Sim , pak hapzli ali, yuliana devi, 43216110127, implementasi sistem pendukung keputusan (spk) atau decision support system (dss) dalam mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan bisnis, 12
SIM, Yuliana Devi, Pak Hapzli Ali, 43216110127,implementasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) dalam mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan bisnis, 12
Manajemen Sistem Informasi Sistem Pendukung Keputusan Teknik
Similar to Sim , pak hapzli ali, yuliana devi, 43216110127, implementasi sistem pendukung keputusan (spk) atau decision support system (dss) dalam mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan bisnis, 12
BAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan KeputusanFadlichi
Similar to Sim , pak hapzli ali, yuliana devi, 43216110127, implementasi sistem pendukung keputusan (spk) atau decision support system (dss) dalam mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan bisnis, 12 (20)
Sim , pak hapzli ali, yuliana devi, 43216110127, implementasi sistem pendukung keputusan (spk) atau decision support system (dss) dalam mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan bisnis, 12
1. Sistem perusahaan saudara telah mengimplementasi Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) dalam mendukung
pengambilan keputusan pada kegiatan bisnis,
Contohnya :
PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO)
C.Metode Pengumpulan Data
Makalah ini dapat tersusun dengan cara mengumpulkan data-data atau Informasi-informasi baru
(update) pada internet dan Buku Pengetahuan Komputer & TI 2B
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI DSS
DSS (Decision Support System) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer
(termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang perlu
ditekankan disini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas
manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tool) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan
implementasi teori-teori pengambil keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti
operation research dan management science. DSS dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer
yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-
terstruktur yang spesifik. DSS merupakan problem solveryang dilengkapi dengan kemampuan
untuk menghasilkan laporan-laporanyang periodik dan output dari model matematika. Model
matematika dan kecerdasan buatan memungkinkan suatu sistem dapat mengambil keputusannya
menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam presentasi).
DSS digunakan manajer untuk memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan
komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang
berada di area semi struktur.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam
proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS
bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools)
bagi mereka
B.JENIS DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS diakuikan oleh Steven L. Alter. Alter
melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study
tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (mengambil elemen informasi)
2. Analyze enteries fles (menganalisis semua file)
3. Prepare report form multiple files(menyiapkan laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision (mengusulkan keputusan)
6. Make decisions (membuat keputusan)
DSS tersusun atas komponen sebagai berikut:1. Database yaitu kumpulan data yang tersusun
2. secara terstruktur dan dalam format elektronik yang mudah diolah oleh program komputer. Data
yang digunakana adalah data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan
melalui simulasi.2. Model Base : merupakan kumpulan pengetahuan yang sudah diterjemahkan
dalam bahasa yang dapat dipahami oleh komputer. termasuk di dalamnya tujuan
daripermasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait,batasan-batasan yang ada
(constraints), dan hal-hal terkait lainnya.3. Software System : merupakan program utama dalam
suatu DSS yang mengendalikan keseluruhan sistem.4. Antar muka (user interface) : adalah
tampilan program komputer.
C. TUJUAN DSS
Dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus dicapai yaitu :
1. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur.
2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan
tersebut.
3. Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan
efesiensi.
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah,
dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
D. ALASAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN DSS DALAM SKALA BESAR
E. MANFAAT DSS BAGI PERUSAHAAN
1. Meningkatkan efisiensi pribadi
2. Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat pemecahan masalah kemajuan dalam
sebuah organisasi)
3. Memfasilitasi komunikasi antarpribadi
4. Mempromosikan pembelajaran atau pelatihan
5. Meningkatkan pengendalian organisasi
6. Menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusan
7. Menciptakan keunggulan kompetitif melalui kompetisi
8. Mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pengambilan keputusan
9. Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang
• • Kebutuhan akan informasi yang akurat.
• • DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
• • Kebutuhan akan informasi baru.
• • Manajemen diamanahi DSS.
• • Penyediaan informasi yang tepat waktu.
• • Pencapaian pengurangan biaya.
10. Membantu mengotomasikan proses manajerial.
11. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
12. Mengurangi kebutuhan akan training.
13. Meningkatkan kontrol manajemen.
14. Memfasilitasi komunikasi.
3. 15. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
16. Mengurangi biaya.
17. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.
F. SEJARAH DSS (Decision Support System)
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer
secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi
langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time sharing membuka
peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G
Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya professor MIT, bersama-sama
menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System”
mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap
pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada
jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony menggunakan
istilah Strategic Planning, Managemen control dan operational control (perencanaan startegis,
control manajemen)
G. FAKTOR PENDUKUNG DSS :
a. Sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.
b. Mudah digunakan (user friendly).
c. Memunginkan pembuatan simulasi,proses memungkinkan pembuatan simulasi, proses trial-
end-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.
H. PEMBUATAN KEPUTUSAN
Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan keputusan yaitu
Simon dan Mintzberg.
1. Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan tahun 1977, Simon menguraikan istilah keputusan menjadi keputusan
terprogram dan keputusan tak terprogram.
1. Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. Pada suatu tingkat tertentu
dan prosedur telah ditetapkan untuk menanganinya sehingga ia di anggap suatu denovo (yang
baru) setiap kali terjadi.
2. Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia
juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai
secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tidak jelas, namun demikian konsep keputusan
terprogram atau tak terprogram sangatlah penting, karena masing-masing memerlukan teknik
yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain ialah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh
Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
• Aktivitas intelegasi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan.
• Aktivitas Design, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan
tindakan yang akan dilakukan.
• Aktivitas Pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang
sudah ada.
• Aktivitas Peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah
dilakukan
4. 2. Keputusan Menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan
sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori yaitu interpersonal, informasional,
desisional.
Peranan informasional mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan
informasi dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam
pembuatan berbagai jenis keputusan.Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :
• Pengusaha,ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal
ini yang bersifat permanat diabadikan sebagai organisasi.
• Orang yang menangani gangguan, ketika manajer berperan sebagai orang yang menangani
gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia
membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi,
ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
• Pengalokasikan sumber, dengan peranan sebagai pengalokasian sumber (resorce
allocator),manajer diharapkan mampu menentukkan pembagian sumber organisasi kepada
berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi
tahunan.
• Nagasiator, dalam peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mnegatasi perselisihan yang
muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya.
Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat kerja.
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar yaitu:
1. Database
2. Model Base
3. Software System
Database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal
dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang
relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Model Base atau suatu model yang
merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika). Software
system setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer .
melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jamlembur karyawan, dan
lain sebagainya
I. Penerapan Decission Support System (DSS) di Perusahaan PT. ReAsuransi Internasional
Indonesia (ReINDO)
Saat ini bisnis Asuransi mengalami perkembangan yang begitu cepat seiring dengan dinamika
pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan perkembangan bisnis ReAsuransi di PT. ReAsuransi
Internasional Indonesia (ReINDO) dari tahun ke tahun telah mengalami pertumbuhan Premi
yang begitu signifikan. Dengan dinamika pekembangan bisnis yang semakin besar tentu sangat
berpengaruh pada proses bisnis melalui penanganan administrasi berbasis komputer.
Sistem aplikasi berbasis komputer untuk menangani administrasi bisnis Asuransi Jiwa yang
digunakan di PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO) telah dikembangkan dan
dimplementasikan mulai tahun 1997. Sampai dengan saat ini (lebih dari 10 tahun implementasi)
system tersebut telah mengalami banyak perubahan baik dalam model proses bisnis, model
database dan jumlah data. Perubahan-perubahan ini telah mengakibatkan masalah pada
implementasi system seperti link data, integrasi modul system, penyediaan infrastruktur dan
5. kecepatan proses data. Namun setelah dilakukan migrasi dari database Informix ke Database
Oracle, dan juga dilakukan rewrite program dari Informix SQL/4GL ke Oracle Form/Report
Developer menjadikan tampilan aplikasi lebih menarik karena dengan tampilan web base
sehingga lebih flexible.
Dengan menggunakan fitur web util pada oracle, dapat dibuatkan program aplikasi EIS, sehingga
membantu manajemen untuk mengambil keputusan. Pembuatan program mengenai penyampaian
informasi pada tingkat top level eksekutif di PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO),
dibuat dengan program fitur webutil yang terintegrasi dengan form pada oracle 10g. Executive
Information System EIS merupakan salah satu sistem penting dalam mendukung perkembangan
suatu perusahaan. EIS ini merupakan integrasi antara Management Information System dengan
Decission Support System yang membantu pihak eksekutif mendapatkan informasi dan mampu
untuk mengidentifikasikan dasar suatu masalah dalam perusahaan. Sebagai implementasinya,
aplikasi ini dibangun berbasiskan komputer dalam bentuk interface berupa form yang
menggunakan database Oracle 10g. Hasil yang diperoleh dari sistem ini adalah: informasi yang
diberikan kepada pihak ekesekutif merupakan informasi yang berhubungan dengan informasi
keuangan perusahaan. Analisa yang dibuat mencakup perhitungan klaim, Net Balance, Premium,
Inward, Outward, baik system konvensional maupun sistem Syariah.
Dengan EIS ini, manajemen mempunyai kemampuan untuk menganalisa produski sehingga
dapat memberikan keputusan terutama dalam memberikan kebijakan terutama yang menyakut
kondisi cashflow keuangan perusahaan.
J. Dampak Pemanfaatan Decission Support System (DSS)
Dampak utama pamanfaatan Decission Support System (DSS), yaitu:
• Dapat menyelesaikan problem yang kompleks
• Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya
• Lebih cepat dengan hasil yang lebih baik (terutama dibandingkan dengan pengambilan
keputusan secara intuisi)
• Mengupayakan pembentukan jaringan dan kelembagaan pengelolaan pengumpulan data
hidrologi ditingkat nasional dan propinsi
• Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang
kurang berpengalaman
• Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan
• Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan
DSS dinilai lebih cepat dan hasilnyalebih baik
• Untuk masalah yang berulang DSS, dapat memberi keputusan yang lebih efektif
• Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manager untuk
berkomunikasi dengan lebih baik
• Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manager
K. Faktor pendukung Decission Support System (DSS)
Beberapa faktor-faktor pendukung suatu perusahaan menggunakan DSS, antara lain:
6. 1. DSS sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.
2. Mudah digunakan (user friendly),kemampuan grafikal yang kuat dan interaksi yang aktif
dari tampilan yang menghubungkan manusia dan mesin dapat meningkatkan keefektifan DSS.
3. Memungkinkan pembuatan simulasi, proses try-and-error, memperhitungkan akibat dari
suatu keputusan.
4. Memberikan dukungan untuk berbagai level managerial, dari tingkat eksekutiv sampai
tingkat lini.
5. DSS mendukung berbagai keputusan yang interdependen dan sekuensual.
6. DSS mendukung seluruh fase dari pembuatan keputusan: Intelligence, design, choice,dan
implements.
7. DSS mendukung berbagai proses dan gaya pembuatan keputusan.
8. Dalam DSS para pembuat keputusan harus bersifat reaktif, mampu untuk
memkonfrontasikan perubahan kondisi yang cepat dan mengadaptasika DSS untuk mengatasi
perubahan. DSS sangat fleksibel jadi pengguna dapat menambah, menghapus
mengkombinasikan, merubah atau mengatur kembali elemen-elemen dasar.
9. Para pembuat keputusan memiliki wewenang atas pengendalian seutuhnyadari langkah-
langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
10. DSS bisa memberikan akses untuk berbagai macam sumber data, format dan tipe, mulai
dari geographic information system (GIS) sampai dengan yang berorientasi ke objek.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari kelompok kami, yaitu DSS sangat bermanfaat bagi PT. ReAsuransi
Internasional Indonesia (ReINDO) yaitu untuk menentukan besarnya premi yang akan
diterima.Tarif atau premi yang ditetapkan harus bisa menutupi claim (risiko) serta biaya-biaya
asuransi, dan sebagian dari jumlah penerimaan perusahaan (keuntungan) juga Untuk
memastikan bahwa klaim yang sah dibayar tepat pada waktunya, setiap perjanjian reasuransi
mencantumkan ketentuan klaim.
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah
sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi
yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya
dibuat (Turban, 2001).
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan
mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi
perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Sistem Pendukung
7. Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan
kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi sistem informasi
berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah
semi struktur.
Dengan demikian, bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK) bukan merupakan alat
pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan
untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk
membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini
tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan
keputusan.
Fungsi Sistem Pendukung keputusan (SPK)
Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari sistem pendukung keputusan (SPK) adalah
untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif –
alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk
merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapat dikatakan secara singkat
bahwa tujuan Sistem Penunjang Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right
things) dan efesiendi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian
penekanan dari suatu Sistem Penunjang Keputusan adalah pada peningkatan efektivitas dari
pengambilang keputusan dari pada efesiensinya.
Tahapan SPK :
- Definisi masalah.
- Pengumpulan data atau informasi yang relevan elemen.
- Mengolah data menjadi informasi dalam bentuk grafik dan laporan tertulis.
- Menentukan alternatif solusi (bisa dalam persentase).
Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain,
dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakni implementasi (Turban, 2005) :
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah
secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang
menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi
antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
8. 2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi
yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan,
mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di
mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu
tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu
dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas
pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi
mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi
terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah
sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah
dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah
inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit
rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-
batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang
direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Manfaat Sistem Pengambilan Keputusan :
SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari
adalah :
- SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi
pemakainya.
- SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah
yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
- SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
- Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh
pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam
memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Contoh Kasus :
9. Kasus yang dibahas ini adalah pemilihan ponsel masa kini yang terbaik dari berbagai brand
ternama. Antara Nokia, Samsung, Sony Ericson. Penentuan kriteria-kriteria dalam SPPK ini
didasarkan padahal-hal yang sekiranya sangat berpengaruh dalam sebuah telepon seluler
(ponsel) baik hardware, teknologi, software maupun jaringan. Pada setiap kriteria diberikan
bobot yang berbeda-beda karena setiap kriteria memiliki pengaruh yang dominan atau tidak
dalam spesifikasi sebuah ponsel,berikut penjelasan setiap kriteria :
Meliputi : kamera, musik, ketajaman warna layar, internet mobile dll.
Sistem Operasi diberikan bobots ebanyak 15%.
Meliputi : Touch screen, Touch Pad
Teknologi diberikan bobot sebanyak 5%.
Meliputi : Low End , High End
Harga diberikan bobot sebanyak 20%.
Yang pertama kali dilakukanadalah Menentukan bobot kriteria mana yang paling penting, yang
dalam terminologi AHP disebut pair-wire comparation :
- Harga 4 kali lebih penting dari Teknologi
- Harga 1,5 kali lebih penting dari fitur
- Fitur 3 kali lebih penting dari teknologi.
Selanjutnya hasil pair-wire comparation diatasakan dibuat tabulasinya, yang dalam istilah AHP
disebut sebagai pair comparation matrix.
Pair comparation matrix
Kriteria Harga Fitur Teknologi Priority Vector
Harga 1 1,5 4 0,5143
fitur 0,7 1 3 0,3620
teknologi 0,25 0,33 1 0,1232
Jumlah 1,95 2,83 8 0,9995
Pricipal Eigen Value (lmax) 3,0
Consistency Index (CI) 0
Consistency Ratio (CR) 0,0%
Keterangan :
- Jumlah merupakan penjumlahan dari semua angka yang ada pada baris diatasnya dalam satu
kolom.
10. - Priority Vector merupakan hasil penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya (padabaris yang
sama) setelah terlebih dahulu dibagi dengan jumlah yang ada dibawahnya, kemudian hasil
penjumlahan tersebut dibagi denganangka 3.
Menghitung Consistency Ratio (CR) diperoleh denganrumus CR=CI/RI, nilai RI bergantung
pada jumlah kriteria seperti pada tabel berikut:
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
Jadi untuk n=3, RI=0.58.
CR=CI/RI = 0/5,8 = 0,0
Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan 10% , ketidak konsistenan masih bisa
diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak bisa diterima.
- Yang kedua memberi penilaian terhadap ponsel ,disebut pair-wire comparation.
- Memberikan penilaian bobotharga :
- Samsung harganya 4 kali lebih murah dari Nokia
- Samsung harganya 3 kali lebih murah dari Sony Ericson
- Nokia harganya 1/2 kali lebih murah dari Sony Ericson
Pair wire comparation :
Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson
Priority
Vector
Samsung 1 4 3 0,6232
Nokia 0,25 1 0,5 0,3333
Sony ericson 0,33 2 1 0,2332
Jumlah 1,5833 7 4,5 1,1897
Pricipal Eigen Value (lmax) 3,02
Consistency Index (CI) 0,1
Consistency Ratio (CR) 2,0%
Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling murah adalah samsung dengan skor
0,6232 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,2332.
Nilai CI adalah 0,1 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=2,0%
lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
11. - Memberikan penilaian bobot fitur
- Kelengkapan Fitur Samsung ½ kali dari Nokia
- Kelengkapan Fitur Samsung 2 kali dari Sony Ericson
- Kelengkapan Fitur Nokia 3 kali dari Sony Ericson
Pair-wire comparation :
Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson Priority Vector
Samsung 1 0,5 2 0,3645
Nokia 2 1 3 0,3333
Sony ericson 0,5 0,33 1 0,3332
Jumlah 3,2 1,83 6 1,0310
Pricipal Eigen Value (lmax) 3,76
Consistency Index (CI) 0,38
Consistency Ratio (CR) 0,06%
Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling lengkap fiturnya adalah samsung
dengan skor 0,3645 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,332.
Nilai CI adalah 0,38 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai
CR=0,06% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Memberikan penilaian bobot teknologi
- Kecanggihan Teknologi Samsung 1/3 darinokia
- Kecanggihan Teknologi Samsung 2 kali darisony Ericson
- Kecanggihan Teknologinokia 3 kali darisony Ericson
Pair-wire comparation :
Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson Priority Vector
Samsung 1 0,33 2 0,3332
Nokia 3,03 1 3 0,9998
Sony ericson 0,5 0,33 1 0,3332
Jumlah 4,53 1,66 6 1,6662
12. Pricipal Eigen Value (lmax) 5,16
Consistency Index (CI) 1,08
Consistency Ratio (CR) 0,36%
Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling canggih teknologinya adalah Nokia
dengan skor 0,9998 ,disusul Samsung dan sony ericson dengan skor 0,3332.
Nilai CI adalah 1,08 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai
CR=0,36% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Tahap ketiga Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria, maka langkah terakhir adalah
menghitung total skor untuk ketigaponsel.
- Semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite weight.
Overall composite weight :
Overall composite weight weight Samsung Nokia Sony Ericson
Harga 0,5143 0,6232 0,3333 0,2332
Fitur 0,3620 0,3645 0,3333 0,3332
Teknologi 0,1232 0,3332 0,9998 0,3332
Composite Weight 0,4934 0,4151 0,2715
- Weight diambil dari kolom Priority Vektordalam matrix kriteria.
- Kolom (Samsung, Nokia, Sony Ericson) diambil darikolom priority vectirketiga matrix harga,
fitur, teknologi.
- Composite weight diperoleh dari hasil jumlah perkalian diatasnya dengan weight.
Samsung = 0,5143.0,6232+0,3620.0,3645+0,1232.0,3332 = 0,4934
Nokia = 0,5143.0,3333+0,3620.0,3333+0,1232.0,9998 = 0,4151
Sony Ericson = 0,5143.0,2332+0,3620.0,3332+0,1232.0,3332 = 0,2715
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Samsung mempunyaiskor paling tinggi yaitu 0,4934 ,
kemudian Nokia denganskor 0,4151 dan paling bawah Sony Ericson 0,2715. Sehingga Ponsel
yang paling baik dan dipilih adalah ponsel brand Samsung.
13. Daftar Pustaka :
http://setiyadibambang.blogspot.co.id/2013/01/perusahaan-yang-menggunakan-sistem-dss.html
Anonim, http://www.kajianpustaka.com/2013/09/sistem-pendukung-keputusan-spk.html 05
Desember 2017 Jam 14:15
Sakti Ananda Harahap http://saktiananda.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-dan-fungsi-sistem-
pendukung.html 05 Desember 2017 Jam 14:22
Anggi Ramadiah http://anggiramadiah.blogspot.co.id/2014/12/sistem-pengambilan-
keputusan.html 05 Desember Jam 14:53
Anonim, https://uswaahsn.wordpress.com/2016/05/30/209/ 05 Desember 2017 Jam 14:54