konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
Bab i
1. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi paru merupakan penyakit yang paling sering
ditemukan di masyarakat maupun di rumah sakit dan masih merupakan
masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Infeksi paru dikenal dengan istilah
pneumonia. Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru
yang biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus atau jamur.
Proses infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi. Jika terjadi
pada satu atau lebih lobus disebut dengan pneumonia lobaris, sedangkan
pneumonia lobularis atau bronchopneumonia menunjukkan penyebaran
daerah infeksi yang memiliki bercak dengan diameter sekitar 3 – 4 cm
mengelilingi dan mengenai bronchus. Bronchopneumonia adalah suatu
peradangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkhioli atau dengan
kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran
langsung melalui saluran pernapasan atau melalui hematogen sampai ke
bronchus (Riyadi & Sukarmin, 2009, hal. 67).
Penyakit ini bukannya tidak dapat disembuhkan ataupun ditangani tetapi
kebanyakan bayi atau anak meninggal karena tidak mendapatkan pengobatan
semestinya atau terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan
karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit
bronchopneumonia ini.
2. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian.
Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi fokus ketiga dari program
PPISPA (Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Program ini mengupayakan agar pneumonia lebih dikenal masyarakat,
sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi
tentang penanggulangan pneumonia (Donald, 2009)
WHO tahun 2006 menyebutkan bahwa, 95% pneumonia pada anak-anak
di dunia terdapat di negara-negara berkembang. Infeksi saluran napas bawah
menjadi kedua teratas penyebab kematian pada anak-anak di bawah 5 tahun,
sekitar 2,1 juta (19,6%). Di Amerika pneumonia merupakan peringkat ke-6
dari semua penyebab kematian dan peringkat pertama dari seluruh penyakit
infeksi, angka kematian akibat pneumonia mencapai 25% di Spanyol dan
12% atau 25-30 per 100.000 penduduk di Inggris dan Amerika (Mustofa,
2011).
Bronchopneumonia di Indonesia merupakan penyebab kematian ketiga
terbesar setelah penyakit kardiovaskuler (jantung dan peredaran darah) dan
tuberculosis (TBC). Dari tahun ke tahun penderita bronchopneumonia terus
meningkat. Profil kesehatan Indonesia 2010 menempatkan pneumonia
sebagai penyebab kematian tertinggi pasien rawat inap di rumah sakit yaitu
7,60%, jauh lebih tinggi daripada kematian akibat cedera. (Kompas, Senin 14
November 2011).
Cakupan penemuan pneumonia balita di provinsi Jawa Barat
3. Dari data rekam medik RS GUNUNG JATI CIREBON, total pasien yang
dirawat adalah. Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk mengambil
judul “Asuhan keperawatan pada klien An. H dengan gangguan system
pernafasan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
sekresi bronkus pada bronkopnemonia di ruang kemuning RSUD
Gunung jati Cirebon”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yaitu bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan
klien An.H dengan gangguan sistem pernafasan Bersihkan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan sekresi bronkus pada Bronkopnemonia di Ruang
Kemuning RSUD Gunung jati Kota Cirebon Tahun 2015.
1.3 Tujuan penulisan
adapun tujuan penulisan pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah terdiri dari
tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memperoleh
pengalaman secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
secara langsung komprehensif yang meliputi aspek Biopsikososial
spiritual pada klien An.H dengan gangguan system pernafasan
Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi bronkus
pada bronkopnemonia dengan pendekatan proses perawatan
4. 1.3.2 Tujuan Khusus
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini diharapkan penulis dapat :
a. Melaksanakkan pengkajian pada klien An.H dengan gangguan
sistem pernafasan bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan sekresi bronkus pada bronkopnemonia
b. Menganalisa data yang diperoleh untuk menegakkan diagnose
keperawatan dan prioritas masalah
c. Menegakkan diagnosa keperawatan serta memprioritaskan masalah
keperawatan
d. Menentukkan perencanaan keperawatan yang meliputi tujuan,
kriteria, evaluasi, intervensi dan rasional.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
g. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Sasaran
Sasaran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adanlah : Klien
An.H dengan gangguan sistem pernafasan Bersihkan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan sekresi bronkus
1.4.2 Tempat
5. Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon.
1. Waktu
Pada tanggal 16 ferbruari 2015.
1.4.3 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru
terhadap :
1. Penulis
Mendapatkan pengalaman dan meningkatkan pengetahuan dari
studi kasus dan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
2. Instansi
1. Pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan
dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca
secara keseluruhan.
2. Rumah sakit
Khususnya bagi perawat di RSUD sebagai masukan untuk lebih
memperhatikan dalam penangaanan pada anak dengan kasus
Bronkhopeunomia.
3. Profesi keperawatan
Dapat dijadikan sebagai dasar mengembangkan ilmu
pengetahuan terutama dalam memberikan informasi mengenai
Gangguan Sistem Pernafasan : Bronkhopeunomia.
6. 1.4.4 Metode Memperolehan Data
Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif
yaitu metode yang menggambarkan hasil pengkajian sampai evaluasi
melalui pendekatan proses keperawatan.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data melalui komunikasi secara
langsung kepada klien, maupun komunikasi dengan keluarga klien
atau tim kesehatan lain.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data melalui pengamatan yang dilakukan
untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan klien selama masa-masa perawatan.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga
kesehatan dalam memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis penyakit.Merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi
objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat
penilaian klinis.
Teknik Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
7. Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian
tubuh yang diperiksa melalui pengamatan.
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba.
3) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian
permukaan tubuh.
4) Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang
dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh
keterangan-keterangan yang lebih lengkap. Tujuan Pemeriksaan ini
bertujuan (a) Terapeutik yaitu untuk pengobatan tertentu atau (b)
Diagnostik yaitu untuk membantu menegakan diagnosis tertentu.
5. Dokumentasi
Suatu teknik pengumpulan data dengan cara membaca atau
melihat laporan atau status keperawatan yang ada di Ruang
Kemuning RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
6. Studi Kasus
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu
sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan
8. pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan
atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan
cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan,
pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya.
Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam
tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset
selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan
menguji hipotesis.
7. Kepustakaan
Suatu teknik pengumpulan data dengan cara membaca literatur-
literatur yang berkaitan dengan kasus dan masalah yang timbul
sebagai bahan acuan serta landasan dalam berfikir dan bertindak.
8. Partisipasi Aktif
Penulis ikut serta dalam memberikan asuhan keperawatan secara
langsung.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika pernulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari 5 (lima) bab yang
tersusun sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan
penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, yang membahas konsep penyakit yang
terdiri dari, Pengertian, Anatomi Fisiologi, klasifikasi, Etiologi,
9. Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan
Penunjang, Penatalaksanaan Medis, dan Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan Meliputi : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,
Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
BAB III : TINJAUAN KASUS, Tinjauan kasus membahas tentang
pengkajian, analisa data, diagnosa berdasarkan prioritas,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN, Yang berisi tentang teori dan kasus mengenai
klien tentang penyakit . Bronkhopeunomia.
BAB V : PENUTUP, yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari asuhan
keperawatan pasien dengan Gangguan Sistem penafasan :
Bronkhopeunomia.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN