  • 11. 11 berakibat terhadap menurunnya tingkat pe ngangguran, begitu juga sebaliknya. Studi Marhaeni (2013) menemukan bahwa terdapatnya pengaruh yang negatif antara indeks pendidikan dan tingkat pengangguran terbuka. Yang berarti pendidikan dapat mengurangi jumlah pengangguran sesuai dengan teori, jadi pendidikan merupakan salah satu faktor yang harus ditingkatkan lagi agar kualitas sumberdaya manusia Daerah Istimewa Yogyakarta semakin berkualitas dan mempunyai daya saing Studi Sirait dan Marhaeni (2013) menemukan bahwa Pendidikan dapat mengurangi jumlah pengangguran sesuai dengan teori human capital, jadi pendidikan merupakan salah satu faktor yang harus ditingkatkan lagi agar kualitas sumberdaya manusia Daerah Istimewa Yogyakarta semakin berkualitas dan mempunyai daya saing (Muslim, 2014). Hasil penelitian Zulhanafi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan (2013) menemukan bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten dan Kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Kenaikan permintaan tenaga kerja juga akan berakibat terhadap menurunnya tingkat pengangguran, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori permintaan tenaga kerja, di mana permintaan adalah hubungan antara tingkat upah dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan. Di mana ketika pasokan tenaga kerja memiliki jumlah banyak tetapi permintaan atas jumlah tenaga kerja yang dikehendaki atau dipekerjakan sedikit maka akan mengakibatkan surplus tenaga kerja (Muslim, 2014). Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Muslim (2014) diketahui: (1) pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten dan Kota Daerah Istimewa Yogyakarta; (2) pengeluaran Pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten dan Kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan teori Keynes, ketika peningkatan dalam pengeluaran pemerintah dan penurunan dalam pajak, maka ada suatu suntikan (injection) ke dalam aliran sirkulasi pendapatan nasional, yang pada gilirannya akan menaikkan permintaan agregat dan melalui efek pengganda akan menciptakan tambahan lapangan pekerjaan. Tambahan lapangan pekerjaan tersebut akan mengurangi tingkat pengangguran terbuka yang ada. Berdasarkan papasan di atas dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi pengangguran meliputi:
  • 12. 12 1. jumlah penduduk atau populasi (mempunyai arah hubungan yang positif) 2. permintaan kenaikan upah (upah minimum Regional/UMR)(arah hubungan positif) 3. pertumbuhan ekonomi (mempunyai arah hubungan yang negatif) 4. tingkat inflasi (permintaan kenaikan tingkat upah, perusahaan tidak mampu memenuhi, menyebabkan PHK, dan terjadilan pengangguran) 5. tingkat pertumbuhan PDB ((mempunyai arah hubungan yang negatif) 6. Pendidikan termasuk Indeks pendidikan (mempunyai arah hubungan yang negatif) 7. Pengeluaran Pemerintah (mempunyai arah hubungan yang negatif) 8. tambahan lapangan pekerjaan (mempunyai arah hubungan yang negatif) F. SIMPULAN Berdasarkan uraian di atas, sesuai dengan subbab yang ada dapat disimpulkan 1. pengangguran adalah: (a) suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja (15-64 tahun) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya; (b) seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan; (c) suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan; dan (d) orang yang mencari kerja dan mereka masuk dalam kelompok penduduk yang disebut akangkatn kerja. Mereka yang berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja. 2. Pengangguran terdiri dari 3 macam yaitu pa) engangguran terselubung; b) setengah menganggur; dan c) Pengangguran terbuka 3. Faktor penyebab terjadinya pengangguran yaitu: a) besarnya angkatan kerja ya n g tidak seimbang dengan kesempatan kerja (Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja); b) struktur lapangan kerja yang tidak seimbang (Kurang meratanya lapangan pekerjaan); c) kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja; d) kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang; e) meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan Kerja Indonesia; f) penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang; g) ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja; h) kegiatan ekonomi yang menurun; i) kemajuan teknologi; j) kemunduran perkembangan suatu industri; k) kekakuan
  • 13. 13 t ingkat upah; l) kekakuan pihak pengusaha besar; m) kurangnya informasi yang dimiliki oleh para pencari kerja; m) masih belum maksimalnya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk meningkatkan soft skill; dan n) mudaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para pencari kerja mudah menyerah 4. Dampak pengangguran terhadap perekonomian nasional adalah: a) menurunkan kemakmuran masyarakat, b ) pertumbuhan ekonomi menjadi tidak stabil, c) pendapatan nasional riil lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya), d) kegiatan perekonomian menurun, e) pendapatan masyarakat menurun, f) pendapatan nasional dari sektor pajak berkurang, g) pembangunan pun akan terus menurun, g) daya beli masyarakat akan berkurang, h) permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang, i) menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, j) menurunnya tingkat perekenomian Negara. Ditinjau dari segi sosial-ekonomi pengangguran akan berdampak pada: a) meningkatkan jumlah kemiskinan ( banyaknya pengemis, gelandangan, serta pengamen); b) meningkatkkan criminalitas, keputuasaan, da meningkatkan depresi, c) meningkatkan jumlah pekerja seks komersial; d) meningkatkan tindak kejahatan (seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan); dan e) meningkatkan banyaknya tuntutan/demonstrasi yang terjadi. 5. Faktor yang mempengaruhi pengangguran meliputi: 1) jumlah penduduk atau populasi; 2) permintaan kenaikan upah; 3) pertumbuhan ekonomi; 4) tingkat inflasi; 5) tingkat pertumbuhan PDB; 6) Pendidikan termasuk Indeks pendidikan; 7) Pengeluaran Pemerintah 8) tambahan lapangan pekerjaan DAFTAR PUSTAKA Ajija, S.R. 2011. Cara cerdas menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat. Alghofari, F. 2010. “Analisis tingkat pe- ngangguran di Indonesia Tahun 1980-2007.” Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Dongoran. 2016. “Analisis Jumlah Pengangguran dan Ketenagakerjaan terhadap Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Medan.” On-line: Jurnal EduTech Vol. 2 No. 2 September 2016. Accessed: April 8th 2018 Franita, R. 2016. “Analisa Pengangguran d i Indonesia.” On-Line: Nusantara Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Volume 1 Desember 2016. Accessed: April 8th 2018
  • 14. 14 Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-dasar ekono- metrika. Jakarta: Erlangga. Hausman, Jerry A. 1978. “Specification Tests in Econometrics.” Econometrica: Journal of the Econometric Society: 1251-1271. Hudiyanto2001. Ekonomi Indonesia: Sistem dan Kebijakan. Yogyakarta: PPE UMY. Idris I, Ginting S.P., dan Budiman. 2007. Membangunkan raksasa ekonomi: sebuah kajian terhadap perundang-undangan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Jakarta: Penerbit Buku Ilmiah Populer. Insukindro, Maryatmo, R. dan Aliman. 2001. Modul ekonometrika dasar dan penyusunan indikator unggulan ekonomi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Kuncoro, M. 2004. Metode kuantitatif, teori dan aplikasi untuk bisnis dan ekonomi. Yogya- karta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Mahdar, 2015. “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, dan Kemiskinan di Indonesia: Masalah dan Solusi.” Jurnal Al-Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015. On-line: http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab accessed: 7 April 2018 Muslim. M.R. 2014. “Pengangguran Terbuka dan Determinannya.” Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, on-line: https://media.neliti.com/.../79557-ID accessed: 7 April 2018 Pitartono, R. dan Hayati, B. 2012. “Analisis tingkat pengaruh pengangguran di Jawa Tengah tahun 1997-2010.” Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro. Universitas Dipo- negoro. Rahardja, P dan Manurung. M. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi dan Makroekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sadono Sukirno, S. 1981. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Universitas Ekonomi Universitas Indonesia Sirait, N. dan Marhaeni, A.A.I.N. 2013. “Analisis beberapa faktor yang berpengaruh terhadap jumlah pengangguran kabu- paten/kota di Provinsi Bali.” E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana 2.2. Sukirno, S. 2008. Ekonomi pembangunan. Jakarta: Bima Grafika. Sumodiningrat, G. 2010. Ekonomika pengantar. Edisi ke2. Yogyakarta: BPFE. Zulhanafi, Hasdi Aimon, d a n Efrizal Syofyan. 2013. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan tingkat pengangguran di Indonesia.” Jurnal Kajian Ekonomi Vol.2. No.3