Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Strategi komunikasi risiko dalam pencegahan Covid-19 mencakup penyampaian pesan-pesan kunci seperti menjaga jarak, etika batuk, dan cuci tangan dengan sabun melalui berbagai saluran komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan mengubah perilaku mereka guna mencegah penularan virus.
2. Takut,, tidak berdaya,
denial
Tidak percaya
Isolasi/karantina Kematian
Kekhawatiran populasi
berisiko (co-morbid)
Belum ada vaksin Rumors dan
informasi salah
Stigma
Situasi Pandemi Covid-19
Beban sistem
kesehatan dan
kekurangan suplai
Dit. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Gugus Tugas Bidang Operasi, Sub Bidang Pencegahan
• Tugas : Memberi dukungan dan pendampingan upaya percepatan pencegahan
penanganan dan pemulihan di daerah
• Pencegahan terdiri dari : Edukasi, Sosialisasi, Mitigasi
3. Perubahan perilaku akan lebih berkelanjutan bila
didukung oleh 4 unsur ini:
Lingkungan
kebijakan
mendukung
Ada sistem dan
produk pelayanan
kesehatan
Ada norma
Masyarakat
Individu dan RT
mau berubah
6. Konteks Pesan dan Intervensi Riskom
• Persepsi resiko dan fear terhadap Covid-19.
• Tingkat pengetahuan terhadap penyebab, gejala dan penularan.
• Tingkat kepercayaan, sikap dan kepedulian mengenai penyebab, gejala dan
transmisi.
• Sebaran rumor dan hoaks
• Aspek sosial dan budaya yang mempengaruhi perilaku
• Perilaku umum yang perlu ditangani segera.
• Faktor penghambat dan pendorong terhadap perubahan/adopsi perilaku baru.
7. 3 goal utama
Persebaran info yang cepat
dan akurat
Mendorong perubahan
perilaku individu
Responsif terhadap
perubahan informasi Covid
4 strategi
Komunikasi massa
Peran serta masyarakat
kapasitas
kader/posyandu/puskesmas
Keterlibatan pemangku
kepentingan
3 pesan payung
Jaga jarak fisik
Etika Batuk
Cuti Tangan pakai Sabun
Saluran Komunikasi
TV/Radio
Media sosial (web, twitter, IG
dll)
Digital Application
Distance learning
Faskes dan kader posyandu
komunitas
Strategi Komunikasi Resiko Covid-19
8. Peta Strategi dan Pesan
Penurunan resiko
Social
distancing
•di rumah
•di tempat kerja
•di tempat
umum
Etika batuk
CTPS
Jika sudah muncul
gejala
Isolation of sick
individuals
Face masks for
symptomatic
individuals.
Disinfectant:
Surface and
object cleaning
Makanan bergizi
Quarantine, dst
Saluran Pesan
media massa
digital
interpersonal
communication
virtual
community
participation
Kapasitas Peran
Serta Masyarakat
Tenaga kader
posyandu/puske
smas
menyampaikan
pesan payung.
Menjadi hub
terdepan peran
serta
masyarakat
termasuk
dengan relawan
desa
ada gugus tugas
Covid-19
sampai desa
(prevention
mechanism)
Kemitraan,
perluasan jangkauan
pesan
Sektor
pemerintah
seperti BNPB,
Kominfo
Ormas seperti
PMI, NU,
Muhammadiyah
dll
Kelompok
komunitas
informal
Perusahaan
aplikasi digital
9. Media
landscape
Faskes
TV/Radio
Online IPC
Website(s)
IVR /
Call in Center
OFFLINE
ONLINE
Publik
Media sosial
Pesan Kunci Kelompok
khusus
Penyuluhan
virtual
PSM room (photo,
vlog, articles etc)Media sosial
Aplikasi digital
Digital
booklet
Infografik
Infografik
kader
Surat Edaran
Tenaga
medis
Bidan
10. Turunan Pesan Kunci
• Penurunan resiko:
Hindari menggunakan transportasi umum
• Jika ada gejala atau di wilayah anda sudah
ada transmisi:
• Isolasi diri di rumah
• Disinfektan lingkungan dan rumah tangga
• Pakai masker
• Cuci tangan pakai sabun
• Apabila menerima tamu
• dst
• “Seasonal” message:
–Tidak mudik
–Tidak piknik
–Rapid test (OTG, ODP, PDP).
–Pemakaman
– dan lainnya sesuai dengan
update
NARASI PESAN NASIONAL KOMINFO/BNPB:
#dirumahaja; jaga jarak (dilarang berkerumum, dilarang berdekatan); CTPS;
masker untuk semua;tidak mudik, tidak piknik, isolaso mandiri
PESAN KUNCI: Jaga Jarak, Etika Batuk, CTPS
11. Ilustrasi kegiatan Riskom Covid-19
• menciptakan “ruang” yang nyaman bagi masyarakat
untuk bertanya mengenai berbagai informasi
• Melibatkan masy. dalam kegiatan pencegahan dan
penurunan resiko bagi lingkungannya
• Kegiatan (penyuluhan virtual) seperti chating group
dengan kader, tokoh masyarakat dsb.
Pelibatan
masyarakat
• Tenaga kesehatan dan bidan sebagai sumber informasi yang
dipercaya.
• Adanya media digital dari Dit.Promkes dan PM yang berisi info
dasar pencegahan, checklist dan Q/A sebagai panduan tenaga
medis.
Komunikasi
interpersonal
• Menyiapkan tenaga medis untuk mengelola kasus
OTG, ODP dan PDP secara aman sesuai dengan
anjuran pemerintah; sistem rujukan; karantina wilayah,
dsb.
Penguatan
kapasitas
tenaga kesehatan:
12. Ilustrasi kegiatan Riskom Covid-19
• meningkatkan kesadaran publik terhadap
pencegahan dan penurunan resiko penularan
Covid-19.
• Contoh: TV dan Radio spot mengenai tiga
perilaku utama pencegahan dengan tone
positif untuk melindungi orang yang disayangi
serta disiplin diri.
Radio/TV
• meningkatkan kesadaran masyarakat
mengenai pesan penjelas dari kampanye
media massa.
• Misalnya mengapa jaga jarak, bagaimana
etika batuk dan mengapa perlu pakai sabun
yang disebarkan melalui media sosial seperti
website, WA, FB, twitter dan IG.
Media
digital/infografik
13. Gugus Tugas partisipasi Masyarakat
Covid-19
Kelurahan/Desa:
- PLKB
- Kader
Posyandu
- Poskesdes
Pusat
Sistem Partisipasi Masyarakat Kemkes
Dinkes Provinsi
Dinkes Kab/Kota
Puskesmas
Kelurahan/Desa:
- Pos Bidan Desa
- Polindes
- Kader Desa (Kemdagri)
Alur
Penyampaian
Pesan Payung
Ormas
Dunia
Usaha
Univ
SBH
20. Pengetahuan
Sikap
Citra Diri
Risiko yang Dirasakan
Norma
Kemampuan Diri
Emosi
Pengaruh Sosial
Advokasi Personal
…………
Kebijakan
Sistem & pelynan Kes
Informasi Terkini
PERUBAHAN
PERILAKU
FAKTA
29. No Activities Format Jumlah
March April May June
III IV I II III IV V I II III IV I II III IV V
1 Strategi komunikasi risiko Promkes
2 Branding
3 Pretesting
4 Revisions on branding and material
5 Production #ramadhan #lebaran
6 Distribution/placement
Mass Media
ILM jarak fisik (60-30) Video 2
ILM CTPS (60-30) Video 2
ILM Etika Batuk (60-30) Video 2
IVR Promo Infografis 1
Adlibs Adlibs 11
7 Buku panduan Kampanye resiko covid 19
8 Update buku panduan #1
9 Update buku panduan #2
10 Update buku panduan #3 (after Covid19?)
11 Launching kampanye
12 Training penggunaan panduan PSM
13 Monitoring disseminasi material
14 Reporting
15 Coordination
16 Dissemination and distribution
30. No Activities Format Jumlah
March April May June
III IV I II III IV V I II III IV I II III IV V
1 Strategi komunikasi risiko Promkes
2 Branding
3 Pretesting
4 Revisions on branding and material
5 Production #ramadhan #lebaran
6 Distribution/placement
Mass Media
ILM jarak fisik (60-30) Video 2
ILM CTPS (60-30) Video 2
ILM Etika Batuk (60-30) Video 2
IVR Promo Infografis 1
Adlibs Adlibs 11
7 Buku panduan Kampanye resiko covid 19
8 Launching kampanye
9 Training penggunaan panduan PSM
10 Monitoring disseminasi material
11 Reporting
12 Coordination
13 Dissemination and distribution
31. No Activities Format Jumlah Anggaran (jt) Ket
1 Strategi komunikasi risiko Promkes buku 100 50
2 Branding desain - -
3 Pretesting lapangan - -
4 Revisions on branding and material - -
5
Production
1. Adlibs
2. Infografis
3. Poster
4. Digital booklet
5. ILM
1M
6 Distribution/placement
Mass Media
ILM jarak fisik (60-30) Video 2 10M
ILM CTPS (60-30) Video 2 5M
ILM Etika Batuk (60-30) Video 2 100
IVR Promo Infografis 1 -
Adlibs Adlibs 11 100
7 Buku panduan Kampanye resiko covid 19 buku 100 50
8 Launching kampanye virtual -
9 Training penggunaan panduan PSM virtual
10 Monitoring disseminasi material virtual
11 Reporting
12 Coordination
13 Dissemination and distribution
INPUT ;
.Direktur Promosi Kesehatan dan PM
Gugus Tugas : Bidang Operasi, Sub bidang Pencegahan
Tugas : Memebri dukungan danpendampingan upaya percepatan pencegahan penanganan dan pemulihan di daerah
Pencegahan terdiri dari : Edukasi, Sosialisasi, Mitigasi
Extended Parallel Process Model states that for individuals to take protective action they must feel threatened by the consequences of a behavior and feel able to act to avoid that threat and believe the action is effective.
Kalau bisa dibuat tabel
Kalau bisa dibuat tabel
Ditambah Ormas di bawah Puskesmas
Pemaparan dalam slide ini merupakan rancangan awal untuk melakukan kampanye branding visualisasi Komunikasi Risiko COVID-19, Direktorat promosi kesehatan. Karena masih bersifat rancangan maka beberapa informasi masih bersifat umum belum menyentuh hal-hal yang bersifat teknis. Maksud dari pemaparan ini adalah mencoba menyampaikan pesan utama kepada kelompok sasaran dengan menggunakan strategi komunikasi visual untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku dalam menghadapi wabah Covid-19 sehingga kita dalam mengendalikan dan menurunkannya.
Perubahan perilaku umumnya membutuhkan proses yang panjang karena kompleksitas norma dalam masyarakat sudah terbentuk menjadi ‘wilayah aman’. Perlu usaha baru untuk keluar atau melakukan perubahan menerapkan nilai baru. Seperti dalam contoh slide diatas adalah sebuah kegiataan ritual budaya yang berlangsung di Jawa Tengah, telah berlangsung tiap tahun selama berabad-abad. Dengan adanya penyebaran Covid-19 maka dalam hitungan hari atau minggu masyarakat harus mengubahnya, ini bukanlah sebuah tugas mudah namun mungkin dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan fakta serta dukungan lain, sehingga mampu menjaga perubahannya dan menerapkannya secara berkelanjutan.
Edukasi, sosialisasi dan mitigasi adalah elemen penting dalam menyampaikan pesan agar terjadinya perubahan perilaku atau perpindahan nilai. Dengan situasi risiko Covid-19 alasan untuk berubah menjadi sebuah keharusan namun agar dapat menjadi nilai yang berkelanjutan diperlukan upaya-upaya dan strategi komunikasi yang tepat.
Menyesuaikan dengan instruksi umum terkait pesan kunci penurunan risiko maka ketiga perubahan perilaku menjadi prioritas dalam penjangkauan pesan pada penerapan materi komunikasi. Ketiga hal tersebut adalah: Jaga Jarak, Etika Batuk/Bersin, CTPS.
Kekuatan sebuah pesan kunci adalah kesederhanaan muatan namun mampu menyampaikan makna pesan mendalam. Dalam hal ini untuk membawa nilai baru maka penyampaian Fakta menjadi sangat krusial. Karena dengan fakta pengetahuan menjadi momen reflektif bagi individu ataupun komunitas agar terjadi sebuah perubahan. Sebuah nilai baru yang relevan dengan kondisinya.
Untuk menyegarkan kembali ingatan bersama, maka makna branding perlu kita dalami kembali. Branding merupakan sebuah nilai yang merangkum berbagai narasi sehingga memberikan makna dan menyentuh emosi untuk mendorong kesadaran dan terbangunnya kesepakatan akan nilai baru yang ditawarkan sesuai dengan kapasitas masing-masing. Branding adalah jiwa sebuah pesan.
Pada sisi kiri adalah daftar faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan, mengingat begitu dinamisnya hal-hal seputar Covid-19 maka daftar tersebut akan terus bertambah seiring dengan situasi dan kondisi yang menyertainya. Untuk itu perubahan perilaku di tingkat individu akan berimplikasi terhadap perubahan komunitas apabila disertai dengan elemen-elemen yang mendukung terjadinya perubahan berkelanjutan (Kebijakan, Sistem & Produk Layanan Kesehatan, Informasi Terkini). Dengan dukungan tersebut akan menciptakan perubahan perilaku karena dihadirkan fakta/informasi/pengetahuan sehingga tindakan perubahan terjadi karena akumulasi dari pemahaman nilai baru untuk menghadapi wabah.
Ide perubahan terinspirasi dari kurva yang terus meningkat baik di tingkat global maupun lokal (Indonesia). Tanpa upaya-upaya sosialisai perubahan perilaku maka akan sulit untuk segera menurunkan angka/kurva tersebut.
Inilah kekuatan branding, sebagai posisi kuat pada isi pesan dalam menyampaikan misi sekaligus berkomitmen untuk menurunkan angka/kurva. Dengan cara mengganti nilai lama dengan nilai baru yang disampaikan lewat fakta/informasi/edukasi yang tepat.
Secara simbolik branding diatas terbagi dua bagian dimana nilai lama yang akan diubah (3 pesan kunci yang berdampingan dengan virus) menjadi terusir dan mati tergantikan dengan nilai baru dengan warna merah yang bergerak secara terarah untuk menurunkan kurva Covid-19. Komposisi diatas merupakan simbolisasi dan mikrokosmos yang dapat menyatukan kita semua dalam misi mengusir wabah yang sudah masuk dalam masyarakat kita dengan tegas dan meyakinkan.
Untuk mendorong terciptanya kesadaran terhadap perubahan maka dalam setiap materi komunikasi akan disampaikan fakta dalam bentuk sebab akibat. Tanpa informasi dan fakta maka akan terciptanya stigma yang lebih sulit untuk dikendalikan. Dengan pemaparan sebab akibat maka pesan akan diterima dan perubahan dimaknai sebagai nilai baru yang relevan.
Mengingat setiap kelompok sasaran memiliki keunikan masing-masing, maka semakin spesifik pesan akan diterima semakin baik. Pengelompokan dibuat berdasarkan kombinasi warna untuk memudahkan dalam mengemas pesan (gaya bahasa/visual/komposisi). Ditengah arus informasi yang begitu deras saat ini kekuatan media-media informasi dengan konsistensi grafis akan menjadi lebih mudah dipahami dan efektif dalam komunikasi jangka panjang.
Untuk mendukung pesan akan dibuat materi komunikasi yang spesifik sehingga mempermudah penerapan serta penjangkauan dalam situasi-situasi khusus sejalan dengan hal-hal yang menyertai dinamika Covid-19 yang begitu cepat silih berganti.
Mengingat perbedaan wilayah maka akan dibuat materi komunikasi berdasarkan zonasi (Daerah belum terinfeksi berwarna label kuning dan Pembatasan Sosial Berskala Besar berwarna label merah) pembagian warna zonasi akan membantu dalam efisiensi dan efektivitas penyampaian pesan. Mengingat urgensi setiap wilayah berbeda dalam penanganan dan respon apa yang kita inginkan dalam mendorong terjadinya perubahan nilai baru di wilayah secara lebih spesifik.