SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi,
dan Pencemaran Energi Terhadap
Lingkungan Hidup
Nama Anggota Kelompok 8 :
1. Rama Rizky Linggawana 2013-11-284
2. Ferdhon Kukuh Priambudi 2013-11-286
3. Aditya Pambudi Nugroho 2013-11-287
4. Lamartupa Simarmata 2013-11-288
Kelas : G
S1 Teknik Elektro
STT-PLN Jakarta
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk tiap tahunnya sangatlah pesat, kita lihat saja di Indonesia,
saat ini jumlah penduduknya sudah lebih dari 250 juta jiwa. Setiap pemduduk pasti
melakukan aktifitas yang memanfaatkan berbagai sumber energi . memang terlihat dari
hukum kekelan energi yang mengatakan bahwa energi tidak bisa di musnahkan. Namun
bukan berarti kita bersikap komsutif dalam pemanfaatan energi di bumi. Menurut
pandangan saya, penghematan energi sangatlah di perlukan . bukan hanya untuk kita, tapi
juga untuk anak cucu kita di masa depan. tetapi jika kebutuhan akan energi juga banyak
bagaimana cara mengatasinya.
Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dicarikan jalan
keluarnya saat ini adalah masalah energi, baik untuk keperluan rumah tangga, maupun
untuk industri dan transportasi. Terkait dengan masalah tersebut, salah satu kebijakan
pemerintah ialah rencana pengurangan penggunaan bahan bakar minyak tanah untuk
keperluan rumah tangga termasuk untuk keperluan energi industri kecil. Sejalan dengan
itu pemerintah juga mendorong upaya-upaya untuk penggunaan sumber-sumber energi
alternatif lainnya yang dianggap layak dilihat dari segi teknis, ekonomi, dan lingkungan
seperti biofuel, biogas, briket arang dan lain sebagainya.
Perkembangan penelitian di bidang bioenergi, bukanlah barang baru di dunia ini.
Penjajakan peluang aplikasi bioenergi untuk di industrialisasi telah lama didengungkan,
dan sekarang telah memasuki tahapan produksi secara massal dan siap di
komersialisasikan. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, bioenergi akan menjadi
alternatif dan mampu bersaing dengan minyak dan gas bumi (migas) dalam
mempertahankan ketahanan energi di dunia.
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk
menjadi lumbung bioenergi dunia. Potensi yang benar-benar tidak dapat diabaikan adalah
tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan tanaman-tanaman yang potensial
sebagai sumber bahan baku bioenergi. Disini yang dimaksud bioenergi sudah termasuk
pemanfaatan biomassa, biodiesel, bioetanol, dan biogas sebagai sumber energi alternatif.
Konsumsi energi dipenuhi oleh energi komersial antara lain dalam bentuk bahan
bakar minyak, gas, listrik, briket batubaraan Energy tradisional yang belum
memanfaatkan teknologi antara lain dalam bentuk panas matahari dan biomassa
Konsumsi energi meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk.
Grafik Perbandingan Konsumsi Energi
1.2 Rumusan masalah 1.
Bagaimana pertumbuhan energi saat ini? 2.
Mengapa diperlukan knservasi energi? 3.
Dampak pencemaran apa yang disebabkan energi terhadap lingkungan?
1.3 Batasan Masalah Sesuai
dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan
pembatasan masalah penelitian. Adapun maksud dari pembatasan masalah ini adalah agar
permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu melebar sehingga
terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah
yang akan di teliti adalah : 1. Objek
penelitian adalah pertumbuhan penggunaan energi, konservasi energi, dan pencemaran
energi terhadap lingkungan hidup. 2. Penelitian bersifat
dekriptif, yang bertujuan menggambarkan fakta-fakta yang terjadi saat ini tentang
pertumbuhan penggunaan energi, konservasi energi, dan pencemaran energi terhadap
lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan Penggunaan Energi
Kebutuhan energi listrik global dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Peningkatan kebutuhan energi listrik tersebut sejalan dengan meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan pesatnya perkembangan di sektor industri. Guna
mendukung pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), maka
pemerintah Indonesia telah menyusun kebijakan energi nasional dengan melakukan
pendekatan yang terintegrasi dengan memperhatikan dan mempertimbangkan masalah
konservasi serta kemampuan daya dukung dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu
eksploitasi terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia harus memperhatikan
kebutuhan generasi sekarang baik secara ekonomis, ekologis maupun sosial tanpa
mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.
Sampai saat ini masalah kebutuhan energi dunia masih didominasi oleh sumber
energi tak terbarukan (fosil). Pemanfaatan sumber energi fosil, seperti minyak bumi, gas
dan batubara, secara alamiah dari tahun ke tahun jumlahnya semakin menipis dan
terbatas. Disamping itu dampak dari penggunaan energi fosil, mulai dari proses
penyediaan, pengolahan, transportasi dan hingga sampai padapemanfaatan, terutama
terkait dengan masalah pemanfaatan kebutuhan energi di sektor transportasi sampai saat
ini masih menggunakan sumber energi fosil. Mengingat kecenderungan penggunaan
energi fosil yang cenderung semakin meningkat dengan jumlah produksi semakin
menipis dan terbatas. Disamping itu, terutama terkait dengan masalah dampak perubahan
iklim (climate change) yang ditimbulkan akibat penggunaan energi fosil. Maka dari itu,
perubahan cara pandang negara-negara di dunia mulai cenderung mengurangi
penggunaan sumber energi fosil dan mengalihkan perhatiannya pada pemanfaatan sumber
energi terbarukan (renewable energy source) sebagai sumber energi pengganti masa
depan ramah lingkungan.
Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA),
menunjukan bahwa permintaan kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan.
hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata
mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. Sebagaian besar atau sekitar 80%
kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari bahan bakar fosil.
Tabel 1 Kebutuhan energi primer dunia sampai tahun 2030.
Berdasarkan proyeksi Badan Energi Dunia (IEA) selama periode 2006-2030,
permintaan energi dunia sebagian besar didominaasi dari negara-negara non OECD yakni
sebesar 87 %. Pertumbuhan permintaan energi China diproyeksikan paling besar
dibandikan dengan kawasan lainnya. India, belakangan ini juga memperlihatkan
pertumbuhan permintaan energi cukup besar satu tingkat dibawah China.
Berdasarkan data, bahwa pertumbuhan energi pada periode tersebut, juga ditandai
dengan menempatkan posisi batubara sebagai urutan ke dua terpenting pemasok sumber
energi setelah minyak. Pemakaian batubara diperkirakan mengalami peningkatan tiga kali
lipat hingga 2030. Sebesar 97% pemakaian batubara adalah non OECD dengan China
mengkonsumsi dua pertiga terbesar di dunia.
Posisi batubara dalam memasok energi sejalan dengan meningkatnya permintaan
pembangunan pembangkit listrik di sejumlah kawasan yang didorong pula oleh
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan. Pertumbuhan permintaan batubara diproyeksikan
tumbuh sekitar 2% per tahun (pada periode 2006-2007 permintaan batubara tumbuh
4,8%). Terhadap permintaan energi dunia batubara menyumbang 26% tahun 2006
menjadi 29%.
Posisi kedua setelah batubara, pasokan energi dunia secara berurutan disumbang oleh
gas, biomasa, nuklir, hydro dan sumber energi baru dan terbarukan. Peran sumber energi
baru dan terbarukan (EBT) untuk kelistrikan memperlihat terus mengalami peningkatan.
Diproyeksikan mulai 2010 peran energi baru dan terbarukan dalam kelistrikan
menduduki posisi ke dua setelah batubara dan hydro.
Meskipun demikian, berdasarkan analisa dari IEA kecenderungan pemakaian
energi dunia masih dibayang-bayangi beragam masalah terkait dengan aspek sosial,
lingkungan dan ekonomi. Keamanan cadangan dan impor minyak dan gas semakin sangat
bergantung kepada OPEC. Pada sisi lain peningkatan pemakaian bahan bakar fosil
memicu perubahan iklim. Untuk itu sebagai upaya meredam perubahan iklim global,
maka Badan Energi Dunia (IEA) menganjurkan pemakaian energi yang bersih dan efisien
guna menekan naiknya emisi gas karbon.
2.2 Konservasi Energi
Pertama, adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau
distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi. Kedua, upaya perlindungan
dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam.Ketiga,
pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau
transformasi fisik. Keempat, upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap
lingkungan. Kelima, suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat
dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan
mempertahankan lingkungan alaminya.
Di Indonesia, konservasi pada awalnya istilah yang banyak digunakan pada sumber
daya alam. Konservasi sumber daya alam ini secara sederhana dibagi menjadi tiga
periode, yaitu zaman kerajaan nusantara, zaman kolonial, dan zaman kemerdekaan.
Zaman kerajaan nusantara, sebelum abad ke-15, tradisi sakral sangat mewarnai
segenap kehidupan masyarakat. Waktu itu sangat kental dengan kepercayaan mistis dan
kekuatan alam yang terwujud dalam penabuhan benda-benda, pendirian situs-situs, dan
tindakan tertentu.
Memasuki periode kedua, zaman kolonial Belanda, praktek pelestarian alam tidak
dapat terlepas dari dua peristiwa kecil. Pada 1714, Chastelein mewariskan dua bidang
tanah persil seluas 6 ha di Depok kepada para pengikutnya untuk digunakan sebagai
Cagar Alam (Natuur Reservaat). Ia mengharapkan agar kawasan tersebut bisa
dipertahankan, tidak dipergunakan sebagai area pertanian. Selanjutnya, pada 1889
berdasarkan usulan Direktur Lands Plantentuin (Kebun Raya) Bogor, kawasan hutan
alam Cibodas ditetapkan sebagai tempat penelitian flora pegunungan, yang kemudian
diperluas hingga pegunungan Gede dan Pangrango pada 1925.
Wacana konservasi kembali muncul pada akhir abad 19, tepatnya pada 1896, dimana
saat itu pemerintah Kolonial Belanda mendapat tekanan dari luar Hindia Belanda tentang
penyelundupan burung cendrawasih secara liar. Saat itu, seorang entomology amatir M.C.
Piepers, menyarankan agar dibuat suatu taman nasional seperti Yellowstone National
Park yang secara resmi melindungi spesies-spesies terancam punah.
Selama pendudukan Jepang (1942– 1945) secara umum kondisi perlindungan alam di
Indonesia kurang diperhatikan. Sebelumnya, dalam sejarah pengelolaan jati di Jawa oleh
Belanda, pada 1929 telah berhasil menata 31 unit wilayah pengelolaan hutan seluas
627.700 ha. Namun pada saat pendudukan Jepang, telah terjadi eksploitasi besar-besaran
dan merugikan.
Kemajuan kegiatan konservasi alam di Indonesia juga banyak dirangsang oleh
adanya World Conservation Strategy, yang telah disetujui pada waktu sidang umum PBB
tanggal 15 Maret 1979.
Divesifikasi energi mulai banyak diperbincangkan terkait cadangan minyak bumi
dunia yang semakin menipis, sementara kebutuhan terus meningkat. Harga jual bahan
bakar minyak (BBM) pun terus melambung tinggi.
Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia dapat
mendorong percepatan dan penambahan jumlah konsumsi energi yang cukup besar
sehingga ketersediaannya menjadi sangat strategis. Untuk menjaga keseimbangan antara
pasokan dan kebutuhan, pemerintah memandang perlu untuk mengatur dan mengelola
energi agar tepat guna. Lahirlah pemikiran tentang konservasi energi.
Awal tahun 1980-an, konservasi energi telah dilakukan di Indonesia. Namun seiring
berjalannya waktu, kegiatan tersebut agak berkurang. Geothermal yang mulai diekplorasi
akhir 1970-an, dan mulai dikembangkan 1980-an, juga hingga kini masih stagnan. Dari
27 giga watt potensi geothermal yang ada di nusantara, baru sekitar 1 – 1,5 giga watt saja
yang sudah dimanfaatkan.
Sadar akan ketergantungan kepada minyak bumi yang mulai akut, maka pada
pertengahan 1990-an, pemerintah mencanangkan program diversifikasi, intensifikasi dan
konservasi energi, yang ujungnya mengarah pada pengembangan energi alternatif.
Konservasi energi kembali digiatkan karena diamanatkan oleh PP Nomor 70 Tahun
2009 sebagai tindak lanjut dari UU Energi. Kegiatan konservasi energi juga sejalan
dengan kebijakan energi bersih.
Lahirnya Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang energi memperkuat isu ini,
UU ini menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh energi dan merupakan
kewajiban pemerintah untuk melakukan pengelolaan sehingga ketersediaan energi dapat
terjamin.
Mengingat peranan energi sangat penting bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan
ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan,
dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional,
optimal, dan terpadu. Karenanya, konservasi dan diversifikasi energi di Indonesia mutlak
dilakukan. secara harfiah, konservasi energi upaya sistematis, terencana, dan terpadu
guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya.
Mantan Menteri ESDM mengungkapkan, peraturan itu juga diterbitkan dengan
mempertimbangkan bahwa gas bumi merupakan sumber daya alam tak terbarukan
sehingga perlu diatur pemanfaatannya secara berkesinambungan untuk kemakmuran
rakyat yang berorientasi pada azas kemanfaatan.
Mengingat akan penting dan strategisnya ketahanan energi, maka stabilitas pasokan
energi masa kini dan dimasa mendatang merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-
tawar lagi. Ketergantungan terhadap minyak bumi baik untuk bahan bakar pembangunan
maupun peningkatan penghasilan negara menjebak Indonesia. Untuk keluar dari kondisi
tersebut Indonesia perlu dan mampu menjadi ekonomi energi yang solid.
Sementara itu Menteri
ESDM di era Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I, Purnomo Yusgiantoro menguraikan
beberapa langkah untuk dapat keluar dari kondisi tersebut. Pertama mengubah mentalitas
minyak bumi menjadi mentalitas energi. Pengalihan mentalitas tersebut sudah dilakukan
melalui program diversifikasi dan konservasi energi secara nasional, sistematis, cepat dan
terukur.
Diversifikasi termasuk upaya konversi atau peralihan dari energi minyak menjadi non
minyak seperti gas dan batubara. Keberhasilan pemerintah dan masyarakat selama dua
tahun terakhir dalam mendukung konversi minyak tanah menjadi elpiji perlu diteruskan
dan ditingkatkan. Konservasi energi termasuk upaya penghematan konsumsi BBM secara
terencana dan terukur. Pengurangan subsidi BBM telah memaksa konsumen rumah
tangga dan industri untuk lebih hemat dalam mengkonsumsi BBM.
Langkah selanjutnya adalah memasukkan program konservasi dan diversifikasi
energi ke dalam struktur pembangunan nasional. Caranya antara lain dengan memaksa
konversi penggunaan energi fosil yang tidak terbarukan ke energi terbarukan seperti
bahan bakar nabati, panas bumi, tenaga air dan tenaga surya atau bahkan nuklir.
Dan langkah terakhir yaitu, mempersiapkan infrastruktur energi termasuk perangkat
hukum, riset, pembiayaan. dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Kalau tidak
disiapkan dari sekarang, sulit bagi kiranya Indonesia untuk memasuki tahapan konversi
energi yang berikutnya yaitu dari energi fosil menjadi energi terbarukan. Ketergantungan
terhadap energi fosil perlu diakhiri dengan memanfaatkan potensi sumber-sumber energi
alternatif yang ada sehingga ketersediaan energi akan lebih terjamin.
Perlu sebuah kebijakan untuk mengatasi kelangkaan energi yang semakin parah dan
pertumbuhan energi yang sangat tinggi. Lantas bagaimana dalam jangka panjang, bangsa
ini bisa memenuhi kebutuhan energinya yang setiap tahun terus meningkat. Penghematan
memang mutlak harus dilakukan namun, pengembangan sumber sumber energi alternatif
yang tentunya bersifat renewable dan ramah lingkungan juga mutlak dikerjakan.
Ada banyak kebijakan yang biasa telah diambil oleh pemerintah dalam rangka
memperpanjang penggunaan cadangan energi nasional. Kebijakan yang dapat diambil
atau yang telah berjalan pada bidang energi adalah :
1. Intensifikasi Energi: adalah kegiatan pemanfaatan energi secara besar-besaran.
2. Diversifikasi Energi: adalah kegiatan penganekaragaman jenis jenis energi
3. Harga Energi: pengaturan harga energi agar jumlah energi yang dipakai terbatas
4. Konservasi energi: konservasi energi adalah kegiatan pemanfaatan energi secara efisien
dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar benar diperlukan
untuk menunjang pembangunan nasional.
Konservasi (penghematan) energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan
energi atau penggunaan energi yang optimal sesuai dengan kebutuhan sehingga akan
menurunkan biaya energi yang dikeluarkan (hemat energi hemat biaya).
Tujuan konservasi energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam
yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan
energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi.
Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana
manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan
mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat
menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan
negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan
dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna
komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan
penghematan energi.
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi.
Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita,
sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi.
Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit
energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas
dalam memilih metode produksi energi.
Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting
dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan
digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat
diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam
menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.
Teknologi Konservasi Energi dikembangkan melalui pemanfaatan energi secara
efisien dan rasional, serta memanfaatkan sumber daya alam yang berupa sumber energi
alternatif.
Alasan Penerapan Efisiensi Energi
1. menurunkan biaya energi
2. menurunkan biaya produksi
3. menurunkan konsumsi energi
4. menurunkan emisi gas rumah kaca
5. menurunkan emisi gas lain (SOx , NOx)
6. meningkatkan kwalitas produk
7. memperbaiki fungsi lingkungan secara keseluruhan
8. meningkatkan reputasi/pengakuan
9. meningkatkan kesehatan & keselamatan kerja (K3)
10. meningkatkan kepatuhan thd peraturan/ISO 14001
11. mempersiapkan Protokol Kyoto/Cleean Dev.Mechanism (CDM)
Efisiensi energi meliputi :
1. Peralatan energi Listrik :
a. Motor listrik
b. Fan dan blower
c. Pompa dan sistem pemompaan
d. Menara pendingin
e. AC dan alat pendingin
f. Kompressor dan sistem udara tekan
2. Peralatan energi thermal :
a. Bahan bakar dan pembakaran
b. Boiler dan pemanas fluida thermis
c. Distribusi steam,penggunaan dan isolasi
d. Pemanfaatan limbah panas
e. Kogenerasi
f. Alat penukar panas
Pemanfaatan Energi Alternatif, contoh:
1. ENERGI AIR.
A. Mikrohidro
Diaplikasikan dalam bentuk Pembangkit listrik tenaga mikrohidro, dgn syarat:
a. Merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan.
b. Dapat ditanggulangi oleh usaha swadaya masyarakat.
c. Usaha kelistrikan dari PLTMH secara ekonomi dapat dipertanggung jawabkan.
B. Pompa hidran
pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak
faksi air lainnya untuk mendorong ke tempat yang lebih tinggi
2. ENERGI ANGIN.
A. Turbin Angin.
Merupakan kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan
menggunakan prinsip konversi energi kinetik menjadi listrik. Angin yang bergerak
memiliki energi kinetik. Energi tersebut bisa diubah menjadi energi mekanik, misalnya
untuk menjalankan pompa air, untuk selanjutnya diubah menjadi listrik.
B. Kincir angin.
Kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. pada awalnya dibuat
untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi,
keperluan irigasi, dll. Kincir angin mengkonversikan tenaga putar baling-baling ke tenaga
mekanik yang kemudian digunakan untuk mengungkit pompa air sederhana yang sudah
lazim digunakan oleh para petani untuk melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi,
dll.
3. ENERGI SURYA.
A. Water heating.
Pemanfaatan sinar matahari untuk penghangat air.
B. Photovoltaics.
sinar matahari diubah menjadi arus listrik searah (direct current).
4. ENERGI GELOMBANG.
A.LIMPET.
Cara Kerja: tabung beton dipasang di ketinggian tertentu di pantai, ujungnya di bawah
permukaan air laut. Ketika ombak datang kemudian air di dalam tabung mendorong udara
di bagian tabung yang terletak di darat. Ketika Ombak surut maka terjadi gerakan udara
yang sebaliknya dalam tabung.
B. Tapered Channel.
Menampung hempasan air laut ke dalam suatu kolam reservoir sekitar 2 meter. Air dalam
reservoir dialirkan ke sebuah dum untuk memutar turbin pembangkit listrik. Terdiri dari 3
bangunan utama : saluran masuk air, reservoir (penampungan) dan pembangkit. Paling
penting : pemodifikasian bangunan saluran air berbentuk U yang bertujuan untuk
menaikkan air laut ke reservoir.
C. Tide Energy.
Pada prinsipnya peristiwa pasang surut dapat dikonversikan menjadi energi listrik atas
dasar perbedaan tinggi permukaan air laut saat pasang dan surut.
3.1 Pencemaran Energi Terhadap Lingkungan Pencemaran
adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air
atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air atau udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk
mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri
dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan
dengan menetapkan baku mutu lingkungan.Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi
dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat
akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Jumlah
penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi
pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh
dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi
yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya.Secara langsung atau tidak
langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar
yang berbahaya. Pencemaran udara terutama
di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu
kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar
fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang
umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran
hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya)
menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara.
Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan
kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar
88,90% (Bapedal, 1992). Secara umum, kegiatan
eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan
iklim, air dan tanah).
Dampak negatif penggunaan energi fosil sangat berpengaruh terhadap manusia dan
lingkungan. Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya:
minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2),
nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara
(hujan asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran
bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari
proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara,
sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,
setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi
ke udara dapat membentuk asam sulfat(H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan
asam. Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat.
Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil
dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan
asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk
pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di
dalamnya.
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,
SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan
industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi
jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara.
Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga
terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar
matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer
menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan
permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,
dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana.
Metana merupakan salahsatugasrumahkacayangmenyebabkanpemasananglobal.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara
menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang
sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan
dari gas bumi hanya 1,5 ton.
5 Jenis Penyakit Akibat Pencemaran Udara
Tahukah anda ada bermacam penyakit yang setiap saat bisa menggerogoti tubuh
manusia, salahsatunya disebabkan oleh faktor pencemaran udara. Pencemaran udara oleh
partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat pula disebabkan karena
ulah manusia, lewat kegiatan industri dan teknologi. Partikel yang mencemari udara
banyak macam dan jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan
teknologi yang ada. Mengenai macam dan jenis partikel pencemar udara serta sumber
pencemarannya telah banyak
Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman,
hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat merugikan kesehatan manusia. Pada
umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis.
Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke
dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan
menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang
berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan
partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian
tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam
kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang
dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya
partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pnemokoniosis
banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam
paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang
memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis,
Antrakosis dan Beriliosis.
1. Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini
banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak
terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.
Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas
SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama-sama
dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2
sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan
segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru
dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-
batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang,
gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-
parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan
semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan
mengakibatkan kegagalan kerja jantung. Tempat
kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan
keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini
belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan
dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita
sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale
dan penyakit saluran pernapasan lainnya.
Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat
membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data
kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat
untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu-waktu diperlukan.
2. Penyakit Asbestosis
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat,
namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada
pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik
beratap asbes dan lain sebagainya.
Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala
sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya
akan tampak membesar atau melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka
akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai
macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan
kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
3. Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh
pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-
paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas,
pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang
menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi
dan lain sebagainya. Masa
inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit
bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu
hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang
menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi
alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan
gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut
biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan
emphysema.
4. Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau
pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa
batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara,
serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan
juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan
adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat
maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini
terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam,
yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit
tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan
waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit
antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang
memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni
lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema.
Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari
sumber penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah
dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari
fototorak yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan
debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru.
5. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni,
oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran
pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan
nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam,
batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja
industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik
fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan
penunjang industri nuklir.
Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk
silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau
delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa
berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam
tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang
mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini
ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh
karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat
dengan pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus-menerus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahan bakar fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbarui dan keberadaanya
mulai berkurang sekarang ini, dan salah satunya adalah solar, bahan bakar jenis ini
memiliki banyak dampak bagi lingkungan kita dan menyebabkan krisis energi bila
digunakan berlebihan.
Untuk mengatasi masalah diatas, kita mutlak untuk melakukan penghematan energi
di bumi ini , dalam segala aspek. Namun penghematan saja tidak cukup untuk
mengantisipasi hal ini karena semakin bertambah nya jumlah penduduk yang semakin
padat, dan semuanya juga membutuhkan energi.
Salah satu cara mengatasi masalah ini dengan melakukan konservasi energi
menggunakan energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pengganti bahan
bakar fosil ini. Di indonesia banyak energi alternatif yang tersedia. Manfaat dari energi
alternatif ini cukup banyak, mulai dari ramah lingkungan, tidak merusak dan dapat
menjaga kelestarian alam tanpa menimbulkan penyakit terhadap makhluk hidup
khususnya manusia, dan bermanfaat di bidang ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
http://ismantoalpha.blogspot.com/2009/12/mengatasi-krisis-energi-dengan.html diakses
pada pukul 15.30 10 mei 2014
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/listrik-electro/1060-
jos1 diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014
http://listrikindonesia.com/potret_konservasi__di_indonesia_333.htm diakses pada pukul
15.30 10 mei 2014
http://vantheyologi.wordpress.com/2010/05/05/konservasi-energi-untuk-kesejahteraan-
manusia/ diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014
http://risqha21.wordpress.com/2011/11/15/59/ diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014

More Related Content

What's hot

S2 2015-291533-chapter1
S2 2015-291533-chapter1S2 2015-291533-chapter1
S2 2015-291533-chapter1vina zhang
 
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan AnginPemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan AnginEthelbert Phanias
 
Membangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energiMembangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energiSaoloan Naiborhu
 
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo VoltaicPemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo VoltaicFani Diamanti
 
Makalah materi & energi kel.2
Makalah materi & energi kel.2Makalah materi & energi kel.2
Makalah materi & energi kel.2Neneng Lestari Sy
 
Copy of ths peran bioenergidanarahutamalitbangrap
Copy of ths peran bioenergidanarahutamalitbangrapCopy of ths peran bioenergidanarahutamalitbangrap
Copy of ths peran bioenergidanarahutamalitbangrapAdi Intan Mulyana
 
Pp no 79 2014 kebijakan energi nasional
Pp no 79 2014 kebijakan energi nasionalPp no 79 2014 kebijakan energi nasional
Pp no 79 2014 kebijakan energi nasionalazrashafira
 
Tantangan dan peluang energi alternatif
Tantangan dan peluang energi alternatifTantangan dan peluang energi alternatif
Tantangan dan peluang energi alternatifKhoirunnisah SR
 
2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-meti
2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-meti2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-meti
2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-metiInstansi
 
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...Ethelbert Phanias
 
Sumber Energi Alternatif & Makanan Sebagai Sumber Energi
Sumber Energi Alternatif & Makanan Sebagai Sumber EnergiSumber Energi Alternatif & Makanan Sebagai Sumber Energi
Sumber Energi Alternatif & Makanan Sebagai Sumber EnergiDimas Rama
 
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanPengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanCahya Panduputra
 
Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)
Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)
Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)Dimaz Muda
 

What's hot (20)

Pkn
PknPkn
Pkn
 
Sde tm11
Sde tm11Sde tm11
Sde tm11
 
Sumber tenaga
Sumber tenagaSumber tenaga
Sumber tenaga
 
S2 2015-291533-chapter1
S2 2015-291533-chapter1S2 2015-291533-chapter1
S2 2015-291533-chapter1
 
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan AnginPemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
 
Membangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energiMembangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energi
 
Go green dengan energi nuklir
Go green dengan energi nuklirGo green dengan energi nuklir
Go green dengan energi nuklir
 
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo VoltaicPemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
 
Makalah materi & energi kel.2
Makalah materi & energi kel.2Makalah materi & energi kel.2
Makalah materi & energi kel.2
 
Copy of ths peran bioenergidanarahutamalitbangrap
Copy of ths peran bioenergidanarahutamalitbangrapCopy of ths peran bioenergidanarahutamalitbangrap
Copy of ths peran bioenergidanarahutamalitbangrap
 
Pp no 79 2014 kebijakan energi nasional
Pp no 79 2014 kebijakan energi nasionalPp no 79 2014 kebijakan energi nasional
Pp no 79 2014 kebijakan energi nasional
 
Tri
TriTri
Tri
 
Tantangan dan peluang energi alternatif
Tantangan dan peluang energi alternatifTantangan dan peluang energi alternatif
Tantangan dan peluang energi alternatif
 
2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-meti
2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-meti2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-meti
2 bagaimana masyarakat_berkontribusi-arya_rezavidi-meti
 
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
 
Sumber Energi Alternatif & Makanan Sebagai Sumber Energi
Sumber Energi Alternatif & Makanan Sebagai Sumber EnergiSumber Energi Alternatif & Makanan Sebagai Sumber Energi
Sumber Energi Alternatif & Makanan Sebagai Sumber Energi
 
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
 
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanPengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
 
Kebutuhan energi listrik
Kebutuhan energi listrikKebutuhan energi listrik
Kebutuhan energi listrik
 
Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)
Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)
Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)
 

Similar to Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdfgambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdfRahmatNuzulHidayat
 
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptxSeminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptxExcellinoNehemiaLaks
 
2 sumber daya alam
2 sumber daya alam2 sumber daya alam
2 sumber daya alamtopanogan
 
S2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionS2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionswirawan
 
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_ryki periwaldi
 
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...ryki periwaldi
 
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_ryki periwaldi
 
Handout Science Class Energi Terbarukan 2020
Handout Science Class Energi Terbarukan 2020Handout Science Class Energi Terbarukan 2020
Handout Science Class Energi Terbarukan 2020MohammadAnandaRezaKu
 
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.kTugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.kAkbarNugratama
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptxKholidahUINWalisongo
 
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdfLawranceAling1
 

Similar to Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup (20)

gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdfgambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
 
Potensi Hutan
Potensi HutanPotensi Hutan
Potensi Hutan
 
252832430 Studi Kelayakan
252832430 Studi Kelayakan252832430 Studi Kelayakan
252832430 Studi Kelayakan
 
Studi kelayakan
Studi kelayakanStudi kelayakan
Studi kelayakan
 
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptxSeminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
 
Keterbatasan Energi.pptx
Keterbatasan Energi.pptxKeterbatasan Energi.pptx
Keterbatasan Energi.pptx
 
Makalah greenpeace nuklir
Makalah greenpeace nuklirMakalah greenpeace nuklir
Makalah greenpeace nuklir
 
Macam macam energi
Macam macam energiMacam macam energi
Macam macam energi
 
uiui.pdf
uiui.pdfuiui.pdf
uiui.pdf
 
2 sumber daya alam
2 sumber daya alam2 sumber daya alam
2 sumber daya alam
 
S2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionS2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introduction
 
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
 
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
 
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
 
Handout Science Class Energi Terbarukan 2020
Handout Science Class Energi Terbarukan 2020Handout Science Class Energi Terbarukan 2020
Handout Science Class Energi Terbarukan 2020
 
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.kTugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
 
Green Power
Green PowerGreen Power
Green Power
 
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
 
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
 

More from N'fall Sevenfoldism

Energi Biomassa : biofuel, biodiesel, biogas,bioetanol
Energi Biomassa : biofuel, biodiesel, biogas,bioetanolEnergi Biomassa : biofuel, biodiesel, biogas,bioetanol
Energi Biomassa : biofuel, biodiesel, biogas,bioetanolN'fall Sevenfoldism
 
Paper Pusat Listrik Tenaga Surya Satelit
Paper Pusat Listrik Tenaga Surya SatelitPaper Pusat Listrik Tenaga Surya Satelit
Paper Pusat Listrik Tenaga Surya SatelitN'fall Sevenfoldism
 
Kebijakan Nasional Untuk Energi Nasional
Kebijakan Nasional Untuk Energi NasionalKebijakan Nasional Untuk Energi Nasional
Kebijakan Nasional Untuk Energi NasionalN'fall Sevenfoldism
 
Paper sumber daya energi energi nuklir
Paper sumber daya energi energi nuklirPaper sumber daya energi energi nuklir
Paper sumber daya energi energi nuklirN'fall Sevenfoldism
 
Presentasi cerobong surya dan kolam surya
Presentasi cerobong surya dan kolam suryaPresentasi cerobong surya dan kolam surya
Presentasi cerobong surya dan kolam suryaN'fall Sevenfoldism
 
Paper sde teknologi batu bara bersih
Paper sde teknologi batu bara bersihPaper sde teknologi batu bara bersih
Paper sde teknologi batu bara bersihN'fall Sevenfoldism
 

More from N'fall Sevenfoldism (9)

Energi Hidrogen
Energi HidrogenEnergi Hidrogen
Energi Hidrogen
 
Energi Biomassa : biofuel, biodiesel, biogas,bioetanol
Energi Biomassa : biofuel, biodiesel, biogas,bioetanolEnergi Biomassa : biofuel, biodiesel, biogas,bioetanol
Energi Biomassa : biofuel, biodiesel, biogas,bioetanol
 
Paper Pusat Listrik Tenaga Surya Satelit
Paper Pusat Listrik Tenaga Surya SatelitPaper Pusat Listrik Tenaga Surya Satelit
Paper Pusat Listrik Tenaga Surya Satelit
 
Kebijakan Nasional Untuk Energi Nasional
Kebijakan Nasional Untuk Energi NasionalKebijakan Nasional Untuk Energi Nasional
Kebijakan Nasional Untuk Energi Nasional
 
Paper sumber daya energi energi nuklir
Paper sumber daya energi energi nuklirPaper sumber daya energi energi nuklir
Paper sumber daya energi energi nuklir
 
Presentasi cerobong surya dan kolam surya
Presentasi cerobong surya dan kolam suryaPresentasi cerobong surya dan kolam surya
Presentasi cerobong surya dan kolam surya
 
Paper sde teknologi batu bara bersih
Paper sde teknologi batu bara bersihPaper sde teknologi batu bara bersih
Paper sde teknologi batu bara bersih
 
Meninggalkan shalat
Meninggalkan shalatMeninggalkan shalat
Meninggalkan shalat
 
Teknologi batubara bersih
Teknologi batubara bersihTeknologi batubara bersih
Teknologi batubara bersih
 

Recently uploaded

2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxMuhamadIrfan190120
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompeteIwanBasinu1
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierbudi194705
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf114210034
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 

Recently uploaded (19)

2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 

Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

  • 1. Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi Terhadap Lingkungan Hidup Nama Anggota Kelompok 8 : 1. Rama Rizky Linggawana 2013-11-284 2. Ferdhon Kukuh Priambudi 2013-11-286 3. Aditya Pambudi Nugroho 2013-11-287 4. Lamartupa Simarmata 2013-11-288 Kelas : G S1 Teknik Elektro STT-PLN Jakarta 2014 BAB I PENDAHULUAN
  • 2. 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk tiap tahunnya sangatlah pesat, kita lihat saja di Indonesia, saat ini jumlah penduduknya sudah lebih dari 250 juta jiwa. Setiap pemduduk pasti melakukan aktifitas yang memanfaatkan berbagai sumber energi . memang terlihat dari hukum kekelan energi yang mengatakan bahwa energi tidak bisa di musnahkan. Namun bukan berarti kita bersikap komsutif dalam pemanfaatan energi di bumi. Menurut pandangan saya, penghematan energi sangatlah di perlukan . bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk anak cucu kita di masa depan. tetapi jika kebutuhan akan energi juga banyak bagaimana cara mengatasinya. Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dicarikan jalan keluarnya saat ini adalah masalah energi, baik untuk keperluan rumah tangga, maupun untuk industri dan transportasi. Terkait dengan masalah tersebut, salah satu kebijakan pemerintah ialah rencana pengurangan penggunaan bahan bakar minyak tanah untuk keperluan rumah tangga termasuk untuk keperluan energi industri kecil. Sejalan dengan itu pemerintah juga mendorong upaya-upaya untuk penggunaan sumber-sumber energi alternatif lainnya yang dianggap layak dilihat dari segi teknis, ekonomi, dan lingkungan seperti biofuel, biogas, briket arang dan lain sebagainya. Perkembangan penelitian di bidang bioenergi, bukanlah barang baru di dunia ini. Penjajakan peluang aplikasi bioenergi untuk di industrialisasi telah lama didengungkan, dan sekarang telah memasuki tahapan produksi secara massal dan siap di komersialisasikan. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, bioenergi akan menjadi alternatif dan mampu bersaing dengan minyak dan gas bumi (migas) dalam mempertahankan ketahanan energi di dunia. Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk menjadi lumbung bioenergi dunia. Potensi yang benar-benar tidak dapat diabaikan adalah tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan tanaman-tanaman yang potensial sebagai sumber bahan baku bioenergi. Disini yang dimaksud bioenergi sudah termasuk pemanfaatan biomassa, biodiesel, bioetanol, dan biogas sebagai sumber energi alternatif. Konsumsi energi dipenuhi oleh energi komersial antara lain dalam bentuk bahan bakar minyak, gas, listrik, briket batubaraan Energy tradisional yang belum memanfaatkan teknologi antara lain dalam bentuk panas matahari dan biomassa
  • 3. Konsumsi energi meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. Grafik Perbandingan Konsumsi Energi 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana pertumbuhan energi saat ini? 2. Mengapa diperlukan knservasi energi? 3. Dampak pencemaran apa yang disebabkan energi terhadap lingkungan? 1.3 Batasan Masalah Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksud dari pembatasan masalah ini adalah agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu melebar sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan di teliti adalah : 1. Objek penelitian adalah pertumbuhan penggunaan energi, konservasi energi, dan pencemaran energi terhadap lingkungan hidup. 2. Penelitian bersifat dekriptif, yang bertujuan menggambarkan fakta-fakta yang terjadi saat ini tentang pertumbuhan penggunaan energi, konservasi energi, dan pencemaran energi terhadap lingkungan hidup. BAB II PEMBAHASAN
  • 4. 2.1 Pertumbuhan Penggunaan Energi Kebutuhan energi listrik global dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan energi listrik tersebut sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan pesatnya perkembangan di sektor industri. Guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), maka pemerintah Indonesia telah menyusun kebijakan energi nasional dengan melakukan pendekatan yang terintegrasi dengan memperhatikan dan mempertimbangkan masalah konservasi serta kemampuan daya dukung dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu eksploitasi terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia harus memperhatikan kebutuhan generasi sekarang baik secara ekonomis, ekologis maupun sosial tanpa mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang. Sampai saat ini masalah kebutuhan energi dunia masih didominasi oleh sumber energi tak terbarukan (fosil). Pemanfaatan sumber energi fosil, seperti minyak bumi, gas dan batubara, secara alamiah dari tahun ke tahun jumlahnya semakin menipis dan terbatas. Disamping itu dampak dari penggunaan energi fosil, mulai dari proses penyediaan, pengolahan, transportasi dan hingga sampai padapemanfaatan, terutama terkait dengan masalah pemanfaatan kebutuhan energi di sektor transportasi sampai saat ini masih menggunakan sumber energi fosil. Mengingat kecenderungan penggunaan energi fosil yang cenderung semakin meningkat dengan jumlah produksi semakin menipis dan terbatas. Disamping itu, terutama terkait dengan masalah dampak perubahan iklim (climate change) yang ditimbulkan akibat penggunaan energi fosil. Maka dari itu, perubahan cara pandang negara-negara di dunia mulai cenderung mengurangi penggunaan sumber energi fosil dan mengalihkan perhatiannya pada pemanfaatan sumber energi terbarukan (renewable energy source) sebagai sumber energi pengganti masa depan ramah lingkungan. Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), menunjukan bahwa permintaan kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan. hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. Sebagaian besar atau sekitar 80% kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari bahan bakar fosil. Tabel 1 Kebutuhan energi primer dunia sampai tahun 2030.
  • 5. Berdasarkan proyeksi Badan Energi Dunia (IEA) selama periode 2006-2030, permintaan energi dunia sebagian besar didominaasi dari negara-negara non OECD yakni sebesar 87 %. Pertumbuhan permintaan energi China diproyeksikan paling besar dibandikan dengan kawasan lainnya. India, belakangan ini juga memperlihatkan pertumbuhan permintaan energi cukup besar satu tingkat dibawah China. Berdasarkan data, bahwa pertumbuhan energi pada periode tersebut, juga ditandai dengan menempatkan posisi batubara sebagai urutan ke dua terpenting pemasok sumber energi setelah minyak. Pemakaian batubara diperkirakan mengalami peningkatan tiga kali lipat hingga 2030. Sebesar 97% pemakaian batubara adalah non OECD dengan China mengkonsumsi dua pertiga terbesar di dunia. Posisi batubara dalam memasok energi sejalan dengan meningkatnya permintaan pembangunan pembangkit listrik di sejumlah kawasan yang didorong pula oleh pertumbuhan ekonomi dan pendapatan. Pertumbuhan permintaan batubara diproyeksikan tumbuh sekitar 2% per tahun (pada periode 2006-2007 permintaan batubara tumbuh 4,8%). Terhadap permintaan energi dunia batubara menyumbang 26% tahun 2006 menjadi 29%. Posisi kedua setelah batubara, pasokan energi dunia secara berurutan disumbang oleh gas, biomasa, nuklir, hydro dan sumber energi baru dan terbarukan. Peran sumber energi baru dan terbarukan (EBT) untuk kelistrikan memperlihat terus mengalami peningkatan. Diproyeksikan mulai 2010 peran energi baru dan terbarukan dalam kelistrikan menduduki posisi ke dua setelah batubara dan hydro.
  • 6. Meskipun demikian, berdasarkan analisa dari IEA kecenderungan pemakaian energi dunia masih dibayang-bayangi beragam masalah terkait dengan aspek sosial, lingkungan dan ekonomi. Keamanan cadangan dan impor minyak dan gas semakin sangat bergantung kepada OPEC. Pada sisi lain peningkatan pemakaian bahan bakar fosil memicu perubahan iklim. Untuk itu sebagai upaya meredam perubahan iklim global, maka Badan Energi Dunia (IEA) menganjurkan pemakaian energi yang bersih dan efisien guna menekan naiknya emisi gas karbon. 2.2 Konservasi Energi Pertama, adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi. Kedua, upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam.Ketiga, pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau transformasi fisik. Keempat, upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan. Kelima, suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya. Di Indonesia, konservasi pada awalnya istilah yang banyak digunakan pada sumber daya alam. Konservasi sumber daya alam ini secara sederhana dibagi menjadi tiga periode, yaitu zaman kerajaan nusantara, zaman kolonial, dan zaman kemerdekaan. Zaman kerajaan nusantara, sebelum abad ke-15, tradisi sakral sangat mewarnai segenap kehidupan masyarakat. Waktu itu sangat kental dengan kepercayaan mistis dan kekuatan alam yang terwujud dalam penabuhan benda-benda, pendirian situs-situs, dan tindakan tertentu. Memasuki periode kedua, zaman kolonial Belanda, praktek pelestarian alam tidak dapat terlepas dari dua peristiwa kecil. Pada 1714, Chastelein mewariskan dua bidang tanah persil seluas 6 ha di Depok kepada para pengikutnya untuk digunakan sebagai Cagar Alam (Natuur Reservaat). Ia mengharapkan agar kawasan tersebut bisa dipertahankan, tidak dipergunakan sebagai area pertanian. Selanjutnya, pada 1889 berdasarkan usulan Direktur Lands Plantentuin (Kebun Raya) Bogor, kawasan hutan alam Cibodas ditetapkan sebagai tempat penelitian flora pegunungan, yang kemudian
  • 7. diperluas hingga pegunungan Gede dan Pangrango pada 1925. Wacana konservasi kembali muncul pada akhir abad 19, tepatnya pada 1896, dimana saat itu pemerintah Kolonial Belanda mendapat tekanan dari luar Hindia Belanda tentang penyelundupan burung cendrawasih secara liar. Saat itu, seorang entomology amatir M.C. Piepers, menyarankan agar dibuat suatu taman nasional seperti Yellowstone National Park yang secara resmi melindungi spesies-spesies terancam punah. Selama pendudukan Jepang (1942– 1945) secara umum kondisi perlindungan alam di Indonesia kurang diperhatikan. Sebelumnya, dalam sejarah pengelolaan jati di Jawa oleh Belanda, pada 1929 telah berhasil menata 31 unit wilayah pengelolaan hutan seluas 627.700 ha. Namun pada saat pendudukan Jepang, telah terjadi eksploitasi besar-besaran dan merugikan. Kemajuan kegiatan konservasi alam di Indonesia juga banyak dirangsang oleh adanya World Conservation Strategy, yang telah disetujui pada waktu sidang umum PBB tanggal 15 Maret 1979. Divesifikasi energi mulai banyak diperbincangkan terkait cadangan minyak bumi dunia yang semakin menipis, sementara kebutuhan terus meningkat. Harga jual bahan bakar minyak (BBM) pun terus melambung tinggi. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia dapat mendorong percepatan dan penambahan jumlah konsumsi energi yang cukup besar sehingga ketersediaannya menjadi sangat strategis. Untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan, pemerintah memandang perlu untuk mengatur dan mengelola energi agar tepat guna. Lahirlah pemikiran tentang konservasi energi. Awal tahun 1980-an, konservasi energi telah dilakukan di Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, kegiatan tersebut agak berkurang. Geothermal yang mulai diekplorasi akhir 1970-an, dan mulai dikembangkan 1980-an, juga hingga kini masih stagnan. Dari 27 giga watt potensi geothermal yang ada di nusantara, baru sekitar 1 – 1,5 giga watt saja yang sudah dimanfaatkan. Sadar akan ketergantungan kepada minyak bumi yang mulai akut, maka pada pertengahan 1990-an, pemerintah mencanangkan program diversifikasi, intensifikasi dan konservasi energi, yang ujungnya mengarah pada pengembangan energi alternatif.
  • 8. Konservasi energi kembali digiatkan karena diamanatkan oleh PP Nomor 70 Tahun 2009 sebagai tindak lanjut dari UU Energi. Kegiatan konservasi energi juga sejalan dengan kebijakan energi bersih. Lahirnya Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang energi memperkuat isu ini, UU ini menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh energi dan merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan pengelolaan sehingga ketersediaan energi dapat terjamin. Mengingat peranan energi sangat penting bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu. Karenanya, konservasi dan diversifikasi energi di Indonesia mutlak dilakukan. secara harfiah, konservasi energi upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Mantan Menteri ESDM mengungkapkan, peraturan itu juga diterbitkan dengan mempertimbangkan bahwa gas bumi merupakan sumber daya alam tak terbarukan sehingga perlu diatur pemanfaatannya secara berkesinambungan untuk kemakmuran rakyat yang berorientasi pada azas kemanfaatan. Mengingat akan penting dan strategisnya ketahanan energi, maka stabilitas pasokan energi masa kini dan dimasa mendatang merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar- tawar lagi. Ketergantungan terhadap minyak bumi baik untuk bahan bakar pembangunan maupun peningkatan penghasilan negara menjebak Indonesia. Untuk keluar dari kondisi tersebut Indonesia perlu dan mampu menjadi ekonomi energi yang solid. Sementara itu Menteri ESDM di era Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I, Purnomo Yusgiantoro menguraikan beberapa langkah untuk dapat keluar dari kondisi tersebut. Pertama mengubah mentalitas minyak bumi menjadi mentalitas energi. Pengalihan mentalitas tersebut sudah dilakukan melalui program diversifikasi dan konservasi energi secara nasional, sistematis, cepat dan terukur. Diversifikasi termasuk upaya konversi atau peralihan dari energi minyak menjadi non
  • 9. minyak seperti gas dan batubara. Keberhasilan pemerintah dan masyarakat selama dua tahun terakhir dalam mendukung konversi minyak tanah menjadi elpiji perlu diteruskan dan ditingkatkan. Konservasi energi termasuk upaya penghematan konsumsi BBM secara terencana dan terukur. Pengurangan subsidi BBM telah memaksa konsumen rumah tangga dan industri untuk lebih hemat dalam mengkonsumsi BBM. Langkah selanjutnya adalah memasukkan program konservasi dan diversifikasi energi ke dalam struktur pembangunan nasional. Caranya antara lain dengan memaksa konversi penggunaan energi fosil yang tidak terbarukan ke energi terbarukan seperti bahan bakar nabati, panas bumi, tenaga air dan tenaga surya atau bahkan nuklir. Dan langkah terakhir yaitu, mempersiapkan infrastruktur energi termasuk perangkat hukum, riset, pembiayaan. dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Kalau tidak disiapkan dari sekarang, sulit bagi kiranya Indonesia untuk memasuki tahapan konversi energi yang berikutnya yaitu dari energi fosil menjadi energi terbarukan. Ketergantungan terhadap energi fosil perlu diakhiri dengan memanfaatkan potensi sumber-sumber energi alternatif yang ada sehingga ketersediaan energi akan lebih terjamin. Perlu sebuah kebijakan untuk mengatasi kelangkaan energi yang semakin parah dan pertumbuhan energi yang sangat tinggi. Lantas bagaimana dalam jangka panjang, bangsa ini bisa memenuhi kebutuhan energinya yang setiap tahun terus meningkat. Penghematan memang mutlak harus dilakukan namun, pengembangan sumber sumber energi alternatif yang tentunya bersifat renewable dan ramah lingkungan juga mutlak dikerjakan. Ada banyak kebijakan yang biasa telah diambil oleh pemerintah dalam rangka memperpanjang penggunaan cadangan energi nasional. Kebijakan yang dapat diambil atau yang telah berjalan pada bidang energi adalah : 1. Intensifikasi Energi: adalah kegiatan pemanfaatan energi secara besar-besaran. 2. Diversifikasi Energi: adalah kegiatan penganekaragaman jenis jenis energi 3. Harga Energi: pengaturan harga energi agar jumlah energi yang dipakai terbatas 4. Konservasi energi: konservasi energi adalah kegiatan pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar benar diperlukan
  • 10. untuk menunjang pembangunan nasional. Konservasi (penghematan) energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi atau penggunaan energi yang optimal sesuai dengan kebutuhan sehingga akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan (hemat energi hemat biaya). Tujuan konservasi energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghematan energi. Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi. Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi. Teknologi Konservasi Energi dikembangkan melalui pemanfaatan energi secara efisien dan rasional, serta memanfaatkan sumber daya alam yang berupa sumber energi
  • 11. alternatif. Alasan Penerapan Efisiensi Energi 1. menurunkan biaya energi 2. menurunkan biaya produksi 3. menurunkan konsumsi energi 4. menurunkan emisi gas rumah kaca 5. menurunkan emisi gas lain (SOx , NOx) 6. meningkatkan kwalitas produk 7. memperbaiki fungsi lingkungan secara keseluruhan 8. meningkatkan reputasi/pengakuan 9. meningkatkan kesehatan & keselamatan kerja (K3) 10. meningkatkan kepatuhan thd peraturan/ISO 14001 11. mempersiapkan Protokol Kyoto/Cleean Dev.Mechanism (CDM) Efisiensi energi meliputi : 1. Peralatan energi Listrik : a. Motor listrik b. Fan dan blower c. Pompa dan sistem pemompaan d. Menara pendingin e. AC dan alat pendingin f. Kompressor dan sistem udara tekan 2. Peralatan energi thermal :
  • 12. a. Bahan bakar dan pembakaran b. Boiler dan pemanas fluida thermis c. Distribusi steam,penggunaan dan isolasi d. Pemanfaatan limbah panas e. Kogenerasi f. Alat penukar panas Pemanfaatan Energi Alternatif, contoh: 1. ENERGI AIR. A. Mikrohidro Diaplikasikan dalam bentuk Pembangkit listrik tenaga mikrohidro, dgn syarat: a. Merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan. b. Dapat ditanggulangi oleh usaha swadaya masyarakat. c. Usaha kelistrikan dari PLTMH secara ekonomi dapat dipertanggung jawabkan. B. Pompa hidran pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke tempat yang lebih tinggi 2. ENERGI ANGIN.
  • 13. A. Turbin Angin. Merupakan kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan prinsip konversi energi kinetik menjadi listrik. Angin yang bergerak memiliki energi kinetik. Energi tersebut bisa diubah menjadi energi mekanik, misalnya untuk menjalankan pompa air, untuk selanjutnya diubah menjadi listrik. B. Kincir angin. Kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Kincir angin mengkonversikan tenaga putar baling-baling ke tenaga mekanik yang kemudian digunakan untuk mengungkit pompa air sederhana yang sudah lazim digunakan oleh para petani untuk melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. 3. ENERGI SURYA. A. Water heating. Pemanfaatan sinar matahari untuk penghangat air. B. Photovoltaics. sinar matahari diubah menjadi arus listrik searah (direct current). 4. ENERGI GELOMBANG. A.LIMPET. Cara Kerja: tabung beton dipasang di ketinggian tertentu di pantai, ujungnya di bawah permukaan air laut. Ketika ombak datang kemudian air di dalam tabung mendorong udara di bagian tabung yang terletak di darat. Ketika Ombak surut maka terjadi gerakan udara yang sebaliknya dalam tabung.
  • 14. B. Tapered Channel. Menampung hempasan air laut ke dalam suatu kolam reservoir sekitar 2 meter. Air dalam reservoir dialirkan ke sebuah dum untuk memutar turbin pembangkit listrik. Terdiri dari 3 bangunan utama : saluran masuk air, reservoir (penampungan) dan pembangkit. Paling penting : pemodifikasian bangunan saluran air berbentuk U yang bertujuan untuk menaikkan air laut ke reservoir. C. Tide Energy. Pada prinsipnya peristiwa pasang surut dapat dikonversikan menjadi energi listrik atas dasar perbedaan tinggi permukaan air laut saat pasang dan surut. 3.1 Pencemaran Energi Terhadap Lingkungan Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air atau udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya.Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya. Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
  • 15. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal, 1992). Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Dampak negatif penggunaan energi fosil sangat berpengaruh terhadap manusia dan lingkungan. Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global). Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat(H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk
  • 16. pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang. Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salahsatugasrumahkacayangmenyebabkanpemasananglobal. Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton. 5 Jenis Penyakit Akibat Pencemaran Udara Tahukah anda ada bermacam penyakit yang setiap saat bisa menggerogoti tubuh manusia, salahsatunya disebabkan oleh faktor pencemaran udara. Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat pula disebabkan karena ulah manusia, lewat kegiatan industri dan teknologi. Partikel yang mencemari udara banyak macam dan jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi yang ada. Mengenai macam dan jenis partikel pencemar udara serta sumber pencemarannya telah banyak
  • 17. Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat merugikan kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis. Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan. Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis. 1. Penyakit Silikosis Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama-sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu. Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru
  • 18. dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk- batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru- parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung. Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu-waktu diperlukan. 2. Penyakit Asbestosis Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar atau melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
  • 19. 3. Penyakit Bisinosis Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru- paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya. Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema. 4. Penyakit Antrakosis Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis. Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit
  • 20. antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema. Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru. 5. Penyakit Beriliosis Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir. Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus-menerus.
  • 21. BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Bahan bakar fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbarui dan keberadaanya mulai berkurang sekarang ini, dan salah satunya adalah solar, bahan bakar jenis ini memiliki banyak dampak bagi lingkungan kita dan menyebabkan krisis energi bila digunakan berlebihan. Untuk mengatasi masalah diatas, kita mutlak untuk melakukan penghematan energi di bumi ini , dalam segala aspek. Namun penghematan saja tidak cukup untuk mengantisipasi hal ini karena semakin bertambah nya jumlah penduduk yang semakin padat, dan semuanya juga membutuhkan energi. Salah satu cara mengatasi masalah ini dengan melakukan konservasi energi menggunakan energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pengganti bahan bakar fosil ini. Di indonesia banyak energi alternatif yang tersedia. Manfaat dari energi alternatif ini cukup banyak, mulai dari ramah lingkungan, tidak merusak dan dapat menjaga kelestarian alam tanpa menimbulkan penyakit terhadap makhluk hidup khususnya manusia, dan bermanfaat di bidang ekonomi.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA http://ismantoalpha.blogspot.com/2009/12/mengatasi-krisis-energi-dengan.html diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014 http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/listrik-electro/1060- jos1 diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014 http://listrikindonesia.com/potret_konservasi__di_indonesia_333.htm diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014 http://vantheyologi.wordpress.com/2010/05/05/konservasi-energi-untuk-kesejahteraan- manusia/ diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014 http://risqha21.wordpress.com/2011/11/15/59/ diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014