Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan kader posyandu, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat secara luas. Sebagai sahabat Kao, kita semua dapat berkontribusi dalam upaya bersama mencegah stunting pada anak. Caranya adalah dengan memahami, menyampaikan, dan mengingatkan informasi terkait pencegahan stunting kepada diri sendiri, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu dengan anak balita di sekitar kita. Dengan kesadaran dan partisipasi kita semua, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang optimal bagi anak-anak Indonesia.
Stunting merupakan kondisi yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis dan sering mengalami infeksi, ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak yang tidak mencapai standar. Dampaknya sangat signifikan terhadap tumbuh kembang anak, termasuk peningkatan risiko penyakit, gangguan kecerdasan, serta fungsi tubuh yang tidak optimal. Di Indonesia, statistik menunjukkan bahwa satu dari empat anak mengalami stunting, dengan jumlah anak yang terkena stunting mencapai sekitar 5 juta[2].
Stunting pada anak dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik dari lingkungan eksternal maupun internal yang sebenarnya dapat cegah dan diperbaiki, antara lain:
Kurangnya asupan gizi yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap gizi
Infeksi yang berulang
Terbatas dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
Pola asuh yang salah
Kurangnya pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pencegahan Stunting
Pencegahan dengan ABCDE:
(A) Aktif minum Tablet Tambah Darah -> 1 tablet seminggu sekali untuk remaja putri, dan 1 tablet setiap hari untuk ibu hamil
(B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali -> periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG
(C) Cukupi konsumsi protein hewani -> setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan
(D) Datang ke Posyandu setiap bulan -> pantau pertumbuhan dan perkembangan serta imunisasi balita di posyandu setiap bulan
(E) Eksklusif ASI 6 bulan -> dilanjutkan hingga usia dua tahun
Pencegahan dengan Isi Piringku
Salah satu cara efektif untuk mencegah stunting adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang sesuai panduan "Isi Piringku" yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI. Panduan ini terdiri dari komponen utama, yaitu Makanan Pokok, Lauk Hewani, Lemak (minyak/santan), Sayur, dan Buah.
3. UNIT ORGANISASI : PUSKESMAS “A”
PROGRAM : GIZI
KEGIATAN : SOSIALISASI STUNTING
SUB KEGIATAN : SOSIALISASI
INDIKATOR : TERLAKSANANYA KEGIATAN SOSIALISASI STUNTING
JENIS KELUARAN : FORKOPIMCAM, PARA KADES, KADER KESEHATAN DAN
MASYARAKAT MENGETAHUI DAN MEMAHAMI TENTANG
STUNTING
4. Gambaran Umum
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan
oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama,
umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai
kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua
tahun.
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai
persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan,
dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan
berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari
standar pertumbuhan anak keluaran WHO.
LATAR BELAKANG
Dasar Hukum
• Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2021 Tentang Percepatan Penurunan
Stunting
• Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 585 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan Di Puskesmas
• Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 29 Tahun 2019 Tentang
Penanggulangan Masalah Gizi Bagi
Anak Akibat Penyakit
• Peraturan Bupati Kabupaten “A” (jika
ada)
5. Alasan Kegiatan
Kedaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah gizi yang
dihadapi. Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting. Tingginya
angka prevalensi stunting provinsi “A” yakni sebesar 26,9%, sedangkan prevalensi
stunting tingkat kabupaten “A” sebesar 25,3%.
Masih tingginya angka prevalensi stunting di wilayah puskesmas “A” yang dirasa
sangatlah penting untuk dilakukan sosialisasi stunting kepada Forkopimcam, Para
Kades, Kader Kesehatan dan Masyarakat.
6. Batasan Kegiatan
Sosialisasi Stunting didalam gedung puskesmas (aula puskesmas)
Sosialisasi Stunting diluar gedung puskesmas yaitu di Kantor Kecamatan dan Kantor Desa serta
Tempat Fasilitas Umum lainnya
Uraian Kegiatan
Kegiatan Sosialisasi dilakukan sebagai upaya memberdayakan dan meningkatakan
pengetahuan tentang stunting dan bahaya stunting kepada forkopimcam, para kades, kader
kesehatan dan masyarakat, kegiatan berupa sosialisasi kesehatan langsung antara lain tatap
muka, ceramah, diskusi tanya jawab, media cetak (leaflet dan banner) dan Sosialisasi PMBA.
Kegiatan
7. Maksud
Untuk memberdayakan dan meningkatakan
pengetahuan tentang stunting dan bahaya stunting
kepada forkopimcam, para kades, kader kesehatan dan
masyarakat
Maksud dan Tujuan
Tujuan
forkopimcam, para kades, kader kesehatan dan masyarakat
mengerti dan paham tentang stunting
8. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN
Indikator Keluaran
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, yaitu
Forkopimcam, para kades, kader kesehatan dan masyarakat dapat mengetahui
dan memahami tentang stunting, bahaya stunting dan dampaknya
Keluaran
Adanya komitmen bersama dalam bentuk kebijakan-kebijakan terkait
pencegahan dan penanggulangan stunting di wilayah Puskesmas “A”
9. PELAKSANAAN KEGIATAN
METODE
• METODE YANG DIGUNAKAN ADALAH METODE SOSIALISASI KESEHATAN SECARA LANGSUNG ANTARA LAIN:
• TATAP MUKA
• CERAMAH
• DISKUSI TANYA JAWAB
• SOSIALISASI PMBA
10. TAHAPAN
No KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1
Persiapan - Mempersiapkan ATK, sarana dan
prasarana yang di gunakan.
2
Pelaksanaan Sosialisasi
stunting
- Sosialisasi stunting dilakukan
dengan metode ceramah dan
diskusi tanya jawab.
3
Monitoring - Monitoring dilakukan pada saat
pelaksanaan sosialisasi stunting
4
Evaluasi - Evaluasi dilakukansetelah
pelaksananaan sosialisasi stunting.
11. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
•PELAKSANA : TIM PROMOSI KESEHATAN DAN GIZI PUSKESMAS “A”
•PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN : KEPALA PUSKESMAS “A”
•PENERIMA : FORKOPIMCAM, PARA KADES, KADER KESEHATAN DAN MASYARAKAT
TEMPAT KEGIATAN
•DALAM GEDUNG : AULA PUSKESMAS “A”
•LUAR GEDUNG : AULA KANTOR CAMAT, AULA KANTOR DESA DAN TEMPAT FASILITAS
UMUM LAINNYA
12. MATRIK PELAKSANAAN KEGIATAN
Tempat Pelaksanaan
Jan Feb Mart Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Aula
Puskesmas “A”
20
Aula Kantor
Camat
30
Aula Kantor
Desa
5 6 11 3 5 4
Tempat
Fasilitas Umum
Lainnya
4 6