4. āPURPOSES-gather objective data from
clientā
ā¢ OBTAIN BASELINE MEASUREMENTS/FOR FUTURE
COMPARISONS
ā¢ COMPARE WITH NORMAL DATA (VARY WITH
AGE-NORMAL TEMPERATURE DO NOT RULE OUT
ILLNESS, ESP. YOUNG OR ELDERLY
ā¢ EVALUATE CLIENTāS CURRENT PHYSICAL
CONDITION
ā¢ DETECT EARLY SIGNS OF DEVELOPING HEALTH
PROBLEMS
ā¢ TO EVALUATE THE CLIENTāS RESPONSES TO
MEDICAL AND NURSING INTERVENTIONS
5. Kapan melakukan Pemeriksaan TTV
ā¢ Seseorg klien mendatangi yan-kes.
ā¢ Trdpt perubahan sttaus kesehatan.
ā¢ Sesuai intervensi keperawatn (renpra)
ā¢ Sebelum dan sesudh prosedur diagnostik, invasif.
ā¢ Sblm dan ssdh pemberian obat2n tertentu, conth:
obat digitaslis.
ā¢ Sblm dn ssdh intervensi intervensi kprwtan, conth:
mobilisasi,ambulasi.
6. Pemeriksaan Suhu Tubuh
ā¢ Suhu tbh ada 2 macam:
ā¢ Suhu intiļ suhu dri jrngan tbh bagian dlm (dlm
thorax, abdomen)
ā¢ Suhu permukaan tbh: suhu kulit (biasanya
berfluktuasi)
ā¢ Pusat pengatur suhu: di hipothalamus.
7. ā¢ Suhu tubuh plg tinggi dan paling akurat adlh
suhu inti, semakin ke kulit smkn menurun.
ā¢ Variasi diurnal: o,6 C. (1 F)
ā¢ Suhu tbh plng tinggi pada pukul 209.00-
23.00, terendag pukul 04.00-06.00.
8. Faktor2 yg mempengaruhi produksi
panas tubuh:
ā¢ BMR (basal metabolic rate).
ā¢ Laki2 > wanita, semakin usia mngkat BMR smkn menurun, lansia <
dewasa. (Marieb, 1989).
ā¢ Aktivitas otot.
ā¢ Latihan dpt meningkatkan suhu tbh, (Guyton, 1986).
ā¢ Pengeluaran hormon tiroksin.
ā¢ Produksi tyrosin meningkatļ meningkatkan metabolisme dan siklus
selļ meningkatkan suhu tbh.
ā¢ Epineprin.
ā¢ Mengktkan metblisme sel, mengktkan aktvitas sel otot, hati.
ā¢ Demam.
ā¢ Meningktkan metblisme dn reaksi kimia.
ā¢ Pengkatan 10 C ļ reaksi kimia mngkat 120 %.
9. Faktor2 yang mempengaruhi suhu
tubuh
ā¢ Usia.
ā¢ Variasi diurnal.
ā¢ Latihan
ā¢ Hormon.
ā¢ Stress.
ā¢ Sakit.
10. Suhu Normal dan tempat
pengukurannya
ā¢ Suhu oral = 37 C
ā¢ Suhu rektal = 37,5 C
ā¢ Suhu aksila = 36,7 C
+ 0,3 ā 0,6 C
11. Cara pengukuran suhu tubuh
ā¢ Cuci termometer.
ā¢ Goncang termometer shg air raksa turun kembali ke
dasar.
ā¢ Pasang termometer pada tnp pengukuran (aksila,
mulut, rektum)
ā¢ Tunggu selama 5 menit, ambil dan baca hasilnya.
ā¢ Cuci termometer dg air sabun.
ā¢ Simpan termometer pada tmpt larutan antiseptik.
12. Regulasi suhu tubuh
ā¢ Sensor: kulit dan suhu inti.
ā¢ Sbgian besar: kulit krn > sensiti thd perubahan
dingin.
ā¢ Sbgian kecil oleh lidah, saluran napas, dan organ2
dalam
ā¢ Contoh:
ā¢ Lingkungan dingin Reaksi tubuh: menggigil untk
mmproduksi panas, tdk berkeringat, vasokonstriksai
pmblh darah.
13. Regulasi suhu tubuh
ā¢ Integritor: hipotalamus
ā¢ Pada area pre optik hipothalamus
ā¢ Lebih sensitif thd perubahan dingin.
ā¢ Jika dingin; vasokonstriksi, menggigil, pelepasan
epineprin dan tiroksin.
15. Macam2 Gangguan suhu tubuh:
1. Pyreksia (demam):
ā¢ 34 ā 36 C ļ hypothermia.
ā¢ 36 ā 38 C ļ Normal.
ā¢ 38 ā 40 C ļ pyreksia (demam)
ā¢ 40 ā 42 C ļ hyperpireksia.
ā¢ Ada 4 macam pyreksia:
ā¢ Intermitten.
ā¢ Remitten.
ā¢ Relapsing.
ā¢ Constant.
16. Macam2 Gangguan suhu tubuh:
ā¢ Tanda2 Demam:
ā¢ Onset/ awitan demam:
ā¢ Peningkatan hearth rate, peningkatan RR, menggigil, peningkatan
aktivitas otot, pucat dn dingin, kuku cyanosis, mengeluh
kedinginan, keringat (-), suhu tubuh meningkat.
ā¢ Course/ lama demam.
ā¢ Teraba hangat, HR dn RR msh tyinggi, haus, dehidrasi, penurunan
nafsu makan, lemah lesu dan nyeri sendi (katabolisme protein),
bibir kering dn pecah2, gelisah dan delirium-kejang (jika tjdi
iritasi sel otak)
ā¢ Redanya demam.
ā¢ Kulit kemerahan dn teraba hangat, berkeringat, menggigil
berkurang, msh ada dehidrasi.
17. Intervensi demam.
ā¢ Monitor TTV.
ā¢ Observasi warna dan temperatur kulit.
ā¢ Monitor WBC, hematokrit. Leukosit.
ā¢ Lepas selimut, dan selimuti jika kedinginan.
ā¢ Minum air (2500-300 ml/hari).
ā¢ Ukur I dan O. (intake dan output).
ā¢ Pasang IV line (jika perlu).
ā¢ Kurangi aktivitas.
ā¢ Beri antipiretik. (paracetamol), dumin, dsb).
ā¢ Oral hygiene.
ā¢ Tapid water sponge.
ā¢ Matikan Kipas angin.
ā¢ Baju dan selimut kering.
18. Macam2 Gangguan suhu tubuh:
2. Hypothermia.
ā¢ Jika suhu tubuh mencapai 34,5 C ļ regulasi
hypotalamus rusak.
ā¢ Suhu < 34 C ļ kematian.
ā¢ Penyebab:
ā¢ Pelepasan panas yg berlebihan, produksi panas tdk adekuat,m
kerusakan termoregulasi hypothalamus.
ā¢ Tanda2:
ā¢ Suhu tubuh menurun, menggigil, pucat-dingin, hipotensi, urin n
output <<<, koordinasi otot menurun, disorientasi, ngantuk,
koma.
20. Pemeriksaan Nadi
ā¢ Denyut nadi tyerjadi akibat kontraksi Ventrikel kiri,
memompa darah ke seluruh tubuh melalui arteri dan
denyutan dpt dirasakan pada arteri setiap denyutan
(guyton 1986, sdkt revisi).
ā¢ Istilah2 yg erhubungan:
ā¢ Stroke volumeļ jmlah darah yg masuk ke arteri sekali
pompa ventrikel kiri (+ 70 ml pd org dewasa)
ā¢ Compliance arterriļ distensibilitas arteri (kemampuan
arteri berdilatasi)
ā¢ Org dewasa jantung memompa darah sebanyak 4-6 liter /
menit.
ā¢ CO (cardiac Output) = SV x HR
22. ā¢ Sistem syaraf otonom dapat mempengaruhi
denyut nadi:
ā¢ SS parasimpatis ļ menurunkan nadi.
ā¢ SS simpatis ļ meningkatkan dnyt nadi.
ā¢ Faktor2 yg mempengaruhi denmyut nadi:
ā¢ Usia.
ā¢ Jenis kelamin
ā¢ Latihan /aktivitas.
ā¢ Medikasi
ā¢ Perdarahan
ā¢ Stress.
ā¢ Perubahan posisi.
28. Mengukur Nadi
ā¢ Alat: stetoskop, doppler ultrasound stetoscope, atau
jari tangan bagian distal ketiga jari tengah.
ā¢ Meliputi:
ā¢ Kecepatan: takikardiaļ > 100 x/mnt. Bradikardiaļ <
100 x/mnt.
ā¢ Ritme: Nļ reguler, tdk Nļ ireguler pulsus intermitten,
disritmia/aritmia.
ā¢ Volume/ amplitudo/ kekuatan:
ā¢ 0 ļ tdk teraba.
ā¢ 1 ļ teraba lemah.
ā¢ 2 ļ normal.
ā¢ 3 ļ teraba kuat.
29. Mengkaji nadi perifer .
ā¢ Tempat di nadi radialis.
ā¢ Mudah dilakukan kecuali:
ā¢ Pada BBL dan anak usia 2-3 thn ļ nadi apikal.
ā¢ Gemuk/lansia ļ stetoskop dopplre, n. apikal.
ā¢ Hearth desease ļ nadi apikal.
ā¢ Untuk mengetahui sirkulasi ttt, cnth: pasca
pmbedahan kaki bagian atasļ nadi dorsalis
pedis.
30. Pernafasan
ā¢ Bernafas: menghirup udara dan mengeluarkan udara,
masuknya O2 dan keluarnya CO2, trnasport O2,
difusi )2 dan membawa produk CO2 dari dlm sel.
ā¢ Bbrp istilah dlm pernafasan:
ā¢ Internal respiration.
ā¢ Eksternal respirasi.
ā¢ Inhalasi/ inspirasi.
ā¢ Ekshalasi/ ekspirasi.
ā¢ Hipoventilasi.
ā¢ Hiperventilasi.
ā¢ Abdom,inan/ diafragmatic rerspiration/ pernafasan
perut/diafragma..
ā¢ Thoratic respiration/ pernafasan dada
31. Pusat pengatur pernafasan
ā¢ Medula oblongata.
ā¢ Kemoreseptor
ā¢ Napas normal: spontan, tdk bersuara, teratur,
tenang dan tanpa upaya khusus. Eupnea.
ā¢ Lama inspirasiļ 1-1,5 dtk.
ā¢ Lama ekspirasiļ 2-3 dtk.
Perubahan konsentrasi O2, CO2, H
32. Yang harus dikaji
ā¢ Kecepatan
ā¢ N ļ 16 ā 24 x/mnt
ā¢ Kedalaman.
ā¢ Dalamļ volume udara yg masuk bnyak.
ā¢ Dangkalļ vol udara yg msk sedikit.
ā¢ Irama
ā¢ Reguler/ireguler
ā¢ Suara napas.
33. ā¢ Kedalaman (lanjutan):
ā¢ I dan E org dewasa sekitar 500 ml udara.
ā¢ Kapasitas vital paru = TV + Vol I + Vol E
ā¢ Kap vital laki2 > wanita.
ā¢ Kap bayi < anak, dewasa < tua.
ā¢ Kap vital org kurus dan tinggi > gemuk.
ā¢ Posisi.
ā¢ Hyperpnea Vs. Dyspnea.
ā¢ Obat2an.
ā¢ Obat barbiturat, sedatif dn hipnotik, dpt menekan pusat
pernafasan shg menekan kecepatan dan kedalaman
pernafasan.