2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum
• Peserta diharapkan dapat melakukan tindakan Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan di Tempat Kerja
Tujuan Pembelajaran Khusus
• Dasar-dasar Pertolongan Pertama di tempat kerja
• Sistem respirasi dan peredaran darah
• Survey primer
• CPR/RJP
• Penanganan kasus tersedak
• Penanganan luka dan perdarahan
• Penanganan kasus patah tulang
• Penanganan luka bakar
• Dasar-dasar pengangkutan dan pemindahan korban
3. Memberikan para peserta pengetahuan dan
keterampilan untuk dapat memberikan
pertolongan pertama dengan benar
seseorang yang mendapat kecelakaan atau
tiba-tiba sakit di lokasi kerja dan sekitarnya
hingga bantuan datang.
Pelatihan Pertolongan Pertama Dasar
(Basic First Aid Training )
4. Outline Materi Training
Dasar-dasar P3K di
tempat kerja
Sistem respirasi dan
peredaran darah
Survey primer
CPR/RJP
Penanganan kasus
tersedak
Penanganan luka
dan perdarahan
Penanganan kasus
patah tulang
Penanganan luka
bakar
Dasar-dasar
pengangkutan dan
pemindahan korban
5. Dasar Peraturan Perundangan
Undang-undang No. 1 tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/Men/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No. Per15/Men/VIII/2008
tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja
7. Apa Itu P3K?
Pertolongan pertama adalah perawatan medis dasar
yang diberikan dengan segera kepada korban yang luka
atau sakit tiba-tiba sampai perawatan lanjutan
diberikan.
8. Tujuan P3K
Menyelamatkan jiwa penderita.
Melindungi korban yang tidak
sadar.
Mencegah cedera atau sakit lebih
parah, timbulnya cedera baru, atau
timbulnya kecacatan.
Menunjang upaya pemulihan.
9. Kewajiban Petugas P3K
Menjaga keselamatan diri, penderita, orang di sekitarnya
Mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam jiwa
Meminta bantuan
Memberi pertolongan secara cepat dan tepat
Menjaga kerahasiaan medis penderita
Komunikasi dengan petugas lainnya
Mempersiapkan transportasi korban
15. Pernafasan
Sirkulasi/peredaran darah
Susunan saraf
Rangka tulang dan otot
(muskuloskeletal)
Kulit
Sistem Organ
Sistem ekskresi, reproduksi, indra,
pencernaan
17. Sistem Pernafasan
Hidung Tenggorokan Bronkus
Paru-paru
Paru-paru
• Kiri dan kanan
• Kapasitas paru orang dewasa 5-6 liter
Frekuensi pernapasan normal:
• Dewasa 12-20 kali per menit
• Anak-anak 15-30 kali per menit
• Bayi 25-50 kali per menit
18. Sistem Pernafasan (1)
• Alveolus tempat pertukaran
oksigen dengan karbon dioksida
• Proses bernafas:
• Inspirasi menarik nafas
• Ekspirasi menghembuskan nafas
19. Pernafasan (respirasi) manusia
bertujuan untuk memperoleh
oksigen dari udara dan
mengeluarkan gas sisa
pembakaran berupa
karbondioksida dari dalam
tubuh.
Fungsi Bernafas
Oksigen dari udara yang akan digunakan untuk membakar atau
mengoksidasi makanan untuk memperoleh energi untuk
beraktivitas.
20. Sistem Sirkulasi
Susunan :
1.Jantung
Organ berupa otot & berbentuk
kerucut, berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh
tubuh
Denyut jantung normal:
Dewasa 60-100 kali per menit
Anak-anak 80-150 kali per
menit
Bayi 120-150 kali per menit
21. Sistem Sirkulasi
Komposisi Darah :
1. Air : 9 %
2. Protein : 3 %
3. Mineral : 0,9 %
4. Bahan organik : 0,1 %
2. Pembuluh Darah
a. Pembuluh Darah Nadi (Arteri)
dinding tebal, tekanan kuat,
membawa darah kaya oksigen
dari jantung
b. Pembuluh Darah Balik (Vena)
dinding lebih tipis, tekanan
lebih lemah, membawa darah
minim oksigen menuju jantung
c. Pembuluh Darah Rambut (Kapiler)
pembuluh darah sangat halus
pada jaringan tubuh
22. Fungsi Sistem Sirkulasi
• Transport: makanan, gas,
hormon, mineral, enzim, sisa
metabolisme.
• Mempertahankan suhu tubuh
dengan cara vasokontriksi dan
vasodilatasi
• Perlindungan melalui sistem
imun dan pembekuan darah
• Buffering, protein darah
merupakan sistem buffer
yang mempertahankan pH
darah
23. Peredaran Darah
Peredaran Darah Kecil/Pulmonal
Jantung (darah kaya CO2)
Paru-paru (pertukaran gas)
Jantung (darah kaya O2)
Peredaran Darah Besar/Sistemik
Jantung (darah kaya O2)
seluruh tubuh (pertukaran
gas) Jantung (darah kaya
CO2)
24. Sistem rangka manusia 206
tulang
Fungsi rangka:
• Menahan tubuh
• Melindungi organ tubuh
• Tempat melekatnya otot
• Tempat pembuatan sel darah
merah
• Memberi bentuk tubuh
Sistem Rangka
30. 3 Langkah Utama Pada Kedaruratan Medis
Pastikan Keselamatan
Hubungi Bantuan
Kedaruratan
Keputusan
Tentukan Diagnosa
Sederhana
1
2
3
31. Tindakan Kegawatdaruratan
Keberhasilan tindakan kegawatdaruratan pertolongan pertama pada
kecelakaan pada fase pra rumah sakit sangat ditentukan pula oleh
beberapa faktor yaitu :
1. Kecepatan ditemukannya korban/ penderita
2. Kecepatan meminta bantuan
3. Kecepatan memberi bantuan
32. 1. Kecepatan ditemukannya
penderita
Lebih cepat penderita di temukan
maka akan semakin besar pula
harapan penderita untuk hidup.
Kesempatan untuk mendapatkan
pertolongan yang cepat akan
semakin besar, cidera yang dialami
bisa segera ditangani.
33. 2. Kecepatan meminta bantuan
Akses yang mudah dan pengetahuan
penolong kemana harus
menghubungi fasilitas kesehatan,
juga sangat berperan dalam
penanggulangan kegawat daruratan.
Anda sebaiknya hafal dengan
nomor-nomor telepon penting
dimanapun anda berada, sehingga
bila terjadi sesuatu keadaan gawat
darurat anda dapat dengan cepat
meminta bantuan.
34. • Ketahui nomor-nomor telepon darurat di perusahaan dan di sekitar
tempat tinggal/ kota anda
• Berikan informasi yang jelas tentang diri andan dan keadaan
penderita agar tindakan yang akan didatangkan sesuai dengan
keadaan penderita
Nomor telepon yang dapat dihubungi,
Nama anda,
Jenis kejadian, jumlah dan keadaan
korban,
Lokasi kejadian dan
Bantuan yang diperlukan
35. 3. Kecepatan memberi bantuan
Otak tidak dapat bertahan lama
tanpa oksigen atau nutrisi yang
adekuat. Bila otak tidak menerima
suplai oksigen lebih dari 4–6 menit
maka kerusakan otak yang sulit
diperbaiki akan terjadi. Oleh
karena itu anda harus mengetahui
tentang basic life support.
36. Survey Primer
DRCAB (AHA, 2010)
• Danger (bahaya)
D
• Response (sadar atau tidak sadar)
R
• Circulation (peredaran darah)
C
• Airway (jalan nafas)
A
• Breathing (pernafasan)
B
37. 1. Danger – Penilaian Keadaan
Bagaimana
kondisi saat itu?
Kemungkinan apa
saja yang akan
terjadi?
Bagaimana
mengatasinya?
39. Berhenti dan Analisa Keelamatan
Sebelum Bertindak
Semua yang dapat mencederai
Pasien pasti dapat mencederai anda
Selalu Ada Kemungkinan bahaya
susulan
Pastikan Keselamatan
Hubungi Bantuan Kedaruratan
Prinsip Utama Keselamatan
1
40. Api
Pastikan Keselamatan
Hubungi Bantuan Kedaruratan
Perhatikan Potensi Bahya Susulan
Kendaraan Tidak Stabil
Bangunan tidak stabil
Gas
Listrik
Bio Hazard ( Penularan Penyakit )
41. Memanggil Bantuan
Mengirim teman untuk
meminta bantuan.
Telepon. Mengaktifkan alarm.
Radio. Berteriak. Melambaikan tangan
atau benda.
42. 112 – Semua Kedaruratan
119 – Berlaku Nasional NCC
Pastikan Keselamatan
Hubungi Bantuan Kedaruratan
Menghubungi Bantuan Kedaruratan
National Command Centre
KEMENKES RI.
110 – Polisi
113 – Pemadam Kebakaran
115 – BASARNAS
118 - Ambulan
43. Kesan Umum
Kesan umum trauma
• Terlihat jelas bekas ruda paksa
• Cth: luka, memar, patah tulang
Kesan umum medis
• Tanpa ada ruda paksa
• Cth: pingsan, sesak nafas
44. Apakah Pasien
Sadar ?
• Panggil Pasien dengan suara
keras dan tepuk beberapa kali
• Jika Pasien sadar tanyakan
tentang riwayat kejadian &
keluhan yang dia rasakan
• Jangan terlalu lama memeriksa
kesadran, jika pasien tidak
merespon pada panggilan
segera periksa pernafasan
Tenentukan Diagnosa Sederhana
45. 2. Response – Cek Kesadaran
Awas
Korban
terlihat
sadar/tidak
A
Suara
Panggil korban
menyahut
atau tidak
S
Nyeri
Respon
terhadap rasa
sakit
Cubit atau
tekan di ulu
hati
N
Tidak ada
respon
T
46. • Jika Pasien bernafas
lanjutkan pemeriksaan
Tentukan Diagnosa Sederhana
Apakah Pasien
Bernafas ?
• Lihat naik turun dada dan
perut
• Periksa minimal 5 detik
namun tidak lebih 10 detik
• Jika tidak bernafas atau
gasping lakukan tindakan
CPR aplikasikan AED
47. Tenentukan Diagnosa Sederhana
Adakah Cidera ? Perhatikan dari kepala sampa
kaki apakah terlihat :
• Luka & Pendarahan
• Memar
• Kelainan Bentuk
• Tanda Khusus
48. 3. Circulation – Cek Tanda Vital
Cek denyut nadi
• Nadi karotis leher, paling mudah terasa
• Nadi brachialis lengan atas bagian dalam
• Nadi ulnaris di pergelangan tangan
bagian dalam sejajar ulna
• Cek denyut selama 10 detik kalikan 6
untuk denyut per menit
• Denyut nadi ada/tidak? Normal/tidak?
49. 4. Airway – Penguasan Jalan Napas
Head Tilt Chin Lift Jaw Thrust
50. Finger Sweep
• Jika ada obstruksi dalam
mulut yang bisa dikeluarkan
• Sapu dan keluarkan objek
dengan kelingking
• Hati-hati objek terdorong
makin jauh
• Disebut juga dengan blind
sweeping
51. 5. Breathing - Pernafasan
Look
• Lihat pergerakan naik-turun
dada
Listen
• Dengar aliran udara pernafasan
Feel
• Rasakan hembusan nafas
Lakukan dalam maksimal 10 detik – ingat golden time!
52. Menanyakan pasien atau orang sekitar jika ada
Memeriksa tanda-tanda vital pada diri korban.
Pemeriksaan seluruh tubuh korban dari kepala hingga ujung
kaki.
Survey Sekunder
54. Gangguan Pernafasan
Hipoksia
• Tubuh kekurangan oksigen
• Gejala: pernapafasan cepat atau tersengal-sengal, sianosis, gelisah
• Dapat berakibat fatal
55. Gangguan Pernapasan
Tersedak
• Penyebab:
• Tertelan benda asing
• Tersumbat oleh lidah saat pingsan
• Pembengkakan tenggorokan
• Cedera rahang
• Asma
• Tekanan dari luar pada leher
Tanda-tanda tersedak:
• Wajah hipoksia
• Korban memegang leher dengan kedua
tangan
• Nafas berbunyi
• Batuk kering terus-menerus
• Sulit berbicara dan bernafas
56. Penanganan Tersedak
Sapuan jari
Menepuk/memukul punggung
• Bungkukkan badan korban, beri pukulan kuat 4
kali, ulangi bila perlu
Penekanan perut Manuver Heimlich
• Berdiri/duduk penolong di belakang korban,
lingkarkan lengan, kepalkan tangan di antara
busur iga, tekan arah ke atas 45°
• Berbaring telentangkan, berlutut dekat
pinggul, tempatkan tumit tangan di antara
busur iga, tekan arah ke atas tekan arah ke atas
45°
59. Gangguan Pernafasan
Asma
• Pembengkakan otot saluran
udara jalan nafas menyempit
• Dapat dipicu alergi, obat, asap
rokok, dll.
Penanganan
• Tenangkan korban
• Berikan ruang dengan udara
yang segar
• Posisikan dalam keadaan
duduk, jangan baringkan
• Panggil bantuan
60. Shock
Organ vital tubuh
kekurangan oksigen
• Jantung, otak
Penanganan
• Bawa ke tempat teduh
• Telentangkan, tungkai tinggikan
• Longgarkan pakaian
• Selimuti korban
• Pastikan perbafasan baik
• Periksa tanda vital berkala
Penyebab:
• Kehilangan darah
• Kehilangan cairan tubuh
• Kekurangan gula darah
63. Gangguan Kesadaran
Pingsan
• Kehilangan kesadaran sebentar karena
kurangnya aliran darah ke otak
Penyebab
• Reaksi emosional, kelelahan, nyeri, terlalu
lama berdiri
Penanganan
• Baringkan korban, tinggikan tungkai
• Longgarkan pakaian
• Jaga suhu tubuh korban
• Pantau terus tanda vital
• Bila perlu, hubungi tim medis
65. Chain of Survival AHA 2010
Penderita henti nafas dan jantung mempunyai harapan hidup lebih
baik jika semua langkah dalam “ Rantai Penyelamatan / Rantai Survival
“ dilakukan bersamaan.
Urutan baru Rantai Kehidupan American Heart Association dan
Emergency Cardiovascular Care, sebagai berikut :
1. Segera kenali tanda dari henti jantung dan aktifkan system
respon emergency
2. Segera lakukan RJP, perhatikan efektifitas kompresi dada
3. Defibrilasi segera jika ada indikasi
4. Penanganan terpadu oleh petugas terlatih
5. Perawatan post henti jantung terintegrasi
66.
67. Jangan melakukan RJP sebelum melakukan penilaian penderita.
Sebelum melakukan RJP anda harus menentukan bahwa tidak
ada respon, tidak ada nafas, dan denyut nadi tidak teraba.
Persiapan untuk RJP :
1. Gunakan APD
2. Tentukan Kesadaran Penderita ( ASNT )
3. Cek Tanda Vital ( Vital Sign)
4. Lepaskan Baju Korban ( Expose )
Sebelum Melakukan RJP
68. Periksa Nadi
• Pengecekan sirkulasi pada orang
dewasa dilakukan pd nadi karotis
• Lakukan dengan cepat 5 – 10 detik
• Jika tidak teraba segera lakukan
pijatan jantung ± 100x/menit
• RJP pada dewasa dilakukan dgn rasio
30 : 2 oleh 1 atau 2 penolong
• Pada anak dilakukan di nadi karotis
atau femoralis/lipat paha. RJP 15 : 2.
2 penolong (HCP), 1 penolong 30 : 2.
• Pada bayi dilakukan pada nadi
brachialis/lengan atas. RJP 3 : 1 oleh
1 atau 2 penolong
69. Position of the heart How C.P.R works
CIRCULATION-PENEKANAN DADA
C
70.
71.
72.
73.
74. 74
CIRCULATION-PENEKANAN DADA
C
Dewasa
(>8 thn) Anak-anak
(1- 8 thn)
Bayi
(< 1 thn)
Chest compression hanya menghasilkan aliran
darah sampai 30 % dari normal cardiac output
30 compressions in 1 cycle
75. Head tilt chin lift (HTCL) metode ini untuk membuka jalan
nafas pada pasien yang tidak dicurigai cedera kepala atau
leher. Angkat dagu keatas menyokong rahang dan pada
saat yang sama dongakkan kepala sejauh mungkin.
Jaw thrust (JT) merupakan cara yang aman untuk
membuka jalan nafas terutama pada pasien yang dicurigai
ada patah tulang leher.
AIRWAY- BEBASKAN JALAN NAFAS
A
76.
77. BREATHING – BANTUAN NAFAS
B
2 kali hembusan pelan
mantap dengan durasi 1-
2 detik, sampai dada
korban
menggembung/naik.
78. Tanpa Alat Bantu
Langsung Face shield
Masker resusitasi
Menggunakan Alat Bantu
Resuscitator (Ambu
bag)
Teknik Pemberian Bantuan Pernafasan
79. Algoritma RJP
AHA 2010
Korban
(Tentukan kesadaran/respon)
Sadar /
bergerak
• Pertahankan jalan
napas
• Pemeriksaan fisik
• Posisi pemulihan
• Penilaian
berkelanjutan
Tidak sadar/tidak
bergerak
Minta bantuan
C
Cek NADI CAROTIS
[< 10 detik]
Tidak
bernapas
A
Buka JALAN
NAFAS
( HTCL ,JT )
Bernapas
B
BANTUAN NAPAS
(pelan mantap,
1,5–2 detik) tiap
5-6 detik cek tiap
5 siklus/2 menit
Chest Compresion
Pijat jantung luar
± 100 kali/menit
Tidak
ada
Lanjutkan Pijat jantung luar dan
Bantuan Nafas
30 : 2
(sama 1 atau 2 penolong) cek
nadi karotis setiap 5 siklus /
setiap 2 menit (tukar tugas)
Ada
80. Komponen
Rekomendasi
Dewasa Anak Bayi
Pengenalan
Nilai Kesadaran (untuk semua usia)
Tidak bernapas atau pernapasan
abnormal ( Gasping)
Tidak Bernapas atau Gasping
Tidak Teraba Nadi dalam 10 detik untuk semua usia (Khusus Petugas Terlatih)
Siklus RJP C - A - B
Kecepatan Kompresi Sekurang - kurangnya 100 kali / menit
Kedalaman Kompresi 2 inchi (5 cm)
1/3 Diameter AP
2 inchi (5 cm)
1/3 Diameter AP
1,5 inchi (4 cm) inchi (5 cm)
Pengmbalian Dinding Dada
Berikan kesempatan dinding dada mengembang kembali dengan sempurna diantara kompres dada.
Petugas bergantian poisi setiap 2 menit
Jeda dalam Kompresi Minimalkan jeda dalam kompresi dada, Usahakan jeda < 10 detik
Jalan Napas Tengadah Kepala - Angkat Dagu (Petugas Terlatih : Susp Trauma ; Jaw Thrust)
Rasio Kompresi - Ventilasi
(sampai Digunakan Alat Bantu
Napas Paten ; ETT)
30 : 2 satu atau 2 Penolong 30 : 2 (satu penolong) 15 : 2 ( 2 orang petugas terlatih)
Ventilasi : Bila Resusitator
tidak terlatih dan tidak Ahli
Hanya Kompresi Dada
Ventilasi oleh Petugas terlatih
& Jalan Napas paten
(Terpasang ETT)
1 Napas setiap 6 - 8 detik 8 - 10 Napas/menit) Tanpa Menselaraskan dengan Kompresi dada, (kira-kira 1
detik/1 kali pernapasan sampai terlihat diding dada terangkat)
Defibrilasi
Pergunakan AED segera jika tersedia. Minimalkan jeda kompresi dada sebelum dan setelah DC. Segera
mulai kembali Kompresi dada setiap kali setelah DC.
Rangkuman Komponen Kunci BLS
[Dewasa, Anak & Bayi]
81. 81 / 19
CPR for Children
30 compression and 2 ventilation
82. Penggunaan AED
• Jika AED tersedia dan Anda telah
terlatih menggunakannya,
gunakan AED
• Hati-hati dalam penggunaan AED
kejut listriknya dapat
menyebabkan fibrilasi pada
penolong
83. Kapan Anda Menghentikan CPR?
Jika tenaga yang lebih ahli telah tiba.
Jika secara fisik Anda tidak mampu
melanjutkannya.
Jika situasi menjadi tidak aman.
Jika nadi korban sudah ada.
Di temukan luka mematikan
Ada Tanda pasti mayat / mati biologis
84. Keberhasilan RJP tidak berarti penderita hidup – ini hanya berarti
bahwa RJP telah dilakukan dengan benar.
Sangat sedikit penderita yang akan selamat bila RJP tidak diikuti oleh
ACLS/AGDT. Tujuan RJP adalah mencegah kematian sel otak & organ
untuk beberapa menit sambil menunggu ACLS. Keadaan penderita
perlu dipantau selama RJP untuk menentukan apakah RJP itu efektif.
Tanda KeberhasilanRJP
Mintalah seseorang untuk meraba denyut nadi selama penekanan.
Dada harus naik turun pada saat ventilasi
Pupil akan mulai bereaksi secara normal
Warna kulit akan berkurang pucatnya
Penderita mencoba untuk bergerak / menelan
Denyut jantung akan kembali
85. Posisi Pemulihan/Recovery Position
Cara:
• Tempatkan tangan sebagai penopang
kepala
• Tekuk tungkai
• Miringkan korban
Kapan dilakukan?
• Penderita tidak sadar, tapi bernafas dan
tanpa ada trauma
Mengapa dilakukan?
• Mencegah lidah menyumbat saluran nafas
• Mencegah aspirasi muntah
• Memperlancar keluar cairan asing
86. Posisi Stabil (1)
Lepaskan kacamata dan barang-barang berbahaya
Berlututlah di sisi korban dan pastikan kedua kaki korban
dalam keadaan lurus
Letakkan lengan korban yang terdekat dengan anda dalam
posisi terbuka, dengan siku tertekuk serta telapak tangan
menghadap ke atas
87. Angkat lengan korban yang jauh dari anda melintang dada,
dan tahan punggung telapak tangan pada pipi korban sisi
terdekat dengan anda.
Dengan tangan anda yang lain raih tungkai yang terjauh di
atas lutut dan tarik ke atas dengan telapak kaki tetap di
tanah.
Posisi Stabil (2)
88. Pertahankan tangan korban menekan pipi, tarik tungkai terjauh
dan gulingkan korban ke arah anda sehingga korban berbaring
pada sisi tubuhnya
Atur tungkai atas sehingga panggul dan lutut tertekuk pada
sudut yang sesuai
Dongakkan leher untuk memastikan jalan napas tetap terbuka
Posisi Stabil (3)
89. Atur posisi telapak
tangan di bawah pipi
bila perlu untuk
menjaga kepala tetap
terdongak
Periksa pernapasan
secara teratur
Posisi Stabil (4)
91. Gangguan Lokal
Setiap gangguan berupa cidera dan atau perlukaan pada jaringan
atau bagian tubuh tertentu yang bersifat lokal yang menimbulkan
gangguan terbatas pada jaringan/bagian tubuh tersebut akibat
trauma yang terjadi padanya.
Gangguan paling sering terjadi pada kasus kecelakaan kerja
92. Gangguan Lokal
Luka dengan perdarahan
• Tidak ditangani segera fatal
Cidera muskuloskeletal
Luka bakar
93. Luka
Cedera yang melibatkan
jaringan kulit, otot, saraf atau
pembuluh darah akibat
rudapaksa (trauma).
Hilangnya kesinambungan antara bagian yang satu dengan yang lainnya
(kulit/jaringan)
95. Klasifikasi Luka
Kerusakan jaringan kulit disertai
jaringan bawah kulit.
Luka Terbuka
Tanpa disertai kerusakan jaringan
kulit, yang rusak hanya pada bagian
bawah kulit
Luka Tertutup
96. Perdarahan
Rusaknya dinding pembuluh darah (vena, arteri, kapiler) yang
menyebabkan keluarnya dari pembuluh darah yang disebabkan oleh
rudapaksa atau penyakit
97. Klasifikasi Perdarahan Luar
Perdarahan
Arteri
• Berasal dari pembuluh
nadi
• Keluarnya memancar
sesuai denyut nadi
• Berwarna merah
terang
Perdarahan
Vena
• Berasal dari pembuluh
darah balik
• Keluarnya mengalir
• Berwarna merah gelap
Perdarahan
Kapiler
• Berasal dari pembuluh
kapiler
• Keluarnya merembes
perlahan
• Berwarna merah
terang
Berdasarkan jenis pembuluh darah:
98. Konsep Penanganan Luka & Perdarahan
1) Tangani perdarahan
Tekan tempat
perdarahan dengan
kasa selama 5—15
menit
Lakukan pembalutan
jika diperlukan
Tekan bagian
pangkal dari
perdarahan
2) Tangani luka
Bersihkan luka
dengan
rivanol/air bersih
Keringkan
Oleskan
antispetik
Balut luka
99. Konsep Penanganan Luka & Perdarahan
Tinggikan anggota
badan yang luka
lebih tinggi dari jantung
Tekan pada titik tekan
(jika darah masih belum
berhenti)
Tidurkan korban
kepala lebih rendah dari
kaki (kecuali cedera
kepala, sesak napas)
Tenangkan korban
Pantau tanda vital
Rujuk ke
klinik/puskesmas/RS
3) Penanganan lanjutan
100. Perban (dressing)
Suatu material yang digunakan untuk menutup luka, membantu
menghentikan perdarahan dan mencegah kontaminasi / infeksi
Macam-macam dressing:
• Occlusive dressing: Suatu material yang kedap air (plastik atau kertas timah)
di gunakan menutup luka untuk mencegah masuknya udara atau hilangnya
kelembaban organ dalam
• Bulky dressing: Tumpukan dressing dengan tebal 2 - 3 cm, seperti handuk
atau sejenisnya
104. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembalutan
Jangan pasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalut penekan untuk
menghentikan perdarahan.
Jangan terlalu kencang atau longgar
Jangan biarkan ujung sisa terurai
Daerah yang dibalut lebih lebar untuk mencegah kerusakan jaringan
Jangan menutup ujung-ujung jari
Untuk anggota gerak, pembalutan dilakukan dari distal ke proksimal
Pembalutan dilakukan dalam posisi yang diinginkan
105. Torniquet
• Pada kasus ekstremitas putus atau
perdarahan hebat
• Membutuhkan pengawasan ekstra
– Penekanan terlalu lama kematian jaringan
– Perlu dilonggarkan dan dikencangkan kembali
secara berkala
106. Jenis-jenis Luka & Penanganannya
Luka Lecet (Abrasi)
• Lapisan kulit atas
terkelupas
• Penanganan:
• Hentikan perdarahan
• Bersihkan luka
• Beri obat antiseptik
• Tutup dan balut luka
107. Luka Iris (Cut)
• Akibat benda tajam, darah
keluar cukup banyak
• Penanganan:
• Hentikan perdarahan
• Bersihkan luka
• Beri obat antiseptik
• Tutup dan balut luka
Jenis-jenis Luka & Penanganannya
108. Luka Parut (Laserasi)
• Robekan kulit yang kasar
• Darah lebih sedikit, tapi
jaringan yang rusak lebih
parah
• Penanganan:
• Hentikan perdarahan
• Bersihkan luka
• Beri obat antiseptik
• Tutup dan balut luka
Jenis-jenis Luka & Penanganannya
109. Memar (Kontusio)
• Benturan robeknya kapiler
darah di bawah kulit
• Darah masuk ke jaringan kulit
• Penanganan:
• Bersihkan luka & kulit
sekitar luka.
• Kompres dengan es
• Pasang balut tekan
Jenis-jenis Luka & Penanganannya
110. Luka Tusuk (Puncture)
• Tertusuk benda tajam
• Risiko infeksi tinggi
• Penanganan:
• Jangan cabut benda yang
menancap
• Stabilkan benda yang menancap
balutan cincin/donat
• Kendalikan perdarahan
• Bersihkan luka
• Tutup dan balut luka
Jenis-jenis Luka & Penanganannya
111. Perdarahan Dalam
Perdarahan organ dalam tubuh (hati,
ginjal, usus, dll)
Perdarahan terkumpul di dalam rongga
tubuh (perut, dada, panggul, kepala,
dll)
Disebabkan oleh benturan, pecahnya
pembuluh darah, atau akibat patah
tulang
Tidak terlihat dari luar, kehilangan
darah cepat, kematian dalam beberapa
menit
112. Perdarahan Dalam
– Gejala:
Tergantung dari lokasi trauma
Perubahan warna kulit,
pembengkakan, nyeri
Meningkatnya ritme nafas dan nadi
Muntah, Buang air besar atau kecil
berdarah
Perubahan kesadaran, gelisah, cemas,
delirium
Nyeri, kembung, dan perut yang kaku
Tanda-tanda shock: lemah, pucat,
keringat dingin, pingsan
113. Perdarahan Dalam
– Penanganan Umum:
Persiapkan tindakan CAB
Panggil bantuan medis segera
Berikan oksigen jika ada
Kontrol perdarahan luar
Selimuti korban agar tetap hangat
Lakukan penanganan shock tourniquet upaya terakhir
115. Penyebab
• Benturan, terpuntir, dsb.
Gejala & tanda
• Berubah bentuk (terlihat memendek,
terpuntir, atau bengkok)
• Nyeri & kaku
• Memar
• Krepetasi
• Pembengkakan
• Ujung tulang terlihat
• Gangguan gerakan
Patah Tulang
116. Klasifikasi Patah Tulang
Fraktur
sederhana
• Patahan masih
pada
tempatnya
semula
Fraktur
komplikata
• Tulang patah
jadi beberapa
fragmen
Fraktur
tertutup
• Kulit di sekitar
patahan masih
utuh, ditandai
memar dan
bengkak
Fraktur
terbuka
• Ujung tulang
patah
menembus
kulit, terdapat
luka
117. Penanganan Patah Tulang
Penilaian dini
Pemeriksaan
fisik
Stabilkan bagian
yang patah
Atasi perdarahan
dan rawat luka
(jika ada)
Lakukan
pembidaian
Baringkan
korban
118. Penanganan Patah Tulang
Patah Tulang Ekstremitas Atas (Lengan)
Berikan
penyangga/bantalan
Pada patah tulang
terbuka rawat luka,
tekan di sekitar luka,
bukan pada tulang
Bisa menggunakan
sling
Patah Tulang Ekstremitas Bawah (Tungkai)
Stabilkan kaki yang
patah dengan
mengikatnya ke
kaki yang sehat
Jangan
tinggikan/elevasi
kaki yang cedera
119. Pembidaian
Definisi:
• Penggunaan alat untuk stabilisasi nyeri,
bengkak atau perubahan bentuk bagian
tubuh
Alasan pembidaian:
• Mencegah gerakan tulang patah atau
dislokasi sendi
• Mengurangi nyeri atau penderitaan
• Minimalkan kerusakan jaringan lunak
(syaraf, arteri, vena dan otot)
• Mencegah patah tertutup menjadi
terbuka
• Minimalkan kehilangan darah atau syok
135. Cara membidai dengan 1 bidai pada cedera tungkai bawah
1
2
3
4 5
Ukur mulai dari tengah
paha s/d 10 cm dibawah
pergelangan
Satu rescuer melakukan
dan menjaga stabilisasi
manual. Satu memegang
ankle & memasukan bidai
ke bawah kaki
Lakukan ankle hitch
Ikat dengan pembalut,
mulai dari distal s/d paha
Periksa tanda vital
136. Luka Bakar
• Luka yang disebabkan oleh panas, baik
secara fisik, elektrikal, maupun kimiawi
• Bentuk luka bakar:
Terbakar Melepuh
141. Panduan Umum Penanganan Luka Bakar
Stop proses pembakaran
• Siram dengan air
• Gunakan fire blanket
• Jauhkan korban dari area terbakar
• Stop, drop, roll
Jangan lepaskan pakaian
yang menempel ke kulit
Dinginkan luka siram air
dingin mengalir minimal 10
menit
Balut bagian yang terbakar
jika memungkinkan
142. Stop, drop, and roll
Salah satu cara untuk
memadamkan api yang
membakar seseorang.
Stop berhenti
Drop jatuhkan badan ke tanah
Roll berguling hingga api padam
143. Pendinginan
Pertolongan pertama pada semua kasus luka
bakar
Lakukan segera
Lakukan selama minimal 10 menit. Kurang dari
10 menit melepuh/blister
Gunakan air bersih dingin yang mengalir
Membantu meredakan nyeri, mengurangi
kemungkinan pembengkakan dan bekas luka
144. Pembalutan Luka Bakar
Lakukan jiika memungkinkan luka
bakar tidak menempel ke pembalut
Gunakan plastik pembungkus atau
pembalut yang tidak mudah
menempel pada luka (misal: mitela
basah)
149. Luka Bakar Derajat 1
Menyebabkan kemerahan dan
bengkak pada lapisan kulit terluar
Tidak terdapat lepuhan/blister
Lapisan paling atas kulit rusak
150. Luka Bakar Derajat 1
Penanganan:
• Cool: Disiram dengan air dingin
minimal 10 menit
• Protect: tutupi dengan perban
steril yang tidak menempel
• Jangan diberi minyak,
mentega, pasta gigi, dsb.
dapat menyebabkan infeksi
151. Luka Bakar Derajat 2
Lapisan atas dan dermis kulit
rusak
Kemerahan terang, bengkak,
terdapat blister/lepuhan
Luka bakar sangat sakit bila
disentuh
152. Luka Bakar Derajat 2
Penanganan:
• Cool: Disiram dengan air dingin
minimal 10 menit
• Protect: tutupi dengan perban
steril yang tidak menempel atau
mitela basah
• Jangan diberi minyak, mentega,
pasta gigi, dsb. dapat
menyebabkan infeksi
153. Luka Bakar Derajat 3
Lapisan epidermis, dermis, hingga
subkutan rusak
Berwarna kehitaman, kecokelatan,
hingga memutih; hangus; tidak terasa
sakit lagi karena ujung saraf rusak
terbakar; penebalan (leathery)
154. Luka Bakar Derajat 3
Penanganan:
• Panggil bantuan (ambulans)
• Protect: tutupi dengan perban steril yang tidak
menempel
• Jangan siram atau dioles mentega, pasta gigi,
dst.
• Tinggikan bagian yang terbakar
• Pantau tanda vital
• Siapkan perawatan untuk kemungkinan shock
• Rujuk ke RS sesegera mungkin
155. Obat Luka Bakar
Bioplacenton bukan termasuk
dalam tindakan P3K luka bakar
Hati-hati penggunaan berlebihan
obat keras (mengandung antibiotik
kelas 5) resep dokter
157. Tujuan
Mengerti dasar cara mengangkat yang aman
(Safety Lifting)
Mampu mengangkat & memindahkan korban
dengan aman.
158. Prinsip Dasar Lifting
Tekuk lutut, jaga kelurusan tulang
belakang
Dekatkan benda yang akan diangkat ke
badan
Pandangan lurus kedepan, kencangkan
otot perut & angkat dengan otot paha.
Jangan mengangkat dengan cara
menghentak
Beban maksimal 20 kg
Cari bantuan bila perlu
165. Penolong pada arah kepala
sebagai komando
Dekati korban dengan salah
satu kaki berlutut dan yang
lain pada arah kepala diangkat
(kuda-kuda)
Masukkan tangan dibawah
korban hingga ke seberang
Mengangkat dengan 3 Orang Penolong
166. Angkat dan taruh pada kuda-
kuda
Peluk/dekap korban ke
badan.
Pandangan lurus, tegangkan
perut. Dengan tumpuan pada
otot paha, angkat korban
Pindahkan korban dengan
berjalan kaki didepan.
Mengangkat dengan 3 Orang Penolong
167. Teknik Log Roll dan memindahkan korban ke tandu:
1. Komando di posisi
kepala bertugas mem-
pertahankan jalan
nafas dan memper-
tahankan posisi kepala
tetap sejajar dengan
tubuh serta memper-
hatikan CAB.
2. Tangan penolong
berada pada titik-titik
tertentu.
168. 3. Komando
diberikan untuk
setiap tindakan
sambil tetap
menjaga posisi
kepala sejajar dan
ABC.
4. Penolong kedua
memeriksa
bagian punggung
korban, dan
memeriksa
cedera lain.
Teknik Log Roll dan memindahkan korban ke tandu: