1. W I N D A J U B A I D A H , S . P D . I , M . P D . I
MUHAMMADIYAH SEBAGAI
GERAKAN PENDIDIKAN
2. BAHAN KAJIAN
• Faktor yang melatarbelakangi gerakan Muhammadiyah
di bidang pendidikan
• Cita-cita pendidikan Muhammadiyah
• Bentuk-bentuk & model pendidikan Muhammadiyah
• Pemikiran dan praksis pendidikan Muhammadiyah
• Tantangan dan revitalisasi pendidikan Muhammadiyah
3. FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI GERAKAN
MUHAMMADIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN
• Ketidakefektifan lembaga pendidikan agama pada waktu
penjajahan Belanda, sehingga Muhammadiyah memelopori
pembaruan dengan jalan melakukan reformasi ajaran dan
pendidikan Islam.
• Dalam sekolah Belanda para murid tidak diperkenalkan
pendidikan Islam sehingga menjadikan cara berfikir dan
tingkah laku mereka banyak yang menyimpang dari ajaran
Islam
Sistem pendidikan modern oleh Muhammadiyah disajikan saran untuk menyampaikan da’wah
Islam. Terlebih lembaga pendidikan Islam yang ada pada masa penjajahan Belanda (seperti
pondok pesantren) kurang mampu menjawab tuntutan zaman. Sementara pendidikan yang
diselenggarakan oleh Kolonial Belanda sama sekali tidak memperhatikan pendidikan Islam
bahkan terus menekan perkembangan pendidikan Islam terutama di lembaga pendidikan formal.
Akibatnya, terjadilah jurang pemisah yang sangat lebar antara lulusan pendidikan Islam (pondok
pesantren) yang hanya berorientasi kepada keakhiratan dengan lulusan sekolahsekolah sekuler
yang didirikan oleh kolonial Belanda.
4. CITA-CITA PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
Cita-cita pendidikan yang digagas Kyai Dahlan adalah lahirnya
manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai "ulama-intelek"
atau "intelek-ulama", yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan
iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani.
Dalam rangka mengintegrasikan kedua sistem pendidikan tersebut,
Kyai Dahlan melakukan dua tindakan sekaligus; memberi pelajaran
agama di sekolahsekolah Belanda yang sekuler, dan mendirikan
sekolah- sekolah sendiri di mana agama dan pengetahuan umum
bersama-sama diajarkan.
Kedua tindakan itu sekarang sudah menjadi fenomena umum; yang
pertama sudah diakomodir negara dan yang kedua sudah banyak
dilakukan oleh yayasan pendidikan Islam lain.
5. BENTUK-BENTUK & MODEL
PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah konsekuen untuk mencetak elit muslim
terdidik lewat jalur pendidikan.
Ada beberapa tipe pendidikan Muhammadiyah :
a. Tipe Muallimin/Muallimat Yogyakarta (pondok
pesantren)
b. Tipe madrasah/Depag; Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan
Aliyah
c. Tipe sekolah/Diknas;
TK,SD,SMP,SMA/SMK,Universitas/ ST/ Politeknik/
Akademi
d. Madrasah Diniyah, dan lain-lain
6. Orientasi pembaharuan di bidang pendidikan menjadi
prioritas utama yang ingin dicapai oleh Muhammadiyah,
hal ini tergambar dari tujuan pendidikan dalam
Muhammadiyah, untuk mencetak peserta didik/lulusan
sekolah Muhammadiyah, sebagai berikut :
1. 1. Memiliki jiwa Tauhid yang murni
2. 2. Beribadah hanya kepada Allah
3. 3. Berbakti kepada orang tua serta bersikap baik
terhadap kerabat
4. 4. Memiliki akhlak yang mulia
5. 5. Berpengetahuan luas serta memiliki kecakapan, dan
6. 6. Berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama.
7. PEMIKIRAN DAN PRAKSIS PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
Pendidikan, menurut KH. Ahmad Dahlan, hendaknya diarahkan
pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti
luhur, luas pandangan dan berakhlak. Usaha Muhammadiyah
mendirikan dan menyelenggarakan sistem pendidikan modern,
karena Muhammadiyah yakin bahwa Islam bisa menjadi
rahmatan lil-‘alamin, menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup
dan kehidupan segenap manusia jika disampaikan dengan
cara-cara modern.
Dasarnya adalah Allah berfirman pada surat Ar-rahman ayat 33
: “Wahai jama’ah jin dan manusia, jika kalian sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah.
Kamu sekalian tidak akan sanggup melakukannya melainkan
dengan kekuatan (ilmu pengetahuan).”
8. Rasulullah saw. Juga bersabda : “Ajarilah anak-anakmu
dengan berbagai ilmu pengetahuan, karena mereka akan
hidup di satu zaman (masa) di mana zaman (masa) itu
jauh berbeda dengan zaman-mu” (Al Hadist)
Secara teoritik, ada tiga alasan mengapa pendidikan AIK
perlu diajarkan:
1. Mempelajari AIK pada dasarnya agar menjadi bangsa
Indonesia yang beragama Islam dan mempunyai alam
fikiran modern/tajdid/dinamis.
2. Memperkenalkan alam fikiran tajdid, dan diharapkan
peserta didik dapat tersentuh dan sekaligus
mengamalkannya, dan.
3. Perlunya etika/akhlak peserta didik yang menempuh
pendidikan di lembaga pendidikan Muhammadiyah.
9. TANTANGAN DAN REVITALISASI
PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
1. Masalah Kualitas Pendidikan Perkembangan amal usaha Muhammadiyah
khususnya dalam bidang pendidikan yang sangat pesat secara kuantitatif belum
diimbangi peningkatan kualitas yang sepadan, sehingga sampai batas tertentu
kurang memiliki daya saing yang tinggi, serta kurang memberikan sumbangan
yang lebih luas dan inovatif bagi pengembangan kemajuan umat dan bangsa.
2. Permasalahan Profesionalisme Guru Salah satu komponen penting dalam
kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran adalah pendidik atau guru.
Betapapun kemajuan teknologi telah menyediakan berbagai ragam alat bantu
untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, namun posisi guru tidak
sepenuhnya dapat tergantikan. Itu artinya guru merupakan variabel penting bagi
keberhasilan pendidikan.
3. Masalah Kebudayaan (Akulturasi) Kebudayaan yaitu suatu hasil budi daya
manusia baik bersifat material maupun mental spiritual dari bangsa itu sendiri
ataupun dari bangsa lain. Suatu perkembangan kebudayaan dalam abad
moderen saat ini adalah tidak dapat terhindar dari pengaruh kebudayaan
bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya proses akulturasi yaitu
pertukaran dan saling berbaurnya antara kebudayaan yang satu dengan yang
lainnya.
10. 4. Permasalahan Strategi Pembelajaran Dewasa ini
terdapat tuntutan pergeseran paradigma pembelajaran
dari model tradisional ke arah model baru, namun
kenyataannya menunjukkan praktek pembelajaran lebih
banyak menerapkan strategi pembelajaran tradisional
dari pembelajaran baru. Hal ini agaknya berkaitan erat
dengan rendahnya professionalisme guru.
5. Masalah Kemajuan IPTEK Sebagimana telah kita
sadari bersama bahwa dampak positif dari pada
kemajuan teknologi sampai kini, adalah bersifat
fasilitatif (memudahkan). Teknologi menawarkan
berbagai kesantaian dan ketenangan yang semangkin
beragam.