SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
ACARA VII
EKSTRAKSI BENIH
A.Latar Belakang
Benih adalah simbol dari suatu permulaan, merupakan inti dari kehidupan dan yang
paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman (Sutopo,
1985).
Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya
pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu
ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes
falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla),
sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang
basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica.
Pengeringan benih dimaksudkan untuk menurunkan kadar air sampai batas
keseimbangan dengan udara luar disekitarnya dan siap untuk dilakukan proses
selanjutnya.Benih bersifat hygroskopis, sehingga jika benih diletakan didalam ruangan
dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air dan terjadi penurunan kadar air. Namun
sebaliknya jika benih diletakan dalam ruangan yang RH tinggi, maka kadar air benih akan
bertambah atau meningkat.Selain bersifat hygroskopis,benih juga selalu ingin berada dalam
kondisi equilibrium (keseimbangan) dengan kondisi disekitarnya.Pengeringan benih
merupakan proses perpindahan air dari dalam benih kepermukaan benih, dan kemudian air
yang berada dipermukaan benih tersebut akan diuapkan jika RH ruangan lebih rendah.
Proses ini akan terjadi hingga keseimbangan kadar air benih dengan RH lingkungannya
tercapai..Pengeringan seringkali merupakan faktor yang sangat kritis pada tahap pengolahan
benih terutama kalau musim penghujan.
B.Tujuan
Acara praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat:
1. Mengetahui metode ekstaksi benih
2. Melakukan ekstraksi benih
2
BAB II
Dasar Teori
Ekstraksi Benih
Kuswanto (2003) menyebutkan bahwa proses ekstraksi benih merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah. Pernyataan ini diperjelas oleh Ekawati
(2004) bahwa ekstraksi benih merupakan pemisahan biji dari daging buah, kulit benih,
polong, kulit buah, malai, tongkol dan sebagainya dengan tujuan agar benih tersebut dapat
digunakan untuk bahan tanam yang memenuhi persyaratan. Ekstraksi diperlukan karena
biasanya benih tidak dipanen secara langsung, biasanya pengunduhan dilakukan terhadap
buahnya. Kuswanto (2003) menyatakan bahwa berdasarkan proses ekstraksi ini buah dan
polong dapat digolongkan menurut cara mengekstraksinya, antara lain:
Cone dan polong
Sesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat
kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai terbuka. Setelah terbuka bijinya diambil
dengan menggunakan tangan atau mesin khusus. Kerusakan mesin dapat dengan mudah
menimbulkan kerusakan pada benih apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran.
Setiap famili pohon (families) dapat berbeda dalam hal kadar air cone dan ketebalan dan
struktur lapisan benih, dan ekstraksi standar dapat juga mempengaruhi famili pohon
(families) tersebut secara berbeda. (Kuswanto, 2003).
Buah kering
Ini merupakan kelompok yang bermacam-macam. Kantung (follicles) yang terbelah
sebelah kebawah, polong dari tumbuhan polong yang terbelah dua belah kebawah, dan
kapsul dari tanaman eucalyptus yang terbelah kedalam (split in) menjadi tiga atau beberapa
belah. Beberapa jenis buah akan terbuka dengan sendirinya apabila dikeringkan khususnya
apabila buah tersebut dipetik pada saat yang tepat, bukan sebelum waktunya dan apalagi
dengan pengeringan terlalu cepat. Beberapa benih dapat diperoleh melalui gosokan ringan
atau rontok, sedangkan lainnya memerlukan bantuan mesin. Proses seperti ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada benih apabila tidak dilakukan dengan teliti (Kuswanto,
2003).
Buah Berdaging
Pada buah berdaging sebelum benih dipisahkan atau diekstraksi, buahnya dapat
dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam tipe ini
adalah tanaman cabai, oyong, okra dan paria (Kuswanto, 2003).
3
Buah Berdaging dan Berair (Wet Fleshly Fruit)
Buah tipe ini, disamping berdaging juga berair misalnya ketimun, sehingga pada saat
benih masak fisiologis maupun masak morfologis kandungan air benih masih sangat tinggi
dan benih diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada runag-ruang tempat biji tersususn
yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Dengan demikian, sebelum benih
dikeringkan lendir yang ada harus dihilangkan terlebih dahulu menggunakan zat kimia yaitu
dengan difermentasikan terlebih dahulu, kemudian benih dicuci dengan air hingga bersih dan
bebas dari lendir (Kuswanto, 2003).
Metode ekstraksi
Ekawati (2004) menyebutkan bahwa dari beberapa jenis tanaman yang berasal buah
berdaging dan berarir (Wet Fleshly Fruit) memerlukan metode ekstraksi dan perawatan
khusus sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara yang sama
dengan benih yang berasal dari buah batu tetapi dimodifikasi dengan ekstraksi secara kering
yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin antara lain:
Benih dari beberapa jenis tanaman yang berasal buah berdaging dan berair
memerlukan metode ekstraksi dan perawatan khusus sebelum benih siap dikeringkan.
Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan benih yang berasal dari buah
batu tetapi dimodifikasi dengan ekstraksi basah (wet ekstraction) yang dapat dilakukan
secara manual atau dengan mesin. Zat penghambat perkecambahan (inhibitor) yang
menyelimuti permukaan benih harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum dikeringkan
(Kuswanto, 2005) pernyataan ini juga disampaikan oleh Sutopo (2002) dalam bukunya
Teknologi Benih menyebutkan bahwa banyak zat yang diketahui dapat menghambat
perkecambahan salah satunya adalah bahan-bahan yang terkandung dalam cairan buah
yang melapisi biji tomat dan ketimun. (Ekawati, 2004) menjelaskan ada beberapa cara yang
dapat dilakukan dalam ekstrakksi basah, antara lain:
Fermentasi
Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan
apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa
hari. Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif
terhadap asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama
fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila fermentasi
dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan
apabila digunakan temperature 150 C-220C, dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada
jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna
memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi
selesai, bisanya benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan
4
benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih
difermentasi benih dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang
ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut dikering
anginkan pada suhu 310 C hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang
aman bagi penyimpanan (Pitojo, 2005).
Metode Mekanis (Mechanical Method)
Pada usaha skala besar, pemisahan benih dari daging buahnya akan kurang efisien
jika menggunakan tenaga manual. Proses pembijian dilakukan dengan menggunakan mesin
(seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan membersihkan benih dari pulp
yang mengandung inhibitor (Ekawati, 2004)
Metode Kimiawi (Chemical Method)
Metode fermentasi memerlukan waktu relative lama terutama bila dilakukan di
Negara yang berklim dingin/sedang, sehingga akan berdampak pada kualitas benih. Untuk
mempersingkat waktu fermentasi, dapat digunakan zat kimia misalnya HCL 35%, dengan
dosis 5 liter HCL 35% dicampur dengan 100 liter air. Kemudian larutan HCL digunakan untuk
merendam pulp. Setelah direndam dan diaduk selama 30 menit, massa pulp akan
mengambang dipermukaan sehingga mudah dipisahkan dari benih yang tenggelam didasar
wadah. Setelah dipisahkan benih dicuci dengan air hingga bekas pencuciannya bersifat
netral (dapat dicek dengan menggunakan kertas lakmus). Pitoyo (2005) juga menjelaskan
bahwa bahwa pemisahan biji setelah fermentasi dapat dilaukan dengan menggunakan
sodium karbonat 10% selama dua hari, namun cara tesebut jarang digunakan oleh
perusahaan benih, pemisahan biji dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara cepat degan
menggunakan HCL 1 N sebanyak 7-8 ml/l larutan, dibiarkan selama 1-2 jam. Namun jika
tidak dilakukan secara tepat perlakuan dengan bahan kimia tersebut dapat menurunkan
daya kecambah . Kuswanto (2003) menyatakan bahwa untuk mempersingkat waktu
fermentasi dapat digunakan zat kimia HCL 35% dengan doasis 5 liter HCL 35 % icampur
dengan 100 liter air, kemudian larutan tersebut digunakan untuk merendam pulp selama 30
menit.
5
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Benih dilakukan dilaboratorium Agronomi Universitas
Mercu Buana Yogyakarta, pada hari Jumat tanggal 3 Januari 2014, pukul 13.00 WIB.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum teknologi benih yaitu :
1. Pisau
2. Bak plastik
3. Timbangan analitik
4. Saringan
5. Kertas
6. Gelas ukur
7. Kantung plastik
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum teknologi benih yaitu :
1. Buah Tomat
2. Air Tawar
A. Cara Kerja
EKTRAKSI BASAH
Buah tomat
Dibelah dan diambil bijinya
Timbang bobot segar
Tambahkan aquades 100 ml
Diambkan selama 24 jam
Cuci dan keringanginkan 3 hari
Timbang bobot kering biji
Hitung kadar air
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Dari kegiatan praktikum ekstrasi benih tomat dengan metode fermentasi diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Bobot buah tomat segar(benih segar) = 500 gram
b. Bobot kering biji =1,046 gram
c. Rendemen = 0,21%
Rumus=
	 	 	( )
	 ( )
100%
=
,
	
100%
= 0,21%
7
B. PEMBAHASAN
Ekstraksi benih merupakan kegiatan mengeluarkan dan membersihkan benih dari
bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan daging buah. Dikenal dua macam
ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong
(Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering
(Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang
memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan
Azadirachta indica. (Kuswanto,2003).
Pada kegiatan praktikum ekstraksi benih yang kami lakukan yaitu dengan cara
melakukan ekstraksi basah pada buah tomat sehingga dapat menghasilkan benih sebanyak
1,046 gram dengan rendemen sebesar 21 %. Benih ini diperoleh dari hasil kegiatan ekstraksi
500 gram buah tomat yang telah masak sempurna dan terhindar dari hama dan penyakit.
Lambannya penurunan daya berkecambah (viabilitas) benih di dalam buah sering di
hubungkan dengan adanya zat penghambat perkecambahan benih. Hal tersebut disebabkan
oleh pH dan kandungan gulanya tinggi selama masih ada dalam buah.oleh sebab itu perlu
dilakukan ekstraksi untuk mempercepat perkecambahan.
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari
struktur buah yang menutupinya dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan
biji dari buah.
Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan sesaat sebelum penaburan benih
pada kondisi kemampuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih baik atau
kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi. Manfaat dari ekstraksi adalah
sebagai berikut :
1. Mengurangi campuran. Benih biasa merupakan 1-5% dari volume buah. Pengurangan
campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan.
2. Mudah penanganannya. Benih umumnya di uji, diberi perlakuan pendahuluandan
ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya.
Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak di panen secara langsung.
Kecepatan kecambah bermanfaat untuk mengetahui seberapa cepatnya benih
tersebut dapat tumbuh jika di tanam di lahan. Kecepatan kecambah berhubungan dengan
waktu yang diperlukan untuk proses perkecambahan. Apabila kecepatan kecambah dalam
perkecambahan hasilnya tinggi maka umur tanaman akan seragam. Sedangkan daya
kecambah berhubungan dengan kebutuhan benih yaitu saling berpengaruh dalam
perencanaan perhitungan kebutuhan benih persatuan luas. Daya kecambah yang lebih dari
80% berarti perlubang tanam hanya membutuhkan 1 benih per lubang tanam.
8
Apabila daya kecambahnya tinggi kebutuhan benih yang diperlukan untuk
penanaman akan sedikit karena kualitas benih yang sudah bagus.
Benih dari beberapa jenis tanaman buah berdaging dan berair memerlukan metode
ekstraksi dan perawatan khusus sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi benih dapat
dilakukan dengan metode fermentasi, metode mekanik, dan metode kimiawi. Metode
fermentasi dilakukan pada benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, kemudian
dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambahkan sedikit air, wadah kemudian
ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Metode mekanik dilakukan dengan
menggunakan mesin (seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan
membersihkan benih dari pulp yang mengandung inhibitor. Sedangkan metode kimiawi
berhubungan dengan metode fermentasi. Metode fermentasi memerlukan waktu yang relatif
lama, sehingga untuk mempersingkat waktu ekstraksi digunakan zat kimia misalnya HCl
35% (Owen 2007).
Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu: a) Ekstraksi kering yaitu ekstraksi yang
dilakukan pada biji yang memiliki daging buah yang basah, contoh: tomat dan pepaya. b)
Ekstraksi basah, ekstraksi yang dilakukan pada biji yang memiliki daging buah yang kering
(kadar air rendah), contoh: cabai dan bayam (Sutopo 2010).
9
BAB.V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
a. Ekstraksi benih adalah kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah
atau bagian lain yang tidak dibutuhkan.
b. Ada dua macam ekstraksi benih yaitu ekstrasi basah dan ekstraksi kering.
c. Ekstraksi basah yaitu ekstraksi yang dilakukan pada biji yang memiliki daging buah
yang kering (kadar air rendah).
d. Ekstraksi kering yaitu ekstraksi yang dilakukan pada biji yang memiliki daging buah
yang basah.
e. Dari 500 gram buah tomat diperoleh bobot kering sebesar 1,046 gram dengan
rendemen sebesar 21%
10
DAFTAR PUSTAKA
Murniati,E.1996. Informasi Hasil Penelitian Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap
viabilitas benih kemiri (Aleurites moluccana Willd.). Keluarga Benih 7(1):59-65
Kamil, J, 1982, Teknologi Benih I, Padang: Universitas Andalas
Kuswanto, Hendarto. 1997. Analisis Benih. Yogyakart:Andi
Kuswanto,Hendarto. 2003, Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih.
Yogyakarta: Kanisius
Nurhayati, K. 1997. Pengaruh Ukuran dan Saat perkahan Buah Pada Proses Ekstraksi terhadap
Perkecambahan dan Pertumbuahan Semai Khaya anthoteca C.DC. Skrpisi. Bogor. Jurusan
Manajeman Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Kuswanto, Hendarto. 1997. Analisis Benih. Yogyakart:Andi
Sadjad, Syamsoe’oed. 1975. Dasar-dasar Teknologi Benih. Bogor: IPB diakses dari
http://veganojustice.wordpress.com/2011/07/18/ekstraksi-pada-benih/
Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
11
LAMPIRAN
12
Dokumetasi Gambar praktikum ekstaksi

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Sandi Purnama Jaya
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
Angely Putry
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
Tidar University
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
UNESA
 
Laporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labLaporan pasca panen lab
Laporan pasca panen lab
agronomy
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasifahmiganteng
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHANLAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHANhimabioummy
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
UNESA
 
Hibridisasi 2
Hibridisasi 2Hibridisasi 2
Hibridisasi 2
Raden Sengkuni
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanFeisal Rachman Soedibja
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
Andrew Hutabarat
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisi
Astri
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
UNESA
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
UNESA
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
brasti nurhidayah
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
 
Buah
Buah Buah
Buah
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Laporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labLaporan pasca panen lab
Laporan pasca panen lab
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHANLAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Hibridisasi 2
Hibridisasi 2Hibridisasi 2
Hibridisasi 2
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Morfologi ttg Biji
Morfologi ttg BijiMorfologi ttg Biji
Morfologi ttg Biji
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
 

Similar to Bab i

Prodben fix
Prodben fixProdben fix
Prodben fix
wirdiyanah khalida
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Febrina Tentaka
 
Acara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekbenAcara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenpenanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
Nodd Nittong
 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelaiafifauliya
 
Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Naning I. F
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Tidar University
 
PENANGANAN BENIH - teknologi produksi benih
PENANGANAN BENIH - teknologi produksi benihPENANGANAN BENIH - teknologi produksi benih
PENANGANAN BENIH - teknologi produksi benih
Nodd Nittong
 
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurBrosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Yusuf Arie
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
putrisagut
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
Dewi Purwati
 
Kultur jaringan1
Kultur jaringan1Kultur jaringan1
Kultur jaringan1
Afiefw Afiefw
 
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
BsIsmail1
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
agronomy
 
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxMATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
ssusera89b03
 

Similar to Bab i (20)

Prodben fix
Prodben fixProdben fix
Prodben fix
 
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitranMakalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimunMakalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
 
Acara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekbenAcara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekben
 
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenpenanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelai
 
Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
PENANGANAN BENIH - teknologi produksi benih
PENANGANAN BENIH - teknologi produksi benihPENANGANAN BENIH - teknologi produksi benih
PENANGANAN BENIH - teknologi produksi benih
 
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurBrosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
 
Laporan ttg artikel
Laporan ttg artikelLaporan ttg artikel
Laporan ttg artikel
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
 
Kultur jaringan1
Kultur jaringan1Kultur jaringan1
Kultur jaringan1
 
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
 
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxMATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
 

More from Arif nor fauzi

Laporan praktikum teknologi benih
Laporan praktikum teknologi benihLaporan praktikum teknologi benih
Laporan praktikum teknologi benihArif nor fauzi
 
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawangMonitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawangArif nor fauzi
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Laporan praktikum pembuatan kumbung
Laporan praktikum pembuatan kumbungLaporan praktikum pembuatan kumbung
Laporan praktikum pembuatan kumbungArif nor fauzi
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obatLaporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obatArif nor fauzi
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
Artikel ekonomi dan agribisnis
Artikel ekonomi dan agribisnisArtikel ekonomi dan agribisnis
Artikel ekonomi dan agribisnisArif nor fauzi
 

More from Arif nor fauzi (14)

Laporan praktikum teknologi benih
Laporan praktikum teknologi benihLaporan praktikum teknologi benih
Laporan praktikum teknologi benih
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Laporan resmi(1)
Laporan resmi(1)Laporan resmi(1)
Laporan resmi(1)
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawangMonitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Tugas genetuka
Tugas genetukaTugas genetuka
Tugas genetuka
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan praktikum pembuatan kumbung
Laporan praktikum pembuatan kumbungLaporan praktikum pembuatan kumbung
Laporan praktikum pembuatan kumbung
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obatLaporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
Laporan praktikum agrotek tanaman rempah dan obat
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Artikel ekonomi dan agribisnis
Artikel ekonomi dan agribisnisArtikel ekonomi dan agribisnis
Artikel ekonomi dan agribisnis
 

Recently uploaded

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 

Recently uploaded (20)

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 

Bab i

  • 1. 1 BAB I ACARA VII EKSTRAKSI BENIH A.Latar Belakang Benih adalah simbol dari suatu permulaan, merupakan inti dari kehidupan dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman (Sutopo, 1985). Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica. Pengeringan benih dimaksudkan untuk menurunkan kadar air sampai batas keseimbangan dengan udara luar disekitarnya dan siap untuk dilakukan proses selanjutnya.Benih bersifat hygroskopis, sehingga jika benih diletakan didalam ruangan dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air dan terjadi penurunan kadar air. Namun sebaliknya jika benih diletakan dalam ruangan yang RH tinggi, maka kadar air benih akan bertambah atau meningkat.Selain bersifat hygroskopis,benih juga selalu ingin berada dalam kondisi equilibrium (keseimbangan) dengan kondisi disekitarnya.Pengeringan benih merupakan proses perpindahan air dari dalam benih kepermukaan benih, dan kemudian air yang berada dipermukaan benih tersebut akan diuapkan jika RH ruangan lebih rendah. Proses ini akan terjadi hingga keseimbangan kadar air benih dengan RH lingkungannya tercapai..Pengeringan seringkali merupakan faktor yang sangat kritis pada tahap pengolahan benih terutama kalau musim penghujan. B.Tujuan Acara praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat: 1. Mengetahui metode ekstaksi benih 2. Melakukan ekstraksi benih
  • 2. 2 BAB II Dasar Teori Ekstraksi Benih Kuswanto (2003) menyebutkan bahwa proses ekstraksi benih merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah. Pernyataan ini diperjelas oleh Ekawati (2004) bahwa ekstraksi benih merupakan pemisahan biji dari daging buah, kulit benih, polong, kulit buah, malai, tongkol dan sebagainya dengan tujuan agar benih tersebut dapat digunakan untuk bahan tanam yang memenuhi persyaratan. Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung, biasanya pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Kuswanto (2003) menyatakan bahwa berdasarkan proses ekstraksi ini buah dan polong dapat digolongkan menurut cara mengekstraksinya, antara lain: Cone dan polong Sesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai terbuka. Setelah terbuka bijinya diambil dengan menggunakan tangan atau mesin khusus. Kerusakan mesin dapat dengan mudah menimbulkan kerusakan pada benih apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran. Setiap famili pohon (families) dapat berbeda dalam hal kadar air cone dan ketebalan dan struktur lapisan benih, dan ekstraksi standar dapat juga mempengaruhi famili pohon (families) tersebut secara berbeda. (Kuswanto, 2003). Buah kering Ini merupakan kelompok yang bermacam-macam. Kantung (follicles) yang terbelah sebelah kebawah, polong dari tumbuhan polong yang terbelah dua belah kebawah, dan kapsul dari tanaman eucalyptus yang terbelah kedalam (split in) menjadi tiga atau beberapa belah. Beberapa jenis buah akan terbuka dengan sendirinya apabila dikeringkan khususnya apabila buah tersebut dipetik pada saat yang tepat, bukan sebelum waktunya dan apalagi dengan pengeringan terlalu cepat. Beberapa benih dapat diperoleh melalui gosokan ringan atau rontok, sedangkan lainnya memerlukan bantuan mesin. Proses seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada benih apabila tidak dilakukan dengan teliti (Kuswanto, 2003). Buah Berdaging Pada buah berdaging sebelum benih dipisahkan atau diekstraksi, buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam tipe ini adalah tanaman cabai, oyong, okra dan paria (Kuswanto, 2003).
  • 3. 3 Buah Berdaging dan Berair (Wet Fleshly Fruit) Buah tipe ini, disamping berdaging juga berair misalnya ketimun, sehingga pada saat benih masak fisiologis maupun masak morfologis kandungan air benih masih sangat tinggi dan benih diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada runag-ruang tempat biji tersususn yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Dengan demikian, sebelum benih dikeringkan lendir yang ada harus dihilangkan terlebih dahulu menggunakan zat kimia yaitu dengan difermentasikan terlebih dahulu, kemudian benih dicuci dengan air hingga bersih dan bebas dari lendir (Kuswanto, 2003). Metode ekstraksi Ekawati (2004) menyebutkan bahwa dari beberapa jenis tanaman yang berasal buah berdaging dan berarir (Wet Fleshly Fruit) memerlukan metode ekstraksi dan perawatan khusus sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan benih yang berasal dari buah batu tetapi dimodifikasi dengan ekstraksi secara kering yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin antara lain: Benih dari beberapa jenis tanaman yang berasal buah berdaging dan berair memerlukan metode ekstraksi dan perawatan khusus sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan benih yang berasal dari buah batu tetapi dimodifikasi dengan ekstraksi basah (wet ekstraction) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin. Zat penghambat perkecambahan (inhibitor) yang menyelimuti permukaan benih harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum dikeringkan (Kuswanto, 2005) pernyataan ini juga disampaikan oleh Sutopo (2002) dalam bukunya Teknologi Benih menyebutkan bahwa banyak zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan salah satunya adalah bahan-bahan yang terkandung dalam cairan buah yang melapisi biji tomat dan ketimun. (Ekawati, 2004) menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam ekstrakksi basah, antara lain: Fermentasi Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150 C-220C, dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan
  • 4. 4 benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut dikering anginkan pada suhu 310 C hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang aman bagi penyimpanan (Pitojo, 2005). Metode Mekanis (Mechanical Method) Pada usaha skala besar, pemisahan benih dari daging buahnya akan kurang efisien jika menggunakan tenaga manual. Proses pembijian dilakukan dengan menggunakan mesin (seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan membersihkan benih dari pulp yang mengandung inhibitor (Ekawati, 2004) Metode Kimiawi (Chemical Method) Metode fermentasi memerlukan waktu relative lama terutama bila dilakukan di Negara yang berklim dingin/sedang, sehingga akan berdampak pada kualitas benih. Untuk mempersingkat waktu fermentasi, dapat digunakan zat kimia misalnya HCL 35%, dengan dosis 5 liter HCL 35% dicampur dengan 100 liter air. Kemudian larutan HCL digunakan untuk merendam pulp. Setelah direndam dan diaduk selama 30 menit, massa pulp akan mengambang dipermukaan sehingga mudah dipisahkan dari benih yang tenggelam didasar wadah. Setelah dipisahkan benih dicuci dengan air hingga bekas pencuciannya bersifat netral (dapat dicek dengan menggunakan kertas lakmus). Pitoyo (2005) juga menjelaskan bahwa bahwa pemisahan biji setelah fermentasi dapat dilaukan dengan menggunakan sodium karbonat 10% selama dua hari, namun cara tesebut jarang digunakan oleh perusahaan benih, pemisahan biji dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara cepat degan menggunakan HCL 1 N sebanyak 7-8 ml/l larutan, dibiarkan selama 1-2 jam. Namun jika tidak dilakukan secara tepat perlakuan dengan bahan kimia tersebut dapat menurunkan daya kecambah . Kuswanto (2003) menyatakan bahwa untuk mempersingkat waktu fermentasi dapat digunakan zat kimia HCL 35% dengan doasis 5 liter HCL 35 % icampur dengan 100 liter air, kemudian larutan tersebut digunakan untuk merendam pulp selama 30 menit.
  • 5. 5 BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum Teknologi Benih dilakukan dilaboratorium Agronomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta, pada hari Jumat tanggal 3 Januari 2014, pukul 13.00 WIB. B. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum teknologi benih yaitu : 1. Pisau 2. Bak plastik 3. Timbangan analitik 4. Saringan 5. Kertas 6. Gelas ukur 7. Kantung plastik Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum teknologi benih yaitu : 1. Buah Tomat 2. Air Tawar A. Cara Kerja EKTRAKSI BASAH Buah tomat Dibelah dan diambil bijinya Timbang bobot segar Tambahkan aquades 100 ml Diambkan selama 24 jam Cuci dan keringanginkan 3 hari Timbang bobot kering biji Hitung kadar air
  • 6. 6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Dari kegiatan praktikum ekstrasi benih tomat dengan metode fermentasi diperoleh hasil sebagai berikut : a. Bobot buah tomat segar(benih segar) = 500 gram b. Bobot kering biji =1,046 gram c. Rendemen = 0,21% Rumus= ( ) ( ) 100% = , 100% = 0,21%
  • 7. 7 B. PEMBAHASAN Ekstraksi benih merupakan kegiatan mengeluarkan dan membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica. (Kuswanto,2003). Pada kegiatan praktikum ekstraksi benih yang kami lakukan yaitu dengan cara melakukan ekstraksi basah pada buah tomat sehingga dapat menghasilkan benih sebanyak 1,046 gram dengan rendemen sebesar 21 %. Benih ini diperoleh dari hasil kegiatan ekstraksi 500 gram buah tomat yang telah masak sempurna dan terhindar dari hama dan penyakit. Lambannya penurunan daya berkecambah (viabilitas) benih di dalam buah sering di hubungkan dengan adanya zat penghambat perkecambahan benih. Hal tersebut disebabkan oleh pH dan kandungan gulanya tinggi selama masih ada dalam buah.oleh sebab itu perlu dilakukan ekstraksi untuk mempercepat perkecambahan. Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah. Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemampuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih baik atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi. Manfaat dari ekstraksi adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi campuran. Benih biasa merupakan 1-5% dari volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan. 2. Mudah penanganannya. Benih umumnya di uji, diberi perlakuan pendahuluandan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya. Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak di panen secara langsung. Kecepatan kecambah bermanfaat untuk mengetahui seberapa cepatnya benih tersebut dapat tumbuh jika di tanam di lahan. Kecepatan kecambah berhubungan dengan waktu yang diperlukan untuk proses perkecambahan. Apabila kecepatan kecambah dalam perkecambahan hasilnya tinggi maka umur tanaman akan seragam. Sedangkan daya kecambah berhubungan dengan kebutuhan benih yaitu saling berpengaruh dalam perencanaan perhitungan kebutuhan benih persatuan luas. Daya kecambah yang lebih dari 80% berarti perlubang tanam hanya membutuhkan 1 benih per lubang tanam.
  • 8. 8 Apabila daya kecambahnya tinggi kebutuhan benih yang diperlukan untuk penanaman akan sedikit karena kualitas benih yang sudah bagus. Benih dari beberapa jenis tanaman buah berdaging dan berair memerlukan metode ekstraksi dan perawatan khusus sebelum benih siap dikeringkan. Ekstraksi benih dapat dilakukan dengan metode fermentasi, metode mekanik, dan metode kimiawi. Metode fermentasi dilakukan pada benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambahkan sedikit air, wadah kemudian ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Metode mekanik dilakukan dengan menggunakan mesin (seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan membersihkan benih dari pulp yang mengandung inhibitor. Sedangkan metode kimiawi berhubungan dengan metode fermentasi. Metode fermentasi memerlukan waktu yang relatif lama, sehingga untuk mempersingkat waktu ekstraksi digunakan zat kimia misalnya HCl 35% (Owen 2007). Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu: a) Ekstraksi kering yaitu ekstraksi yang dilakukan pada biji yang memiliki daging buah yang basah, contoh: tomat dan pepaya. b) Ekstraksi basah, ekstraksi yang dilakukan pada biji yang memiliki daging buah yang kering (kadar air rendah), contoh: cabai dan bayam (Sutopo 2010).
  • 9. 9 BAB.V KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: a. Ekstraksi benih adalah kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah atau bagian lain yang tidak dibutuhkan. b. Ada dua macam ekstraksi benih yaitu ekstrasi basah dan ekstraksi kering. c. Ekstraksi basah yaitu ekstraksi yang dilakukan pada biji yang memiliki daging buah yang kering (kadar air rendah). d. Ekstraksi kering yaitu ekstraksi yang dilakukan pada biji yang memiliki daging buah yang basah. e. Dari 500 gram buah tomat diperoleh bobot kering sebesar 1,046 gram dengan rendemen sebesar 21%
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Murniati,E.1996. Informasi Hasil Penelitian Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap viabilitas benih kemiri (Aleurites moluccana Willd.). Keluarga Benih 7(1):59-65 Kamil, J, 1982, Teknologi Benih I, Padang: Universitas Andalas Kuswanto, Hendarto. 1997. Analisis Benih. Yogyakart:Andi Kuswanto,Hendarto. 2003, Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius Nurhayati, K. 1997. Pengaruh Ukuran dan Saat perkahan Buah Pada Proses Ekstraksi terhadap Perkecambahan dan Pertumbuahan Semai Khaya anthoteca C.DC. Skrpisi. Bogor. Jurusan Manajeman Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Kuswanto, Hendarto. 1997. Analisis Benih. Yogyakart:Andi Sadjad, Syamsoe’oed. 1975. Dasar-dasar Teknologi Benih. Bogor: IPB diakses dari http://veganojustice.wordpress.com/2011/07/18/ekstraksi-pada-benih/ Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.