SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Download to read offline
REGRESI BERGANDA
PENDAHULUAN 
Apakah Konsumsi hanya dipengaruhi oleh Pendapatan saja? 
Ada beberapa variabel lain yang berpengaruh, seperti jumlah anggota keluarga, umur anggota keluarga, selera pribadi, dan sebagainya. 
Bila dianggap variabel lain perlu diakomodasikan dalam menganalisis konsumsi, maka Regresi Sederhana dikembangkan menjadi Regresi Berganda.
MODEL 
Yi= 0+ 1X1i+ 2X2i+ 3X3i+ ........+ kXki+ ui 
i = 1,2,3,......., N (banyaknya observasi) 
Contoh Aplikasi: 
Yi= 0+ 1X1+ 2X2+ 3X3+ ui 
Y : Konsumsi 
X1: Pendapatan 
X2: Umur 
X3: Jumlah tanggungan
ESTIMASI 
Teknik Estimasi: Ordinary Least Square 
Estimator: 
b = (XTX)-1XTY 
Bentuk tersebut merupakan persamaan matriks, 
dimana: 
X adalahmatriks data variabel bebas 
XT adalahbentuk transpose matriks X 
(XTX)-1adalahinverse perkalian matriks XTdan X 
Y merupakan vektor data variabel terikat
Pemeriksaan Persamaan Regresi 
Standard Error Koefisien 
Interval Kepercayaan 
Koefisien Determinasi 
Nilai-nilai ekstrim 
Uji Hipotesis: 
–Uji t 
–Uji F
Uji Hipotesis 
Uji-F 
Diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slop) regresi secara bersamaan. 
H0: 1= 2= 3= 4=............= k= 0 
H1: Tidak demikian (paling tidak ada satu slop yang 0) 
Dimana: k adalah banyaknya variabel bebas. 
Regresi sederhana: 
H0: 1= 0 
H1: 10 
Pengujian: Tabel ANOVA (Analysis of Variance).
Uji-F 
 Observasi: Yi = 0 + 1 Xi + ei 
 Regresi: Ŷi = b0 + b1 Xi (catatan: Ŷi merupakan estimasi dari Yi). 
 Bila kedua sisi dikurangi maka: 
Selanjutnya kedua sisi dikomulatifkan: 
SST SSR SSE 
 SST : Sum of Squared Total 
 SSR : Sum of Squared Regression 
 SSE : Sum of Squared Error/Residual 
Y Y Y Y e i i     
(Y Y ) (Y Y e ) i i i      2 2 
(Y Y ) (Y Y ) e i i i      2 2 2 
Y
Uji F 
Tabel ANOVA 
SumberSum of SquaredfMean SquaresF Hitung 
RegresiSSRkMSR = SSR/kF = MSR 
ErrorSSEn-k-1MSE= SSE/(n-k-1) MSE 
TotalSSTn-1 
Dimana df adalah degree of freedom, k adalah jumlah variabel bebas (koefisien slop), dan n jumlah observasi (sampel). 
Bandingkan F Hitdengan Fα(k,n-k-1)
Asumsi-asumsi yang mendasari OLS 
Pendugaan OLS akan bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) jika memenuhi 3 asumsi utama, yaitu: 
–Tidak ada multikolinieritas 
–Tidak mengandung Heteroskedastisitas 
–Bebas dari otokorelasi
Multikolinieritas 
Multikolinieritas: adanya hubungan linier antara regressor. 
Misalkan terdapat dua buah regressor, X1dan X2. Jika X1dapat dinyatakan sebagai fungsi linier dari X2, misal : X1= X2, maka ada kolinieritas antara X1dan X2. Akan tetapi, bila hubungan antara X1dan X2tidak linier, misalnya X1= X22atau X1= log X2, maka X1dan X2tidak kolinier.
Ilustrasi 
Yi= 0+ 1X1 + 2X2+ 3X3+ ui 
Y : Konsumsi 
X1: Total Pendapatan 
X2: Pendapatan dari upah 
X3: Pendapatan bukan dari upah 
Secara substansi: total pendapatan (X1) = pendapatan dari upah (X2) + pendapatan bukan dari upah (X3). Bila model ini ditaksir menggunakan Ordinary Least Square (OLS), maka itidak dapat diperoleh, karena terjadi perfect multicollinearity. Tidak dapatnya diperoleh karena ( XT X )-1, tidak bisa dicari.
Data Perfect Multikolinieritas 
X1 
X2 
X3 
12 
48 
51 
16 
64 
65 
19 
76 
82 
23 
92 
96 
29 
116 
118 
Nilai-nilaiyangterteradalamtabelmenunjukanbahwaAntaraX1danX2 
mempunyaihubungan:X2=4X1.Hubungansepertiinilahyangdisebut 
denganperfectmulticollinearity.
Akibat Multikolinieritas 
Varians besar (dari taksiran OLS) 
Interval kepercayaan lebar (variansi besar  Standar Error besar Interval kepercayaan lebar) 
R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari uji t. 
Terkadang taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan interpretasi.
Kesalahan Interpretasi 
“Interpretasi dari persamaan regresi ganda secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi. Koefisien- koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Namun, interpretasi ini menjadi tidak benar apabila terdapat hubungan linier antara variabel bebas” 
(Chatterjee and Price, 1977).
Ilustrasi 
Konsumsi (Y) 
Pendapatan (X1) 
Kekayaan (X2) 
40 
50 
500 
50 
65 
659 
65 
80 
856 
90 
110 
1136 
85 
100 
1023 
100 
120 
1234 
110 
140 
1456 
135 
190 
1954 
140 
210 
2129 
160 
220 
2267
Ilustrasi 
Model: 
Y = 12,8 –1,414X1+ 0,202 X2 
SE(4,696) (1,199) (0,117) 
t (2,726) (-1,179) (1,721) 
R2= 0,982 
R2relatif tinggi, yaitu 98,2%. Artinya? 
Uji t tidak signifikan. Artinya? 
Koefisien X1 bertanda negatif. Artinya?
Ilustrasi: Model dipecah 
Dampak Pendapatan pada Konsumsi 
Y = 14,148 + 0,649X1 
SE (5,166) (0,037) 
t (2,739) (17,659) 
R2= 0,975 
R2tinggi, Uji t signifikan, dan tanda X1positif. 
Dampak Kekayaan pada Konsumsi 
Y = 13,587 + 0,0635X2 
SE (4,760) (0,003) 
t (2,854) (19,280) 
R2= 0,979 
R2tinggi, Uji t signifikan, dan tanda X2positif. 
X1dan X2menerangkan variasi yang sama. Bila 1 variabel saja cukup, kenapa harus dua?
Mendeteksi Multikolinieritas dengan Uji 
Formal 
1. Eigenvalues dan Conditional Index 
 Aturan yang digunakan adalah: Multikolinieritas ditengarai 
ada didalam persamaan regresi bila nilai Eigenvalues 
mendekati 0. 
 Hubungan antara Eigenvalues dan Conditional Index (CI) 
adalah sebagai berikut: 
eigenvalues 
eigenvalues 
CI 
min 
max 
 
Jika CI berada antara nilai 10 sampai 30: kolinieritas moderat. 
Bila CI mempunyai nilai diatas 30: kolinieritas yang kuat.
2. VIF dan Tolerance 
(1 ) 
1 
VIF 
j 2 
j  R 
 ; j = 1,2,……,k 
k adalah banyaknya variabel bebas 
adalah koefisien determinasi antara variabel bebas ke-j dengan 
variabel bebas lainnya. 
2 
j R 
2 
j R 
2 
j R 
Jika = 0 atau antar variabel bebas tidak berkorelasi, maka nilai VIF = 1. 
Jika ≠ 0 atau ada korelasi antar variabel bebas, maka nilai VIF > 1. 
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kolinieritas tidak ada 
jika nilai VIF mendekati angka 1
Tolerance 
 VIF ini mempunyai hubungan dengan 
Tolerance (TOL), dimana hubungannya 
adalah sebagai berikut: 
 2  
j 1 
1 
TOL j R 
VIF 
   
Variabel bebas dinyatakan tidak multikolinieritas jika 
TOL mendekati 1
Mengatasi kolinieritas 
Melihat informasi sejenis yang ada 
Tidak mengikutsertakan salah satu variabel yang kolinier 
–Banyak dilakukan. 
–Hati-hati, karena dapat menimbulkan specification bias yaitu salah spesifikasi kalau variabel yang dibuang merupakan variabel yang sangat penting. 
Mentransformasikan variabel 
Mencari data tambahan
Heteroskedastisitas(Heteroscedasticity) 
Variasi Error tidak konstan. Umumnya terjadi pada data cross section. Misal datakonsumsi dan pendapatan, atau data keuntungan dan asset perusahaan 020 
40 
60 
80 
100 
120 
0 
2040 
60 
Pola Data Heteroskedastis
Data Heteroskedastisitas 
Fakta: 
–hubungan positif antara X dan Y, dimana nilai Y meningkat searah dengan nilai X. 
–semakin besar nilai variabel bebas (X) dan variabel bebas (Y), semakin jauh koordinat (x,y) dari garis regresi (Error makin membesar) 
–besarnya variasi seiring dengan membesarnya nilai X dan Y. Atau dengan kata lain, variasi data yang digunakan untuk membuat model tidak konstan.
Pemeriksaan Heteroskedastisitas 
1. Metode Grafik 
Prinsip: memeriksa pola residual (ui2) terhadap taksiran Yi. 
Langkah-langkah: 
–Run suatu model regresi 
–Dari persamaan regresi, hitungui2 
–Buat plot antara ui2dan taksiran Yi
Pola Grafik 
ui 
2 
 
i Y 
Pengamatan: 
1.Tidak adanya pola yang sistematis. 
2.Berapapun nilai Y prediksi, residual kuadratnya relatif sama. 
3.Variansi konstan, dan data homoskedastis. 
 
i Y 
,
Pola Adanya Heteroskedastisitas 
Pola sistematis 
ui 
u 2 i 
2 
 
i Y 
 
i Y
Uji Park 
Prinsip: memanfaatkan bentuk regresi untuk melihat adanya heteroskedastisitas. 
Langkah-langkah yang dikenalkan Park: 
1. Run regresi Yi= 0+ 0Xi+ ui 
2. Hitung ln ui2 
3. Run regresi ln ui2= + ln Xi+ vi 
4. Lakukan uji-t. Bila signifikan, maka ada 
heteroskedastisitas dalam data.
Ilustrasi 
Sales 
man 
X 
Y 
Sales 
man 
X 
Y 
Sales 
man 
X 
Y 
1 
2 
10 
11 
15 
80 
21 
32 
180 
2 
3 
15 
12 
17 
90 
22 
33 
185 
3 
4 
20 
13 
18 
95 
23 
34 
190 
4 
5 
25 
14 
19 
100 
24 
37 
205 
5 
7 
35 
15 
20 
105 
25 
39 
215 
6 
8 
40 
16 
22 
120 
26 
40 
220 
7 
10 
50 
17 
23 
125 
27 
42 
230 
8 
11 
60 
18 
25 
135 
28 
43 
235 
9 
12 
65 
19 
27 
145 
29 
44 
240 
10 
13 
70 
20 
30 
160 
30 
45 
245 
Y = rata-rata bonus (dalam ribuan rupiah) 
X = rata-rata sepatu terjual (dalam unit)
Ilustrasi 
Y = -3,1470 + 5,5653 X 
SE (0,0305) R2= 0,9992 
slopesignifikan: Bila sepatu terjual naik 1 unit, maka bonus akan naik Rp.5.563. 
Apakah ada heteroskedastisitas ? 
Run regresi, didapat: 
ln ui2= 6,0393 –2,1116 ln Xi 
SE (0,0090) R2 = 0,9995 
Menurut uji t, signifikan sehingga dalam model penjualan sepatu vs bonus di atas ada heteroskedastisitas.
Uji Goldfeld – Quandt 
 Metode Goldfeld – Quandt sangat populer untuk digunakan, namun 
agak merepotkan, terutama untuk data yang besar. 
 Langkah-langkah pada metode ini: 
– Urutkan nilai X dari kecil ke besar 
– Abaikan beberapa pengamatan sekitar median, katakanlah sebanyak c 
pengamatan. Sisanya, masih ada (N – c) pengamatan 
– Lakukan regresi pada pengamatan 1, dan hitung SSE 1 
– Lakukan regresi pada pengamatan 2 dan hitung SSE 2. 
– Hitung df = jumlah pengamatan dikurangi jumlah parameter 
– Lakukan uji F sbb. 
1 1 
2 2 
RSS / df 
RSS / df 
  
Bila  > F tabel, kita tolak hipotesis yang mengatakan data mempunyai variansi 
yang homoskedastis
Ilustrasi 
Ada 30 pengamatan penjualan sepatu dan bonus. Sebanyak 4 pengamatan yang di tengah diabaikan sehingga tinggal 13 pengamatan pertama (Kelompok I) dan 13 pengamatan kedua (Kelompok II). 
Regresi berdasarkan pengamatan pada kelompok I: 
Y = -1,7298 + 5,4199 XR2= 0,9979 
RSS1 = 28192,66df1 = 11 
Regresi berdasarkan pengamatan pada kelompok II: 
Y = -0,8233 + 5,5110 XR2= 0,9941 
RSS2 = 354397,6df2 = 11
Ilustrasi 
1 1 
2 2 
RSS / df 
RSS / df 
  = 354397,6/11 
28192,66/11 
= 12,5706 
Dari tabel F, didapat F = 2,82 sehingga  > F 
Kesimpukan: ada heteroskedastisitas dalam data
Mengatasi heteroskedastisitas 
1. Transformasi dengan Logaritma 
Transformasi ini ditujukan untuk memperkecil skala antar variabel bebas. Dengan semakin „sempitnya‟ rangenilai observasi, diharapkan variasi error juga tidak akan berbeda besar antar kelompok observasi. 
Adapun model yang digunakan adalah: 
Ln Yj= β0+ β1Ln Xj+ uj
2. Metode Generalized Least Squares 
(GLS) 
Perhatikan model berikut : 
Yj = 1 + 2 Xj + uj dengan Var (uj) = j 
2 
Masing-masing dikalikan 
1 
 j 
Y X u j 
j j 
j 
j 
j 
j  
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1 2 
1 
Maka diperoleh transformed model sebagai berikut : 
Yi* = 1* + 2Xi* + ui*
GLS 
 Kita periksa dulu apakah ui* homoskedastis ? 
( ) 1 
1 
E(u ) 
u 1 
E 2 
2 i 
i 
2 
2 i 
i 
2 
i 
2 
i   
 
 
 
 
   
 
  
 
 
 
E(ui*2) = konstan
Transformasi 
Oleh karena mencari j 
2 hampir tidak pernah diketahui, maka 
biasanya digunakan asumsi untuk mendapat nilai j 
2. Asumsi 
ini dapat dilakukan dengan mentransformasikan variabel. Ada 
beberapa jenis, yaitu: 
j X 
1 
1. Transformasi dengan 
Asumsi: j 
2 =   2 
j 
2 2 
j E u  X 
Akibat transformasi, model menjadi: 
  
 
 
  
 
 
  
  
 
 
  
 
 
 
j 
j 
j j 
j Y u 
X X 
1 
X 0 1   
atau dapat ditulis dengan: Yi* = 0 X* + 1 + vi
Transformasi 
 Apakah sudah homoskedastis? Perhatikan bukti berikut: 
2 2 2 
2 
2 
2 2 
2 
( X ) 
X 
1 
( ) 
X 
1 
X 
    
  
 
 
  
 
 
j 
j 
j 
j j 
j E u 
u 
E(v E i 
2) = konstan 
2. Transformasi dengan 
i X 
1 
Asumsi: j 
2 =   j 
2 2 
j E u  X 
3. Transformasi dengan E(Yi) 
  2 
j 
2 2 
j Asumsi:  E u  [E(Y )] j 
2 =
Otokorelasi 
Otokorelasi: korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Umumnya kasus otokorelasi banyak terjadi pada data time seriesKondisi sekarang dipengaruhi waktu lalu. Misal: Tinggi badan, upah, dsbnya. 
Salah satu alat deteksi: melihat pola hubungan antara residual (ui) dan variabel bebas atau waktu (X).
Mendeteksi Otokorelasi 
Pola Autokorelasi 
ui ui 
* 
* ** 
* * ** * * 
* * *** 
* * * Waktu/X* **Waktu/X 
* * * * *** 
* 
 
Gambar nomor (1) menunjukan adanya siklus, sedang nomor (2) menunjukan garis linier. Kedua pola ini menunjukan adanya otokorelasi.
Uji Durbin-Watson ( Uji d) 
d 
u u 
u 
t t 
t 
N 
t 
t 
N  
  
 
 
 
 
(   ) 
 
1 
2 
2 
2 
1 
Statistik Uji 
Dalam Paket Program SPSS/EViews Sudah dihitungkan
Aturan main menggunakan uji Durbin- Watson : 
Bandingkan nilai d yang dihitung dengan nilai dLdan dU dari tabel dengan aturan berikut : 
–Bila d < dLtolak H0; Berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya = 1 
–Bila dLd dU kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa 
–Bila dU< d < 4 –dUjangan tolak H0; Artinya tidak ada korelasi positif maupun negatif 
–Bila 4 –dUd 4–dLkita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa 
–Bila d > 4 –dLtolak H0; Berarti ada korelasi negatif
Gambar aturan main menggunakan uji Durbin-WatsonTidak tahu Tidak tahuKorelasi positifTidak ada korelasiKorelasi negatif0dL dU4-dU4-dL 4
Mengatasi Otokorelasi: Metode Pembedaan Umum (Generalized Differences) 
Yt = β0+ β1Xt+ utdanut= ρ ut-1+ vt 
Untuk waktu ke-t-1: Yt-1= β0+ β1Xt-1+ ut-1 
Bila kedua sisi persamaan dikali dengan ρ, maka: 
ρ Yt-1= ρ β0+ ρ β1Xt-1+ ρ ut-1 
Sekarang kita kurangkan dengan persamaan Model 
Yt-ρ Yt-1= (β0-ρ β0) + β1(Xt-ρ Xt-1) + (ut-ρ ut-1) 
Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai: 
Yt* = β0(1 -ρ) + β1Xt* + vt 
Dimana:Yt* = Yt-ρ Yt-1dan Xt* = Xt-ρ Xt-1Idealnya kita harus dapat mencari nilai ρ. Tapi dalam banyak kasus, diasumsikan ρ = 1, sehingga: Yt* = Yt -Yt-1Xt* = Xt -Xt-1
Pemilihan Model 
1. R2Adjusted 
Perhatikan Model: 
(i) LABA = 5053,712 + 0,049 KREDIT; R2= 80,6% 
(ii) LABA = 45748,484 + 0,0106 ASET + 0,0081 KREDIT; R2= 87,4%. 
Model manakah yang lebih baik ditinjau dari koefisien determinasi-nya?. 
Sekarang kita perhatikan kembali formula untuk menghitung R2    22211SSTSSRRYYuSSTSSEii
R2Adjusted 
SST sama sekali tidak dipengaruhi oleh jumlah variabel bebas, karena formulasinya hanya memperhitungkan variabel terikat 
SSE dipengaruhi oleh variabel bebas, dimana semakin banyak variabel bebas, maka nilai SSE cenderung semakin kecil, atau paling tidak tetap. SSE kecil, maka nilai SSR akan besar. 
Akibat kedua hal tersebut, maka semakin banyak variabel bebas yang dimasukkan dalam model, maka nilai R2akan semakin besar. 
     )1/()( )/( 122nYYknuRii
Pemilihan Model 
2. Akaike Information Criterion (AIC) 
n 
SSE 
e 
n 
u 
AIC e 2k/n 
2 
2k/n i    
 
 
 
 
  
 
 
 
 
n 
RSS 
ln 
n 
2k 
ln AIC 
Bila kita membandingkan dua buah regresi atau lebih, maka model yang 
mempunyai nilai AIC terkecil merupakan model yang lebih baik.
Ilustrasi 
LABA = 5053,712 + 0,049 KREDIT; SSE = 3,28E+12 
LABA = 58260,461 + 0,013 ASET; SSE = 2,1E+12 
LABA = 45748,484 + 0,0106 ASET + 0,0081 KREDIT; SSE = 2,17E+12 
9868,2450123,28Eln502x2nRSSlnn2kAICln (i)                 5409,2450122,1Eln502x2nRSSlnn2kAICln (ii)                 6137,2450122,17Eln502x3nRSSlnn2kAICln (iii)                
Pemilihan Model 
3. Schwarz Information Criterion (SIC) 
n 
SSE 
n 
n 
u 
SIC n k/n 
2 
k/n i    
 
 
 
 
  
 
 
 
 
n 
RSS 
ln ln 
n 
k 
ln SIC n 
Sama dengan AIC, model yang mempunyai nilai SIC terkecil merupakan 
model yang lebih baik.
Ilustrasi06,25501228,3ln50ln502nRSSlnlnnkSICln (i)                En62,2450121,2ln50ln502nRSSlnlnnkSICln (ii)                 En73,24501217,2ln50ln503nRSSlnlnnkSICln (iii)                 En
Standarisasi Variabel 
Kegunaan untuk perbandingan kontribusi antar variabel bebas 
untuk menerangkan variabel terikat 
Y 
* i 
i S 
Y Y 
Y 
 
 
X 
* i 
i S 
X X 
X 
 
 
Akibat standarisasi: 
Y 
* i 
i S 
Y Y 
Y 
 
 0 
n S 
0 
n S 
Y Y 
Y 
Y Y 
* i 
i   
 
 =  (nilai tengah = 0) 
    
1 
/( 1) 1 /( 1) 
2 
2 
2 
2 
2 
*  
  
 
  
  
Y 
Y 
Y 
i 
Y S 
n S n 
S 
Y Y n 
S (varian = 1)
Standarisasi Variabel 
Model regresi yang menggunakan variabel yang telah distandarisasi tidak akan mempunyai intersep 
Notasi yang diberikan untuk koefisien tersebut adalah BETA. 
Standarisasi variabel lebih berguna untuk analisis pada model regresi berganda.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Distribusi Normal
Distribusi NormalDistribusi Normal
Distribusi Normal
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka Indeks
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
Variabel Dummy
Variabel DummyVariabel Dummy
Variabel Dummy
 
Autokorelasi
AutokorelasiAutokorelasi
Autokorelasi
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi bergandaPpt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
 
3 lagrange-multipliers
3 lagrange-multipliers3 lagrange-multipliers
3 lagrange-multipliers
 
K10 arima
K10 arimaK10 arima
K10 arima
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
 
Ekonometrika
EkonometrikaEkonometrika
Ekonometrika
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhana
 
Model regresi dengan variabel bebas dummy
Model regresi dengan variabel bebas dummy Model regresi dengan variabel bebas dummy
Model regresi dengan variabel bebas dummy
 
Akt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitasAkt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitas
 
UJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPELUJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPEL
 

Similar to K3 k4 regresi ganda

Analisis Multivariat-Regresi Berganda.ppt
Analisis Multivariat-Regresi Berganda.pptAnalisis Multivariat-Regresi Berganda.ppt
Analisis Multivariat-Regresi Berganda.pptEkoGaniarto
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAchmad Alphianto
 
Regresi Sederhana.pptx
Regresi Sederhana.pptxRegresi Sederhana.pptx
Regresi Sederhana.pptxIndraZainun1
 
UTS STATISTIK.ppt
UTS STATISTIK.pptUTS STATISTIK.ppt
UTS STATISTIK.pptzahwarafika
 
Bahan ajar analisis regresi
Bahan ajar analisis regresiBahan ajar analisis regresi
Bahan ajar analisis regresiIan Sang Awam
 
Bab 6-multikolinearitas
Bab 6-multikolinearitasBab 6-multikolinearitas
Bab 6-multikolinearitasMatch Siregar
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasEka Siskawati
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresigiyantilinda
 
regression2 analysis in bahasa
 regression2 analysis in bahasa regression2 analysis in bahasa
regression2 analysis in bahasaYesica Adicondro
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdffitriunissula
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaDian Arisona
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALArning Susilawati
 
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyAgung Handoko
 
PERTEMUAN 2 - materi 13 OK regressi sederhanaaa
PERTEMUAN 2 - materi 13 OK regressi sederhanaaaPERTEMUAN 2 - materi 13 OK regressi sederhanaaa
PERTEMUAN 2 - materi 13 OK regressi sederhanaaaLuhPutuSafitriPratiw1
 
Kuliah statistika lanjut
Kuliah statistika lanjutKuliah statistika lanjut
Kuliah statistika lanjutRaden Maulana
 
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_201506bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015Masykur Abdullah
 

Similar to K3 k4 regresi ganda (20)

Analisis Multivariat-Regresi Berganda.ppt
Analisis Multivariat-Regresi Berganda.pptAnalisis Multivariat-Regresi Berganda.ppt
Analisis Multivariat-Regresi Berganda.ppt
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
Regresi Sederhana.pptx
Regresi Sederhana.pptxRegresi Sederhana.pptx
Regresi Sederhana.pptx
 
UTS STATISTIK.ppt
UTS STATISTIK.pptUTS STATISTIK.ppt
UTS STATISTIK.ppt
 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
 
Bahan ajar analisis regresi
Bahan ajar analisis regresiBahan ajar analisis regresi
Bahan ajar analisis regresi
 
Bab 6-multikolinearitas
Bab 6-multikolinearitasBab 6-multikolinearitas
Bab 6-multikolinearitas
 
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritas
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresi
 
regression2 analysis in bahasa
 regression2 analysis in bahasa regression2 analysis in bahasa
regression2 analysis in bahasa
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
 
K9 stasioneritas ok
K9 stasioneritas okK9 stasioneritas ok
K9 stasioneritas ok
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
 
Statistik Industri - Regresi Linier Sederhana - Linear Regression
Statistik Industri - Regresi Linier Sederhana - Linear RegressionStatistik Industri - Regresi Linier Sederhana - Linear Regression
Statistik Industri - Regresi Linier Sederhana - Linear Regression
 
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
 
PERTEMUAN 2 - materi 13 OK regressi sederhanaaa
PERTEMUAN 2 - materi 13 OK regressi sederhanaaaPERTEMUAN 2 - materi 13 OK regressi sederhanaaa
PERTEMUAN 2 - materi 13 OK regressi sederhanaaa
 
Kuliah statistika lanjut
Kuliah statistika lanjutKuliah statistika lanjut
Kuliah statistika lanjut
 
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_201506bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
 

More from Supri yono, MM, Ak, CiPP, CA (7)

K13 kointegrasi
K13 kointegrasiK13 kointegrasi
K13 kointegrasi
 
K12 arch garch
K12 arch garchK12 arch garch
K12 arch garch
 
K11 granger var
K11 granger varK11 granger var
K11 granger var
 
K7 k8 mpl logit multinomial
K7 k8 mpl logit multinomialK7 k8 mpl logit multinomial
K7 k8 mpl logit multinomial
 
K6 dummy
K6 dummyK6 dummy
K6 dummy
 
K5 model fungsional
K5 model fungsionalK5 model fungsional
K5 model fungsional
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 

Recently uploaded (9)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 

K3 k4 regresi ganda

  • 2. PENDAHULUAN Apakah Konsumsi hanya dipengaruhi oleh Pendapatan saja? Ada beberapa variabel lain yang berpengaruh, seperti jumlah anggota keluarga, umur anggota keluarga, selera pribadi, dan sebagainya. Bila dianggap variabel lain perlu diakomodasikan dalam menganalisis konsumsi, maka Regresi Sederhana dikembangkan menjadi Regresi Berganda.
  • 3. MODEL Yi= 0+ 1X1i+ 2X2i+ 3X3i+ ........+ kXki+ ui i = 1,2,3,......., N (banyaknya observasi) Contoh Aplikasi: Yi= 0+ 1X1+ 2X2+ 3X3+ ui Y : Konsumsi X1: Pendapatan X2: Umur X3: Jumlah tanggungan
  • 4. ESTIMASI Teknik Estimasi: Ordinary Least Square Estimator: b = (XTX)-1XTY Bentuk tersebut merupakan persamaan matriks, dimana: X adalahmatriks data variabel bebas XT adalahbentuk transpose matriks X (XTX)-1adalahinverse perkalian matriks XTdan X Y merupakan vektor data variabel terikat
  • 5. Pemeriksaan Persamaan Regresi Standard Error Koefisien Interval Kepercayaan Koefisien Determinasi Nilai-nilai ekstrim Uji Hipotesis: –Uji t –Uji F
  • 6. Uji Hipotesis Uji-F Diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slop) regresi secara bersamaan. H0: 1= 2= 3= 4=............= k= 0 H1: Tidak demikian (paling tidak ada satu slop yang 0) Dimana: k adalah banyaknya variabel bebas. Regresi sederhana: H0: 1= 0 H1: 10 Pengujian: Tabel ANOVA (Analysis of Variance).
  • 7. Uji-F  Observasi: Yi = 0 + 1 Xi + ei  Regresi: Ŷi = b0 + b1 Xi (catatan: Ŷi merupakan estimasi dari Yi).  Bila kedua sisi dikurangi maka: Selanjutnya kedua sisi dikomulatifkan: SST SSR SSE  SST : Sum of Squared Total  SSR : Sum of Squared Regression  SSE : Sum of Squared Error/Residual Y Y Y Y e i i     (Y Y ) (Y Y e ) i i i      2 2 (Y Y ) (Y Y ) e i i i      2 2 2 Y
  • 8. Uji F Tabel ANOVA SumberSum of SquaredfMean SquaresF Hitung RegresiSSRkMSR = SSR/kF = MSR ErrorSSEn-k-1MSE= SSE/(n-k-1) MSE TotalSSTn-1 Dimana df adalah degree of freedom, k adalah jumlah variabel bebas (koefisien slop), dan n jumlah observasi (sampel). Bandingkan F Hitdengan Fα(k,n-k-1)
  • 9. Asumsi-asumsi yang mendasari OLS Pendugaan OLS akan bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) jika memenuhi 3 asumsi utama, yaitu: –Tidak ada multikolinieritas –Tidak mengandung Heteroskedastisitas –Bebas dari otokorelasi
  • 10. Multikolinieritas Multikolinieritas: adanya hubungan linier antara regressor. Misalkan terdapat dua buah regressor, X1dan X2. Jika X1dapat dinyatakan sebagai fungsi linier dari X2, misal : X1= X2, maka ada kolinieritas antara X1dan X2. Akan tetapi, bila hubungan antara X1dan X2tidak linier, misalnya X1= X22atau X1= log X2, maka X1dan X2tidak kolinier.
  • 11. Ilustrasi Yi= 0+ 1X1 + 2X2+ 3X3+ ui Y : Konsumsi X1: Total Pendapatan X2: Pendapatan dari upah X3: Pendapatan bukan dari upah Secara substansi: total pendapatan (X1) = pendapatan dari upah (X2) + pendapatan bukan dari upah (X3). Bila model ini ditaksir menggunakan Ordinary Least Square (OLS), maka itidak dapat diperoleh, karena terjadi perfect multicollinearity. Tidak dapatnya diperoleh karena ( XT X )-1, tidak bisa dicari.
  • 12. Data Perfect Multikolinieritas X1 X2 X3 12 48 51 16 64 65 19 76 82 23 92 96 29 116 118 Nilai-nilaiyangterteradalamtabelmenunjukanbahwaAntaraX1danX2 mempunyaihubungan:X2=4X1.Hubungansepertiinilahyangdisebut denganperfectmulticollinearity.
  • 13. Akibat Multikolinieritas Varians besar (dari taksiran OLS) Interval kepercayaan lebar (variansi besar  Standar Error besar Interval kepercayaan lebar) R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari uji t. Terkadang taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan interpretasi.
  • 14. Kesalahan Interpretasi “Interpretasi dari persamaan regresi ganda secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi. Koefisien- koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Namun, interpretasi ini menjadi tidak benar apabila terdapat hubungan linier antara variabel bebas” (Chatterjee and Price, 1977).
  • 15. Ilustrasi Konsumsi (Y) Pendapatan (X1) Kekayaan (X2) 40 50 500 50 65 659 65 80 856 90 110 1136 85 100 1023 100 120 1234 110 140 1456 135 190 1954 140 210 2129 160 220 2267
  • 16. Ilustrasi Model: Y = 12,8 –1,414X1+ 0,202 X2 SE(4,696) (1,199) (0,117) t (2,726) (-1,179) (1,721) R2= 0,982 R2relatif tinggi, yaitu 98,2%. Artinya? Uji t tidak signifikan. Artinya? Koefisien X1 bertanda negatif. Artinya?
  • 17. Ilustrasi: Model dipecah Dampak Pendapatan pada Konsumsi Y = 14,148 + 0,649X1 SE (5,166) (0,037) t (2,739) (17,659) R2= 0,975 R2tinggi, Uji t signifikan, dan tanda X1positif. Dampak Kekayaan pada Konsumsi Y = 13,587 + 0,0635X2 SE (4,760) (0,003) t (2,854) (19,280) R2= 0,979 R2tinggi, Uji t signifikan, dan tanda X2positif. X1dan X2menerangkan variasi yang sama. Bila 1 variabel saja cukup, kenapa harus dua?
  • 18. Mendeteksi Multikolinieritas dengan Uji Formal 1. Eigenvalues dan Conditional Index  Aturan yang digunakan adalah: Multikolinieritas ditengarai ada didalam persamaan regresi bila nilai Eigenvalues mendekati 0.  Hubungan antara Eigenvalues dan Conditional Index (CI) adalah sebagai berikut: eigenvalues eigenvalues CI min max  Jika CI berada antara nilai 10 sampai 30: kolinieritas moderat. Bila CI mempunyai nilai diatas 30: kolinieritas yang kuat.
  • 19. 2. VIF dan Tolerance (1 ) 1 VIF j 2 j  R  ; j = 1,2,……,k k adalah banyaknya variabel bebas adalah koefisien determinasi antara variabel bebas ke-j dengan variabel bebas lainnya. 2 j R 2 j R 2 j R Jika = 0 atau antar variabel bebas tidak berkorelasi, maka nilai VIF = 1. Jika ≠ 0 atau ada korelasi antar variabel bebas, maka nilai VIF > 1. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kolinieritas tidak ada jika nilai VIF mendekati angka 1
  • 20. Tolerance  VIF ini mempunyai hubungan dengan Tolerance (TOL), dimana hubungannya adalah sebagai berikut:  2  j 1 1 TOL j R VIF    Variabel bebas dinyatakan tidak multikolinieritas jika TOL mendekati 1
  • 21. Mengatasi kolinieritas Melihat informasi sejenis yang ada Tidak mengikutsertakan salah satu variabel yang kolinier –Banyak dilakukan. –Hati-hati, karena dapat menimbulkan specification bias yaitu salah spesifikasi kalau variabel yang dibuang merupakan variabel yang sangat penting. Mentransformasikan variabel Mencari data tambahan
  • 22. Heteroskedastisitas(Heteroscedasticity) Variasi Error tidak konstan. Umumnya terjadi pada data cross section. Misal datakonsumsi dan pendapatan, atau data keuntungan dan asset perusahaan 020 40 60 80 100 120 0 2040 60 Pola Data Heteroskedastis
  • 23. Data Heteroskedastisitas Fakta: –hubungan positif antara X dan Y, dimana nilai Y meningkat searah dengan nilai X. –semakin besar nilai variabel bebas (X) dan variabel bebas (Y), semakin jauh koordinat (x,y) dari garis regresi (Error makin membesar) –besarnya variasi seiring dengan membesarnya nilai X dan Y. Atau dengan kata lain, variasi data yang digunakan untuk membuat model tidak konstan.
  • 24. Pemeriksaan Heteroskedastisitas 1. Metode Grafik Prinsip: memeriksa pola residual (ui2) terhadap taksiran Yi. Langkah-langkah: –Run suatu model regresi –Dari persamaan regresi, hitungui2 –Buat plot antara ui2dan taksiran Yi
  • 25. Pola Grafik ui 2  i Y Pengamatan: 1.Tidak adanya pola yang sistematis. 2.Berapapun nilai Y prediksi, residual kuadratnya relatif sama. 3.Variansi konstan, dan data homoskedastis.  i Y ,
  • 26. Pola Adanya Heteroskedastisitas Pola sistematis ui u 2 i 2  i Y  i Y
  • 27. Uji Park Prinsip: memanfaatkan bentuk regresi untuk melihat adanya heteroskedastisitas. Langkah-langkah yang dikenalkan Park: 1. Run regresi Yi= 0+ 0Xi+ ui 2. Hitung ln ui2 3. Run regresi ln ui2= + ln Xi+ vi 4. Lakukan uji-t. Bila signifikan, maka ada heteroskedastisitas dalam data.
  • 28. Ilustrasi Sales man X Y Sales man X Y Sales man X Y 1 2 10 11 15 80 21 32 180 2 3 15 12 17 90 22 33 185 3 4 20 13 18 95 23 34 190 4 5 25 14 19 100 24 37 205 5 7 35 15 20 105 25 39 215 6 8 40 16 22 120 26 40 220 7 10 50 17 23 125 27 42 230 8 11 60 18 25 135 28 43 235 9 12 65 19 27 145 29 44 240 10 13 70 20 30 160 30 45 245 Y = rata-rata bonus (dalam ribuan rupiah) X = rata-rata sepatu terjual (dalam unit)
  • 29. Ilustrasi Y = -3,1470 + 5,5653 X SE (0,0305) R2= 0,9992 slopesignifikan: Bila sepatu terjual naik 1 unit, maka bonus akan naik Rp.5.563. Apakah ada heteroskedastisitas ? Run regresi, didapat: ln ui2= 6,0393 –2,1116 ln Xi SE (0,0090) R2 = 0,9995 Menurut uji t, signifikan sehingga dalam model penjualan sepatu vs bonus di atas ada heteroskedastisitas.
  • 30. Uji Goldfeld – Quandt  Metode Goldfeld – Quandt sangat populer untuk digunakan, namun agak merepotkan, terutama untuk data yang besar.  Langkah-langkah pada metode ini: – Urutkan nilai X dari kecil ke besar – Abaikan beberapa pengamatan sekitar median, katakanlah sebanyak c pengamatan. Sisanya, masih ada (N – c) pengamatan – Lakukan regresi pada pengamatan 1, dan hitung SSE 1 – Lakukan regresi pada pengamatan 2 dan hitung SSE 2. – Hitung df = jumlah pengamatan dikurangi jumlah parameter – Lakukan uji F sbb. 1 1 2 2 RSS / df RSS / df   Bila  > F tabel, kita tolak hipotesis yang mengatakan data mempunyai variansi yang homoskedastis
  • 31. Ilustrasi Ada 30 pengamatan penjualan sepatu dan bonus. Sebanyak 4 pengamatan yang di tengah diabaikan sehingga tinggal 13 pengamatan pertama (Kelompok I) dan 13 pengamatan kedua (Kelompok II). Regresi berdasarkan pengamatan pada kelompok I: Y = -1,7298 + 5,4199 XR2= 0,9979 RSS1 = 28192,66df1 = 11 Regresi berdasarkan pengamatan pada kelompok II: Y = -0,8233 + 5,5110 XR2= 0,9941 RSS2 = 354397,6df2 = 11
  • 32. Ilustrasi 1 1 2 2 RSS / df RSS / df   = 354397,6/11 28192,66/11 = 12,5706 Dari tabel F, didapat F = 2,82 sehingga  > F Kesimpukan: ada heteroskedastisitas dalam data
  • 33. Mengatasi heteroskedastisitas 1. Transformasi dengan Logaritma Transformasi ini ditujukan untuk memperkecil skala antar variabel bebas. Dengan semakin „sempitnya‟ rangenilai observasi, diharapkan variasi error juga tidak akan berbeda besar antar kelompok observasi. Adapun model yang digunakan adalah: Ln Yj= β0+ β1Ln Xj+ uj
  • 34. 2. Metode Generalized Least Squares (GLS) Perhatikan model berikut : Yj = 1 + 2 Xj + uj dengan Var (uj) = j 2 Masing-masing dikalikan 1  j Y X u j j j j j j j                            1 2 1 Maka diperoleh transformed model sebagai berikut : Yi* = 1* + 2Xi* + ui*
  • 35. GLS  Kita periksa dulu apakah ui* homoskedastis ? ( ) 1 1 E(u ) u 1 E 2 2 i i 2 2 i i 2 i 2 i                E(ui*2) = konstan
  • 36. Transformasi Oleh karena mencari j 2 hampir tidak pernah diketahui, maka biasanya digunakan asumsi untuk mendapat nilai j 2. Asumsi ini dapat dilakukan dengan mentransformasikan variabel. Ada beberapa jenis, yaitu: j X 1 1. Transformasi dengan Asumsi: j 2 =   2 j 2 2 j E u  X Akibat transformasi, model menjadi:                    j j j j j Y u X X 1 X 0 1   atau dapat ditulis dengan: Yi* = 0 X* + 1 + vi
  • 37. Transformasi  Apakah sudah homoskedastis? Perhatikan bukti berikut: 2 2 2 2 2 2 2 2 ( X ) X 1 ( ) X 1 X             j j j j j j E u u E(v E i 2) = konstan 2. Transformasi dengan i X 1 Asumsi: j 2 =   j 2 2 j E u  X 3. Transformasi dengan E(Yi)   2 j 2 2 j Asumsi:  E u  [E(Y )] j 2 =
  • 38. Otokorelasi Otokorelasi: korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Umumnya kasus otokorelasi banyak terjadi pada data time seriesKondisi sekarang dipengaruhi waktu lalu. Misal: Tinggi badan, upah, dsbnya. Salah satu alat deteksi: melihat pola hubungan antara residual (ui) dan variabel bebas atau waktu (X).
  • 39. Mendeteksi Otokorelasi Pola Autokorelasi ui ui * * ** * * ** * * * * *** * * * Waktu/X* **Waktu/X * * * * *** *  Gambar nomor (1) menunjukan adanya siklus, sedang nomor (2) menunjukan garis linier. Kedua pola ini menunjukan adanya otokorelasi.
  • 40. Uji Durbin-Watson ( Uji d) d u u u t t t N t t N        (   )  1 2 2 2 1 Statistik Uji Dalam Paket Program SPSS/EViews Sudah dihitungkan
  • 41. Aturan main menggunakan uji Durbin- Watson : Bandingkan nilai d yang dihitung dengan nilai dLdan dU dari tabel dengan aturan berikut : –Bila d < dLtolak H0; Berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya = 1 –Bila dLd dU kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa –Bila dU< d < 4 –dUjangan tolak H0; Artinya tidak ada korelasi positif maupun negatif –Bila 4 –dUd 4–dLkita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa –Bila d > 4 –dLtolak H0; Berarti ada korelasi negatif
  • 42. Gambar aturan main menggunakan uji Durbin-WatsonTidak tahu Tidak tahuKorelasi positifTidak ada korelasiKorelasi negatif0dL dU4-dU4-dL 4
  • 43. Mengatasi Otokorelasi: Metode Pembedaan Umum (Generalized Differences) Yt = β0+ β1Xt+ utdanut= ρ ut-1+ vt Untuk waktu ke-t-1: Yt-1= β0+ β1Xt-1+ ut-1 Bila kedua sisi persamaan dikali dengan ρ, maka: ρ Yt-1= ρ β0+ ρ β1Xt-1+ ρ ut-1 Sekarang kita kurangkan dengan persamaan Model Yt-ρ Yt-1= (β0-ρ β0) + β1(Xt-ρ Xt-1) + (ut-ρ ut-1) Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai: Yt* = β0(1 -ρ) + β1Xt* + vt Dimana:Yt* = Yt-ρ Yt-1dan Xt* = Xt-ρ Xt-1Idealnya kita harus dapat mencari nilai ρ. Tapi dalam banyak kasus, diasumsikan ρ = 1, sehingga: Yt* = Yt -Yt-1Xt* = Xt -Xt-1
  • 44. Pemilihan Model 1. R2Adjusted Perhatikan Model: (i) LABA = 5053,712 + 0,049 KREDIT; R2= 80,6% (ii) LABA = 45748,484 + 0,0106 ASET + 0,0081 KREDIT; R2= 87,4%. Model manakah yang lebih baik ditinjau dari koefisien determinasi-nya?. Sekarang kita perhatikan kembali formula untuk menghitung R2    22211SSTSSRRYYuSSTSSEii
  • 45. R2Adjusted SST sama sekali tidak dipengaruhi oleh jumlah variabel bebas, karena formulasinya hanya memperhitungkan variabel terikat SSE dipengaruhi oleh variabel bebas, dimana semakin banyak variabel bebas, maka nilai SSE cenderung semakin kecil, atau paling tidak tetap. SSE kecil, maka nilai SSR akan besar. Akibat kedua hal tersebut, maka semakin banyak variabel bebas yang dimasukkan dalam model, maka nilai R2akan semakin besar.      )1/()( )/( 122nYYknuRii
  • 46. Pemilihan Model 2. Akaike Information Criterion (AIC) n SSE e n u AIC e 2k/n 2 2k/n i              n RSS ln n 2k ln AIC Bila kita membandingkan dua buah regresi atau lebih, maka model yang mempunyai nilai AIC terkecil merupakan model yang lebih baik.
  • 47. Ilustrasi LABA = 5053,712 + 0,049 KREDIT; SSE = 3,28E+12 LABA = 58260,461 + 0,013 ASET; SSE = 2,1E+12 LABA = 45748,484 + 0,0106 ASET + 0,0081 KREDIT; SSE = 2,17E+12 9868,2450123,28Eln502x2nRSSlnn2kAICln (i)                 5409,2450122,1Eln502x2nRSSlnn2kAICln (ii)                 6137,2450122,17Eln502x3nRSSlnn2kAICln (iii)                
  • 48. Pemilihan Model 3. Schwarz Information Criterion (SIC) n SSE n n u SIC n k/n 2 k/n i              n RSS ln ln n k ln SIC n Sama dengan AIC, model yang mempunyai nilai SIC terkecil merupakan model yang lebih baik.
  • 49. Ilustrasi06,25501228,3ln50ln502nRSSlnlnnkSICln (i)                En62,2450121,2ln50ln502nRSSlnlnnkSICln (ii)                 En73,24501217,2ln50ln503nRSSlnlnnkSICln (iii)                 En
  • 50. Standarisasi Variabel Kegunaan untuk perbandingan kontribusi antar variabel bebas untuk menerangkan variabel terikat Y * i i S Y Y Y   X * i i S X X X   Akibat standarisasi: Y * i i S Y Y Y   0 n S 0 n S Y Y Y Y Y * i i     =  (nilai tengah = 0)     1 /( 1) 1 /( 1) 2 2 2 2 2 *         Y Y Y i Y S n S n S Y Y n S (varian = 1)
  • 51. Standarisasi Variabel Model regresi yang menggunakan variabel yang telah distandarisasi tidak akan mempunyai intersep Notasi yang diberikan untuk koefisien tersebut adalah BETA. Standarisasi variabel lebih berguna untuk analisis pada model regresi berganda.