SlideShare a Scribd company logo
TUGAS KULTUR IN VITRO TUMBUHAN
PENGARUH SUHU INKUBASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
EMBRIO SOMATIK JAHE (Zingiber officinale Rosc)
OLEH :
Ariyo Ade Saputra. W (B1J008122)
Swastho Widyatomo (B1J009104)
Tochirun (B1J009180)
Marlina Syarah Dilah ( B1J010111)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2012
ABSTRAK
Jahe merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia. Jahe tumbuh subur di ketinggian 0
hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950
meter. Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun,
kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Salah satu
upaya yang dapat ditempuh untuk memperluas areal pengembangan tanaman ini adalah melalui
perakitan varietas toleran dataran tinggi atau menengah, yang antara lain diperoleh melalui
pendekatan seleksi ketahanan terhadap suhu tinggi yang dapat dilakukan secara in vitro. Jahe
cekaman suhu rendah terhadap pertumbuhan dan perkembangan jahe secara in vitro sejauh ini
belum diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan embrio somatik jahe secara in vitro. Penelitian akan
dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan Fakultas Bioligi. Embrio somatik jahe diinduksi
dari eksplan daun aseptik. Embrio somatik fase globuler yang terbentuk dipergunakan sebagai
eksplan kemudian diinkubasi pada tiga taraf suhu ruang yaitu 17,3 ± 0,5ºC (kontrol), 23,3 ±
2,1ºC, dan 32,8 ± 1,7ºC selama 3 bulan dengan sub kultur setiap bulan sampai terbentuk
planlet/tunas. Pengamatan dilakukan terhadap peubah pertumbuhan dan perkembangan eksplan
embrio somatik yang meliputi penambahan bobot segar eksplan, persentase eksplan yang
membentuk tunas, jumlah tunas yang terbentuk per eksplan serta persentase eksplan hidup.
I. JUDUL PENELITIAN
PENGARUH SUHU INKUBASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN EMBRIO SOMATIK JAHE (Zingiber officinale Rosc)
II. PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini kendala dalam pengembangan jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Indonesia
adalah terbatasnya bibit bermutu. Secara konvensional bibit jahe diambil dari potongan rimpang.
Dengan cara ini diperlukan bibit dalam jumlah yang banyak, (JANUWATI dan ROSITA, 1997).
Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama
disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi.
Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe dipanen pada umur tidak terlalu muda
juga tidak terlalu tua. Kendala utama lain adalah serangan penyakit layu bakteri yang disebabkan
oleh Ralstonia solanacearum. Penyakit ini merupakan OPT utama yang dapat menggagalkan
hasil dan sulit ditanggulangi karena di samping menyerang jahe, juga dapat menyerang tanaman
temu-temuan lainnya seperti kunyit dan kencur, sayuran (tomat dan cabe), serta beberapa macam
gulma (SUPRIADI et al., 1995). Jahe merupakan tanaman yang biasa dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai minuman penghangat tubuh dan penghilang masuk angin. Dengan khasiat
yang dimilikinya, jahe berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat masuk angin yang
lebih alami pada tahun 2005 mencapai 22.515 kg dengan nilai 1.801.599 US $ (BPS, 2006)
Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk mendapatkan sumber bibit bebas penyakit,
seperti penggunaan bibit yang dihasilkan melalui teknik kultur jaringan adalah dengan
memperluas areal pengembangan jahe melalui perakitan varietas toleran dataran rendah atau
menengah. Menurut BHOJWANI dan RAZDAN (1996) kultur jaringan memiliki potensi yang
besar sebagai suatu cara propagasi vegetatif bagi tanaman ditinjau dari segi ekonomi. Varietas ini
antara lain dapat diperoleh melalui pendekatan seleksi ketahanan terhadap suhu rendah yang
dapat dilakukan secara in vitro. Metode seleksi in vitro untuk ketahanan terhadap suhu rendah
pada tanaman jahe sejauh ini belum dikembangkan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan suhu
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik secara in vitro maupun in vivo.
Regenerasi tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan dapat dilakukan melalui jalur
organogenesis dan embriogenesis somatik. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik
kultur jaringan melalui jalur embrio-genesis somatik lebih menguntungkan dibandingkan melalui
organogenesis karena dapat menghasilkan tanaman baru dengan jumlah yang lebih banyak.
Selain itu, karena embriosomatik berasal dari sel tunggal maka akan lebih mudah untuk
memonitor proses pertumbuhan setiap individu tanaman. Embriogenesis somatik juga
merupakan jalur yang lebih efisien untuk penelitian yang melibatkan produksi tanaman yang
ditransformasikan secara genetik (JIMENEZ, 2001).
2.2. Perumusan Masalah
Apakah perlakuan inkubasi dengan suhu rendah berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan embrio somatic jahe ?
2.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap
pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan hidup embrio somatik jahe. Informasi ini
penting diketahui berkaitan dengan rencana pengembangan metode seleksi in vitro jahe untuk
ketahanan terhadap suhu rendah dalam rangka perakitan varietas jahe toleran dataran menengah
atau tinggi.
III. TELAAH PUSTAKA
Proses embriogenesis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah genotipe
tanaman, sumber eksplan, komposisi media, zat pengatur tumbuh dan keadaan fisiologi sel
(TERZI dan LOSCHIAVO, 1990; EHSANPOUR, 2002). Pada kultur jaringan, sumber dan umur
eksplan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kemampuan kalus
menghasilkan embrio somatik (STONE et al., 2002). Beberapa penelitian terdahulu telah
berhasil menginduksi dan meregenerasikan tanaman dari berbagai sumber umur ekspan melalui
embriogenesis somatik. Penggunaan sumber eksplan daun aseptik, antera dan meristem (inner
shoot bud) dari jahe putih besar var. Cimanggu-1, menunjukkan bahwa eksplan asal meristem
memberikan potensi regenerasi lebih baik dari daun aseptik dan antera pada media tumbuh yang
diaplikasikan untuk menginduksi embriogenesis somatik (SYAHID dan ROSTIANA, 2007;
SITINJAK, 2005; ROSTIANA et al., 2002).
Seleksi ketahanan terhadap suhu tinggi secara in vitro antara lain telah dilakukan pada
tanaman kentang dan bawang putih dan telah berhasil diperoleh variean toleran suhu tinggi
(DAS et al., 2000; GOSAL et al., 2001; ZHEN, 2001). Menurut KOTAK et al.(2007),
respon tanaman terhadap cekaman suhu tinggi merupakan fenomena yang sangat kompleks.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh suhu lebih dari faktor lingkungan
lainnya pada saat air bukan merupakan faktor pembatas (THUZAR et al., 2010). Hasil
penelitian AMUTHA et al. (2007) menunjukkan perlakuan cekaman suhu tinggi pada 22
genotipe tanaman bunga matahari menghasilkan perubahan yang signifikan pada karakter
fisiologis tanaman secara in vivo. Sementara hasil penelitian VAZ et al. (2004) menunjukkan
cekaman suhu tinggi (32°C) menekan pertumbuhan bunga matahari secara in vitro. Demikian
juga hasil penelitian LI dan WOLYN (1996) menunjukkan suhu inkubasi berpengaruh secara
nyata terhadap embriogenesis somatik tanaman asparagus yaitu terhadap jumlah embrio
somatik yang dihasilkan dan keberhasilan konversi embrio somatik menjadi planlet. Bagaimana
pengaruh cekaman suhu tinggi terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan embrio
somatik jahe secara in vitro sejauh ini belum diketahui.
IV. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS
Penelitian dilaksanakan akan dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
4.1. Metode
4.1.1. Induksi Embriogenesis Somatik
Embrio somatik diinduksi dari eksplan daun purwo-ceng aseptik menggunakan metode
yang dikembangkan oleh ROOSTIKA et al., (2005). Inisiasi kalus dilakukan pada media
Murashige dan Skoog (MS) dengan penambahan zat pengatur tumbuh 2,4-D 2 mg/l dan
pikloram 0,5 mg/l, gula 30 g/l dan pemadat phytagel 2 g/l dengan pH media 5,8. Setiap botol
kultur diisi 25 ml media dengan 4 – 5 potong eksplan per botol. Kultur diinkubasi pada suhu
16-18ºC dalam kondisi gelap sampai terbentuk kalus. Kalus yang terbentuk kemudian
disubkultur pada media induksi embriogenesis somatik yaitu media Driver, Kuniyuki dan
Walnut (DKW) dengan penambahan zat pengatur tumbuh IBA 5 mg/l, gula 30 g/l dan pemadat
phytagel 2 g/l dengan pH media 5,8. Setiap botol diisi 4 potong kalus berukuran
panjang dan lebar sekitar 1 cm x 1 cm. Kultur kemudian diinkubasi pada suhu 16 - 18ºC dengan
pencahayaan 2 buah lampu TL masing-masing 40 watt selama 16 jam sampai terbentuk embrio
somatik fase globuler. Embrio somatik fase globular yang terbentuk dipergunakan sebagai
bahan penelitian.
4.1.2. Perlakuan Suhu Inkubasi
Embrio somatik fase globuler dipotong-potong ber-ukuran sekitar 0,5 cm x 0, 5 cm x 0,5
cm kemudian ditanam pada media pematangan embrio somatik yaitu media DKW dengan
penambahan zat pengatur tumbuh IBA 5 mg/l, gula 30 g/l dan pemadat phytagel 2 g/l dengan
pH media 5,8 sebanyak 3 eksplan per botol. Setelah itu kultur diinkubasi pada tiga taraf suhu
ruang, yaitu rata-rata suhu siang 17, 3 ± 0,5ºC (kontrol), 23,3 ± 2,1ºC, dan 32,8 ± 1,7ºC selama
3 bulan dengan subkultur setiap bulan. Masing-masing perlakuan suhu inkubasi dilakukan di
dalam ruang terpisah.
4.2. Rancangan Percobaan
Rancangan lingkungan yang digunakan adalah acak lengkap dengan 3 ulangan,
masing-masing ulangan terdiri dari 12 botol. Pencahayaan dilakukan dengan menggunakan dua
buah lampu TL masing-masing 40 watt selama 16 jam. Perlakuan suhu kontrol dan suhu 23,3 ±
2,1ºC dikontrol menggunakan AC sedangkan perlakuan suhu 32,8 ± 1,7ºC dicapai dengan
penggunaan lampu pijar yang ditutup cat hitam sebagai sumber panas.
4.3. Analisis
Peubah yang diamati adalah pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang meliputi
penambahan bobot segar eksplan, persentase eksplan membentuk tunas, jumlah tunas yang
terbentuk per eksplan, serta persentase eksplan hidup. Pengamatan dilakukan setiap bulan selama
3 bulan. Data yang diperoleh diuji kehomogenan ragamnya di antara ketiga ruang inkubasi
menggunakan Uji Bartlett. Apabila ragam di antara ruang inkubasi homogen dilan-jutkan
dengan analisis ragam gabungan dan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α 0,05. Analisis
data dilakukan menggunakan program SAS 9,1
DAFTAR PUSTAKA
ALSADON, A.A., M. A. WAHBALLAH, and S. O. KHALIL. 2006. In vitro evaluation of
heat stress tolerance in some tomato cultivars. J. King Saud Univ. Agric. Sci. 19(1): 13-
24.
AMUTHA, R., S. MUTHULAKSMI, W. BABY RANI, K. INDIRA, and P. MAREESWARI.
2007. Physiological studies on evaluation of sunflower (Helianthus annus L.) genotypes
for high temperature stress. Research Journal of Agriculture and Biological Sciences.
3(4): 245-251.
BADAN PUSAT STATISTIK (BPS). 2006. Statistik Perdagangan Indonesia : Impor. Jilid
ke-1. Jakarta : Biro Pusat Statistik.
BHOJWAN, S. and M.K. RAZDAN. 1996. Plant tissue culture: Theory and practice. Elsevier
Amsterdam, Oxford, New York, Tokyo. 767p.
DAS A, S. S. GOSAL, J. S. SIDHU, and H. S. DHALIWAL. 2000. Induction of mutations
for heat tolerance in potato by using in vitro culture and radiation.
Euphytica.114(3):205 - 209.
EHSANPOUR, A. A. 2002. Induction of somatic embryo-genesis from endosperm of oak
(Quercus castanifolia). In A. TAJI and R. WILLIAMS (ed.). The importance of plant
tissue culture and biotechnology in plant science. Univ. of New England Unit, Australia.
p.273-277.
GOSAL, S. S., A. DAS, J. GOPAL, J. L. MINOCHA, H.R. CHOPRA, and H.S.
DHALIWAL 2001. In vitro induction of variability through radiation for late blight
resistance and heat tolerance in potato. In : In vitro techniques for selection of radiation
induced mutation adapted to adverse environmental conditions. Proceeding of a final
Research Co-ordination Meeting; Shanghai, 17-21 August 1998. Vienna : FAO/IAEA
Division of Nuclear Techniques in Food and Agriculture.p.7-13.
JANUWATI, M. and S.M.D. ROSITA. 1997. Perbanyakan benih jahe. In N. AJIJAH et al.
(Ed). Monograf Jahe. No.3. Balittro. Bogor. p.40-50
JIMENEZ, V.M. 2001. Regulation of in vitro somatic embryogenesis with emphasis on the role
of endogenous hormones. R. Bras. Fisiol. Veg. 13(2): 196-223.
KOTAK, S., J. LARKINDALE, U. LEE, P.VON KOSKULL-DO, E. VIERLING, and K.D.
SCHARF. 2007. Complexity of the heat stress response in plants. Current Opinion in
Plant Biology. 10:310-316.
LEVITT, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stress. Volume ke-1, Chilling,
Freezing, and High Temperature Stress. New York: Academic Press.
LI, B. and D.J. WOLYN. 1996. Temperature and genotype affect asparagus somatic
embryogenesis. In VitroCellular and Developmental Biology - Plant. 32 (3) 136-139.
ROOSTIKA I, I. DARWATI dan I. MARISKA. 2005. Micripropagation of purwoceng
(Pimpinella alpinaKDS) through organogenesis and somatic embryo-genesis. Presented in
Seminar on Asean Science and Technology Week; Jakarta, 5-7 August 2005.
SITINJAK, R.R. 2005. Potensi regenerasi kultur meristem jahe (Zingiber officinale Rosc.)
melalui embriogenesis somatik. Disertasi Program Pasca Sarjana. Univer-sitas Pajajaran
Bandung (Unpublished).
STONE, L.J., M.C. COMB, and K. SEATON. 2002. Propagation of blue flowered conospermum
species. In A. TAJI and R. WILLIAMS (Eds.). The importance of plant tissue culture and
biotechnology in plant sciences. Univ. of New England Unit, Australia. p.351-353.
SUPRIADI, J. G. ELPHINSTONE, S. J. EDEN-GREEN, and S.Y. HARTATI. 1995.
Physiological, serological and pathological variation amongst isolates of Pseudomonas
solanacearum from ginger and other hosts in Indonesia. Jurnal Penelitian Tanaman
Industri. 1(2): 88-98.
SYAHID, S.F. and O. ROSTIANA. 2007. Pengaruh Sumber Eksplan Terhadap Induksi Kalus
Embriogenik Pada Kultur In vitro. Seminar PERSADA 2007. IPB. Bogor.p.304.
TERZI, M. and F. LOSCHIAVO. 1990. Somatic embrygenesis. In S.S. Bhojwani (ed.) Plant
tissue culture: Applications and Limitations. Elsevier, Amsterdam, Oxford, New York,
Tokyo. p.55-66.
THUZAR, M., A. B. PUTEH., N. A. P. ABDULLAH, M. B. MOHD. LASSIM and K.
JUSOFF. 2010. The effects of temperature stress on the quality and yield of soya bean
(Glycine max L. Merrill). Journal of Agricultural Science. 2(1): 172-179
VAZ, A.P.A., R.C.F. RIBEIRO and G.B. KERBAUY. 2004. Photoperiod and temperature
effects on in vitrogrowth and flowering of P. pusilla, an epiphytic orchid. Plant
Physiology and Biochemistry. 42: 411-415
ZHEN, H.R. 2001. In vitro technique for selection of radiation induced mutants of garlic. In: In
vitro techniques for selection of radiation induced mutation adapted to adverse
environmental conditions. Proceeding of a final Research Co-ordination Meeting;
Shanghai, 17-21 Agustus 1998. Vienna : FAO/IAEA Division of Nuclear Techniques in
Food and Agriculture. p.75- 78.

More Related Content

What's hot

Acara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekbenAcara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptfahmiganteng
 
Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Naning I. F
 
Acara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekbenAcara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
SMPN 4 Kerinci
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
SMPN 4 Kerinci
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
Potpotya Fitri
 
Pengaruh kelembapan terhadap perkecambahan kacang hijau
Pengaruh kelembapan terhadap perkecambahan kacang hijauPengaruh kelembapan terhadap perkecambahan kacang hijau
Pengaruh kelembapan terhadap perkecambahan kacang hijau
annisaulia
 
kultur jaringan kentang
kultur jaringan kentangkultur jaringan kentang
kultur jaringan kentang
Fauzia Hidayati
 
Acara 5 fix tekben
Acara 5 fix tekbenAcara 5 fix tekben
Acara 5 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Operator Warnet Vast Raha
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
Dina Lubis
 
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmKultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Muhammad Sabrin
 
kultur jaringan
kultur jaringankultur jaringan
kultur jaringan
Febrina Tentaka
 
Makalah biologi ANALISIS KULTUR JARINGAN
Makalah biologi ANALISIS  KULTUR JARINGANMakalah biologi ANALISIS  KULTUR JARINGAN
Makalah biologi ANALISIS KULTUR JARINGAN
Fahrizal Hari
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Annisa Dinandya
 
Makalah bioteknologi kultur jaringan
Makalah bioteknologi kultur jaringanMakalah bioteknologi kultur jaringan
Makalah bioteknologi kultur jaringanDhosma Rainsiwon
 

What's hot (20)

Acara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekbenAcara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekben
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimunMakalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
 
Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)Proposal Group project (kacang merah)
Proposal Group project (kacang merah)
 
Acara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekbenAcara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekben
 
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Pengaruh kelembapan terhadap perkecambahan kacang hijau
Pengaruh kelembapan terhadap perkecambahan kacang hijauPengaruh kelembapan terhadap perkecambahan kacang hijau
Pengaruh kelembapan terhadap perkecambahan kacang hijau
 
kultur jaringan kentang
kultur jaringan kentangkultur jaringan kentang
kultur jaringan kentang
 
Acara 5 fix tekben
Acara 5 fix tekbenAcara 5 fix tekben
Acara 5 fix tekben
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmKultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
 
kultur jaringan
kultur jaringankultur jaringan
kultur jaringan
 
Makalah biologi ANALISIS KULTUR JARINGAN
Makalah biologi ANALISIS  KULTUR JARINGANMakalah biologi ANALISIS  KULTUR JARINGAN
Makalah biologi ANALISIS KULTUR JARINGAN
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
 
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
 
Makalah bioteknologi kultur jaringan
Makalah bioteknologi kultur jaringanMakalah bioteknologi kultur jaringan
Makalah bioteknologi kultur jaringan
 

Viewers also liked

pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
novhitasari
 
Teknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamTeknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam Islam
Fatimah Umaira
 
La sostenibiltà
La sostenibiltàLa sostenibiltà
La sostenibiltàvoltafano
 
Barrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_Radiosurgery
Barrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_RadiosurgeryBarrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_Radiosurgery
Barrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_RadiosurgeryJeffrey A. Fiedler
 
[db tech showcase Tokyo 2014] D21: Postgres Plus Advanced Serverはここが使える&9.4新機...
[db tech showcase Tokyo 2014] D21: Postgres Plus Advanced Serverはここが使える&9.4新機...[db tech showcase Tokyo 2014] D21: Postgres Plus Advanced Serverはここが使える&9.4新機...
[db tech showcase Tokyo 2014] D21: Postgres Plus Advanced Serverはここが使える&9.4新機...
Insight Technology, Inc.
 
[db tech showcase Tokyo 2014] B13: PCIe SSDを用いたMySQL 5.6と5.7 のパフォーマンス対決!~MySQ...
[db tech showcase Tokyo 2014] B13: PCIe SSDを用いたMySQL 5.6と5.7 のパフォーマンス対決!~MySQ...[db tech showcase Tokyo 2014] B13: PCIe SSDを用いたMySQL 5.6と5.7 のパフォーマンス対決!~MySQ...
[db tech showcase Tokyo 2014] B13: PCIe SSDを用いたMySQL 5.6と5.7 のパフォーマンス対決!~MySQ...
Insight Technology, Inc.
 
Lempung
LempungLempung
Lempung
085753889956
 
lockheed martin 2006 Annual Report
lockheed martin 2006 Annual Reportlockheed martin 2006 Annual Report
lockheed martin 2006 Annual Reportfinance6
 
Dear Mr. Kilmer
Dear Mr. KilmerDear Mr. Kilmer
Dear Mr. Kilmer
Sharuliza Saad
 
Intertextualidade no texto bíblico
Intertextualidade no texto bíblicoIntertextualidade no texto bíblico
Intertextualidade no texto bíblicoEdilson A. Souza
 
Health in America and the World
Health in America and the WorldHealth in America and the World
Health in America and the WorldJohn Grant
 
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
Akira Kuratani
 
Gas mulia
Gas muliaGas mulia
Gas mulia
Tedi Eka
 
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Sakran
 
JOB DESCRIPTION FO SPV
JOB DESCRIPTION FO SPVJOB DESCRIPTION FO SPV
JOB DESCRIPTION FO SPVNgurah Putra
 
журнал злокачественные опухоли № 3 (2014)
журнал злокачественные опухоли № 3 (2014)журнал злокачественные опухоли № 3 (2014)
журнал злокачественные опухоли № 3 (2014)
oncoportal.net
 
Swtt2015 lt isanuki
Swtt2015 lt isanukiSwtt2015 lt isanuki
Swtt2015 lt isanuki
Ikou Sanuki
 

Viewers also liked (20)

pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Teknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamTeknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam Islam
 
La sostenibiltà
La sostenibiltàLa sostenibiltà
La sostenibiltà
 
Barrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_Radiosurgery
Barrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_RadiosurgeryBarrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_Radiosurgery
Barrow_Quarterly_1997_Physical_Aspects_of_Stx_Radiosurgery
 
[db tech showcase Tokyo 2014] D21: Postgres Plus Advanced Serverはここが使える&9.4新機...
[db tech showcase Tokyo 2014] D21: Postgres Plus Advanced Serverはここが使える&9.4新機...[db tech showcase Tokyo 2014] D21: Postgres Plus Advanced Serverはここが使える&9.4新機...
[db tech showcase Tokyo 2014] D21: Postgres Plus Advanced Serverはここが使える&9.4新機...
 
[db tech showcase Tokyo 2014] B13: PCIe SSDを用いたMySQL 5.6と5.7 のパフォーマンス対決!~MySQ...
[db tech showcase Tokyo 2014] B13: PCIe SSDを用いたMySQL 5.6と5.7 のパフォーマンス対決!~MySQ...[db tech showcase Tokyo 2014] B13: PCIe SSDを用いたMySQL 5.6と5.7 のパフォーマンス対決!~MySQ...
[db tech showcase Tokyo 2014] B13: PCIe SSDを用いたMySQL 5.6と5.7 のパフォーマンス対決!~MySQ...
 
Lempung
LempungLempung
Lempung
 
lockheed martin 2006 Annual Report
lockheed martin 2006 Annual Reportlockheed martin 2006 Annual Report
lockheed martin 2006 Annual Report
 
Dear Mr. Kilmer
Dear Mr. KilmerDear Mr. Kilmer
Dear Mr. Kilmer
 
Intertextualidade no texto bíblico
Intertextualidade no texto bíblicoIntertextualidade no texto bíblico
Intertextualidade no texto bíblico
 
bahan kimia
bahan kimiabahan kimia
bahan kimia
 
Health in America and the World
Health in America and the WorldHealth in America and the World
Health in America and the World
 
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
Salesforce DUG meetup #10 MiniHack完全制覇の旅
 
Gas mulia
Gas muliaGas mulia
Gas mulia
 
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
 
JOB DESCRIPTION FO SPV
JOB DESCRIPTION FO SPVJOB DESCRIPTION FO SPV
JOB DESCRIPTION FO SPV
 
журнал злокачественные опухоли № 3 (2014)
журнал злокачественные опухоли № 3 (2014)журнал злокачественные опухоли № 3 (2014)
журнал злокачественные опухоли № 3 (2014)
 
Yanah
YanahYanah
Yanah
 
Ashutosh rubber-pvt-ltd
Ashutosh rubber-pvt-ltdAshutosh rubber-pvt-ltd
Ashutosh rubber-pvt-ltd
 
Swtt2015 lt isanuki
Swtt2015 lt isanukiSwtt2015 lt isanuki
Swtt2015 lt isanuki
 

Similar to Tugas kultur in vitro tumbuhan

Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
arzaka
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
Afina Luthfi Azmi
 
Kajian zpt nilam
Kajian zpt nilamKajian zpt nilam
Kajian zpt nilam
cix ndut
 
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Haliza Arumdanya
 
Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
Tidar University
 
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Yan PeRa
 
Presentasi biologi 1 kel antangin xii.ipa.1
Presentasi biologi 1 kel antangin xii.ipa.1 Presentasi biologi 1 kel antangin xii.ipa.1
Presentasi biologi 1 kel antangin xii.ipa.1
Rio Prasetia
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
ppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenik
Google
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
UNESA
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Praktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang HijauPraktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang HijauAngga Oktyashari
 
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIFMAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
Hasanuddin University
 
Pertumbuhan dan perkembangan : Ismail
Pertumbuhan dan perkembangan : IsmailPertumbuhan dan perkembangan : Ismail
Pertumbuhan dan perkembangan : IsmailIsmail Fizh
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb
Andrew Hutabarat
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Febrina Tentaka
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
UNESA
 

Similar to Tugas kultur in vitro tumbuhan (20)

Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
 
Kajian zpt nilam
Kajian zpt nilamKajian zpt nilam
Kajian zpt nilam
 
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
 
Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
 
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
 
Presentasi biologi 1 kel antangin xii.ipa.1
Presentasi biologi 1 kel antangin xii.ipa.1 Presentasi biologi 1 kel antangin xii.ipa.1
Presentasi biologi 1 kel antangin xii.ipa.1
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
ppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenik
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Praktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang HijauPraktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang Hijau
 
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIFMAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
 
Pertumbuhan dan perkembangan : Ismail
Pertumbuhan dan perkembangan : IsmailPertumbuhan dan perkembangan : Ismail
Pertumbuhan dan perkembangan : Ismail
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 

Recently uploaded

001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Erma753811
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
d1051231034
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
d1051231039
 

Recently uploaded (12)

001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
 

Tugas kultur in vitro tumbuhan

  • 1. TUGAS KULTUR IN VITRO TUMBUHAN PENGARUH SUHU INKUBASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO SOMATIK JAHE (Zingiber officinale Rosc) OLEH : Ariyo Ade Saputra. W (B1J008122) Swastho Widyatomo (B1J009104) Tochirun (B1J009180) Marlina Syarah Dilah ( B1J010111) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012
  • 2. ABSTRAK Jahe merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia. Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter. Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk memperluas areal pengembangan tanaman ini adalah melalui perakitan varietas toleran dataran tinggi atau menengah, yang antara lain diperoleh melalui pendekatan seleksi ketahanan terhadap suhu tinggi yang dapat dilakukan secara in vitro. Jahe cekaman suhu rendah terhadap pertumbuhan dan perkembangan jahe secara in vitro sejauh ini belum diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan embrio somatik jahe secara in vitro. Penelitian akan dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan Fakultas Bioligi. Embrio somatik jahe diinduksi dari eksplan daun aseptik. Embrio somatik fase globuler yang terbentuk dipergunakan sebagai eksplan kemudian diinkubasi pada tiga taraf suhu ruang yaitu 17,3 ± 0,5ºC (kontrol), 23,3 ± 2,1ºC, dan 32,8 ± 1,7ºC selama 3 bulan dengan sub kultur setiap bulan sampai terbentuk planlet/tunas. Pengamatan dilakukan terhadap peubah pertumbuhan dan perkembangan eksplan embrio somatik yang meliputi penambahan bobot segar eksplan, persentase eksplan yang membentuk tunas, jumlah tunas yang terbentuk per eksplan serta persentase eksplan hidup.
  • 3. I. JUDUL PENELITIAN PENGARUH SUHU INKUBASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO SOMATIK JAHE (Zingiber officinale Rosc) II. PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kendala dalam pengembangan jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Indonesia adalah terbatasnya bibit bermutu. Secara konvensional bibit jahe diambil dari potongan rimpang. Dengan cara ini diperlukan bibit dalam jumlah yang banyak, (JANUWATI dan ROSITA, 1997). Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi. Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe dipanen pada umur tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Kendala utama lain adalah serangan penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum. Penyakit ini merupakan OPT utama yang dapat menggagalkan hasil dan sulit ditanggulangi karena di samping menyerang jahe, juga dapat menyerang tanaman temu-temuan lainnya seperti kunyit dan kencur, sayuran (tomat dan cabe), serta beberapa macam gulma (SUPRIADI et al., 1995). Jahe merupakan tanaman yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai minuman penghangat tubuh dan penghilang masuk angin. Dengan khasiat yang dimilikinya, jahe berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat masuk angin yang lebih alami pada tahun 2005 mencapai 22.515 kg dengan nilai 1.801.599 US $ (BPS, 2006) Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk mendapatkan sumber bibit bebas penyakit, seperti penggunaan bibit yang dihasilkan melalui teknik kultur jaringan adalah dengan memperluas areal pengembangan jahe melalui perakitan varietas toleran dataran rendah atau menengah. Menurut BHOJWANI dan RAZDAN (1996) kultur jaringan memiliki potensi yang besar sebagai suatu cara propagasi vegetatif bagi tanaman ditinjau dari segi ekonomi. Varietas ini antara lain dapat diperoleh melalui pendekatan seleksi ketahanan terhadap suhu rendah yang dapat dilakukan secara in vitro. Metode seleksi in vitro untuk ketahanan terhadap suhu rendah pada tanaman jahe sejauh ini belum dikembangkan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan suhu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik secara in vitro maupun in vivo. Regenerasi tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan dapat dilakukan melalui jalur organogenesis dan embriogenesis somatik. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan melalui jalur embrio-genesis somatik lebih menguntungkan dibandingkan melalui organogenesis karena dapat menghasilkan tanaman baru dengan jumlah yang lebih banyak. Selain itu, karena embriosomatik berasal dari sel tunggal maka akan lebih mudah untuk memonitor proses pertumbuhan setiap individu tanaman. Embriogenesis somatik juga merupakan jalur yang lebih efisien untuk penelitian yang melibatkan produksi tanaman yang ditransformasikan secara genetik (JIMENEZ, 2001). 2.2. Perumusan Masalah Apakah perlakuan inkubasi dengan suhu rendah berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan embrio somatic jahe ?
  • 4. 2.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan hidup embrio somatik jahe. Informasi ini penting diketahui berkaitan dengan rencana pengembangan metode seleksi in vitro jahe untuk ketahanan terhadap suhu rendah dalam rangka perakitan varietas jahe toleran dataran menengah atau tinggi. III. TELAAH PUSTAKA Proses embriogenesis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah genotipe tanaman, sumber eksplan, komposisi media, zat pengatur tumbuh dan keadaan fisiologi sel (TERZI dan LOSCHIAVO, 1990; EHSANPOUR, 2002). Pada kultur jaringan, sumber dan umur eksplan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kemampuan kalus menghasilkan embrio somatik (STONE et al., 2002). Beberapa penelitian terdahulu telah berhasil menginduksi dan meregenerasikan tanaman dari berbagai sumber umur ekspan melalui embriogenesis somatik. Penggunaan sumber eksplan daun aseptik, antera dan meristem (inner shoot bud) dari jahe putih besar var. Cimanggu-1, menunjukkan bahwa eksplan asal meristem memberikan potensi regenerasi lebih baik dari daun aseptik dan antera pada media tumbuh yang diaplikasikan untuk menginduksi embriogenesis somatik (SYAHID dan ROSTIANA, 2007; SITINJAK, 2005; ROSTIANA et al., 2002). Seleksi ketahanan terhadap suhu tinggi secara in vitro antara lain telah dilakukan pada tanaman kentang dan bawang putih dan telah berhasil diperoleh variean toleran suhu tinggi (DAS et al., 2000; GOSAL et al., 2001; ZHEN, 2001). Menurut KOTAK et al.(2007), respon tanaman terhadap cekaman suhu tinggi merupakan fenomena yang sangat kompleks. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh suhu lebih dari faktor lingkungan lainnya pada saat air bukan merupakan faktor pembatas (THUZAR et al., 2010). Hasil penelitian AMUTHA et al. (2007) menunjukkan perlakuan cekaman suhu tinggi pada 22 genotipe tanaman bunga matahari menghasilkan perubahan yang signifikan pada karakter fisiologis tanaman secara in vivo. Sementara hasil penelitian VAZ et al. (2004) menunjukkan cekaman suhu tinggi (32°C) menekan pertumbuhan bunga matahari secara in vitro. Demikian juga hasil penelitian LI dan WOLYN (1996) menunjukkan suhu inkubasi berpengaruh secara nyata terhadap embriogenesis somatik tanaman asparagus yaitu terhadap jumlah embrio somatik yang dihasilkan dan keberhasilan konversi embrio somatik menjadi planlet. Bagaimana pengaruh cekaman suhu tinggi terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan embrio somatik jahe secara in vitro sejauh ini belum diketahui. IV. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS Penelitian dilaksanakan akan dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 4.1. Metode 4.1.1. Induksi Embriogenesis Somatik
  • 5. Embrio somatik diinduksi dari eksplan daun purwo-ceng aseptik menggunakan metode yang dikembangkan oleh ROOSTIKA et al., (2005). Inisiasi kalus dilakukan pada media Murashige dan Skoog (MS) dengan penambahan zat pengatur tumbuh 2,4-D 2 mg/l dan pikloram 0,5 mg/l, gula 30 g/l dan pemadat phytagel 2 g/l dengan pH media 5,8. Setiap botol kultur diisi 25 ml media dengan 4 – 5 potong eksplan per botol. Kultur diinkubasi pada suhu 16-18ºC dalam kondisi gelap sampai terbentuk kalus. Kalus yang terbentuk kemudian disubkultur pada media induksi embriogenesis somatik yaitu media Driver, Kuniyuki dan Walnut (DKW) dengan penambahan zat pengatur tumbuh IBA 5 mg/l, gula 30 g/l dan pemadat phytagel 2 g/l dengan pH media 5,8. Setiap botol diisi 4 potong kalus berukuran panjang dan lebar sekitar 1 cm x 1 cm. Kultur kemudian diinkubasi pada suhu 16 - 18ºC dengan pencahayaan 2 buah lampu TL masing-masing 40 watt selama 16 jam sampai terbentuk embrio somatik fase globuler. Embrio somatik fase globular yang terbentuk dipergunakan sebagai bahan penelitian. 4.1.2. Perlakuan Suhu Inkubasi Embrio somatik fase globuler dipotong-potong ber-ukuran sekitar 0,5 cm x 0, 5 cm x 0,5 cm kemudian ditanam pada media pematangan embrio somatik yaitu media DKW dengan penambahan zat pengatur tumbuh IBA 5 mg/l, gula 30 g/l dan pemadat phytagel 2 g/l dengan pH media 5,8 sebanyak 3 eksplan per botol. Setelah itu kultur diinkubasi pada tiga taraf suhu ruang, yaitu rata-rata suhu siang 17, 3 ± 0,5ºC (kontrol), 23,3 ± 2,1ºC, dan 32,8 ± 1,7ºC selama 3 bulan dengan subkultur setiap bulan. Masing-masing perlakuan suhu inkubasi dilakukan di dalam ruang terpisah. 4.2. Rancangan Percobaan Rancangan lingkungan yang digunakan adalah acak lengkap dengan 3 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 12 botol. Pencahayaan dilakukan dengan menggunakan dua buah lampu TL masing-masing 40 watt selama 16 jam. Perlakuan suhu kontrol dan suhu 23,3 ± 2,1ºC dikontrol menggunakan AC sedangkan perlakuan suhu 32,8 ± 1,7ºC dicapai dengan penggunaan lampu pijar yang ditutup cat hitam sebagai sumber panas. 4.3. Analisis Peubah yang diamati adalah pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang meliputi penambahan bobot segar eksplan, persentase eksplan membentuk tunas, jumlah tunas yang terbentuk per eksplan, serta persentase eksplan hidup. Pengamatan dilakukan setiap bulan selama 3 bulan. Data yang diperoleh diuji kehomogenan ragamnya di antara ketiga ruang inkubasi menggunakan Uji Bartlett. Apabila ragam di antara ruang inkubasi homogen dilan-jutkan dengan analisis ragam gabungan dan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α 0,05. Analisis data dilakukan menggunakan program SAS 9,1
  • 6. DAFTAR PUSTAKA ALSADON, A.A., M. A. WAHBALLAH, and S. O. KHALIL. 2006. In vitro evaluation of heat stress tolerance in some tomato cultivars. J. King Saud Univ. Agric. Sci. 19(1): 13- 24. AMUTHA, R., S. MUTHULAKSMI, W. BABY RANI, K. INDIRA, and P. MAREESWARI. 2007. Physiological studies on evaluation of sunflower (Helianthus annus L.) genotypes for high temperature stress. Research Journal of Agriculture and Biological Sciences. 3(4): 245-251. BADAN PUSAT STATISTIK (BPS). 2006. Statistik Perdagangan Indonesia : Impor. Jilid ke-1. Jakarta : Biro Pusat Statistik. BHOJWAN, S. and M.K. RAZDAN. 1996. Plant tissue culture: Theory and practice. Elsevier Amsterdam, Oxford, New York, Tokyo. 767p. DAS A, S. S. GOSAL, J. S. SIDHU, and H. S. DHALIWAL. 2000. Induction of mutations for heat tolerance in potato by using in vitro culture and radiation. Euphytica.114(3):205 - 209. EHSANPOUR, A. A. 2002. Induction of somatic embryo-genesis from endosperm of oak (Quercus castanifolia). In A. TAJI and R. WILLIAMS (ed.). The importance of plant tissue culture and biotechnology in plant science. Univ. of New England Unit, Australia. p.273-277. GOSAL, S. S., A. DAS, J. GOPAL, J. L. MINOCHA, H.R. CHOPRA, and H.S. DHALIWAL 2001. In vitro induction of variability through radiation for late blight resistance and heat tolerance in potato. In : In vitro techniques for selection of radiation induced mutation adapted to adverse environmental conditions. Proceeding of a final Research Co-ordination Meeting; Shanghai, 17-21 August 1998. Vienna : FAO/IAEA Division of Nuclear Techniques in Food and Agriculture.p.7-13. JANUWATI, M. and S.M.D. ROSITA. 1997. Perbanyakan benih jahe. In N. AJIJAH et al. (Ed). Monograf Jahe. No.3. Balittro. Bogor. p.40-50 JIMENEZ, V.M. 2001. Regulation of in vitro somatic embryogenesis with emphasis on the role of endogenous hormones. R. Bras. Fisiol. Veg. 13(2): 196-223. KOTAK, S., J. LARKINDALE, U. LEE, P.VON KOSKULL-DO, E. VIERLING, and K.D. SCHARF. 2007. Complexity of the heat stress response in plants. Current Opinion in Plant Biology. 10:310-316. LEVITT, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stress. Volume ke-1, Chilling, Freezing, and High Temperature Stress. New York: Academic Press. LI, B. and D.J. WOLYN. 1996. Temperature and genotype affect asparagus somatic embryogenesis. In VitroCellular and Developmental Biology - Plant. 32 (3) 136-139.
  • 7. ROOSTIKA I, I. DARWATI dan I. MARISKA. 2005. Micripropagation of purwoceng (Pimpinella alpinaKDS) through organogenesis and somatic embryo-genesis. Presented in Seminar on Asean Science and Technology Week; Jakarta, 5-7 August 2005. SITINJAK, R.R. 2005. Potensi regenerasi kultur meristem jahe (Zingiber officinale Rosc.) melalui embriogenesis somatik. Disertasi Program Pasca Sarjana. Univer-sitas Pajajaran Bandung (Unpublished). STONE, L.J., M.C. COMB, and K. SEATON. 2002. Propagation of blue flowered conospermum species. In A. TAJI and R. WILLIAMS (Eds.). The importance of plant tissue culture and biotechnology in plant sciences. Univ. of New England Unit, Australia. p.351-353. SUPRIADI, J. G. ELPHINSTONE, S. J. EDEN-GREEN, and S.Y. HARTATI. 1995. Physiological, serological and pathological variation amongst isolates of Pseudomonas solanacearum from ginger and other hosts in Indonesia. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 1(2): 88-98. SYAHID, S.F. and O. ROSTIANA. 2007. Pengaruh Sumber Eksplan Terhadap Induksi Kalus Embriogenik Pada Kultur In vitro. Seminar PERSADA 2007. IPB. Bogor.p.304. TERZI, M. and F. LOSCHIAVO. 1990. Somatic embrygenesis. In S.S. Bhojwani (ed.) Plant tissue culture: Applications and Limitations. Elsevier, Amsterdam, Oxford, New York, Tokyo. p.55-66. THUZAR, M., A. B. PUTEH., N. A. P. ABDULLAH, M. B. MOHD. LASSIM and K. JUSOFF. 2010. The effects of temperature stress on the quality and yield of soya bean (Glycine max L. Merrill). Journal of Agricultural Science. 2(1): 172-179 VAZ, A.P.A., R.C.F. RIBEIRO and G.B. KERBAUY. 2004. Photoperiod and temperature effects on in vitrogrowth and flowering of P. pusilla, an epiphytic orchid. Plant Physiology and Biochemistry. 42: 411-415 ZHEN, H.R. 2001. In vitro technique for selection of radiation induced mutants of garlic. In: In vitro techniques for selection of radiation induced mutation adapted to adverse environmental conditions. Proceeding of a final Research Co-ordination Meeting; Shanghai, 17-21 Agustus 1998. Vienna : FAO/IAEA Division of Nuclear Techniques in Food and Agriculture. p.75- 78.