SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 1
PELATIHAN FUNDAMENTAL EPIDEMIOLOGI
MATA PELATIHAN INTI 5
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI BIDANG EPIDEMIOLOGI
BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO
TAHUN 2020
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 2
DAFTAR ISI
DESKRIPSI SINGKAT ……………………………………………………….3
TUJUAN PEMBELAJARAN …………………………………………………5
A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM .....................................5
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS .................................5
SKENARIO PEMBELAJARAN ……………………………………………..6
URAIAN MATERI ……………………………………………………………..7
A. Prosedur Pemberdayaan Perorangan Khusus
(Tokoh Masyarakat ) ........................................................11
Sub pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat)
2) Langkah-langkah pelaksanaan
LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 1 ……………………16
B. Prosedur Pemberdayaan Keluarga , Kelompok Masyarakat
Terbatas .......................................................................... 18
Sub pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat Terbatas
2) Langkah-langkah pelaksanaan
LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 2 ……………………24
C. Prosedur Pemberdayaan Kelompok Masyarakat ..............25
Sub pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan Kelompok Masyarakat
2) Langkah-langkah pelaksanaan
LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 3 ……………………… 27
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................29
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 3
MODUL INTI 5
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI BIDANG EPIDEMIOLOGI
I. DESKRIPSI SINGKAT
Epidemiologi ilmu yang mempelajari tentang penyakit dan masalah kesehatan
pada masyarakat, pola penyebarannya serta faktor risiko yang mempengaruhi
kejadian tersebut. Penerapan ilmu epidemiologi diantaranya melalui kegiatan
Surveilans rutin, System Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) dan
Respon terhadap suatu kejadian penyakit potensial KLB agar tidak menyebarluas,
penyelidikan epidemiologi KLB (PE-KLB) dan penyebarluasan informasi epidemiologi
pada masyarakat agar hasil Kegiatan epidemiologi dapat dimanfaatkan
Epidemiolog kesehatan berperan melakukan kegiatan epidemiologi tersebut
sesuai kompetensinya dengan menerapkan metode epidemiologi yang merupakan
kebutuhan esensial bagi penyelenggaraan pelayanan kesehatan, program-program
kesehatan dan kewaspadaan kejadian luar biasa penyakit serta kedaruratan
kesehatan masyarakat lainnya.
Pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi masih kurang mendapat
perhatian, maka materi pemberdayaan masyarakat dibidang epidemiologi diberikan
dalam pelatihan fundamental bertujuan agar tenaga epidemiologi kesehatan
memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam pemberdayaan masyarakat
(empowerment) di bidang epidemiologi disamping mempunyai kemampuan teknis,
sehingga saran dan rekomendasi dari hasil analisis data kegiatan epidemiologi yang
diberikan dapat difahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat, kelompok
dengan kesadaran serta mendapat dukungan dari pengambil kebijakan program dan
sektor terkait serta Pemerintah.
Pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi adalah proses
menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu,
keluarga dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan mandiri menggunakan sumber
daya yang ada dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit berdasarkan
kajian/hasil analisis data epidemiologi
Metode pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi pada umumnya
menggunakan metode yang sama dengan pemberdayaan masayarakat lainnya yaitu
yaitu advokasi, persuasi, lobi dan kemitraan yang disesuaikan dengan sasaran dan
tujuan yang diharapkan yang didukung oleh media yang tepat, data yang valid dan
akurat, serta sumberdaya yang optimal temasuk SDM yang profesional
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 4
Salah satu kegiatan epidemiologi dalam pemberdayaan masyarakat yaitu
Surveilans berbasis masyarakat (community based surveillance). Community
based surveillance (CBS) diartikan kegiatan surveilans epidemiologi yang melibatkan
masyarakat sebagai bagian dalam sistem pengendalian penyakit atau
penanggulangan masalah kesehatan dan faktor risikonya dalam suatu kelompok atau
populasi dalam suatu wilayah. Peran keluarga dan masyarakat dalam CBS pada
umumnya diharapkan agar masyarakat memberikan informasi cepat ke petugas
kesehatan atau fasyankes terdekat tentang kejadian dan perkembangan penyakit
berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) didesa/wilayahnya, sehingga kejadian penyakit
dapat diidentifikasi oleh petugas kesehatan dan mendapat respon cepat dengan
harapan kejadian penyakit tersebut dapat dicegah tidak meluas, dapat memutus rantai
penularannya. Dalam contoh CBS tersebut, peran masyarakat terutama memberikan
data/Informasi cepat pada fasyankes atau tenaga kesehatan setempat setiap saat
untuk meningkatkan kewaspadaan dan respon dalam pencegahan dan
penanggulangan penyakit/ masalah Kesehatan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dalam CBS tersebut dalam konteks pemberdayaan
masyarakat dibidang epidemiologi adalah bahwa tenaga epidemiologi terutama
berperan melakukan analisa situasi data terlebih dahulu dari data yang ada tentang
kejadian penyakit yang berkembang dan masalah kesehatan didesa/wilyah tersebut
dan urgensinya, kemudian melakukan pendekatan pada keluarga, kelompok khusus
termasuk pengambil kebijakan untuk berpartisipasi aktip dan mendukung upaya
pencegahan dan penanggulangan dalam menghadapi potensi bahaya yang akan
terjadi ata terjadinya KLB berdasarkan analisa data/hasil kajian epidemiologi sebagai
perwujudan dari pemberdayaan masyarakat dibidang epidemiologi.
Strategi pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi dalam mengatasi
masalah-masalah penyakit dan kesehatan masyarakat sebagai berikut :
1. Melakukan kajian/analisa data epidemiologi dan diseminasi hasil analisa data
perkembangan penyakit potensial KLB melalui SKDR
2. Advokasi, persuasi dan lobi pada pengambil kebijakan untuk memperoleh
dukungan kebijakan atau regulasi, dukungan sumber daya (sarana, dana dan
tenaga) setempat dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa
berdasarkan hasil kajian/analisa data
3. Pembinaan/pendampingan kelompok dan masyarakat, kordinasi atau orientasi
juknis pemanfaatan dana desa, pembinaan peran pokjanal UKBM dan
meningkatkan peran SBH
4. Penggalangan kemitraan dengan sektor dunia usaha, Tokoh agama (TOGA), dan
Tokoh masyarakat (TOMA), menggalang kemitraan dengan organisasi profesi,
dan organisasi kemasyarakatan, dan fasilitasi kelompok peduli Kesehatan
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 5
Didukung oleh media yang tepat, data yang valid dan akurat, serta sumberdaya yang
optimal temasuk SDM yang professional.
Ketika semuanya ini berjalan dengan baik, maka pemberdayaan masyarakat
dibidang epidemiologi ikut berkontribusi mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan
yaitu meningkatkan derajat kesehatan seluruhmasyarakat Indonesia.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami pemberdayaan
masyarakat bidang epidemiologi.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat :
1) Menjelaskan prosedur pemberdayaan perorangan khusus
2) Menjelaskan prosedur pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat
terbatas
3) Menjelaskan prosedur pemberdayaan kelompok masyarakat
III. POKOK BAHASAN
Materi pokok bahasan pada mata pelatihan ini adalah:
A. Pokok Bahasan 1:
Prosedur Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat)
Sub pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat)
2) Langkah-langkah pelaksanaan
B. Pokok Bahasan 2:
Prosedur pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas
Sub pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas
2) Langkah-langkah pelaksanaan
C. Pokok Bahasan 3:
Prosedur pemberdayaan kelompok masyarakat
Sub pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan kelompok masyarakat
2) Langkah-langkah pelaksanaan
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 6
IV. SKENARIO PEMBELAJARAN MATERI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI BIDANG EPIDEMIOLOGI
Pendahuluan:
Assalamu’alaikum wr.wb. apa kabar bapak dan ibu peserta pelatihan Fundamental
Epidemiologi. Salam sejahtera bagi kita semua. Sebelum bapak dan ibu mengikuti
materi pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi. Peribahasa mengatakan
tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak cinta. Izinkan saya
memperkenalkan diri, nama saya Helvy Yunida, S.Tr.Keb, SAP, MM. saya bekerja
sebagai widyaiswara Madya di BBPK Ciloto. Senang bisa bertemu dengan bapak ibu
walaupun di dunia maya. Mungkin suatu saat kita bisa bertemu secara langsung atau
mungkin ada bapak dan ibu yang pernah mengenal nama saya. Dan pernah bertemu
dengan saya.
Bapak dan ibu, dalam pembelajaran materi ini dengan menggunakan metode
asinkronous maya. Artinya bapak dan ibu akan belajar mandiri. Mempelajari modul
dan penugasan yang diberikan. Bapak ibu akan diberi penugasan mempelajari
powerpoint, membaca modul, menonton video, merangkum materi yang sudah
dibaca, kemudian setiap penugasan semuanya dimasukan ke dalam kolom
penugasan ke dalam CLC (upload) . Ada tiga pokok bahasan yang akan bapak dan
ibu pelajari. Semoga bapak ibu selalu sehat wal-afiat dalam proses pembelajaran dan
dapat mempelajari materi ini dengan baik.
Setelah mengikuti pelatihan ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu memahami
pemberdayaan masyarakat dibidang epidemiolgi yg merupakan salah satu
kompetensi epidemiolog kesehatan yang penting anda kuasai.
Bapak dan ibu, silahkan membaca modul tentang pemberdayaan masyarakat di
bidang epidemiologi. Kemudian ditonton 3 video yang ada di CLC, selanjutnya
silahkan dituangkan ke dalam tulisan sesuai dengan pemahaman bapak ibu.
Kemudian up load di CLC. Selamat belajar dan sukses selalu.
Quiz maupun penugasan bapak ibu, akan dinilai oleh Tutor, sebagai dasar untuk
kelulusan pada pelatihan ini ini.
Terima Kasih
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 7
V. URAIAN MATERI
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi salah satu contoh
adalah melaksanakan kegiatan surveilans berbasis masyarakat (Community Bassed
Surveillance) atau CBS. Surveilans berbasis masyarakat, melibatkan masyarakat
sebagai bagian dalam sistem pengendalian penyakit atau masalah kesehatan dalam
suatu kelompok/wilayah di masyarakat. Semakin cepat masyarakat melaporkan dan
dapat mengidentifikasi penyakit yang berpotensi KLB/Wabah, maka semakin cepat
penyakit tersebut dapat dikendalikan sehingga rantai penularan penyakit
dimasyarakat dapat segera diputus. Dalam konteks CBS tersebut, masyarakat pada
umumnya berperan dalam deteksi dini melaporkan kejadian penyakit berpotensi KLB
dan kematian. Namun pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat mempunyai peran yang lebih luas dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit sesuai dengan permasalahan, tujuan dan
sasarannnya berdasarkan hasil kajian analisa data epidemiologi.
Berbagai pendapat tentang pengertian pemberdayaan masyarakat antara lain
adalah:
▪ Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses pembangunan yang mana
masyarakatnya itu mempunyai inisiatif di dalam memulai proses kegiatan atau
aktivitas sosial, di dalam memperbaiki situasi serta kondisi di diri sendiri.
Pemberdayaan masyarakat tersebut kemudian hanya bisa terjadi apabila
masyarakat tersebut turut ikut berpartisipasi.
▪ Pemberdayaan (empowerment) → proses di mana masyarakat “diposisikan”
mempunyai peran yang besar dalam pengambilan keputusan dan menetapkan
kegiatan/tindakan yang mempengaruhi kesehatan mereka (Health Promotion
Glossary, WHO, 1998)
▪ Pemberdayaan (empowerment) di bidang kesehatan adalah proses menumbuhkan
dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatannya dengan menggunakan
sumber daya sendiri. Khususnya dalam upaya pencegahan penyakit,
meningkatkan kesehatan diri, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
▪ Pemberdayaan Masyarakat, adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat persuasif
dan tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap,
perilaku dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 8
memecahkan masalah, menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka
miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh masyarakat serta LSM yang ada
dan hidup di masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan akan
menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian
pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian
merupakan hasil, karenanya kemandirimasyarakat dibidang kesehatan bisa
diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
yang ada di masyarakat, kemudian merencanakan dan melaku kan cara
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada
bantuan dari luar.
▪ Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 20 Tahun 2007, pemberdayaan
Masyarakat adalah kegiatan atau program yang dilakukan agar masyarakat tahu,
mau, dan mampu untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan meliputi
kegiatan penguatan masyarakat di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan
moral serta pengembangan aspek pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan
masyarakat. Sehingga masyarakat secara bertahap dapat bergerak dari kondisi
tidak tahu, tidak mau, dan tidak mampu menjadi tahu, mau, dan mampu.
▪ Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Epidemiologi adalah Proses
menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
individu, keluarga dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan mandiri
menggunakan sumber daya yang ada dalam pencegahan dan
penanggulangan penyakit berdasarkan KAJIAN/HASIL ANALISIS DATA
EPIDEMIOLOGI
Jenis Pemberdayaan Masyarakat
Karaketristik di dalam pemberdayaan masyarakat, sebagimana yang kemudian
diungkapkan oleh Pranarka serta Vidhyandika (1886) banyak macamnya antara
lain sebagai berikut;
a) Sikap Radikal
Sikap radikal ini merupakan jenis pemberdayaan masyarakat yang kemudian
dilakukan dalam upaya membentuk suatu segala pembangunan di dalam
masyarakat dengan melalui sistem kekuatan. Sistem tersebut dapat atau bisa
dipaksakan ialah sebagai sistem paksaan yang memiliki sifat mengikat kepada
seluruh masyarakat.
b) Sikap Kebersamaan
Sikap kebersaan ini merupakan jenis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
mengedepankan kebersamaan di dalam masyarakat. Kebersamaan tersebut
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 9
dilakukan dengan langkah akomodasi dari tiap-tiap kepentingan serta juga
golongan di dalam masyarakat.
c) Pedekatan Dengan Sistem Gagasan
dan untuk selanjutnya ini adalah suatu sistem pemberdayaan yang kemudian
mengedepankan pada gagasan sistem itu dengan secara tidak langsung stimulasi
daripada kemudian memberikan suatu power kepada powerless. Keadaan tersebut
dapat atau bisa diakomodir masyarakat dengan melalui syarat interaksi sosial di
dalam masyarakat yang baik serta pada akhirnya akan menimbulkan integrasi
kepentingan bersama.
Prinsip dalam pemberdayaan masyarakat
a) Prinsip Kesetaraan
Prinsip yang paling utama dan yang wajib dipegang di dalam proses
pemberdayaan masyarakat ini adalah adanya kesetaraan/kesejajaran kedudukan
diantara masyarakat itu dengan lembaga, yang kemudian melaksanakan beberapa
program pemberdayaan masyarakat, baik itu laki-laki atau juga perempuan.
Dinamika yang dibangun ini merupakan ketertarikan kesetaraan di dalam
pengembangan mekanisme dari pengalaman, pengetahuan serta juga keahlian
antara satu sama lainnya. Masing-masing itu kemudian saling mengakui kelebihan
serta kekurangan sehingga kemudian terjadi proses saling belajar.
b) Prinsip Partisipasi
Program pemberdayaan yang dapat atau bisa menstimulasi kemandirian
masyarakat ialah program yang sifatnya partisipasif, dilakukan, diawasi, terencana,
serta dievaluasi oleh masyarakat. Namun untuk sampai ke tingkat tersebut
kemudian memerlukan waktu serta juga proses pendampingan yang
mengikutsertakan pendamping, yang kemudian memiliki komitmen tinggi pada
pemberdayaan masyarakat.
c) Prinsip Keswadayaan atau Kemandirian
Prinsip ini kmemudian menghargai serta juga mengutamakan kemampuan
masyarakat itu dibanding bantuan dari pihak lain. Konsep terseh8tmtak
memandang orang miskin yakni sebagai objek yang tak mempunyai suatu
kemampuan (the save not), melainkan dengan sebagai subjek yang pasti memiliki
kemampuan sedikit (the have litte).
Mereka mempunyai kemampuan di dalam menambung pengetahuan yang
mendalam mengenai masalah usahanya, tahu tentang kondisi geografisnya,
memiliki tenaga kerja serta kemauan dan juga memiliki norma bermasyarakat yang
telah atau sudah lama dipatuhi. Seluruhnya itu harus digali serta menjadi modal
dasar di dalam proses pemberdayaan. Bantuan dari pihak lain ini sifatnya materiil
yang kemudian harus dilihat sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan
tersebut tak membuat lemahnya tingkat keswadayaan.
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 10
d) Prinsip Berkelanjutan
Program pemberdayaan tersebut juga harus dirancang agar dapat berkelanjutan,
meskipun pada awalnya peran pendamping itu lebih dominan dari masyarakat
sendiri. Namun dengan perlahan serta pasti, peran pendamping tersebut
kemudian akan semakin berkurang. Serta pada akhirnya hilang disebabkan karna
masyarakat sudah mampu untuk mengelola aktivitasnya sendiri.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian pemberdayaan masyarakat tersebut diatas
dan prinsip-prinsip dalam pemberdayaan masyarakat tersebut, maka dapat digunakan
sebagai acuan dalam pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi yang
disesuaikan dengan tujuan pemecahan masalah, sasarannya dan metodenya.
Pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi merupakan pemberdayaan
masyarakat yang spesifik didasari pada rekomendasi, solusi dalam pemecahan
masalah penyakit dan masalah kesehatan dalam situasi dan kondisi tertentu dari hasil
kajian atau analisa epidemiologi yang dilakukan oleh tenaga epidemiolog kesehatan
dan mampu melakukan pendekatan pada keluarga, kelompok khusus serta
masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam menanggulangi masalah
penyakit dan kesehatan yang dihadapi dengan menggunakan sumberdaya tenaga,
sarana dan dana yang dimiliki sendiri.
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 11
POKOK BAHASAN 1:
PROSEDUR PEMBERDAYAAN PERORANGAN KHUSUS
(TOKOH MASYARAKAT)
Sub Pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat)
▪ Prosedur dalam Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh) adalah
melakukan Advokasi, Lobi, Persuasi dan Motivasi
▪ Pengertian
a) Perorangan khusus (Tokoh) adalah seseorang yang mempunyai
kewenangan dalam pengambilan kebijakan, keputusan atau tindakan,
misalnya: Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, Ketua RT/RW, dll
b) Advokasi
▪ Advokasi adalah program komunikasi untuk mendekatkan problem
publik kepada pembuatan kebijakan (Proceeding IFPPD, 2002)
▪ Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui
bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU, 1999)
▪ Advokasi pada dasarnya merupakan suatu perangkat kegiatan yang
dilakukan secara terencana dan terorganisir, ditujukan pada para
pengambil keputusan agar memberikan dukungan kebijakan untuk
mengatasi masalah spesifik.
▪ Advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh komitmen, yang
dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi yang akurat
dan tepat.
▪ Advokasi adalah suatu usaha untuk mendapatkan atau menciptakan
perhatian para pembuat keputusan terhadap sesuatu permasalahan /
issue yang penting dan mengarahkan agar mau memberikan
dukungannya untuk memecahkan permasalahan tersebut.
▪ Advokasi bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan
masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu
strategi global Promosi Kesehatan. Advokasi bidang kesehatan adalah
usaha untuk mempengaruhi para penentu kebijakan atau pengambil
keputusan untuk membuat kebijakan publik yang bermanfaat untuk
peningkatan kesehatan masyarakat.
▪ Advokasi kesehatan merupakan serangkaian kegiatan komunikasi untuk
mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara: membujuk, meyakinkan,
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 12
menjual ide agar memberikan dukungan terhadap upaya pemecahan
masalah kesehatan masyarakat.
Langkah-langkah advokasi.
Dalam melaksanakan advokasi ada 8 langkah sebagai berikut :
1. Tentukan isu strategis dari sebuah masalah.
Isu strategi misalnya kasus dan kematian covid 19 meningkat
2. Pengumpulan Data.
Data dari puskesmas, data dari RS, data lapangan PE (kontak
tracing) dan hasil pemriksaan laboratorium, diolah dan dianalisa
dalam bentuk tabel, grafik garis, pie diagram, mapping/peta dsb.
3. Buatlah jejaring dengan organisasi yang memiliki kepentingan yang
sama, seperti gugus tugas, pemda, puskesmas, RS dan laboratorium
4. Sampaikan isu atau materi kampanye massa
5. Lobi dan pendekatan dengan pengambil keputusan.
Untuk mendapatkan dukungan kebijakan, sumber daya sarana, dana
dan tenaga
6. Kontak Media massa.
Melakukan Kerjasama dengan media masa (cetak dan elektronik)
untuk penyebarluasan informasi dalam pencegahan dan
penanggulangan mengajak partisipasi masyarakat.
7. Demonstrasi.
Mendemontrasikan hasil analisa, trend (kecenderungan), pemodelan
dsb.
8. Lakukan Evaluasi.
Lakukan evaluasi apa yang direncanakan dengan realisasi capaian,
kendala dan solusi serta rencana tindak lanjut
c) Lobi
▪ Lobi atau Lobbying adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan
oleh individu ataupun kelompok dengan tujuan mempengaruhi
pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan
penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat
memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi dan
perusahaan pelobi.
▪ Pengertian lobi menurut AB Susanto dalam oleh Redi Panuju
(2010 ; 18):
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 13
Melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk
mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut
pandang positif terhadap topik pelobi, dengan demikian diharapkan
memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan. Kegiatan melobi
bisa jadi sama pentingnya dengan pemngembangan kompetensi
professional.
▪ Menurut Advanced English & ndash; Indonesia Dictionary, Lobby atau
Lobbying berarti: Orang atau kelompok yang mencari muka untuk
mempengaruhi anggota Parlemen.
▪ Cutlip, Center, dan Broom (2000) dimana menurut mereka lobby adalah
bagian khusus dari public relations untuk membangun dan memelihara
hubungan dengan pemerintah terutama untuk tujuan mempengaruhi
legislasi dan regulasi.
▪ Anwar (1997) mendefinisikan lobbying lebih luas lagi, yakni suatu upaya
informal dan persuasif yang dilakukan oleh satu pihak (perorangan,
kelompok, Swasta, pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu
untuk menarik dukungan dari pihak pihak yang dianggap memiliki
pengaruh atau wewenang, sehingga target yang diinginkan tercapai.
Melobi adalah bentuk aktif dari suatu kegiatan, melalui pendekatan-
pendekatan yang dilakukan secara tidak resmi. Melobi pada dasarnya
merupakan usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak
yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandangan positif terhadap
topik lobi, dengan demikian diharapkan memberikan hasil sesuai yang
diharapkan. Misalnya tenaga epidemiolog kesehatan melobi pimpinan suatu
perusahaan untuk mendapatkan sarana maupun dana dalam
penanggulangan covid 19 yaitu berupa laboratorium pemeriksaan swab
covid 19 didaerah pabrik. Maka tenaga epidemiolog, melakukan
kajian/analisa data dalam wilayah didaerah pabrik tersebut tentang
perkembangan covid 19, masalah/kendala dan solusinya. Dari hasil kajian
tersebut diperoleh gambaran bahwa peningkatan kasus covid 19 karena
hasil pemeriksaan laboratorium terlambat diketahui karena daerah belum
punya sarana laboratorium sehingga kepastian kasus dan kontak tidak
diketahui dengan cepat sementara pemantauan isolasi 14 hari tidak
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 14
sebagaimana yang diharapkan. Dengan dukungan laboratorium tersebut
maka hasil pemeriksaan kasus dan kontak covid 19 yang terjadi
dimasyarakat cepat terdeteksi dan segera dilakukan tindakan isolasi bagi
kasus dan kontak. Dengan demikian, perusahaan berkontribusi besar dalam
memutus mata rantai penularan dalam mengatasi penyebaran covid 19
dimasyarakat dalam wilayah perusahaan dan sekitarnya, karyawan
perusahaan tidak tertular covid 19 dan tetap produktif bekerja.
Tujuan dari melobi tersebut berguna untuk memastikan kelancaran dan
keberhasilan penanggungan covid 19 yang bermanfaat bagi masyarakat
saling menguntungkan untuk perusahaan.
Contoh lain lobi yang dilakukan Telkom terhadap Indosat dalam
menentukan penggunaan frekuensi, penempatan dan pengaturan wilayah
BTS (Base Transceiver Station).
d) Persuasi
▪ Persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan
meyakinkan orang lain.
Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi
dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah
pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu
yang penting bagi kedua belah pihak. Bila berkomunikasi dengan
sesama, setiap individu berharap pesan yang disampaikan tersebut
dapat dimengerti dan dipercayai.
Persuasif merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan agar
pesan yang ingin disampaikan dimengerti dan dipercayai oleh orang lain.
Komunikasi persuasif membiarkan orang lain (persuadee) bebas
melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha
meyakinkan mereka.
Komunikasi persuasif menekankan keterbukaan, kepercayaan, dan
praktik-praktik manajemen yang demokratis.
▪ Persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan
alasan dan prospek baik yang meyakinkannya
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 15
e) Motivasi
▪ Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah,
dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen
utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan
ketekunan.
3 Langkah Membangun Motivasi
1.Penyadaran.
Langkah pertama perlunya sebuah kesadaran, apa yang tidak
diinginkan dan apa yang yang diinginkan oleh keluarga, kelompok dan
masyarakat misalnya dalam program pencegahan dan
penanggulangan penyakit covid 19. Jadi seorang epidemiolog
kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit covid 19 perlu melakukan
kajian atau assessment yang berpusat pada keinginan masyarakat
dan apa yang tidak diinginkan masyarakat.
Untuk penyadaran, akan lebih mudah untuk menuliskannya. Coba
diminta keluarga, kelompok untuk menuliskan misalnya 20-30
keinginannya dalam pencegahan dan penanggulangan covid 19.
Banyak orang yang tidak memiliki motivasi, karena keinginan diri
sendiri saja tidak disadarinya.
2.Penegasan.
Setelah keluarga, kelompok dan masyarakat mulai sadar apa saja
yang dinginkan, maka saatnya melakukan pengasan. Caranya buatlah
tujuan. Apa bedanya keinginan dan tujuan? Tujuan lebih jelas dan
spesifik. Untuk membantu memudahkan tujuan, buatlah
dengan metode SMART.
3. Pemantapan.
Setelah sadar, kemudian ditegaskan dengan goal setting yang
SMART, selanjutnya lakukan pemantapan, agar benar-benar masuk
ke dalam hati keluarga, kelompok dan masyarakat.
Untuk membangun motivasi bagi orang lain, Anda bisa melakukannya
dengan komunikasi. Bimbinglah mereka untuk melakukan 3 langkah
diatas. Dan, yang terpenting adalah menjadi contoh atau teladan bagi
orang lain.
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 16
2) Langkah-langkah dalam pemberdayaan perorangan khusus (Tokoh
Masyarakat)
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Pemberian pemahaman atau informasi kepada perorangan khusus (tokoh)
terkait proses terjadinya penyakit potensi KLB/Wabah atau penyakit lainnya,
2. Pemberian pemahaman atau informasi kepada perorangan khusus (tokoh) jika
sakit tidak menjadi semakin berat penyakitnya atau menimbulkan kecacatan
3. Menimbulkan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang
mendukung penyakit potensi KLB/Wabah atau penyakit lainnya
4. Mempengaruhi dan membantu agar dapat berperan aktif dalam mendukung
perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan
Kesehatan
5. Terbitnya aturan kebijakan seperti Peraturan Gubernur/Bupati/Camat/Lurah,
surat edaran, peraturan/pedoman/petunjuk teknis dan Anggaran
LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 1
INSTRUKSI LATIHAN:
1. Peserta secara individu mengerjakan penugasan
2. Jawaban penugasan dalam bentuk WORD
3. Batas waktu pengumpulan tugas 2 hari
PENUGASAN
Dalam 3 bulan terakhir kasus covid 19 di Kabupaten A yang berpenduduk 100 ribu
jiwa terus meningkat, dengan angka kematian yang tinggi. Sementara penyuluhan
kesehatan pada masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan covid 19 terasa
sangat kurang sehingga protokol kesehatan seperti menggunakan masker bila keluar
rumah, jaga jarak bila berbicara dan mencuci tangan setelah beraktifitas belum
berjalan sebagaimana yang diharapkan karena masyarakat pada umumnya belum
mengerti manfaatnya, padahal Pemerintah Daerah setempat dalam hal ini Bupati
Kabupaten A telah mengeluarkan instruksi mengenakan sangsi denda bagi
masyarakat yang keluar rumah bila tidak mematuhi protokol Kesehatan. Kabupaten A
merupakan kabupaten yang berbatasan dengan provinsi dengan kasus covid 19 yang
tinggi dan sarana transportasi jalan darat dari dan ke kabupaten A dari provinsi
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 17
tersebut lancar. Pelayanan kesehatan pada masyarakat di Kabupaten A diberikan di
20 Puskesmas, 1 RSUD dan 5 RS swasta. Tenaga Kesehatan yang ada di Dinas
Kesehatan Kabupaten A, Puskesmas dan Rumah Sakit pada umumnya berlatar
belakang pendidikan non epid. Sarana pendukung di RS dan Puskesmas seperti
laboratorium untuk pemeriksaan specimen swab covid 19 belum tersedia, sehingga
pemeriksaan hasil specimen swab mengalami keterlambatan 8-12 hari karena harus
dikirim ke lain tempat yang mempunyai fasilitas laboratorium pemeriksaan specimen
covid 19.
Anda sebagai petugas surveilans Kabupaten A diminta untuk memberikan masukan
dalam menanggulangi setidak tidaknya menurunkan dan mengendalikan kasus covid
19 dengan memutus rantai penularan, kemudian anda berfikir salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat, maka untuk itu sasaran
pemberdayaan masyarakat yang mana yang paling strategis yang perlu anda
lakukan? apa alasananya? dan Langkah-langkah apa yang dilakukan (jelaskan)?
Untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat tersebut ide atau solusi apa apa
yang paling tepat (sebutkan)? dan bagaimana cara menyampaikan gagasan anda
agar efektip sehingga dapat diterima oleh sasaran (jelaskan)?
Selamat mengerjakan
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 18
POKOK BAHASAN 2:
PROSEDUR PEMBERDAYAAN KELUARGA, KELOMPOK MASYARAKAT
TERBATAS
Sub pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas
2) Langkah-langkah pelaksanaan
1) Konsep Pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas
▪ Prosedur Pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas adalah
dengan melakukan pendekatan metode observasi partisipatif, diskusi
kelompok terarah dan survei/kunjungan rumah dengan menggunakan
kuesioner.
▪ Pengertian
a) Partisipasi sebenarnya berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata
“participation“ yang dapat diartikan suatu kegiatan untuk membangkitkan
perasaan dan diikut sertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu
organisasi.
b) Partisipasi merupakan keterlibatan aktif masyarakat atau keterlibatan
proses penentuan arah dari strategi kebijaksanaan pembangunan yang
dilaksanakan pemerintah
c) Pengertian Keluarga (Sigmund Freud) adalah sekumpulan orang (rumah
tangga) yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan
terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi
ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu
jaringan.
d) Duvall dan Logan (1986): Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
e) Departemen Kesehatan RI (1988): Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
f) Narwoko dan Suyanto, (2004): Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari
mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di
masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia
yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan
individu”
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 19
g) Kelompok masyarakat terbatas adalah sekumpulan masyarakat di satu
Desa/Kelurahan Siaga, Kelas/Universitas, Asrama/Pondok Pesantren,
Tempat Kerja/Pabrik, Rumah Susun/Apartemen, Lapas/Rutan, dll
Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan bidang epidemiologi adalah
kemampuan tenaga epidemiolog kesehatan untuk membangkitkan perasaan
keluarga dan masyarakat untuk ikut serta atau ambil bagian dalam kegiatan
dalam mengatasi masalah penyakit atau masalah Kesehatan dan factor risiko
dari hasil analisa data epidemiologi.
2) Langkah-langkah pelaksanaan
Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat dalam pengembangan keluarga,
kelompok masyarakat terbatas adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah Kesehatan
2. Pertemuan Tingkat Desa (PTD) atau Kelompok Masyarakat
3. Survei Mawas Diri (SMD)
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
1. Identifikasi Masalah Kesehatan
Langkah awal yang dilakukan dalam penggerakan pemberdayaan
masyarakat untuk membentuk dan mengembangkan keluarga, kelompok
masyarakat terbatas adalah identifikasi masalah kesehatan dengan menitik
beratkan pada masalah penyakit, lingkungan dan perilaku. Identifikasi masalah
kesehatan dapat dilakukan melalui pengumpulan data sekunder di Puskesmas dan
kantor Desa/Kelurahan setempat atau melalui pengumpulan data dengan metode
observasi partisipatif, diskusi kelompok terarah dan survei/kunjungan rumah
dengan menggunakan kuesioner.
Informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan adalah
sebagai berikut :
a. Penyakit/nama penyakit
b. Penyebab penyakit menurut Puskesmas
c. Penyebab penyakit menurut masyarakat
d. Perilaku masyarakat yang dapat mengakibatkan sakit
e. Perilaku masyarakat yang bisa mencegah timbulnya penyakit
f. Lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit
g. Lingkungan yang bisa mencegah timbulnya penyakit
h. Cara mencegah agar orang tetap sehat dan tidak sakit
i. Cara mencegah agar penyakit tidak menular
j. Apa yang bisa dilakukan oleh tiap keluarga agar terhindar dari penyakit
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 20
k. Apa yang bisa dilakukan oleh pemuka masyarakat agar wilayahnya terhindar
dari penyakit.
Dan lain-lain
2. Pertemuan Tingkat Desa
Pertemuan tingkat Desa/Kelurahan (PTD) atau Kelompok masyarakat
merupakan langkah awal dari kegiatan pembinaan di tingkat Desa/Kelurahan.
a. Tujuan PTD :
1) Dikenalnya konsep desa siaga sebagai salah satu upaya penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat dan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
2) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat
dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat
3) Dikenalnya masalah penyakit, lingkungan dan perilaku yang menyebabkan
masalah kesehatan
4) Diperolehnya kesepakatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pengembangkan Desa/Kelurahan menjadi Desa Siaga.
b. Tempat pertemuan
Tempat pertemuan sebaiknya di desa, dengan memilih balai desa atau tempat
lain yang bisa menampung kurang lebih 20 - 30 orang peserta.
c. Peserta pertemuan
1) Peserta tingkat kecamatan; Camat, TP-PKK kecamatan, Kepala
Puskesmas, Staf Puskesmas, Diknas, Departemen Agama
2) Peserta tingkat desa; Kepala Desa, TP-PKK Desa, Sekdes, BPD, Tokoh
Agama, Tokoh masyarakat/Guru
d. Waktu
Waktu pertemuan hendaknya disesuaikan dengan kesediaan dan kondisi desa
yang bersangkutan, agar memungkinkan semua yang diundang dapat hadir
serta cukup memberikan ksesempatan untuk tercapainya tujuan pertemuan
tingkat desa.
e. Pelaksanaan
1) Kepala Desa/Kelurahan yang mengundang para peserta pertemuan tingkat
desa.
2) Pertemuan dibuka oleh kepala Desa/Kelurahan dengan memperkenalkan
para hadirin dan menjelaskan maksud dan tujuan serta acara pertemuan
3) Kepala desa mempersilahkan camat/wakilnya untuk memberikan sambutan
atau arahan dalam pertemuan.
4) Kemudian kepala Puskesmas/Petugas Promosi kesehatan Puskesmas/
Tokoh masyarakat sebagai pembicara dan menjelaskan tentang masalah
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 21
kesehatan hasil observasi masalah kesehatan dan perlunya Desa Siaga
yang meliputi latar belakang, tujuan dan cara pelaksanaan serta pentingnya
dukungan masyarakat dalam program tersebut.
5) Selanjutnya diskusikan bersama tentang langkah kegiatan berikutnya,
khususnya tentang survei mawas diri, musyawarah masyarakat desa, waktu
pelaksanaan survei dan kelompok yang akan melakukan survei, serta
ditentukannya waktu untuk mengadakan musyawarah masyarakat desa
3 . Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masyaralah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh
masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugas
kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa).
a. Tujuan SMD :
1) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan
dan perilaku.
2) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku
yang paling menonjol di masyarakat.
3) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah kesehatan.
4) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat
dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di
Desa Siaga.
b. Sasaran
Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau
menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat
menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada
umumnya di desa/kelurahan.
c. Lokasi
SMD dilaksanakan di desa/kelurahan terpilih
d. Pelaksana
SMD dilaksanakan oleh kader dan tokoh masyarakat atau sekelompok warga
masyarakat yang telah ditunjuk pada pertemuan tingkat desa.
e. Waktu
Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan tingkat
desa/kelurahan.
f. Cara Pelaksanaan
Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang
ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi: Pelaksanaan
SMD diawali dengan penyusunan instrumen penjajakan kebutuhan di
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 22
Puskesmas, dimana dalam pengumpulan data tersebut dapat menggunakan
beberapa metode dengan teknik seperti Pengamatan (observasi), Wawancara,
Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT),
menyebarkan angket, dan lain-lain, yang selanjutnya dilakukan :
1) Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan dalam
pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.
2) Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
3) Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan
4) cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
5) Pelaksana SMD, Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah
ditunjuk melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan
bidan di desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
6) Pengolahan dan analisa Data, Kader, tokoh masyarakat dan kelompok
warga yang telah ditunjuk mengolah data SMD dengan bimbingan petugas
Puskesmas dan bidan di desa, sehingga dapat diperoleh perumusan
masalah kesehatan untuk selanjutnya merumuskan perioritas masalah
kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.
7) Penyajian data, dapat dilakukan dengan cara Tekstular (mempergunakan
kalimat) dan cara membuat visualisasi data secara: tabulasi dan grafikal.
4. Musyawarah Masyarakat Desa
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga
desa/kelurahan atau warga masyarakat yang mewakili semua komponen
masyarakat di desa/kelurahan untuk membahas hasil survei mawas diri dan
merencanakan upaya penanggulangan masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku yang diperoleh dari hasil survei mawas diri.
a. Tujuan MMD :
1) Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
2) Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
3) Masyarakat membentuk forum Desa/Kelurahan Siaga dan menetapkan
Poskesdes sebagai koordinator pelaksanaan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat.
4) Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan di wilayahnya.
5) Mempersiapkan pelatihan kader dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan kader dalam mengembangkan Desa Siaga dan
operasional Poskesdes.
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 23
b. Tempat pertemuan
Tempat pertemuan sebaiknya di desa, dengan memilih balai desa atau tempat
lain yang bisa menampung kurang lebih 20 - 30 orang peserta.
c. Peserta pertemuan
1) Peserta tingkat kecamatan; Camat, TP-PKK kecamatan, Kepala
Puskesmas, Staf Puskesmas, Diknas, Departemen Agama, Lintas sektor
terkait.
2) Peserta tingkat desa ; Kepala Desa, TP-PKK Desa, Sekdes, BPD, Tokoh
Agama, Tokoh masyarakat/Guru.
d. Waktu
Waktu pertemuan segera setelah SMD atau disesuaikan dengan kesediaan
dan kondisi desa/kelurahan yang bersangkutan, agar memungkinkan semua
yang diundang dapat hadir serta cukup memberikan ksesempatan untuk
tercapainya tujuan musyawarah masyarakat desa.
e. Pelaksanaan MMD
1) Kepala Desa/Kelurahan yang mengundang para peserta MMD.
2) MMD dibuka oleh kepala Desa/Kelurahan dengan menguraikan maksud
dan tujuan musyawarah.
3) Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah
pendapat dengan menggunakan alat peraga, poster dan lain-lain dipimpin
oleh petugas Puskesmas atau bidan di desa.
4) Penyajian hasil SMD oleh tokoh masyarakat/kader/kelompok SMD.
5) Perumusan dan penentuan perioritas masalah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah (butir c) dan hasil SMD dilanjutkan dengan
rekomendasi tehnis dari petugas Puskesmas/bidan di Desa.
6) Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dalam rangka
penanggulangan masalah kesehatan, dipimpin oleh kepala
Desa/Kelurahan, dilanjutkan dengan pembentukan forum Desa Siaga dan
penetapan Poskesdes sebagai koordinator UKBM.
7) Penutup.
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 24
LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 2
INSTRUKSI LATIHAN:
1. Peserta secara individu mengerjakan penugasan
2. Jawaban penugasan dalam bentuk WORD
3. Batas waktu pengumpulan tugas 2 hari
PENUGASAN
Pada bulan Agustus 2019 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah
Dengue di kecamatan EX dan Kecamatan YE Kabupaten B dengan penderita
terbanyak di sekolah SDN XIV (20 orang) dan di pesantren/madrasah ibtidaiyah (35
orang) tanpa kematian. Partisipasi masyarakat diperlukan dalam menjaga
kebersihan lingkungan memberantas sarang nyamuk, membersihkan sampah yang
dapat penampungan air air hujan, menguras bak mandi seminggu sekali agar jentik
nyamuk demam berdarah dengue tidak berkembang biak sehingga KLB DBD dapat
dicegah.
Jika anda sebagai tenaga epidemiolog kesehatan di Kabupaten B diminta untuk
membantu dalam pencegahan KLB penyakit Demam Berdarah Dengue tersebut,
maka strategi pemberdayaan masyarakat yang mana yang anda pilih (sebutkan)?
dan apa alasannya anda memilih strategi tersebut (jelaskan)?sebelum
melaksanakan pemberdayaan masyarakat tersebut, langkah-langkah apa yang
anda lakukan (sebutkan) sehingga pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten B berhasil.
Selamat bekerja
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 25
POKOK BAHASAN 3:
PROSEDUR PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT
Sub pokok Bahasan:
1) Konsep Pemberdayaan kelompok masyarakat
2) Langkah-langkah pelaksanaan
1) Konsep Pemberdayaan kelompok masyarakat
▪ Prosedur Pemberdayaan kelompok masyarakat adalah dengan melakukan
pendekatan strategi promosi Kesehatan
▪ Pengertian:
▪ Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat
melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu
masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku
dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju
derajat kesehatan yang optimal (Permenkes Nomor 74 tahun 2015, pasal
1 butir 3)
▪ Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama,
bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah
memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati
dalam lingkungannya
2) Langkah-langkah pelaksanaan
Implementasi Strategi Promosi Kesehatan yang dilakukan dalam upaya
mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
a) Dukungan kebijakan atau regulasi dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan, dan Desa, kemudian tersedianya dana yang mendukung di
Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan hingga desa, dan penguatan
implementasi kebijakan yang sudah dikeluarkan
b) Pemberdayaan Masyarakat dengan melalui Pembinaan/Pendampingan
Masyarakat, kordinasi atau orientasi juknis pemanfaatan Dana Desa,
pembinaan peran pokjanal UKBM dan meningkatkan peran SBH
c) Penggalangan kemitraan dengan sektor dunia usaha, Tokoh agama (TOGA),
dan Tokoh masyarakat (TOMA), menggalang kemitraan dengan organisasi
profesi, dan organisasi kemasyarakatan, dan fasilitasi kelompok peduli
Kesehatan
Pemberdayaan masyarakat, Advokasi, dan kemitraan didukung dengan
metode dan media yang tepat, serta data yang valid dan akurat serta sumberdaya
yang optimal temasuk SDM yang profesional
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 26
Pengertian Media Massa
1. Pengertian Media Menurut Bahasa
▪ Kamus Bahasa Inggris umumnya mengartikan media sebagai alat, sarana,
saluran, perantara, alat jalur (of communications), dan wasilah.
Kamus Online Dictionary mengartikan media sebagai hal yang terkait
komunikasi, yakni media komunikasi massa seperti majalah, radio, dan
televisi.
▪ Pengertian media menurut istilah umumnya terkait dengan komunikasi dan
pendidikan. Umumnya, ketika orang menyebut media, maka yang dimaksud
adalah media massa, yakni media komunikasi massa, seperti suratkabar,
majalah, radio, dan televisi.
Dalam pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi, maka tenaga epidemiolog
kesehatan dapat memilih media yang efektif dan efisien untuk penyebarluasan
informasi epidemiologi kepada keluarga, kelompok khusus atau masyarakat.
Misalnya memilih media surat kabar atau radio, tv, film untuk masyarakat, leaflet
atau poster untuk keluarga sedangkan pada kelompok khusus agar lebih efektip
menggunakan tayangan slide berupa tabel, grafik, peta yang menarik pada ruang
tertentu atau pada suatu pertemua. Slide yang ditayangkan berisi situasi atau
gambaran epidemiologi penyakit dan kematian menurut variable orang, waktu dan
tempat atau masalah Kesehatan yang dihadapi dan faktor risikonya dan dampak
yang ditimbulkan bila tidak dilakukan upaya upaya pencegahan serta disampaikan
peran kelompok tertentu atau pengambil kebijakan yang diharapkan seperti
regulasi atau peraturan, dana, sarana dan tenaga dalam mengatasi masalah
tersebut.
2. Jenis-jenis media massa saat ini secara garis besar dibagi tiga:
1. Media Cetak (Printed Media): Suratkabar, Tabloid, Majalah.
2. Media Elektronik (Electronic Media): Radio, Televisi, Film/Video
3. Media Siber (Cyber Media): Website, Portal Berita, Blog, Media Sosial.
Untuk berkomunikasi melalui media massa (komunikasi massa), keahlian atau
keterampilan (skills) yang harus dimiliki antara lain menulis (writing skill),
jurnalistik, broadcasting/announcing skills, editing, bahasa jurnalistik (bahasa
media), dan editing foto, audio, dan video. Wasalam.
(www.romelteamedia.com).*
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 27
Strategi pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi dalam mengatasi masalah-
masalah penyakit dan kesehatan masyarakat sebagai berikut :
1) Melakukan kajian/analisa data epidemiologi dan diseminasi hasil analisa data
perkembangan penyakit potensial KLB melalui SKDR
2) Advokasi, persuasi dan lobi pada pengambil kebijakan untuk memperoleh
dukungan kebijakan atau regulasi, dukungan sumber daya (sarana, dana dan
tenaga) setempat dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa
berdasarkan hasil kajian/analisa data
3) Pembinaan/pendampingan kelompok dan masyarakat, kordinasi atau orientasi
juknis pemanfaatan dana desa, pembinaan peran pokjanal UKBM dan
meningkatkan peran SBH
4) Penggalangan kemitraan dengan sektor dunia usaha, Tokoh agama (TOGA), dan
Tokoh masyarakat (TOMA), menggalang kemitraan dengan organisasi profesi,
dan organisasi kemasyarakatan, dan fasilitasi kelompok peduli Kesehatan
Didukung oleh media yang tepat, data yang valid dan akurat, serta sumberdaya
yang optimal temasuk SDM yang professional.
LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 3
INSTRUKSI LATIHAN:
1. Peserta secara individu mengerjakan penugasan
2. Jawaban penugasan dalam bentuk WORD
3. Batas waktu pengumpulan tugas 2 hari
PENUGASAN
Indikator program eradikasi polio menargetkan bahwa pertahun setiap wilayah berpenduduk
100 ribu anak berumur dibawah 15 tahun ditemukan 2 kasus AFP (Acute Flacid Paralysis) atau
lumpuh layuh mendadak bukan disebabkan ruda paksa. Kabupaten C dengan penduduk anak
usia dibawah 15 tahun sebanyak 200 ribu jiwa hanya menemukan 1 kasus AFP dalam tahun
2019 yang berarti tidak mencapai target.
Sebagai tenaga surveilans/epidemiolog kesehatan di Kabupaten C, anda diminta
melaksanakan kegiatan surveilans AFP untuk menemukan kasus AFP minimal 4 kasus dalam
tahun 2020 sehingga Kabupaten C mencapai target.
Kasus AFP dapat ditemukan bila berobat ke Rumah Sakit atau ke Puskesmas dan bisa juga
tidak kesarana pelayanan kesehatan tetapi kesarana pelayanan tradisonal atau tidak berobat
sama sekali karena keterbatasan penderita dan keluarganya.
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 28
Terfikir dalam oleh anda untuk melakukan pemberdayaan masyarakat agar taget penemuan
kasus AFP tercapai, maka langkah-langkah apa yang anda lakukan untuk melakukan
pemberdayaan masyarakat tersebut? (jelaskan) dan metode apa yang anda pilih
(sebutkan)?apa alasannya memilih metode tersebut? (jelaskan) dan siapa saja sasaran dalam
pemberdayaan masyarakat tersebut (sebutkan). Untuk menyampaikan ide anda dalam
pemberdayaan masyarakat tersebut agar dapat diterima sasaran, maka media apa yang
paling sesuai anda gunakan (sebutkan)?apa alasan anda menggunakan media tersebut
(jelaskan}?
Selamat bekerja
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 29
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (2018). Managing Epidemic: Key Facts about Major
Deadly Diseases. Centers for Disease Control and Prevention (2016). What is
Epidemiology? Centers for Disease Control and Prevention (2012). Lesson 1:
Introduction to Epidemiology.
2. Kementerian Kesehatan RI, Modul Pelatihan Jabatan Fungsional Entomolog
Kesehatan Jenjang Ahli, Jakarta, 2011
3. Kementerian Kesehatan RI, Kurikulum Modul Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta, 2011
4. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta, 2010
5. Kementerian Kesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project , Modul
Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta, 2010
6. Departemen Dalam Negeri, Direktorat Jenderal, Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, Depdagri, Jakarta, 2004
7. Kementerian Kesehatan RI , Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan No.74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan dan
Pencegahan Penyakit
9. KMK No.HK.01.07-MENKES-413-2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian COVID-19
10.Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Diseases (Covid 19) tahun 2020
11.Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pencegahan COVID-19 di RT_RW_Desa
Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 30
*****

More Related Content

What's hot

Prosedur Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat Terbatas
Prosedur Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat TerbatasProsedur Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat Terbatas
Prosedur Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat TerbatasWiandhariEsaBBPKCilo
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakatpjj_kemenkes
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiWiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbModul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbWiandhariEsaBBPKCilo
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiAfina Permatasari
 
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Ditjen P2P Kemenkes
 
004 evsurv001
004 evsurv001004 evsurv001
004 evsurv001Pepi Umar
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakatpjj_kemenkes
 
PB 3_Tampilan Data Peta.pptx
PB 3_Tampilan Data Peta.pptxPB 3_Tampilan Data Peta.pptx
PB 3_Tampilan Data Peta.pptxrina543646
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologiHMRojali
 

What's hot (20)

Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
 
Pokok bahasan 5 pelaporan klb
Pokok bahasan 5 pelaporan klbPokok bahasan 5 pelaporan klb
Pokok bahasan 5 pelaporan klb
 
Pokok bahasan 2
Pokok bahasan 2Pokok bahasan 2
Pokok bahasan 2
 
Prosedur Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat Terbatas
Prosedur Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat TerbatasProsedur Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat Terbatas
Prosedur Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat Terbatas
 
Risk Assesment
Risk AssesmentRisk Assesment
Risk Assesment
 
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLBSistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
 
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbModul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Modul konsep penanggulangan klb
Modul konsep penanggulangan klbModul konsep penanggulangan klb
Modul konsep penanggulangan klb
 
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
 
004 evsurv001
004 evsurv001004 evsurv001
004 evsurv001
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
 
PB 3_Tampilan Data Peta.pptx
PB 3_Tampilan Data Peta.pptxPB 3_Tampilan Data Peta.pptx
PB 3_Tampilan Data Peta.pptx
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 

Similar to Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok

Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasipjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalpjj_kemenkes
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balitapjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam  promosi kesehatanKb 1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatanpjj_kemenkes
 
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanKb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanpjj_kemenkes
 
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanKb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanpjj_kemenkes
 
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanKb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanpjj_kemenkes
 
Buku panduan komunitas 2014
Buku panduan komunitas 2014Buku panduan komunitas 2014
Buku panduan komunitas 2014Dasuki Suke
 
Kb 1 konsep keperawatan komunitas
Kb 1 konsep keperawatan komunitasKb 1 konsep keperawatan komunitas
Kb 1 konsep keperawatan komunitaspjj_kemenkes
 
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia SekolahKB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolahpjj_kemenkes
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatanppghybrid4
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatpjj_kemenkes
 
Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015amandabadar
 
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...pjj_kemenkes
 
Kb 4 proses komunitas -
Kb 4   proses komunitas -Kb 4   proses komunitas -
Kb 4 proses komunitas -pjj_kemenkes
 
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakatpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kpjj_kemenkes
 

Similar to Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok (20)

Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam  promosi kesehatanKb 1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
 
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanKb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
 
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanKb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
 
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanKb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
 
Buku panduan komunitas 2014
Buku panduan komunitas 2014Buku panduan komunitas 2014
Buku panduan komunitas 2014
 
Kb 1 konsep keperawatan komunitas
Kb 1 konsep keperawatan komunitasKb 1 konsep keperawatan komunitas
Kb 1 konsep keperawatan komunitas
 
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia SekolahKB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
 
Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015
 
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
 
Kb 4 proses komunitas -
Kb 4   proses komunitas -Kb 4   proses komunitas -
Kb 4 proses komunitas -
 
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
 
Rps komunitas 2
Rps komunitas 2Rps komunitas 2
Rps komunitas 2
 

More from BidangTFBBPKCiloto

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBidangTFBBPKCiloto
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)BidangTFBBPKCiloto
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkBidangTFBBPKCiloto
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaBidangTFBBPKCiloto
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsBidangTFBBPKCiloto
 

More from BidangTFBBPKCiloto (20)

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkmPelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkm
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
 
Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)
 
Konsep dasar stbm
Konsep dasar stbmKonsep dasar stbm
Konsep dasar stbm
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencana
 
Triase ns
Triase nsTriase ns
Triase ns
 
Transportasi pasien ns
Transportasi pasien nsTransportasi pasien ns
Transportasi pasien ns
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma ns
 

Recently uploaded

IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 

Recently uploaded (8)

IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 

Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok

  • 1. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 1 PELATIHAN FUNDAMENTAL EPIDEMIOLOGI MATA PELATIHAN INTI 5 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG EPIDEMIOLOGI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2020
  • 2. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 2 DAFTAR ISI DESKRIPSI SINGKAT ……………………………………………………….3 TUJUAN PEMBELAJARAN …………………………………………………5 A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM .....................................5 B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS .................................5 SKENARIO PEMBELAJARAN ……………………………………………..6 URAIAN MATERI ……………………………………………………………..7 A. Prosedur Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat ) ........................................................11 Sub pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat) 2) Langkah-langkah pelaksanaan LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 1 ……………………16 B. Prosedur Pemberdayaan Keluarga , Kelompok Masyarakat Terbatas .......................................................................... 18 Sub pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan Keluarga, Kelompok Masyarakat Terbatas 2) Langkah-langkah pelaksanaan LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 2 ……………………24 C. Prosedur Pemberdayaan Kelompok Masyarakat ..............25 Sub pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan Kelompok Masyarakat 2) Langkah-langkah pelaksanaan LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 3 ……………………… 27 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................29
  • 3. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 3 MODUL INTI 5 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG EPIDEMIOLOGI I. DESKRIPSI SINGKAT Epidemiologi ilmu yang mempelajari tentang penyakit dan masalah kesehatan pada masyarakat, pola penyebarannya serta faktor risiko yang mempengaruhi kejadian tersebut. Penerapan ilmu epidemiologi diantaranya melalui kegiatan Surveilans rutin, System Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) dan Respon terhadap suatu kejadian penyakit potensial KLB agar tidak menyebarluas, penyelidikan epidemiologi KLB (PE-KLB) dan penyebarluasan informasi epidemiologi pada masyarakat agar hasil Kegiatan epidemiologi dapat dimanfaatkan Epidemiolog kesehatan berperan melakukan kegiatan epidemiologi tersebut sesuai kompetensinya dengan menerapkan metode epidemiologi yang merupakan kebutuhan esensial bagi penyelenggaraan pelayanan kesehatan, program-program kesehatan dan kewaspadaan kejadian luar biasa penyakit serta kedaruratan kesehatan masyarakat lainnya. Pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi masih kurang mendapat perhatian, maka materi pemberdayaan masyarakat dibidang epidemiologi diberikan dalam pelatihan fundamental bertujuan agar tenaga epidemiologi kesehatan memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam pemberdayaan masyarakat (empowerment) di bidang epidemiologi disamping mempunyai kemampuan teknis, sehingga saran dan rekomendasi dari hasil analisis data kegiatan epidemiologi yang diberikan dapat difahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat, kelompok dengan kesadaran serta mendapat dukungan dari pengambil kebijakan program dan sektor terkait serta Pemerintah. Pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi adalah proses menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan mandiri menggunakan sumber daya yang ada dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit berdasarkan kajian/hasil analisis data epidemiologi Metode pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi pada umumnya menggunakan metode yang sama dengan pemberdayaan masayarakat lainnya yaitu yaitu advokasi, persuasi, lobi dan kemitraan yang disesuaikan dengan sasaran dan tujuan yang diharapkan yang didukung oleh media yang tepat, data yang valid dan akurat, serta sumberdaya yang optimal temasuk SDM yang profesional
  • 4. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 4 Salah satu kegiatan epidemiologi dalam pemberdayaan masyarakat yaitu Surveilans berbasis masyarakat (community based surveillance). Community based surveillance (CBS) diartikan kegiatan surveilans epidemiologi yang melibatkan masyarakat sebagai bagian dalam sistem pengendalian penyakit atau penanggulangan masalah kesehatan dan faktor risikonya dalam suatu kelompok atau populasi dalam suatu wilayah. Peran keluarga dan masyarakat dalam CBS pada umumnya diharapkan agar masyarakat memberikan informasi cepat ke petugas kesehatan atau fasyankes terdekat tentang kejadian dan perkembangan penyakit berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) didesa/wilayahnya, sehingga kejadian penyakit dapat diidentifikasi oleh petugas kesehatan dan mendapat respon cepat dengan harapan kejadian penyakit tersebut dapat dicegah tidak meluas, dapat memutus rantai penularannya. Dalam contoh CBS tersebut, peran masyarakat terutama memberikan data/Informasi cepat pada fasyankes atau tenaga kesehatan setempat setiap saat untuk meningkatkan kewaspadaan dan respon dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit/ masalah Kesehatan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dalam CBS tersebut dalam konteks pemberdayaan masyarakat dibidang epidemiologi adalah bahwa tenaga epidemiologi terutama berperan melakukan analisa situasi data terlebih dahulu dari data yang ada tentang kejadian penyakit yang berkembang dan masalah kesehatan didesa/wilyah tersebut dan urgensinya, kemudian melakukan pendekatan pada keluarga, kelompok khusus termasuk pengambil kebijakan untuk berpartisipasi aktip dan mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan dalam menghadapi potensi bahaya yang akan terjadi ata terjadinya KLB berdasarkan analisa data/hasil kajian epidemiologi sebagai perwujudan dari pemberdayaan masyarakat dibidang epidemiologi. Strategi pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi dalam mengatasi masalah-masalah penyakit dan kesehatan masyarakat sebagai berikut : 1. Melakukan kajian/analisa data epidemiologi dan diseminasi hasil analisa data perkembangan penyakit potensial KLB melalui SKDR 2. Advokasi, persuasi dan lobi pada pengambil kebijakan untuk memperoleh dukungan kebijakan atau regulasi, dukungan sumber daya (sarana, dana dan tenaga) setempat dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa berdasarkan hasil kajian/analisa data 3. Pembinaan/pendampingan kelompok dan masyarakat, kordinasi atau orientasi juknis pemanfaatan dana desa, pembinaan peran pokjanal UKBM dan meningkatkan peran SBH 4. Penggalangan kemitraan dengan sektor dunia usaha, Tokoh agama (TOGA), dan Tokoh masyarakat (TOMA), menggalang kemitraan dengan organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan, dan fasilitasi kelompok peduli Kesehatan
  • 5. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 5 Didukung oleh media yang tepat, data yang valid dan akurat, serta sumberdaya yang optimal temasuk SDM yang professional. Ketika semuanya ini berjalan dengan baik, maka pemberdayaan masyarakat dibidang epidemiologi ikut berkontribusi mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan seluruhmasyarakat Indonesia. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat : 1) Menjelaskan prosedur pemberdayaan perorangan khusus 2) Menjelaskan prosedur pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas 3) Menjelaskan prosedur pemberdayaan kelompok masyarakat III. POKOK BAHASAN Materi pokok bahasan pada mata pelatihan ini adalah: A. Pokok Bahasan 1: Prosedur Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat) Sub pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat) 2) Langkah-langkah pelaksanaan B. Pokok Bahasan 2: Prosedur pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas Sub pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas 2) Langkah-langkah pelaksanaan C. Pokok Bahasan 3: Prosedur pemberdayaan kelompok masyarakat Sub pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan kelompok masyarakat 2) Langkah-langkah pelaksanaan
  • 6. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 6 IV. SKENARIO PEMBELAJARAN MATERI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG EPIDEMIOLOGI Pendahuluan: Assalamu’alaikum wr.wb. apa kabar bapak dan ibu peserta pelatihan Fundamental Epidemiologi. Salam sejahtera bagi kita semua. Sebelum bapak dan ibu mengikuti materi pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi. Peribahasa mengatakan tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak cinta. Izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Helvy Yunida, S.Tr.Keb, SAP, MM. saya bekerja sebagai widyaiswara Madya di BBPK Ciloto. Senang bisa bertemu dengan bapak ibu walaupun di dunia maya. Mungkin suatu saat kita bisa bertemu secara langsung atau mungkin ada bapak dan ibu yang pernah mengenal nama saya. Dan pernah bertemu dengan saya. Bapak dan ibu, dalam pembelajaran materi ini dengan menggunakan metode asinkronous maya. Artinya bapak dan ibu akan belajar mandiri. Mempelajari modul dan penugasan yang diberikan. Bapak ibu akan diberi penugasan mempelajari powerpoint, membaca modul, menonton video, merangkum materi yang sudah dibaca, kemudian setiap penugasan semuanya dimasukan ke dalam kolom penugasan ke dalam CLC (upload) . Ada tiga pokok bahasan yang akan bapak dan ibu pelajari. Semoga bapak ibu selalu sehat wal-afiat dalam proses pembelajaran dan dapat mempelajari materi ini dengan baik. Setelah mengikuti pelatihan ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu memahami pemberdayaan masyarakat dibidang epidemiolgi yg merupakan salah satu kompetensi epidemiolog kesehatan yang penting anda kuasai. Bapak dan ibu, silahkan membaca modul tentang pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi. Kemudian ditonton 3 video yang ada di CLC, selanjutnya silahkan dituangkan ke dalam tulisan sesuai dengan pemahaman bapak ibu. Kemudian up load di CLC. Selamat belajar dan sukses selalu. Quiz maupun penugasan bapak ibu, akan dinilai oleh Tutor, sebagai dasar untuk kelulusan pada pelatihan ini ini. Terima Kasih
  • 7. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 7 V. URAIAN MATERI Pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi salah satu contoh adalah melaksanakan kegiatan surveilans berbasis masyarakat (Community Bassed Surveillance) atau CBS. Surveilans berbasis masyarakat, melibatkan masyarakat sebagai bagian dalam sistem pengendalian penyakit atau masalah kesehatan dalam suatu kelompok/wilayah di masyarakat. Semakin cepat masyarakat melaporkan dan dapat mengidentifikasi penyakit yang berpotensi KLB/Wabah, maka semakin cepat penyakit tersebut dapat dikendalikan sehingga rantai penularan penyakit dimasyarakat dapat segera diputus. Dalam konteks CBS tersebut, masyarakat pada umumnya berperan dalam deteksi dini melaporkan kejadian penyakit berpotensi KLB dan kematian. Namun pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat mempunyai peran yang lebih luas dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit sesuai dengan permasalahan, tujuan dan sasarannnya berdasarkan hasil kajian analisa data epidemiologi. Berbagai pendapat tentang pengertian pemberdayaan masyarakat antara lain adalah: ▪ Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses pembangunan yang mana masyarakatnya itu mempunyai inisiatif di dalam memulai proses kegiatan atau aktivitas sosial, di dalam memperbaiki situasi serta kondisi di diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat tersebut kemudian hanya bisa terjadi apabila masyarakat tersebut turut ikut berpartisipasi. ▪ Pemberdayaan (empowerment) → proses di mana masyarakat “diposisikan” mempunyai peran yang besar dalam pengambilan keputusan dan menetapkan kegiatan/tindakan yang mempengaruhi kesehatan mereka (Health Promotion Glossary, WHO, 1998) ▪ Pemberdayaan (empowerment) di bidang kesehatan adalah proses menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatannya dengan menggunakan sumber daya sendiri. Khususnya dalam upaya pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatan diri, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. ▪ Pemberdayaan Masyarakat, adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan
  • 8. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 8 memecahkan masalah, menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirimasyarakat dibidang kesehatan bisa diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat, kemudian merencanakan dan melaku kan cara pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari luar. ▪ Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 20 Tahun 2007, pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan atau program yang dilakukan agar masyarakat tahu, mau, dan mampu untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan meliputi kegiatan penguatan masyarakat di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan moral serta pengembangan aspek pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan masyarakat. Sehingga masyarakat secara bertahap dapat bergerak dari kondisi tidak tahu, tidak mau, dan tidak mampu menjadi tahu, mau, dan mampu. ▪ Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Epidemiologi adalah Proses menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan mandiri menggunakan sumber daya yang ada dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit berdasarkan KAJIAN/HASIL ANALISIS DATA EPIDEMIOLOGI Jenis Pemberdayaan Masyarakat Karaketristik di dalam pemberdayaan masyarakat, sebagimana yang kemudian diungkapkan oleh Pranarka serta Vidhyandika (1886) banyak macamnya antara lain sebagai berikut; a) Sikap Radikal Sikap radikal ini merupakan jenis pemberdayaan masyarakat yang kemudian dilakukan dalam upaya membentuk suatu segala pembangunan di dalam masyarakat dengan melalui sistem kekuatan. Sistem tersebut dapat atau bisa dipaksakan ialah sebagai sistem paksaan yang memiliki sifat mengikat kepada seluruh masyarakat. b) Sikap Kebersamaan Sikap kebersaan ini merupakan jenis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan mengedepankan kebersamaan di dalam masyarakat. Kebersamaan tersebut
  • 9. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 9 dilakukan dengan langkah akomodasi dari tiap-tiap kepentingan serta juga golongan di dalam masyarakat. c) Pedekatan Dengan Sistem Gagasan dan untuk selanjutnya ini adalah suatu sistem pemberdayaan yang kemudian mengedepankan pada gagasan sistem itu dengan secara tidak langsung stimulasi daripada kemudian memberikan suatu power kepada powerless. Keadaan tersebut dapat atau bisa diakomodir masyarakat dengan melalui syarat interaksi sosial di dalam masyarakat yang baik serta pada akhirnya akan menimbulkan integrasi kepentingan bersama. Prinsip dalam pemberdayaan masyarakat a) Prinsip Kesetaraan Prinsip yang paling utama dan yang wajib dipegang di dalam proses pemberdayaan masyarakat ini adalah adanya kesetaraan/kesejajaran kedudukan diantara masyarakat itu dengan lembaga, yang kemudian melaksanakan beberapa program pemberdayaan masyarakat, baik itu laki-laki atau juga perempuan. Dinamika yang dibangun ini merupakan ketertarikan kesetaraan di dalam pengembangan mekanisme dari pengalaman, pengetahuan serta juga keahlian antara satu sama lainnya. Masing-masing itu kemudian saling mengakui kelebihan serta kekurangan sehingga kemudian terjadi proses saling belajar. b) Prinsip Partisipasi Program pemberdayaan yang dapat atau bisa menstimulasi kemandirian masyarakat ialah program yang sifatnya partisipasif, dilakukan, diawasi, terencana, serta dievaluasi oleh masyarakat. Namun untuk sampai ke tingkat tersebut kemudian memerlukan waktu serta juga proses pendampingan yang mengikutsertakan pendamping, yang kemudian memiliki komitmen tinggi pada pemberdayaan masyarakat. c) Prinsip Keswadayaan atau Kemandirian Prinsip ini kmemudian menghargai serta juga mengutamakan kemampuan masyarakat itu dibanding bantuan dari pihak lain. Konsep terseh8tmtak memandang orang miskin yakni sebagai objek yang tak mempunyai suatu kemampuan (the save not), melainkan dengan sebagai subjek yang pasti memiliki kemampuan sedikit (the have litte). Mereka mempunyai kemampuan di dalam menambung pengetahuan yang mendalam mengenai masalah usahanya, tahu tentang kondisi geografisnya, memiliki tenaga kerja serta kemauan dan juga memiliki norma bermasyarakat yang telah atau sudah lama dipatuhi. Seluruhnya itu harus digali serta menjadi modal dasar di dalam proses pemberdayaan. Bantuan dari pihak lain ini sifatnya materiil yang kemudian harus dilihat sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tersebut tak membuat lemahnya tingkat keswadayaan.
  • 10. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 10 d) Prinsip Berkelanjutan Program pemberdayaan tersebut juga harus dirancang agar dapat berkelanjutan, meskipun pada awalnya peran pendamping itu lebih dominan dari masyarakat sendiri. Namun dengan perlahan serta pasti, peran pendamping tersebut kemudian akan semakin berkurang. Serta pada akhirnya hilang disebabkan karna masyarakat sudah mampu untuk mengelola aktivitasnya sendiri. Dari berbagai pendapat tentang pengertian pemberdayaan masyarakat tersebut diatas dan prinsip-prinsip dalam pemberdayaan masyarakat tersebut, maka dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi yang disesuaikan dengan tujuan pemecahan masalah, sasarannya dan metodenya. Pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi merupakan pemberdayaan masyarakat yang spesifik didasari pada rekomendasi, solusi dalam pemecahan masalah penyakit dan masalah kesehatan dalam situasi dan kondisi tertentu dari hasil kajian atau analisa epidemiologi yang dilakukan oleh tenaga epidemiolog kesehatan dan mampu melakukan pendekatan pada keluarga, kelompok khusus serta masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam menanggulangi masalah penyakit dan kesehatan yang dihadapi dengan menggunakan sumberdaya tenaga, sarana dan dana yang dimiliki sendiri.
  • 11. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 11 POKOK BAHASAN 1: PROSEDUR PEMBERDAYAAN PERORANGAN KHUSUS (TOKOH MASYARAKAT) Sub Pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh Masyarakat) ▪ Prosedur dalam Pemberdayaan Perorangan Khusus (Tokoh) adalah melakukan Advokasi, Lobi, Persuasi dan Motivasi ▪ Pengertian a) Perorangan khusus (Tokoh) adalah seseorang yang mempunyai kewenangan dalam pengambilan kebijakan, keputusan atau tindakan, misalnya: Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, Ketua RT/RW, dll b) Advokasi ▪ Advokasi adalah program komunikasi untuk mendekatkan problem publik kepada pembuatan kebijakan (Proceeding IFPPD, 2002) ▪ Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU, 1999) ▪ Advokasi pada dasarnya merupakan suatu perangkat kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terorganisir, ditujukan pada para pengambil keputusan agar memberikan dukungan kebijakan untuk mengatasi masalah spesifik. ▪ Advokasi adalah upaya atau proses untuk memperoleh komitmen, yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat. ▪ Advokasi adalah suatu usaha untuk mendapatkan atau menciptakan perhatian para pembuat keputusan terhadap sesuatu permasalahan / issue yang penting dan mengarahkan agar mau memberikan dukungannya untuk memecahkan permasalahan tersebut. ▪ Advokasi bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Promosi Kesehatan. Advokasi bidang kesehatan adalah usaha untuk mempengaruhi para penentu kebijakan atau pengambil keputusan untuk membuat kebijakan publik yang bermanfaat untuk peningkatan kesehatan masyarakat. ▪ Advokasi kesehatan merupakan serangkaian kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara: membujuk, meyakinkan,
  • 12. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 12 menjual ide agar memberikan dukungan terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat. Langkah-langkah advokasi. Dalam melaksanakan advokasi ada 8 langkah sebagai berikut : 1. Tentukan isu strategis dari sebuah masalah. Isu strategi misalnya kasus dan kematian covid 19 meningkat 2. Pengumpulan Data. Data dari puskesmas, data dari RS, data lapangan PE (kontak tracing) dan hasil pemriksaan laboratorium, diolah dan dianalisa dalam bentuk tabel, grafik garis, pie diagram, mapping/peta dsb. 3. Buatlah jejaring dengan organisasi yang memiliki kepentingan yang sama, seperti gugus tugas, pemda, puskesmas, RS dan laboratorium 4. Sampaikan isu atau materi kampanye massa 5. Lobi dan pendekatan dengan pengambil keputusan. Untuk mendapatkan dukungan kebijakan, sumber daya sarana, dana dan tenaga 6. Kontak Media massa. Melakukan Kerjasama dengan media masa (cetak dan elektronik) untuk penyebarluasan informasi dalam pencegahan dan penanggulangan mengajak partisipasi masyarakat. 7. Demonstrasi. Mendemontrasikan hasil analisa, trend (kecenderungan), pemodelan dsb. 8. Lakukan Evaluasi. Lakukan evaluasi apa yang direncanakan dengan realisasi capaian, kendala dan solusi serta rencana tindak lanjut c) Lobi ▪ Lobi atau Lobbying adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dengan tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi dan perusahaan pelobi. ▪ Pengertian lobi menurut AB Susanto dalam oleh Redi Panuju (2010 ; 18):
  • 13. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 13 Melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandang positif terhadap topik pelobi, dengan demikian diharapkan memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan. Kegiatan melobi bisa jadi sama pentingnya dengan pemngembangan kompetensi professional. ▪ Menurut Advanced English & ndash; Indonesia Dictionary, Lobby atau Lobbying berarti: Orang atau kelompok yang mencari muka untuk mempengaruhi anggota Parlemen. ▪ Cutlip, Center, dan Broom (2000) dimana menurut mereka lobby adalah bagian khusus dari public relations untuk membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama untuk tujuan mempengaruhi legislasi dan regulasi. ▪ Anwar (1997) mendefinisikan lobbying lebih luas lagi, yakni suatu upaya informal dan persuasif yang dilakukan oleh satu pihak (perorangan, kelompok, Swasta, pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu untuk menarik dukungan dari pihak pihak yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang, sehingga target yang diinginkan tercapai. Melobi adalah bentuk aktif dari suatu kegiatan, melalui pendekatan- pendekatan yang dilakukan secara tidak resmi. Melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandangan positif terhadap topik lobi, dengan demikian diharapkan memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Misalnya tenaga epidemiolog kesehatan melobi pimpinan suatu perusahaan untuk mendapatkan sarana maupun dana dalam penanggulangan covid 19 yaitu berupa laboratorium pemeriksaan swab covid 19 didaerah pabrik. Maka tenaga epidemiolog, melakukan kajian/analisa data dalam wilayah didaerah pabrik tersebut tentang perkembangan covid 19, masalah/kendala dan solusinya. Dari hasil kajian tersebut diperoleh gambaran bahwa peningkatan kasus covid 19 karena hasil pemeriksaan laboratorium terlambat diketahui karena daerah belum punya sarana laboratorium sehingga kepastian kasus dan kontak tidak diketahui dengan cepat sementara pemantauan isolasi 14 hari tidak
  • 14. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 14 sebagaimana yang diharapkan. Dengan dukungan laboratorium tersebut maka hasil pemeriksaan kasus dan kontak covid 19 yang terjadi dimasyarakat cepat terdeteksi dan segera dilakukan tindakan isolasi bagi kasus dan kontak. Dengan demikian, perusahaan berkontribusi besar dalam memutus mata rantai penularan dalam mengatasi penyebaran covid 19 dimasyarakat dalam wilayah perusahaan dan sekitarnya, karyawan perusahaan tidak tertular covid 19 dan tetap produktif bekerja. Tujuan dari melobi tersebut berguna untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan penanggungan covid 19 yang bermanfaat bagi masyarakat saling menguntungkan untuk perusahaan. Contoh lain lobi yang dilakukan Telkom terhadap Indosat dalam menentukan penggunaan frekuensi, penempatan dan pengaturan wilayah BTS (Base Transceiver Station). d) Persuasi ▪ Persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak. Bila berkomunikasi dengan sesama, setiap individu berharap pesan yang disampaikan tersebut dapat dimengerti dan dipercayai. Persuasif merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan agar pesan yang ingin disampaikan dimengerti dan dipercayai oleh orang lain. Komunikasi persuasif membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka. Komunikasi persuasif menekankan keterbukaan, kepercayaan, dan praktik-praktik manajemen yang demokratis. ▪ Persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya
  • 15. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 15 e) Motivasi ▪ Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan. 3 Langkah Membangun Motivasi 1.Penyadaran. Langkah pertama perlunya sebuah kesadaran, apa yang tidak diinginkan dan apa yang yang diinginkan oleh keluarga, kelompok dan masyarakat misalnya dalam program pencegahan dan penanggulangan penyakit covid 19. Jadi seorang epidemiolog kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit covid 19 perlu melakukan kajian atau assessment yang berpusat pada keinginan masyarakat dan apa yang tidak diinginkan masyarakat. Untuk penyadaran, akan lebih mudah untuk menuliskannya. Coba diminta keluarga, kelompok untuk menuliskan misalnya 20-30 keinginannya dalam pencegahan dan penanggulangan covid 19. Banyak orang yang tidak memiliki motivasi, karena keinginan diri sendiri saja tidak disadarinya. 2.Penegasan. Setelah keluarga, kelompok dan masyarakat mulai sadar apa saja yang dinginkan, maka saatnya melakukan pengasan. Caranya buatlah tujuan. Apa bedanya keinginan dan tujuan? Tujuan lebih jelas dan spesifik. Untuk membantu memudahkan tujuan, buatlah dengan metode SMART. 3. Pemantapan. Setelah sadar, kemudian ditegaskan dengan goal setting yang SMART, selanjutnya lakukan pemantapan, agar benar-benar masuk ke dalam hati keluarga, kelompok dan masyarakat. Untuk membangun motivasi bagi orang lain, Anda bisa melakukannya dengan komunikasi. Bimbinglah mereka untuk melakukan 3 langkah diatas. Dan, yang terpenting adalah menjadi contoh atau teladan bagi orang lain.
  • 16. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 16 2) Langkah-langkah dalam pemberdayaan perorangan khusus (Tokoh Masyarakat) Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Pemberian pemahaman atau informasi kepada perorangan khusus (tokoh) terkait proses terjadinya penyakit potensi KLB/Wabah atau penyakit lainnya, 2. Pemberian pemahaman atau informasi kepada perorangan khusus (tokoh) jika sakit tidak menjadi semakin berat penyakitnya atau menimbulkan kecacatan 3. Menimbulkan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang mendukung penyakit potensi KLB/Wabah atau penyakit lainnya 4. Mempengaruhi dan membantu agar dapat berperan aktif dalam mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan Kesehatan 5. Terbitnya aturan kebijakan seperti Peraturan Gubernur/Bupati/Camat/Lurah, surat edaran, peraturan/pedoman/petunjuk teknis dan Anggaran LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 1 INSTRUKSI LATIHAN: 1. Peserta secara individu mengerjakan penugasan 2. Jawaban penugasan dalam bentuk WORD 3. Batas waktu pengumpulan tugas 2 hari PENUGASAN Dalam 3 bulan terakhir kasus covid 19 di Kabupaten A yang berpenduduk 100 ribu jiwa terus meningkat, dengan angka kematian yang tinggi. Sementara penyuluhan kesehatan pada masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan covid 19 terasa sangat kurang sehingga protokol kesehatan seperti menggunakan masker bila keluar rumah, jaga jarak bila berbicara dan mencuci tangan setelah beraktifitas belum berjalan sebagaimana yang diharapkan karena masyarakat pada umumnya belum mengerti manfaatnya, padahal Pemerintah Daerah setempat dalam hal ini Bupati Kabupaten A telah mengeluarkan instruksi mengenakan sangsi denda bagi masyarakat yang keluar rumah bila tidak mematuhi protokol Kesehatan. Kabupaten A merupakan kabupaten yang berbatasan dengan provinsi dengan kasus covid 19 yang tinggi dan sarana transportasi jalan darat dari dan ke kabupaten A dari provinsi
  • 17. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 17 tersebut lancar. Pelayanan kesehatan pada masyarakat di Kabupaten A diberikan di 20 Puskesmas, 1 RSUD dan 5 RS swasta. Tenaga Kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten A, Puskesmas dan Rumah Sakit pada umumnya berlatar belakang pendidikan non epid. Sarana pendukung di RS dan Puskesmas seperti laboratorium untuk pemeriksaan specimen swab covid 19 belum tersedia, sehingga pemeriksaan hasil specimen swab mengalami keterlambatan 8-12 hari karena harus dikirim ke lain tempat yang mempunyai fasilitas laboratorium pemeriksaan specimen covid 19. Anda sebagai petugas surveilans Kabupaten A diminta untuk memberikan masukan dalam menanggulangi setidak tidaknya menurunkan dan mengendalikan kasus covid 19 dengan memutus rantai penularan, kemudian anda berfikir salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat, maka untuk itu sasaran pemberdayaan masyarakat yang mana yang paling strategis yang perlu anda lakukan? apa alasananya? dan Langkah-langkah apa yang dilakukan (jelaskan)? Untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat tersebut ide atau solusi apa apa yang paling tepat (sebutkan)? dan bagaimana cara menyampaikan gagasan anda agar efektip sehingga dapat diterima oleh sasaran (jelaskan)? Selamat mengerjakan
  • 18. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 18 POKOK BAHASAN 2: PROSEDUR PEMBERDAYAAN KELUARGA, KELOMPOK MASYARAKAT TERBATAS Sub pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas 2) Langkah-langkah pelaksanaan 1) Konsep Pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas ▪ Prosedur Pemberdayaan keluarga, kelompok masyarakat terbatas adalah dengan melakukan pendekatan metode observasi partisipatif, diskusi kelompok terarah dan survei/kunjungan rumah dengan menggunakan kuesioner. ▪ Pengertian a) Partisipasi sebenarnya berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata “participation“ yang dapat diartikan suatu kegiatan untuk membangkitkan perasaan dan diikut sertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu organisasi. b) Partisipasi merupakan keterlibatan aktif masyarakat atau keterlibatan proses penentuan arah dari strategi kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah c) Pengertian Keluarga (Sigmund Freud) adalah sekumpulan orang (rumah tangga) yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan. d) Duvall dan Logan (1986): Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. e) Departemen Kesehatan RI (1988): Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. f) Narwoko dan Suyanto, (2004): Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu”
  • 19. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 19 g) Kelompok masyarakat terbatas adalah sekumpulan masyarakat di satu Desa/Kelurahan Siaga, Kelas/Universitas, Asrama/Pondok Pesantren, Tempat Kerja/Pabrik, Rumah Susun/Apartemen, Lapas/Rutan, dll Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan bidang epidemiologi adalah kemampuan tenaga epidemiolog kesehatan untuk membangkitkan perasaan keluarga dan masyarakat untuk ikut serta atau ambil bagian dalam kegiatan dalam mengatasi masalah penyakit atau masalah Kesehatan dan factor risiko dari hasil analisa data epidemiologi. 2) Langkah-langkah pelaksanaan Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat dalam pengembangan keluarga, kelompok masyarakat terbatas adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah Kesehatan 2. Pertemuan Tingkat Desa (PTD) atau Kelompok Masyarakat 3. Survei Mawas Diri (SMD) 4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 1. Identifikasi Masalah Kesehatan Langkah awal yang dilakukan dalam penggerakan pemberdayaan masyarakat untuk membentuk dan mengembangkan keluarga, kelompok masyarakat terbatas adalah identifikasi masalah kesehatan dengan menitik beratkan pada masalah penyakit, lingkungan dan perilaku. Identifikasi masalah kesehatan dapat dilakukan melalui pengumpulan data sekunder di Puskesmas dan kantor Desa/Kelurahan setempat atau melalui pengumpulan data dengan metode observasi partisipatif, diskusi kelompok terarah dan survei/kunjungan rumah dengan menggunakan kuesioner. Informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan adalah sebagai berikut : a. Penyakit/nama penyakit b. Penyebab penyakit menurut Puskesmas c. Penyebab penyakit menurut masyarakat d. Perilaku masyarakat yang dapat mengakibatkan sakit e. Perilaku masyarakat yang bisa mencegah timbulnya penyakit f. Lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit g. Lingkungan yang bisa mencegah timbulnya penyakit h. Cara mencegah agar orang tetap sehat dan tidak sakit i. Cara mencegah agar penyakit tidak menular j. Apa yang bisa dilakukan oleh tiap keluarga agar terhindar dari penyakit
  • 20. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 20 k. Apa yang bisa dilakukan oleh pemuka masyarakat agar wilayahnya terhindar dari penyakit. Dan lain-lain 2. Pertemuan Tingkat Desa Pertemuan tingkat Desa/Kelurahan (PTD) atau Kelompok masyarakat merupakan langkah awal dari kegiatan pembinaan di tingkat Desa/Kelurahan. a. Tujuan PTD : 1) Dikenalnya konsep desa siaga sebagai salah satu upaya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 2) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat 3) Dikenalnya masalah penyakit, lingkungan dan perilaku yang menyebabkan masalah kesehatan 4) Diperolehnya kesepakatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pengembangkan Desa/Kelurahan menjadi Desa Siaga. b. Tempat pertemuan Tempat pertemuan sebaiknya di desa, dengan memilih balai desa atau tempat lain yang bisa menampung kurang lebih 20 - 30 orang peserta. c. Peserta pertemuan 1) Peserta tingkat kecamatan; Camat, TP-PKK kecamatan, Kepala Puskesmas, Staf Puskesmas, Diknas, Departemen Agama 2) Peserta tingkat desa; Kepala Desa, TP-PKK Desa, Sekdes, BPD, Tokoh Agama, Tokoh masyarakat/Guru d. Waktu Waktu pertemuan hendaknya disesuaikan dengan kesediaan dan kondisi desa yang bersangkutan, agar memungkinkan semua yang diundang dapat hadir serta cukup memberikan ksesempatan untuk tercapainya tujuan pertemuan tingkat desa. e. Pelaksanaan 1) Kepala Desa/Kelurahan yang mengundang para peserta pertemuan tingkat desa. 2) Pertemuan dibuka oleh kepala Desa/Kelurahan dengan memperkenalkan para hadirin dan menjelaskan maksud dan tujuan serta acara pertemuan 3) Kepala desa mempersilahkan camat/wakilnya untuk memberikan sambutan atau arahan dalam pertemuan. 4) Kemudian kepala Puskesmas/Petugas Promosi kesehatan Puskesmas/ Tokoh masyarakat sebagai pembicara dan menjelaskan tentang masalah
  • 21. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 21 kesehatan hasil observasi masalah kesehatan dan perlunya Desa Siaga yang meliputi latar belakang, tujuan dan cara pelaksanaan serta pentingnya dukungan masyarakat dalam program tersebut. 5) Selanjutnya diskusikan bersama tentang langkah kegiatan berikutnya, khususnya tentang survei mawas diri, musyawarah masyarakat desa, waktu pelaksanaan survei dan kelompok yang akan melakukan survei, serta ditentukannya waktu untuk mengadakan musyawarah masyarakat desa 3 . Survei Mawas Diri Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masyaralah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa). a. Tujuan SMD : 1) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku. 2) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang paling menonjol di masyarakat. 3) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi masalah kesehatan. 4) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga. b. Sasaran Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada umumnya di desa/kelurahan. c. Lokasi SMD dilaksanakan di desa/kelurahan terpilih d. Pelaksana SMD dilaksanakan oleh kader dan tokoh masyarakat atau sekelompok warga masyarakat yang telah ditunjuk pada pertemuan tingkat desa. e. Waktu Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan tingkat desa/kelurahan. f. Cara Pelaksanaan Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi: Pelaksanaan SMD diawali dengan penyusunan instrumen penjajakan kebutuhan di
  • 22. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 22 Puskesmas, dimana dalam pengumpulan data tersebut dapat menggunakan beberapa metode dengan teknik seperti Pengamatan (observasi), Wawancara, Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT), menyebarkan angket, dan lain-lain, yang selanjutnya dilakukan : 1) Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan. 2) Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya 3) Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan 4) cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan. 5) Pelaksana SMD, Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 6) Pengolahan dan analisa Data, Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk selanjutnya merumuskan perioritas masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan. 7) Penyajian data, dapat dilakukan dengan cara Tekstular (mempergunakan kalimat) dan cara membuat visualisasi data secara: tabulasi dan grafikal. 4. Musyawarah Masyarakat Desa Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga desa/kelurahan atau warga masyarakat yang mewakili semua komponen masyarakat di desa/kelurahan untuk membahas hasil survei mawas diri dan merencanakan upaya penanggulangan masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang diperoleh dari hasil survei mawas diri. a. Tujuan MMD : 1) Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya. 2) Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga. 3) Masyarakat membentuk forum Desa/Kelurahan Siaga dan menetapkan Poskesdes sebagai koordinator pelaksanaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. 4) Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya. 5) Mempersiapkan pelatihan kader dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengembangkan Desa Siaga dan operasional Poskesdes.
  • 23. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 23 b. Tempat pertemuan Tempat pertemuan sebaiknya di desa, dengan memilih balai desa atau tempat lain yang bisa menampung kurang lebih 20 - 30 orang peserta. c. Peserta pertemuan 1) Peserta tingkat kecamatan; Camat, TP-PKK kecamatan, Kepala Puskesmas, Staf Puskesmas, Diknas, Departemen Agama, Lintas sektor terkait. 2) Peserta tingkat desa ; Kepala Desa, TP-PKK Desa, Sekdes, BPD, Tokoh Agama, Tokoh masyarakat/Guru. d. Waktu Waktu pertemuan segera setelah SMD atau disesuaikan dengan kesediaan dan kondisi desa/kelurahan yang bersangkutan, agar memungkinkan semua yang diundang dapat hadir serta cukup memberikan ksesempatan untuk tercapainya tujuan musyawarah masyarakat desa. e. Pelaksanaan MMD 1) Kepala Desa/Kelurahan yang mengundang para peserta MMD. 2) MMD dibuka oleh kepala Desa/Kelurahan dengan menguraikan maksud dan tujuan musyawarah. 3) Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah pendapat dengan menggunakan alat peraga, poster dan lain-lain dipimpin oleh petugas Puskesmas atau bidan di desa. 4) Penyajian hasil SMD oleh tokoh masyarakat/kader/kelompok SMD. 5) Perumusan dan penentuan perioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah (butir c) dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi tehnis dari petugas Puskesmas/bidan di Desa. 6) Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dalam rangka penanggulangan masalah kesehatan, dipimpin oleh kepala Desa/Kelurahan, dilanjutkan dengan pembentukan forum Desa Siaga dan penetapan Poskesdes sebagai koordinator UKBM. 7) Penutup.
  • 24. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 24 LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 2 INSTRUKSI LATIHAN: 1. Peserta secara individu mengerjakan penugasan 2. Jawaban penugasan dalam bentuk WORD 3. Batas waktu pengumpulan tugas 2 hari PENUGASAN Pada bulan Agustus 2019 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue di kecamatan EX dan Kecamatan YE Kabupaten B dengan penderita terbanyak di sekolah SDN XIV (20 orang) dan di pesantren/madrasah ibtidaiyah (35 orang) tanpa kematian. Partisipasi masyarakat diperlukan dalam menjaga kebersihan lingkungan memberantas sarang nyamuk, membersihkan sampah yang dapat penampungan air air hujan, menguras bak mandi seminggu sekali agar jentik nyamuk demam berdarah dengue tidak berkembang biak sehingga KLB DBD dapat dicegah. Jika anda sebagai tenaga epidemiolog kesehatan di Kabupaten B diminta untuk membantu dalam pencegahan KLB penyakit Demam Berdarah Dengue tersebut, maka strategi pemberdayaan masyarakat yang mana yang anda pilih (sebutkan)? dan apa alasannya anda memilih strategi tersebut (jelaskan)?sebelum melaksanakan pemberdayaan masyarakat tersebut, langkah-langkah apa yang anda lakukan (sebutkan) sehingga pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten B berhasil. Selamat bekerja
  • 25. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 25 POKOK BAHASAN 3: PROSEDUR PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT Sub pokok Bahasan: 1) Konsep Pemberdayaan kelompok masyarakat 2) Langkah-langkah pelaksanaan 1) Konsep Pemberdayaan kelompok masyarakat ▪ Prosedur Pemberdayaan kelompok masyarakat adalah dengan melakukan pendekatan strategi promosi Kesehatan ▪ Pengertian: ▪ Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal (Permenkes Nomor 74 tahun 2015, pasal 1 butir 3) ▪ Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya 2) Langkah-langkah pelaksanaan Implementasi Strategi Promosi Kesehatan yang dilakukan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut: a) Dukungan kebijakan atau regulasi dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa, kemudian tersedianya dana yang mendukung di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan hingga desa, dan penguatan implementasi kebijakan yang sudah dikeluarkan b) Pemberdayaan Masyarakat dengan melalui Pembinaan/Pendampingan Masyarakat, kordinasi atau orientasi juknis pemanfaatan Dana Desa, pembinaan peran pokjanal UKBM dan meningkatkan peran SBH c) Penggalangan kemitraan dengan sektor dunia usaha, Tokoh agama (TOGA), dan Tokoh masyarakat (TOMA), menggalang kemitraan dengan organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan, dan fasilitasi kelompok peduli Kesehatan Pemberdayaan masyarakat, Advokasi, dan kemitraan didukung dengan metode dan media yang tepat, serta data yang valid dan akurat serta sumberdaya yang optimal temasuk SDM yang profesional
  • 26. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 26 Pengertian Media Massa 1. Pengertian Media Menurut Bahasa ▪ Kamus Bahasa Inggris umumnya mengartikan media sebagai alat, sarana, saluran, perantara, alat jalur (of communications), dan wasilah. Kamus Online Dictionary mengartikan media sebagai hal yang terkait komunikasi, yakni media komunikasi massa seperti majalah, radio, dan televisi. ▪ Pengertian media menurut istilah umumnya terkait dengan komunikasi dan pendidikan. Umumnya, ketika orang menyebut media, maka yang dimaksud adalah media massa, yakni media komunikasi massa, seperti suratkabar, majalah, radio, dan televisi. Dalam pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi, maka tenaga epidemiolog kesehatan dapat memilih media yang efektif dan efisien untuk penyebarluasan informasi epidemiologi kepada keluarga, kelompok khusus atau masyarakat. Misalnya memilih media surat kabar atau radio, tv, film untuk masyarakat, leaflet atau poster untuk keluarga sedangkan pada kelompok khusus agar lebih efektip menggunakan tayangan slide berupa tabel, grafik, peta yang menarik pada ruang tertentu atau pada suatu pertemua. Slide yang ditayangkan berisi situasi atau gambaran epidemiologi penyakit dan kematian menurut variable orang, waktu dan tempat atau masalah Kesehatan yang dihadapi dan faktor risikonya dan dampak yang ditimbulkan bila tidak dilakukan upaya upaya pencegahan serta disampaikan peran kelompok tertentu atau pengambil kebijakan yang diharapkan seperti regulasi atau peraturan, dana, sarana dan tenaga dalam mengatasi masalah tersebut. 2. Jenis-jenis media massa saat ini secara garis besar dibagi tiga: 1. Media Cetak (Printed Media): Suratkabar, Tabloid, Majalah. 2. Media Elektronik (Electronic Media): Radio, Televisi, Film/Video 3. Media Siber (Cyber Media): Website, Portal Berita, Blog, Media Sosial. Untuk berkomunikasi melalui media massa (komunikasi massa), keahlian atau keterampilan (skills) yang harus dimiliki antara lain menulis (writing skill), jurnalistik, broadcasting/announcing skills, editing, bahasa jurnalistik (bahasa media), dan editing foto, audio, dan video. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
  • 27. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 27 Strategi pemberdayaan masyarakat bidang epidemiologi dalam mengatasi masalah- masalah penyakit dan kesehatan masyarakat sebagai berikut : 1) Melakukan kajian/analisa data epidemiologi dan diseminasi hasil analisa data perkembangan penyakit potensial KLB melalui SKDR 2) Advokasi, persuasi dan lobi pada pengambil kebijakan untuk memperoleh dukungan kebijakan atau regulasi, dukungan sumber daya (sarana, dana dan tenaga) setempat dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa berdasarkan hasil kajian/analisa data 3) Pembinaan/pendampingan kelompok dan masyarakat, kordinasi atau orientasi juknis pemanfaatan dana desa, pembinaan peran pokjanal UKBM dan meningkatkan peran SBH 4) Penggalangan kemitraan dengan sektor dunia usaha, Tokoh agama (TOGA), dan Tokoh masyarakat (TOMA), menggalang kemitraan dengan organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan, dan fasilitasi kelompok peduli Kesehatan Didukung oleh media yang tepat, data yang valid dan akurat, serta sumberdaya yang optimal temasuk SDM yang professional. LATIHAN MATERI POKOK BAHASAN 3 INSTRUKSI LATIHAN: 1. Peserta secara individu mengerjakan penugasan 2. Jawaban penugasan dalam bentuk WORD 3. Batas waktu pengumpulan tugas 2 hari PENUGASAN Indikator program eradikasi polio menargetkan bahwa pertahun setiap wilayah berpenduduk 100 ribu anak berumur dibawah 15 tahun ditemukan 2 kasus AFP (Acute Flacid Paralysis) atau lumpuh layuh mendadak bukan disebabkan ruda paksa. Kabupaten C dengan penduduk anak usia dibawah 15 tahun sebanyak 200 ribu jiwa hanya menemukan 1 kasus AFP dalam tahun 2019 yang berarti tidak mencapai target. Sebagai tenaga surveilans/epidemiolog kesehatan di Kabupaten C, anda diminta melaksanakan kegiatan surveilans AFP untuk menemukan kasus AFP minimal 4 kasus dalam tahun 2020 sehingga Kabupaten C mencapai target. Kasus AFP dapat ditemukan bila berobat ke Rumah Sakit atau ke Puskesmas dan bisa juga tidak kesarana pelayanan kesehatan tetapi kesarana pelayanan tradisonal atau tidak berobat sama sekali karena keterbatasan penderita dan keluarganya.
  • 28. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 28 Terfikir dalam oleh anda untuk melakukan pemberdayaan masyarakat agar taget penemuan kasus AFP tercapai, maka langkah-langkah apa yang anda lakukan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat tersebut? (jelaskan) dan metode apa yang anda pilih (sebutkan)?apa alasannya memilih metode tersebut? (jelaskan) dan siapa saja sasaran dalam pemberdayaan masyarakat tersebut (sebutkan). Untuk menyampaikan ide anda dalam pemberdayaan masyarakat tersebut agar dapat diterima sasaran, maka media apa yang paling sesuai anda gunakan (sebutkan)?apa alasan anda menggunakan media tersebut (jelaskan}? Selamat bekerja
  • 29. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 29 DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Organization (2018). Managing Epidemic: Key Facts about Major Deadly Diseases. Centers for Disease Control and Prevention (2016). What is Epidemiology? Centers for Disease Control and Prevention (2012). Lesson 1: Introduction to Epidemiology. 2. Kementerian Kesehatan RI, Modul Pelatihan Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan Jenjang Ahli, Jakarta, 2011 3. Kementerian Kesehatan RI, Kurikulum Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta, 2011 4. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Jakarta, 2010 5. Kementerian Kesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project , Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta, 2010 6. Departemen Dalam Negeri, Direktorat Jenderal, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Depdagri, Jakarta, 2004 7. Kementerian Kesehatan RI , Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan 8. Peraturan Menteri Kesehatan No.74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan dan Pencegahan Penyakit 9. KMK No.HK.01.07-MENKES-413-2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 10.Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (Covid 19) tahun 2020 11.Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di RT_RW_Desa
  • 30. Modul M.I 5 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Epidemiologi 30 *****