SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
1
IMBIBISI PADA PERKECAMBAHAN BENIH
Pengaruh Kadar Air Media Terhadap Imbibisi Air
Oleh/by:
Unzila Illa Ika Dwi Sukma Dewi
201410200311131
Agroteknologi, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
Abstrak
Senyawa Polyethilene Glycol (PEG) merupakan senyawa yang dapat menurunkan potensial osmotik
larutan melalui aktivitas matriks sub-unit etilena oksida yang mampu mengikat molekul air dengan ikatan
hidrogen. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang potensial air
pada perkecambahan benih dan untuk mengetahui kadar air media terhadap imbibisi air dengan menggunakan
larutan PEG yang dapat memberikan gambaran tentang mekanisme biji merespon terhadap potensial air tanah
(soil water potensial). Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 13 November 2017 di Laboratorium
Agronomi FPP, Universitas Muhammadiyah Malang. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai (Arachis
hypogaea)dan jagung (Zea mays), air destilasi, vaselin, Polyethilene Glycol (PEG). Sedangkan alat yang
digunakan adalah dark germinator, cawan petri, kertas label, gelas ukur dan alat tulis. Berdasarkan hasil
praktikum dapat diketahui bahwa persentase perkecambahan tertinggi yaitu pada benih jagung dengan potensi
osmotik 0 dengan nilai 52%. Pada benih kacang tanah (vaselin) persentase perkecambahannya 0%. Pada benih
kacang dengan potensi osmotik 0 persentase perkecambahannya 4% sedangkan pada potensi osmotik -20
persentase perkecambahannya 0%.
Kata kunci : Imbibisi, Osmotik, Polietilena Glikol (PEG)
PENDAHULUAN
Satu faktor yang mempengaruhi faktor
perkecambahan adalah air. Hal ini dicontohkan
pada tanaman di daerah tropis, air tersedia untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dari
mulainya musim hujan sampai 20-30 hari setelah
hujan berhenti. Sesudah itu air semakin tidak
tersedia setelah profil tanah mengering. Biji-biji
yang disebar dipermukaan tanah mengering pada
akhir periode suplai air yang mendukung ini,
mungkin mengalami kondisi baik untuk
perkecambahan selama periode hujan yang
terisolasi, tetapi bibit yang dihasilkan dari
perkecambahan biji-biji non dorman akan segera
mati karena kekeringan. Air berpengaruh
terhadap pertumbuhan karena fungsinya dalam
metabolisme sangat besar. Selain menentukan
turgor sel sebelum sebelum membelah atau
membesar, air juga akan menentukan kecepatan
reaksi biokimia dalam sel. Berubahnya kadar air
akan mempengaruhi kadar hormon di dalam
tubuh tumbuhan (Afifah, 1990).
Senyawa Polietilena Glikol (PEG)
merupakan senyawa yang dapat menurunkan
potensial osmotik larutan melalui aktivitas
matriks sub-unit etilena oksida yang mampu
mengikat molekul air dengan ikatan hidrogen.
Penyiraman larutan PEG ke dalam media tanam
diharapkan dapat menciptakan kondisi cekaman
karena ketersediaan air bagi tanaman menjadi
berkurang. Penambahan larutan PEG dalam
media diharapkan dapat mensimulasi kondisi
cekaman kekeringan. Eksplan yang ditanam
dalam media selektif dengan penambahan PEG
diharapkan memberikan respons yang sama
dengan yang mengalami cekaman kekeringan
(Salisbury, 1995).
Bibit atau benih yang terseleksi dengan
penggunaan PEG tersebut dapat tumbuh lebih
baik pada cekaman kekeringan dilapangan,
seperti pada tanaman jagung (Lestari, 2006).
Ukuran molekul dan konsentrasi PEG dalam
larutan menentukan besarnya potensial osmotik
larutan yang terjadi. Menurut Michel dan
Kaufmann (1973), larutan PEG 6000 dengan
konsentrasi 5% mempunyai potensial osmotic -
0,13 MPa (1,26 bar) sedangkan konsentrasi 20%
mempunyai potensial osmotic -0,71 MPa (7,06
bar). Tanah dalam kondisi kapasitas lapang
mempunyai potensial osmotic 0,33 bar dan dalam
2
kondisi titik kelembaban kritis koefisien layu
mempunyai potensial osmotic 15 bar.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
mampu untuk mendemonstrasikan pemahaman
tentang potensial air pada perkecambahan benih
dan untuk mengetahui kadar air media terhadap
imbibisi air dengan menggunakan larutan PEG
yang dapat memberikan gambaran tentang
mekanisme biji merespon terhadap potensial air
tanah (soil water potensial).
BAHAN DAN METODE
Tempat Dan Waktu Penelitian
Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian
Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang,
pada hari Senin, 13 November 2017.
Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih
kacang tanah (Arachis hypogaea) dan jagung
(Zea mays), air destilasi, vaselin, Polyethilene
Glycol (PEG). Sedangkan alat yang digunakan
adalah dark germinator, cawan petri, kertas label,
gelas ukur, pipet dan alat tulis.
Prosedur Praktikum
Tahapan Kegiatan
Adapun tahapan kegiatan dari paraktikum
ini adalah menyiapkan larutan PEG dengan
potensial osmotik (ψw): 0, dan -20 dengan cara
mealrutkan PEG masing-masing sebanyak 0 g
dan 32,5 g per 100 ml air destilasi. Kemudian
menyiapkan tiga kelompok benih yakni benih
kacang tanah yang diolesi vaselin, kacang tanah
dan jagung. Menyiapkan sebanyak 2 cawan petri
untuk masing-masing kategori benih, (satu cawan
petri untuk potensial osmotik 0 dan satu lagi
untuk potensial osmotik -20) sehingga
membutuhkan 2 cawan petri. Memasukkan
dengan hati-hati 100 ml larutan PEG per cawan
petri (sesuai perlakuan) kedalam cawan petri.
(perlakuan A 100 ml PEG -30 terdiri dari 10
benih kacang vaselin, 10 benih kacang, 10 benih
jagung). Meletakkan 10 benih pada cawan petri
(sesuai perlakuan dan kategori). Menutup
permukaan atas cawan petri agar laju evaporasi
ditekan serendah mungkin. Menyimpan kesemua
cawan petri ke dalam dark germinator pada suhu
250
C selama 7 hari. Pada hari kedelapan
mengambil semua cawan petri dan membuka
tutupnya, kemudian menghitung berapa banyak
benih yang berkecambah pada masing-masing
kelompok benih. Setelah itu mencatat hasil
pengamatan.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara
kuantitatif dengan cara mengumpulkan data hasil
pengamatan kemudian menghitung persentase
perkecambahan dari benih yang digunakan
kemudian menyimpulkannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Praktikum Pengaruh Kadar Air
Terhadap Imbibisi Air
Kelompok Benih
Tekanan Osmotik (Bars)
% Perkecambahan
0 -20
Kacang tanah
(vaselin)
0 0
Kacang tanah 4 0
Jagung 52 26
Berdasarkan hasil praktikum pengaruh
kadar air media terhadap imbibisi air yaitu
diperoleh data yang menunjukkan bahwa
benih kacang tanah (vaselin) dengan
potensial osmotik 0 dan -20 sampai pada hari
ke delapan dapat diketahui bahwa benih tidak
ada yang berkecambah. Faktor tekanan
osmotik PEG menunjukkan pengaruh nyata
terhadap perlakuan benih kacang tanah
(vaselin). Pada hari ke delapan benih
menunjukkan ciri-ciri menggelembung atau
menggembang. Menurut Bewley (1994),
penggelembungan terjadi karena jaringan
yang didalam benih mulai terganggu akiat
masuknya PEG kedalam benih sehingga
benih tidak mampu berkecamah karena
hadirnya zat penghambat perkecambahan
dalam embrio.
3
Sedangkan pada benih kacang tanah
dengan potensial osmotik 0 dan -20 hanya
ada 4% yang berkecambah yaitu pada
potensial osmotik 0. Pada potensial osmotik -
20 tidak ada benih yang berkecambah. Benih
kacang tanah tidak mampu berkecambah
secara normal dan banyak terserang
cendawan.
Hal ini sejalan dengan penelitian
Widoretno (2002), yang menyatakan bahwa
perkecambahan benih kacang tanah menurun
akibat meningkatnya konsentrasi PEG pada
media perkecambahan. Hal ini diduga terjadi
karena semakin terhambatnya proses
metabolisme sel akibat cekaman kekeringan
yang disimulasikan dengan PEG. Pengujian
benih dilakukan dengan cara simulasi kondisi
kekeringan menggunakan Polyethylen Glycol
(PEG). Penggunaan PEG menyebabkan
penurunan potensial air secara homogen
sehingga dapat digunakan untuk meniru
besarnya potensial air tanah (Michel, 1973).
Larutan PEG menyeimbangkan potensial air
antara benih dan media osmotic. PEG adalah
larutan yang dapat menurunkan potensial
osmotic pada benih dan merupakan larutan
yang mampu mengikat air.
Pada perkecambahan benih jagung
dengan potensial osmotik 0 dan -20 terlihat
adanya benih yang berkecambah. Jumlah
benih yang berkecambah pada potensial
osmotik 0 adalah 52% sedangkan pada
perkecambahan dengan potensial osmotik -
20 adalah 26%. Hal ini menunjukan bahwa
daya perkecambahan yang baik yaitu pada
potensial osmotik 0. Konsentrasi PEG yang
terlalu tinggi akan membuat enzim dan
substrat yang bereaksi menjadi encer
sehingga metabolisme menjadi lambat dan
mengakibatkan benih tidak dapat
berkecambah (Azhari, 1995). Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa benih jagung
mampu tumbuh lebih baik dari pada benih
lainnya. Bibit atau benih yang terseleksi
dengan penggunaan PEG tersebut dapat
tumbuh lebih baik pada cekaman kekeringan
dilapangan, seperti pada tanaman jagung
(Lestari, 2006).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat
disimpulkan bahwa:
1. Persentase perkecambahan tertinggi
yaitu pada benih jagung dengan potensi
osmotik 0 dengan nilai 52%.
2. Pada benih kacang tanah (vaselin)
persentase perkecambahannya 0%.
3. Pada benih kacang tanah dengan
potensi osmotik 0 persentase
perkecambahan 4% sedangkan pada
potensi osmotik -20 persentase
perkecambahannya 0 %
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Siti. 1990. Pengaruh Kondisi Kulit
Benih terhadap Viabilitas Benih pada
Berbagai Varietas Kedelai.
Laporan Karya Ilmiah. Institut
Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian.
Jurusan Budidaya Pertanian. Bogor.
Azhari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budaya.
Jakarta. UI Press.
Bewley, J. Derek and Michael Black. 1994.
Seed Physicology of Development and
Germination. Plenum Press. New
York.
Lestari, Endang Gati. 2006. “Identifikasi
Sonakloni Padi Gajah Mungkur Towuti
dan IR64 Tahan Kekeringan
Menggunakan Polythehylene glycol”.
Balai Besar Penelitian Bioteknologi
Dan Sumber Daya. Genetika Pertanian
Bogor. Buletin Agronomi. (34) (2):71-
78.
Michael, B. E., and M. R. Kaufmann. 1973.
“The Osmotic Potential of
4
Polyethylene Glycol 6000”. Plant
Physiol. 51 : 914-916.
Salisbury. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2.
Bandung. ITB Press.
Widoretno, W. 2002. “Efektivitas Polietilena
Glikol untuk Mengevaluasi Tanggapan
Genotipe Kedelai Terhadap Cekaman
Kekeringan Pada Fase
Perkecambahan”. Hayati. 9 (2): 33-36.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Arif nor fauzi
 
Perkecambahan
PerkecambahanPerkecambahan
Perkecambahan
f' yagami
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
BP4K
 
Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan Kecambah
Ineya Trea Anatasya
 

What's hot (20)

396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau
396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau
396251861 lks-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau
 
Acara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekbenAcara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekben
 
Acara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekbenAcara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekben
 
dormansi biji
dormansi bijidormansi biji
dormansi biji
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitranMakalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Perkecambahan
PerkecambahanPerkecambahan
Perkecambahan
 
Perkecambahan
PerkecambahanPerkecambahan
Perkecambahan
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
 
Perkecambahan lamtoro
Perkecambahan lamtoroPerkecambahan lamtoro
Perkecambahan lamtoro
 
Makalah_57 Makalah laporan praktikum
Makalah_57 Makalah laporan praktikumMakalah_57 Makalah laporan praktikum
Makalah_57 Makalah laporan praktikum
 
Ppt perkecambahan
Ppt perkecambahanPpt perkecambahan
Ppt perkecambahan
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 
Perkecambahan adalah
Perkecambahan adalahPerkecambahan adalah
Perkecambahan adalah
 
Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan Kecambah
 
Acara 5 fix tekben
Acara 5 fix tekbenAcara 5 fix tekben
Acara 5 fix tekben
 
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
 
Acara 8 fix tekben
Acara 8 fix tekbenAcara 8 fix tekben
Acara 8 fix tekben
 

Similar to Imbibisi Pada Perkecambahan Benih By Unzila Illa I. (131)

Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijauPengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Ayik Novitasari
 
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
Repository Ipb
 
T Benih 06-07 KEMUNDURAN_dan INVIGORASI BENIH.pptx
T Benih 06-07 KEMUNDURAN_dan INVIGORASI BENIH.pptxT Benih 06-07 KEMUNDURAN_dan INVIGORASI BENIH.pptx
T Benih 06-07 KEMUNDURAN_dan INVIGORASI BENIH.pptx
PrijuHarpenta
 
Jurnal acara 5
Jurnal acara 5Jurnal acara 5
Jurnal acara 5
yoga budi
 
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptxPENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
oliviakomansilan3
 

Similar to Imbibisi Pada Perkecambahan Benih By Unzila Illa I. (131) (20)

Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang BerbedaLaporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fix
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fixLuas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fix
Luas persinggungan antara benih dan air tanah prodben mkalah fix
 
Alelopath
AlelopathAlelopath
Alelopath
 
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijauPengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
 
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
 
[Rancangan Percobaan] Pengaruh Kelembapan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
[Rancangan Percobaan] Pengaruh Kelembapan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan[Rancangan Percobaan] Pengaruh Kelembapan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
[Rancangan Percobaan] Pengaruh Kelembapan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
 
Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
 
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN KADAR AIR AWAL TERHADAP DAVA SIMPAN BENIH KEDELAI1...
 
T Benih 06-07 KEMUNDURAN_dan INVIGORASI BENIH.pptx
T Benih 06-07 KEMUNDURAN_dan INVIGORASI BENIH.pptxT Benih 06-07 KEMUNDURAN_dan INVIGORASI BENIH.pptx
T Benih 06-07 KEMUNDURAN_dan INVIGORASI BENIH.pptx
 
Jurnal acara 5
Jurnal acara 5Jurnal acara 5
Jurnal acara 5
 
Ending task of biology
Ending task of biologyEnding task of biology
Ending task of biology
 
Laporan hasil praktikum kedelai
Laporan hasil praktikum kedelaiLaporan hasil praktikum kedelai
Laporan hasil praktikum kedelai
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
 
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
 
Ppt pkis
Ppt pkisPpt pkis
Ppt pkis
 
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptxPENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
 
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijau
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijauLaporan hasil praktikum biologi kacang hijau
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijau
 
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
 

Recently uploaded

konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 

Recently uploaded (20)

konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 

Imbibisi Pada Perkecambahan Benih By Unzila Illa I. (131)

  • 1. 1 IMBIBISI PADA PERKECAMBAHAN BENIH Pengaruh Kadar Air Media Terhadap Imbibisi Air Oleh/by: Unzila Illa Ika Dwi Sukma Dewi 201410200311131 Agroteknologi, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang Abstrak Senyawa Polyethilene Glycol (PEG) merupakan senyawa yang dapat menurunkan potensial osmotik larutan melalui aktivitas matriks sub-unit etilena oksida yang mampu mengikat molekul air dengan ikatan hidrogen. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang potensial air pada perkecambahan benih dan untuk mengetahui kadar air media terhadap imbibisi air dengan menggunakan larutan PEG yang dapat memberikan gambaran tentang mekanisme biji merespon terhadap potensial air tanah (soil water potensial). Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 13 November 2017 di Laboratorium Agronomi FPP, Universitas Muhammadiyah Malang. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai (Arachis hypogaea)dan jagung (Zea mays), air destilasi, vaselin, Polyethilene Glycol (PEG). Sedangkan alat yang digunakan adalah dark germinator, cawan petri, kertas label, gelas ukur dan alat tulis. Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa persentase perkecambahan tertinggi yaitu pada benih jagung dengan potensi osmotik 0 dengan nilai 52%. Pada benih kacang tanah (vaselin) persentase perkecambahannya 0%. Pada benih kacang dengan potensi osmotik 0 persentase perkecambahannya 4% sedangkan pada potensi osmotik -20 persentase perkecambahannya 0%. Kata kunci : Imbibisi, Osmotik, Polietilena Glikol (PEG) PENDAHULUAN Satu faktor yang mempengaruhi faktor perkecambahan adalah air. Hal ini dicontohkan pada tanaman di daerah tropis, air tersedia untuk pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dari mulainya musim hujan sampai 20-30 hari setelah hujan berhenti. Sesudah itu air semakin tidak tersedia setelah profil tanah mengering. Biji-biji yang disebar dipermukaan tanah mengering pada akhir periode suplai air yang mendukung ini, mungkin mengalami kondisi baik untuk perkecambahan selama periode hujan yang terisolasi, tetapi bibit yang dihasilkan dari perkecambahan biji-biji non dorman akan segera mati karena kekeringan. Air berpengaruh terhadap pertumbuhan karena fungsinya dalam metabolisme sangat besar. Selain menentukan turgor sel sebelum sebelum membelah atau membesar, air juga akan menentukan kecepatan reaksi biokimia dalam sel. Berubahnya kadar air akan mempengaruhi kadar hormon di dalam tubuh tumbuhan (Afifah, 1990). Senyawa Polietilena Glikol (PEG) merupakan senyawa yang dapat menurunkan potensial osmotik larutan melalui aktivitas matriks sub-unit etilena oksida yang mampu mengikat molekul air dengan ikatan hidrogen. Penyiraman larutan PEG ke dalam media tanam diharapkan dapat menciptakan kondisi cekaman karena ketersediaan air bagi tanaman menjadi berkurang. Penambahan larutan PEG dalam media diharapkan dapat mensimulasi kondisi cekaman kekeringan. Eksplan yang ditanam dalam media selektif dengan penambahan PEG diharapkan memberikan respons yang sama dengan yang mengalami cekaman kekeringan (Salisbury, 1995). Bibit atau benih yang terseleksi dengan penggunaan PEG tersebut dapat tumbuh lebih baik pada cekaman kekeringan dilapangan, seperti pada tanaman jagung (Lestari, 2006). Ukuran molekul dan konsentrasi PEG dalam larutan menentukan besarnya potensial osmotik larutan yang terjadi. Menurut Michel dan Kaufmann (1973), larutan PEG 6000 dengan konsentrasi 5% mempunyai potensial osmotic - 0,13 MPa (1,26 bar) sedangkan konsentrasi 20% mempunyai potensial osmotic -0,71 MPa (7,06 bar). Tanah dalam kondisi kapasitas lapang mempunyai potensial osmotic 0,33 bar dan dalam
  • 2. 2 kondisi titik kelembaban kritis koefisien layu mempunyai potensial osmotic 15 bar. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mampu untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang potensial air pada perkecambahan benih dan untuk mengetahui kadar air media terhadap imbibisi air dengan menggunakan larutan PEG yang dapat memberikan gambaran tentang mekanisme biji merespon terhadap potensial air tanah (soil water potensial). BAHAN DAN METODE Tempat Dan Waktu Penelitian Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, pada hari Senin, 13 November 2017. Bahan Dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah (Arachis hypogaea) dan jagung (Zea mays), air destilasi, vaselin, Polyethilene Glycol (PEG). Sedangkan alat yang digunakan adalah dark germinator, cawan petri, kertas label, gelas ukur, pipet dan alat tulis. Prosedur Praktikum Tahapan Kegiatan Adapun tahapan kegiatan dari paraktikum ini adalah menyiapkan larutan PEG dengan potensial osmotik (ψw): 0, dan -20 dengan cara mealrutkan PEG masing-masing sebanyak 0 g dan 32,5 g per 100 ml air destilasi. Kemudian menyiapkan tiga kelompok benih yakni benih kacang tanah yang diolesi vaselin, kacang tanah dan jagung. Menyiapkan sebanyak 2 cawan petri untuk masing-masing kategori benih, (satu cawan petri untuk potensial osmotik 0 dan satu lagi untuk potensial osmotik -20) sehingga membutuhkan 2 cawan petri. Memasukkan dengan hati-hati 100 ml larutan PEG per cawan petri (sesuai perlakuan) kedalam cawan petri. (perlakuan A 100 ml PEG -30 terdiri dari 10 benih kacang vaselin, 10 benih kacang, 10 benih jagung). Meletakkan 10 benih pada cawan petri (sesuai perlakuan dan kategori). Menutup permukaan atas cawan petri agar laju evaporasi ditekan serendah mungkin. Menyimpan kesemua cawan petri ke dalam dark germinator pada suhu 250 C selama 7 hari. Pada hari kedelapan mengambil semua cawan petri dan membuka tutupnya, kemudian menghitung berapa banyak benih yang berkecambah pada masing-masing kelompok benih. Setelah itu mencatat hasil pengamatan. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan cara mengumpulkan data hasil pengamatan kemudian menghitung persentase perkecambahan dari benih yang digunakan kemudian menyimpulkannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Praktikum Pengaruh Kadar Air Terhadap Imbibisi Air Kelompok Benih Tekanan Osmotik (Bars) % Perkecambahan 0 -20 Kacang tanah (vaselin) 0 0 Kacang tanah 4 0 Jagung 52 26 Berdasarkan hasil praktikum pengaruh kadar air media terhadap imbibisi air yaitu diperoleh data yang menunjukkan bahwa benih kacang tanah (vaselin) dengan potensial osmotik 0 dan -20 sampai pada hari ke delapan dapat diketahui bahwa benih tidak ada yang berkecambah. Faktor tekanan osmotik PEG menunjukkan pengaruh nyata terhadap perlakuan benih kacang tanah (vaselin). Pada hari ke delapan benih menunjukkan ciri-ciri menggelembung atau menggembang. Menurut Bewley (1994), penggelembungan terjadi karena jaringan yang didalam benih mulai terganggu akiat masuknya PEG kedalam benih sehingga benih tidak mampu berkecamah karena hadirnya zat penghambat perkecambahan dalam embrio.
  • 3. 3 Sedangkan pada benih kacang tanah dengan potensial osmotik 0 dan -20 hanya ada 4% yang berkecambah yaitu pada potensial osmotik 0. Pada potensial osmotik - 20 tidak ada benih yang berkecambah. Benih kacang tanah tidak mampu berkecambah secara normal dan banyak terserang cendawan. Hal ini sejalan dengan penelitian Widoretno (2002), yang menyatakan bahwa perkecambahan benih kacang tanah menurun akibat meningkatnya konsentrasi PEG pada media perkecambahan. Hal ini diduga terjadi karena semakin terhambatnya proses metabolisme sel akibat cekaman kekeringan yang disimulasikan dengan PEG. Pengujian benih dilakukan dengan cara simulasi kondisi kekeringan menggunakan Polyethylen Glycol (PEG). Penggunaan PEG menyebabkan penurunan potensial air secara homogen sehingga dapat digunakan untuk meniru besarnya potensial air tanah (Michel, 1973). Larutan PEG menyeimbangkan potensial air antara benih dan media osmotic. PEG adalah larutan yang dapat menurunkan potensial osmotic pada benih dan merupakan larutan yang mampu mengikat air. Pada perkecambahan benih jagung dengan potensial osmotik 0 dan -20 terlihat adanya benih yang berkecambah. Jumlah benih yang berkecambah pada potensial osmotik 0 adalah 52% sedangkan pada perkecambahan dengan potensial osmotik - 20 adalah 26%. Hal ini menunjukan bahwa daya perkecambahan yang baik yaitu pada potensial osmotik 0. Konsentrasi PEG yang terlalu tinggi akan membuat enzim dan substrat yang bereaksi menjadi encer sehingga metabolisme menjadi lambat dan mengakibatkan benih tidak dapat berkecambah (Azhari, 1995). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa benih jagung mampu tumbuh lebih baik dari pada benih lainnya. Bibit atau benih yang terseleksi dengan penggunaan PEG tersebut dapat tumbuh lebih baik pada cekaman kekeringan dilapangan, seperti pada tanaman jagung (Lestari, 2006). KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa: 1. Persentase perkecambahan tertinggi yaitu pada benih jagung dengan potensi osmotik 0 dengan nilai 52%. 2. Pada benih kacang tanah (vaselin) persentase perkecambahannya 0%. 3. Pada benih kacang tanah dengan potensi osmotik 0 persentase perkecambahan 4% sedangkan pada potensi osmotik -20 persentase perkecambahannya 0 % DAFTAR PUSTAKA Afifah, Siti. 1990. Pengaruh Kondisi Kulit Benih terhadap Viabilitas Benih pada Berbagai Varietas Kedelai. Laporan Karya Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian. Jurusan Budidaya Pertanian. Bogor. Azhari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budaya. Jakarta. UI Press. Bewley, J. Derek and Michael Black. 1994. Seed Physicology of Development and Germination. Plenum Press. New York. Lestari, Endang Gati. 2006. “Identifikasi Sonakloni Padi Gajah Mungkur Towuti dan IR64 Tahan Kekeringan Menggunakan Polythehylene glycol”. Balai Besar Penelitian Bioteknologi Dan Sumber Daya. Genetika Pertanian Bogor. Buletin Agronomi. (34) (2):71- 78. Michael, B. E., and M. R. Kaufmann. 1973. “The Osmotic Potential of
  • 4. 4 Polyethylene Glycol 6000”. Plant Physiol. 51 : 914-916. Salisbury. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung. ITB Press. Widoretno, W. 2002. “Efektivitas Polietilena Glikol untuk Mengevaluasi Tanggapan Genotipe Kedelai Terhadap Cekaman Kekeringan Pada Fase Perkecambahan”. Hayati. 9 (2): 33-36.