Slide ini saya dapatkan dari beberapa sumber yang terpecaya. Namun walaupun seperti itu anda harap membaca kembali, Karena ilmu kebidanan setiap tahunnya akan selalu update. Semoga bermanfaat
Pontianak 8 maret 2018
2. PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI
• Infeksi adalah berkembang biaknya penyakit pada herpes disertai timbulnya
respon imunologi dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik.
- Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau
dalam sistem pelayanan kesehatan. Beberapa diantaranya melalui pasien
rumah sakit, petugas kesehatan, pengunjung, dan lain-lain.
• Prinsip pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme dari
lingkungan klinik dan tenaga kesehatan
3.
4. Pentingnya prinsip pencegahan infeksi ?
• Dalam asuhan kebidanan tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah
dari komponen-komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan
kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan
untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan
tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri,
virus dan jamur.
• Menurut RSUP Prof. Dr.R.D. Kandou banyaknya kematian ibu atau anak
rata-rata akrena Infeksi pada saat melahirkan. Karena alat alat yang
digunakan kurang bersih atau petugas kesehatan yang kurang menjaga
kebersihan tangan yang digunakan untuk membantu persalinan.
5. Karena permasalahan diatas maka :
Terdapat tindakan-tindakan dalam Pencegahan Infeksi (PI) :
Asepsis
Dekontaminasi
Disinfeksi
Sterilisasi
6. Asepsis
Asepsis atau teknik aseptik adalah istilah umum yang biasa
digunakan dalam pelayanaan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk
menggambarkan semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan
infeksi. Teknik aseptik membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru
lahir dan penolong persalinan dengan cara menurunkan jumlah atau
menghilangkan seluruh (eradikasi) mikroorganisme pada kulit, jaringan dan
instrumen/peralatan hingga tingkat yang aman
Antisepsis mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan
tubuh lainnya.
7. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman
berbagai benda yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Peralatan
medis, sarung tangan dan permukaan (misalnya, meja periksa) harus
segera didekontaminasi setelah terpapar darah atau cairan tubuh.
8. Disinfeksi
Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari
benda-benda mati atau instrumen.
Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan
untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri
dengan cara merebus atau kimiawi.
9. Sterilisasi
• Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk
endospora bakteri dari benda-benda mati.
11. Pencucian tangan
• Mencuci kedua tangan merupakan prosedur awal yang harus dilakukan petugas kesehata
sebelum memberikan tindakan, untuk membersihkan tangan dari semua kotoran dan mencegah
terjadinya infeksi silang melalui tangan.
• Teknik Mencuci Biasa
Dengan menggunakan air bersih, handuk, sabun, dan sikat lunak.
• Teknik Mencuci dengan Desinfeksi
Pertama-tama siapkan air bersih, larutan desinfektan lisol/savlon dan handuk kering.
Lalu, lepaskan segala macam perhiasan yang digunakan, misalnya cincin dan jam tangan. Basahi
jari tangan, lengan, hingga siku dengan air bersih. Kemudian basahi dengan larutan desinfektan
dan sikat bila perlu. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan tangan dengan handuk.
12. Memakai Sarung Tangan
• Memakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit
tak utuh, selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya), peralatan,
sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi.Jika sarung tangan
diperlukan, ganti sarung tangan untuk setiap ibu atau bayi baru lahir
untuk menghindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan yang
berbeda untuk situasi yang berbeda pula.Gunakan sarung tangan steril
atau disinfeksi tingkat tinggi untuk prosedur apapun yang akan
mengakibatkan kontak dengan jaringan dibawah kulit seperti persalinan,
penjahitan vagina atau pengambilan darah.
13. Menggunakan Teknik Aseptik
• Teknik aseptik membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi
baru lahir dan penolong persalinan. Antisepsis adalah tindakan yang
dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau
mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit. Karena
kulit dan selaput mukosa tidak dapat disterilkan maka penggunaan
antiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang
dapat mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi.
14. Memproses alat bekas pakai
• Alat bekas pakai setelah digunakan oleh petugas rumah sakit, harus di
sterilisasi.
Seperti alat alat tab dan pembersihan luka, namun jika sarung tangan
lebih baik digunakan dengan sekali pakai. Boleh digunakan seacar
berulang, maksimal 3x.
15. Menangani peralatan tajam dengan aman
Luka tusuk karena peralatan tajam (misalkan jarum) adalah salah satu cara
utama terjadinya infeksi HIV dan hepatitis B diantara para penolong persalinan.
Oleh karena itu, perhatikan pedoman berikut :
• Letakkan benda-benda tajam diatas baki stteril atau disinfeksi tingkat tinggi atau
menggunakan "daerah aman" yang sudah ditentukan (daerah khusus untuk
meletakkan dan mengambil peralatan tajam).
• Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk jarum secara tidak
sengaja.
• Gunakan pemegang jarum dan pinset saat meenjahit. Jangan pernah meraba jarum
atau memegang jarum jahit dengan tangan.
16. • Jangan menutup kembali, melengkungkan, meematahkan atau
melepaskan jarum yang akan dibuang.
• Buang benda-benda tajam dalam wadah tahann bocor dan segel dengan
perekat jika sudah 2/3 penuh. Jangan memindahkan benda-benda tajam
tersebut ke wadah yang lain. Wadah benda tajam yang sudah disegel tadi
harus dibakar di dalam insinerator.
• Jika benda-benda tajam tidak bisa dibuangg dengan cara insinerasi, bilas
3 kali dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup kembali
ujung atau bagian tajam dengan penutupnya menggunakan teknik 1
tangan lalu ditanam di dalam tanah.
17. Menjaga kebersihan dan sanitasi
lingkungan
Sanitasi lingkungan berkaitan erat pada perilaku menjaga kebersihan
dan kesehatan pada lingkungan tempat kita berada. Sanitasi lingkungan
bertujuan untuk mencegah diri sendiri maupun lingkungan untuk
bersentuhan langsung dengan kotoran atau bahan buangan/limbah lainnya.
Ini berarti bahwa sanitasi lingkungan adalah segala sesuatu yang
merupakan upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan kita. Misalnya
membuang sampa pada tempatnya dan melakukan pengolahan sampah
dengan baik. Dengan ini sampah tidak menumpuk di sekitar tempat kita
tinggal dan menjadi masalah baru yang berdampak negatif terhadap
kesehatan orang-orang di lingkungan kita.
18. Perbedaan Antiseptik vs Larutan Disinfektan
Meskipun istilah “antiseptik” dan “disinfektan” kadang-kadang digunakan
secara bergantian, namun antiseptic dan disinfektan digunakan dengan tujuan
yang berbeda. Berikut adalah penjelasan perbedaan dari kedua cairan diatas.
Larutan antiseptik digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu
menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan disinfektan.
Sedangkan, Larutan disinfektan dipakai juga untuk mendekontaminasi peralatan
atau instrumen yang digunakan dalam prosedur bedah.
Larutan antiseptik (seperti alkohol) memerlukan waktu beberapa menit
setelah dioleskan pada permukaan tubuh agar dapat mencapai manfaat yang
optimal. Karena itu, penggunaan antiseptik tidak diperlukan untuk tindakan
kecil dan segera (misalnya, penyuntikan oksitosin secara IM pada
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, memotong tali pusat) asalkan
peralatan yang digunakan sudah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril.