SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
RUMAH SAKIT UMUM HATI MULIA
PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)
RUMAH SAKIT UMUM HATI MULIA
2022
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................. 1
B. DEFINISI....................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP....................................................................... 3
BAB III KEBIJAKAN................................................................................. 4
BAB IV TATA LAKSANA......................................................................... 5
BAB V DOKUMENTASI.......................................................................... 15
1
Lampiran 2 : Peraturan Direktur RSU Hati Mulia Tentang Revisi PPI
Nomor : 004 /PER-DIR/RSUHM I/2022
Tentang :Panduan Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Health Care Associates Infections (HCAI) adalah masalah besar dalam
patient safety, dimana pengawasan dan kegiatan pencegahan harus menjadi prioritas
utama untuk dilakukan, sehingga institusi kesehatan lebih berkomitmen untuk
membuat institusinya menjadi lebih aman. HCAI mempunyai banyak implikasi,
diantaranya adalah memanjangnya waktu rawat, disabilitas jangka panjang,
meningkatnya resistensi mikroorganisme terhadap antimikroba, tambahan beban
biaya institusional yang besar, biaya perawatan yang tinggi untuk pasien dan
keluarga, dan yang paling parah adalah kematian yang tidak diharapkan.
Walaupun resiko HCAI ada pada setiap fasilitas kesehatan di seluruh dunia,
beban global yang harus ditanggung oleh fasilitas kesehatan sampai saat ini belum
diketahui dengan pasti mengingat sulitnya mengumpulkan data diagnostik yang
reliabel. Namun secara umum, WHO (2009) memperkirakan lebih dari 1,4 juta
pasien di negara maju dan berkembang di seluruh dunia, terkena dampak HCAI saat
ini.
Menurut laporan WHO (2009) di negara maju, HCAI berdampak pada 5-
15% pasien yang dirawat di bangsal rumah sakit, dan meningkat menjadi 9-37%
pada pasien yang dirawat di ICU. Di Eropa (HELICS, 2009) memperkirakan 5 juta
kasus HCAI terjadi di unit-unit perawatan di rumah sakit, mengakibatkan
memanjangnya masa perawatan selama kurang lebih 25 juta hari di rumah sakit, dan
bertanggung jawab terhadap bertambahnya biaya perawatan sebanyak 13-24
poundsterling. Sementara diUSA, HCAI mengakibatkan terjadinya infeksi saluran
kemih (36%), infeksi luka operasi (20%), infeksi aliran darah (11%) dan pnemonia
(11%).
Di negara berkembang, HCAI masih belum terdata secara baik. Hal ini
disebabkan karena pencatatan, pelaporan dan penelitian yang terkait dengan HCAI
masih belum memenuhi syarat. Hal ini sangat berbahaya, mengingat perkiraan
bahwa prevalensi HCAI di negara berkembang lebih banyak, namun data yang
akurat tidak tersedia, sehingga resiko ini tidak tampak dengan jelas dan tidak
mendapatkan perhatian yang cukup. Ketidakadekuatan upaya terhadap resiko HCAI
2
ini disebabkan karena banyak faktor, diantaranya jumlah staf yang tidak
proporsional, kebersihan dan sanitasi yang buruk, tidak ada atau kurangnya sarana,
struktur yang tidak memadai, dan kurangnya dukungan finansial. Di luar fasilitas
kesehatan, kondisi-kondisi sosial seperti kurangnya jumlah sumberdaya kesehatan
dan malnutrisi juga meningkatkan resiko terjadinya infeksi akibat HCAI. Salah satu
upaya yang paling efektif dalam mencegah HCAI adalah dengan cara mencuci
tangan. Hal ini disebabkan karena tangan adalah dalah satu organ tubuh yang
paling tercemar dengan mikroorganisme patogen. Penelitian RSCM pada 2002
menyebutkan bahwa 85,7 persen angka infeksi nosokomial dapat dikendalikan
jika petugas medis selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan medis. RSMata “Dr. Yap” dalam penelitiannya di tahun 2012 yang
menguji angka kuman pada pegangan telepon juga menyimpulkan, bahwa instalasi
yang mempunyai sarana hand hygiene menunjukkan angka kuman yang lebih
rendah.
B. Definisi
Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baik
dengan menggunakan sabun antiseptik di bawah air mengalir atau dengan
menggunakan handrub berbasis alkohol dengan langkah-langkah yang sistematik
sesuai urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri yang berada pada tangan.
Price (1938) menyatakan bahwa bakteri pada tangan dapat dikategorikan menjadi
dua jenis, dikenal sebagai resident flora dan transient flora. Resident flora, terdiri dari
mikroorganisme yang tersembunyi dibawah sel superfisial stratum korneum dan
dapat pula ditemukan pada permukaan tangan. Bakteri yang paling banyak
ditemukan adalah staphylococcus epiderdimis. Resident flora ini mempunyai dua
fungsi protektif, antagonis mikroba dan kompetisi untuk mendapatkan nutrisi di
ekosistem. Secara umum, hubungan resident flora dan kejadian infeksi sangat kecil,
namun mungkin dapat menyebabkan infeksi pada bagian tubuh yang steril seperti
mata.
Transient flora (transient microbiota), yang berkoloni pada lapisan superfisial
kulit, ukumnya lebih mudah disingkirkan dengan cuci tangan yang rutin.
Mikroorganismetransient tidak berkembang biak di dalam kulit, namun umumnya
berkembang biak di permukaan kulit. Mikroorganisme ini juga sering berpindah
seiring dengan adanya kontakantara petugas kesehatan dengan alat, pasien bahkan
dengan petugas kesehatan lain
3
BAB II
RUANG LINGKUP
WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas yang tersebut dibawah
iniuntuk selalu mematuhi prosedur hand hygiene, yaitu :
A. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan
petugaskesehatan lainnya (fisioterapi,laboratorium).
B. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli
gizi,farmasi dan petugas tehnik
C. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien
D. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit.
4
BAB III
KEBIJAKAN
1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
4. Permenkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksin di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah Sakit;
8. Peraturan Direktur Rumah Sakit Hati Mulia Nomor 001 Tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSU Hati Mulia Kendari
5
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Tata laksana Hand Hygiene
WHO(World Health Organization) mensyaratkan five moment of hand
hygiene
(5 waktu hand hygiene), yang merupakan petunjuk waktu kapan petugas harus
melakukan hand hygiene, yaitu :
B. Moment of Hand Hygiene
1. Sebelum kontak
dengan pasien
Kapan ?Bersihkan tangan sebelum menyentuh
Pasien
Kenapa ?Untuk melindungi pasien dari bakteri
patogen yang ada pada tangan petugas
2.
Sebelum
melakukan
tindakan
Kapan ? bersihkan tangan segera sebelum
melakukan tindakan aseptic
Kenapa ? untuk melindungi pasien dari bakteri
patogen, termasuk yang berasal permukaan tubuh
6
aseptic pasien sendiri, memasuki bagian dalam tubuh.
3. Setelah kontak
dengan cairan
tubuhpasien
Kapan ? Bersihkan tangan setelah kontak atau
resiko kontak dengan cairan tubuh pasien ( dan
setelah melepas sarung tangan
area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang
berasal dari pasien
4. Setelah kontak
dengan pasien
Kapan ? bersihkan tangan setelah menyentuh
pasien, sesaat setelah meninggalkan pasien
Kenapa ? untuk melindungi petugas kesehatan dan
area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang
berasal dari pasien
5. Setelah kontak
dengan area sekitar
pasien
Kapan ? bersihkan tangan setelah menyentuh objek
atau furniture yang ada di sekitar pasien saat
meninggalkan pasien, walaupun tidak menyentuh
Pasien
Kenapa ? untuk melindungi petugas kesehatan dan
area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang
berasal dari pasien
Membersihkan tangan merupakan pilar dan indikator mutu dalam
mencegah dan mengendalikan infeksi, sehingga wajib dilakukan oleh
setiap petugas rumah sakit. Membersihkan tangan dapat dilakukan dengan
mencuci tangan dengan air mengalir atau menggunakan antiseptik
berbasis alkohol(Handrub).
1. Hand Hygiene dengan air mengalir
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan teknik hand hygiene
yang paling ideal. Dengan mencuci tangan, kotoran tak terlihat dan bakteri
patogen yang terdapat pada area tangan dapat dikurangi secara maksimal. Hand
hygiene dengan mencuci tangan disarankan untuk dilakukan sesering mungkin ,
bila kondisi dan sumber daya memungkinkan
Pelaksanaan hand hygiene dengan mencuci tangan efektif membutuhkanwaktu
sekitar 40-60 detik, dengan langkah sebagai berikut :
a. Basahi tangan dengan air mengalir
b. Tuangkan sabun kurang lebih 5cc untuk menyabuni
seluruh permukaantangan
c. Mulai teknik 6 langkah :
7
1) Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak.
2) Gosok telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri
denganjari-jari saling menjalin dan sebaliknya.
3) Gosok kedua telapak tangan dan jari – jari saling
menjalin.
4) Gosok punggung jari – jari pada telapak yang
berlawanan denganjari – jari saling mengunci.
5) Gosok memutar ibu jari kiri dengan tangan kanan
mengunci padaibu jari tangan kiri dan sebaliknya.
6) Gosok kuku jari-jari kiri memutar pada telapak
tangan kanan dansebaliknya
7) Bilas tangan dengan air mengalir.
8) Keringkan tangan sekering mungkin dengan tissu.
9) Gunakan tissue untuk mematikan kran.
8
2. Hand Hygiene Menggunakan antiseptik berbasis alcohol (Handrub)
Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat
dilakukan karena kondisi atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya
pasien yang kontak dengan petugas dalam satu waktu, atau sulitnya mendapatkan
sumber air bersih yang memadai menjadi kendalam dalam melaksanakan hand
hygiene dengan mencuci tangan. Dengan alasan ini, WHO menyarankan
alternatif lain dalam melakukan hand hygiene, yaitu dengan handrub berbasis
alkohol.
a. Keuntungan hand rub
WHO merekomendasikan handrub berbasis alkohol karena beberapa hal
sebagai berikut :
1) Berdasarkan bukti, keuntungan intrinsik dari reaksinya yang cepat,
efektif terhadap aktivitas mikroba spektrum luas dengan resiko
minimal terhadap resistensi mikrobakterial
2) Cocok untuk digunakan pada area atau fasulitas kesehatan
dengan akses dan dukungan sumberdaya yang terbatas
dalam hal fasilitas hand hygiene (termasuk air bersih,
tissue, handuk, dan sebagainya)
3) Kemampuan promotif yang lebih besar dalam mendukung
upaya hand hygiene karena prosesnya yang cepat dan lebih
nyaman untukdilakukan
4) Keuntungan finansial, mengurangi biaya yang perlu
dikeluarkan rumah sakit.
5) Resiko minimal terhadap adverse event karena
meningkatnya keamanan, berkaitan dengan akseptabilitas
dan toleransinya dibandingkan dengan produk lain.
b. Teknik mencuci tangan menggunakan hand rub
Pelaksanaan membersihkan tangan dengan menggunakan alcohol based
handrubefektif membutuhkan waktu sekitar 20-30 detik melalui 6 (enam)
langkah kebersihan tangan. Prosedur ini dimulai dengan menuangkan 3-5 ml
handrub ke dalam telapak tangan, dan kemudian memulai teknik 6 langkah :
1) Menggosok bagian dalam telapak tangan
2) Menggosok punggung tangan bergantian
3) Menggosok sela-sela jari tangan
9
4) Menggosok ruas jari tangan dengan mengkaitkan kedua tangan
5) Menggosok ibu jari tangan, bergantian
6) Menggosok ujung jari tangan
3. Cara Pembuatan Hand Rub Berbasis Alkohol
Ada beberapa teknik dalam pembuatan handrub berbasis alkohol yang dapat
dibuat dengan cukup mudah di institusi rumah sakit. Teknik tersebut antara lain :
a. Formula 1
Untuk menghasilkan konsentrasi akhir dari ethanol 80% v/v, glycerol 1,45%
v/v, hydrogene peroxide (H2O2) 0,125% v/v, tuangkan kedalam 1000 ml
labu ukur:
1) Ethanol 96% v/v sebanyak 833,3 ml
2) H2O2 3%, sebanyak 41,7 ml
3) Glycerol 98%, 14,5 ml
4) Tambahkan aqua destilata atau air yang telah dimasak kedalam labu
ukur hingga mencapai 1000 ml, kocok dengan perlahan sampai larutan
benar-benar tercampur.
b. Formula 2
Untuk menghasilkan konsentrasi akhir dari isopropyl alcohol 75% v/v,
glycerol 1,45% v/v, hydrogene peroxide (H2O2) 0,125% v/v, Tuangkan
kedalam 1000 ml labu ukur:
1) Isopropyl alkohol (dengan kemurnian 99,8%) 751,5 ml
2) H2O2 3%, sebanyak 41,7 ml
10
3) Glycerol 98%, 14,5 ml
Tambahkan aqua destilata atau air yang telah dimasak kedalam
labu ukur hingga mencapai 1000 ml, kocok dengan perlahan sampai
larutan benar-benar tercampur. Menurut WHO, produksi hand rub
direkomendasikan dilakukan oleh tenaga farmasis terlatih di unit
farmasi. Hal ini dikarenakan ethanol yang tidak diencerkan bersifat
sangat mudah terbakar, dan bahkan tetap dapat terpicu untuk terbakar
saat berada dalam suhu dibawah 10o
C. WHO juga menyarankan untuk
alasan keamanan, pembuatan handrub berbahan dasar alkohol dalam
satu kali, tidak lebih dari 50 liter. Tempat penyimpanan idealnya ruang
dengan air conditioner (AC) dan tertutup, serta terhindar dari sinar
matahari langsung
Untuk menghindari kontaminasi organisme patogen dan spora,
botol sekali pakai (disposable) lebih disarankan meskipun botol yang
dipakai ulang dapat juga dipakai sebagai wadah setelah disterilkan.
Untuk mencegah evaporasi, kapasitas maksimum yang dianjurkan
adalah 500 ml pada ruang perawatan (rawat inap) atau rawat jalan, dan
1000 liter pada kamar operasi.
4. Hand Hygiene Metode bedah
Hand hygiene metode bedah adalah suatu upaya membersihkan tangan dari
benda asing dan mikroorganisme dengan menggunakan metode yang paling
maksimal sebelum melakukan prosedur bedah. Dengan tujuan tertinggi dalam
upaya mengurangi mikroorganisme patogen pada area tangan, mencuci tangan
metode bedah dilakukan dengan sangat hati-hati dan dalam waktu yang relatif
lebih lama. Pelaksanaan membersihkan tangan dengan mencuci tangan efektif
membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit melalui 3 tahapan dengan langkah-
langkah:
a. Membasahi tangan dengan air mengalir, dimulai dari ujung jari
sampai 2 cm diatas siku.
b. Menempatkan sekitar 15 ml (3 x tekanan dispenser) cairan
handscrub antiseptik di telapak tangan kiri, dengan
menggunakan siku lengan yang lain atau dengan dorongan lutut
untuk mengoperasikan dispenser.
c. Meratakan dan menggosok cairan handsrub
11
d. Ratakan dengan kedua telapak tangan, dilanjutkan dengan
menggosok punggung, sela- sela jari tangan kiri dan kanan dan
sebaliknya.
e. Kedua telapak tangan, jari -jari sisi dalam dari kedua tangan
saling menggosok dan mengait dilanjutkan dengan
membersihkan kedua ibu jari dan ujung kuku jari bergantian.
f. Mengambil pembersih kuku dan bersihkan dalam air mengalir
g. Mengambil sikat steril yang sudah berisi cairan handsrub
h. Menyikat tangan kanan dan tangan kiri bergantian.
i. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas ke bawah
pada keduatangan.
j. Jari-jari seakan mempunyai empat sisi, sela jari, secara urut
mulai dariibu jari sampai dengan kelingking.
k. Telapak tangan, punggung melalui gerakan melingkar.
l. Daerah pergelangan tangan atas sampai dengan siku
dengan gerakanmelingkar.
m. Ulangi cara ini pada tangan kanan selama 2 menit.
n. Membilas tangan dengan air mengalir dari arah ujung jari
ke siku dengan memposisikan tangan tegak
o. Lakukan sekali lagi menyikat tangan kanan dan tangan
kiri secarabergantian
p. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas ke bawah
pada keduatangan
q. Jari-jari seakan mempunyai empat sisi, sela-sela jari, secara
urut mulaidari ibu jari sampai dengan kelingking
r. Telapak tangan dan punggung dengan gerakan melingkar
s. Daerah pergelangan tangan atas sampai dengan siku dengan
gerakanmelingkar dilakukan selama 2 menit.
t. Membiarkan air menetes dari tangan sampai dengan siku.
u. Mengeringkan menggunakan handuk steril yang dibagi 2
bagian, satu bagian untuk tangan kiri dan bagian yang lain
untuk tangan kanan, memutar dari jari- jari tangan ke arah siku.
v. Meletakkan handuk pada tempat yang disediakan.
5. Hal yang perlu diperhatikan dalam membersihkan tangan antara lain Sebelum
dan sesudah melakukan hand hygiene, ada hal hal yang harusdiperhatikan
12
agar tujuan hand hygiene dapat tercapai, diantaranya adalah :
a. Perawatan kuku tangan
Kuku tangan harus dalam keadaan bersih dan pendek. Kuku yang panjang
dapat menimbulkan potensi akumulasi bakteri patogen yang terdapat di
bawah kuku.
b. Perhiasan dan aksesoris
Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan pada pada area tangan seperti
cincin, karena adanya resiko akumulasi bakteri patogen pada perhiasan yang
dipakai.
c. Kosmetik
Kosmetik yang dipakai petugas kesehatan, seperti cat kuku, dapat
menyimpan bakteri patogen, juga dapat terlepas dari tangan dan berpindah
saat melakukan kontak dengan pasien. Hal ini sangat berbahaya dan
disarankan untuk tidak dilakukan.
d. Penggunaan handuk atau tissue
Pengeringan tangan sebaiknya menggunakan tissue disposable. Namun bila
terdapat keterbatasan dalam sumber daya, handuk yang bersih juga dapat
digunakan, dengan catatan hanya digunakan sekali, dan kemudian harus
melalui proses pembersihan agar dapat dipakai kembali di kemudian hari
13
BAB IV
TATA LAKSANA
Outbreak / KLB adalah peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih
banyak dari pada ekspektasi normal di suatu area atau pada suatu kelompok tertentu,
selama suatu periode waktu tertentu. Informasi tentang potensi outbreak biasanya
dating dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien (kasus indeks), keluarga
pasien, kader kesehatan, atau warga masyaraka.Tetapi informasi tentang potensi
outbreak bias juga berasal dari petugas
kesehatan, hasil analisis data surveilans laporan kematian, laporan hasil
pemeriksaan laboratorium.
A. Penatalaksanaan outbreak atau kejadian luar bias
Penanganan kejadian luar biasa adalah :
1. Analisa data surveilens infeksi rumah sakit yang mengalami peningkatan tiga
bulan berturut-turut.
2. Komite PPI Rumah Sakit bersama IPCD/IPCN melakukan investigasi bersama di
tempat kejadiannya KLB,meliputi:
a. Mencatat setiap kejadian infeksi di ruangan sesuai prosedur Survailens
Infeksi Rumah sakit.
b. Berkordinasi dengan IPCLN dan kepala ruangan serta dokter yang
bertanggung jawab menangani pasien,untuk melakukan verifikasi diagnosis
Infeksi Rumah Sakit dan mengkonfirmasi sebagai kasus KLB.
c. Investigasi terhadap kemungkinan sumber penularan dan kemungkinan
penyebarannya,serta aspek lain yang diperlukan untuk penanggulangan atau
memutuskan rantai penularan.
d. Berkoordinasi dengan bagian Laboratorium untuk melakukan: Swab
ruang/alat yang diduga terkontaminasi bakteri.
e. Pengambilan bahan dari berbagai lokasi tersangka sumber infeksi untuk
dibiakkan dan antibiogram.
f. Pemasangan lebel di tempat penampungan bahan pemeriksaan laboratorium
pasien penyakit menural.
g. Label bertuliskan “Awas Bahan Menular”.
h. Berkordinasi dengan seluruh personil di bagian terkait untuk memberikan
klarifikasi-klarifikasi perihal yang terkait dengan KLB, missal pelaksanaan
prosedur tetap secara benar.
14
3. Komite PPI Rumah Sakit menyimpulkan hasil investigasi.
4. Komite PPI Rumah Sakit menetapkan status siaga bencana KLB dan melaporkan
kepada Direktur Rumah Sakit.
5. Direktur berdasarkan pertimbangan Komite PPI Rumah Sakit menetapkan
adanya KLB.
6. Komite PPI Rumah Sakit melakukan dokumentasi tentang kejadian dan tindakan
yang telah diambil terhadap data atau informasi KLB.
7. Komite PPI Rumah Sakit terus melakukan monitoring dan evaluasi sampai KLB
berhasil diatasi.
8. Komite PPI bersama IPCN, IPCLN dan perawat ruangan melakukan langkah-
langkah pencegahan dan pembatasan dengan cara:
a. Melaksanakan dan mengawasi secara ketat pelaksanaan cuci tangan yang
benar dan tepat.
b. Menggunakan dan mengawasi penggunaan sarung tangan dan APD lain
sesuai indikasi.
c. Melakukan dan mengawasi pembuangan limbah dengan benar.
d. Melakukan pemisahan pasien yang terinfeksi,disatukan dengan pasien yang
sama-sama terinfeksi dan menentukan staf yang akan memberikan penangan.
e. Mengawasi ketat penerapan Kewaspadaan Standar.
f. Ruangan yang terjadi KLB harus didesinfeksi.
9. Status KLB dilaporkan ke dinas kesehatan setempat.
10. Komite PPI menyatakan KLB selesai jika dua kali masa inkubasi terpanjang
tidak ditemukan kasus baru.
15
BAB V
DOKUMENTASI
1. SPO Penatalaksanaan Out Break / Kejadian Luar Biasa di rumah sakit
2. Tim PPIRS memberikan sosialisasi kepada semua staf untuk melaksanakan bila
ada kejadian Out Break / Kejadian Luar Biasa di RSU Hati Mulia
3. Tim PPI melaksanakan investigasi dan membuat laporan bila terjadi Out Break
/ Kejadian Luar Biasa
Ditetapkan di : Kendari
Pada tanggal : 03 Januari 2022

More Related Content

Similar to PANDUAN HAND HYGIENE-3.docx

SENIN hand hygiene.pptx
SENIN hand hygiene.pptxSENIN hand hygiene.pptx
SENIN hand hygiene.pptxAkhbarPutra
 
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptxKONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptxelvira381479
 
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsKebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsI Putu Cahya Legawa
 
HH - EDIT.pptx
HH - EDIT.pptxHH - EDIT.pptx
HH - EDIT.pptxYANTOTALAN
 
Evaluasi ppi di jaringan Puskesmas Situbondo 18 juni.pptx
Evaluasi ppi di jaringan Puskesmas Situbondo 18 juni.pptxEvaluasi ppi di jaringan Puskesmas Situbondo 18 juni.pptx
Evaluasi ppi di jaringan Puskesmas Situbondo 18 juni.pptxrina381232
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiSeptian Muna Barakati
 
KEBERSIHAN TANGAN BERDASARKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.pdf
KEBERSIHAN TANGAN BERDASARKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.pdfKEBERSIHAN TANGAN BERDASARKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.pdf
KEBERSIHAN TANGAN BERDASARKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.pdfDedenPanjiWiguna
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi PekerjaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi PekerjaFransiska Puteri
 
KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptx
KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptxKEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptx
KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptxssuser9875e4
 
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik KebidananPencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 
Ratna julita ppt , teknologi social media
Ratna julita ppt , teknologi social mediaRatna julita ppt , teknologi social media
Ratna julita ppt , teknologi social mediaRatnaJulita3
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)intan fadilla
 
Teknologi Sosial Media pertemuan 5
Teknologi Sosial Media pertemuan 5Teknologi Sosial Media pertemuan 5
Teknologi Sosial Media pertemuan 5NabilaOcta
 
HAND HYGIENE-EVA.pptx
HAND HYGIENE-EVA.pptxHAND HYGIENE-EVA.pptx
HAND HYGIENE-EVA.pptxEvaKusuma2
 
Tugas teknologi pertemuan ke6
Tugas teknologi pertemuan ke6Tugas teknologi pertemuan ke6
Tugas teknologi pertemuan ke6fairusmeita
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 

Similar to PANDUAN HAND HYGIENE-3.docx (20)

SENIN hand hygiene.pptx
SENIN hand hygiene.pptxSENIN hand hygiene.pptx
SENIN hand hygiene.pptx
 
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptxKONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
KONSEP DASAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI.pptx
 
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsKebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
 
HH - EDIT.pptx
HH - EDIT.pptxHH - EDIT.pptx
HH - EDIT.pptx
 
Evaluasi ppi di jaringan Puskesmas Situbondo 18 juni.pptx
Evaluasi ppi di jaringan Puskesmas Situbondo 18 juni.pptxEvaluasi ppi di jaringan Puskesmas Situbondo 18 juni.pptx
Evaluasi ppi di jaringan Puskesmas Situbondo 18 juni.pptx
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
 
KEBERSIHAN TANGAN BERDASARKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.pdf
KEBERSIHAN TANGAN BERDASARKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.pdfKEBERSIHAN TANGAN BERDASARKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.pdf
KEBERSIHAN TANGAN BERDASARKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI.pdf
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi PekerjaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 6 Sanitasi Pekerja
 
KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptx
KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptxKEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptx
KEBERSIHAN TANGAN ( HAND HYGIENE).pptx
 
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik KebidananPencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
 
Ratna julita ppt , teknologi social media
Ratna julita ppt , teknologi social mediaRatna julita ppt , teknologi social media
Ratna julita ppt , teknologi social media
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
 
Teknologi Sosial Media pertemuan 5
Teknologi Sosial Media pertemuan 5Teknologi Sosial Media pertemuan 5
Teknologi Sosial Media pertemuan 5
 
HAND HYGIENE-EVA.pptx
HAND HYGIENE-EVA.pptxHAND HYGIENE-EVA.pptx
HAND HYGIENE-EVA.pptx
 
Tugas teknologi pertemuan ke6
Tugas teknologi pertemuan ke6Tugas teknologi pertemuan ke6
Tugas teknologi pertemuan ke6
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 

Recently uploaded

LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 

PANDUAN HAND HYGIENE-3.docx

  • 1. RUMAH SAKIT UMUM HATI MULIA PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE) RUMAH SAKIT UMUM HATI MULIA 2022
  • 2. ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG............................................................. 1 B. DEFINISI....................................................................... 2 BAB II RUANG LINGKUP....................................................................... 3 BAB III KEBIJAKAN................................................................................. 4 BAB IV TATA LAKSANA......................................................................... 5 BAB V DOKUMENTASI.......................................................................... 15
  • 3. 1 Lampiran 2 : Peraturan Direktur RSU Hati Mulia Tentang Revisi PPI Nomor : 004 /PER-DIR/RSUHM I/2022 Tentang :Panduan Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Health Care Associates Infections (HCAI) adalah masalah besar dalam patient safety, dimana pengawasan dan kegiatan pencegahan harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan, sehingga institusi kesehatan lebih berkomitmen untuk membuat institusinya menjadi lebih aman. HCAI mempunyai banyak implikasi, diantaranya adalah memanjangnya waktu rawat, disabilitas jangka panjang, meningkatnya resistensi mikroorganisme terhadap antimikroba, tambahan beban biaya institusional yang besar, biaya perawatan yang tinggi untuk pasien dan keluarga, dan yang paling parah adalah kematian yang tidak diharapkan. Walaupun resiko HCAI ada pada setiap fasilitas kesehatan di seluruh dunia, beban global yang harus ditanggung oleh fasilitas kesehatan sampai saat ini belum diketahui dengan pasti mengingat sulitnya mengumpulkan data diagnostik yang reliabel. Namun secara umum, WHO (2009) memperkirakan lebih dari 1,4 juta pasien di negara maju dan berkembang di seluruh dunia, terkena dampak HCAI saat ini. Menurut laporan WHO (2009) di negara maju, HCAI berdampak pada 5- 15% pasien yang dirawat di bangsal rumah sakit, dan meningkat menjadi 9-37% pada pasien yang dirawat di ICU. Di Eropa (HELICS, 2009) memperkirakan 5 juta kasus HCAI terjadi di unit-unit perawatan di rumah sakit, mengakibatkan memanjangnya masa perawatan selama kurang lebih 25 juta hari di rumah sakit, dan bertanggung jawab terhadap bertambahnya biaya perawatan sebanyak 13-24 poundsterling. Sementara diUSA, HCAI mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih (36%), infeksi luka operasi (20%), infeksi aliran darah (11%) dan pnemonia (11%). Di negara berkembang, HCAI masih belum terdata secara baik. Hal ini disebabkan karena pencatatan, pelaporan dan penelitian yang terkait dengan HCAI masih belum memenuhi syarat. Hal ini sangat berbahaya, mengingat perkiraan bahwa prevalensi HCAI di negara berkembang lebih banyak, namun data yang akurat tidak tersedia, sehingga resiko ini tidak tampak dengan jelas dan tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Ketidakadekuatan upaya terhadap resiko HCAI
  • 4. 2 ini disebabkan karena banyak faktor, diantaranya jumlah staf yang tidak proporsional, kebersihan dan sanitasi yang buruk, tidak ada atau kurangnya sarana, struktur yang tidak memadai, dan kurangnya dukungan finansial. Di luar fasilitas kesehatan, kondisi-kondisi sosial seperti kurangnya jumlah sumberdaya kesehatan dan malnutrisi juga meningkatkan resiko terjadinya infeksi akibat HCAI. Salah satu upaya yang paling efektif dalam mencegah HCAI adalah dengan cara mencuci tangan. Hal ini disebabkan karena tangan adalah dalah satu organ tubuh yang paling tercemar dengan mikroorganisme patogen. Penelitian RSCM pada 2002 menyebutkan bahwa 85,7 persen angka infeksi nosokomial dapat dikendalikan jika petugas medis selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis. RSMata “Dr. Yap” dalam penelitiannya di tahun 2012 yang menguji angka kuman pada pegangan telepon juga menyimpulkan, bahwa instalasi yang mempunyai sarana hand hygiene menunjukkan angka kuman yang lebih rendah. B. Definisi Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baik dengan menggunakan sabun antiseptik di bawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol dengan langkah-langkah yang sistematik sesuai urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri yang berada pada tangan. Price (1938) menyatakan bahwa bakteri pada tangan dapat dikategorikan menjadi dua jenis, dikenal sebagai resident flora dan transient flora. Resident flora, terdiri dari mikroorganisme yang tersembunyi dibawah sel superfisial stratum korneum dan dapat pula ditemukan pada permukaan tangan. Bakteri yang paling banyak ditemukan adalah staphylococcus epiderdimis. Resident flora ini mempunyai dua fungsi protektif, antagonis mikroba dan kompetisi untuk mendapatkan nutrisi di ekosistem. Secara umum, hubungan resident flora dan kejadian infeksi sangat kecil, namun mungkin dapat menyebabkan infeksi pada bagian tubuh yang steril seperti mata. Transient flora (transient microbiota), yang berkoloni pada lapisan superfisial kulit, ukumnya lebih mudah disingkirkan dengan cuci tangan yang rutin. Mikroorganismetransient tidak berkembang biak di dalam kulit, namun umumnya berkembang biak di permukaan kulit. Mikroorganisme ini juga sering berpindah seiring dengan adanya kontakantara petugas kesehatan dengan alat, pasien bahkan dengan petugas kesehatan lain
  • 5. 3 BAB II RUANG LINGKUP WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas yang tersebut dibawah iniuntuk selalu mematuhi prosedur hand hygiene, yaitu : A. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan petugaskesehatan lainnya (fisioterapi,laboratorium). B. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli gizi,farmasi dan petugas tehnik C. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien D. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit.
  • 6. 4 BAB III KEBIJAKAN 1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 2. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran; 4. Permenkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; 7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah Sakit; 8. Peraturan Direktur Rumah Sakit Hati Mulia Nomor 001 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSU Hati Mulia Kendari
  • 7. 5 BAB IV TATA LAKSANA A. Tata laksana Hand Hygiene WHO(World Health Organization) mensyaratkan five moment of hand hygiene (5 waktu hand hygiene), yang merupakan petunjuk waktu kapan petugas harus melakukan hand hygiene, yaitu : B. Moment of Hand Hygiene 1. Sebelum kontak dengan pasien Kapan ?Bersihkan tangan sebelum menyentuh Pasien Kenapa ?Untuk melindungi pasien dari bakteri patogen yang ada pada tangan petugas 2. Sebelum melakukan tindakan Kapan ? bersihkan tangan segera sebelum melakukan tindakan aseptic Kenapa ? untuk melindungi pasien dari bakteri patogen, termasuk yang berasal permukaan tubuh
  • 8. 6 aseptic pasien sendiri, memasuki bagian dalam tubuh. 3. Setelah kontak dengan cairan tubuhpasien Kapan ? Bersihkan tangan setelah kontak atau resiko kontak dengan cairan tubuh pasien ( dan setelah melepas sarung tangan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien 4. Setelah kontak dengan pasien Kapan ? bersihkan tangan setelah menyentuh pasien, sesaat setelah meninggalkan pasien Kenapa ? untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien 5. Setelah kontak dengan area sekitar pasien Kapan ? bersihkan tangan setelah menyentuh objek atau furniture yang ada di sekitar pasien saat meninggalkan pasien, walaupun tidak menyentuh Pasien Kenapa ? untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien Membersihkan tangan merupakan pilar dan indikator mutu dalam mencegah dan mengendalikan infeksi, sehingga wajib dilakukan oleh setiap petugas rumah sakit. Membersihkan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air mengalir atau menggunakan antiseptik berbasis alkohol(Handrub). 1. Hand Hygiene dengan air mengalir Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan teknik hand hygiene yang paling ideal. Dengan mencuci tangan, kotoran tak terlihat dan bakteri patogen yang terdapat pada area tangan dapat dikurangi secara maksimal. Hand hygiene dengan mencuci tangan disarankan untuk dilakukan sesering mungkin , bila kondisi dan sumber daya memungkinkan Pelaksanaan hand hygiene dengan mencuci tangan efektif membutuhkanwaktu sekitar 40-60 detik, dengan langkah sebagai berikut : a. Basahi tangan dengan air mengalir b. Tuangkan sabun kurang lebih 5cc untuk menyabuni seluruh permukaantangan c. Mulai teknik 6 langkah :
  • 9. 7 1) Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak. 2) Gosok telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri denganjari-jari saling menjalin dan sebaliknya. 3) Gosok kedua telapak tangan dan jari – jari saling menjalin. 4) Gosok punggung jari – jari pada telapak yang berlawanan denganjari – jari saling mengunci. 5) Gosok memutar ibu jari kiri dengan tangan kanan mengunci padaibu jari tangan kiri dan sebaliknya. 6) Gosok kuku jari-jari kiri memutar pada telapak tangan kanan dansebaliknya 7) Bilas tangan dengan air mengalir. 8) Keringkan tangan sekering mungkin dengan tissu. 9) Gunakan tissue untuk mematikan kran.
  • 10. 8 2. Hand Hygiene Menggunakan antiseptik berbasis alcohol (Handrub) Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat dilakukan karena kondisi atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya pasien yang kontak dengan petugas dalam satu waktu, atau sulitnya mendapatkan sumber air bersih yang memadai menjadi kendalam dalam melaksanakan hand hygiene dengan mencuci tangan. Dengan alasan ini, WHO menyarankan alternatif lain dalam melakukan hand hygiene, yaitu dengan handrub berbasis alkohol. a. Keuntungan hand rub WHO merekomendasikan handrub berbasis alkohol karena beberapa hal sebagai berikut : 1) Berdasarkan bukti, keuntungan intrinsik dari reaksinya yang cepat, efektif terhadap aktivitas mikroba spektrum luas dengan resiko minimal terhadap resistensi mikrobakterial 2) Cocok untuk digunakan pada area atau fasulitas kesehatan dengan akses dan dukungan sumberdaya yang terbatas dalam hal fasilitas hand hygiene (termasuk air bersih, tissue, handuk, dan sebagainya) 3) Kemampuan promotif yang lebih besar dalam mendukung upaya hand hygiene karena prosesnya yang cepat dan lebih nyaman untukdilakukan 4) Keuntungan finansial, mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan rumah sakit. 5) Resiko minimal terhadap adverse event karena meningkatnya keamanan, berkaitan dengan akseptabilitas dan toleransinya dibandingkan dengan produk lain. b. Teknik mencuci tangan menggunakan hand rub Pelaksanaan membersihkan tangan dengan menggunakan alcohol based handrubefektif membutuhkan waktu sekitar 20-30 detik melalui 6 (enam) langkah kebersihan tangan. Prosedur ini dimulai dengan menuangkan 3-5 ml handrub ke dalam telapak tangan, dan kemudian memulai teknik 6 langkah : 1) Menggosok bagian dalam telapak tangan 2) Menggosok punggung tangan bergantian 3) Menggosok sela-sela jari tangan
  • 11. 9 4) Menggosok ruas jari tangan dengan mengkaitkan kedua tangan 5) Menggosok ibu jari tangan, bergantian 6) Menggosok ujung jari tangan 3. Cara Pembuatan Hand Rub Berbasis Alkohol Ada beberapa teknik dalam pembuatan handrub berbasis alkohol yang dapat dibuat dengan cukup mudah di institusi rumah sakit. Teknik tersebut antara lain : a. Formula 1 Untuk menghasilkan konsentrasi akhir dari ethanol 80% v/v, glycerol 1,45% v/v, hydrogene peroxide (H2O2) 0,125% v/v, tuangkan kedalam 1000 ml labu ukur: 1) Ethanol 96% v/v sebanyak 833,3 ml 2) H2O2 3%, sebanyak 41,7 ml 3) Glycerol 98%, 14,5 ml 4) Tambahkan aqua destilata atau air yang telah dimasak kedalam labu ukur hingga mencapai 1000 ml, kocok dengan perlahan sampai larutan benar-benar tercampur. b. Formula 2 Untuk menghasilkan konsentrasi akhir dari isopropyl alcohol 75% v/v, glycerol 1,45% v/v, hydrogene peroxide (H2O2) 0,125% v/v, Tuangkan kedalam 1000 ml labu ukur: 1) Isopropyl alkohol (dengan kemurnian 99,8%) 751,5 ml 2) H2O2 3%, sebanyak 41,7 ml
  • 12. 10 3) Glycerol 98%, 14,5 ml Tambahkan aqua destilata atau air yang telah dimasak kedalam labu ukur hingga mencapai 1000 ml, kocok dengan perlahan sampai larutan benar-benar tercampur. Menurut WHO, produksi hand rub direkomendasikan dilakukan oleh tenaga farmasis terlatih di unit farmasi. Hal ini dikarenakan ethanol yang tidak diencerkan bersifat sangat mudah terbakar, dan bahkan tetap dapat terpicu untuk terbakar saat berada dalam suhu dibawah 10o C. WHO juga menyarankan untuk alasan keamanan, pembuatan handrub berbahan dasar alkohol dalam satu kali, tidak lebih dari 50 liter. Tempat penyimpanan idealnya ruang dengan air conditioner (AC) dan tertutup, serta terhindar dari sinar matahari langsung Untuk menghindari kontaminasi organisme patogen dan spora, botol sekali pakai (disposable) lebih disarankan meskipun botol yang dipakai ulang dapat juga dipakai sebagai wadah setelah disterilkan. Untuk mencegah evaporasi, kapasitas maksimum yang dianjurkan adalah 500 ml pada ruang perawatan (rawat inap) atau rawat jalan, dan 1000 liter pada kamar operasi. 4. Hand Hygiene Metode bedah Hand hygiene metode bedah adalah suatu upaya membersihkan tangan dari benda asing dan mikroorganisme dengan menggunakan metode yang paling maksimal sebelum melakukan prosedur bedah. Dengan tujuan tertinggi dalam upaya mengurangi mikroorganisme patogen pada area tangan, mencuci tangan metode bedah dilakukan dengan sangat hati-hati dan dalam waktu yang relatif lebih lama. Pelaksanaan membersihkan tangan dengan mencuci tangan efektif membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit melalui 3 tahapan dengan langkah- langkah: a. Membasahi tangan dengan air mengalir, dimulai dari ujung jari sampai 2 cm diatas siku. b. Menempatkan sekitar 15 ml (3 x tekanan dispenser) cairan handscrub antiseptik di telapak tangan kiri, dengan menggunakan siku lengan yang lain atau dengan dorongan lutut untuk mengoperasikan dispenser. c. Meratakan dan menggosok cairan handsrub
  • 13. 11 d. Ratakan dengan kedua telapak tangan, dilanjutkan dengan menggosok punggung, sela- sela jari tangan kiri dan kanan dan sebaliknya. e. Kedua telapak tangan, jari -jari sisi dalam dari kedua tangan saling menggosok dan mengait dilanjutkan dengan membersihkan kedua ibu jari dan ujung kuku jari bergantian. f. Mengambil pembersih kuku dan bersihkan dalam air mengalir g. Mengambil sikat steril yang sudah berisi cairan handsrub h. Menyikat tangan kanan dan tangan kiri bergantian. i. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas ke bawah pada keduatangan. j. Jari-jari seakan mempunyai empat sisi, sela jari, secara urut mulai dariibu jari sampai dengan kelingking. k. Telapak tangan, punggung melalui gerakan melingkar. l. Daerah pergelangan tangan atas sampai dengan siku dengan gerakanmelingkar. m. Ulangi cara ini pada tangan kanan selama 2 menit. n. Membilas tangan dengan air mengalir dari arah ujung jari ke siku dengan memposisikan tangan tegak o. Lakukan sekali lagi menyikat tangan kanan dan tangan kiri secarabergantian p. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas ke bawah pada keduatangan q. Jari-jari seakan mempunyai empat sisi, sela-sela jari, secara urut mulaidari ibu jari sampai dengan kelingking r. Telapak tangan dan punggung dengan gerakan melingkar s. Daerah pergelangan tangan atas sampai dengan siku dengan gerakanmelingkar dilakukan selama 2 menit. t. Membiarkan air menetes dari tangan sampai dengan siku. u. Mengeringkan menggunakan handuk steril yang dibagi 2 bagian, satu bagian untuk tangan kiri dan bagian yang lain untuk tangan kanan, memutar dari jari- jari tangan ke arah siku. v. Meletakkan handuk pada tempat yang disediakan. 5. Hal yang perlu diperhatikan dalam membersihkan tangan antara lain Sebelum dan sesudah melakukan hand hygiene, ada hal hal yang harusdiperhatikan
  • 14. 12 agar tujuan hand hygiene dapat tercapai, diantaranya adalah : a. Perawatan kuku tangan Kuku tangan harus dalam keadaan bersih dan pendek. Kuku yang panjang dapat menimbulkan potensi akumulasi bakteri patogen yang terdapat di bawah kuku. b. Perhiasan dan aksesoris Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan pada pada area tangan seperti cincin, karena adanya resiko akumulasi bakteri patogen pada perhiasan yang dipakai. c. Kosmetik Kosmetik yang dipakai petugas kesehatan, seperti cat kuku, dapat menyimpan bakteri patogen, juga dapat terlepas dari tangan dan berpindah saat melakukan kontak dengan pasien. Hal ini sangat berbahaya dan disarankan untuk tidak dilakukan. d. Penggunaan handuk atau tissue Pengeringan tangan sebaiknya menggunakan tissue disposable. Namun bila terdapat keterbatasan dalam sumber daya, handuk yang bersih juga dapat digunakan, dengan catatan hanya digunakan sekali, dan kemudian harus melalui proses pembersihan agar dapat dipakai kembali di kemudian hari
  • 15. 13 BAB IV TATA LAKSANA Outbreak / KLB adalah peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak dari pada ekspektasi normal di suatu area atau pada suatu kelompok tertentu, selama suatu periode waktu tertentu. Informasi tentang potensi outbreak biasanya dating dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien (kasus indeks), keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyaraka.Tetapi informasi tentang potensi outbreak bias juga berasal dari petugas kesehatan, hasil analisis data surveilans laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium. A. Penatalaksanaan outbreak atau kejadian luar bias Penanganan kejadian luar biasa adalah : 1. Analisa data surveilens infeksi rumah sakit yang mengalami peningkatan tiga bulan berturut-turut. 2. Komite PPI Rumah Sakit bersama IPCD/IPCN melakukan investigasi bersama di tempat kejadiannya KLB,meliputi: a. Mencatat setiap kejadian infeksi di ruangan sesuai prosedur Survailens Infeksi Rumah sakit. b. Berkordinasi dengan IPCLN dan kepala ruangan serta dokter yang bertanggung jawab menangani pasien,untuk melakukan verifikasi diagnosis Infeksi Rumah Sakit dan mengkonfirmasi sebagai kasus KLB. c. Investigasi terhadap kemungkinan sumber penularan dan kemungkinan penyebarannya,serta aspek lain yang diperlukan untuk penanggulangan atau memutuskan rantai penularan. d. Berkoordinasi dengan bagian Laboratorium untuk melakukan: Swab ruang/alat yang diduga terkontaminasi bakteri. e. Pengambilan bahan dari berbagai lokasi tersangka sumber infeksi untuk dibiakkan dan antibiogram. f. Pemasangan lebel di tempat penampungan bahan pemeriksaan laboratorium pasien penyakit menural. g. Label bertuliskan “Awas Bahan Menular”. h. Berkordinasi dengan seluruh personil di bagian terkait untuk memberikan klarifikasi-klarifikasi perihal yang terkait dengan KLB, missal pelaksanaan prosedur tetap secara benar.
  • 16. 14 3. Komite PPI Rumah Sakit menyimpulkan hasil investigasi. 4. Komite PPI Rumah Sakit menetapkan status siaga bencana KLB dan melaporkan kepada Direktur Rumah Sakit. 5. Direktur berdasarkan pertimbangan Komite PPI Rumah Sakit menetapkan adanya KLB. 6. Komite PPI Rumah Sakit melakukan dokumentasi tentang kejadian dan tindakan yang telah diambil terhadap data atau informasi KLB. 7. Komite PPI Rumah Sakit terus melakukan monitoring dan evaluasi sampai KLB berhasil diatasi. 8. Komite PPI bersama IPCN, IPCLN dan perawat ruangan melakukan langkah- langkah pencegahan dan pembatasan dengan cara: a. Melaksanakan dan mengawasi secara ketat pelaksanaan cuci tangan yang benar dan tepat. b. Menggunakan dan mengawasi penggunaan sarung tangan dan APD lain sesuai indikasi. c. Melakukan dan mengawasi pembuangan limbah dengan benar. d. Melakukan pemisahan pasien yang terinfeksi,disatukan dengan pasien yang sama-sama terinfeksi dan menentukan staf yang akan memberikan penangan. e. Mengawasi ketat penerapan Kewaspadaan Standar. f. Ruangan yang terjadi KLB harus didesinfeksi. 9. Status KLB dilaporkan ke dinas kesehatan setempat. 10. Komite PPI menyatakan KLB selesai jika dua kali masa inkubasi terpanjang tidak ditemukan kasus baru.
  • 17. 15 BAB V DOKUMENTASI 1. SPO Penatalaksanaan Out Break / Kejadian Luar Biasa di rumah sakit 2. Tim PPIRS memberikan sosialisasi kepada semua staf untuk melaksanakan bila ada kejadian Out Break / Kejadian Luar Biasa di RSU Hati Mulia 3. Tim PPI melaksanakan investigasi dan membuat laporan bila terjadi Out Break / Kejadian Luar Biasa Ditetapkan di : Kendari Pada tanggal : 03 Januari 2022