Dokumen tersebut membahas latar belakang mengenai efusi pleura sebagai salah satu penyakit sistem pernapasan yang sering dijumpai. Disebutkan bahwa efusi pleura menempati peringkat kelima dari sepuluh penyakit terbesar di rumah sakit tertentu dengan jumlah 31 kasus. Tujuan penulisan adalah untuk menerapkan pengetahuan asuhan keperawatan pada kasus efusi pleura secara komprehensif meliputi aspek bio-
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku kehidupan masyarakat Indonesia 2010 adalah perilaku produktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko
penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi dalam
mengatasi masalah tersebut. Indonesia sehat 2010 ditetapkan 4 misi pembangunan
kesehatan yakni 1) menggerakan pembangunan Indonesia berwawasan kesehatan, 2)
mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3) memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata serta terjangkau, 4)
memelihara dan meningkatkan kesehatan individu dan keluarga serta masyarakat
dan lingkungan (Depkes RI, 2010).
Agar tujuan dari pembangunan kesehatan terwujud diperlukan adanya
peningkatan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan, bimbingan dan
peningkatan ilmu masyarakat adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan agar masyarakat dapat lebih mengetahui tentang cara hidup sehat.
Dalam hal ini tidak ada tenaga kesehatan yang harus aktif tetapi masyarakat juga
harus proaktif dalam meningkatkan dan mempertahankan kelangsungan hidup untuk
tetap hidup sehat, terutama menjaga fisik agar tetap seimbang dari sistem-sistem
tubuh yang ada dimana antara satu sistem dengan sistem yang lainnya saling
berkaitan dan saling mempengaruhi (Depkes RI, 2010).
Salah satu sistem yang ada dalam tubuh seseorang adalah sistem pernapasan.
Peran sistem pernapasan adalah untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbon
1
2. 2
diaoksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk
menghasilkan sumber energi, adenosine trifosfat (ATP). Karbon dioksida dihasilkan
oleh sel-sel yang secara metabolis aktif dan membentuk suatu asam yang harus
dibuang dari tubuh. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskular dan
sistem respirasi harus bekerja sama. Sistem kardiovaskular bertanggung jawab untuk
perfusi darah melalui paru. Sistem pernapasan melakukan dua fungsi terpisah:
ventilasi dan respirasi (Price, 2005).
Pleura dan rongga pleura dapat menjadi tempat sejumlah gangguan yang
dapat menghambat pengembangan paru-paru atau alveolus atau keduanya. Reaksi
ini dapat diakibatkan penekanan pada paru akibat penimbunan udara, cairan, darah
atau nanah dalam rongga pleura, salah satunya adalah efusi pleura (Price, 2005).
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak di
antara permukaan viseral dan parietal, adalah proses penyakit primer yang jarang
terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara
normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan berfungsi sebagai pelumas
yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. Efusi pleura
mungkin merupakan komplikasi gagal jantung kongestif, tuberkulosis, pneumonia,
infeksi paru, sindrom nefrotik, penyakit jaringan ikat dan tumor neoplastik (Price,
2005).
Efusi pleura dapat berupa transudat atau eksudat. Transudat terjadi pada
peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada payah jantung kongestif, pada
kasus ini keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dari pembuluh.
Transudasi juga dapat terjadi pada hipoproteinemia, seperti pada penyakit hati dan
ginjal, atau penekakan tumor pada vena kava. Penimbunan transudat dalam rongga
3. 3
pleura dikenal dengan nama hidrotoraks. Cairan pleura cenderung tertimbun pada
dasar paru akibat gaya gravitas. Penimbunan eksudat timbul sekunder dari
peradangan atau keganasan pleura, dan akibat peningkatan permeabilitas kapiler
atau gangguan absorpsi getah bening (Price, 2005).
Efusi pleura seiring terjadi di negara–negara yang sedang berkembang, salah
satu di Indonesia. Negara – negara Barat, efusi pleura disebabkan oleh gagal jantung
kongestif, keganasan, dan pneumonia bakteri. Di Amerika efusi pleura menyerang
1,3 juta orang / tahun (Pratama, 2012).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2011, memperkirakan jumlah kasus efusi
pluera di seluruh dunia cukup tinggi menduduki urutan ke tiga setelah Ca paru
sekitar 10-15 juta dengan 100-250 ribu kematian tiap tahunnya. Efusi pleura suatu
disease entity dan merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat
mengancam jiwa penderita. Tingkat kegawatan pada efusi fleura ditentukan oleh
jumlah cairan, kecepatan pembentukan cairan dan tingkat penekanan paru (Pratama,
2012).
Menurut Depkes RI ( 2011 ), kasus efusi pleura mencapai 2,7 % dari penyakit
infeksi saluran napas lainnya. Tingginya angka kejadian efusi pleura disebabkan
keterlambatan penderita untuk memeriksakan kesehatan sejak dini dan angka
kematian akibat efusi pleura masih sering ditemukan faktor resiko terjadinya efusi
pleura karena lingkungan yang tidak bersih (Pratama, 2012).
Menurut data yang diperoleh dari rekam medik di Ruang Kana Bedah Umum
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu 6 bulan
yaitu pada bulan Januari sampai dengan April 2015, angka kejadian sepuluh
penyakit terbesar yang ada di ruangan tersebut adalah sebagai berikut:
4. 4
Tabel 1. Sepuluh Penyakit Terbesar di Ruang Kana Bedah Umum Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2015.
No Jenis penyakit Jumlah Persentase (% )
1 Tumor Mamae 78 33,62
2 Ulkus Dekubitus 46 19,83
3 Ca Rekti 29 12,50
4 CKD 25 10,78
5 Tumor Tiroid 22 9,48
6 Diabetes Melitus 12 5,17
7 Hemoroid 9 3,88
8 Soft Tissue Tumor 3 1,29
9 Fistula Redofaginal 2 0,86
10 Abses 2 0,86
Jumlah 228 100
Sumber : Hasil Rekam Medis di Ruang Kana Bedah Umum Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung Bulan Januari – April 2015..
Berdasarkan hasil Medical Record di Ruang Kana Bedah Umum Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, efusi pleura menempati urutan ke-5
dari 10 penyakit terbesar yang ada, dengan jumlah penderita sebanyak 31 orang (6,9
%). Melihat keadaan yang tersebut di atas dan mengingat dampak yang ditimbulkan,
penulis tertarik untuk membuat suatu karya tulis yang berjudul : “Asuhan
Keperawatan pada Klien Tn. S dengan Gangguan Sistem Pernapasan : Efusi
Pleura di Ruang Kana Bedah Umum Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung”.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam pembahasan studi kasus ini, penulis membatasi permasalahan dan
hanya membahas tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. S Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan: Efusi Pleura di Ruang Kana Bedah Umum Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
5. 5
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan: efusi pleura secara
langsung pada situasi nyata yang komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosial
dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan
gangguan sistem pernapasan: efusi pleura.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
pada klien dengan gangguan sistem pernapasan: efusi pleura.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem pernapasan: efusi pleura.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan: efusi pleura.
e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan
gangguan sistem pernapasan: efusi pleura.
f. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pernapasan: efusi pleura.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Keluarga dan Masyarakat
Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat pada umumnya dan tenaga-tenaga
keperawatan pada khususnya, sehingga memungkinkan menambah wawasan dan
6. 6
pengetahuan dalam menerapkan proses asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan pernapasan : efusi pleura.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pembanding bagi studi kasus selanjutnya dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan : efusi
pleura.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan bagi institusi untuk meningkatkan proses belajar
mengajar.
4. Bagi Lahan Praktek
Sebagai masukan bagi perawat pelaksana dilapangan dalam meningkatkan mutu
pelayanan.
E. Metode Telaahan
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun karya tulis ini yaitu
metode analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses
keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun karya
tulis ini adalah:
1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan secara langsung
pada klien dan keluarganya.
7. 7
2. Observasi Partisipasi
Yaitu mengamati keadaan klien yang meliputi bio, psiko, sosial, kultural dan
spiritual.
3. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien
dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
4. Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan status klien melalui
rekam medik.
5. Studi Kepustakaan
Yaitu mencari sumber melalui bahan bacaan atau buku-buku literatur dan media
lainnya yang dapat dipercaya untuk mendapatkan kejelasan teori yang
berhubungan dengan masalah klien
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan pada tanggal 19 sampai dengan 22 April 2015.
G. Lokasi pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan di Ruang Kana Bedah Umum Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Penulisan
Bab 1 : Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang, ruang lingkup
pembahasan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode telaahan,
waktu pelaksanaan, tempat pelaksaanaan dan sistematika telaahan.
8. 8
Bab II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia Infant Dengan
Efusi Pleura meliputi konsep dasar mencakup defenisi, anatomi dan
fisiologi sistem pernapasan, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, komplikasi, dampak
terhadap sistem tubuh serta Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan
Keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
Bab III : Tinjauan kasus dan Pembahasan merupakan hasil studi kasus klien Tn.
S dengan Gangguan Sistem Pernapasan : Efusi Pleura di Ruang Kana
Bedah Umum Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung,
yang disusun berdasarkan proses keperawatan yang mencakup
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi,
evaluasi, dan catatan perkembangan. serta pembahasan yang
membahas tentang kesenjangan antara fakta dan teoritis yang ada
dibahas secara sistematika mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan
perkembangan.
Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisikan hasil asuhan keperawatan dan rekomendasi berupa saran
mengenai alternatif penyelesaian masalah.