SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1179
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK
Spathoglottis plicata BLUME MELALUI MODIFIKASI KOMPOSISI MEDIUM
MS DAN SITOKININ1)
Optimization of Growth and Multiplication of PLBs Orchid Clone Line
Spathoglottis plicata Blume through Composition Modified MS Medium
and Cytokinin1)
Atra Romeida2),
Surjono Hadi Sutjahjo3),
Agus Purwito3),
,
Dewi Sukma3),
, dan Rustikawati2)
ABSTRACT
This experiment was aimed to obtain the best combination formulations
of vitamin and sucrose concentrations of the medium, and the best combination
between types of cytokinins and its concentration on inducing the best
multiplication of line clone Protocorm Like Bodies (PLBs) Spathoglottis plicata
orchid in lagre number using Murashige and Skoog (MS) solid medium in vitro.
PLBs were used as an explant materials was grown on MS modification medium
that they were accordance with the treatment. This experiment was arranged in
Completely Randomized Design (CRD) with two factors. The first factors was
formulations of vitamin composition and concentrations of sugar medium with
consists of four different formulations (J1 = vitamin MS + sucrose 30 g L-1
, J2 =
vitamin B5 + sucrose 30 g L-1
, J3= vitamin MS + sucrose 40 g L-1
, J4 = vitamin B5
+ sucrose 40 g L-1
). The second factors was seven level combination of
cytokinin types and it concentrations (S0 = without cytokinin (controle), S1 =
20 μM BA, S2 = 40 μM BA, S3 = 20 μM kinetin, S4 = 40 μM kinetin, S5 = 75 ml L-1
coconut milk, and S6 = 150 ml L-1
coconut milk). The best growth and
multiplication of PLBs orchid S. plicata produced on MS medium B5 vitamins
modification combined with 30 g L-1
sucrose concentration. There were available
on MS medium enrichment with 75 ml L-1
coconut milk as well as on MS
medium supported by 20 μM BA based on the higest number of PLBs per
explant, number of plantlets per explant, number of roots formed, plantlet height
and visual appearance and performance of the observations at 6 mst.
Keywords : Orchid, Spathoglottis plicata, Cytokinin, Benzyl Adenin, Coconut
milk, in vitro
PENDAHULUAN
Anggrek Spathoglottis plicata Blume. Merupakan salah satu jenis anggrek
tanah (terresterial) yang banyak terdapat di Bengkulu dan dapat tumbuh pada tempat-
tempat yang marginal dan kurang subur (Romeida 2008). Namun keberadaan
anggrek ini masih belum begitu diminati, karena warna bunganya yang sangat
terbatas (pink sampai ungu), tergantung tempat tumbuhnya. Selain itu, anggrek S.
plicata masih memiliki kelemahan antara lain mekar bunga yang tidak bersamaan,
bunga cepat layu, penampilan tanaman yang kurang proporsional karena memiliki
daun yang sangat besar dibandingkan dengan bunganya yang sangat kecil, tangkai
bunga yang terlalu panjang sehingga mudah rebah dan bunganya kecil-kecil. Dengan
demikian maka masih banyak yang perlu dikaji supaya mendapatkan tanaman yang
proporsional, sesuai dengan selera konsumen. Walaupun masih banyak
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1180
kekurangannya, ada trend yang mulai berkembang saat ini, yaitu penggunaan
anggrek S. plicata sebagai ornament taman dan sebagai tanaman border. BALITHI
Segunung mulai tahun 2007 sudah melepas 3 varietas baru hasil persilangan yaitu
Spathoglottis var. Kartika, var. Bintang Segunung dan var. Ani Bambang Yudhoyono
(Kartikaningrum et al., 2007)
Penggunaan zat pengatur tumbuh sitokinin alami maupun sintetik untuk
memacu multiplikasi dan pertumbuhan tunas mikro sudah digunakan secara luas
pada berbagai jenis tanaman, namun jenis dan konsentrasinya berbeda-beda untuk
berbagai jenis tanaman. Penggunaan sitokinin juga sangat penting untuk
perbanyakan in vitro berbagai jenis anggrek termasuk anggrek S. plicata. Sitokinin
merupakan zat pengatur tumbuh yang sangat berperan dalam proses proliferasi sel
(Ramirez-Parra, 2005), menginduksi pembelahan sel serta pembentukan dan
perkembangan tunas (Mok, 1994), mengaktifkan pucuk tunas lateral yang dorman
(Napoli, et al., 1999) serta memperlambat senescence (Gan dan Amasino, 1995).
Umumnya anggrek sudah dapat tumbuh baik tanpa penambahan sitokinin pada
medium tanamnya. Namun dengan penambahan sitokinin dapat memacu multiplikasi
PLB dan plantlet menjadi lebih cepat.
Multiplikasi PLB dan plantlet anggrek Dendrobium Cv. Thampomas tercepat
dan tertinggi didapat pada Media MS dengan penambahan 3 ppm BAP (Romeida,
2004), sedangkan untuk anggrek Dendrobium silangan (Cv. Thampomas X Cv. Jaq.
Hawaii) di dapat pada media MS dan Media Knudson C dengan penambahan 2%
arang aktif dan 5 ppm BAP (Romeida dan Hidayanti 2005). Jumlah plantlet terbanyak
anggrek Dendrobium Chao Praya Smile dihasilkan pada medium MS dengan
penambahan 4,4 µM BA (Hee et al., 2009). Pembentukan embrio somatik sekunder
dan perkembangannya menjadi plantlet kopi Arabika dihasilkan pada medium dengan
penambahan 0,6 µM IAA dan 22,2 µM BAP (Oktavia et al., 2003).
Sementara Seeni dan Latha, 1992, melaporkankan bahwa regenerasi eksplan
daun anggrek Red Vanda (Rhenanthera imschootiana) pada medium Mira et al.
(1976) dengan penambahan 44,4 µM BA, 17,7 µM NAA, 2 g/l sukrosa dan 2 g/L
pepton menghasilkan kalus mulai dari 10 sampai 12 minggu setelah tanam.
Perkembangannya membentuk PLB baru terjadi pada medium yang diperkaya
dengan 10% air kelapa dan 35 g/L bubur buah pisang setelah 12 minggu kemudian.
PLB yang berkembang menjadi tunas baru terjadi setelah 12 minggu berikutnya lagi.
Jumlah tunas tertinggi (multiplikasi tunas tertinggi) dihasilkan pada anggrek Blue
Vanda yang mampu mencapai 40 tunas per eksplan juga dihasilkan pada medium
yang sama dengan medium untuk Red Vanda hanya konsentrasi air kelapa
ditingkatkan menjadi 15% (Seeni dan Latha, 2000).
Penggunaan medium MS dengan modifikasi vitamin medium menggunakan B5
telah pula dilakukan untuk meningkatkan multiplikasi dan meningkatkan ketegaran
tanaman sebelum diaklimatisasi. Ahmad et al. (2007) menyatakan bahwa
penggunaan 30 g/L sorbitol dapat meningkatkan proliferasi tunas dan akar, mampu
meningkatkan berat basah akar pada batang bawah peach G 677. Sementara, Kenyo
(2002), melaporkan bahwa medium ½ MS dengan penambahan 60-90 g/L sukrosa
mampu mempertahankan pertumbuhan optimum Lili kultivar Avignon dan Bergamo,
tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal selama percobaan in vitro. Selain itu
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1181
pembentukan rimpang mikro jahe Gajah dapat pula distimulasi dengan pemberian
4,61 ppm BAP dan 30 g/L sukrosa (Marlin 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi komposisi vitamin dan
konsentrasi gula medium yang paling tepat untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan plantlet anggrek S. Plicata. Mendapatkan jenis dan konsentrasi
sitokinin terbaik dalam memproduksi pertumbuhan dan multiplikasi PLB dan plantlet
lini klon anggrek S. plicata dalam jumlah besar secara in vitro. Mengevaluasi
pengaruh interaksi kedua faktor perlakuan dalam mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan plantlet anggrek S. plicata sampai 6 minggu setelah tanam (mst).
BAHAN DAN METODE
Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Departemen Agronomi
dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, pada bulan Agustus hingga Oktober 2010.
Bahan tanam yang digunakan adalah lini klon PLB anggrek S. plicata yang dihasilkan
dari multiplikasi 1 biji anggrek yang dikultur pada medium MS selama 6 mst.
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun
secara faktorial. Faktor pertama adalah formulasi vitamin dan konsentrasi gula yang
terdiri dari empat macam formulasi yaitu J1 = vitamin MS + gula 30 g/l, J2 = vitamin
B5 + gula 30 g/l, J3= vitamin MS + gula 40 g/l, J4 = vitamin B5 + gula 40 g/l. Faktor
kedua adalah penambahan sitokinin (3 jenis dengan 2 taraf konsentrasi) yang terdiri
dari 7 kombinasi perlakuan yaitu S0 = tanpa sitokinin (kontrol), S1 = BA 20 μM, S2 =
BA 40 μM, S3 = kinetin 20 μM, S4 = kinetin 40 μM, S5 = air kelapa 75 ml/L, dan S6 =
air kelapa 150 ml/L. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak lima kali (5 botol
kultur). Medium dasar yang digunakan dalam percobaan ini adalah medium
Murashige dan Skoog (MS) yang telah dimodifikasi sesuai dengan perlakuan. Setiap
botol kultur diisi medium sebanyak 20 ml/botol, selanjutnya diinkubasi selama 1
minggu untuk mengetahui apakah medium benar-benar sudah steril. Medium yang
steril selanjutnya ditanam dengan 10 PLB yang sudah memanjang, tapi belum
berkembang sempurna membentuk plantlet dengan ukuran tinggi rata-rata 0,5 -1,0
cm.
Pengamatan karakter kualitatif seperti warna plantlet, warna daun, dilakukan
secara visual setiap minggu. Sedangkan karakter pertumbuhan (kuantitatif) yang
diamati setiap minggu meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah daun dan
jumlah akar. Pengamatan tinggi plantlet dilakukan pada akhir percobaan atau pada
saat sub kultur.
Untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan yang diberikan,
dilakukan uji F pada taraf 5 % untuk karakter kuantitatif. Bila terdapat beda nyata
antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf
5%. Data kualitatif akan dibuat tabulasi dan ditampilkan secara visual menggunakan
foto.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Modifikasi komposisi medium tanam dengan mengubah formulasi komposisi
vitamin dan konsentrasi gula yang terdapat di dalam medium MS memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada taraf uji F 5% terhadap jumlah PLB akhir
(multiplikasi PLB), jumlah plantlet, jumlah daun, jumlah akar dan tinggi plantlet pada 6
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1182
minggu setelah tanam (mst). Hasil uji lanjut menggunakan UJBD pada taraf 5%
disajikan pada Tabel 1. Perbedaan kombinasi jenis dan konsentrasi sitokinin di dalam
medium MS (7 kombinasi perlakuan) yang digunakan sebagai medium tanam
percobaan multiplikasi PLBs anggrek S. plicata memberikan respon berbeda nyata
pada taraf uji F 5% terhadap jumlah PLB akhir (multiplikasi PLB), jumlah plantlet,
jumlah daun, jumlah akar dan tinggi plantlet pada 6 minggu setelah tanam (mst).
Hasil uji lanjut menggunakan UJBD pada taraf 5% disajikan pada Tabel 2. Tidak
terdapat pengaruh interaksi yang nyata kedua faktor perlakuan yaitu antara komposisi
medium (formulasi vitamin dan gula) dengan sitokinin (jenis dan konsentrasinya)
terhadap semua karakter pertumbuhan dan multiplikasi PLBs anggrek S. plicata pada
6 mst.
Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (UJBD) pada taraf 5% seperti
disajikan pada Tabel 1, modifikasi formulasi vitamin B5 dengan konsentrasi gula 30 g
L-1
merupakan kombinasi terbaik dalam multiplikasi PLBs anggrek S. plicata.
Kombinasi perlakuan tersebut mampu menghasilkan multiplikasi tertinggi dan berbeda
nyata dengan ketiga kombinasi perlakuan lainnya, dengan kriteria jumlah PLB akhir
terbanyak yaitu 31 PLB baru per eksplan. Jumlah PLB yang berkembang menjadi
plantlet juga sangat tinggi yaitu 13,1 plantlet per eksplan dengan jumlah daun
mencapai 4,4 helai per plantlet. Kedua karakter pertumbuhan vegetatif tersebut
merupakan indikator dari taraf multiplikasi yang sangat penting dalam produksi benih
massal. Sementara untuk karakter jumlah akar terbanyak yaitu 2,8 helai per plantlet
dan tinggi plantlet tertinggi yaitu 6,8 cm juga dihasilkan dengan modifikasi Vitamin B5
dengan peningkatan konsentrasi gula medium MS menjadi 40 g L-1
(Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh Formulasi Komposisi Vitamin dan Konsentrasi Gula Medium
terhadap Pertumbuhan PLB Anggrek S. plicata pada 6 mst.
Komposisi vitamin
dan konsentrasi gula
Peubah yang diamati pada 6 MST
JPLB
(PLBs/eksp
lan)
JPLT
(plantlet/ek
splan)
JD
(helai/plt)
JA
(helai/plt)
TT
(cm)
J1 (Vitamin MS +
gula 30 g/L) 19,20 b 4,30 b 3,50 a 2,10 ab 2,70 c
J2 (Vitamin B5 + gula
30 g/L) 31,00 a 13,10 a 4,40 a 1,70 ab 4,10 bc
J3 (Vitamin MS +
gula 40 g/L) 10,00 c 2,00 c 3,90 a 1,10 b 3,00 bc
J4 (Vitamin B5 + gula
40 g/L) 10,80 c 2,50 c 3,70 a 2,80 a 6,80 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
berbeda tidak nyata pada UJBD taraf 0,0
Perbedaan formulasi komposisi vitamin medium juga memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap karakter yang diamati. Penggunaan vitamin B5 lebih baik
dibandingkan dengan vitamin MS (standar) dalam multiplikasi PLB guna
menghasilkan PLB baru dalam jumlah besar. Jumlah PLB akhir rata-rata yang
disahilkan mencapai 41,8 PLBs per eksplan setelah 6 mst. Kecepatan multiplikasi
PLBs anggrek S. plicata sangat penting dalam produksi lini klon guna menghasilkan
bahan tanam yang seragam. Sementara untuk Jumlah plantlet akhir, jumlah daun,
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1183
jumlah akar dan tinggi plantlet berdasarkan UJBD 5% tidak menunjukkan hasil yang
berbeda nyata (Gambar 1). Penampilan pengaruh modifikasi vitamin dan konsentrasi
gula terhadap pertumbuhan dan multiplikasi PLB disajikan pada Gambar 2. Komposisi
vitamin B5 ternyata mengandung konsentrasi beberapa senyawa organik yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan komposisi vitamin MS. Perbandingan konsentrasi
vitamin B5 (Gamborg B-5 medium) dengan vitamin MS adalah konsentrasi Nicotinic
acid 2 x lebih tinggi, Thiamin-HCl 20 x lebih tinggi, dan Pyridoxine-HCl 10 x lebih
tinggi. Namun ada kelebihan vitamin MS yaitu mengandung asam amino Glycine
dengan konsentrasi 2 ml L-1
sementara vitamin B5 tidak terdapat Glycine (Gamborg,
2002). Beberapa tanaman seperti wortel sangat membutuhkan asam amino sebagai
sumber NH2
sebagai nitogen tereduksi yang berfungsi sebagi buffer yang mampu
mnjaga kestabilan pH medium terutama dalam menginduksi pembentukan embrio
somatiknya (Ramage dan Williams, 2002 serta Dahleen dan Bregitzer, 2002).
Namun untuk anggrek ternyata ada atau tidak nya glycine tidak terlalu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan multiplikasi PLB.
Gambar 1. Pengaruh Formulasi jenis vitamin dan konsentrasi gula medium MS
terhadap Multiplikasi PLB Anggrek S. plicata pada 6mst.
Kiri : Modifikasi Vitamin, Kanan : Modifikasi Gula.
Konsentrasi gula di dalam medium tanam juga berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan multiplikasi PLB anggrek S. plicata. Konsentrasi gula 30 g L-1
merupakan konsentrasi terbaik untuk multiplikasi PLB karena mampu menghasil
jumlah PLB akhir tertinggi (25,1 PLBs/PLB) dan jumlah PLB yang mampu
berkembang menjadi Plantlet (8,7 plantlet/PLB), peningkatan konsentrasi gula
medium menyebabkan menurunnya pembentukan PLB (Gambar 1). Konsentrasi gula
terlalu tinggi dapat menyebakan medium menjadi terlalu pekat sehingga konsentrasi
medium menjadi lebih pekat dibandingkan dengan konsentrasi air di dalam sel.
Akibatnya akan terjadi plasmolisis (Marlin, 2005).
Sementara untuk tinggi tanaman diperlukan konsentrasi gula yang lebih tinggi
yaitu 40 g L-1
, karena pada tahap ini gula sangat dibutuhkan sebagai sumber energi
dalam metabolisme sel. Kebutuhan energi diserap oleh PLB dari medium tanam
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1184
selanjutnya akan dirombak dalam proses glikolis dan siklus sel guna mendapatkan
energi yang sangat dibutuhkan untuk pembelahan dan diferensiasi sel. Gula juga
akan dirubah menjadi sellulosa akan menjadi komponen utama penyusun dinding sel.
Di dalam botol kultur tanaman tidak melakukan fotosintesis oleh karena itu kebutuhan
gula dipenuhi dari penyerapan langsung melalui medium tanam. Penampilan PLB
akhir dan plantlet hasil percobaan modifikasi vitamin dan konsentrasi gula disajikan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Penampilan Pengaruh modifikasi vitamin MS dan konsentrasi gula
terhadap pertumbuhan dan Multiplikasi PLB pada 6 mst
Penambahan beberapa kombinasi jenis dan konsentrasi sitokinin (7 kombinasi
perlakuan) memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah PLB akhir, jumlah plantlet
akhir, jumlah akar dan tinggi tanaman, namun berpengaruh tidak nyata terhadap
jumlah daun pada taraf uji F 5%.
Hasil percobaan ini mendapatkan bahwa perlakuan medium MS dengan
penambahan air kelapa 75 ml L-1
sangat baik dalam menginduksi pertumbuhan dan
multiplikasi PLB, dengan kriteria tingginya jumlah PLB akhir yang terbentuk yaitu
mencapai 11 PLBs per eksplan, jumlah plantlet akhir sebanyak 5,9 plantlet per
eksplan, jumlah akar (2,6 helai/plantlet) dan tinggi plantlet yang terbentuk (4,72
cm/plantlet). Jumlah PLB akhir yang terbentuk tidak berbeda nyata dengan perlakuan
peningkatan konsentrasi air kelapa menjadi 150 ml L-1
(9,6 PLB per eksplan) sama
dengan jumlah PLB yang terbentuk pada medium MS dengan penambahan BA 20μM
(9,6 PLB per eksplan) setelah 6 mst (Tabel 2). Baiknya pertumbuhan dan multiplikasi
PLB menggunakan air kelapa diduga anggrek lebih menyukai sitokinin alami, karena
komposisi air kelapa lebih kompleks dibandingkan dengan sitokinin sintetik seperti BA
dan kinetin. Air kelapa disamping mengandung zeatin juga terdapat diphenyl urea,
gula dan beberapa senyawa organik lainnya (Mederos-Molina, 2004).
Jumlah plantlet tertinggi dihasilkan pada medium MS dengan penambahan BA
20 μM (6,4 plantlet per eksplan) dan medium MS dengan penambahan air kelapa 75
ml L-1
(5,9 plantlet per eksplan). Jumlah plantlet yang dihasilkan 2-3 kali lipat
dibandingkan dengan perlakuan lainnya dalam meninduksi pertumbuhan dan
multiplikasi PLB (Tabel 2).
Berbeda dengan jumlah PLB dan jumlah plantlet akhir yang terbentuk pada 6
mst, perbedaan jenis dan konsentrasi sitokinin tidak berpengaruh nyata terhadap
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1185
jumlah akar dan jumlah daun, karena rata-rata jumlah akar dan jumlah daun yang
terbentuk sama dengan kontrol, bahkan dengan pemberian kinetin 20 μM,
pembentukan akar justru semakin berkurang walaupun tidak berbeda nyata dengan
kontrol dan paling sedikit yaitu 0,4 helai per plantlet (Tabel 2).
Tidak berpengaruhnya jumlah akar yang terbentuk dengan perlakuan sitokinin
disebabkan karena sitokinin berfungsi memacu pembelahan sel dan multiplikasi tunas
bukan untuk perakaran. Secara alami sitokinin di dalam tumbuhan diproduksi pada
meristem tip akar dan ditranslokasi secara acropetal menuju ujung pucuk, selanjutnya
berfungsi dalam pembelahan sel pada meristem tip pucuk atau ujung batang (Moore
1979). Penelitian ini sejalan dengan percobaan in vitro pada umumnya. Penggunaan
sitokinin lebih tepat bila arah dan tujuan penelitian adalah untuk multiplikasi tunas
bukan ke arah induksi dan perkembangan perakaran.
Tabel 2. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Sitokinin terhadap Pertumbuhan Plantlet
S. plicata pada 6 mst.
Komposisi vitamin
dan konsentrasi
gula
Peubah yang diamati pada 6 MST
JPLB
(plb/
eksplan)
JPLT
(plb/
eksplan)
JD
(helai/p
lt)
JA
(helai/plt)
TT
(cm)
S0 (Kontrol/tanpa
sitokinin)
5,00 bc 2,40 bc 4,00 a 1,90 b 3,71 ab
S1 (BA 20μM) 9,60 ab 6,40 a 3,90 a 2,30 a 3,92 ab
S2 (BA 40μM ) 3,60 c 2,80 bc 4,50 a 2,20 a 2,90 b
S3(Kinetin20μM) 6,80 b 1,50 c 4,40 a 0,40a 4,72 a
S4 (Kinetin 40μM) 4,20 bc 3,70 bc 3,70 a 2,60 a 4,68 a
S5 Air Kelapa 75 ml
L
-1
)
11,00 a 5,90 a 3,00 a 1,50 a 5,75 a
S6 (Air Kelapa 150
ml L
-1
)
9,60 ab 2,70 bc 3,60 a 2,40 a 4,11 ab
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
berbeda tidak nyata pada UJBD 0,05
Bila dibandingkan ketiga jenis sitokinin yang diberikan pada medium tanam
anggrek S. Plicata yaitu BA, kinetin dan air kelapa, terlihat bahwa untuk induksi
pertumbuhan dan multiplikasi PLB sebaiknya mengunakan air kelapa, karena
kecepatan multiplikasi PLB menjadi 2 kali lipat dibandingkan dengan kontrol, yaitu dari
rata-rata 5 PLB per eksplan pada kontrol menjadi 10,3 PLB per eksplan dengan
penambahan air kelapa ke dalam medium tanam (Gambar 3).
Penambahan air kelapa kedalam medium tanam dapat memacu perkembangan
PLB menjadi plantlet dan tinggi tanaman dengan pengaruh yang sama baiknya
dengan pemberian BA 20 μM. Sementara untuk pembentukan akar dan daun,
perbedaan jenis sitokinin tidak berpengaruh, sehingga tidak ada pengaruhnya
digunakan atau tidak, seperti umumnya perbanyakan dengan teknik in vitro, untuk
memacu pertumbuhan akar sebaiknya menggunakan auksin saja. Terdapat banyak
keuntungan dengan penambahan air kelapa kedalam medium tanam, antara lain air
kelapa mudah didapat dan harganya juga murah, sehingga sangat menguntungkan
untuk perbanyakan anggrek dalam skala komersial nantinya.
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1186
Gambar 3. Pengaruh Jenis Sitokinin terhadap Multiplikasi PLB Anggrek S. plicata
pada 6 mst.
Hasil penelitian ini diketahui pula bahwa penggunaan kinetin kurang baik untuk
multiplikasi PLB anggrek S. plicata karena jumlah akhir PLB, plantlet, dan tinggi
tanaman yang dihasil jauh lebih rendah dibandingkan dengan pemberian BA dan air
kelapa. Penampilan visual hasil percobaan pengaruh penambahan beberapa jenis
dan konsentrasi sitokinin ke dalam medium MS disajikan pada Gambar 4.
Jumlah jumlah PLB akhir, jumlah plantlet, jumlah daun yang banyak dan warna
daun yang hijau tua dengan beberapa akar yang kuat dihasilkan pada medium MS
dengan penambahan air kelapa, sementara akar yang besar, kuat dengan bulu akar
yang sangat banyak dihasilkan pada medium MS dengan penambahan BA. Plantlet
dengan kriteria yang demikian sangat dibutuhkan karena akan dapat beradaptasi
dengan baik pada medium non aseptik setelah dilakukan aklimatisasi.
Gambar 4. Penampilan Pengaruh modifikasi vitamin MS dan konsentrasi Gula
terhadap pertumbuhan dan Multiplikasi PLB pada 6 mst
Pembengkakan pangkal batang yang selanjutnya diikuti dengan keluarnya
fenol dengan jumlah yang cukup banyak (memenuhi permukaan medium dan medium
berubah warna menjadi coklat kehitaman) pada medium tanam hanya dijumpai pada
perlakuan plantlet yang ditanam pada medium MS + vitamin B5 + gula ditingkatkan
menjadi 40 g/L dan penambahan 150 ml/L air kelapa. Plantlet dengan kriteria yang
seperti itu diduga akan dapat diarahkan untuk menginduksi pembungaan secara in
vitro, karena ciri-ciri tunas yang demikian merupakan fase awal dari pembentukan
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1187
bunga secara in vitro pada anggrek Dendrobium. Sejalan dengan hasil penelitian
yang telah dilaporkan oleh Hee et al. (2009) pada anggrek Dendrobium Chao Praya
Smile, Tee et al. (2008) pada anggrek Dendrobium Sonia-17, dan Sim et al. (2008)
pada anggrek Dendrobium Madame Thong-In. Ketiga peneliti tersebut melaporkan
bahwa induksi pembungaan pada ketiga jenis anggrek Dendrobium yang berbeda
memiliki ciri-ciri dan tahapan yang sama, yaitu diawali dengan pembengkakan
pangkal batang, tidak terbentuk akar, selanjutnya terjadi bolting (pemanjang ruas
batang), muncul tangkai bunga (influorescent) dan terakhir akan terbentuk bunga
fluorescent secara in vitro.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif,
dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan dan multiplikasi PLB anggrek S. plicata
terbaik dihasilkan pada medium MS dengan modifikasi vitamin B5 dan konsentrasi
gula 30 g L-1
dan pada medium MS dengan penambahan air kelapa 75 ml L-1
serta
pada medium MS dengan penambahan BA 20 μM dengan kriteria jumlah PLB akhir
dan jumlah plantlet akhir tertinggi, jumlah akar dan tinggi tanaman serta penampilan
visual hasil pengamatan pada 6 mst.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional melalui Penelitian Hibah Bersaing tahun I yang
telah membiayai penelitian ini melalui dana DIPA Dit Litabmas nomor 0541/023-
4.1.01/00/2011 tanggal 20 desember 2010 berdasarkan surat perjanjian nomor
026/SP2H/PL/ Dit.Litabmas/IV/2011 tanggal 14 April 2011.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad TA, NA Abbasi, IA Hafiz and A Ali. 2007. Comparison of sucrose and sorbitol
as main carbon energy sources in micropropagation of Peach rootstock GF-
677. Pak. J. Bot. 39(4) : 1269-1275
Dahleen L S and P Bregitzer P. 2002. An improved media system for high
regeneration ratesfrom barley immature embryo-derived callus cultures of
commercial cultivars. Crop Science. 42, 934–938.
Gamborg O L. 2002 Plant tissue culture. Biotechnology. Milestones. In vitro Cellular
and Developmental Biology—Plant 38, 84–92.
Gan S and RM Amasino. 1995. Inhibition of leaf senescence by autoregulated
production of cytokinin. Science 270:1986-1988
Hee KH, CS Loh and HH Yeoh. 2009. Early in vitro flowering and seed production in
culture in Dendrobium Chao Praya Smile (Orchidase). Plant Cell Rep 26 :
2055-2062
Kartikaningrum S, Y Sulyo, NQ Hayati, Suryanah dan YA Bety. 2007. Keragaan
karakter kualitatif hasil persilangan anggrek Spathoglottis. J. Hort. Edisi
Khusus (2) : 138-147.
Kenyo A, HK Murdaningsih, T Herawati dan JS Darsa. 2002. Tanggap dua kultivar Lili
terhadap kombinasi komposisi medium MS dan gula pasir untuk konservasi in
vitro. Zuriat 13(2) : 87-96.
Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011
Lembang, 23-24 November 2011
1188
Marlin. 2005. Pembentukan rimpang mikro jahe (Zingiber officinale Rosc.) secara in
vitro dengan pemberian Benzyl Amino Purine dan sukrosa. Jurnal Akta Agrosia
8(2) : 70-73
Mederos-Molina S. 2004. In vitro Callus Induction and Plants from Stem and Petiole
Explants of Salvia canariensis L. Plant Tissue Cult. 14(2) : 167-172
Mok MC. 1994. Cytokinin : chemistry, activity and fuction. In Cytokinin and plant
development an overview (ed. M. Mok DWS, MC). p.155-156. CRC. Boca
raton, FL.
Moore TC. 1979. Biochemistry and Physiology of Plant Hormones. Springer-Verlag
New York.
Napoli CA, CA Beveridge, and KC Snowden. 1999. Reevaluating concept of apical
dominance and the control of axilarry bud outgrowth. Curr. Top. Dev. Biol.
44:127-169
Oktavia F, Siswanto, A Budiani and Sudarsono. 2003. Embriogenesis somatik
langsung dan regenerasi plantlet kopi arabika (Coffea arabica) dari berbagai
eksplan. Menara Perkebunan 71(2) : 44-45
Ramage C M. and RR Williams. 2002. Mineral nutrition and plant morphogenesis. In
vitroCellular and Developmental Biology—Plant 38, 116–124.
Ramirez-Parra E, B Desvoyes, and C Gutierrez. 2005. Balance between cell division
and differentiation during plant development. Int.J.Dev.Biol. 49:467-477
Romeida A dan T Hidayanti. 2005. Multiplikasi plantlet anggrek Dendrobium cv.
Thampomas x cv. Taq. Hawaii pada beberapa taraf konsentrasi BAP dan
Arang Aktif secara in vitro. Laporan penelitian (tidak dipublikasi).
Romeida A. 2008. Konservasi anggrek spesies endemik propinsi Bengkulu secara
ex situ : Identifikasi anggrek spesies di Kabupaten Kepahiang Bengkulu.
Laporan hasil penelitian Hibah Unggulan UNIB tahun anggaran 2007-2008.
Romeida A. 2004. Romeida, A. dan I. A. Susanti. 2004. Aklimatisasi anggrek
silangan Dendrobium cv. Thampomas x cv. Taq. Hawaii pada beberapa taraf
konsentrasi pupuk daun bioplasma dan jenis media tanam. Laporan penelitian
(tidak dipublikasi).
Seeni S and PG Latha. 2000. In vitro multiplication and ecorehabilitation endangered
Blue Vanda. Plant cell. Tissue and organ Culture 61 : 1-8.
Seeni S and PG. Latha. 1992. Foliar regeneration of endangered Red Vanda
(Renanthera imschootiana Rolfe) Orchidase. Plant cell. Tissue and organ
Culture 29 : 167-172.
Sim GE, CJ Goh and CS Loh. 2008. Induction of in vitro flowering in Dendrobium
Madame Thong-In seedlings is assosiated with increase in endegenous N6-
isopentenyl adenin (iP) dan N6-∆2-isopentenyl-adenosin (iPA). Plant Cell Rep.
27 : 1281-1289.
Tee CS, M Maziah and CS Tan. 2008. Induction of in vitro flowering in the orchid
Dendrobium Sonia-17. Biologia Plantarm 52(4) : 723-726.

More Related Content

What's hot

Kultur Jaringan Tanaman - TIPP
Kultur Jaringan Tanaman - TIPPKultur Jaringan Tanaman - TIPP
Kultur Jaringan Tanaman - TIPPtani57
 
Nurul fitri (10117011)
Nurul fitri (10117011)Nurul fitri (10117011)
Nurul fitri (10117011)sinupid
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang baranganxie_yeuw_jack
 
Kajian zpt nilam
Kajian zpt nilamKajian zpt nilam
Kajian zpt nilamcix ndut
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangsujononasa
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanDina Lubis
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROSMPN 4 Kerinci
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhantochi run
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Bab iv konsep mikropropagasi
Bab iv konsep mikropropagasiBab iv konsep mikropropagasi
Bab iv konsep mikropropagasiIvho Mamonto
 
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmKultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmMuhammad Sabrin
 
Peta konsep kul jar
Peta konsep kul jarPeta konsep kul jar
Peta konsep kul jarIvho Mamonto
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Operator Warnet Vast Raha
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosisTidar University
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
Panduan Kultur Jaringan Gaharu
Panduan Kultur Jaringan GaharuPanduan Kultur Jaringan Gaharu
Panduan Kultur Jaringan GaharuAndri Sofda
 

What's hot (20)

Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
 
Kultur Jaringan Tanaman - TIPP
Kultur Jaringan Tanaman - TIPPKultur Jaringan Tanaman - TIPP
Kultur Jaringan Tanaman - TIPP
 
Nurul fitri (10117011)
Nurul fitri (10117011)Nurul fitri (10117011)
Nurul fitri (10117011)
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
Kajian zpt nilam
Kajian zpt nilamKajian zpt nilam
Kajian zpt nilam
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Bab iv konsep mikropropagasi
Bab iv konsep mikropropagasiBab iv konsep mikropropagasi
Bab iv konsep mikropropagasi
 
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmKultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
 
mikropropagasi
mikropropagasimikropropagasi
mikropropagasi
 
Peta konsep kul jar
Peta konsep kul jarPeta konsep kul jar
Peta konsep kul jar
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Panduan Kultur Jaringan Gaharu
Panduan Kultur Jaringan GaharuPanduan Kultur Jaringan Gaharu
Panduan Kultur Jaringan Gaharu
 

Viewers also liked

Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau Rafi Azzam
 
Air dan kacang hijau
Air dan kacang hijauAir dan kacang hijau
Air dan kacang hijaucemux
 
modul IV rancangan faktorial noda dan deterjen
modul IV rancangan faktorial noda dan deterjenmodul IV rancangan faktorial noda dan deterjen
modul IV rancangan faktorial noda dan deterjennur cendana sari
 
Pengaruh air ber Ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
Pengaruh air ber Ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijauPengaruh air ber Ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
Pengaruh air ber Ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijaudestyanwahyusih
 
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagungKelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagungPoltekkes Kemenkes Banten
 
LAPORAN PERCOBAAN PENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
LAPORAN PERCOBAANPENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNGLAPORAN PERCOBAANPENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
LAPORAN PERCOBAAN PENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNGMuhibbudin Kamal
 
Karya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagungKarya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagungKrisna Dayu L
 
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT Siti Jum'atun
 
Rancangan acak kelompok (RAK)
Rancangan acak kelompok (RAK)Rancangan acak kelompok (RAK)
Rancangan acak kelompok (RAK)Muhammad Eko
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...Afina Luthfi Azmi
 
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhanpower point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhanIsna Nina Bobo
 

Viewers also liked (13)

Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
 
Air dan kacang hijau
Air dan kacang hijauAir dan kacang hijau
Air dan kacang hijau
 
Studi banding budidaya jagung
Studi banding budidaya jagungStudi banding budidaya jagung
Studi banding budidaya jagung
 
modul IV rancangan faktorial noda dan deterjen
modul IV rancangan faktorial noda dan deterjenmodul IV rancangan faktorial noda dan deterjen
modul IV rancangan faktorial noda dan deterjen
 
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOKRANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
 
Pengaruh air ber Ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
Pengaruh air ber Ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijauPengaruh air ber Ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
Pengaruh air ber Ph terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
 
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagungKelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
 
LAPORAN PERCOBAAN PENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
LAPORAN PERCOBAANPENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNGLAPORAN PERCOBAANPENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
LAPORAN PERCOBAAN PENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
 
Karya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagungKarya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagung
 
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
KARYA ILMIAH PEMBUSUKAN TOMAT
 
Rancangan acak kelompok (RAK)
Rancangan acak kelompok (RAK)Rancangan acak kelompok (RAK)
Rancangan acak kelompok (RAK)
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
 
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhanpower point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
 

Similar to OPTIMASI PERTUMBUHAN

INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...Repository Ipb
 
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptxPENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptxoliviakomansilan3
 
PENGARUH MUTASI INDUKSI MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN Caladi...
PENGARUH MUTASI INDUKSI MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN Caladi...PENGARUH MUTASI INDUKSI MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN Caladi...
PENGARUH MUTASI INDUKSI MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN Caladi...Repository Ipb
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxDodolaneNoya
 
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...Devi Ningsih
 
SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...
SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...
SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...Repository Ipb
 
INDUKSI MUTASI PROTOCORM LIKE BODIES (PLB) ANGGREK Spathoglottis plicata Blum...
INDUKSI MUTASI PROTOCORM LIKE BODIES (PLB) ANGGREK Spathoglottis plicata Blum...INDUKSI MUTASI PROTOCORM LIKE BODIES (PLB) ANGGREK Spathoglottis plicata Blum...
INDUKSI MUTASI PROTOCORM LIKE BODIES (PLB) ANGGREK Spathoglottis plicata Blum...Repository Ipb
 
Ramuan Pengatur Sistem Imun
Ramuan Pengatur Sistem ImunRamuan Pengatur Sistem Imun
Ramuan Pengatur Sistem ImunTrie Marcory
 
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Dedi Hutapea
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahagronomy
 
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002Yusuf Ahmad Husaeni
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...Repository Ipb
 
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...Operator Warnet Vast Raha
 
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...Repository Ipb
 
Jurnal acara 5
Jurnal acara 5Jurnal acara 5
Jurnal acara 5yoga budi
 
7423-27419-1-PB.pdf
7423-27419-1-PB.pdf7423-27419-1-PB.pdf
7423-27419-1-PB.pdfRizkyNazty
 
Laporan Penelitian Ilmiah Kacang Hijau
Laporan Penelitian Ilmiah Kacang HijauLaporan Penelitian Ilmiah Kacang Hijau
Laporan Penelitian Ilmiah Kacang HijauAlfian Isnan
 
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptxPresentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptxLENADIANSAPUTRI1
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 

Similar to OPTIMASI PERTUMBUHAN (20)

INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
 
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptxPENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERTUMBUHAN PLANTET ANGGREK.pptx
 
PENGARUH MUTASI INDUKSI MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN Caladi...
PENGARUH MUTASI INDUKSI MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN Caladi...PENGARUH MUTASI INDUKSI MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN Caladi...
PENGARUH MUTASI INDUKSI MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN Caladi...
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
 
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
 
SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...
SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...
SUBKULTUR BERULANG TUNAS IN VITRO PISANG KEPOK UNTI SAYANG PADA BEBERAPA KOMP...
 
INDUKSI MUTASI PROTOCORM LIKE BODIES (PLB) ANGGREK Spathoglottis plicata Blum...
INDUKSI MUTASI PROTOCORM LIKE BODIES (PLB) ANGGREK Spathoglottis plicata Blum...INDUKSI MUTASI PROTOCORM LIKE BODIES (PLB) ANGGREK Spathoglottis plicata Blum...
INDUKSI MUTASI PROTOCORM LIKE BODIES (PLB) ANGGREK Spathoglottis plicata Blum...
 
Ramuan Pengatur Sistem Imun
Ramuan Pengatur Sistem ImunRamuan Pengatur Sistem Imun
Ramuan Pengatur Sistem Imun
 
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80Agrobiogen 2 2_2006_74-80
Agrobiogen 2 2_2006_74-80
 
Alelopath
AlelopathAlelopath
Alelopath
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
 
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
 
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
PENGARUH INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA PADA REGENERASI KALUS EMBRIOGENIK KEPROK ...
 
Jurnal acara 5
Jurnal acara 5Jurnal acara 5
Jurnal acara 5
 
7423-27419-1-PB.pdf
7423-27419-1-PB.pdf7423-27419-1-PB.pdf
7423-27419-1-PB.pdf
 
Laporan Penelitian Ilmiah Kacang Hijau
Laporan Penelitian Ilmiah Kacang HijauLaporan Penelitian Ilmiah Kacang Hijau
Laporan Penelitian Ilmiah Kacang Hijau
 
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptxPresentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

OPTIMASI PERTUMBUHAN

  • 1. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1179 OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis plicata BLUME MELALUI MODIFIKASI KOMPOSISI MEDIUM MS DAN SITOKININ1) Optimization of Growth and Multiplication of PLBs Orchid Clone Line Spathoglottis plicata Blume through Composition Modified MS Medium and Cytokinin1) Atra Romeida2), Surjono Hadi Sutjahjo3), Agus Purwito3), , Dewi Sukma3), , dan Rustikawati2) ABSTRACT This experiment was aimed to obtain the best combination formulations of vitamin and sucrose concentrations of the medium, and the best combination between types of cytokinins and its concentration on inducing the best multiplication of line clone Protocorm Like Bodies (PLBs) Spathoglottis plicata orchid in lagre number using Murashige and Skoog (MS) solid medium in vitro. PLBs were used as an explant materials was grown on MS modification medium that they were accordance with the treatment. This experiment was arranged in Completely Randomized Design (CRD) with two factors. The first factors was formulations of vitamin composition and concentrations of sugar medium with consists of four different formulations (J1 = vitamin MS + sucrose 30 g L-1 , J2 = vitamin B5 + sucrose 30 g L-1 , J3= vitamin MS + sucrose 40 g L-1 , J4 = vitamin B5 + sucrose 40 g L-1 ). The second factors was seven level combination of cytokinin types and it concentrations (S0 = without cytokinin (controle), S1 = 20 μM BA, S2 = 40 μM BA, S3 = 20 μM kinetin, S4 = 40 μM kinetin, S5 = 75 ml L-1 coconut milk, and S6 = 150 ml L-1 coconut milk). The best growth and multiplication of PLBs orchid S. plicata produced on MS medium B5 vitamins modification combined with 30 g L-1 sucrose concentration. There were available on MS medium enrichment with 75 ml L-1 coconut milk as well as on MS medium supported by 20 μM BA based on the higest number of PLBs per explant, number of plantlets per explant, number of roots formed, plantlet height and visual appearance and performance of the observations at 6 mst. Keywords : Orchid, Spathoglottis plicata, Cytokinin, Benzyl Adenin, Coconut milk, in vitro PENDAHULUAN Anggrek Spathoglottis plicata Blume. Merupakan salah satu jenis anggrek tanah (terresterial) yang banyak terdapat di Bengkulu dan dapat tumbuh pada tempat- tempat yang marginal dan kurang subur (Romeida 2008). Namun keberadaan anggrek ini masih belum begitu diminati, karena warna bunganya yang sangat terbatas (pink sampai ungu), tergantung tempat tumbuhnya. Selain itu, anggrek S. plicata masih memiliki kelemahan antara lain mekar bunga yang tidak bersamaan, bunga cepat layu, penampilan tanaman yang kurang proporsional karena memiliki daun yang sangat besar dibandingkan dengan bunganya yang sangat kecil, tangkai bunga yang terlalu panjang sehingga mudah rebah dan bunganya kecil-kecil. Dengan demikian maka masih banyak yang perlu dikaji supaya mendapatkan tanaman yang proporsional, sesuai dengan selera konsumen. Walaupun masih banyak
  • 2. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1180 kekurangannya, ada trend yang mulai berkembang saat ini, yaitu penggunaan anggrek S. plicata sebagai ornament taman dan sebagai tanaman border. BALITHI Segunung mulai tahun 2007 sudah melepas 3 varietas baru hasil persilangan yaitu Spathoglottis var. Kartika, var. Bintang Segunung dan var. Ani Bambang Yudhoyono (Kartikaningrum et al., 2007) Penggunaan zat pengatur tumbuh sitokinin alami maupun sintetik untuk memacu multiplikasi dan pertumbuhan tunas mikro sudah digunakan secara luas pada berbagai jenis tanaman, namun jenis dan konsentrasinya berbeda-beda untuk berbagai jenis tanaman. Penggunaan sitokinin juga sangat penting untuk perbanyakan in vitro berbagai jenis anggrek termasuk anggrek S. plicata. Sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yang sangat berperan dalam proses proliferasi sel (Ramirez-Parra, 2005), menginduksi pembelahan sel serta pembentukan dan perkembangan tunas (Mok, 1994), mengaktifkan pucuk tunas lateral yang dorman (Napoli, et al., 1999) serta memperlambat senescence (Gan dan Amasino, 1995). Umumnya anggrek sudah dapat tumbuh baik tanpa penambahan sitokinin pada medium tanamnya. Namun dengan penambahan sitokinin dapat memacu multiplikasi PLB dan plantlet menjadi lebih cepat. Multiplikasi PLB dan plantlet anggrek Dendrobium Cv. Thampomas tercepat dan tertinggi didapat pada Media MS dengan penambahan 3 ppm BAP (Romeida, 2004), sedangkan untuk anggrek Dendrobium silangan (Cv. Thampomas X Cv. Jaq. Hawaii) di dapat pada media MS dan Media Knudson C dengan penambahan 2% arang aktif dan 5 ppm BAP (Romeida dan Hidayanti 2005). Jumlah plantlet terbanyak anggrek Dendrobium Chao Praya Smile dihasilkan pada medium MS dengan penambahan 4,4 µM BA (Hee et al., 2009). Pembentukan embrio somatik sekunder dan perkembangannya menjadi plantlet kopi Arabika dihasilkan pada medium dengan penambahan 0,6 µM IAA dan 22,2 µM BAP (Oktavia et al., 2003). Sementara Seeni dan Latha, 1992, melaporkankan bahwa regenerasi eksplan daun anggrek Red Vanda (Rhenanthera imschootiana) pada medium Mira et al. (1976) dengan penambahan 44,4 µM BA, 17,7 µM NAA, 2 g/l sukrosa dan 2 g/L pepton menghasilkan kalus mulai dari 10 sampai 12 minggu setelah tanam. Perkembangannya membentuk PLB baru terjadi pada medium yang diperkaya dengan 10% air kelapa dan 35 g/L bubur buah pisang setelah 12 minggu kemudian. PLB yang berkembang menjadi tunas baru terjadi setelah 12 minggu berikutnya lagi. Jumlah tunas tertinggi (multiplikasi tunas tertinggi) dihasilkan pada anggrek Blue Vanda yang mampu mencapai 40 tunas per eksplan juga dihasilkan pada medium yang sama dengan medium untuk Red Vanda hanya konsentrasi air kelapa ditingkatkan menjadi 15% (Seeni dan Latha, 2000). Penggunaan medium MS dengan modifikasi vitamin medium menggunakan B5 telah pula dilakukan untuk meningkatkan multiplikasi dan meningkatkan ketegaran tanaman sebelum diaklimatisasi. Ahmad et al. (2007) menyatakan bahwa penggunaan 30 g/L sorbitol dapat meningkatkan proliferasi tunas dan akar, mampu meningkatkan berat basah akar pada batang bawah peach G 677. Sementara, Kenyo (2002), melaporkan bahwa medium ½ MS dengan penambahan 60-90 g/L sukrosa mampu mempertahankan pertumbuhan optimum Lili kultivar Avignon dan Bergamo, tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal selama percobaan in vitro. Selain itu
  • 3. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1181 pembentukan rimpang mikro jahe Gajah dapat pula distimulasi dengan pemberian 4,61 ppm BAP dan 30 g/L sukrosa (Marlin 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi komposisi vitamin dan konsentrasi gula medium yang paling tepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan plantlet anggrek S. Plicata. Mendapatkan jenis dan konsentrasi sitokinin terbaik dalam memproduksi pertumbuhan dan multiplikasi PLB dan plantlet lini klon anggrek S. plicata dalam jumlah besar secara in vitro. Mengevaluasi pengaruh interaksi kedua faktor perlakuan dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan plantlet anggrek S. plicata sampai 6 minggu setelah tanam (mst). BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, pada bulan Agustus hingga Oktober 2010. Bahan tanam yang digunakan adalah lini klon PLB anggrek S. plicata yang dihasilkan dari multiplikasi 1 biji anggrek yang dikultur pada medium MS selama 6 mst. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah formulasi vitamin dan konsentrasi gula yang terdiri dari empat macam formulasi yaitu J1 = vitamin MS + gula 30 g/l, J2 = vitamin B5 + gula 30 g/l, J3= vitamin MS + gula 40 g/l, J4 = vitamin B5 + gula 40 g/l. Faktor kedua adalah penambahan sitokinin (3 jenis dengan 2 taraf konsentrasi) yang terdiri dari 7 kombinasi perlakuan yaitu S0 = tanpa sitokinin (kontrol), S1 = BA 20 μM, S2 = BA 40 μM, S3 = kinetin 20 μM, S4 = kinetin 40 μM, S5 = air kelapa 75 ml/L, dan S6 = air kelapa 150 ml/L. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak lima kali (5 botol kultur). Medium dasar yang digunakan dalam percobaan ini adalah medium Murashige dan Skoog (MS) yang telah dimodifikasi sesuai dengan perlakuan. Setiap botol kultur diisi medium sebanyak 20 ml/botol, selanjutnya diinkubasi selama 1 minggu untuk mengetahui apakah medium benar-benar sudah steril. Medium yang steril selanjutnya ditanam dengan 10 PLB yang sudah memanjang, tapi belum berkembang sempurna membentuk plantlet dengan ukuran tinggi rata-rata 0,5 -1,0 cm. Pengamatan karakter kualitatif seperti warna plantlet, warna daun, dilakukan secara visual setiap minggu. Sedangkan karakter pertumbuhan (kuantitatif) yang diamati setiap minggu meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah akar. Pengamatan tinggi plantlet dilakukan pada akhir percobaan atau pada saat sub kultur. Untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan yang diberikan, dilakukan uji F pada taraf 5 % untuk karakter kuantitatif. Bila terdapat beda nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf 5%. Data kualitatif akan dibuat tabulasi dan ditampilkan secara visual menggunakan foto. HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi komposisi medium tanam dengan mengubah formulasi komposisi vitamin dan konsentrasi gula yang terdapat di dalam medium MS memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf uji F 5% terhadap jumlah PLB akhir (multiplikasi PLB), jumlah plantlet, jumlah daun, jumlah akar dan tinggi plantlet pada 6
  • 4. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1182 minggu setelah tanam (mst). Hasil uji lanjut menggunakan UJBD pada taraf 5% disajikan pada Tabel 1. Perbedaan kombinasi jenis dan konsentrasi sitokinin di dalam medium MS (7 kombinasi perlakuan) yang digunakan sebagai medium tanam percobaan multiplikasi PLBs anggrek S. plicata memberikan respon berbeda nyata pada taraf uji F 5% terhadap jumlah PLB akhir (multiplikasi PLB), jumlah plantlet, jumlah daun, jumlah akar dan tinggi plantlet pada 6 minggu setelah tanam (mst). Hasil uji lanjut menggunakan UJBD pada taraf 5% disajikan pada Tabel 2. Tidak terdapat pengaruh interaksi yang nyata kedua faktor perlakuan yaitu antara komposisi medium (formulasi vitamin dan gula) dengan sitokinin (jenis dan konsentrasinya) terhadap semua karakter pertumbuhan dan multiplikasi PLBs anggrek S. plicata pada 6 mst. Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan (UJBD) pada taraf 5% seperti disajikan pada Tabel 1, modifikasi formulasi vitamin B5 dengan konsentrasi gula 30 g L-1 merupakan kombinasi terbaik dalam multiplikasi PLBs anggrek S. plicata. Kombinasi perlakuan tersebut mampu menghasilkan multiplikasi tertinggi dan berbeda nyata dengan ketiga kombinasi perlakuan lainnya, dengan kriteria jumlah PLB akhir terbanyak yaitu 31 PLB baru per eksplan. Jumlah PLB yang berkembang menjadi plantlet juga sangat tinggi yaitu 13,1 plantlet per eksplan dengan jumlah daun mencapai 4,4 helai per plantlet. Kedua karakter pertumbuhan vegetatif tersebut merupakan indikator dari taraf multiplikasi yang sangat penting dalam produksi benih massal. Sementara untuk karakter jumlah akar terbanyak yaitu 2,8 helai per plantlet dan tinggi plantlet tertinggi yaitu 6,8 cm juga dihasilkan dengan modifikasi Vitamin B5 dengan peningkatan konsentrasi gula medium MS menjadi 40 g L-1 (Tabel 1). Tabel 1. Pengaruh Formulasi Komposisi Vitamin dan Konsentrasi Gula Medium terhadap Pertumbuhan PLB Anggrek S. plicata pada 6 mst. Komposisi vitamin dan konsentrasi gula Peubah yang diamati pada 6 MST JPLB (PLBs/eksp lan) JPLT (plantlet/ek splan) JD (helai/plt) JA (helai/plt) TT (cm) J1 (Vitamin MS + gula 30 g/L) 19,20 b 4,30 b 3,50 a 2,10 ab 2,70 c J2 (Vitamin B5 + gula 30 g/L) 31,00 a 13,10 a 4,40 a 1,70 ab 4,10 bc J3 (Vitamin MS + gula 40 g/L) 10,00 c 2,00 c 3,90 a 1,10 b 3,00 bc J4 (Vitamin B5 + gula 40 g/L) 10,80 c 2,50 c 3,70 a 2,80 a 6,80 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada UJBD taraf 0,0 Perbedaan formulasi komposisi vitamin medium juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap karakter yang diamati. Penggunaan vitamin B5 lebih baik dibandingkan dengan vitamin MS (standar) dalam multiplikasi PLB guna menghasilkan PLB baru dalam jumlah besar. Jumlah PLB akhir rata-rata yang disahilkan mencapai 41,8 PLBs per eksplan setelah 6 mst. Kecepatan multiplikasi PLBs anggrek S. plicata sangat penting dalam produksi lini klon guna menghasilkan bahan tanam yang seragam. Sementara untuk Jumlah plantlet akhir, jumlah daun,
  • 5. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1183 jumlah akar dan tinggi plantlet berdasarkan UJBD 5% tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata (Gambar 1). Penampilan pengaruh modifikasi vitamin dan konsentrasi gula terhadap pertumbuhan dan multiplikasi PLB disajikan pada Gambar 2. Komposisi vitamin B5 ternyata mengandung konsentrasi beberapa senyawa organik yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan komposisi vitamin MS. Perbandingan konsentrasi vitamin B5 (Gamborg B-5 medium) dengan vitamin MS adalah konsentrasi Nicotinic acid 2 x lebih tinggi, Thiamin-HCl 20 x lebih tinggi, dan Pyridoxine-HCl 10 x lebih tinggi. Namun ada kelebihan vitamin MS yaitu mengandung asam amino Glycine dengan konsentrasi 2 ml L-1 sementara vitamin B5 tidak terdapat Glycine (Gamborg, 2002). Beberapa tanaman seperti wortel sangat membutuhkan asam amino sebagai sumber NH2 sebagai nitogen tereduksi yang berfungsi sebagi buffer yang mampu mnjaga kestabilan pH medium terutama dalam menginduksi pembentukan embrio somatiknya (Ramage dan Williams, 2002 serta Dahleen dan Bregitzer, 2002). Namun untuk anggrek ternyata ada atau tidak nya glycine tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan multiplikasi PLB. Gambar 1. Pengaruh Formulasi jenis vitamin dan konsentrasi gula medium MS terhadap Multiplikasi PLB Anggrek S. plicata pada 6mst. Kiri : Modifikasi Vitamin, Kanan : Modifikasi Gula. Konsentrasi gula di dalam medium tanam juga berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan multiplikasi PLB anggrek S. plicata. Konsentrasi gula 30 g L-1 merupakan konsentrasi terbaik untuk multiplikasi PLB karena mampu menghasil jumlah PLB akhir tertinggi (25,1 PLBs/PLB) dan jumlah PLB yang mampu berkembang menjadi Plantlet (8,7 plantlet/PLB), peningkatan konsentrasi gula medium menyebabkan menurunnya pembentukan PLB (Gambar 1). Konsentrasi gula terlalu tinggi dapat menyebakan medium menjadi terlalu pekat sehingga konsentrasi medium menjadi lebih pekat dibandingkan dengan konsentrasi air di dalam sel. Akibatnya akan terjadi plasmolisis (Marlin, 2005). Sementara untuk tinggi tanaman diperlukan konsentrasi gula yang lebih tinggi yaitu 40 g L-1 , karena pada tahap ini gula sangat dibutuhkan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel. Kebutuhan energi diserap oleh PLB dari medium tanam
  • 6. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1184 selanjutnya akan dirombak dalam proses glikolis dan siklus sel guna mendapatkan energi yang sangat dibutuhkan untuk pembelahan dan diferensiasi sel. Gula juga akan dirubah menjadi sellulosa akan menjadi komponen utama penyusun dinding sel. Di dalam botol kultur tanaman tidak melakukan fotosintesis oleh karena itu kebutuhan gula dipenuhi dari penyerapan langsung melalui medium tanam. Penampilan PLB akhir dan plantlet hasil percobaan modifikasi vitamin dan konsentrasi gula disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Penampilan Pengaruh modifikasi vitamin MS dan konsentrasi gula terhadap pertumbuhan dan Multiplikasi PLB pada 6 mst Penambahan beberapa kombinasi jenis dan konsentrasi sitokinin (7 kombinasi perlakuan) memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah PLB akhir, jumlah plantlet akhir, jumlah akar dan tinggi tanaman, namun berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada taraf uji F 5%. Hasil percobaan ini mendapatkan bahwa perlakuan medium MS dengan penambahan air kelapa 75 ml L-1 sangat baik dalam menginduksi pertumbuhan dan multiplikasi PLB, dengan kriteria tingginya jumlah PLB akhir yang terbentuk yaitu mencapai 11 PLBs per eksplan, jumlah plantlet akhir sebanyak 5,9 plantlet per eksplan, jumlah akar (2,6 helai/plantlet) dan tinggi plantlet yang terbentuk (4,72 cm/plantlet). Jumlah PLB akhir yang terbentuk tidak berbeda nyata dengan perlakuan peningkatan konsentrasi air kelapa menjadi 150 ml L-1 (9,6 PLB per eksplan) sama dengan jumlah PLB yang terbentuk pada medium MS dengan penambahan BA 20μM (9,6 PLB per eksplan) setelah 6 mst (Tabel 2). Baiknya pertumbuhan dan multiplikasi PLB menggunakan air kelapa diduga anggrek lebih menyukai sitokinin alami, karena komposisi air kelapa lebih kompleks dibandingkan dengan sitokinin sintetik seperti BA dan kinetin. Air kelapa disamping mengandung zeatin juga terdapat diphenyl urea, gula dan beberapa senyawa organik lainnya (Mederos-Molina, 2004). Jumlah plantlet tertinggi dihasilkan pada medium MS dengan penambahan BA 20 μM (6,4 plantlet per eksplan) dan medium MS dengan penambahan air kelapa 75 ml L-1 (5,9 plantlet per eksplan). Jumlah plantlet yang dihasilkan 2-3 kali lipat dibandingkan dengan perlakuan lainnya dalam meninduksi pertumbuhan dan multiplikasi PLB (Tabel 2). Berbeda dengan jumlah PLB dan jumlah plantlet akhir yang terbentuk pada 6 mst, perbedaan jenis dan konsentrasi sitokinin tidak berpengaruh nyata terhadap
  • 7. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1185 jumlah akar dan jumlah daun, karena rata-rata jumlah akar dan jumlah daun yang terbentuk sama dengan kontrol, bahkan dengan pemberian kinetin 20 μM, pembentukan akar justru semakin berkurang walaupun tidak berbeda nyata dengan kontrol dan paling sedikit yaitu 0,4 helai per plantlet (Tabel 2). Tidak berpengaruhnya jumlah akar yang terbentuk dengan perlakuan sitokinin disebabkan karena sitokinin berfungsi memacu pembelahan sel dan multiplikasi tunas bukan untuk perakaran. Secara alami sitokinin di dalam tumbuhan diproduksi pada meristem tip akar dan ditranslokasi secara acropetal menuju ujung pucuk, selanjutnya berfungsi dalam pembelahan sel pada meristem tip pucuk atau ujung batang (Moore 1979). Penelitian ini sejalan dengan percobaan in vitro pada umumnya. Penggunaan sitokinin lebih tepat bila arah dan tujuan penelitian adalah untuk multiplikasi tunas bukan ke arah induksi dan perkembangan perakaran. Tabel 2. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Sitokinin terhadap Pertumbuhan Plantlet S. plicata pada 6 mst. Komposisi vitamin dan konsentrasi gula Peubah yang diamati pada 6 MST JPLB (plb/ eksplan) JPLT (plb/ eksplan) JD (helai/p lt) JA (helai/plt) TT (cm) S0 (Kontrol/tanpa sitokinin) 5,00 bc 2,40 bc 4,00 a 1,90 b 3,71 ab S1 (BA 20μM) 9,60 ab 6,40 a 3,90 a 2,30 a 3,92 ab S2 (BA 40μM ) 3,60 c 2,80 bc 4,50 a 2,20 a 2,90 b S3(Kinetin20μM) 6,80 b 1,50 c 4,40 a 0,40a 4,72 a S4 (Kinetin 40μM) 4,20 bc 3,70 bc 3,70 a 2,60 a 4,68 a S5 Air Kelapa 75 ml L -1 ) 11,00 a 5,90 a 3,00 a 1,50 a 5,75 a S6 (Air Kelapa 150 ml L -1 ) 9,60 ab 2,70 bc 3,60 a 2,40 a 4,11 ab Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada UJBD 0,05 Bila dibandingkan ketiga jenis sitokinin yang diberikan pada medium tanam anggrek S. Plicata yaitu BA, kinetin dan air kelapa, terlihat bahwa untuk induksi pertumbuhan dan multiplikasi PLB sebaiknya mengunakan air kelapa, karena kecepatan multiplikasi PLB menjadi 2 kali lipat dibandingkan dengan kontrol, yaitu dari rata-rata 5 PLB per eksplan pada kontrol menjadi 10,3 PLB per eksplan dengan penambahan air kelapa ke dalam medium tanam (Gambar 3). Penambahan air kelapa kedalam medium tanam dapat memacu perkembangan PLB menjadi plantlet dan tinggi tanaman dengan pengaruh yang sama baiknya dengan pemberian BA 20 μM. Sementara untuk pembentukan akar dan daun, perbedaan jenis sitokinin tidak berpengaruh, sehingga tidak ada pengaruhnya digunakan atau tidak, seperti umumnya perbanyakan dengan teknik in vitro, untuk memacu pertumbuhan akar sebaiknya menggunakan auksin saja. Terdapat banyak keuntungan dengan penambahan air kelapa kedalam medium tanam, antara lain air kelapa mudah didapat dan harganya juga murah, sehingga sangat menguntungkan untuk perbanyakan anggrek dalam skala komersial nantinya.
  • 8. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1186 Gambar 3. Pengaruh Jenis Sitokinin terhadap Multiplikasi PLB Anggrek S. plicata pada 6 mst. Hasil penelitian ini diketahui pula bahwa penggunaan kinetin kurang baik untuk multiplikasi PLB anggrek S. plicata karena jumlah akhir PLB, plantlet, dan tinggi tanaman yang dihasil jauh lebih rendah dibandingkan dengan pemberian BA dan air kelapa. Penampilan visual hasil percobaan pengaruh penambahan beberapa jenis dan konsentrasi sitokinin ke dalam medium MS disajikan pada Gambar 4. Jumlah jumlah PLB akhir, jumlah plantlet, jumlah daun yang banyak dan warna daun yang hijau tua dengan beberapa akar yang kuat dihasilkan pada medium MS dengan penambahan air kelapa, sementara akar yang besar, kuat dengan bulu akar yang sangat banyak dihasilkan pada medium MS dengan penambahan BA. Plantlet dengan kriteria yang demikian sangat dibutuhkan karena akan dapat beradaptasi dengan baik pada medium non aseptik setelah dilakukan aklimatisasi. Gambar 4. Penampilan Pengaruh modifikasi vitamin MS dan konsentrasi Gula terhadap pertumbuhan dan Multiplikasi PLB pada 6 mst Pembengkakan pangkal batang yang selanjutnya diikuti dengan keluarnya fenol dengan jumlah yang cukup banyak (memenuhi permukaan medium dan medium berubah warna menjadi coklat kehitaman) pada medium tanam hanya dijumpai pada perlakuan plantlet yang ditanam pada medium MS + vitamin B5 + gula ditingkatkan menjadi 40 g/L dan penambahan 150 ml/L air kelapa. Plantlet dengan kriteria yang seperti itu diduga akan dapat diarahkan untuk menginduksi pembungaan secara in vitro, karena ciri-ciri tunas yang demikian merupakan fase awal dari pembentukan
  • 9. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1187 bunga secara in vitro pada anggrek Dendrobium. Sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilaporkan oleh Hee et al. (2009) pada anggrek Dendrobium Chao Praya Smile, Tee et al. (2008) pada anggrek Dendrobium Sonia-17, dan Sim et al. (2008) pada anggrek Dendrobium Madame Thong-In. Ketiga peneliti tersebut melaporkan bahwa induksi pembungaan pada ketiga jenis anggrek Dendrobium yang berbeda memiliki ciri-ciri dan tahapan yang sama, yaitu diawali dengan pembengkakan pangkal batang, tidak terbentuk akar, selanjutnya terjadi bolting (pemanjang ruas batang), muncul tangkai bunga (influorescent) dan terakhir akan terbentuk bunga fluorescent secara in vitro. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif, dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan dan multiplikasi PLB anggrek S. plicata terbaik dihasilkan pada medium MS dengan modifikasi vitamin B5 dan konsentrasi gula 30 g L-1 dan pada medium MS dengan penambahan air kelapa 75 ml L-1 serta pada medium MS dengan penambahan BA 20 μM dengan kriteria jumlah PLB akhir dan jumlah plantlet akhir tertinggi, jumlah akar dan tinggi tanaman serta penampilan visual hasil pengamatan pada 6 mst. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional melalui Penelitian Hibah Bersaing tahun I yang telah membiayai penelitian ini melalui dana DIPA Dit Litabmas nomor 0541/023- 4.1.01/00/2011 tanggal 20 desember 2010 berdasarkan surat perjanjian nomor 026/SP2H/PL/ Dit.Litabmas/IV/2011 tanggal 14 April 2011. DAFTAR PUSTAKA Ahmad TA, NA Abbasi, IA Hafiz and A Ali. 2007. Comparison of sucrose and sorbitol as main carbon energy sources in micropropagation of Peach rootstock GF- 677. Pak. J. Bot. 39(4) : 1269-1275 Dahleen L S and P Bregitzer P. 2002. An improved media system for high regeneration ratesfrom barley immature embryo-derived callus cultures of commercial cultivars. Crop Science. 42, 934–938. Gamborg O L. 2002 Plant tissue culture. Biotechnology. Milestones. In vitro Cellular and Developmental Biology—Plant 38, 84–92. Gan S and RM Amasino. 1995. Inhibition of leaf senescence by autoregulated production of cytokinin. Science 270:1986-1988 Hee KH, CS Loh and HH Yeoh. 2009. Early in vitro flowering and seed production in culture in Dendrobium Chao Praya Smile (Orchidase). Plant Cell Rep 26 : 2055-2062 Kartikaningrum S, Y Sulyo, NQ Hayati, Suryanah dan YA Bety. 2007. Keragaan karakter kualitatif hasil persilangan anggrek Spathoglottis. J. Hort. Edisi Khusus (2) : 138-147. Kenyo A, HK Murdaningsih, T Herawati dan JS Darsa. 2002. Tanggap dua kultivar Lili terhadap kombinasi komposisi medium MS dan gula pasir untuk konservasi in vitro. Zuriat 13(2) : 87-96.
  • 10. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2011 Lembang, 23-24 November 2011 1188 Marlin. 2005. Pembentukan rimpang mikro jahe (Zingiber officinale Rosc.) secara in vitro dengan pemberian Benzyl Amino Purine dan sukrosa. Jurnal Akta Agrosia 8(2) : 70-73 Mederos-Molina S. 2004. In vitro Callus Induction and Plants from Stem and Petiole Explants of Salvia canariensis L. Plant Tissue Cult. 14(2) : 167-172 Mok MC. 1994. Cytokinin : chemistry, activity and fuction. In Cytokinin and plant development an overview (ed. M. Mok DWS, MC). p.155-156. CRC. Boca raton, FL. Moore TC. 1979. Biochemistry and Physiology of Plant Hormones. Springer-Verlag New York. Napoli CA, CA Beveridge, and KC Snowden. 1999. Reevaluating concept of apical dominance and the control of axilarry bud outgrowth. Curr. Top. Dev. Biol. 44:127-169 Oktavia F, Siswanto, A Budiani and Sudarsono. 2003. Embriogenesis somatik langsung dan regenerasi plantlet kopi arabika (Coffea arabica) dari berbagai eksplan. Menara Perkebunan 71(2) : 44-45 Ramage C M. and RR Williams. 2002. Mineral nutrition and plant morphogenesis. In vitroCellular and Developmental Biology—Plant 38, 116–124. Ramirez-Parra E, B Desvoyes, and C Gutierrez. 2005. Balance between cell division and differentiation during plant development. Int.J.Dev.Biol. 49:467-477 Romeida A dan T Hidayanti. 2005. Multiplikasi plantlet anggrek Dendrobium cv. Thampomas x cv. Taq. Hawaii pada beberapa taraf konsentrasi BAP dan Arang Aktif secara in vitro. Laporan penelitian (tidak dipublikasi). Romeida A. 2008. Konservasi anggrek spesies endemik propinsi Bengkulu secara ex situ : Identifikasi anggrek spesies di Kabupaten Kepahiang Bengkulu. Laporan hasil penelitian Hibah Unggulan UNIB tahun anggaran 2007-2008. Romeida A. 2004. Romeida, A. dan I. A. Susanti. 2004. Aklimatisasi anggrek silangan Dendrobium cv. Thampomas x cv. Taq. Hawaii pada beberapa taraf konsentrasi pupuk daun bioplasma dan jenis media tanam. Laporan penelitian (tidak dipublikasi). Seeni S and PG Latha. 2000. In vitro multiplication and ecorehabilitation endangered Blue Vanda. Plant cell. Tissue and organ Culture 61 : 1-8. Seeni S and PG. Latha. 1992. Foliar regeneration of endangered Red Vanda (Renanthera imschootiana Rolfe) Orchidase. Plant cell. Tissue and organ Culture 29 : 167-172. Sim GE, CJ Goh and CS Loh. 2008. Induction of in vitro flowering in Dendrobium Madame Thong-In seedlings is assosiated with increase in endegenous N6- isopentenyl adenin (iP) dan N6-∆2-isopentenyl-adenosin (iPA). Plant Cell Rep. 27 : 1281-1289. Tee CS, M Maziah and CS Tan. 2008. Induction of in vitro flowering in the orchid Dendrobium Sonia-17. Biologia Plantarm 52(4) : 723-726.