SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
TANDA-TANDA
VITAL
(VITAL SIGNS)
Ali Yafi Anshori, Amd. Kep.
TERMASUK:
1. SUHU TUBUH
2. TEKANAN
DARAH
3. NADI
4. PERNAFASAN
Status fisiologis fungsi
tubuh seseorang dapat
direfleksikan oleh
indikator TTV
perubahan TTV
indikasikan perub.
kesehatan
Pengukuran TTV
• Sesuai permintaan, untuk melengkapi data dasar
pengkajian
• Sesuai permintaan dokter
• Sekali sehari → klien stabil
• Setiap 4 jam → = / ≠ TTV abnormal
• Setiap 5 – 15mnt → klien tidak stabil atau resiko
perubahan fisiologi secara cepat, post op
• Ketika kondisi klien tampak berubah
• Setiap menit atau lebih sering, bila ada
perubahan signifikan dari hasil pengukuran
sebelumnya
• Ketika klien merasa tidak seperti biasa
• Sebelum,selama dan setelah transfusi
• Sebelum pemberian obat → efek perubahan
TTV
SUHU TUBUH
• SUHU TUBUH MENUNJUKKAN KEHANGATAN TUBUH
MANUSIA
• PANAS TUBUH
Diproduksi : exercise
dan metabolisme
makanan
Hilang : melalui kulit,
paru, dan produk sisa
melalui proses radiasi,
konduksi,konveksi,
evaporasi
• Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara
produksi panas dan kehilangan panas, dan diukur
dalam unit panas yang disebut derajat.
• Ada 2 macam suhu tubuh:
1. Suhu inti  jaringan dalam tubuh: rongga
abdomen dan rongga pelvic  Relatif konstan
2. Suhu permukaan  suhu kulit, SC, dan lemak
SC  naik dan turun merespon thd lingkungan
MEKANISME KEHILANGAN PANAS
Radiasi adalah pemindahan panas dari permukaan objek
tertentu ke permukaan objek yang lain tanpa adanya kontak
antara kedua objek, yang paling sering adalah dengan sinar
inframerah (atau penyebaran panas dengan gelombang
elektromagnetik)
Konduksi adalah perpindahan panas ke objek lain melalui
kontak langsung
Evaporasi (penguapan) adalah perubahan dari cairan menjadi
uap. Seperti cairan tubuh dalam bentuk keringat menguap dari
kulit
Konveksi adalah penyebaran panas oleh karena pergerakan udara
dengan kepadatan yang tidak sama orang yang menggunakan
kipas angin
Mekanisme perpindahan panas
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU
TUBUH
Circadian Rhythms perubahan fisiologis, seperti perubahan
suhu dan TTV yang lain secara fluktuatif : pagi hari lebih rendah
dibandingkan sore hari, suhu tubuh berfluktuasi 0,28o – 1,1oC
selama periode 24jam
Usia  suhu tuuh bayi dan anak-anak berubah lebih cepat dalam
merespon perubahan panas dan dingin
Hormonal  perempuan cenderung lebih fluktuatif dibandingkan
dengan laki-laki, karena perubahan hormon
Stress  respon tubuh terhadap stress fisik dan emosi akan
meningkatkan produksi epineprin dan nor epineprin sehingga
mengakibatkan peningkatan metabolisme rate peningkatan suhu
tubuh
SUHU TUBUH NORMAL
• Suhu Permukaan : 36,8o – 37,4o C (96,6o – 99,3o F)
• Suhu inti : 36,4o – 38o C (97,5o – 100,4o F)
• Suhu diukur dengan termometer.
• Termometer yang paling dikenal Celsius (C),
Reaumur (rankine) (R), Fahrenheit (F), Kelvin (K),
PENGATURAN SUHU
Suhu manusia dikendalikan oleh
HIPOTHALAMUS
Anterior 
hilangnya panas
Vasodilatasi dan
bengkak
Posterior  produksi dan
menyimpan panas
1. Menyesuaikan dengan
sirkulasi darah
2. Piloerectile (mengatur
konstriksi atau dilatasi
pori-pori kulit)
3. Respon menggigil
Hipotalamus meningatkan produksi panas dengan cara
meningkatkan metabolisme melalui sekresi hormon
thyroid, yaitu epinephrin dan norepinephrin medulla
adrenalis
Dalam keadaan normal, hipotalamus menjaga suhu inti
“set point”(suhu tubuh optimal) sebesar 1˚C oleh
perubahan suhu permukaan tubuh dan darah
Suhu > 41°C, dan < 34°C
indikasi kerusakan di pusat
pengaturan hipotalamus
PENGUKURAN SUHU
1. ORAL
Termometer diletakkan di
dibawah lidah sublingual
artery
- biasanya hasil pengukuran 0,5
– 0,8 °C dibawah suhu inti
KONTRA INDIKASI
PENGUKURAN SUHU DI ORAL:
1. Klien tidak kooperatif
2. Bayi atau toodler
3. Tidak sadar
4. Dalam keadaan menggigil
5. Orang yang biasa bernafas dengan mulut
6. Pembedahan pada mulut
7. Pasien tidak bisa menutup mulut
2. REKTAL
• Berbeda 0,1°C dengan suhu inti
Kontraindikasi
• Diare
• Pembedahan rektal
• Hemorrhoids
3. AKSILA
Hasil pengukuran 0,6°C lebih rendah
dibandingkan suhu oral
Paling sering dilakukan mudah, nyaman
Kontraindikasi
•Pasien kurus
•Inflamasi Lokal daerah aksila
•Tidak sadar, shock
•Konstriksi pembuluh darah perifer
TEMPAT
PENGUKURAN
CELCIUS
Oral 37°
Rektal (setara) 37,5°
Aksila (setara) 36,4 °
Ekuivalen Pengukuran Suhu
4. TELINGA (AURAL)
• Riset menunjukkan suhu ditelinga pada membran timpani
paling mendekati suhu inti tubuh
• Kesimpulan ini didasarkan pada 2 fakta anatomi:
1. Membran tympani hanya berjarak 3,8 cm dari
hipotalamus
2. Darah pada arteri karotis interna dan eksterna,
adalah pembuluh darah yang menyuplai
hipotalamus dan membran tympani
Tympanic Thermometer
PENINGKATAN SUHU
TUBUH
1. Pyrexia : istilah yang digunakan untuk menggambarkan suhu
tubuh lebih tinggi dari set point normal
2. Fever (demam) : suhu tubuh > 37,4°C, tanda dan gejala:
• Kulit kemerahan
• Gelisah,
• irratibilitas (lekas marah)
• Tidak nafsu makan
• Pandangan menurun dan sensitif terhadap cahaya
• Banyak Keringat
• Sakit kepala
• Nadi dan RR meningkat
• Disorientasi dan bingung (jika suhu terlalu tinggi)
• Kejang pada infant dan anak-anak
3. Hiperthermi : suhu tubuh > 40,6°C
sangat beriko terjadi kerusakan otak bahkan kematian 
kerusakan pusat pernafasan
TAHAPAN DEMAM (FEVER)
1. Prodromal phase : gejala tidak spesifik sebelum
peningkatan suhu
2. Onset or invasion phase (fase serangan) : peningkatan
suhu tubuh, menggigil
3. Stationary phase : demam menetap
4. Resolution phase : suhu kembali normal
PROSEDUR PEMERIKSAAN SUHU
1. Pastikan frekuensi dan cara pemeriksaan suhu sesuai dengan
permintaan dokter atau rencana keperawatan (nursing care plan)
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
4. Pastikan termometer dalam keadaan siap pakai
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila ada indikasi
6. Pilih letak pemasangan termometer
7. Ikuti tahap-tahap pengukuran sesuai pedoman secara berurutan
menyesuaikan dengan jenis termometer
8. Cuci tangan
9. Catat hasil pengukuran
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
METODE PENGUKURAN TEKANAN
DARAH
1. Secara langsung
2. Secara tidak langsung
• palpasi
• Auskultasi
Nilai tekanan darah merupakan indikator
untuk menilai sistem kardiovaskuler.
Macam Tensimeter
Klasifikasi tekanan darah
(dewasa > 18 tahun)
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
1. Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin
tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar
resistensi terhadap
aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan
darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh
darah maka makin tinggi
tekanan darah.
2. Faktor Patologis :
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun
dan berusaha menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh
aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi
perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah
(berkurangnya elastisitas
pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah
karena komposisi
tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk
pembakaran
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur
emosi akan menset
baroresepsor untuk menaikan tekanan darah
Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi terlentang
5. Buka lengan baju
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3cm di atas
fossa cubiti (jsngsn terlalu kencang dan longgar)
7. Tentukan denyut nadi brakhialis dekstra dan sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak
teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg dari titik
radialis tidak teraba
10.Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan
dengarkan
11.Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan
berkisenambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan jarum jam.
12.Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar
kembali denyut
13.Catat tinggi air raksa pada manometer :
a. Suara Korotkoff 1: Menunjukkan besarnya tekanan sistolik
secara auskultasi.
b. Suara Korotkoff IV/V menunjukkan besarnya tekanan
diastolik secara auskultasi.
14.Catat hasilnya pada catatan pasien
15.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
PEMERIKSAAN NADI
Nadi adalah sensasi denyutan
seperti gelombang yang dapat
dirasakan/dipalpasi di arteri
perifer, terjadi karena gerakan
atau aliran darah ketika
konstraksi jantung
• Nadi adalah gelombang darah yang dibuat
oleh kontraksi ventrikel kiri jantung
• Pada orang dewasa kontraksi jantung 60 –
100 x/mnt saat istirahat
• Cardiac output; adalah volume darah
yang dipompakan kedalam arteri oleh
jantung
• Nadi Perifer; nadi yang berada jauh dari
jantung, ex: kaki, radialis, leher
• Nadi apical; nadi central, lokasinya di
apex jantung
KECEPATAN NADI (PULSE RATE)
• Pulse Rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan
selama 1 menit)  dihitung dengan menekan arteri perifer
dengan menggunakan ujung jari
• Tachycardia: nadi >100 -150 x/mnt jantung overwork
 oksigenasi sel tidak adekuat
• Palpitasi : perasaan berdebar-debar, sering menyertai
tachycardi
• Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt kejadian lebih
sedikit dibandingkan tachycardia
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NADI
1. Usia; peningkatan usia, nadi berangsur-angsur menurun
2. Jenis Kelamin; pria sedikit lebih rendah daripada wanita
(P=60-65 x/mnt ketika istirahat, W=7-8 x/mnt lebih cepat)
3. ircadian rhythm; rata-rata menurun pada pagi hari dan
meningkat pada siang dan sore hari
4. Bentuk tubuh; tinggi, langsing biasanya denyut jantung lebih
pelan dan nadi lebih sedikit dibandingkan orang gemuk
5. Aktivitas dan exercise; nadi akan meningkat dengan aktivitas
dan exercise dan menurun dengan istirahat
6. Stress dan emosi; rangsangan syaraf simpatis dan emosi
seperti cemas, takut, gembira meningkatkan denyut jantung dan
nadi.
7. Nyeri, adalah stressor yang dapat memacu nadi lebih cepat
8. Suhu Tubuh; setiap peningkatan 1°F  nadi meningkat
10x/mnt, peningkatan 1°C  nadi meningkat 15x/mnt.
Sebaliknya bila terjadi penurunan suhu tubuh maka nadi akan
menurun
9. Volume darah; kehilanngan darah yang berlebihan akan
menyebabkan peningkatan nadi
10. Obat-obatan; beberapa obat dapat menurunkan atau
meningkatkan kontraksi jantung. Golongan digitalisdan
sedatifmenurunkan HR, Caffeine, nicotine,cocaine, hormon
tyroid, adrenalin meningkatkan HR
Penghitungan Nadi Normal
USIA RENTANG
NORMAL
RATA-RATA
BBL 120 – 160 140
1 – 12 BL 80 – 140 120
1 – 2 TH 80 – 130 110
3 – 6 TH 75 – 120 100
7 – 12 TH 75 – 110 95
REMAJA 60 – 100 80
DEWASA 60 – 100 80
Tempat memeriksa denyut nadi
Lokasi pemeriksaan denyut
nadi dapat di lakukan di
a.femoralis, a.poplitea,
a.tibialis posterior, a.dorsalis
pedis, a.radialis, dan lain-
lain. Prinsipnya, pulsasi
arteri dapat diraba jika arteri
tersebut memiliki dasar yang
keras. Dalam praktek sehari-
hari, pemeriksaan pulsasi
a.radialis paling sering di
lakukan.
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan di hitung)
6. Periksa denyut nadi dengan menggunakan ujung jari terlunjuk,
jari tengah, dan jari manis
7. Catat hasil
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
• Bernapas adalah suatu tindakan yang tidak disadari,
diatur oleh batang otak dan dilakukan dengan bantuan
otot-otot pernapasan.
• Pada waktu inspirasi, diafragma dan otot-otot
interkostalis berkontraksi memperluas rongga toraks
dan memekarkan paru-paru. Dinding dada akan
bergerak ke atas, ke depan, dan ke lateral, sedangkan
diafragma bergerak ke bawah. setelah inspirasi
berhenti, paru-paru akan mengkerut, diafragma akan
naik secara pasif dan dinding dada akan kembali ke
posisi semula.
Penilaian pemeriksaan pernapasan
a. Tipe Pernapasan
• Pernapasan abomino-torakal : Pernafasan abdominal lebih
dominan dibandingkan toraks, umumnya pada laki-laki.
• Pernapasan torako-abdominal : Pernapasan torakal lebih
dominan dibanding abdomen, pada perempuan.
b.Frekuensi
• Normal : 16-24 kali/menit (tetapi ada juga referensi yang
menyatakan 12-20 kali/menit).
• Polipnea (takipnu) : Pernapasan cepat.
• Oligopnea (bradipnu) : Pernapasan yang lebih lambat.
c. Kedalaman Pernapasan
• Pernapasan normal
• Pernapasan dangkal
Pola Pernapasan Deskripsi
Dispnea Susah bernapas yang menunjukkan adanya retraksi
Bradipnea Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur.
Takipnea Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal
Hiperpnea Pernapasan cepat dan dalam
Apnea Tidak ada pernapasan
Chyne stokes Periode pernapasan cepat dan dalam yang bergantian dengan
periode apnea. Umumnya pada bayi dan anak selama tidur nyenyak,
depresi, dan kerusakan otak.
Kusmaul Napas dalam yang abnormal, bia cepat, normal, atau lambat.
Biot Napas tidak teratur, menunjukkan adanya kerusakan otak bagian
bawah dan depresi pernapasan
pemeriksaan tanda tanda vital manusia...

More Related Content

Similar to pemeriksaan tanda tanda vital manusia...

Similar to pemeriksaan tanda tanda vital manusia... (20)

makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
 
Prosedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vitalProsedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vital
 
Devi23
Devi23Devi23
Devi23
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
 
TANDA VITAL
TANDA VITALTANDA VITAL
TANDA VITAL
 
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan Obat
 
Induced hypothermia
Induced hypothermiaInduced hypothermia
Induced hypothermia
 
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf
3.1 HOMEOSTASIS DALAM BENDA HIDUP.pdf
 
Manusia dan panas
Manusia dan panasManusia dan panas
Manusia dan panas
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
Termoregulasi baru
Termoregulasi baruTermoregulasi baru
Termoregulasi baru
 
Suhu tubuh
Suhu tubuhSuhu tubuh
Suhu tubuh
 
Asfiksi neonatum
Asfiksi neonatumAsfiksi neonatum
Asfiksi neonatum
 
Homeostasis
HomeostasisHomeostasis
Homeostasis
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 

Recently uploaded (18)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 

pemeriksaan tanda tanda vital manusia...

  • 2. TERMASUK: 1. SUHU TUBUH 2. TEKANAN DARAH 3. NADI 4. PERNAFASAN Status fisiologis fungsi tubuh seseorang dapat direfleksikan oleh indikator TTV perubahan TTV indikasikan perub. kesehatan
  • 3. Pengukuran TTV • Sesuai permintaan, untuk melengkapi data dasar pengkajian • Sesuai permintaan dokter • Sekali sehari → klien stabil • Setiap 4 jam → = / ≠ TTV abnormal • Setiap 5 – 15mnt → klien tidak stabil atau resiko perubahan fisiologi secara cepat, post op
  • 4. • Ketika kondisi klien tampak berubah • Setiap menit atau lebih sering, bila ada perubahan signifikan dari hasil pengukuran sebelumnya • Ketika klien merasa tidak seperti biasa • Sebelum,selama dan setelah transfusi • Sebelum pemberian obat → efek perubahan TTV
  • 5. SUHU TUBUH • SUHU TUBUH MENUNJUKKAN KEHANGATAN TUBUH MANUSIA • PANAS TUBUH Diproduksi : exercise dan metabolisme makanan Hilang : melalui kulit, paru, dan produk sisa melalui proses radiasi, konduksi,konveksi, evaporasi
  • 6. • Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas, dan diukur dalam unit panas yang disebut derajat. • Ada 2 macam suhu tubuh: 1. Suhu inti  jaringan dalam tubuh: rongga abdomen dan rongga pelvic  Relatif konstan 2. Suhu permukaan  suhu kulit, SC, dan lemak SC  naik dan turun merespon thd lingkungan
  • 7. MEKANISME KEHILANGAN PANAS Radiasi adalah pemindahan panas dari permukaan objek tertentu ke permukaan objek yang lain tanpa adanya kontak antara kedua objek, yang paling sering adalah dengan sinar inframerah (atau penyebaran panas dengan gelombang elektromagnetik) Konduksi adalah perpindahan panas ke objek lain melalui kontak langsung Evaporasi (penguapan) adalah perubahan dari cairan menjadi uap. Seperti cairan tubuh dalam bentuk keringat menguap dari kulit Konveksi adalah penyebaran panas oleh karena pergerakan udara dengan kepadatan yang tidak sama orang yang menggunakan kipas angin
  • 9. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH Circadian Rhythms perubahan fisiologis, seperti perubahan suhu dan TTV yang lain secara fluktuatif : pagi hari lebih rendah dibandingkan sore hari, suhu tubuh berfluktuasi 0,28o – 1,1oC selama periode 24jam Usia  suhu tuuh bayi dan anak-anak berubah lebih cepat dalam merespon perubahan panas dan dingin Hormonal  perempuan cenderung lebih fluktuatif dibandingkan dengan laki-laki, karena perubahan hormon Stress  respon tubuh terhadap stress fisik dan emosi akan meningkatkan produksi epineprin dan nor epineprin sehingga mengakibatkan peningkatan metabolisme rate peningkatan suhu tubuh
  • 10. SUHU TUBUH NORMAL • Suhu Permukaan : 36,8o – 37,4o C (96,6o – 99,3o F) • Suhu inti : 36,4o – 38o C (97,5o – 100,4o F) • Suhu diukur dengan termometer. • Termometer yang paling dikenal Celsius (C), Reaumur (rankine) (R), Fahrenheit (F), Kelvin (K),
  • 11. PENGATURAN SUHU Suhu manusia dikendalikan oleh HIPOTHALAMUS Anterior  hilangnya panas Vasodilatasi dan bengkak Posterior  produksi dan menyimpan panas 1. Menyesuaikan dengan sirkulasi darah 2. Piloerectile (mengatur konstriksi atau dilatasi pori-pori kulit) 3. Respon menggigil
  • 12. Hipotalamus meningatkan produksi panas dengan cara meningkatkan metabolisme melalui sekresi hormon thyroid, yaitu epinephrin dan norepinephrin medulla adrenalis Dalam keadaan normal, hipotalamus menjaga suhu inti “set point”(suhu tubuh optimal) sebesar 1˚C oleh perubahan suhu permukaan tubuh dan darah Suhu > 41°C, dan < 34°C indikasi kerusakan di pusat pengaturan hipotalamus
  • 13. PENGUKURAN SUHU 1. ORAL Termometer diletakkan di dibawah lidah sublingual artery - biasanya hasil pengukuran 0,5 – 0,8 °C dibawah suhu inti
  • 14. KONTRA INDIKASI PENGUKURAN SUHU DI ORAL: 1. Klien tidak kooperatif 2. Bayi atau toodler 3. Tidak sadar 4. Dalam keadaan menggigil 5. Orang yang biasa bernafas dengan mulut 6. Pembedahan pada mulut 7. Pasien tidak bisa menutup mulut
  • 15. 2. REKTAL • Berbeda 0,1°C dengan suhu inti Kontraindikasi • Diare • Pembedahan rektal • Hemorrhoids
  • 16. 3. AKSILA Hasil pengukuran 0,6°C lebih rendah dibandingkan suhu oral Paling sering dilakukan mudah, nyaman Kontraindikasi •Pasien kurus •Inflamasi Lokal daerah aksila •Tidak sadar, shock •Konstriksi pembuluh darah perifer
  • 17. TEMPAT PENGUKURAN CELCIUS Oral 37° Rektal (setara) 37,5° Aksila (setara) 36,4 ° Ekuivalen Pengukuran Suhu
  • 18. 4. TELINGA (AURAL) • Riset menunjukkan suhu ditelinga pada membran timpani paling mendekati suhu inti tubuh • Kesimpulan ini didasarkan pada 2 fakta anatomi: 1. Membran tympani hanya berjarak 3,8 cm dari hipotalamus 2. Darah pada arteri karotis interna dan eksterna, adalah pembuluh darah yang menyuplai hipotalamus dan membran tympani
  • 20. PENINGKATAN SUHU TUBUH 1. Pyrexia : istilah yang digunakan untuk menggambarkan suhu tubuh lebih tinggi dari set point normal 2. Fever (demam) : suhu tubuh > 37,4°C, tanda dan gejala: • Kulit kemerahan • Gelisah, • irratibilitas (lekas marah) • Tidak nafsu makan • Pandangan menurun dan sensitif terhadap cahaya
  • 21. • Banyak Keringat • Sakit kepala • Nadi dan RR meningkat • Disorientasi dan bingung (jika suhu terlalu tinggi) • Kejang pada infant dan anak-anak 3. Hiperthermi : suhu tubuh > 40,6°C sangat beriko terjadi kerusakan otak bahkan kematian  kerusakan pusat pernafasan
  • 22. TAHAPAN DEMAM (FEVER) 1. Prodromal phase : gejala tidak spesifik sebelum peningkatan suhu 2. Onset or invasion phase (fase serangan) : peningkatan suhu tubuh, menggigil 3. Stationary phase : demam menetap 4. Resolution phase : suhu kembali normal
  • 23. PROSEDUR PEMERIKSAAN SUHU 1. Pastikan frekuensi dan cara pemeriksaan suhu sesuai dengan permintaan dokter atau rencana keperawatan (nursing care plan) 2. Identifikasi pasien 3. Jelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien 4. Pastikan termometer dalam keadaan siap pakai 5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila ada indikasi 6. Pilih letak pemasangan termometer 7. Ikuti tahap-tahap pengukuran sesuai pedoman secara berurutan menyesuaikan dengan jenis termometer 8. Cuci tangan 9. Catat hasil pengukuran
  • 25. METODE PENGUKURAN TEKANAN DARAH 1. Secara langsung 2. Secara tidak langsung • palpasi • Auskultasi Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler.
  • 26.
  • 29.
  • 30. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah 1. Faktor Fisiologis : a. Kelenturan dinding arteri b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah. c. Kekuatan gerak jantung d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran. e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah.
  • 31. 2. Faktor Patologis : a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha menstabilankan tekanan darah b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik) c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi perifer d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas pembuluh darah ) e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikan tekanan darah
  • 32. Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah 1. Jelaskan prosedur pada klien 2. Cuci tangan 3. Atur posisi pasien 4. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi terlentang 5. Buka lengan baju 6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3cm di atas fossa cubiti (jsngsn terlalu kencang dan longgar) 7. Tentukan denyut nadi brakhialis dekstra dan sinistra 8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
  • 33. 9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg dari titik radialis tidak teraba 10.Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan dengarkan 11.Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkisenambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan jarum jam. 12.Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut 13.Catat tinggi air raksa pada manometer : a. Suara Korotkoff 1: Menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi. b. Suara Korotkoff IV/V menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi. 14.Catat hasilnya pada catatan pasien 15.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
  • 34. PEMERIKSAAN NADI Nadi adalah sensasi denyutan seperti gelombang yang dapat dirasakan/dipalpasi di arteri perifer, terjadi karena gerakan atau aliran darah ketika konstraksi jantung
  • 35. • Nadi adalah gelombang darah yang dibuat oleh kontraksi ventrikel kiri jantung • Pada orang dewasa kontraksi jantung 60 – 100 x/mnt saat istirahat • Cardiac output; adalah volume darah yang dipompakan kedalam arteri oleh jantung • Nadi Perifer; nadi yang berada jauh dari jantung, ex: kaki, radialis, leher • Nadi apical; nadi central, lokasinya di apex jantung
  • 36. KECEPATAN NADI (PULSE RATE) • Pulse Rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan selama 1 menit)  dihitung dengan menekan arteri perifer dengan menggunakan ujung jari • Tachycardia: nadi >100 -150 x/mnt jantung overwork  oksigenasi sel tidak adekuat • Palpitasi : perasaan berdebar-debar, sering menyertai tachycardi • Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt kejadian lebih sedikit dibandingkan tachycardia
  • 37. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NADI 1. Usia; peningkatan usia, nadi berangsur-angsur menurun 2. Jenis Kelamin; pria sedikit lebih rendah daripada wanita (P=60-65 x/mnt ketika istirahat, W=7-8 x/mnt lebih cepat) 3. ircadian rhythm; rata-rata menurun pada pagi hari dan meningkat pada siang dan sore hari 4. Bentuk tubuh; tinggi, langsing biasanya denyut jantung lebih pelan dan nadi lebih sedikit dibandingkan orang gemuk 5. Aktivitas dan exercise; nadi akan meningkat dengan aktivitas dan exercise dan menurun dengan istirahat 6. Stress dan emosi; rangsangan syaraf simpatis dan emosi seperti cemas, takut, gembira meningkatkan denyut jantung dan nadi.
  • 38. 7. Nyeri, adalah stressor yang dapat memacu nadi lebih cepat 8. Suhu Tubuh; setiap peningkatan 1°F  nadi meningkat 10x/mnt, peningkatan 1°C  nadi meningkat 15x/mnt. Sebaliknya bila terjadi penurunan suhu tubuh maka nadi akan menurun 9. Volume darah; kehilanngan darah yang berlebihan akan menyebabkan peningkatan nadi 10. Obat-obatan; beberapa obat dapat menurunkan atau meningkatkan kontraksi jantung. Golongan digitalisdan sedatifmenurunkan HR, Caffeine, nicotine,cocaine, hormon tyroid, adrenalin meningkatkan HR
  • 39. Penghitungan Nadi Normal USIA RENTANG NORMAL RATA-RATA BBL 120 – 160 140 1 – 12 BL 80 – 140 120 1 – 2 TH 80 – 130 110 3 – 6 TH 75 – 120 100 7 – 12 TH 75 – 110 95 REMAJA 60 – 100 80 DEWASA 60 – 100 80
  • 40. Tempat memeriksa denyut nadi Lokasi pemeriksaan denyut nadi dapat di lakukan di a.femoralis, a.poplitea, a.tibialis posterior, a.dorsalis pedis, a.radialis, dan lain- lain. Prinsipnya, pulsasi arteri dapat diraba jika arteri tersebut memiliki dasar yang keras. Dalam praktek sehari- hari, pemeriksaan pulsasi a.radialis paling sering di lakukan.
  • 41. 1. Jelaskan prosedur pada klien 2. Cuci tangan 3. Atur posisi pasien 4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh 5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan di hitung) 6. Periksa denyut nadi dengan menggunakan ujung jari terlunjuk, jari tengah, dan jari manis 7. Catat hasil 8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah
  • 42. PEMERIKSAAN PERNAPASAN • Bernapas adalah suatu tindakan yang tidak disadari, diatur oleh batang otak dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernapasan. • Pada waktu inspirasi, diafragma dan otot-otot interkostalis berkontraksi memperluas rongga toraks dan memekarkan paru-paru. Dinding dada akan bergerak ke atas, ke depan, dan ke lateral, sedangkan diafragma bergerak ke bawah. setelah inspirasi berhenti, paru-paru akan mengkerut, diafragma akan naik secara pasif dan dinding dada akan kembali ke posisi semula.
  • 43. Penilaian pemeriksaan pernapasan a. Tipe Pernapasan • Pernapasan abomino-torakal : Pernafasan abdominal lebih dominan dibandingkan toraks, umumnya pada laki-laki. • Pernapasan torako-abdominal : Pernapasan torakal lebih dominan dibanding abdomen, pada perempuan. b.Frekuensi • Normal : 16-24 kali/menit (tetapi ada juga referensi yang menyatakan 12-20 kali/menit). • Polipnea (takipnu) : Pernapasan cepat. • Oligopnea (bradipnu) : Pernapasan yang lebih lambat. c. Kedalaman Pernapasan • Pernapasan normal • Pernapasan dangkal
  • 44.
  • 45. Pola Pernapasan Deskripsi Dispnea Susah bernapas yang menunjukkan adanya retraksi Bradipnea Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur. Takipnea Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal Hiperpnea Pernapasan cepat dan dalam Apnea Tidak ada pernapasan Chyne stokes Periode pernapasan cepat dan dalam yang bergantian dengan periode apnea. Umumnya pada bayi dan anak selama tidur nyenyak, depresi, dan kerusakan otak. Kusmaul Napas dalam yang abnormal, bia cepat, normal, atau lambat. Biot Napas tidak teratur, menunjukkan adanya kerusakan otak bagian bawah dan depresi pernapasan

Editor's Notes

  1. Dan <