Dokumen tersebut membahas pentingnya penerapan hand hygiene dalam menurunkan risiko infeksi di rumah sakit. Hand hygiene dianggap sebagai langkah utama untuk mencegah penyebaran resistensi antimikroba dan mengurangi infeksi terkait pelayanan kesehatan. Namun, kepatuhan petugas kesehatan terhadap praktik hand hygiene masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kesadaran dan pemantauan
2. 1. PENDAHULUAN
• Tangan petugas kesehatan adalah media yang paling umum
untuk transmisi patogen terkait pelayanan kesehatan dari pasien
kepasien dan dalam lingkungan pelayanan kesehatan.
• Cuci tangan adalah langkah utama untuk mencegah
penyebaran resistensi antimikroba dan mengurangi infeksi
terkait pelayanan kesehatan (HAIs), tetapi kepatuhan
petugas kesehatan dengan terhadap praktik cuci tangan
masih rendah
• Tujuan utama dari firstglobal patientsafety challengeyang diluncurkan
oleh WHO, adalah untuk mencapai peningkatan praktik kebersihan
tangan di seluruh dunia dengan tujuan akhir mempromosikan budaya
keselamatan pasien yang kuat.
3. Lanjutan.....
• Perilaku cuci tangan yang optimal dianggap sebagai
landasan pencegahan infeksi terkait kesehatan
(HAIs)
• HAIs adalah masalah utama untuk keselamatan
pasien dan pencegahannya harus menjadi prioritas
pertama untuk pengaturan dan institusi yang
berkomitmen untuk membuat pelayanan kesehatan
lebih aman.
• Semua fasilitas kesehatan harus memiliki
Program pencegahan dan Pengendalian infeksi,
dan staf harus mengambil setiap tindakan
pencegahan untuk menghindari penyebaran
infeksi.
4. CUCITANGAN
DAN HAIs
• Perilaku Cuci tangan yang
optimal dianggap sebagai
landasan pencegahan infeksi
terkait kesehatan (HAIs)
• HAIs adalah masalah utama
untuk keselamatan pasien
dan pencegahannya harus
menjadi prioritas pertama
untuk pengaturan dan institusi
yang berkomitmen untuk
membuat pelayanan
kesehatan lebih aman.
5
5. • Kebersihan tangan
adalah tindakan utama
yang terbukti efektif
dalam mencegah HAIs
dan penyebaran
resistensi antimikroba.
• Tetapi petugas
kesehatan sering
menghadapi kesulitan
dalam mematuhi
indikasi cuci tangan
pada tingkat
yang berbeda.
6
2. HAND HYGINE
6. KEWASPADAAN
STANDAR
1. KEBERSIHAN TANGAN,
2. ALAT PELINDUNG DIRI (APD),
3. DEKONTAMINASI PERALATAN PERAWATAN
PASIEN,
4. KESEHATAN LINGKUNGAN,
5. PENGELOLAAN LIMBAH,
6. PENATALAKSANAAN LINEN,
7. PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS,
8. PENEMPATAN PASIEN,
9. HYGIENE RESPIRASI/ETIKA BATUK DAN
BERSIN,
10. PRAKTIK MENYUNTIK YANG AMAN DAN 7
7. • Petugas kesehatan rata-rata
membersihkan tangan dari 5
sd 42 kali per shift
• 1,7 sd 5,2 kali per jam.
• Durasi episode pembersihan
tangan rata-rata berkisar antara
6,6 sd 30 detik.
9
8. CUCITANGAN YANGSALAH:
• PROSEDUR TAK SESUAI
• PENGGUNAAN PRODUK
SABUN/HANDRUB DALAM JUMLAH
YANG TIDAK MENCUKUPI
• DURASI TINDAKAN CUCI TANGAN
YANG TIDAK MENCUKUPI
MENYEBABKAN DEKONTAMINASI
TANGAN YANG BURUK.
10
9. PERHATIKAN
• Setelah kontak dengan pasien dan/atau
lingkungan yang terkontaminasi,
mikroorganisme dapat bertahan hidup di
tangan untuk jangka waktu yang berbeda (2-
60 menit).
• Bila tak cuci tangan, Tangan petugas
kesehatan menjadi semakin dijajah dengan
flora patogen potensial selama perawatan
pasien.
• Dengan tidak adanya tindakan cuci tangan,
semakin lama durasi perawatan, semakin
tinggi tingkat kontaminasi tangan.
11
10. Faktor penyebab kekurang patuhan terhadap kebersihan tangan
1. Bahan pencuci tangan menyebabkan iritasi
dan
kekeringan
2. Wastafel terletak tidak nyaman/kekurangan
wastafel
3. Kekurangan sabun, kertas, handuk
4. Seringkali terlalu sibuk/tidak cukup waktu
5. Kebutuhan pasien diprioritaskan
6. Kebersihan tangan mengganggu hubungan
petugas kesehatan- pasien
7. Risiko rendah tertular infeksi dari pasien
15
11. .................lanjutan
8. Mengenakan sarung tangan/keyakinan bahwa
penggunaan sarung tangan meniadakan kebutuhan
akan kebersihan tangan
9. Kurangnya pengetahuan tentang pedoman/protokol
10. Kurangnya pengetahuan, pengalaman dan pendidikan
11. Kurangnya penghargaan/dorongan
12. Kurangnya panutan dari rekan kerja atau atasan
Tidak memikirkannya/pelupa
13. Skeptisisme tentang nilai kebersihan tangan Tidak
setuju dengan rekomendasi
14. Kurangnya informasi ilmiah tentang dampak definitif
dari peningkatan kebersihan tangan pada HAIs
16
12. 1. Kurangnya partisipasi aktif dalam promosi
cuci
tangan di tingkat individu atau institusi
2. Kurangnya prioritas kelembagaan untuk cuci
tangan
3. Kurangnya sanksi administratif bagi
yang tidak patuh/penghargaan bagi
yang mematuhi
4. Kurangnya iklim/budaya keselamatan di
RS untuk melakukan cuci tangan
17
Hambatan
13. HUBUNGAN HAND HYGINE DENGAN PENGENDALIAN INFEKSI
• Penguatan praktik cuci tangan
membantu mengendalikan epidemi di
fasilitas layanan kesehatan
• Investigasi wabah telah menunjukkan
hubungan antara infeksi yang secara
konsisten dikaitkan dengan kepatuhan yang
buruk terhadap cuci tangan.
Casewell M, Phillips I. Hands as route of transmission for Klebsiella species. British Medical Journal,
1977, 2:1315-1317.
Zafar AB et al. Use of 0.3% triclosan (Bacti-Stat) to eradicate an outbreak of methicillin-resistant
Staphylococcus aureus in a neonatal nursery. American Journal of Infection Control, 1995, 233
:4
200-208.